• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MINAT BACA SISWA DI PERPUSTAKAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MINAT BACA SISWA DI PERPUSTAKAAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MINAT BACA SISWA DI PERPUSTAKAAN

FACTORS CAUSING STUDENTS LOW OF READING INTEREST IN THE LIBRARY OF PUBLIC HIGH SCHOOL

Oleh:

Iqra Yudha Sandima Universitas Halu Oleo

Email: iqrayudhasandima4@gmail.com Kata Kunci:

Minat Baca, Perpustakaan

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab rendahnya minat baca siswa di perpustakaan SMA Negeri 2 Kendari. Jenis penelitian ini adalah jenis kualitatif dengan jenis studi kasus model Robert.

Informan dalam penelitian ini adalah Guru Bimbingan dan Konseling, Petugas Perpustakaan, dan Siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Teknik analisis data menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif model Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan faktor-faktor penyebab rendahnya minat baca siswa di perpustakaan SMA Negeri 2 Kendari adalah faktor kurangnya fasilitas yang ada di perpustakaan, belum adanya kemantapan kerjasama jaringan yang terpadu antar perpustakaan, pembawaan atau bakat, jenis kelamin, keadaan kesehatan, faktor kebiasaan, buku atau bahan bacaan, lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah Keywords:

Reading Interest, Library

ABSTRACT

The objective of the research was to find out factors causing student’s low reading interest in the Library of SMA 2 Kendari. The method of the research was the qualitative method of Robert’s model case study. The informants of the study were counseling and guidance teacher, librarian, and students. The techniques of data collection were interviews and observation. The data was analyzed by using Miles and Huberman’s descriptive qualitative analyses method. The results of the research reveal that factors causing students low interest in the Library of Public High School (SMA) 2 Kendari are as follows; lack of facility in the Library, and the absence of integrated network cooperation between one Library to another, traits or talents, gender, health conditions, habits, books or reading material, family environment, and school environment.

(2)

Pendahuluan

Siswa sekolah dasar perlu ditumbuhkan minat membaca dalam dirinya karena membaca merupakan keterampilan yang mendasari tingkat pendidikan selanjutnya. Menyadari pentingnya minat membaca bagi siswa, sekolah-sekolah berusaha meningkatkan minat membaca siswa melalui berbagai kegiatan seperti disediakannya perpustakaan sekolah, mengadakan program yang berkaitan dengan membaca, memperbanyak buku-buku pengetahuan dan juga buku cerita dengan tujuan untuk merangsang siswa senang membaca. Menurut Saepudin (2015: 273) minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Sejalan yang dikemukakan oleh Harlock (Hamzah & Sofyan, 2015) minat baca merupakan sumber motivasi yang kuat bagi seseorang untuk menganalisis dan mengingat serta mengevaluasi bacaan yang telah dibacanya, yang merupakan pengalaman belajar menggembirakan dan akan memengaruhi bentuk serta intensitas seseorang dalam menentukan cita-citanya kelak di masa yang akan datang.

Minat baca siswa disebabkan oleh banyak faktor seperti yang dikemukakan oleh Amka (2017:

84) bahwa faktor penyebab rendahnya minat baca yaitu: faktor kurangnya fasilitas perpustakaan, serta pengertian akan manfaat perpustakaan, kurangnya tenaga pengelola perpustakaan yang profesional, terbatasnya bahan pustaka dalam jumlah dan variasinya yang belum memenuhi kebutuhan pengguna jasa perpustakaan, kurang bervariasinya jenis layanan perpustakaan, seperti jasa referensi, pemutaran film, bercerita, penelusuran dan lain sebagainya, terbatasnya ruangan perpustakaan yang berakibat belum adanya ruang-ruang khusus seperti ruang baca, ruang cerita, ruang remaja, terbatasnya perabot dan peralatan perpustakaan, kurangnya kebijakan tentang promosi budaya baca dan warga sekolahan perpustakaan, belum adanya kemantapan kerjasama jaringan yang terpadu antar perpustakaan.

Somadoyo (Triatma, 2016) mengemukakan bahwa setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Kegiatan membaca salah satu upaya untuk meningkatkan kecerdasan bangsa tidak selalu melalui pendidikan formal saja, akan tetapi dapat juga melalui jalur pendidikan non formal, diperlukan adanya sarana komunikasi informasi ilmu pengetahuan untuk disampaikan kepada masyarakat yaitu perpustakaan sekolah.

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah yang mengoleksi bahan-bahan pustaka yang berisi berbagai sumber informasi berupa buku-buku ilmu pengetahuan atau yang lainnya sebagai sumber belajar. Keberadaan perpustakaan sekolah hal yang mutlak, sebab di dunia pendidikan perpustakaan sekolah merupakan salah satu pusat informasi yang memunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas pendidikan. Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar yang penting sebagai media publikasi kekayaan intelektual dan sarana pendukung kegiatan pendidikan, tetapi siswa kurang memanfaatkan perpustakaan dengan baik sehingga siswa memiliki pengetahuan yang rendah.

Rendahnya minat baca siswa dapat berpengaruh terhadap pendidikan sehingga berdampak pada kualitas kelulusan siswa, kurangnya pengetahuan, tidak memiliki kualitas diri dan tidak bisa memajukan peradaban sebab siswa tersebut tidak memiliki keinginan untuk membaca. Salah satu ciri-ciri anak yang tidak memiliki minat membaca yang tinggi (rendah), apabila ada waktu luang anak tersebut akan menggunakan waktu luangnya untuk kegiatan yang lain seperti bermain dan lain sebagainya Soetminah (Meity & Ramadani, 2015: 33).

Rendahnya minat baca siswa di perpustakaan semakin banyak terjadi di sekolah-sekolah tingkat pendidikan. Rendahnya minat baca siswa di perpustakaan ini terjadi di salah satu sekolah di SMA Negeri 2 Kendari. Siswa yang mengalami rendahnya minat baca buku di perpustakaan harus segera dihilangkan, jika tidak akan membawa dampak yang buruk bagi siswa, namun untuk menghilangkan rendahnya minat baca di perpustakaan peneliti terlebih dahulu harus mengetahui faktor-faktor penyebab rendahnya minat baca siswa di perpustakaan agar bisa memberikan solusi yang tepat untuk siswa dalam permasalahan rendahnya minat baca buku di perpustakaan. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca siswa di perpustakaan sekolah SMA Negeri 2 Kendari.

(3)

Minat Baca

Rahim (2008: 28) mengemukakan minat baca merupakan keinginan yang kuat yang disertai usaha- usaha seseorang untuk membaca. Minat baca yang kuat diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaran sendiri tanpa adanya suatu paksaan sehingga diperoleh makna yang tepat menuju pemahaman yang dapat diukur. Darmono (2014) mengemukakan minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Orang yang memiliki minat baca yang tinggi senantiasa mengisi waktu luang dengan membaca. Orang yang demikian senantiasa haus terhadap bahan bacaan. Namun, bagi orang yang memiliki minat baca rendah, tidak akan mengisi waktu luang dengan membaca.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat baca merupakan suatu keinginan yang kuat disertai usaha-usaha yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan membaca. Minat baca akan mengarahkan siswa untuk membaca atas kemauannya sendiri dan rasa senang yang timbul dari dari dalam dirinya

Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca

Amka (2017: 84) mengemukakan bahwa faktor penyebab rendahnya minat baca yaitu:

1. Kurangnya fasilitas perpustakaan serta pengertian akan manfaat perpustakaan 2. Kurangnya tenaga pengelola perpustakaan yang profesional

3. Terbatasnya bahan pustaka dalam jumlah dan variasinya yang belum memenuhi kebutuhan pengguna jasa perpustakaan.

4. Kurang bervariasinya jenis layanan perpustakaan, seperti jasa referensi, pemutaran film, bercerita, penelusuran dan lain sebagainya.

5. Terbatasnya ruangan perpustakaan yang berakibat belum adanya ruang-ruang khusus seperti ruang baca, ruang cerita, ruang remaja.

6. Terbatasnya perabot dan peralatan perpustakaan.

7. Kurangnya kebijakan tentang promosi budaya baca dan warga sekolahan perpustakaan.

8. Belum adanya kemantapan kerjasama jaringan yang terpadu antar perpustakaan.

Soetminah (2015: 31) mengemukakan Faktor-faktor yang memengaruhi minat baca adalah sebagai berikut:

1. Faktor dari dalam

a. Pembawaan atau bakat, merupakan faktor genetik yang diturunkan oleh orangtua kepada anaknya. Jika kedua orangtuanya senang membaca buku akan kemungkinan sifat tersebut akan menurunkan pada anaknya. Apabila anak tersebut sudah memiliki rasa senang untuk membaca, berarti dia sudah memiliki kesadaran akan pentingnya membaca buku. Selain itu pembawaan atau bakat seorang anak memengaruhi rasa ketertarikan anak pada suatu bacaan.

b. Jenis kelamin, hal mungkin karena sifat kodrati, maka pria dan wanita memiliki minat dan selera yang berbeda.

c. Tingkat pendidikan, orang yang lebih tinggi pendidikannya akan berbeda minat membacanya dengan orang yang lebih rendah tingkat pendidikannya. Minat yang berbeda disebabkan karena perbedaan kemampuan dan kebutuhan.

d. Keadaan kesehatan, di mana apabila seorang anak membaca dalam keadaan yang kurang sehat/

sakit maka gairahnya untuk membaca akan terganggu.

e. Keadaan jiwa, fakor kejiwaan seseorang juga berpengaruh terhadap minat bacanya. Apabila seorang anak yang memunyai minat membaca sedang dalam keadaan resah, sedih ataupun kacau pikirannya, maka gairah membacanya akan berkurang atau mungkin hilang.

f. Kebiasaan, anak yang memunyai kebiasaan/ kegemaran membaca tentu memiliki minat terhadap buku/ bacaan, atau sebaliknya orang yang punya minat baca yang besar terhadap bacaan karena mereka telah memunyai kebiasaan dan gemar membaca. Anak yang gemar membaca dalam satu hari akan meluangkan waktu untuk membaca lebih banyak dari pada anak yang tidak suka membaca.

(4)

2. Faktor dari luar

a. Buku atau bahan bacaan. Keragaman jenis buku juga memengaruhi minat baca anak. Seorang anak berminat membaca sebuah buku bacaan atau buku apabila bacaan atau buku tersebut menarik, sesuai kebutuhan anak dan bermanfaat bagi anak tersebut.

b. Faktor lingkungan sekolah. Sekolah memiliki peran yang besar terhadap usaha menumbuhkan dan membina minat baca anak. Melalui bimbingan dan dorongan dari para pendidik (guru) siswa akan memunyai minat membaca.

Perpustakaan Sekolah

Basuki (2013: 16) menjelaskan bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian dari integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan. Bafadal (2016) menjelaskan perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka, baik barupa buku-buku maupun bukan buku- buku (non-book material) yang diorganisasikan secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Sinaga (2005: 16) menjelaskan perpustakaan sekolah adalah sarana pendidikan yang turut menentukan pencapaian tujuan lembaga. Oleh karena itu perpustakaan sekolah adalah salah satu komponen yang turut menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan begitu, perpustakaan harus diciptakan sedemikian rupa supaya bisa benar-benar berfungsi sebagai penunjang proses belajar mengajar. Dari beberapa pendapat di atas maka penulis memahami bahwa perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka berupa buku-buku yang berada pada lembaga pendidikan formal untuk mendukung tercapainya tujuan lembaga di sekolah.

Manfaat Perpustakaan

Bafadal (2016: 5) mengemukakan manfaat perpustakaan sekolah antara lain yaitu:

1. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca.

2. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid.

3. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.

4. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca.

5. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa.

6. Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggung jawab.

7. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.

8. Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Cella (Fatimah, 2018) mengemukakan manfaat perpustakaan sekolah adalah merangsang minat baca baik guru dan siswa, merupakan sumber literatur yang paling dekat, perpustakaan sebagai pusat sumber informasi dan sumber pembelajaran menulis. Selain itu manfaat dari perpustakaan antara lain yaitu:

1. Mempercepat penguasaan teknik membaca.

2. Melatih peserta belajar pada arah tanggung jawab ilmiah dan teknologi.

3. Membantu guru menemukan sumber-sumber pengajaran.

4. Membantu seluruh elemen pendidikan dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.

5. Membantu peserta didik dalam kelancaran tugas-tugas belajarnya.

6. Menanamkan kebiasaan belajarnya mandiri oleh peserta didik tanpa bimbingan guru secara langsung.

7. Menimbulkan kecintaan peserta didik terhadap kegiatan pengetahuan, baik yang telah dipelajari maupun yang belum dipelajari.

(5)

Tujuan Perpustakaan

Basuki (2009: 16) mengemukakan tujuan perpustakaan sekolah antara lain yaitu:

1. Membantu dan memperkuat tujuan pendidikan sebagaimana digariskan dalam misi dan kurikulum sekolah.

2. Mengembangkan dan memperkuat kebiasaan dan kegemaran membaca dan belajar pada murid serta penggunaan perpustakaan sepanjang hayat.

3. Memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman dalam meciptakan dan menggunakan informasi untuk pengetahuan, pemahaman, imajinasi, dan keceriaan.

4. Membantu murid dalam pembelajaran dan keterampilan menilai serta menggunakan informasi, dengan tidak memandang bentuk, format atau media, termasuk kepekaan pada modus komunikasi dengan komunitas.

5. Menyediakan akses ke sumber informasi local, regional, nasional, dan global serta kesempatan yang mengekspos murid pada gagasan, pengalaman, dan opini yang beraneka ragam.

6. Mengorganisasi aktivitas yang mendorong kesadaran dan kepekaan kultural dan sosial.

7. Bekerjasama dengan murid, guru, pimpinan sekolah serta orangtua untuk mencapai misi sekolah.

Fungsi Perpustakaan

Fungsi perpustakaan sekolah sebagai sarana yang turut menentukan proses belajar-mengajar yang baik dan mampu memberikan warna dalam proses interaktif edukatif yang lebih efektif dan efisien sesuai dengan fungsi perpustakaan. Fungsi perpustakaan juga dikemukakan oleh Bafadal (2016: 6-8) yaitu:

1. Fungsi edukatif

Di dalam perperpustakaan sekolah disediakan buku-buku baik buku fiksi maupun non fiksi.

Adanya buku-buku tersebut dapat membiasakan murid-murid belajar mandiri tanpa bimbingan guru, baik secara individual maupun kelompok.

2. Fungsi informatif

Perpustakaan yang sudah maju tidak hanya menyediakan bahan-bahan pustaka yang berupa buku- buku, tetapi juga menyediakan bahan-bahan yang bukan berupa buku (non-book material) seperti majalah, bulletin, surat kabar, pamphlet, guntingan artikel, peta bahkan dilengkapi juga dengan alat-alat pandang-dengar seperti televisi, video, film strip, proyector dan sebagainya. Semua ini akan memberikan informasi yang diperlukan oleh murid-murid.

3. Fungsi tanggung jawab administrasi

Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah, di mana setiap ada peminjaman dan pengembalian buku selalu dicacat oleh guru pustakawan. Setiap murid yang akan masuk ke perpustakaan sekolah harus menunjukkan kartu anggota atau kartu pelajar, tidak diperbolehkan membawa tas, tidak boleh mengganggu teman-temannya yang sedang belajar.

4. Fungsi riset

Dengan adanya bahan pustaka yang lengkap, murid-murid dan guru dapat melakukan riset, yaitu mengumpulkan data atau keterangan-keterangan yang diperlukan.

5. Fungsi rekreatif

Fungsi rekreatif perpsutakaan sekolah yaitu dapat dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang seperti pada waktu istirahat, dengan membaca buku-buku cerita, novel, roman, majalah, surat kabar, dan sebagainya.

Selanjutnya, Sinaga (2007: 25-27) menambahkan fungsi perpustakaan sekolah antara lain yaitu:

1. Pusat pendidikan

Perpustakaan sekolah berfungsi sebagai “guru” atau sebagai pusat sumber belajar yang menyajikan berbagai kebutuhan para siswa dan pemustaka. Di perpustakaan sekolah harus tersedia berbagai bahan pelajaran yang dituntut keberadaannya oleh kurikulum, sehingga perpustakaan sekolah menyediakan koleksi baik buku-buku paket dari Departemen Pendidikan Nasional yang diharapkan dapat menunjang efisiensi dan efektifitas proses belajar menagajar.

(6)

2. Pusat rekreasi

Perpustakaan sekolah sebagai sarana yang menyediakan pustaka yang mengandung unsur hiburan yang sehat dan bermanfaat. Siswa bisa mengisi waktu senggang sekaligus bisa melakukan rekreasi dengan membaca bahan-bahan pustaka yang diminati.

3. Pusat penelitian

Koleksi perpustakaan dijadikaan bahan untuk membantu kegiatan penelitian sederhana. Segala jenis informasi tentang pendidikan tingkat sekolah yang bersangkutan sebaiknya disimpan di perpustakaan, sehingga jika ada peneliti yang ingin mengetahui tentang informasi tertentu tinggal membaca di perpustakaan.

4. Pusat informatif

Fungsi ini berkaitan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat memberitahu akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para guru dan siswa. Melalui membaca berbagai media masa bahan bacaan yang disediakan oleh perpustakaan sekolah sehingga para guru dan siswa akan banyak tahu tentang segala hal yang terjadi di dunia.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Kendari yang beralamatkan di jalan Jl. Sisingamangaraja No. 41, Rahandouna, Kec. Poasia, Kota Kendari. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan Januari sampai Maret 2019. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kualitatif. Robert (2015: 177) mengemukakan jenis penelitian yang digunakan untuk menyelidiki dan memahami sebuah kejadian atau masalah yang telah terjadi dengan mengumpulkan berbagai macam informasi yang kemudian diolah secara holistik-konstektual dengan tujuan untuk menggambarkan secara mendalam dari hal kecil sampai hal yang besar yang menyangkut tentang penelitian.

Informan dalam penelitian ini adalah 1 orang Guru BK, 1 Petugas Perpustakaan, dan 2 orang siswa yang memunyai minat baca paling rendah di perpustakaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi hal-hal yang lebih mendalam tentang faktor- faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca di perpustakaan. Dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui faktor internal dan faktor eksternal yang memengaruhi rendahnya minat baca di perpustakaan. Peneliti melakukan wawancara dengan 1 orang guru BK, 1 orang petugas perpustakaan dan 2 orang siswa yang memunyai minat baca paling rendah.

2. Observasi

Observasi adalah memerhatikan sesuatu dengan pengamatan langsung meliputi kegiatan pemusatan terhadap suatu objek. Observasi dalam penelitian untuk menjawab rumusan masalah tentang faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca buku siswa SMA Negeri 2 Kendari.

Langkah-langkah analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2017: 133) penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Collection (Pengumpulan Data)

Kegiatan pada setiap penelitian adalah mengumpulkan data dalam penelitian kuantitatif menggunakan kuesioner atau tes tertutup. Data yang diperoleh adalah data kualitatif. Data tersebut dianalisis dengan statistik dalam penelitian kualitatif pengumpulkan dengan observasi atau wawancara mendalam dan dokumentasi.

2. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabsahan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

Tujuan penelitian dapat digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam mereduksi data sehingga data-data yang tidak sesuai dengan tujuan dapat direduksi. Dalam reduksi data merangkum pokok-

(7)

pokok data yang diperoleh dari wawancara dan dokumentasi sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang faktor-faktor penyebab kurangnya minat membaca di perpustakaan.

3. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui penyajian data, data terorganisasi, tersusun dalam pola hubungan sehingga dapat semakin mudah dipahami. Penyajian data ditampilkan dengan sekelompok informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan yang mengarah pada tercapainya sebuah tujuan penelitian.

4. Data Conclusion Drawing/ Verification (Penarikan Kesimpulan)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan merupakan temuan baru yang dapat memberikan deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual atau interaktif hipotesis atau teori. Kesimpulan yang dihasilkan dalam penelitian ini diarahkan untuk menjawab seluruh permasalahan penelitian dan memberikan gambaran tentang faktor-faktor rendahnya minat baca siswa di perpustakaan SMA Negeri 2 Kendari.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara dengan 2 orang siswa, 1 orang Guru BK, 1 orang Petugas Perpustakaan dapat dijelaskan beberapa faktor penyebab rendahnya minat baca siswa di perpustakaan SMA Negeri 2 Kendari yaitu:

1. Kurangnya fasilitas perpustakaan serta pengertian akan manf aat perpustakaan.

Fasilitas perpustakaan adalah sarana dan prasarana yang tersedia di perpustakaan yang menjadi penunjang untuk memudahkan pemustaka dan pustakawan dalam melakukan tugas dan pekerjaan.

Kurangnya minat baca siswa di perpustakaan diakibatkan kurangnya fasilitas seperti kipas angin atau AC, Oleh karena itu, perlu diadakan kipas angin atau AC di perpustakaan agar siswa memiliki minat atau mengunjungi perpustakaan, petugas perpustakaan harus memerhatikan apa yang menjadi kekurangan di perpustakaan, agar siswa merasa nyaman ketika berada di dalam perpustakaan.

2. Belum adanya kemantapan kerjasama jaringan terpadu antar perpustakaan.

Jaringan perpustakaan adalah sebuah kumpulan perpustakaan yang melayani sejumlah badan, instansi atau lembaga atau melayani berbagai instansi yang berada di bawah yurisdiksi tertentu dan memberikan sejumlah jasa sesuai dengan rencana terpadu untuk mencapai tujuan bersama. Dan dalam kajian ini jaringan perpustakaan lebih merujuk pada sebuah organisasi formal yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan bantuan teknologi informasi.

Belum adanya kemantapan kerjasama antar perpustakaan, akan menyebabkan kurangnya peningkatan buku di berbagai perpustakaan, dan kurangnya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan informasi. Jika perpustakaan memiliki kerjasama yang baik antar perpustakaan lainnya maka buku yang diterbitkan akan semakin banyak dan referensi buku yang semakin up to date, sehingga membuat siswa mendapatkan informasi atau pengalaman baru dalam membaca buku di perpustakaan.

3. Pembawaan atau bakat

Pembawaan atau bakat seseorang merupakan faktor genetik yang diturunkan oleh orangtua kepada anaknya. Jika kedua orangtuanya senang membaca buku akan kemungkinan sifat tersebut akan menurunkan pada anaknya. Apabila anak tersebut sudah memiliki rasa senang untuk membaca, berarti dia sudah memiliki kesadaran akan pentingnya membaca buku. Selain itu pembawaan atau bakat seorang anak memengaruhi rasa ketertarikan anak pada suatu bacaan. Jadi, faktor pembawaan yang diturunkan oleh orangtua kepada anaknya akan berpengaruh jika orangtua tidak suka membaca, maka anak tersebut akan mengikuti kebiasaan orangtuanya.

4. Jenis kelamin

Perbedaan minat membaca juga dipengaruhi oleh perbedaan kelamin. Mungkin sifat kodrati, maka pria dan wanita memiliki minat dan selera yang berbeda. Siswa siswi memiliki cara membaca yang

(8)

berbeda, ada yang membaca dengan cepat dan ada juga yang membaca yang lambat. Bahkan ada juga sama keduanya. Namun perbedaan dalam membaca di perpustakaan tentunya juga dilihat dari buku kunjungan siswa di perpustakaan, dari buku tersebut dapat dilihat mana yang memiliki selera atau minat membaca yang tinggi, atau bahkan dapat mengetahui mana siswa yang sangat rajin untuk masuk ke dalam perpustakaan. Jadi, perbedaan jenis kelamin dalam belajar atau minat membaca dapat dilihat dari buku kunjungan perpustakaan sekolah.

5. Keadaan kesehatan

Minat membaca seseorang akan dipengaruhi oleh keadaan kesehatannya. Apabila seorang anak membaca dalam keadaan yang kurang sehat/ sakit maka gairahnya untuk membaca akan terganggu bahkan minat bacanya bisa hilang. Jadi, jika siswa mengalami kesehatan yang buruk, maka siswa tersebut akan kurang fokus atau tidak memiliki minat membaca di perpustakaan.

6. Faktor kebiasaan

Anak yang memunyai kebiasaan/ kegemaran membaca tentu memiliki minat terhadap buku/

bacaan, atau sebaliknya orang yang punya minat baca yang besar terhadap bacaan karena mereka telah memunyai kebiasaan dan gemar membaca. Anak yang gemar membaca dalam satu hari akan meluangkan waktu untuk membaca lebih banyak dari pada anak yang tidak suka membaca. Jika kebiasaan siswa yang memiliki minat dalam membaca, maka akan diterapkan di sekolah. Namun jika kebiasaan tersebut tidak diterapkan di sekolah tentunya akan berdampak buruk, dan minat dalam membacanya akan berkurang.

7. Buku atau bahan bacaan

Keragaman jenis buku juga memengaruhi minat baca anak. Seorang anak berminat membaca sebuah buku bacaan atau buku apabila bacaan atau buku tersebut menarik, sesuai kebutuhan anak dan bermanfaat bagi anak tersebut. Minat seorang siswa akan berkurang jika buku atau bahan bacaan yang ada di perpustakaan berhamburan atau tidak tersusun rapi, karena tentunya juga siswa akan merasa kesulitan mencari buku atau bahan bacaan jika buku yang ada di perpustakaan tersebut berhamburan dan membuat siswa sulit untuk menemukan buku yang ingin dibaca. Jadi, petugas perpustakaan harus menyusun rapi jika ada buku yang berhamburan, atau diperlunya kesadaran siswa untuk menyusun rapi buku yang telah dipinjam atau di baca, agar tidak kesulitan jika mencari buku yang ingin dibaca kembali.

8. Lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga yang punya kebiasaan dan kegemaran membaca akan memberikan pengaruh yang besar terhadap minat baca anak. Dan dalam lingkungan keluarga tentunya diperlukan dorongan atau motivasi kepada anak untuk meningkatkan minat dalam membaca buku. Jadi, keluarga sangat berperan penting untuk memotivasi anaknya untuk berkembang dan meningkatkan minat membaca buku di rumah ataupun di sekolah.

9. Lingkungan sekolah

Sekolah memiliki peran yang besar terhadap usaha menumbuhkan dan membina minat baca anak.

Melalui bimbingan dan dorongan dari para pendidik (guru) siswa akan memunyai minat membaca. Misalnya, siswa akan lebih berminat membaca buku jika ia diberi tugas oleh gurunya untuk membaca sebuah buku ataupun sekolah menerapkan peraturan kepada siswanya untuk wajib membaca buku setiap hari, maka siswa dari sekolah tersebut akan memunyai minat baca yang lebih tinggi dari siswa sekolah lain. Kondisi perpustakaan yang ada di sekolah tersebut juga memengaruhi minat baca anak di perpustakaan sekolah.

Pembahasan

Faktor-faktor penyebab rendahnya minat baca siswa di perpustakaan SMA Negeri 2 Kendari, disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu kurangnya fasilitas yang ada di perpustakaan, belum adanya kemantapan kerjasama jaringan yang terpadu antar perpustakaan, faktor pembawaan atau bakat, jenis kelamin, keadaan kesehatan, faktor kebiasaan, buku atau bahan bacaan, faktor lingkungan keluarga dan faktor lingkungan sekolah.

Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca siswa yaitu: kurangnya fasilitas yang ada di perpustakaan, kurangnya fasilitas yang ada di perpustakaan dapat mengakibatkan rendahnya

(9)

minat baca siswa karena dengan kurangnya fasilitas perpustakaan dapat membuat siswa tidak merasa nyaman ketika berada di perpustakaan dan dengan adanya rasa tidak nyaman maka siswa akan malas untuk mengunjungi perpustakaan, dengan begitu siswa tidak akan terdorong untuk membaca. Fasilitas yang kurang mendukung semisal fasilitas multimedia, penyejuk ruangan dan sebagainya juga sangat berpengaruh terhadap minat siswa berkunjung ke perpustakaan.

Oleh karena itu fasilitas adalah salah satu faktor untuk membangkitkan minat berkunjung ke perpustakaan. Di era digital seperti sekarang ini, maka diperlukan fasilitas-fasilitas digital dan modern untuk menarik siswa berkunjung ke perpustakaan. Mulai dari penyejuk ruangan yang menghasilkan udara yang sejuk dan menambah kenyamanan sampai kepada tersedianya fasilitas multimedia yang berupa internet, wifi, vcd serta televisi.

Selain itu faktor penyebab rendahnya minat baca siswa yaitu belum adanya kemantapan kerjasama jaringan yang terpadu antar perpustakaan. Dibutuhkan kemantapan kerjasama jaringan yang terpadu antar perpustakaan untuk meningkatkan minat membaca siswa di perpustakaan dengan cara meningkatkan jumlah buku yang diterbitkan setiap tahun. Jika banyak buku yang diterbitkan di perpustakaan maka kebutuhan siswa akan terpenuhi dan siswa tidak akan kesulitan mencari buku yang mereka inginkan. Manfaat kerjasama jaringan yang terpadu yaitu dapat membuat kesepakatan untuk saling berbagi pemenuhan kebutuhan informasi tertentu sehingga tidak terjadi duplikasi koleksi. Faktor pembawaan atau bakat, pembawaan atau bakat merupakan faktor genetik yang diturunkan oleh orangtua kepada anaknya, jika orangtua rajin membaca dan memotivasi anaknya untuk rajin membaca, maka anak tersebut akan memiliki minat membaca yang tinggi, sebaliknya jika orangtua tidak memotivasi anaknya untuk membaca maka anak tersebut akan memiliki minat baca yang rendah,

Faktor jenis kelamin, perbedaan membaca juga dipengaruhi oleh perbedaan kelamin, karena setiap siswa pria atau wanita tentunya akan memiliki selera yang sangat berbeda untuk membaca buku. Faktor keadaan kesehatan yang meliputi perasaan terganggu atau serasa karena siswa memikirkan masalah yang dialami dalam pelajaran ataupun masalah pribadinya. Sehingga masalah tersebut dapat menganggu aktifitas belajar siswa dalam hal membaca dan tentunya siswa tersebut akan malas untuk membaca karena kesehatannya terganggu. Faktor kebiasaan, kebiasaan yang dilakukan oleh siswa tidak bermanfaat seperti menyia nyiakan waktu kosong untuk membaca, bahkan siswa hanya menunggu perintah dari guru untuk membaca buku dan tidak memiliki inisiatif tersendiri betapa pentingnya membaca buku. siswa lebih cenderung meluangkan waktunya untuk bermain, bercerita, ataupun melakukan hal yang tidak bermanfaat daripada membaca buku di perpustakaan.

Faktor buku atau bahan bacaan. ketersediaan buku mata pelajaran atau bahan bacaan yang dibutuhkan siswa sudah lengkap namun hanya beberapa buku cerita yang kurang lengkap dan hanya beberapa yang tersedia, namun di samping itu buku-buku tersebut tidak terlalu tersusun rapih sehingga dapat menyulitkan siswa untuk mencari buku mata pelajaran mereka atau bahan bacaan yang digunakan siswa untuk membaca. Buku-buku tersebut harus tersusun rapih agar siswa tidak sulit untuk mencari buku mata pelajaran mereka demi menyelesaikan tugas dari guru atau digunakan untuk sebagaai bahan bacaan mereka.

Faktor lingkungan keluarga. Faktor lingkungan keluarga dimana sebagian besar orangtua lebih sibuk dengan mengurus pekerjaannya sehingga anak-anak tersebut kurang mendapat perhatian dari orangtua serta budaya membaca di lingkungan keluarga yang masih rendah, orangtua juga jarang membelikan buku atau mengajak ke toko buku. Keluarga menjadi peranan penting dalam tumbuhnya minat membaca buku pada setiap anak terutama orangtua juga harus mendidik memotivasi anaknya agar membaca menjadi kebiasaan bagi setiap anak. Terciptanya kebiasaan membaca dan kemampuan keluarga untuk membeli buku-buku dapat mendorong anak agar memiliki kemauan untuk membaca.

Faktor yang terakhir yaitu faktor lingkungan sekolah. Sekolah memiliki peran yang besar terhadap usaha menumbuhkan dan membina minat baca anak. Melalui bimbingan dan dorongan dari para pendidik (guru) siswa akan memunyai minat membaca. Misalnya, siswa akan lebih berminat membaca buku jika ia diberi tugas oleh gurunya untuk membaca sebuah buku. Ataupun sekolah menerapkan peraturan kepada siswanya untuk wajib membaca buku setiap hari, maka siswa dari sekolah tersebut akan memunyai minat baca yang lebih tinggi dari siswa sekolah lain

(10)

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab rendahnya minat baca di perpustakaan SMA Negeri 2 Kendari yaitu kurangnya fasilitas yang ada di perpustakaan, belum adanya kemantapan kerjasama jaringan yang terpadu antar perpustakaan, faktor pembawaan atau bakat, jenis kelamin, keadaan kesehatan, faktor kebiasaan, buku atau bahan bacaan, faktor lingkungan keluarga dan faktor lingkungan sekolah.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka saran yang dapat peneliti kemukakan sehubungan dengan hasil penelitian ini antara lain:

1. Bagi Kepala Sekolah, agar berupaya menyediakan fasilitas perpustakaan sekolah seperti buku-buku yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan membuat perpustakaan menjadi nyaman.

2. Bagi Guru BK, diharapkan agar menjalin kolaborasi dengan guru mata mata pelajaran, kepala sekolah dan orangtua siswa dalam meningkatkan minat baca siswa.

3. Bagi siswa, agar terbiasa membaca meskipun tanpa diperintahkan oleh guru atau orang lain karena membaca dapat memperluas wawasan pengetahuan dan dapat meningkatkan prestasi belajar.

Daftar Pustaka

Amka. (2017). Menumbuhkan Minat Membaca dan Menulis Peserta Didik. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial, Vol. 4, No. 2.

Bafadal, Ibrahim. (2019). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi aksara.

Basuki, Sulistyo. (2013). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Ed 1-Cet 7. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Darmono. (2014). Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: PT Grasindo

Fatimah. (2018). Perpustakaan, Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan. Jurnal Imam Bonjol, Vol. 2, No. 1.

Hamzah, M & A Sofyan Nst. (2015). Meningkatkan Motivasi Membaca. Jurnal Iqra, Vol. 9, No. 2.

Robert, K. (2015). Studi Kasus Desain dan Metode. Ed 1-Cet 14. Jakarta: Rajawali Pers Rahim, Farida. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Sinar Grafika

Saepudin, Encang. (2015). Tingkat Budaya Membaca Masyarakat. Jurnal Kajian Informasi &

Perpustakaan. Vol. 3, No. 2.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Ed 3-Cet 25. Bandung: Alfabeta Sinaga, Dian. (2007). Mengelolah Perpustakaan Sekolah. Bandung: Kreasi Media utama

Triatma, Ilham Nur. (2016). Minat Baca Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan SlemanYogyakarta. Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan. Vol. 5, No. 6.

Referensi

Dokumen terkait

Hutan mangrove di Pantai Sari Ringgung (PSR), Desa Sidodadi memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi ekowisata karena memiliki pantai dengan pemandangan menarik yang telah

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bercerita anak kelompok B pada TK Pembina Cawas dengan menggunakan metode role

Analisis dan proses perbaikan kualitas dilakukan pada jenis cacat under cure yang disebabkan oleh problem pneumatik, hal ini karena under cure merupakan

Diharapkan dari penelitian ini, penderita diabetes memiliki informasi yang mendorong mereka untuk lebih meningkatkan pengetahuan mengenai diabetes khususnya mengenai pola

oleh karena itu, perubahan paradigma pembangunan mengharuskan program pendidikan berinovasi untuk membentuk warga negara sesuai dengan kebutuhan negara dalam program

Konstannya jumlah larutan HCl pada sistem ini membuat elektrode Ag/AgCl memiliki nilai potensial stabil.. Skema Sistem

Yanthi dan Jatra (2015) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Country Of Origin, Brand image, Dan Perceived Quality Terhadap Minat Beli Sepeda Motor Honda

Sumber data dalam penelitian ini adalah telepon seluler mahasiswa angkatan 2013 yang berisi komunikasi mahasiswa kepada dosen, sedangkan data penelitian ini adalah