• Tidak ada hasil yang ditemukan

faktor penyebab kurangnya minat peserta didik

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "faktor penyebab kurangnya minat peserta didik"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

FAKTOR PENYEBAB KURANGNYA MINAT PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI

DI KELAS VIII SMP NEGERI 20 PADANG

JURNAL

Oleh :

OKNI LIZA MAWARNI 11060290

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015

(2)

2

FAKTOR PENYEBAB KURANGNYA MINAT PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI

DI KELAS VIII SMP NEGERI 20 PADANG Oleh:

Okni Liza Mawarni (11060290)

Student Guidance and Counseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

This research is done because there are some students do not want to join extracuriculler activities. The research talk about the factor of students tess interest in extracuriculler activities in grade VIII in the SMP Negeri 20 Padang. The purpose of this is to known: 1) The factor of the less interest of students in joining extracuriculler from internal. 2) The factor of students in joining extracuriculler external. This research is descriptive quantitative research. The tecnique to take the sample is done with Simple random sampling. The sum of the sample in this research is 73 respondens. The data of the research is gotten from angket. The data is processed by using percentase tecnique. The result of the research and the data analysis had been done by the factor the less interest of students in the extracuriculler activities in grade VIII SMP 20 Padang in general are in very little categori. 1) The factor of the less interest of students in joining extracuriculler from internal is very little. 2) The factor of students in joining extracuriculler external is very little.

Key Word: Interest of students in the extracuriculler activities

PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan kehidupan dan perkembangan dari suatu bangsa atau negara. Pendidikan atau belajar harus mendorong manusia untuk terlibat dalam proses mengubah kehidupannya ke arah yang lebih baik, mengembangkan kepercayaan diri sendiri, mengembangkan rasa ingin tahu serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya sepanjang hayat.

Pendidikan juga merupakan usaha dan upaya peserta didik yang bekerja secara interaktif dengan peserta didik untuk meningkatkan, mengembangkan, mencerdaskan, dan melatih keterampilan peserta didik. Dengan demikian, bukan hanya peserta didik yang dikembangkan dan ditingkatkan ilmu pengetahuan dan kecerdasannya, melainkan juga pembimbing dan semua orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 terdapat rumusan tentang pengembangan diri, yang mana

pengertiannya adalah pengembangan diri bukan mata pelajaran yang harus diasuh oleh pembimbing. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan di bimbing oleh konselor, pembimbing, atau tenaga kependidikan yang dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler (Hamdani, 2012:86).

Kegiatan pengembangan diri harus memperhatikan prinsip keragaman individu.

Secara psikologis, setiap peserta didik memiliki kebutuhan, bakat dan minat serta karakteristik lainnya yang beragam. Oleh karena itu, bentuk kegiatan pengembangan diripun seyogyanya dapat menyediakan beragam pilihan. Hal yang fundamental dalam kegiatan pengembangan diri bahwa pelaksanaan pengembangan diri harus terlebih dahulu diawali dengan upaya untuk mengidentifikasi kebutuhan, bakat, minat, yang dapat dilakukan melalui teknik tes (tes kecerdasan, tes bakat, tes minat dan

(3)

2 sebagainya) maupun non tes (skala sikap, invenvori,observasi, studi dokumenter, wawancara dan sebagainya). Pengembangan diri adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/ madrasah (Eka,2011:174).

Pada dasarnya pengembangan diri ini dipilih oleh masing-masing peserta didik agar peserta didik bisa mengembangkan diri sesuai dengan minatnya masing-masing. Akan tetapi pada kenyataanya masih ada peserta didik yang kurang berminat dalam kegiatan pengembangan diri yang telah mereka pilih, hal itu mengakibatkan potensi peserta didik tidak tersalurkan dengan baik atau terhambat.

Kegiatan pengembangan diri menjadi terhambat disebabkan oleh beberapa faktor.

Menurut Suryabrata 1989 (Khodijah, 2014:68- 61) kurangnya minat peserta didik disebabkan oleh yang pertama faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik (internal) yang meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis, kedua yaitu faktor yang berasal dari luar (eksternal) meliputi faktor sosial dan faktor non sosial.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk mendalami permasalahan faktor penyebab kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri di Kelas VIII SMP Negeri 20 Padang. Adapun judul dari penelitian ini adalahFaktor Penyebab Kurangnya Minat Peserta Didik dalam Kegiatan Pengembangan Diri di Kelas VIII SMP Negeri 20 Padang.”

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Faktor penyebab kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri di kelas VIII SMP Negeri 20 Padang dilihat dari faktor internal.

2. Faktor penyebab kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri di kelas VIII SMP Negeri 20 Padang dilihat dari faktor eksternal.

METODOLOGI PENELITIAN

Menurut Yusuf (2005:83) penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendiskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta dan sifat populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Padang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015.

Menurut Sugiyono (Riduwan, 2012:54) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari Sedangkan menurut Yusuf (2005:180-181) populasi merupakan salah satu hal yang esensial dan perlu mendapatkan perhatian dengan seksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat dipercaya dan tepat guna untuk daerah (area) atau objek penelitiannya. Jadi populasi adalah objek atau sasaran dalam penelitian, maka populasi dalam penelitian ini peserta didik di SMPN 20 Padang kelas VIII yang berjumlah 268 peserta didik.

Sehubungan populasi dalam penelitian ini cukup banyak yaitu kelas VIII 268 orang, karena keterbatasan tenaga dan waktu maka penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan teknik Simple Random Sampling (sampel acak sederhana).

Simple random sampling (Yusuf, 2005: 191) yaitu teknik penarikan sampel secara acak.

Teknik penelitian sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan rumus dari Yamane (Riduwan, 2010: 64) yaitu:

Jumlah populasi 268 orang dan tingkat persisi 10%. Berdasarkan rumus di atas diperoleh sampel sebanyak 73 orang.

Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Data yang terkumpul melalui angket dideskripsikan melalui pengolahan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memeriksa kelengkapan dan kesesuaian isi instrumen (angket) yang telah diterima dari sampel penelitian.

2. Membuat tabel pengolahan berdasarkan pertanyaan penelitian.

3. Mencari dan menghitung jumlah skor serta memasukkan data ke tabel pengolahan.

Penskoran untuk pernyataan negatif setiap jawaban (Ya) diberi skor “1”, jawaban (Tidak) diberi skor “0”. Sebaliknya, untuk penskoran pernyataan positif setiap jawaban (Ya) diberi skor “0”, jawaban (Tidak) diberi skor “1”.

4. Menghitung persentase masing-masing frekuensi.

(4)

3 5. Menganalisis masing-masing data yang

diperoleh

Setelah data dianalisis dengan rumus persentase, maka dilakukan penafsiran terhadap perolehan hasil penelitian. Untuk menafsirkan data penelitian, adapun kriteria yang digunakan untuk menafsirkan penelitian ini adalah kriteria yang digunakan Riduwan (2010:89) sebagai berikut:

a. 0% - 20% : Sangat sedikit b. 21% - 40% : Sedikit c. 41% - 60% : Cukup banyak d. 61% - 80% : Banyak e. 81% - 100% : Sangat banyak HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang peneliti kumpulkan, dilihat secara keseluruhan faktor penyebab kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri di kelas VIII SMP Negeri 20 Padang berada pada kategori sangat sedikit dengan persentase 78,07%.

1. Faktor Internal Penyebab Kurangnya Minat Peserta Didik dalam Kegiatan Pengembangan Diri di kelas VIII SMP Negeri 20 Padang.

Berdasarkan data yang peneliti kumpulkan terkait faktor internal penyebab kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri di kelas VIII SMP Negeri 20 Padang berada pada kategori sangat sedikit dengan persentase 65,75% atau 48 orang peserta didik.

a. Faktor Fisiologis

Faktor internal penyebab kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri di kelas VIII SMP Negeri 20 Padang dari segi fisiologis peserta didik termasuk pada katergori sangat sedikit yaitu dengan persentase 57,53% atau sebanyak 42 orang peserta didik.

Hasil ini menunjukkan bahwa sangat sedikit faktor internal penyebab kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri di kelas VIII SMP Negeri 20 Padang. Berdasarkan hasil analisis data yang peneliti kumpulkan maka dapat disimpulkan bahwa semakin sangat sedikit faktor internal penyebab kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri dilihat dari segi fisiologis maka

semakin berminat peserta didik dalam mengikuti kegiatan pengembangan diri. Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar peserta didik. Peserta didik yang kekurangan gizi atau tidak sarapan pada pagi hari, itu terlihat pada saat kegiatan pengembangan diri berlangsung seperti kurang semangat dalam kegiatan pengembangan diri. Peserta didik yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya atau beraktifitasnya di bawah peserta didik yang tidak kekurangan gizi, mereka lekas lelah, mudah mengantuk dan lain sebagainya Selain itu tidak kalah pentingnya adalah kondisi panca indra terutama mata sebagai alat untuk melihat dan telinga sebagai alat untuk mendengar dalam proses kegiatan belajar dan kegiatan pengembangan diri.

Kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ- organ tubuh dan sendi-sendinya yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik dalam mengikuti kegiatan (Muhibbin 2000:145).

b. Faktor Psikologis

Faktor internal penyebab kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri di kelas VIII SMP Negeri 20 Padang dari segi psikologis termasuk pada katergori sangat sedikit dengan persentase 78,08% atau sebanyak 57 orang peserta didik.

Hasil ini menunjukkan bahwa sangat sedikit faktor internal penyebab kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri di kelas VIII SMP Negeri 20 Padang dilihat dari psikologis peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa semakin sangat sedikit faktor internal penyebab kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri dilihat dari psikologis peserta didik maka semakin berminat peserta didik dalam mengikuti kegiatan pengembangan diri. Untuk dapat menjamin kegiatan pengembangan diri berjalan dengan baik dan

(5)

4 maksimal hasilnya, maka peserta didik harus mempunyai perhatian terhadap kegiatan pengembangan diri. Perhatian merupakan pemusatan psikis, salah satu aspek psikologis yang tertuju pada suatu objek yang datang dari dalam dan luar individu, oleh karena itu perhatian perlu diberi ransangan oleh guru pembimbing dalam kegiatan pengembangan diri agar peserta didik terangsang untuk semangat dalam melaksanakan kegiatan pengembangan diri

Pernalis (2013:19) keaktifan jiwa yang di pertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda atau hal) atau sekelompok objek.

Menurut Noehi Nasution 1993 (dalam Djamarah 2011:200) motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Mengingat motivasi merupakan motor penggerak dalam perbuatan, maka bila ada peserta didik yang kurang memiliki motivasi intrinsik, diperlukan dorongan dari luar, yaitu motivasi ekstrinsik.

2. Faktor Eksternal Penyebab Kurangnya Minat Peserta Didik dalam Kegiatan Pengembangan Diri di kelas VIII SMP Negeri 20 Padang.

Berdasarkan data yang peneliti kumpulkan terkait faktor eksternal penyebab kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri di kelas VIII SMP Negeri 20 Padang berada pada kategori sangat sedikit dengan persentase 73,97% atau 54 orang peserta didik, berada pada kategori sedikit dengan persentase 13,70% atau 10 orang peserta didik.

a. Faktor Sosial

Faktor eksternal penyebab kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri di kelas VIII SMP Negeri 20 Padang dari segi sosial termasuk pada kategori sangat sedikit dengan persentase 87,67%

atau sebanyak 64 orang peserta didik.

Hasil ini menunjukkan bahwa sangat sedikit faktor eksternal

penyebab kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri di kelas VIII SMP Negeri 20 Padang dilihat dari segi sosial peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa semakin sangat sedikit faktor penyebab kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri dilihat dari sosial peserta didik maka semakin berminat peserta didik dalam mengikuti kegiatan pengembangan diri. Kondisi hubungan sosial yang baik, sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari- hari, baik di lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan sekolah.

Hubungan yang harmonis perlu dibentuk dalam lingkungan sosial tersebut, karena lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan peserta didik.

Menurut Suryabrata 1989 (Khodijah, 2014:68-61) beberapa faktor yang mempengaruhi minat yaitu, orangtua, guru dan teman.

Orangtua, guru dan teman sangat mempengaruhi sekali dalam kegiatan pengembangan diri peserta didik dimana orangtua berperan memberikan motivasi, dukungan dan fasilitas kepada peserta didik agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan pengembangan diri dengan sebaik mungkin. Selanjutnya peran guru pembimbing, guru pembimbing harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi, agar proses kegiatan pengembangan diri berjalan dengan baik dan lancar. Peserta didik perlu membangun hubungan baik dengan temannya agar bisa bersosialisasi dan bisa menciptakan lingkungan yang harmonis dalam kegiatan pengembangan diri.

b. Faktor Non-sosial

Faktor penyebab kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri di kelas VIII SMP Negeri 20 Padang dari segi non- sosial termasuk pada katergori sangat sedikit dengan persentase 56,16%

atau sebanyak 41 orang peserta didik.

Hasil ini menunjukkan bahwa sangat sedikit faktor eksternal

(6)

5 penyebab kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri di kelas VIII SMP Negeri 20 Padang di lihat dari segi non-sosial.

Dapat disimpulkan bahwa semakin sangat sedikit faktor penyebab kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri dilihat dari segi non-sosial peserta didik maka semakin berminat peserta didik dalam mengikuti kegiatan pengembangan diri. Keadaan suhu dan kelembaban udara berpengaruh terhadap belajar peserta didik di sekolah. Belajar pada keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya dari pada belajar dalam keadaan udara yang panas, sejalan dengan hal tersebut alat/ perlengkapan sangat di butuhkan oleh peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri. Dimana aspek tersebut sangat mempengaruhi dalam kegiatan pengembangan diri peserta didik.

Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal peserta didik yang hidup dan berusaha di dalamnya. Pencemaran lingkungan hidup merupakan mala petaka bagi peserta didik yang hidup di dalamnya. Udara yang tercemar merupakan polusi yang dapat mengganggu pernapasan. Udara yang terlalu dingin menyebabkan peserta didik kedinginan. Suhu udara yang terlalu panas menyebabkan peserta didik kepanasan, pengap dan tidak betah. Oleh karena itu, keadaan suhu dan kelembaban udara berpengaruh terhadap belajar peserta didik di sekolah. Belajar pada keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya dari pada belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap berdasarkan kenyataan yang demikian, orang cenderung berpendapat bahwa belajar di pagi hari akan lebih baik hasilnya dari pada sore hari.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan

mengenai faktor penyebab kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri di kelas VIII SMP Negeri 20 Padang.

Temuan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Faktor Internal Penyebab Kurangnya Minat Peserta Didik dalam Kegiatan Pengembangan Diri di Kelas VIII SMP Negeri 20 Padang ternyata berada pada sangat sedikit dengan persentase 65,75%

atau sebanyak 48 orang peserta didik, terlihat dari hasil analisis:

a. Faktor internal Penyebab Kurangnya Minat Peserta Didik dalam Kegiatan Pengembangan Diri di Kelas VIII SMP Negeri 20 Padang dilihat dari segi fisiologis peserta didik berada pada kategori sangat sedikit dengan persentase 57,53% atau sebanyak 42 orang peserta didik.

b. Faktor internal Penyebab Kurangnya Minat Peserta Didik dalam Kegiatan Pengembangan Diri di Kelas VIII SMP Negeri 20 Padang dilihat dari segi psikologis peserta didik berada pada kategori sangat sedikit dengan persentase 78,08% atau sebanyak 57 orang peserta didik.

2. Faktor eksternal Penyebab Kurangnya Minat Peserta Didik dalam Kegiatan Pengembangan Diri di Kelas VIII SMP Negeri 20 Padang ternyata berada pada kategori sangat sedikit dengan persentase 73,97% atau sebanyak 54 orang peserta didik, terlihat dari hasil analisis:

a. Faktor eksternal Penyebab Kurangnya Minat Peserta Didik dalam Kegiatan Pengembangan Diri di Kelas VIII SMP Negeri 20 Padang dilihat dari segi sosial peserta didik ternyata berada pada kategori sangat sedikit dengan persentase 87,67%

atau sebanyak 64 orang peserta didik.

b. Faktor eksternal Penyebab Kurangnya Minat Peserta Didik dalam Kegiatan Pengembangan Diri di Kelas VIII SMP Negeri 20 Padang dilihat dari segi non-sosial peserta didik ternyata berada pada kategori sangat sedikit dengan persentase 56,16% atau sebanyak 41 orang peserta didik.

Berdasarkan analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa semakin

(7)

6 sedikit faktor penyebab kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri dilihat secara keseluruhan maka semakin berminat peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam penelitian ini, peneliti ingin mengajukan beberapa saran kepada:

1.

Peserta didik, agar dapat memilih kegiatan pengembangan diri sesuai dengan bakat dan minat dan tidak sembarangan memilih kegiatan pengembangan diri.

2.

Pembimbing dalam kegiatan pengembangan diri, agar dapat menempatkan bakat dan minat peserta didik sesuai dengan keinginan peserta didik, dan dapat meminimalisir terjadinya kekurang minatan peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri supaya peserta didik menyukai bidang pengembangan diri yang telah peserta didik pilih.

3.

Pihak sekolah, agar bisa mengetahui kebutuhan peserta didik dan dapat memenuhi apa yang di butuhkan peserta didik seperti menampilkan sekali setahun kegiatan pengembangan diri tersebut bisa saja melalui pentas seni dan bisa juga diadakan lomba, agar peserta didik lebih berminat dan lebih termotivasi.

4.

Pengelola Program Studi BK, agar hasil penelitian ini berguna sebagai bahan bacaan untuk junior yang akan menulis skripsi. Dapat bermanfaat bermanfaat sebagai acuan program studi dalam meningkatkan mutu keprofesionalan mahasiswa BK yang akan di terjunkan kelapangan.

5.

Peneliti, hendaknya dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah di dapat.

6.

Peneliti selanjutnya, untuk jadi pedoman dan sumber ilmu pengetahuan dalam

menambah wawasan untuk penelitian selanjutnya.

.

Kepustakaan

Hamid, Hamdani. (2012). Pengembangan Kurikulum Pendidikan. Bandung:

Pustaka Setia.

Khodijah, Nyayu. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Prihatin, Eka. (2011). Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.

Pernalis. (2013). “Faktor yang Peserta Didik Kelas VIII tidak Disiplin dalam Proses Belajar di MTsN Durian Tarung Padang”. Skripsi STKIP PGRI SUMBAR.

Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Muda. Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2012). Pengantar Statistika Sosial.

Bandung: Alfabeta.

Syah, Muhibbin. (2000). Psikologi Belajar.

Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Yusuf, A Muri. (2005). Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press

.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian miskonsepsi pada peserta didik disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu karakteristik materi pembelajaran, pengetahuan yang berasal dari dalam diri siswa itu

Hambatan Peserta Didik dalam Menentukan Sekolah Lanjutan di Kelas IX SMP Negeri 3 Payakumbuh dilihat dari faktor internal Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat