FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH
(Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Disusun Oleh:
ADE FURQON NIM : 1000529
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
(Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
Oleh Ade Furqon
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Ade Furqon 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
ADE FURQON 1000529
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH
(Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
disetujui dan disahkan oleh dosen pembimbing : Pembimbing I
Dr. Nuryadi M.Pd. NIP. 197101171998021001
Pembimbing II
Yusuf Hidayat, M.Si NIP. 196808301999031001
Mengetahui Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Abstrak
Ade Furqon (1000529). Skripsi ini berjudul “Faktor-faktor Penyebab Menurunnya Minat Siswa Mengikuti Pembelajaran Squash (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)”. Dosen Pembimbing 1. Dr. Nuryadi M.Pd. Dosen pembimbing 2. Yusuf Hidayat S.Pd, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab menurunnya minat siswa mengikuti pembelajaran squash. Metode penelitian dilakukan menggunakan studi deskriptif terhadap 30 orang siswa di Sekolah Squash Bastaman Lodaya. Populasi penelitian ini adalah siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya. Teknik pengambilan sampel yaitu “Sampling jenuh”. Seluruh anggota populasi dijadikan sampel. Instrumen yang digunakan adalah angket yang bersifat tertutup. Teknik analisis data yang digunakan adalah mencari rata-rata dari setiap variabel data kemudian menghitung rata-rata persentase. Hasil penelitiannya yaitu Faktor-faktor penyebab menurunnya minat siswa mengikuti pembelajaran squash di Sekolah Squash Bastaman Lodaya adalah faktor internal dengan persentase 79%, dari indikator kenginan 76.6%, dari indikator perhatian 75.3% dan indikator kegairahan siswa yang menurun ketika mengikuti pembelajaran squash dengan persentase 84%. Adapun penyebab menurunnya minat siswa dari faktor eksternal dengan persentase 72%, dari indikator pengurus 74%, dari indikator pelatih 80.5%, program pembelajaran 77.1%, dari indikator sarana prasarana 55.3%, dan dari indikator orang tua dengan persentase 75.4%.
Ade Forqon, 2015
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi D eskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstract
Ade Furqon (1000529). This paper is titled “The Affecting Factors Causing Depletion In Student’s Interest Towards Learning Squash (Descriptive Study Of Bastaman Lodaya Squash School’s Students)”. Supervisor 1. Dr. Nuryadi M.Pd. Supervisor 2 Yusuf Hidayat S.Pd, M.Si.
This study aimed to learned factors causing the depletion in student’s interest towards learning squash. The research method is done using descriptive study on 30 student’s athletes in Bastaman Lodaya Squash School. The study population are the student’s athletes of Bastaman Lodaya Squash School. The technique used for sampling is sampling jenuh. The instrument used to collect the samples is confidential questionnaire. Analyzing the average of every variable data, and then calculating is average percentage. The research show that factors causing the depletion in student’s interest in learning squash at Bastaman Lodaya Squash School are internal factors is the percentage of 79%, 76.6% of the indicators desires, 75.3% of the indicators of attention and exicitement indicators decreases when student’s are learning to follow the squash with a percentage of 84%. As for the causes of declining interest of students from the external factor with the percentage of 72%, of the indicator board 74%, from 80.5% indicator coach, learning programs 77.1%, from 55.3% of infrastructure indicators of parents with percentage of 75.4%.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK... ii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL...viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Identifikasi Masalah ...5
C. Batasan Masalah...6
D. Rumusan Masalah ...6
E. Tujuan Penelitian...6
F. Manfaat Penelitian...6
G. Struktur Organisasi...7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ANGGAPAN DASAR A. Kajian Pustaka ...9
1. Hakikat Pembelajaran Squash ...9
a. Definisi Squash ...9
b. Sumber Daya Manusia ...10
c. Sarana Prasarana Olahraga Squash ...11
d. Metode Pembelajaran dalan Olahraga Squash ...12
e. Teknik Pukulan Dasar Olahraga Squash ...12
f. Fisik dalam Olahraga Squash ...14
g. Taktik dalam Olahraga Squash ...15
h. Latihan Mental ...16
i. Sejarah Squash ...16
Ade Forqon, 2015
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi D eskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Pengertian Minat ...18
b. Pentingnya Minat Belajar ...22
c. Dimensi dan Indikator Minat ...24
d. Aspek-aspek Minat...25
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ...33
B. Anggapan Dasar ...36
C. Langkah- langkah dan Desain Penelitian ...42
1. Langkah- langkah Penelitian ...42
2. Uji Coba Lembar Pernyataan ...51
3. Pengujian Validitas Instrumen ...51
4. Pengujian Reliabilitas Instrumen ...57
G. Teknik Analisis dan Pengolahan Data ...59
B. Diskusi Penemuan ...65
C. Opini Peneliti...70
D. Penelitian yang Mendukung...72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...74
B. Saran ...74
DAFTAR PUSTAKA ...76
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Ade Forqon, 2015
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi D eskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar...49
Tabel 3.2 Skala Likert ...50
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Skala Minat ...53
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Skala Minat...58
Tabel 3.5 Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) ...58
Tabel 3.6 Tabel Kriteria Penilaian ...60
Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian ...62
Tabel 4.2 Data Prestasi Sekolah Squash Bastaman Lodaya ...68
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian ...43
Gambar 3.2 Desain penelitian “one shot case study” ...44
Gambar 4.1 Sub Variabel ...63
Ade Forqon, 2015
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi D eskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Alur Penelitian
Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Skala Minat Belajar
Lampiran 3 Formulir Instrumen Skala Minat Belajar
Lampiran 4 Entry Data Instrumen Skala Minat Belajar
Lampiran 5 Hasil uji coba Instrumen Skala Minat Belajar
Lampiran 6 Signifikansi Skala Minat Belajar
Lampiran 7 Data Prestasi Sekolah Squash Lodaya Bastaman
Lampiran 8 SK Pengesahan Judul dan Penunjukkan Dosen Pembimbing Skripsi
Lampiran 9 Permohonan Izin Mengadakan Penelitian
Lampiran 10 Dokumentasi Sekolah Squash Bastaman Lodaya
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Squash merupakan salah satu olahraga permainan yang menggunakan raket,
bola, dan tembok. Permainan yang dimainkan oleh dua orang ini bergantian
memukul bola kedinding samping, belakang dan depan. Setiap pemain bergantian
menunggu hasil pantulan dari dinding yang dipantulkan oleh lawan. Squash
merupakan salah satu olahraga yang cukup populer dikalangan masyarakat Jawa
Barat jika dibandingkan dengan olahraga bulu tangkis. Hal ini dapat dibuktikan
dengan munculnya perkumpulan-perkumpulan squash diberbagai daerah yang
telah mengenal permainan squash. Olahraga squash juga telah dikenal oleh
sebagian pelajar dan mahasiswa. Selain itu juga, pertandingan-pertandingan
squash sering diadakan di beberapa klub-klub squash. Ini menjadi bukti bahwa
olahraga squash mulai disukai dan berkembang di Jawa Barat.
Olahraga ini sudah memunculkan beberapa sekolah squash yang berada di
Indonesia, salah satunya yaitu Sekolah Squash Bastaman Lodaya yang berdiri
sekitar tahun 2006/2007 dan sampai saat ini sekolah tersebut masih aktif dibawah
pimpinan Amar Maryana. Sekolah ini berada di jalan Lodaya Bandung, rata-rata
pemain unggulan Indonesia di cetak oleh sekolah ini, karena pembibitan dan
pembinaan yang secara terus-menerus, serius dan dibantu oleh beberapa kalangan
pemerintah maupun masyarakat sekitar dari saat pendidirian sekolah itu sampai
sekarang. Berdasarkan pengamatan dari peneliti dari saat sekolah squash itu
berdiri sampai tahun 2013 peminat olahraga ini cukup banyak sekitar kurang lebih
45 orang dan rata-rata siswa yang mengikutinya adalah siswa yang sekarang
sudah mempunyai prestasi ditingkat nasional hingga internasional, yang tentunya
mereka mempunyai minat yang cukup tinggi, sedangkan tahun 2014/2015
siswanya tidak lebih dari 30 orang. Ciri yang terlihat dari siswa-siswa tersebut
menurun adalah bermalas-malasan ketika pembelajaran berlangsung (kurang
tertarik), siswa cenderung acuh tak acuh ketika guru sedang memberikan arahan,
2
Ade Forqon, 2015
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi D eskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sesi pembelajaran yang diakibatkan dengan berbagai faktor sehingga minat siswa
yang sekarang ini condong lebih menurun.
Banyak sekali yang dapat mempengaruhi kepopuleran olahraga squash, agar
masyarakat mempunyai keinginan untuk mencoba dan mengikuti olahraga squash
yang tujuan awalnya hanya untuk mengisi waktu luang, untuk kesehatan hingga
pada akhirnya untuk dapat berprestasi, diantaranya yaitu sumber daya manusia,
sarana prasarana, metode latihan serta faktor pendukung lainnya seperti fisik,
teknik, strategi dan mental. Sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang
yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi,
sekolah, maupun yang lainnya, karena sumber daya manusia itu adalah berupa
manusia yang dipekerjakan disebuah organisasi ataupun kepengurusan sebagai
penggerak untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut
maka harus dibuat program atau metode latihan. Metode latihan adalah salah satu
cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu dan juga sebagai
sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan
keterampilan. Sarana prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses
upaya yang dilakukan oleh sekolah, organisasi ataupun lainnya.
Faktor pendukung olahraga squash ini diantaranya fisik. Aktivitas fisik adalah
setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan
pengeluaran energi. Didalam olahraga squash energi yang dikeluarkan cukup
besar, sehingga jika ingin berprestasi harus mempunyai fisik yang cukup baik.
Tidak hanya fisik yang diperlukan didalam olahraga squash ini, yang harus
diperhatikan adalah segi tehnik. Tehnik adalah gerakan-gerakan dasar yang
dipakai untuk melakukan jenis-jenis pukulan dalam olahraga squash, ketika
pemain mempunyai fisik yang kuat, tetapi tehnik yang dimiliknya tidak baik,
maka fisiknya pun tidak akan berguna secara maksimal dan sebaliknya, jika
tehnik yang dimiliki seseorang itu baik, tetapi fisiknya kurang mendukung, maka
tehnik yang dimiliki seseorang tersebut tidak akan berguna secara maksimal. Agar
teknik, fisik yang dimiliki seseorang dapat digunakan secara maksimal, maka
harus didukung lagi dengan taktik yang tepat saat penggunaannya. Taktik adalah
telah dikuasai didalam bermain untuk menyerang lawan secara sportif guna
mencari kemenangan. Sebelum taktik itu dilakukan, dibuat terlebih dahulu strategi
yang akan dipakai untuk menembus pertahanan lawan. Hal yang tidak kalah
pentingnya yaitu mental, karena mental yang menentukan permainan kita akan
baik atau tidaknya dalam suatu perlombaan. Mental adalah perasaan atau pikiran
dari dalam diri individu tersebut, yang dapat memotivasi untuk mendrong
pencapaian suatu tujuan ataupun sebaliknya yaitu menjatuhkan dirinya sendiri ke
hal-hal yang dapat merugikan dan dapat memunculkan seluruh hasil latihan dari
segi tehnik, taktik, strategi maupun fisik secara maksimal. Salah satu mental yang
sesuai dengan permasalahnan penelitian ini yaitu dari segi minat. Minat yang ada
didalam Sekolah Squash Bastaman Lodaya ini menurun ketika mengikuti
pembelajaran squash. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan minat siswa menurun mengikuti pembelajaran squash di Sekolah
Squash Bastaman Lodaya.
Minat merupakan masalah yang penting dalam pendidikan, apa lagi dikaitkan
dengan aktivitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Minat yang ada pada diri
seseorang akan memberikan gambaran dalam aktivitas untuk mencapai tujuan. Di
dalam belajar banyak siswa yang kurang berminat dan yang berminat terhadap
pelajaran termasuk didalamnya adalah aktivitas praktek maupun teori untuk
mencapai suatu tujuan yang nantinya akan menjadikan siswa menjadi kesulitan
belajar. Minat yang ada pada diri seseorang akan memberi gambaran dalam
aktivitas untuk mencapai suatu tujuan. Secara sederhana minat berarti
kecenderungan dan keterkaitan yang kuat faktor-faktor internal lain pada diri
siswa, seperti perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan terhadap sesuatu.
Sumanto ( 1983, hlm. 107-115 ), bahwa yang mempengaruhi belajar dapat
digolongkan tiga macam yaitu faktor –faktor stimuli belajar, yaitu segala hal di
luar individu yang merangsang individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan
belajar, faktor –faktor metode belajar, faktor-faktor individual.
Minat (interest) berarti “Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu”. Minat juga berkaitan dengan perasaan
4
Ade Forqon, 2015
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi D eskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merupakan salah satu aspek psikis yang membantu dan mendorong seseorang
untuk memenuhi kebutuhannya, maka minat harus ada dalam diri seseorang,
sebab minat merupakan modal dasar untuk mencapai tujuan. Dengan demikian
minat itu adalah modal yang paling awal sebelum kita melakukan sesuatu yang
kita inginkan atau permulaan dari semua aktivitas. Misalnya saja seseorang yang
menaruh minat terhadap pembelajaran squash akan mempunyai perhatian lebih
dan keingintahuan yang lebih besar dari pada siswa lainnya. Minat juga berkaitan
dengan perasaan seseorang tentang suka atau senang terhadap suatu objek atau
aktivitas.
Minat atau keinginan adalah “Kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu”. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas, maka dapat penulis
simpulkan bahwa minat dalam penelitian ini adalah suatu kecenderungan dari
dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut mempunyai sikap
tertarik, berkeinginan serta ketekunan dan mempunyai dorongan terhadap objek
tertentu tanpa ada yang menyuruh dalam mengikuti misalnya dalam pembelajaran
squash di sekolah squash bastaman lodaya. Dalam bukunya yang berjudul
perkembangan anak, Hurlock (1999, hlm. 116) berpendapat bahwa “Minat
merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang
mereka inginkan bila mereka bebas memilih”. Bila mereka melihat bahwa sesuatu
akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan
kepuasan, bila kepuasan berukurang, minat pun akan berkurang. Semua minat
mempunyai dua aspek yaitu, aspek kognitif dan aspek afektif.
Menurut Sudarsono (2003, hlm. 8) “Minat merupakan bentuk sikap
ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dalam suatu kegiatan karena menyadari
pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut”. Begitu pula dengan Slameto
(2010, hlm. 180) yang menyatakan bahwa “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan
rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Hilgrad
(dalam Slameto 2010, hlm. 57) menyatakan “Interest is persisting tendency to pay
attention to and enjoy some activity and content”. Minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan
diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat adalah
kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu objek atau
menyenangi suatu objek.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikutip
di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah keinginan, perhatian dan
kegairahan dari dalam diri seseorang yang didukung pihak luar, diantaranya
pengurus, pelatih, program pembelajaran, sarana prasarana serta peran dari orang
tua yang akan sangat membantu kemajuan belajar dari seseorang tersebut.
Atas dasar uraian latar belakang masalah penelitian, peneliti terdorong untuk
mencari penyebab menurunnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran
squash, dengan ciri-ciri siswa bermalas-malasan ketika pembelajaran berlangsung,
siswa cenderung acuh tak acuh ketika guru sedang memberikan arahan, siswa
selalu diingatkan untuk pemanasan, dan siswa kadang hadir, kadang juga tidak
hadir dalam setiap sesi pembelajaran. Adapun indikator-indikator yang akan
diteliti didalam minat belajar yang dikutip dari definisi para ahli, diantaranya
keinginan, perhatian, kegairahan yang berasal dari internal siswa tersebut dan
yang berasal dari eksternal yaitu pengurus, pelatih, sarana prasarana program
peembelajaran serta orang tua. Oleh sebab itu peneliti akan meneliti lebih jauh tentang permasalahan tersebut, dan melakukan penelitian yang berjudul “Faktor -faktor Penyebab Menurunnya Minat Siswa Mengikuti Pembelajaran Squash (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)”.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka permasalahan
pembelajaran Squash di Sekolah Squash Bastaman Lodaya dapat terlihat
gejala-gejala permasalahan yang timbul pada siswa yaitu siswa bermalas-malasan ketika
pembelajaran berlangsung (kurang tertarik), siswa cenderung acuh tak acuh ketika
guru sedang memberikan arahan, siswa selalu diingatkan untuk pemanasan, dan
6
Ade Forqon, 2015
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi D eskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C.Batasan Masalah
Agar terfokuskan masalahnya lebih jelas, maka penelitian ini ruang lingkupnya
akan di batasi yaitu meneliti tentang minat belajar siswa yang terdiri dari indikator
minat belajar diantaranya keinginan, perhatian, kegairahan, pengurus,
pelatih/pengajar, sarana-prasarana, program pembelajaran serta orang tua yang
peneliti simpulkan dari beberapa definisi para ahli. Dengan menggunakan Studi
Deskriptif, populasi siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya dan sampel siswa
Sekolah Squash Bastaman Lodaya.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan menurunnya minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran squash di Sekolah Squash Bastaman Lodaya?
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
minat siswa menurun dalam mengikuti pembelajaran squash di Sekolah Squash
Bastaman Lodaya.
F. Manfaat Penelitian
Jika tujuan penelitian ini tercapai, maka hasil atau manfaat yang didapat dari
penelitian ini diantaranya:
1. Secara toeritis, memperkuat teori-teori minat pada siswa yang sudah ada dan
menyempurnakannya terkait dengan proses mengikuti pembelajaran squash
di Sekolah Squash Bastaman Lodaya, sehingga sekolah ini mempunyai
pedoman yang berbasis teori dari para pakarnya tentang minat pada siswa.
2. Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi atau instropeksi
bagi guru, pengurus atau pihak-pihak yang terkait lainnya, sehingga
G. Struktur Organisasi
Struktur organisasi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan
bagian bab dalam skripsi mulai dari bab I hingga bab V.
Bab I berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari
skripsi yang terdiri dari:
1. Latar Belakang Masalah
2. Identifikasi Masalah
3. Batasan Masalah
4. Rumusan Masalah
5. Tujuan Penelitian
6. Manfaat Penelitian
7. Struktur Organisasi
Bab II berisi uraian tentang landasan teoritik yang terdiri dari:
1. Kajian Pustaka
2. Kerangka Pemikiran
Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian yang terdiri
dari:
1. Metode Penelitian
2. Populasi dan Sampel
3. Langkah-langkah dan Desain Penelitian
4. Definisi Konseptual
5. Definisi Operasional
6. Instrumen Penelitian
7. Analisis dan Pengolahan Data
Bab IV membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan, dalam bab ini
mengemukakan mengenai :
1. Deskripsi dari hasil penelitian yang meliputi gambaran umum objek
penelitian
2. Gambaran variable yang diamati.
8
Ade Forqon, 2015
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi D eskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Diskusi Penemuan
Bab VBerisi kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi. Bab ini berisi tentang :
1. Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data,
menganalisis, dan menyimpulkan hasil penelitian. Data di sini adalah hasil
pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta ataupun angka, (Arikunto, 2002,
hlm. 96 dalam Arisma 2007, hlm. 35). Sedangkan menurut Sugiyono (2010, hlm.
3) metode penelitian diartikan sebagai “cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan cara-cara yang masuk akal,
sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang
dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat
mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses
yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang
bersifat logis.
Penggunaan metode dalam melaksanakan penelitian adalah hal yang penting,
sebab dalam menggunakan metode penelitian yang tepat, diharapkan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Disamping itu, penggunaan metode tergantung
kepada permasalahan yang dibahas, dengan kata lain penggunaan suatu metode
dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan terdapat adanya perubahan positif
menuju yang diharapkan. Metode dikatakan efisien apabila penggunaan waktu,
fasilitas, biaya, dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin namun mencapai
hasil maksimal. Metode dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil
pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.
Penelitian ini dilakukan sesuai dengan masalah dan tujuan yang ingin dicapai,
yaitu untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan menurunnya
minat siswa dalam mengikuti pembelajaran squash di sekolah Squash Bastaman
Lodaya. Sesuai dengan permasalahan yang penulis telah kemukakan, maka untuk
41
Ade Forqon, 2015
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi D eskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif sebagai
metode penelitian ini. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang
berusaha menggambarkan dan menginterpretasi obyek sesuai dengan apa adanya
(Best, 1982). Penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan
atau fenomena-fenomena apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Menurut
Surakhmad (dalam Arisma, 2007, hlm. 36 ) sebagai berikut :
Penelitian deskriptif bertujuan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, karena banyak sekali ragam penelitian demikian. Metode deskriptif merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif. Diantaranya penyelidikan dengan teknik survey, angket, inteview, observasi atau dengan tes, studi kasus dan studi komparatif atau operasional.
Pendapat lain mengenai metode deskriptif dikemukakan oleh Arikunto (dalam
Arisma, 2007, hlm. 36) “ Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mewujudkan
untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan
gejala menurut apa adanya pada suatu penelitian yang dilakukan”.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif bertujuan
pada penelaahan masalah yang waktunya penulis tentukan sesuai pengamatan
penulis dengan apa adanya, serta pengumpulan data atau infromasi selama penulis
amati. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka penulis memilih metode deskriptif
untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang menyebabkan minat siswa
menurun pada saat mengikuti pembelajaran squash dengan apa adanya.
B.Penentuan Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti, sedangkan sampel
adalah sebagian dari populasi. Seperti yang di jelaskan oleh Sugiyono (2010, hlm.
117) Populasi adalah ”wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi bukan hanya orang,
tetapi obyek benda-benda alam lainnya. Populasi juga tidak mempelajari jumlah
itu. Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa Sekolah Squash Bastaman
Lodaya.
2. Sampel Peneltian
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2010, hlm. 118). “Sampel adalah sebagian dari
populasi yang memiliki sifat dan karakter yang sama sehingga betul-betul
mewakili populasinya” (Sudjana dan Ibrahim, 2001, hlm. 84).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis menentukan menggunakan teknik
Sampling Jenuh karena jumlah populasi tidak banyak. Menurut Sugiyono ( 2010,
hlm. 124) bahwa “Sampling Jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Hal ini sering dilakukan bila
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30. Dalam penelitian ini sampelnya
adalah seluruh siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya. Adapun ciri-ciri sampel
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (a) Sampel
terdaftar sebagai siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya yang akan diteliti (b)
Sampel merupakan siswa yang sudah berlatih lebih dari 2 Tahun.
C.Langkah-langkah dan Desain Penelitian 1. Langkah-langkah Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian deskriptif ini, peneliti menyusun
langkah-langkah penelitiasn sebagai berikut :
a. Langkah pertama menentukan populasi yaitu diambil dari siswa Sekolah
Squash Bastaman Lodaya.
b. Menentukan sampel seluruh siswa, yang berada di Sekolah Squash
Bastaman Lodaya.
c. Kemudian melakukan tes pengukuran menggunakan skala untuk
mengetahui tingkat minat siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya.
d. Setelah mendapatkan data hasil pengetesan, langkah selanjutnya adalah
43
Ade Forqon, 2015
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi D eskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Menentukan kesimpulan berdasarkan hasil dari pengolahan dan
menganalisis data.
Dari penjelasan tersebut, langkah-langkah penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut :
2. Desain Penelitian
Desain penelitian sangat menentukan kualitas proses dan hasil penelitian, oleh
karena itu, supaya dapat menghasilkan penelitian yang baik, maka dibutuhkan
desain penelitian yang baik. “Desain penelitian adalah kerangka kerja yang
digunakan untuk melaksanakan penelitian” (Arifin, 2013, hlm 2). Secara singkat,
desain penelitian dapat didefinisikan sebagai rencana dan struktur penyelidikan
yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab
pertanyaan penelitian. Menurut Arifin (2013, hlm 3), dalam pengertian yang lebih
luas, desain penelitian mencakup proses-proses berikut:
a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian; b. Pemilihan kerangka konseptual;
c. Memformulasikan masalah penelitian; d. Membangun penyelidikan atau percobaan;
Populasi
e. Memilih serta mendefinisikan pengukuran variabel-variabel; f. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan; g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data;
h. Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data; i. Menganalisa data dan pemilihan prosedur statistik; dan
j. Penulisan laporan hasil penelitian.
Adapun desain penelitian ini yaitu penelitian one-shot case study yaitu terdapat
suatu kelompok diberi treatment dan selanjutnya diobservasi hasilnya (Sugiyono,
2013, hlm. 110). Karya klasik Campbell dan Stanley 1963 (dalam Dantes, 2012,
hlm. 95) mengatakan bahwa “Desain one shot case study adalah desain yang
paling sederhana. Perlakuan diberikan kepada kelompok yang telah terbentuk apa
adanya, selanjutnya dilakukan pengambilan data”.
Gambar 3.2 (Sugiyono, 2013, hlm. 110).
X = Treatment yang diberikan ( Variabel Independen)
O = Observasi ( Variabel Dependen)
X sebagai treatment disini variabel independen yaitu siswa yang mengikuti
pembelajaran. Peneliti tidak memberikan treatment kepada responden tetapi
sekolah dari responden yang memberikan treatment. Jadi peneliti hanya
memberikan angket untuk diobservasi sebagai variabel dependen yaitu minat.
D.Definisi Konseptual
Minat menurut Hilgrad (dalam Slameto 2010, hlm. 57) menyatakan “Interest is
persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity and content”.
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati diperhatikan terus menerus dengan
45
Ade Forqon, 2015
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi D eskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada
yang menyuruh. Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik
pada suatu objek atau menyenangi suatu objek.
Belajar menurut Sudjana (2001, hlm. 28), adalah “suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang”. Sumanto ( 1983, hlm. 107-115 ). Bahwa yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan tiga macam yaitu :
1. Faktor –faktor stimuli belajar, yaitu segala hal di luar individu yang merangsang individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. 2. Faktor –faktor metode belajar, yaitu metode mengajar yang dipakai oleh
guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh si pelajar. 3. Faktor-faktor individual.
Pembelajaran menurut Arifin (2009, hlm. 10) bahwa:
“Pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik,
yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik dengan peserta didik.sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik dikelas maupun diluar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak untuk menguasai kompetensi
yang telah ditentukan”
Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai prestasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran squash ataupun sebaliknya. Alat untuk mengukur tingkat
minat belajar siswa yaitu dengan dibuatnya kisi-kisi instrument minat belajar
dengan mengacu kepada indikator, yang telah penulis rangkum dari pendapat para
ahli yaitu (1) Keinginan, (2) Perhatian, (3) Kegairahan, (4) Pengurus, (5) Pelatih,
E.Definisi Operasional
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong siswa untuk melakukan
pembelajaran squash, sehingga siswa tersebut mempunyai rasa senang yang
nantinya akan menimbulkan keinginan untuk melakukannya lagi. Minat siswa ini
akan terlihat dalam pertanyaan atau pernyataan yang dijawab oleh siswa Sekolah
Squash Bastaman Lodaya. Minat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
minat yang berasal dari faktor internal dan eksternal terhadap pelatihan atau
pembelajaran siswa di Sekolah Squash Bastaman Lodaya, yang akan diukur
dengan menggunakan kisi-kisi instrument minat yang ditandai oleh variabel
konsep, sub variabel, indikator, sub indikator dan item-item yang telah disusun,
yang akan dituangkan pada skala minat.
F. Instrumen Penelitian
Dalam sebuah penelitian selain metode yang digunakan untuk memecahkan
masalah penelitian, maka diperlukan pula alat ukur untuk mengumpulkan data
yang didapatkan dari sampel yang diteliti. Keberhasilan penelitian dikatakan baik
apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur dengan baik apa yang
diiinginkan oleh seorang peneliti. Sugiyono (2010, hlm. 148) mengatakan bahwa
“karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik”. Alat ukur ini disebut dengan instrumen.
Menurut Arikunto (2000, hlm. 134) mengatakan bahwa “Instrumen
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya”. Sementara itu, Sugiyono (2010, hlm.148) menjelaskan
“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati”.
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan peneliti yaitu instrumen skala
minat, berupa butir-butir soal yang ditentukan dari indikator-indikator variabel
minat yang telah peneliti rangkum dari definisi para ahli mengenai minat belajar.
47
Ade Forqon, 2015
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi D eskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Instrumen Minat
Untuk memperoleh data tentang minat diri seseorang digunakan kuisioner
yang disusun oleh peneliti. Kuisionernya adalah berbentuk skala. Skala menurut
Azwar (2012, hlm. xvii) adalah “perangkat yang disusun untuk mengungkap
atribut tertentu melalui respon terhadap pertanyaan tersebut”. Sebagai alat ukur,
skala psikologis mempunyai karakteristik khusus yang membedakan dengan
instrument pengumpulan data yang lain seperti angket, daftar isian, inventori dan
lain-lain
Karakteristik skala sebagai alat ukur psikologi menurut Azwar (2012, hlm 6)
ada 3 yaitu :
a. Stimulus atau item dalam skala psikologi berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan. Meskipun subjek dapat dengan mudah memahami isi itemnya namun tidak mengetahui arah jawaban yang di kehendaki oleh item yang diajukan sehingga jawaban yang diberikan subjek akan banyak tergantung pada interpretasinya terhadap isi item. Karena itu jawaban yang diberikan atau dipilih oleh subjek lebih bersifat proyeksi diri dan perasaannya dan merupakan gambaran tipikal reaksinya.
b. Dikarenakan atribut psikologi diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator perilaku sedangkan perilaku diterjemahkan dalam bentuk item-item, maka skala psikologis selalu berisi banyak item jawaban subjek terhadap satu item baru merupakan sebagian banyak dari indikasi mengenai atribut yang diukur, sedangkan kesimpulan akhir sebagai suatu diagnosis diperoleh berdasar respon terhadap semua item.
c. Respon subjek tidak di klasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”.
Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh. Skor yang diberikan hanyalah kuantitas yang mewakili indikasi adanya aatribut yang diukur.
Karekteristik tersebut menjadi ciri pengukuran terhadap performansi tipikal,
yaitu atribut manisfestasinya munculnya karakteristik seseorang dalam keadaan
sadar atau tidak sadar dalam bentuk respon terhadap situasi yang sedang dihadapi.
Menurut Azwar (2012, hlm. 7) mengungkapkan bahwa:
Instrument dikembangkan dalam bentuk skala dengan pola jawaban skala
Likert. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 134) “Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial”. Dalam penelitian ini fenomena sosial adalah minat. Dengan
skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan. Dalam penelitian ini
skala untuk mengukur tingkat minat diri seseorang menggunakan
pernyataan-pernyataan.
Proses penyusunan skala diawali dengan menentukan minat sebagai variabel
konsep, kemudian menentukan dan menyusun sub variabel, lalu indikator dan sub
indikator, dan dikembangkan menjadi item-item pernyataan beserta taraf
skalanya. Penyusunan item-item pernyataan mengacu pada sub variabel yang
peneliti rangkum dari variabel konsep, lalu disederhanakan menjadi indikator dan
sub indikator, adapun indikator tersebut yang berasal dari kisi-kisi minat dalam
kuesioner ini terdiri dari (1) Keinginan, (2) Perhatian, (3) Kegairahan, (4)
Pengurus, (5) Pelatih, (6) Program Pembelajaran, (7) Sarana Prasarana, (8) Orang
tua. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 135) mengungkapkan bahwa “Jawaban setiap
item instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negatif”. Skala pada penelitian ini dibuat untuk menjaring
dan memperoleh informasi bagaimana gambaran minat pada siswa Sekolah
Squash Bastaman Lodaya. Berdasarkan kisi-kisi di atas, kemudian disusun dari
varaiabel konsep yaitu pendapat para ahli, lalu sub variabel, indikator serta sub
indikator untuk mempermudah membuat item-item pertanyaan atau pernyataan.
Item-item pernyataan untuk mengukur tingkat minat diri siswa dapat dilihat pada
49
Ade Forqon, 2015
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi D eskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar
Variabel Sub Variabel Indikator Item Soal
(+) (-)
yang tercantum dalam tiap-tiap indikator dan sub variabel tersebut,
masing-masing item tersebut, kemungkinan besar ada item yang tidak valid, jadi tidak
semua item yang ada akan dipakai untuk mengetahui tingkat minat siswa Sekolah
Squash Bastaman Lodaya.
Dalam alternatif dari pernyataan yang diberikan peneliti, peneliti memberikan
bobot skor sebagai skor pernyataan yang telah diisi oleh responden dalam hal ini
siswa yang mengikuti pembelajaran squash disekolah squash bastaman lodaya.
Bobot skor yang dipakai dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala
Likert. Skala Likert menurut Sugiono (2010, hlm. 134) yaitu “untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena
sosial”. Dalam skala Likert ini, alternatif jawaban yang digunakan adalah Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju
(STS). Peneliti memilih pilihan alternatif jawaban tengah yaitu Netral (N),
dikarenakan respon yang peneliti inginkan adalah respon yang diyakini oleh
subyek. Sekalipun subyek memilih N atau memilih respon tidak menentukan
Peneliti memilih pilihan alternatif jawaban tengah Netral (N) ini, karena mengutip
dari Azwar (2015, hlm. 47) bahwa “memilih respon negatif atau respon positif
pun sama tidak ada gunanya bila dilakukan tidak dengan keyakinan atau diberikan
oleh responden secara sembarang”. Artinya siswa percaya kalau dirinya memang
berada pada posisi tengah, siswa yakin bahwa dirinya memang netral, bukan
memilih jawaban tengah dikarenakan ragu-ragu.
Dalam penelitian ini, minat seseorang tersebut telah ditetapkan secara spesifik
oleh peneliti di dalam sub variabel yang peneliti ambil dari variabel konsep.
Dengan menggunakan skala Likert, maka sub variable yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator dan sub indikator, kemudian sub indikator tersebut
dijadikan sebagai patokan untuk menyusun item-item instrument berupa
pernyataan, sedangkan dari indikator tersebut dijadikan titik tolak pengukuran,
yang akhirnya akan terlihat, faktor mana yang lebih mempengaruhi minat siswa
itu menurun.
Untuk lebih jelasnya dalam pemberian bobot nilai dalam setiap variable pilihan
jawaban dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 3.2 Skala Likert
NO Alternatif Jawaban Skor
Positif Negatif
1 Sangat Setuju (SS) 5 1
2 Setuju (S) 4 2
3 Netral (N) 3 3
4 Tidak Setuju (TS) 2 4
51
Ade Forqon, 2015
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi D eskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Uji Coba Lembar Pernyataan
Skala yang sudah dibuat oleh peneliti tidak bisa langsung di berikan kepada
sampel yang akan diteliti tetapi harus di ujicobakan dulu untuk mengukur tingkat
validitas dan reliabilitas dari setiap item-item pernyataan. Hasil dari ujicoba
tersebut akan diperoleh skala minat yang memenuhi syarat untuk mengumpulkan
data dalam penelitian ini. Ujicoba instrumen bertujuan untuk mengetahui valid
atau tidaknya suatu tes dan cocok atau tidaknya digunakan dalam penelitian ini.
Setelah peneliti membuat butir-butir soal yang telah disetujui maka peneliti
harus mengujicobakan angket tersebut kepada responden lain diluar sampel. Pada
penelitian ini penulis melakukan uji coba angket minat pada anak-anak squash
Balikpapan, Kabupaten Bandung dan anak-anak squash Siliwangi sebanyak 30
orang. Uji coba angket minat tersebut akan diberikan kepada siswa-siswa sekolah
squash yang sudah diberikan pelatihan lebih dari 2 tahun, adapun pengolahan data
hasil uji coba dilakukan dengan menggunakan program SPSS “Statistical Packed
for Social Sience” versi 20.
Tujuan dari angket ini dijelaskan oleh Arikunto (2006, hlm. 188) adalah
sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tingkat kepahaman instrumen, apakah responden tidak menemukan kesulitan dalam menangkap maksud dari peneliti.
b. Untuk mengetahui teknik yang paling efektif
c. Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam mengisi angket.
d. Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera dalam angket sudah memadai dan cocok dengan keadaan dilapangan.
3. Pengujian Vaiditas Instrumen
Istilah validitas banyak digunakan dalam penelitian seperti validitas
eksperimen, validitas pengukuran dan validitas butir. Menurut Azwar (2015, hlm.
10) bahwa “Validitas adalah ketepatan dan kecermatan instrumen dalam
menjalankan fungsi ukurnya”. Artinya validitas menunjuk pada sejauhmana skala
itu mampu mengungkap dengan akurat dan teliti data mengenai atribut yang
dirancang untuk mengukurnya. Skala yang hanya mampu mengungkap sebagian
atribut yang diukurnya, dapat dikatakan sebagai skala yang fungsinya tidak valid.
skala hanya dapat menghasilkan data yang valid untuk suatu tujuan ukur yang
spesifik. Menurut Sugiono (2010, hlm. 173) bahwa “Validitas berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang harus di ukur”.
Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian instrumen skala minat di
Sekolah Squash Bastaman Lodaya sebanyak 30 orang. Instrumen skala minat
tersebut akan diberikan kepada seluruh siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya,
yang terdiri dari putra dan putri, sekaligus para alumni sekolah tersebut yang
merasakan dan mengetahui keadaan sekolah sampai sekarang. Adapun
pengolahan data hasil Instrumen skala minat dilakukan dengan menggunakan
program SPSS “Statistical Packed for Social Sience” versi 20.
Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen
yang ditempuh oleh penulis adalah sebagai berikut:
a. Memberikan skor pada masing- masing pernyataan sesuai dengan jawaban.
b. Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total setiap responden.
c. Setiap skor butir pernyataan dikorelasikan dengan rumus korelasi
product-moment dari Pearson dengan menggunakan program SPSS, sedangkan
secara manual menurut Azwar (2013, hlm. 153) dapat menggunakan
rumus korelasi product-moment dari Pearson sebagai berikut :
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
I = Skor responden pada keikutsertaan mengikuti pembelajaran
X = Skor responden pada skala minat
n = Banyaknya responden keseluruhan
d. Setelah dihasilkan nilai korelasi (rhitung), maka untuk mengetahui
masing-masing butir soal valid atau tidak valid akan dilakukan perbandingan
dengan (
r
tabel) yang diperoleh berdasarkan “Tabel III dari nilai-nilai r53
Ade Forqon, 2015
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi D eskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jumlah responden (n) sebanyak 30 responden adalah 0,361 dengan taraf
signifikan 5%”. Apabila rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel maka
dapat dinyatakan butir soal tersebut valid, sebaliknya apabila rhitung lebih
kecil atau tidak sama dengan rtabel maka dapat dinyatakan butir soal
tersebut tidak valid. Berikut hasil perhitungan validitas instrumen
penelitian.
Tabel 3.3
55
Ade Forqon, 2015
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi D eskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
57
Ade Forqon, 2015
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi D eskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No
menunjukan 84 item dinyaatakan valid dan 86 item dinyatakan tidak valid.
4. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Suatu alat ukur yang dapat dipercaya adalah alat ukur yang hasilnya tidak
berubah atau hasilnya relative sama jika dilakukan pengetesan secara
berulang-ulang dan alat ukur yang demikian dinamakan dengan reliabel (Susetyo, dalam
Fadhillah, 2014, hlm. 59). Rumus yang digunakan dalam uji reliabilitas dalam
penelitian ini adalah Cronbach Alpha. Menurut Susetyo (dalam Fadhillah, 2014,
Berikut adalah hasil perhitungan reliabilitas terhadap skala minat:
Setelah diperoleh hasil perhitungan, lalu diinterpretasikan pada interpretasi
nilai r pada tabel kriteria keterandalan, menurut Abduljabar (2012, hlm.90)
sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kriteria Keterandalan (Reliabilitas)
Interval Koefisien Tafsiran
0.80-1.00 Sangat Tinggi
0.60-0.799 Tinggi
0.40-0.599 Cukup
0.20-0.399 Rendah
0.00-0.199 Sangat Rendah
Hasil uji reliabilitas Alpha Cronbach butir soal dengan menggunakan bantuan
program Statistical Packed for Sosial Sciences (SPSSVersi 20) adalah sebesar
0.934 dengan jumlah aitem sebanyak 170 pernyataan yang ditampilkan pada tabel
3.4, yang artinya instrumen minat ini memiliki tingkat reliabilitas yang sangat
tinggi.
Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas Skala Minat
Cronbach's Alpha N of Items
59
Ade Forqon, 2015
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi D eskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. TEKNIK ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA
Setelah data hasil penelitian terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan dan
analisis data dengan menggunakan teknik-teknik statistik. Adapun rumus statistik
yang dapat digunakan untuk mengolah data hasil tes skala sebagai berikut :
a. Mencari rata-rata dari setiap variable data, yaitu dengan rumus:
̇∑
Keterangan :
X = rata-rata yang dicari
∑ = jumlah seluruh skor n = jumlah sampel
b. Menghitung Persentase
P = ∑
∑
Keterangan :
P = Jumlah persentase yang dicari
∑ = Banyaknya skor (berdasarkan banyaknya frekuensi
seluruh jawaban responden).
∑ = Jumlah skor ideal
c. Skala Pengukuran
Dalam skala pengukuran ini penulis menentukan jumlah keseluruhan skor
dari setiap sampel. Kemudian membuat kategori untuk menentukan tingkatan
hasil dari sampel tersebut, yaitu pemain squash di Sekolah Squash Bastaman
Lodaya. Dalam pembuatan kategori ini penulis menggunakan persentase.
Tabel 3.6
Tabel Kriteria Penilaian
Persentase Tafsiran
81% sampai dengan 100 % Sangat Baik
61% sampai dengan 80% Baik
41% sampai dengan 60% Cukup
21% sampai dengan 40% Kurang
74
Ade Forqon, 2015
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi D eskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan, analisis data, wawancara oleh kepala sekolah
yang bersangkutan dan data prestasi sekolah tersebut, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan yaitu Faktor-faktor penyebab menurunnya minat siswa
mengikuti pembelajaran squash di Sekolah Squash Bastaman Lodaya adalah :
1. Faktor internal dengan persentase 79%, dari indikator kenginan 76.6%, dari
indikator perhatian 75.3% dan indikator kegairahan siswa yang menurun
ketika mengikuti pembelajaran squash dengan persentase 84%.
2. Faktor eksternal dengan persentase 72%, dari indikator pengurus 74%, dari
indikator pelatih 80.5%, dari indikator program pembelajaran 77.1%, dari
indikator sarana prasarana 55.3%, dan dari indikator orang tua dengan
persentase 75.4%.
B. Saran
Dari penelitian yang telah dilaksanakan dan diuraikan diatas, ada beberapa
saran yang ingin penulis sampaikan, antara lain:
1. Kepada siswa atau atlit agar tetap bisa menjaga minat yang ada didalam diri
kalian sendiri, semangat kalian untuk prestasi yang lebih tinggi agar dapat
membanggakan orang tua dan dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia.
2. Kepada orang tua, agar lebih mendukung lagi kegiatan yang positif ini.
Pengurus/pemerintah sendiri harus lebih memperhatikan hal-hal yang
mendukung siswa/atlit untuk dapat berprestasi lebih tinggi lagi, salah satunya
ialah sarana prasarana, karena sangat mustahil para siswa/atlit dapat
berprestasi lebih tinggi jika tempat latihan yang ada sudah tidak layak pakai.
3. Kepada peneliti atau pembaca diharapkan dapat melakukan penelitian
berikutnya dengan mengambil sampel yang lebih banyak lagi serta mengkaji
Demikianlah kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan, semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan sekolah squash di Indonesia
76
Ade Forqon, 2015
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi D eskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Azwar, Z. (2015). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Abduljabar, B dan Darajat, J. (2012). Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Supardi. (2013). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Jakarta: Adikita.
Dantes, N. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung: CV Cakra.
Anastasi, A dan Urbina, S. (2006). Tes Psikologi. Jakarta: PT Indeks.
Abduljabar, B. (2011). Manajemen Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Bandung: Modul.
Harsono. (2007). Teori Dan Metodologi Pelatihan. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia
Hurlock E B. (Edisi kelima). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Hurlock E B. (1999). Jilid 2 Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suherman, E dan Winaputra, U, S. (1992). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arisma, S. (2007). Profil Denyut Nadi Atlet Squash Pelatda Jawa Barat Pada Saat Bertanding Dan Pada Saat Istirahat. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Maryana. (2015). Data Prestasi Sekolah Squash Bastaman Lodaya. Bandung: LP3S
Wicaksono, N. A. (2013). Survei Minat Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al
Falah KlenderTerhadap Cabang Olahraga Squash. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Tohirin. (2005). Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Olson, M. H. dan Hergenhahn, B. R. (2009). Theories Of Learning. Jakarta: Kencana.
Arisma, S. (2011). Pengembangan Tes Keterampilan Bermain Squash Bagi Mahasiswa. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia.
Word Squash Federation. (2010). Word Squash Singles Rules 2010. Tidak Diterbitkan.
Sumber Internet :
Anggraeni E. (2014). Hubungan Antara Minat Belajar Dan Fasilitias Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Sosioilogi Siswa Kelas XI IPS SMAN 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Thesis Teacher Training And Education Faculty : Surakarta. Tersedia di:http//eprints.uny.ac.id>Jurnal Skripsi by MN Yushanafi-2012.[Diakses 15 September 2015]
Roida, E. F.S. (...). Pengaruh Minat Dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Formatif 2(2): 122-131. ISSN : 2088 351X. Tersedia di: http//unindra.ac.id>Roida-3 by Revav Siagan-9/14/15. [Diakses 15 September 2015]
http://andihasanudin.wordpress.com/2008/08/08/squash-jabar- menyapu-bersih- medali/. [Diakses 7 Maret 2013]
Sumanto. (1983). Pengertian Minat Belajar.Tersedia di: http://ebimbel.net/ Bimbingan-belajar/2012/12/8/285-Pengertian-Minat-Belajar.
[Diakses 18 Maret 2015]
Pintrich dan Schunk. (1996).Aspek-aspek Minat.Tersedia di: http://eprints.uny. Ac.id/.../3/bab2%20%3D08511241019.pdf. [Diakses 16 April 2015]
Sugandi. (2000). Ciri Pembelajaran.Tersedia di: http://repository.uksw.edu/ Bitstream/handle/123456789/790/T192008022-BAB%2011.pdf.sequence =3. [Diakses 19 Juni 2014]