• Tidak ada hasil yang ditemukan

POJK NOMOR 64/POJK.03/2020 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18-POJK TENTANG PELAPORAN DAN PERMINTAAN INFORMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POJK NOMOR 64/POJK.03/2020 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18-POJK TENTANG PELAPORAN DAN PERMINTAAN INFORMASI"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

KEWAJIBAN MENJADI PELAPOR

Mendukung kelancaran proses pemberian

Fasilitas Penyediaan Dana

Menerapkan manajemen risiko kredit atau pembiayaan

Mengidentifikasi kualitas Debitur untuk pemenuhan ketentuan OJK atau pihak lain yang berwenang

Pengelolaan sumber daya manusia pada Pelapor

Verifikasi untuk kerja sama Pelapor dengan pihak ketiga

BUK BUS UUS BPR BPRS PEMBIAYAANLEMBAGA PE LPE LJK LAINNYA

POJK NOMOR 64/POJK.03/2020 TENTANG PERUBAHAN ATAS

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR

18-POJK.03-2017 TENTANG PELAPORAN DAN PERMINTAAN INFORMASI

DEBITUR MELALUI SISTEM LAYANAN INFORMASI KEUANGAN

Bagi pelapor dengan total aset < Rp 500

miliar, sanksi denda Rp 10 juta per

informasi debitur dan maksimum sebesar Rp100 juta.

Bagi pelapor dengan total aset Rp 500

miliar – Rp 20 triliun, sanksi denda Rp 50

juta per informasi debitur dan maksimum Rp500 juta.

Bagi pelapor dengan total aset > Rp 20

triliun: sanksi denda Rp 50 juta per

informasi debitur dan maksimum Rp 5 miliar.

LATAR BELAKANG

Penyempurnaan POJK ini disusun sebagai landasan hukum untuk mengakomodir tambahan lembaga jasa keuangan di Pasar Modal yaitu Perusahaan Efek (PE) yang menjalankan kegiatan usaha sebagai perantara pedagang efek dan Lembaga Pendanaan Efek (LPE) untuk menjadi pelapor SLIK.

Penyempurnaan Perubahan POJK ini juga mencakup pengaturan terkait penyampaian dan penggunaan informasi debitur dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksaaan SLIK serta mitigasi penyalahgunaan informasi debitur.

RESIPROKAL ANTARA PELAPORAN DAN PENGGUNAAN INFORMASI DEBITUR

Pelapor SLIK hanya dapat mengakses data informasi debitur maksimum sebesar 100% dari jumlah debitur yang dilaporkan pada posisi 2 (dua) bulan sebelumnya.

PENGGUNAAN INFORMASI DEBITUR

Perusahaan Efek paling lambat tanggal 28 Februari 2021

TATA CARA

PELAPORAN

Paling lambat tanggal 12 bulan

berikutnya setelah bulan Laporan Debitur

PERMINTAAN INFORMASI

OLEH DEBITUR

JANGKA WAKTU PELAPORAN

INFORMASI DEBITUR

Penyampaian koreksi:

Temuan Pelapor, paling lambat

tanggal 12 bulan berikutnya setelah bulan Laporan Debitur; atau

Temuan OJK, paling lambat sesuai

dengan batas waktu komitmen Pelapor dalam pemeriksaan Pelapor dinyatakan telah menyampaikan Laporan Debitur dan/atau koreksi Laporan Debitur pada tanggal Laporan Debitur dan/atau koreksi Laporan Debitur diterima oleh OJK

PELAPOR

Pelapor SLIK dapat mengajukan permintaan tambahan informasi debitur dengan mengajukan permohonan ke OJK.

Laporan Debitur dan/atau koreksi Laporan Debitur secara daring melalui SLIK

Dalam hal terdapat gangguan teknis, dapat secara luring paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah batas akhir periode penyampaian Laporan dengan surat

pemberitahuan tertulis kepada OJK disertai dokumen pendukung

Debitur dapat meminta Informasi Debitur atas nama Debitur yang bersangkutan kepada OJK atau kepada Pelapor dari Debitur yang bersangkutan

permohonan secara daring melalui sistem informasi OJK. permohonan secara tertulis yang disampaikan langsung oleh Debitur yang

bersangkutan atau pihak yang diberi kuasa

Lembaga Pendanaan Efek paling lambat tanggal 31 Desember 2021

Perusahaan Efek memenuhi kelengkapan cakupan Laporan Debitur paling lambat untuk posisi data bulan

November 2022

Perusahaan Modal Ventura paling lambat tanggal 31 Desember 2022 Pegadaian paling lambat tanggal 31 Desember 2025

Perusahaan Pembiayaan untuk pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah menyampaikan

Laporan Debitur berupa transaksi membina ekonomi keluarga sejahtera paling lambat untuk posisi data bulan Desember 2025

PENGAWASAN

Pengawasan Langsung dilakukan dengan pemeriksaan insidental

Pengawasan Tidak Langsung dilakukan dengan penelitian, analisis dan evaluasi terhadap Laporan Debitur 1.

2.

DENDA ATAS PELANGGARAN PERMINTAAN DAN PENGGUNAAN INFORMASI DEBITUR

Permintaan Informasi Debitur diajukan dengan cara:

LAIN-LAIN

Pelapor dilarang untuk memperjualbelikan data SLIK.

Pelapor wajib melakukan audit intern terhadap pelaksanaan SLIK paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.

Ketentuan peralihan yang mengatur bahwa dalam hal Perubahan POJK SLIK telah berlaku maka sanksi kepada pelapor yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan POJK No.18/POJK.03/2017 dikenai sanksi administratif sebagaimana diatur dalam

(2)

RINGKASANPOJK No.64/POJK.03/2020 TENTANG PERUBAHAN POJK NO.18/POJK.03/2017 TENTANG PELAPORAN DAN PERMINTAAN INFORMASI

DEBITUR MELALUI SISTEM LAYANAN INFORMASI KEUANGAN

1. POJK No.64/POJK.03/2020 tentang Perubahan POJK No.18/POJK.03/2017 tentang Pelaporan dan Permintaan Informasi Debitur melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (Perubahan POJK SLIK) merupakan penyempurnaan dari POJK No.18/POJK.03/2017. Penyempurnaan POJK ini disusun sebagai landasan hukum untuk mengakomodir tambahan lembaga jasa keuangan di Pasar Modal yaitu Perusahaan Efek (PE) yang menjalankan kegiatan usaha sebagai perantara pedagang efek dan Lembaga Pendanaan Efek (LPE) untuk menjadi pelapor SLIK. Selain itu, penyempurnaan Perubahan POJK ini juga mencakup pengaturan terkait penyampaian dan penggunaan informasi debitur dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksaaan SLIK serta mitigasi penyalahgunaan informasi debitur. 2. Pokok-pokok perubahan pengaturan dalam penyempurnaan ketentuan pelaporan

dan permintaan informasi debitur melalui sistem layanan informasi keuangan adalah sebagai berikut:

a. Resiprokal antara pelaporan dan penggunaan informasi debitur

1) Pelapor SLIK hanya dapat mengakses data informasi debitur maksimum sebesar 100% dari jumlah debitur yang dilaporkan pada posisi 2 (dua) bulan sebelumnya.

2) Pelapor SLIK dapat mengajukan permintaan tambahan informasi debitur dengan mengajukan permohonan ke OJK.

b. Pelapor SLIK

1) Tambahan pelapor SLIK sebagai berikut:

a) PE yang menjalankan kegiatan usaha sebagai perantara pedagang efek, paling lambat menjadi pelapor SLIK tanggal 28 Februari 2021.

b) LPE, paling lambat menjadi pelapor SLIK tanggal 31 Desember 2021. c) LJK lainnya yang memberikan fasilitas penyediaan dana dapat menjadi

pelapor SLIK dengan mengajukan permohonan ke OJK.

2) Perpanjangan waktu bagi Pergadaian untuk menjadi pelapor SLIK dari paling lambat 31 Desember 2022 menjadi paling lambat 31 Desember 2025 dengan ruang lingkup laporan hanya mencakup pinjaman jaminan fidusia. c. Informasi debitur dapat digunakan untuk:

1) mendukung kelancaran proses pemberian Fasilitas Penyediaan Dana; 2) menerapkan manajemen risiko kredit atau pembiayaan;

3) mengidentifikasi kualitas Debitur untuk pemenuhan ketentuan OJK atau pihak lain yang berwenang;

4) pengelolaan sumber daya manusia pada Pelapor; dan/atau 5) verifikasi untuk kerja sama Pelapor dengan pihak ketiga.

(3)

d. Lain – lain

1) Debitur melakukan permintaan informasi secara luring dan daring kepada OJK.

2) OJK berwenang menetapkan penyesuaian penyampaian cakupan informasi laporan debitur berdasarkan pertimbangan tertentu.

3) Pelapor dilarang untuk memperjualbelikan data SLIK.

4) Pelapor wajib melakukan audit intern terhadap pelaksanaan SLIK paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.

5) Penetapan sanksi denda maksimum atas pelanggaran terhadap permintaan dan penggunaan informasi debitur.

a) Bagi pelapor dengan total aset < Rp 500 miliar: sanksi denda Rp 10 juta per informasi debitur dan maksimum sebesar Rp100 juta.

b) Bagi pelapor dengan total aset Rp 500 miliar – Rp 20 triliun: sanksi denda Rp 50 juta per informasi debitur dan maksimum Rp500 juta.

c) Bagi pelapor dengan total aset > Rp 20 triliun: sanksi denda Rp 50 juta per informasi debitur dan maksimum Rp 5 miliar.

6) OJK dapat memberikan informasi tambahan pada SLIK.

e. Ketentuan peralihan yang mengatur bahwa dalam hal Perubahan POJK SLIK telah berlaku maka sanksi kepada pelapor yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan POJK No.18/POJK.03/2017 dikenai sanksi administratif sebagaimana diatur dalam Perubahan POJK SLIK.

(4)

Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan

(5)

01.

LATAR BELAKANG

02.

POKOK PENGATURAN KETENTUAN SLIK

03.

RINGKASAN PERUBAHAN KETENTUAN SLIK

Penyempurnaan Pedoman Penyusunan Laporan Debitur (SEOJK) antara lain

mencakup penyesuaian kode referensi dengan pelaporan dalam Laporan Bank

Umum Terintegrasi (ANTASENA) dan tambahan referensi pelaporan lainnya.

AGENDA

(6)

3

I. LATAR BELAKANG

Tambahan lembaga jasa keuangan di Pasar Modal yaitu Perusahaan Efek (PE) yang menjalankan kegiatan

usaha sebagai perantara pedagang efek dan Lembaga Pendanaan Efek (LPE) untuk menjadi pelapor SLIK.

Penyempurnaan ketentuan terkait penyampaian dan penggunaan informasi debitur dalam rangka

meningkatkan efektivitas pelaksanaan SLIK serta mitigasi penyalahgunaan informasi debitur.

Tambahan Pelapor SLIK

Penyempurnaan permintaan dan pelaporan informasi debitur

POJK No.64/POJK.03/2020 tentang Perubahan POJK No.18/POJK.03/2017 tentang Pelaporan

dan Permintaan Informasi Debitur melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan

Ketentuan Pelaksanaan

SEOJK No.3/SEOJK.03/2021 tentang Pelaporan dan Permintaan Informasi Debitur melalui

Sistem Layanan Informasi Keuangan

(7)

II. POKOK PENGATURAN KETENTUAN SLIK

POJK No.64/POJK.03/2020

Pelapor SLIK

Penyampaian Laporan Debitur dan

Koreksi Laporan Debitur

Pengkinian Data Laporan Debitur

Penanganan dan Penyelesaian

Pengaduan

Kebijakan dan Prosedur Pelaporan,

Permintaan Informasi Debitur, dan

Penyelesaian Pengaduan Informasi Debitur

Pegawai Pelaksana

Pengawasan dan Sanksi

Ketentuan Peralihan dan Penutup

Keterbukaan kepada Debitur dan

Informasi Debitur

1

3

5

7

9

2

4

6

8

change

change

change

change

change

change

change

(8)

I. POKOK PENGATURAN KETENTUAN SLIK

SEOJK No.3/SEOJK.03/2021

Ketentuan teknis dari substansi pengaturan dalam POJK SLIK.

Pelapor SLIK

Tata cara menjadi Pelapor SLIK

Laporan Debitur

Informasi Debitur

Pengawasan SLIK

Tata Cara Pembayaran Denda

Penyampaian Informasi dan

Permasalahan

Penutup

change

change

change

change

change

change

Permohonan Hak

Akses SLIK

Lampiran I

Cakupan Permintaan

IDeb

Lampiran II

Pelaporan Luring

Lampiran III

Pedoman Pelaporan

dan Permintaan IDeb

Lampiran IV

Tambahan 2 Lampiran:

Permohonan top up Ideb

(9)

01

III. RINGKASAN PERUBAHAN KETENTUAN SLIK

Resiprokal antara pelaporan dan permintaan informasi

debitur

Pelapor SLIK

Pengendalian pemanfaatan informasi debitur

Harmonisasi dengan ketentuan pelaporan lainnya

02

03

04

Ketentuan transisi dan Lain – lain

05

Penyempurnaan Pedoman Penyusunan Laporan Debitur

(SEOJK) – perubahan sandi

(10)

7

1. Resiprokal antara Pelaporan dan Permintaan SLIK

Permintaan

Pelaporan

Pelapor SLIK hanya dapat mengakses data IDeb maksimum sebesar

100%

dari jumlah debitur yang dilaporkan pada posisi data

2 bulan laporan

sebelumnya

.

(Pasal 15A ayat 1)

Statistik Permintaan dibanding

Pelaporan Debitur data bulan

Jan – Juni 2020:

17.37%

(sumber data SLIK)

Pelaporan

Februari 2021

100 debitur

Permintaan

April 2021

100 debitur

A

Pelapor SLIK dapat mengajukan

top up

permintaan Ideb.

(Pasal

15A ayat 2)

(11)

untuk memahami Debitur akhir dalam proses penyaluran

kredit/pembiayaan

channeling atau investasi sekuritisasi

Contoh alasan top up IDeb

(Penjelasan Pasal 15 ayat 2)

:

Pelapor merupakan Pelapor baru

Pelapor melakukan P3IK

D

Pengawas

OJK

Pelapor

SLIK

kebutuhan top up

Prosedur top up IDeb

(Butir V.2.c SEOJK):

(12)

9

2. Pelapor SLIK

Pelapor Wajib

(Pasal 2)

Bank Umum

BPR

BPRS

Lembaga Pembiayaan yang memberikan

penyediaan dana

LJK lainnya yang memberikan Fasilitas

Penyediaan Dana

Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan usaha

sebagai perantara pedagang efek

Lembaga pendanaan efek

LJK yang diwajibkan dalam POJK

menjadi Pelapor paling lambat

28 Februari 2021.

menyampaikan laporan debitur dengan lengkap paling

lambat untuk laporan posisi data bulan

November

2022.

menjadi Pelapor paling lambat

31 Desember 2021.

Pergadaian

menjadi Pelapor paling lambat

31 Desember 2025.

PNM

menyampaikan Laporan Debitur berupa

transaksi Mekaar paling lambat untuk posisi

data bulan

Desember 2025

.

(13)

2. Pelapor SLIK

Pelapor Sukarela

(Pasal 3)

1

LJK yang memberikan penyediaan dana selain pelapor wajib kecuali

LJK Lainnya yang menyediakan

layanan pinjam-meminjam uang berbasis TI

2

Lembaga lain bukan LJK

Tambahan Persyaratan Pelapor:

memiliki kondisi keuangan yang sehat selama 2 semester terakhir

yang dibuktikan dengan rekomendasi dari otoritas pengawas

terkait

memiliki aset ≥ 50 miliar rupiah atau lembaga yang menyalurkan

penyediaan dana untuk pelaksanaan program pemerintah

bersedia menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah

diaudit oleh AP.

(14)

11

Pelapor sukarela dapat mengajukan permohonan

pengunduran diri sebagai Pelapor SLIK

(Pasal 3)

.

OJK dapat membatalkan persetujuan sebagai

pelapor SLIK

(Pasal 31 ayat 5)

.

Pelapor Sukarela

1

2

Lampiran II SEOJK SLIK

Contoh alasan: pelapor tidak memenuhi persyaratan

lagi sebagai Pelapor.

(15)

3. Pengendalian pemanfaatan informasi debitur

larangan memperjualbelikan IDeb

mendukung kelancaran proses pemberian penyediaan dana

menerapkan manajemen risiko

kredit/pembiayaan

mengidentifikasi kualitas Debitur

pengelolaan SDM pada Pelapor

change

Penggunaan

IDeb

(Pasal 15 dan Pasal 15B)

verifikasi untuk kerja sama Pelapor dengan pihak ketiga

Pelapor wajib menatausahakan dokumen terkait penggunaan IDeb

untuk verifikasi penggunaan IDeb.

(Pasal 15 ayat 5)

(16)

13

Verifikasi Penggunaan IDeb

(Butir V.2.D SEOJK)

mendukung

kelancaran proses

pemberian Fasilitas

Penyediaan Dana

menerapkan

manajemen risiko

kredit/pembiayaan

Aplikasi pengajuan kredit baik berbasis digital maupun dalam bentuk

pengajuan luring.

Dokumen calon debitur perseorangan: KTP untuk WNI atau paspor

untuk WNA.

Dokumen calon debitur badan usaha: NPWP, akta pendirian

perusahaan, perubahan anggaran dasar terakhir yang memuat

susunan dan kewenangan pengurus, dokumen anggaran dasar sebagai

dasar verifikasi keterkaitan dengan Debitur

Daftar nominatif debitur

existing.

Dokumen perencanaan dari pelaksanaan audit;

Formulir

pengaduan

debitur

dan

dokumen

identitas

debitur

(KTP/Paspor untuk perseorangan dan NPWP untuk badan usaha) untuk

penanganan pengaduan debitur

(17)

mengidentifikasi kualitas

Debitur dalam rangka

pemenuhan ketentuan OJK

atau pihak lain yang

berwenang

verifikasi dalam rangka

kerjasama pelapor dengan

pihak ketiga

Daftar nominatif debitur

existing

Dokumen identitas pegawai dan/atau calon pegawai berupa

KTP untuk WNI atau paspor untuk WNA.

Formulir aplikasi atau surat lamaran kerja calon pegawai.

Daftar pegawai

existing

Dokumen identitas pihak ketiga.

Dokumen pengajuan sebagai calon vendor dan dokumen

identitas vendor.

Surat penawaran yang disertai dengan dokumen pendukung

kontrak.

pengelolaan sumber daya

manusia pada Pelapor

(18)

15

3. Pengendalian pemanfaatan informasi debitur

Pelapor wajib melakukan audit intern terhadap pelaksanaan SLIK paling

sedikit

1 satu kali dalam setahun

, mencakup pelaporan, dan

permintaan IDeb

.

(Pasal 29A)

audit mencakup pelaporan dan permintaan IDeb, berupa

audit khusus maupun audit umum.

Pelapor yang

tidak memiliki SKAI,

dapat dilaksanakan

oleh organ yang melaksanakan fungsi audit intern

.

melalui

pemeriksaan

fisik

maupun

melalui sistem informasi

(19)

4. Harmonisasi dengan ketentuan pelaporan lainnya

penyampaian

laporan

debitur

verifikasi

laporan

debitur

pengamanan

data IDeb

pengajuan

permintaan dan

menerima IDeb

administrasi dan

pengelolaan hak

akses pengguna

SLIK

pengaduan

Debitur

Pegawai pelaksana SLIK mencakup fungsi untuk:

Pelapor cukup menyampaikan laporan penunjukan dan perubahan pegawai yang melakukan fungsi

administrator SLIK.

change

supervisi

permintaan

IDeb

Permintaan IDeb

Debitur mengajukan permohonan tertulis kepada OJK atau pelapor

(20)

17

Lampiran III SEOJK

Permohonan dan Perubahan

Akses SLIK

(21)

SANKSI DENDA

Perubahan (POJK 64 tahun 2020)

Existing

(POJK 18 tahun 2017)

1. Pelapor yang

terlambat

menyampaikan laporan

dikenakan denda:

a. bagi Pelapor dengan aset ≥ 500 miliar, sebesar

1 juta per hari kerja keterlambatan.

b. bagi Pelapor dengan aset < 500 miliar, sebesar

100 ribu per hari kerja keterlambatan.

2. Pelapor yang dinyatakan

tidak menyampaikan

laporan dikenakan denda:

a. bagi Pelapor dengan aset ≥ 500 miliar, sebesar

50 juta per bulan laporan dan paling lama 12

bulan laporan Debitur secara berturut-turut.

b. bagi Pelapor dengan aset < 500 miliar, sebesar

5 juta per bulan laporan dan paling lama 12

bulan laporan secara berturut-turut.

(Pasal 33)

Pelapor yang

tidak menyampaikan

laporan setelah batas akhir

penyampaian laporan dikenai denda:

1. bagi Pelapor dengan aset ≥ 500 miliar, sebesar 1 juta per

hari kerja keterlambatan dan paling banyak 30 juta

2. bagi Pelapor dengan aset < 500 miliar, sebesar 100 ribu per

hari kerja keterlambatan dan paling banyak 3 juta.

perhitungan aset mengacu pada jumlah aset posisi tanggal 31

Desember pada tahun sebelumnya.

denda atas laporan posisi

Agustus 2021

mengacu pada jumlah

aset posisi

31 Desember 2020

.

4. Harmonisasi dengan ketentuan pelaporan lainnya

(22)

19

Sanksi koreksi laporan dihitung

per debitur per hari

kerja

keterlambatan, dan denda maksimum 20 juta

per bulan Laporan Debitur, paling lama keterlambatan

12 bulan laporan debitur berturut-turut.

Sanksi koreksi laporan dihitung

per debitur

dan

denda maksimum 20 juta per bulan data

penyampaian koreksi laporan

(Pasal 34)

.

Pelanggaran terhadap pelanggaran permintaan

dan penggunaan informasi debitur dikenakan

denda sebesar

50 juta

untuk setiap IDeb

Penetapan

terhadap

pelanggaran

terhadap

permintaan dan penggunaan informasi debitur

sebesar :

1) aset > 20 T, per item

50 juta

dan maksimal

sebesar

5 M.

2) aset 500 M – 20 T, per item

50 juta

dan

maksimal sebesar

500 juta.

3) aset < 500 M, per item

10 juta

dan maksimal

sebesar

100 juta.

(Pasal 35)

Perubahan (POJK 64 tahun 2020)

Existing

(POJK 18 tahun 2017)

Sanksi denda tidak dikenakan terhadap kesalahan isian lain yang terdampak pada laporan lain.

(23)

5. Ketentuan transisi dan Lain – lain

Pelapor yang melakukan transaksi partisipasi risiko wajib tetap menyampaikan Laporan

Debitur

(Penjelasan Pasal 4 ayat (2) huruf b)

.

OJK dapat menambahkan keterangan tautan mengenai informasi tertentu pada SLIK

(Pasal

31 ayat 6)

.

Koreksi laporan atas temuan OJK disampaikan

paling lambat sesuai dengan yang disepakati dalam

komitmen pemeriksaan

.

(Pasal 8 ayat 2)

change

Koreksi

laporan

atas

temuan

OJK

disampaikan paling lambat

tanggal 12

pada bulan berikutnya.

OJK dapat menetapkan kebijakan terkait pelaksanaan SLIK berdasarkan pertimbangan

untuk kondisi tertentu

(Pasal 31 ayat 4)

.

1

2

3

Perubahan (POJK 64 tahun 2020)

Existing

(POJK 18 tahun 2017)

(24)

21

5. Ketentuan transisi dan Lain – lain

Pelapor yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan pelaporan dan permintaan

Informasi Debitur melalui SLIK sebelum berlakunya POJK ini, maka pemeriksaan dan/atau

keputusan atas pelanggaran didasarkan pada POJK No.18/POJK.03/2017.

Pelapor yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan di atas dikenakan sanksi sesuai

dengan POJK ini.

Apabila Pelapor melakukan pelanggaran terhadap ketentuan pelaporan dan permintaan

Informasi Debitur melalui SLIK sebelum berlakunya POJK ini yang ditemukan setelah

berlakunya POJK ini, maka Pelapor dikenakan sanksi sesuai POJK ini.

(25)

6. Penyempurnaan Pedoman Penyusunan Laporan Debitur

Lampiran I - SEOJK No.3/SEOJK.03/2021

Pedoman Penyusunan Laporan dan Permintan Informasi Debitur

Penjelasan Umum

Penjelasan Segmen

Permintaan Informasi Debitur

Contoh Pengisian Data

Kode Referensi

Struktur Data

Penyesuaian

SANDI

REFERENSI

dengan

integrasi

pelaporan antara lain mencakup informasi sektor

ekonomi, rincian informasi fasilitas, golongan pihak

ketiga, negara, dan jenis valuta serta pengkinian jenis

SSB dan agunan.

Tambahan

referensi

untuk

mengakomodir

kredit

restrukturisasi

dalam

rangka

stimulus

program

pemerintah dan transaksi partisipasi risiko

Pedoman Pelaporan SLIK

(26)

6. Penyempurnaan Pedoman Penyusunan Laporan Debitur

23

Sektor Ekonomi

Rincian sektor ekonomi didasarkan atas Klasifikasi

Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2005 oleh

BPS

Sektor ekonomi yang mengacu kepada

Klasifikasi

Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2017

oleh BPS

1

Perubahan (SEOJK 3 tahun 2021)

Existing

(SEOJK 50 tahun 2017)

Segmen Fasilitas Kredit atau Pembiayaan

2

No.

Sifat Kredit atau Pembiayaan

Kode

1.

Kredit atau Pembiayaan yang Direstrukturisasi

1

2.

Pengambilalihan Kredit atau Pembiayaan

2

3.

Kredit atau Pembiayaan Subordinasi

3

4.

Pemindahan utang nasabah

4

5.

Kredit atau pembiayaan yang direstrukturisasi

dalam rangka kebijakan stimulus

5

6.

Lainnya

9

No.

Sifat Kredit atau Pembiayaan

Kode

1.

Kredit atau Pembiayaan yang Direstrukturisasi

1

2.

Pengambilalihan Kredit atau Pembiayaan

2

3.

Kredit atau Pembiayaan Subordinasi

3

4.

Lainnya

9

Perubahan (SEOJK 3 tahun 2021)

Existing

(SEOJK 50 tahun 2017)

(27)

Segmen Fasilitas Kredit atau Pembiayaan

No

Kondisi

1

Fasilitas Aktif

2

Dibatalkan

3

Lunas

4

Dihapusbukukan

5

Hapus Tagih

6

Lunas karena pengambilalihan agunan

7

Lunas karena diselesaikan melalui pengadilan

8

Dialihkan atau Dijual ke Pelapor lain

9

Dialihkan ke Fasilitas lain

10

Dialihkan atau dijual kepada pihak lain non-Pelapor

11

Disekuritisasi (Kreditur Asal sebagai Servicer)

12

Disekuritisasi (Kreditur Asal tidak sebagai Servicer)

13

Lunas Dengan Diskon

14

Diblokir Sementara

15

Berhenti dari Keanggotaan Kredit Joint Account

No

Kondisi

1

Fasilitas Aktif

2

Dibatalkan

3

Lunas

4

Dihapusbukukan

5

Hapus Tagih

6

Lunas karena pengambilalihan agunan

7

Lunas karena diselesaikan melalui pengadilan

8

Dialihkan atau Dijual ke Pelapor lain

9

Dialihkan ke Fasilitas lain

10

Dialihkan atau dijual kepada pihak lain non-Pelapor

11

Disekuritisasi (Kreditur Asal sebagai Servicer)

12

Disekuritisasi (Kreditur Asal tidak sebagai Servicer)

13

Lunas Dengan Diskon

14

Diblokir Sementara

15

Berhenti dari Keanggotaan Kredit Joint Account

16

Transaksi Partisipasi Risiko

17

Kredit atau Pembiayaan Alihan dengan Pengelolaan Penagihan

3

6. Penyempurnaan Pedoman Penyusunan Laporan Debitur

Perubahan (SEOJK 3 tahun 2021)

Existing

(SEOJK 50 tahun 2017)

(28)

25

Segmen Debitur Perseorangan/Badan Usaha – Hubungan dengan Pelapor

No Hubungan dengan Pelapor 1 Pengendali dan/atau keluarga pengendali Pelapor

2 Perusahaan atau badan dimana Pelapor bertindak sebagai pengendali (subsidiary)

3 Pengendali lain dari anak perusahaan (subsidiary) Pelapor

4 Perusahaan dengan pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 (kode 0110) bertindak sebagai pengendali

5 Perusahaan dengan pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 3 (kode 0130) bertindak sebagai pengendali

6 Pengurus Pelapor dan/atau keluarga pengurus Pelapor

7 Pengurus dari perusahaan-perusahaan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 sampai dengan 5 (kode 0110, 0120, 0130, 0140, dan 0150)

8 Perusahaan dengan pengurus yang merupakan pengurus Pelapor

9 Perusahaan dengan pengurus yang merupakan pengurus dari perusahaan-perusahaan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 sampai dengan 5 (kode 0110, 0120, 0130, 0140, dan 0150)

10 Perusahaan dengan pengurus Pelapor yang bertindak sebagai pengendali

11 Perusahaan dengan pengurus dari perusahaan-perusahaan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 sampai dengan 5 (kode 0110, 0120, 0130, 0140, dan 0150) yang bertindak sebagai pengendali

12 Ketergantungan keuangan (financial dependence)

13 Kontrak Investasi Kolektif (KIK) dengan pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 sampai dengan 11 (kode 0110, 0120, 0130, 0140, 0150, 0210, 0220, 0230, 0240, 0250, dan 0260) memiliki 10% (sepuluh persen) atau lebih saham pada manajer investasi kolektif

14 Penjaminan

15 Tidak terkait dengan Pelapor

No.

Hubungan dengan Pelapor

1

Terkait

a. Perusahaan Induk

b. Perusahaan Anak

c. Perusahaan Asosiasi

d. Sister company

e. Terkait Lainnya

2

Tidak Terkait

4

6. Penyempurnaan Pedoman Penyusunan Laporan Debitur

Perubahan (SEOJK 3 tahun 2021)

Existing

(SEOJK 50 tahun 2017)

(29)

Segmen Fasilitas Kredit atau Pembiayaan

No

Kategori Debitur

1

Debitur UMKM–Dengan Penjaminan atau Asuransi Kredit atau

Pembiayaan-Penjamin Tertentu–Mikro

2

Debitur UMKM-Dengan Penjaminan atau Asuransi Kredit atau

Pembiayaan-Penjamin Tertentu–Kecil

3

Debitur UMKM-Dengan Penjaminan atau Asuransi Kredit atau

Pembiayaan-Penjamin Tertentu-Menengah

4

Debitur UMKM-Dengan Penjaminan atau Asuransi Kredit atau

Pembiayaan-Penjamin Lainnya–Mikro

5

Debitur UMKM-Dengan Penjaminan atau Asuransi Kredit atau

Pembiayaan-Penjamin Lainnya-Kecil

6

Debitur UMKM-Dengan Penjaminan atau Asuransi Kredit atau

Pembiayaan-Penjamin Lainnya– Menengah

7

Debitur UMKM- UMKM Lainnya–Mikro

8

Debitur UMKM-UMKM Lainnya–Kecil

9

Debitur UMKM-UMKM Lainnya–Menengah

10

Bukan Debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

No.

Kategori Debitur

1

Debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah – Mikro

2

Debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah -Kecil

3

Debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah - Menengah

4

Bukan Debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

No

Kredit atau Pembiayaan Program Pemerintah

1

Kredit atau Pembiayaan Bukan Program Pemerintah

2

Kredit Usaha Rakyat atau KUR Syariah

3

Kredit atau Pembiayaan Pemilikan Rumah Bersubsidi

4

Kredit atau Pembiayaan Program Pemerintah Lainnya

No.

Kredit atau Pembiayaan Program Pemerintah

1

Kredit yang bukan merupakan kredit/pembiayaan dalam rangka program pemerintah

2

Kredit Program Pemerintah - Kredit Usaha Rakyat - Mikro

3

Kredit Program Pemerintah - Kredit Usaha Rakyat - Kecil

4

Kredit Program Pemerintah - Kredit Usaha Rakyat - Penempatan TKI

5

Kredit Program Pemerintah - Kredit Usaha Rakyat - KUR Khusus

6

Kredit Program Pemerintah - Kredit Pemilikan Rumah Bersubsidi

5

6. Penyempurnaan Pedoman Penyusunan Laporan Debitur

Perubahan (SEOJK 3 tahun 2021)

Existing

(SEOJK 50 tahun 2017)

(30)

27

6. Penyempurnaan Pedoman Penyusunan Laporan Debitur

Contoh Pengisian Data

Fasilitas

Bai Al Musawamah

pada Transaksi Salam

Contoh:

Debitur “X” sebagai

buyer

memiliki kontrak pemesanan barang kepada

supplier

“Y” seharga 500 juta dengan masa kredit 90 hari.

Bank “A” memberikan fasilitas

salam

kepada

supplier

“Y” untuk pengadaan barang tersebut sebesar 450 juta pada tanggal 4 Januari

2021. Kemudian, pada tanggal 10 Februari 2021

supplier

“Y” menyerahkan barang kepada Debitur “X” dan menginformasikan

pengiriman tersebut kepada bank “A”. Debitur “X” menyepakati akan melunasi pesanan barang tersebut 90 hari setelah barang

diterima.

Dari transaksi tersebut:

Bank “A” melaporkan fasilitas kepada

supplier

“Y” sebesar 450 juta pada pos

salam

di laporan posisi keuangan dan tidak

melaporkan pada SLIK.

Bank “A” melaporkan fasilitas kepada Debitur “X” sebesar 500 juta pada pos aset keuangan lainnya di laporan posisi keuangan

dan melaporkan pada SLIK pada segmen F06 – Fasilitas Lainnya berupa

Jenis Fasilitas Lain

Tanggal Mulai

Tanggal Jatuh Tempo

Suku Bunga/Imbalan

Nominal

Kode Kualitas

Kode Kondisi

008

20210210

20210510

0

500000000

1

00

(31)
(32)

29

Lampiran – Sanksi Denda Maksimum

No.

Bulan Data

Jumlah Debitur

yang dikoreksi

1

Agustus 2019

50 Debitur

2

Juni 2020

100 Debitur

3

Juli 2020

80 Debitur

4

September 2020

50 Debitur

5

Desember 2020

50 Debitur

6

Januari 2021

100 Debitur

7

Maret 2021

60 Debitur

8

Juni 2021

20 Debitur

TOTAL

510 Debitur

Total koreksi = 510 debitur

Total Denda = 510 * Rp50.000 = 25.500.000

Total denda yang dikenakan =

20 Juta

(denda maksimum)

Contoh 1:

Pelapor dengan aset ≥ 500 M menyampaikan koreksi di bulan Februari 2021 atas 35 Debitur pada laporan posisi

posisi data Desember 2020. Atas pelanggaran dimaksud, Pelapor dikenakan sanksi denda sebesar 35 debitur x

Rp50.000,00 = Rp1.750.000,00.

Contoh 2:

Pelapor dengan aset ≥ 500 M menyampaikan koreksi di bulan Agustus 2021 untuk beberapa posisi bulan laporan

sebagai berikut:

(33)

Lampiran – Sanksi Denda BUK yang memiliki UUS

Contoh 1:

Bank “A” dengan aset 700 M memiliki UUS “P” dengan aset 50 M. Pada bulan Agustus 2021, terdapat

koreksi laporan untuk posisi laporan Juni 2021 sebagai berikut:

1. Bank “A” melakukan koreksi atas 380 debitur; dan

2. UUS “P” melakukan koreksi atas 50 debitur.

Atas pelanggaran dimaksud, Pelapor dikenakan sanksi denda sebesar (380 debitur + 50 debitur) x

Rp50.000,00 = Rp21.500.000,00. Dengan demikian, Bank “A” dikenakan sanksi denda maksimum sebesar

Rp20.000.000,00.

Contoh 2:

Bank “B” dengan aset 700 M memiliki memiliki UUS “Q” dengan aset 50 M. Pada bulan

Agustus 2021, UUS “Q” melakukan koreksi terhadap 50 debitur pada posisi data bulan

Juni 2021.

Atas pelanggaran dimaksud, Pelapor dikenakan sanksi denda sebesar 50 debitur x

Rp10.000,00 =

Rp500.000,00

atas kesalahan koreksi Unit Usaha Syariah “Q”.

(34)

31

Lampiran – Transaksi Partisipasi Risiko

BACK

Transaksi partisipasi risiko yang dilaporkan mencakup transaksi partisipasi risiko yang

termasuk kewajiban Bank Umum lainnya dalam valuta asing, yaitu transaksi partisipasi

risiko yang memenuhi persyaratan:

a. dilakukan oleh Bank Umum sebagai

grantor

dengan pihak lain bukan penduduk

sebagai

participant;

b. disertai dengan aliran dana dari pihak lain bukan penduduk sebagai

participant

kepada Bank Umum sebagai

grantor

saat transaksi mulai berlaku (funded); dan

c. tanpa pengalihan hak tagih dari Bank Umum sebagai

grantor

kepada pihak lain bukan

penduduk sebagai

participant,

sesuai dengan PBI mengenai utang luar negeri bank dan kewajiban bank lainnya dalam

valuta asing.

Referensi

Dokumen terkait