• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ada sebuah pepatah mengatakan, bahwa suatu negara yang maju dan menjadi kuat apabila didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten. Sampai saat ini Indonesia terus mengahadapi tantangan yang masih belum terselesaikan, yaitu pengembangan kualitas sumber daya manusia. Sesungguhnya sejak awal berdirinnya negara Indonesia ini arti penting bagi pendidikan mencerdaskan kahidupan bangsa sudah sangat disadari oleh para pendiri bangsa, yang kemudian dituangkanya kedalam UUD 1945 pasal 31, yang dengan tegas mengamanatkan bahwa “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Terwujudnya amanat ini seharusnya menjadi prioritas perhatian pemerintah dan masyarakat.

Perkembangan dan perubahan masyarakat Indonesia yang cepat, ditambah lagi dengan pesatnya perubahan global, memunculkan berbagai tantangan yang mengakibatkan kebutuhan pendidikan menjadi lebih intens baik dalam jenjang dan ragamnya. Lapangan kerja dewasa ini yang membutuhkan sumber daya manusia dengan kemampuan khusus yang semakin bervariasi, demikian pula mereka yang tinggal dipelosok dan mereka yang tidak dapat meninggalkan suatu pekerjaanya. Dengan belajar secara tatap muka, sistem pendidikan konvensional tidak mampu untuk dengan cepat menyediakan akses pendidikan, kepada berbagai kelompok masyarakat yng membutuhkan pendidikan tetapi terikat oleh keterbatasan tertentu, baik yang bersifat geografis maupun ketiadaan kesempatan. Berbagai kondisi seperti tidak dapat meninggalkan suatu pekerjaan, atau jarak yang jauh dari institusi pendidikan, seringkali menjadi penghambat untuk melanjutkan pendidikan. Sistem pendidikan jarak jauh dinilai memberikan suatu kemungkinan untuk dapat menyediakan akses pendidikan yang luas menjangkau seluruh wilayah Indonesia, dengan investasi yang lebih murah dibandingkan dengan harus mendirikan sebuah perguruan tinggi baru. Sistem pendidikan jarak jauh ini telah banyak dikenal dan digunakan oleh berbagai negara, seperti : India, Thailand, Korea, Inggris, negara negara tersebut sudah lama menyelenggarakan pendidikan jarak jauh. Dan pada tahun 1984 Indonesia menyelenggarakan sistem pendidikan

(2)

2

jarak jauh degan didirikanya Universitas Terbuka, dengan tujuan utama yaitu menyediakan akses pendidikan tinggi bagi lulusan sekolah menengah dan menyediakan program peningkatan kualifikasi bagi tenaga profesional, khususnya guru.

Namun di kondisi yang kita hadapi saat ini, dimana penyebaran covid 19 belum bisa teratasi dengan baik, maka semua kegiatan belajar di tingkat dasar, menengah dan tinggi harus mengalami perubahan drastis. Semua sekolah ditutup dan tatap muka ditiadakan demi menghentikan penyebaran agar tidak terjadi kluster baru. Maka pembelajaran jarak jauh menjadi salah satu solusi yang dalam menghadapi kasus seperti kondisi sekarang.

Kegiatan proses pembelajaran jarak jauh disini dimaksudkan yaitu antara peserta didik dan guru atau instruktur terpisah oleh jarak, sehingga perlu ada upaya tertentu untuk mengatasinya. Sehingga proses kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan dimana saja dan kapan saja tanpa harus dibatasi oleh ruang, waktu dan tempat.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan tinjauan

ilmiah dengan judul pemanfaatan e-learning dalam mengatasi Kesulitan

Pembelajaran Jarak Jauh pada Mata Pelajaran Ekonomi.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pemanfaatan e-learning terhadap pembelajaran jarak jauh pada mata pelajaran ekonomi?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu : 1. Untuk menjelaskan pengertian e-learning

2. Untuk menyebutkan kelebihan serta kekurangan yang terdapat pada e-learning 3. Untuk menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor yang perlu diperhatikan

dalam memanfaatkan e-learning

4. Untuk menjelaskan fungsi e-learning dalam kegiatan pembelajaran

(3)

3 D. Manfaat penelitian

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu : 1. Untuk menjelaskan pengertian e-learning

2. Untuk menyebutkan kelebihan serta kekurangan yang terdapat pada e-learning 3. Untuk menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor yang perlu diperhatikan

dalam memanfaatkan e-learning

4. Untuk menjelaskan fungsi e-learning dalam kegiatan pembelajaran

(4)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. E-Learning

1. Pengertian E-Learning

E-learning merupakan suatu teknologi informasi yang relatif baru di indonesia. E-learning terdiri dari dua kata atau bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari electronic dan learning yang berarti pembelajaran. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer. Karena itu, maka e-learning sering disebut pula dengan online course (Dewi Salma, 2007: 197). E-learning singkatan dari electronic learning merupakan istilah populer dalam pembelajaran online yang berbasis internet dan intranet. Teknologi e-learning ini merupakan sebuah teknologi yang dijembatani oleh teknologi internet, yang membutuhkan sebuah media untuk dapat menampilkan materi-materi dan pertanyaan-pertanyaan dan juga membutuhkan fasilitas komunikasi untuk dapat saling bertukar informasi antara peserta dengan pengajar. Bentuk e-learning sendiri cukup luas, hal ini dikarenakan setiap portal yang berisi informasi tentang ilmu pengetahuan sudah bisa dikatakan sebagai e-learning. E-learning menghasilkan kegiatan proses belajar mengajar menjadi efektif dengan cara menggabungkan materi secara digital dari dukungan dan layanan dalam belajar.

Jadi disini dimaksudkan e-learning merupakan suatu jaringan yang membuatnya mampu memperbaharui secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. Kemudian e-learning ini dikirimkan kepada pengguna melalui komputer yang menggunakan standar teknologi internet. Namun e-learning ini tidak hanya difokuskan dengan keterpisahan antara peserta didik dengan pengajar secara fisik bahkan lintas geografis, karena dalam penggunaan e-learning itu sendiri dapat mengembangkan proses pembelajaran secara bertatap muka tradisional menjadi sistem pembelajaran yang fleksibel.

(5)

5 2. Kelebihan dan Kekurangan E-Learning

Menyadari bahwa di internet dapat ditemukan berbagai informasi dan informasi itu dapat diakses secara lebih mudah, kapan saja dan dimana saja, maka pemanfaatan internet menjadi suatu kebutuhan. Bukan itu saja, pengguna internet bisa berkomunikasi dengan pihak lain dengan cara yang sangat mudah.

Dari berbagai pengalaman dan juga berbagai informasi yang tersedia di literatur, memberikan petunjuk tentang kelebihan menggunakan E-Learning, khususnya dalam pendidikan jarak jauh, antara lain dapat disebutkan sebagai berikut:

a. Tersediannya fasilitas e-moderating dimana guru dengan siswa, siswa dengan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui internet, kapan saja kegiatan itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, waktu, dan tempat.

b. Pemakai dapat menggunakan aplikasi e-learning dimanapun juga selagi masih tersambung dengan internet tanpa dibatasi jarak, tempat dan waktu. c. Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja

kalau diperlukan mengingat bahan ajar yang tersimpan di komputer d. Berubahnya peran siswa dari yang biasannya pasif menjadi aktif.

e. Relatif lebih efesien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, dan lain sebagainnya.

f. Materi yang disajikan di e-learning selalu up to date karena adannya dorongan untuk mencari referensi yang ada di Internet sambil akses e-learning.

g. Baik guru dengan siswa atau siswa dengan siswa dapat melakukan diskusi melalui internet tanpa dibatasi oleh ruang, waktu dan tempat.

Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau yang sering disebut dengan e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik antara lain dapat disebutkan sebagai berikut:

(6)

6

a. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antara siswa itu sendiri. Dengan kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.

b. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknikpembelajaran

konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.

c. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang cukup tinggi cenderung akan gagal dalam pembelajaran.

d. Kurangnya mereka yang mengetahui dan memiliki keterampilan tentang

internet.

e. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet namun sekarang sudah bisa diatasi dengan modem.

3. Faktor yang Perlu diperhatikan dalam Memanfaatkan E-Learning Menurut para ahli pendidikan dan ahli internet menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum seseorang memilih internet sebagai kegiatan pembelajaran atau yang disebut dengan e-learning, antara lain sebagai berikut :

a. Analisis kebutuhan (Need Analysis). Dalam tahapan awal, satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah apakah memang memerlukan e-learning. Pertanyaan ini tidak dapat dengan perkiraan atau dijawab berdasarkan saran dari orang lain. Melainkan setiap lembaga menentukan teknologi pembelajaran sendiri yang berbeda satu sama lain. Untuk itu perlu diadakan analisis kebutuhan yang mencakup studi kelayakan, baik secara teknis, ekonomis, maupun sosial.

b. Rancangan instruksional yang berisi tentang isi pelajaran, topik, satuan kredit, bahan ajar dan kurikulum.

c. Evaluasi, yaitu sebelum program dimulai, ada baiknya dicobakan dengan mengambil beberapa sampel orang yang dimaintai tolong untuk ikut mengevaluasi.

Oleh karena itu, perlu diciptakan bagaimana semuannya mempunyai sikap yang positif terhadap media internet dan perangkatnya sehingga penggunaan teknologi bisa mempercepat pembangunan.

(7)

7

Selain hal-hal sebagaimana tersebut diatas, ada empat hal yang perlu dipersiapkan sebelum pemanfaatan internet untuk e-learning, yaitu :

a. Melakukan penyusaian kurikulum;

b. Melakukan variasi cara mengajar untuk mencapai dasar kompetensi yang

ingin dicapai dengan bantuan komputer;

c. Melakukan penilaian dengan memanfaatkan teknologi yang ada;

d. Menyediakan material pembelajaran seperti : buku, komputer, multimedia, dan studio yang memadai;.

4. Fungsi E-Learning dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas

Pada umumnya proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan e-learning ini dilakukan outdoor atau di luar ruangan kelas, hal ini dikarenakan kelebihan dari e-learning itu sendiri yang mampu melakukan kegiatan pembelajaran dimanapun dan kapanpun tanpa dibatasi dengan ruang, waktu dan tempat, selagi masih tersambung dengan internet.

Namun untuk kali ini akan dijelaskan fungsi pembelajaran electronic terhadap kegiatan pembelajaran didalam kelas, fungsi e-learning yang digunakan di dalam kelas itu ada tiga, yaitu sebagai suplemen yang sifatnya opsional, pelengkap, atau pengganti (lantip diap prasojo, 2011: 223).

a. Suplemen

Dikatakan sebagai suplemen, apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Meskipun sifatnya yang opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.

b. Komplemen

Dikatakan sebagai komplemen (pelengkap), apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik didalam kelas. Dikatakan komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi pengayaan yang mana, peserta didik dapat dengan cepat memahami atau menguasai materi pembelajaran yang disampaikan guru

(8)

8

dengan cara tatp muka, kemudian lebih dimantapkan lagi materi tersebut dengan cara mengakses didalam e-learning tersebut.

c. Subtitusi

Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswa atau para peserta didiknya. Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa. Ada tiga alternatifmodel kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu :

1) Sepenuhnya secara tatap muka

2) Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet 3) Sepenuhnya melalui internet

Alternatif manapun yang akan dipilih mahasiswa, tidak menjadi masalah dalam penilaian. Karena ketiga model penyajian materi perkuliahan mendapat pengakuan atau penilaian yang sama.

5. Pemanfaatan E-Learning dalam Pendidikan

E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur, maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Guru atau instruktur dapat memberikan materi pelajaran, tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di dalam web dan bisa diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru atau instruktur dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan ajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula.

Secara lebih rinci, manfaat e-learning dalam pendidikan dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari sudut peserta didik dan dari sudut guru.

a. Sudut Peserta Didik

Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses

(9)

9

bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat. Ketika fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia didaerah perkotaan saja, tetapi sudah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan, maka e-learning akan memberikan manfaat bagi peserta didik yang belajar di sekolah-sekolah terpuruk didaerah pedesaan untuk mendapatkan bahan materi pembelajaran yang tidak mereka dapatkan di sekolahan mereka, kemudian peserta didik bisa mengikuti program pendidikan keluarga dirumah atau yang disebut dengan home schoolers, dan juga bagi mereka yang merasa phobia dengan keramaian disekolah, yang putus sekolah tapi masih memiliki semangat yang tinggi untuk melanjutkan pendidikanya, atau mereka yang terbiasa sebagai peserta didik yang pasif dalam proses pembelajaran dengan e-learning mereka akan menjadi peserta didik yang aktif, disamping itu pula manfaat bagi peserta didik yaitu mereka yang tidak mampu bersekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.

b. Sudut Guru

Dengan adanya kegiatan e-learning beberapa manfaat yang diperoleh guru, dapat lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terus terjadi, kemudian dapat mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak, dan juga dapat mengontrol kegiatan proses belajar peserta didik bahkan guru, dosen atau infrastruktur dapat mengetahui peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berap lama topik atau bahan pembelajaran tersebut dapat dipelajari, serta berapa kali topik tersebut dipelajari, selain itu pula guru atau dosen dapat memberikan soal-soal atau tugas kepada peserta didiknya serta dapat mengecek apakah tugas tersebut sudah dikerjakan apa belum, dan yang terakhir guru atau dosen dapat memeriksa atau mengoreksi hasil pekerjaan tugas yang telah dikerjakan oleh peserta didik sekaligus memberikan nilai hasil dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik tanpa harus bertatap muka.

(10)

10

B. Pembelajaran Jarak Jauh pada mata pelajaran ekonomi

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah layanan proses belajar mengunakan teknologi informasi untuk menjangkau keterbatasan akses peseta didik dengan memanfaatkan berbagai media atau sumber yang tersedia di Internet agar pembelajaran lebih bermakna.

Kesulitan dan kejenuhan dalam belajar selama dilaksanakan PJJ harus dihindari. Pembelajaran pada masa PJJ harus mampu mengaktifkan berbagai bakat bawaan yang dimiliki oleh peserta didik. Langkah-langkah pengelolaan pembelajaran yang dilakukan para guru harus memperhatikan psikologis dan mendorong mereka untuk mengaktualisasikan dirinya secara mandiri dan bertanggung jawab.

Panduan pembelajaran pada masa PJJ perlu disusun untuk menjaga layanan pembelajaran tetap menyenangkan dan memotivasi para peserta didik berkarakter mandiri. Pendekatan pembelajaran harus variatif dan mengaktifkan seluruh kecerdasan yang dimiliki peserta didik. Untuk itu Langkah-langkah pembelajaran kolaboratif dan pendekatan belajar kooperatif perlu dikembangkan agar mereka bisa saling bekerja sama dan saling melengkapi kekurangan masing-masing.

Bahan ajar yang disusun oleh guru harus memberikan samangat, optimisme, dan harapan-harapan baik ketika mereka mampu memahaminya. Dekonstruksionisme yang dikemukakan oleh Derrida memberi peluang kepada guru untuk kreatif menuangkan ide-idenya dalam mengembangkan pembelajaran dan berfokus pada penumbuhan seluruh kecerdasan yang dimiliki para peserta didik serta memperhatikan perbedaan karakterisik yang di miliki peserta didik. Setiap peserta didik bukan tidak suka belajar tetapi terkadang apa yang dia miliki tidak terfasilitasi di dalam pembelajaran. Evaluasi pembelajaran tidak bisa diberlakukan sama pada setiap peserta didik. Evaluasi pembelajaran harus memperhatikan kecenderungan kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik.

Kompetensi Inti yang ada dalam Kurikulum 2013 harus jadi fokus pengembangan kompetensi minimal yang harus dimiliki peserta didik. Setiap mata pelajaran harus merancang setiap pembelajaran mengacu kepada pengembangan kompetensi spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi spiritual dan sosial diajarkan dengan pembiasaan, kompetensi pengetahuan dan

(11)

11

ketermapilan diajarkan dengan melatih peserta didik mengolah pengetahuan melalu kegiatan analisis, sintesa, evaluasi dan mencipta. Bahan ajar yang disajikan harus mengembangkan empat kompetensi inti tersebut. Pendekatan rekonstruksionis dalam pembelajaran harus memberi peluang kepada peserta didik membangun kemampuan persepsi yaitu menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk mendeteksi atau menginterpretasi informasi yang diterima oleh alat indera. Selain itu pembelajaran memberi pengalaman untuk menumbuhkan kesadaran siapa dirinya dan dimana lingkungan dia tinggal.

Mengacu pada Surat Edaran no. 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pen-didikan dalam masa darurat penyebaran covid-19. Menjelaskan relaksasi kurikulum dan pembelajaran pada masa pandemi covid-19. menyebutkan bahwa:

1. Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan;

2. Belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19;

3. Aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi

antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk

mempertimbangkan kesenjangan akses/ fasilitas belajar di rumah;

4. Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan baiik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif.

5. Penyesuaian Kurikulum melalui pemetaan kurikulum, analisis materi esensial dan prasyarat; KD yang tumpang tindih/materi banyak beririsan; Reformulasi/penyederhanaan.

6. Menyusun strategi pengembangan perangkat ajar :

a. Mengidentifikasi KD yang akan menjadi acuan;

b. Menyusun tujuan pembelajaran;

c. Menyusun silabus/desain perangkat ajar;

(12)

12 7. Persiapan aplikasi/platform belajar Online.

Ada banyak sekali Platform/aplikasi yang bisa digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran daring,contohnya google classroom, quipper, ruangguru, zenius, Whatsapp (media komunikasi), dll. Namun untuk pemilihan aplikasi disesuaikan dengan kebutuhan guru dalam menyampaikan materi dan tugas dan juga kemampuan siswa dalam mengakses aplikasi-aplikasi tersebut.

(13)

13 BAB III PEMBAHASAN

A. Pelaksaaan Pembelajaran Jarak jauh

Dalam pelaksanaan PJJ tentu butuh persiapan yang matang, sebab pembelajaran bukan hanya memberikan tugas, namun mempersiapan bahan ajar mulai bahan ajar yang berbentuk modul/teks atau video yang membantu pemahaman materi atau bahkan dilaksanakan secara langsung oleh guru melalui aplikasi tertentu.

Tahapan-tahapan pola PJJ yang diterapkan di sekolah adalah sebagai berikut:

1. Persiapan a. Siswa

1) Memiliki program PJJ secara tertulis dalam bentuk jadwal pelajaran 2) Memiliki petunjuk pelaksanaan Daring atau Luring.

3) Memiliki Bahan Ajar yang dilengkapi langkah-langkah pembelajaran yang jelas lengkap dengan alat evaluasi

4) Memiliki alat komunikasi dan kemampuan akses Internet

5) Memiliki kontak person guru atau teknisi sekolah jika terjadi kesulitan belajar.

b. Guru

1) Menyiapkan program pembelajaran PJJ selama satu semester

2) Memiliki bahan ajar yang berorientasi pada pengembangan

keterampilan berpikir tingkat tinggi dan literasi. 3) Memiliki alat evaualsi dalam bentuk soal-soal HOTS.

4) Memiliki media pembelajaran multimedia dengan memanfaatkan

berbagai media di Internet.

5) Menggunakan model pembelajaran yang direkomendasika pada

kurikulum 2013

c. Kepala Sekolah dan Manajeman Sekolah

3) Membentuk tim pengembang kurikulum PJJ

(14)

14

5) Menetapkan protokol kesehatan pembelajaran pada masa PJJ.

6) Mengalokasikan biaya pembuatan modul berbasis keterampilan

berpikir

7) Mengalokasikan pelatihan pembuatan soal-soal HOTS

8) Mengalokasikan biaya pelatihan pembuatan media pembelajaran

9) Melakukan supervisi pembelajaran daring

10) Menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran secara daring

d. Pengawas Sekolah

1) Membuat program monitoring pelaksanaan PJJ

2) Membuat alat evaluasi periodik tentang pelaksanaan belajar sesuai protokol kesehatan,

3) Membuat laporan pelaksanaan PJJ secara periodik e. Orang tua siswa

1) Mengalokasikan anggaran untuk kuota Internet bagi yang mampu.

2) Memiliki edaran program dan jadwal pelaksanaan PJJ

3) Memiliki kontak person guru/wali kelas atau teknisi sekolah f. Infrastrukutur

1) Alat komunikasi

2) Jaringan Internet

3) Ruangan nyaman untuk belajar

4) Bahan Ajar dan media belajar 2. Pelaksanaan

a. Siswa

1) Sebelum belajar siswa melakukan pembiasaan dalam rangka

pembentukan karakter misalnya; menyanyikan lagu Indonesia raya, literasi, dhuha, berdoa dll

2) Melaksanakan instruksi pembelajaran sesuai dengan pendekatan dan model pembelajaran yang dikembangkan guru

3) Melaksanakan pembelajaran dengan menganalisis, sintesis, evaluasi dan mencipta terhadap materi belajar yang tersedia dalam modul.

4) Melakukan komunikasi dua arah dengan guru melalui media komunikasi

(15)

15

5) Melakukan evaluasi pembelajaran dengan mengerjakan soal HOTS atau

unjuk kerja secara virtual.

b. Guru

1) Mengecek kehadiran peserta didik

2) Melakukan dan mengarahkan kegiatan pembiasan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS)/ Gerakan Masyarakat Sehat dalam pengembangan Pendidikan Karakter

3) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dalam mengembangkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi yang harus dilakukan siswa 4) Menjelaskan hasil yang harus dicapai siswa

5) Membahas jawaban hasil evaluasi yang dikerjakan siswa.

6) Membuka ruang dialog sebagai bahan untuk umpan balik pembelajaran

berikutnya.

3) Kepala Sekolah dan Manajeman Sekolah

a. Melakukan monitoring terhadap guru dalam melaksanakan PJJ

b. Melakukan monitoring terhadap kehadiran peserta didik dalam kegiatan PJJ.

c. Melakukan evaluasi periodik terhadap kendala pelaksanaan PJJ guru dan siswa.

d. Membangun komunikasi dengan komite sekolah dan orang tua

e. Membuat laporan periodik kepada pihak dinas melalui pengawas pendidikan.

4) Pengawas Sekolah

a. Melakukan monitoring manajemen PJJ

b. Membuat pembinaan dan pengayaan untuk kegiatan PJJ

5) Orang tua siswa

a. Mendampingi peserta didik selama PJJ berlangsung b. Mengawas peserta didik selama PJJ

c. Memotivasi peserta didik untuk belajar mandiri dan bertanggung jawab d. Membantu kesulitan teknis belajar peserta didik melalui komunikasi

dengan guru 6) Infrastrukutur

(16)

16

a. Memiliki jaringan Internet yang memadai b. Alat komunikasi berfungsi dengan baik c. Memiliki Bahan ajar daring

7) Kurikulum

a. Mengajarkan kompetensi inti dalam kurikulum 2013 berfokus pada pendidikan karakter mandiri, tangung jawab, disiplin, gorong royong, religius, dan keterampilan berpikir.

b. Pendekatan kolaboratif atau tematik.

c. Menggunakan multimedia dan aplikasi pembelajaran

d. Durasi Pembelajaran maksimal 4 x 45 JP per hari.

8) Proses pembelajaran

a. Melatih kemampuan berpikri tingkat tinggi

b. Melatih komunikasi

c. Melatih kreativitas

d. Melatih kemampuan menuangkan ide ke dalam karya tulis

e. Membuat produk karya kreatifitas berbasis multimedia dan Internet f. Mempublikasikan karya di media sosial Internet.

9) Media pembelajaran

a. Video tutorial di lntenet

b. E-leraning dengan menggunakan Learning Management System yang bekerjasama dengan Quipper.

10)Penilaian hasil pembelajaran a. Evaluasi soal uraian CBT

b. Evaluasi soal pilihan ganda CBT c. Unjuk kerja virtual

B. Penggunaan E-Learning pada Pembelajaran

LMS yang digunakan di SMAN 1 karangnunggal adalah quipper school. Quipper adalah perusahaan teknologi pendidikan yang memiliki misi untuk membawa pendidikan terbaik ke seluruh pelosok dunia dan berkomitmen untuk menjadi bagian ekosistem pendidikan di Indonesia.

(17)

17

SMAN 1 Karangnungal memilih platform quipper karena dari berbagai simulasi, quipper mampu menyediakan fasilitas LMS yang lengkap. Quipper telah digunakan di lebih dari 10.000 sekolah di seluruh Indonesia, sebagai layanan resmi dalam kegiatan KBM reguler, persiapan ujian (UTS/UAS) dan ujian standar seperti UNBK, UN dan SBMPTN. Direkomendasikan oleh lebih dari 40 Dinas Pendidikan tingkat Kabupaten dan Provinsi, sebagai portal online utama dalam menunjang proses KBM (khususnya penyediaan konten berkualitas dan efisiensi KBM melalui sarana virtual).

Dalam quipper terdapat satu akun sekolah sebagai admin, yang berfungsi mengelola akun-akun guru pengajar untuk bisa masuk ke quipper. Setelah semua guru membuat akun, kemudian membuat kelas sesuai dengan kelasnya masing-masing. Selanjutnya guru memberikan kode kelas yang telah dibuat kepada siswa. Berikut ini adalah tampilan menu quipper untu guru:

Gambar 1 menu guru

(18)

18

Gambar 3 Tampilan Peserta Didik

Gambar 4 Nama Tugas Pada Kelas

Dalam tampilan quipper ada menu quipper create yang bisa digunakan untuk menyiapkan bahan ajar yang akan dibuat oleh guru, termasuk soal untuk evaluasi.

(19)

19

Gambar 5 Menu Create untuk bahan ajar dan soal

Gambar 6 Menu Create untuk bahan ajar dan soal

(20)

20

Gambar 8 Menu bahan Ajar, Modul, Video dan Soal

Gambar 9 komunikasi guru dan peserta didik lewat pesan secara perorangan

(21)

21

Gambar 11 Nama Tugas yang telah diberikan kepada peserta didik dalam satu kelas

Gambar 12 Tampilan Hasil Belajar Siswa dalam Mengerjakan Soal

Dari penjelasan proses e-learning diatas, dapat dikatakan proses pembelajaran jarak jauh berjalan dengan baik. Guru mempunyai keleluasaan untuk membuat bahan ajar yang cocok dengan materi pelajaran, baik berupa video, teks, atau suara yang dibuat sendiri.

Peserta didik pun bisa mengerjakan tugas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh guru, namun jika mengalami kendala seperti gangguan perangkat, sinyal atau kuota internet, peserta didik tetap dapat mengerjakan semua tugas di menu lain selama tugas yang diberikan guru belum dihapus.

E-learning Quipper ini sangat membantu sekolah, guru dan peserta didik dalam pencapaian Pendidikan dalam pelaksaaan pembelajaran jarak jauh. Walaupun secara kesleuruhan tidak ada e-learning yang sempurna, namun dengan quipper guru dan siswa lebih mudah menyesuaikan.

(22)

22 BAB IV SIMPULAN

A. Simpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan dapat dibuat simpulan sebagai berikut: 1. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah dimana kondisi guru dan pserta didik

tidak berada dalam satu temapt secara bersamaan. PJJ bisa menggunakan fasilitas lain yang tetap dapat menjaga keberlangsungan pembelajaran secara daring, diantaranya menggunakan e-learning.

2. Pemanfataan e-learning dalam pelaksanaan PJJ dirasakan sangat memberikan

manfaat baik bagi guru dan peserta didik. Guru dapat membuat bahan ajar sesuai kebutuhan dan kesesuain dengan materi yang akan dijelaskan. Terlepas kelebihan dan kekurangan masing-masing learning, tapi dengan adanya e-learning tetap memberikan kontribusi yang positif terhadap peningkatan kualitas pembelajaran.

B. Saran

1. Pembuatan bahan ajar yang memudahkan pemahaman peserta didik, sebaiknya

disajikan dalam berbagai cara, mengingat perbedaan gaya belajar peserta didik yang berbeda-beda.

2. Pemenuhan infrastruktur sekolah, sarana dan prasarana yang diperlukan akan keberlangsungan PJJ dengan menggunakan e-learning dapat berjalan dengan baik.

Gambar

Gambar 1 menu guru
Gambar 4 Nama Tugas Pada Kelas
Gambar 6 Menu Create untuk bahan ajar dan soal
Gambar 9 komunikasi guru dan peserta didik lewat pesan secara perorangan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam keseluruhannya tidak diragukan lagi bahwa Sir Sayyid Ahmad Khan adalah orang yang menghabiskan umurnya untuk kesejahteraan masyarakat Muslim India dengan membina

Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa semua variabel memiliki hubungan positif dalam mempengaruhi tingkat loyalitas pengguna e- commerce dengan variabel

Saran #2: Proposal yang akan diajukan harus mampu menggambarkan landasan ilmiah serta gambaran teknologi yg akan diterapkan g g yg p • Landasan teori yang diperlukan. •

Untuk mengetahui bentuk pengawasan terhadap tenaga kerja asing di Sumatera Barat dalam rangka memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam negeri

Berdasarkan hasil pengukuran skor simptom PTSD menggunakan kuesionair IES dapat diketahui bahwa terjadi penurunan skor simptom traumatik sebelum diberikan terapi

Tim penjaringan dan penyaringan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, melaksanakan tugas terhitung sejak tanggal ditetapkannya Keputusan Kepala Desa tentang Pembentukan Tim