• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Prinsip-Prinsip Manajemen Mutu Pendidikan di SMA Negeri 3 Gorontalo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Prinsip-Prinsip Manajemen Mutu Pendidikan di SMA Negeri 3 Gorontalo"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Penerapan Prinsip-Prinsip Manajemen Mutu Pendidikan di SMA Negeri 3 Gorontalo

Oleh:

Salmei A. Dukalang1, Ikhfan Haris dan Fory A. Naway2 Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Gorontalo Email: Salmei_Dukalang@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan di SMA Negeri 3 Gorontalo. 2) prinsip-prinsip yang belum terlaksana dalam manajemen mutu pendidikan di SMA Negeri 3 Gorontalo. 3) manfaat penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan di SMA Negeri 3 Gorontalo. 4) kendala-kendala apa saja yang menghambat penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan di SMA Negeri 3 Gorontalo. 5) upaya-upaya yang dilakukan untuk penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan di SMA Negeri 3 Gorontalo. Tehnik pengumpulan data menggunakan angket dan observasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan keseluruhannya sudah diterapkan dan dijalankan dengan persentase 84,03 % berada pada kategori baik, prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan keseluruhannya sudah diterapkan dan sudah terlaksana berdasarkan fokus penelitian dari empat belas prinsip yaitu dua belas prinsip berada pada kategori baik dan dua prinsip berada pada kategori sangat baik, Manfaat penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan adalah meningkatnya kedisiplinan dan meningkatnya mutu dan dapat menjadi salah satu contoh yang baik terhadap sekolah lain yang ada di Provinsi Gorontalo, Kendala-kendala terhadap penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan yaitu kurangnya apresiasi warga sekolah terhadap kualitas dan produktivitas manajemen mutu.Kepala sekolah berupaya membuat strategi untuk mendorong setiap guru berpartisipasi menjadi satu tim agar dapat membuat tranformasi/perubahan kearah yang lebih baik terhadap stakeholder untuk membudayakan mutu di sekolah dan membuat perubahan terhadap penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan yang bisa membawah nama baik sekolah kejenjang lebih baik untuk peningkatan mutu di sekolah.

Saran: 1) Sekolah: penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan di upayakan sesuai dengan tujuan yang diterapkan untuk dapat meningkatkan mutu di sekolah. 2) Dinas Pendidikan: perlu memperhatikan pelaksanaan dan tujuan penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan di SMA Negeri 3

1

Salmei A. Dukalang, Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo

2 Ikhfan Haris dan Fory A. Naway, Dosen Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu

(3)

Gorontalo. 3) Bagi peneliti dapat memperluas wawasan yang berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan di sekolah.

Kata Kunci: Prinsip, Manajemen Mutu, Pendidikan

PENDAHULUAN

Manajemen mutu pendidikan merupakan suatu proses manajemen untuk dapat mencapai hasil yang optimal. Penerapan prinsip manajemen mutu pendidikan sangat cocok di terapkan di sekolah untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas terutama di dalam suatu organisasi berusaha memegang teguh nilai-nilai moral dengan menanam budaya pendidikan yang bermutu harus didukung oleh personil seperti administrator, guru, konselor, tata usaha, yang bermutu dan professional.

Hal tersebut didukung pula oleh sarana dan prasarana pendidikan fasilitas, media, serta sumber belajar yang memadai, baik mutu maupun jumlahnya, dan biaya yang mencukupi, manajemen yang tepat, serta lingkungan yang mendukung. Hal ini diharapkan mampu menghasilkan kualitas yang maksimal sesuai yang diharapkan.

Dilihat dengan perubahan zamam sekarang ini mutu telah banyak di bicarakan dikalangan masyarakat, karena mutu merupakan suatu ide yang dinamis dalam percakapan sehari-hari sebagian besar di pahami sebagai sesuatu yang berkonsep absolut misalnya restoran yang mahal, mobil yang mewah, sekolah yang sudah memiliki ISO, dan yang kaitannya dengan mutu lainya, mutu sama halnya dengan sifat baik, cantik, dan benar .

Mutu juga sebagai sesuatu yang memuaskann melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan sesuai dangan presepsi sebagai mutu yang hanya ada di mata orang yang melihatnya. Ini merupakan hal yang sangat penting sebab, ada satu resiko yang sering kali kita abaikan yaitu kenyataan bahwa para pelanggan adalah pihak yang membuat keputusan terhadap mutu. Dan Mereka melakukan penilaian tersebut dengan merujuk pada kualitas terbaik yang bisa bertahan dalam persaingan.

(4)

Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Penerapan manajemen mutu pendidikan memang tidak mudah, karena harus adanya komitmen dan kerja sama yang baik antara departemen terkait yaitu departemen pusat dan departeman pendidikan daerah serta istitusi pendidikan setempat sebagai pihak yang berhubungan langsung dengan masyarakat sehingga iklim yang dialogis antara siswa dengan guru, antara siswa dengan kepala sekolah, antara guru dan kepala sekolah, singkatnya adalah kebebasan berpendapat dan keterbukaan antara seluruh warga sekolah. Selain kebebasan berpendapat juga harus ada kebebasan informasi. Harus ada informasi yang jelas mengenai arah organisasi sekolah, baik secara internal organisasi maupun secara nasional. Secara internal, manajemen harus menyediakan informasi seluas-luasnya bagi warga sekolah. Termasuk dalam hal arah organisasi adalah program-program, serta kondisi finansial.

Pentingnya Penerapan Prinsip-Prinsip-Manajemen Mutu Pendidikan yaitu untuk menghasilkan manajemen yang berkualitas dalam mencapai tujuannya di sekolah, dalam penerapan manajemen mutu pendidikan harus ada upaya-upaya untuk kesepakatan bersama meningkatan kualitas melalui perbaikan proses manajemen yang didukung oleh kepemimpinan yang kuat. Kepemimpinan yang kuat ini akan sangat menentukan kelangsungan hidup organisasi yang berisi seperangkat prosedur yang dapat digunakan oleh setiap orang dalam memperbaiki kinerja secara terus menerus. Perbaikan dan peningkatan mutu merupakan sasaran utama dari manajemen untuk memperbaiki atau meningkatkan kualiatas sekolah.

Berdasarkan observasi hasil bahwa sekolah SMA Negeri 3 Gorontalo adalah sekolah yang telah bertaraf Internasional (ISO) selama empat tahun. Dengan adanya manajemen mutu pendidikan diharapakan kepada semua pihak yang terlibat agar dapat memantau dan fokus untuk melaksanakan dan mempertahankan tingkatan mutu di sekolah tersebut, selain itu juga banyak hal yang harus di perbaiki terutama penerapan mutu pendidikan terhadap kepemimpinanan, sebab

(5)

akhir-akhir ini pemilhan kepala sekolah tidak sembarangan di tunjuk namun di seleksi dangan memaparkan program-program agar bisa memimpin dengan baik sekolah SMA Negeri 3 Gorontalo, dan pemilihan tersebut di hadiri oleh Pemerintah Daera, Kepela Dinas, dan BKD di samping itu setiap hari senin dilakukan pertemuan staf dewan guru agar dapat mengecek sejauh mana keberhasilan atau hambatan serta kendala-kendala yang dilakukan setiap minggu untuk mencari solusi dalam mengatasi semua permasalahan.

Di sekolah tersebut prinsip-prinsip manajemen mutu keseluruhannya sudah diterapkan dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang di rencanakan, walaupun masih ada yang harus di perbaiki oleh pihak-pihak yang terkait terhadapan peningkatan manajemen mutu, Oleh karena itu harus adanya penerapan dari manajemen mutu pendidikan terutama yang terlibat dan terkait terhadap penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan untuk dapat melakukan suatu upaya terhadap perubahan yang secara menyeluruh di dalam sebuah sekolah atau organisasi yang harus memiliki seorang pemimpin sebagai orang yang memberikan panduan terhadap bawahannya untuk membuat sekolah lebih bermutu, selain dari peranan seorang pemimpin wakil, staf dewan guru serta siswa-siswi juga harus bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah di rencana berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan, di mana sekolah harus mempelajari semua informasi yang tersedia, dan juga harus melihat contoh yang baik mengenai penerapan terhadap prinsip-prinsip yang telah dijalankan di sekolah lain yang sudah bertarap Internasional untuk bisa menyesuaikan dan dapat menyusun visi, prinsip, kekurangan, kelemahan, komunikasi dan lain-lain. Dan keseluruhannya bermanfaat terhadap kualitas peningkatan mutu di sekolah.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul. “Penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan di SMA Negeri 3 Gorontalo, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana penerapan manajemen mutu pendidikan. 2) Penerapan Prinsip-prinsip apa saja yang belum terlaksana. 3) Bagaimana manfaat penerapan manajemen mutu pendidikan. 4) Kendala-kendala apa saja yang menghambat penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan. 5) Bagaimana

(6)

upaya-upaya apa yang dilakukan untuk penerapan prinsip-prinsip manajmen mutu pendidikan.

KAJIAN TEORI

Menurut Wiludjeng Sri (2007:2) Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur (mengelolah). Manajemen termasuk kelompok ilmu sosial. Manajemen adalah bidang yang sangat penting untuk di pelajari dan di kembangkan karena: (1) tidak perusahaan atau organisasi yang berhasil baik tampah menerapkan manajemen secara baik, (2) manajemen menetapkan tujuan dan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien, (3) manajemen di perlukan untuk kemajuan dan pertumbuhan, (4) manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan/hasil secara teratur, (5) manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.

Menurut Deming, (Dalam Edwar Sallis 2012:100-103) Melihat bahwa masalah mutu terletak pada manajemen. Masalah utama dalam dunia industri adalah kegagalan manajemen senior dalam menyusun perencanaan kedepan, biasanya perencanaan tersebut bukan merupakan serangkaian langkah untuk menerapkan mutu, tapi lebih merupakan desakan serius terhadap manajemen tentang apa yang harus dan tidak boleh dilakukan agar organisasi berhasil dengan baik. 14 Poin Deming Yang Termasyur: (1) ciptakan sebuah usahan peningkatan produk dan jasa dengan tujuan agar bisa kompetitif dan tetap berjalan serta menyediakan lowongan pekerjaan. (2) adopsi falsafah baru. (3) hindari ketergantungan pada inspeksi massa untuk mencapai mutu. (4) akhiri praktek menghargai bisnis dengan harga tidak memiliki arti apa-apa tampah ukuran mutu yang di jual. Praktek kontrak yang hanya cenderung pada harga yang murah dapat menggiring pada kesalahan yang mahal. (5) tingkatan secara konstan sistem produksi dan jasa, untuk meningkatkan mutu produktivitas, dan selanjutnya turunkan biaya secara konstan. (6) lembaga pelatihan kerja, pemborosan terbesar dalam sebuah organisasi. (7) lembaga kepemimpinan, Deming mengatakan bahwa kerja manajemen bukanlah mengawasi melainkan memimpin. (8) hilangkan rasa takut, agar setiap orang dapat bekerja secara efektif. (9) uraikan kendala-kendala antar departemen, orang dalam departemen yang berbeda harus dapat bekerja

(7)

bersama sebagai sebuah tim. (10) hilangkan slogan, desakan, dan target. Serta tingkatkan produktifitas tampa menembah beban kerja tekanan untuk bekerja giat merepresentasikan sebuah pemaksaan kerja oleh seorang manajer. (11) hilangkan standar kerja yang menggunakan kuota numerik. Mutu tidak dapat di ukur dengan hanya mengkonsentrasikan pada hasil proses. (12) hilangkan kendala-kendala yang merampas kebahagiaan karyawan atas keahliannya, hal ini perlu dilakukan dengan menghilangkan sistem penilaian dan penghitungan jasa. (13) lembagakan aneka program pendidikan yang meningkatkan semangat dan peningkatan kualitas kerja, semakin tahu, orang akan semakin giat bekarja. (14) tempatkan setiap orang dalam tim kerja agar dapat melakukan traspformasi.

Disesuaikan dengan konteks pendidikan maka 14 poin prinsip-prinsip Deming itu di formulasi ulang menjadi sebagai berikut: (1) Pelayanan prima sekolah. (2) Berfokus pada inovasi. (3) Mencegah tindakan negatif yang menghambat perkembangan sekolah. (4) Meningkatkan kepercayaan diri. (5) Membangun kerja sama. (6) Perbaikan berkelanjutan. (7) Pengembangan diri. (8) Kepemimpinan yang mengayomi. (9) Mewujudkan suasana kondusif. (10) mengembangkan teamwok ( kerja tim). (11) Menghargai prestasi. (12) Manajemen terbuka. (13) Pengembangan profesionalisme. (14) Bertanggung jawab melakukan perbaikan berkelanjutan kearah yang lebih baik.

Redja Mudyahardjo (2002:47-48) Pendidikan adalah pengalaman yang tidak terbatas dalam waktu, tempat, dan bentuk adalah bersifat random, yaitu terjadi kapan pun sepanjang kurun waktu usia hidup, di manapun dalam lingkungan hidup, dan kapan pun dalam perjalanan hidup, serta siapa pun dari umat manusia adalah pelajarannya, dengan pengalaman hidup sebagai guru, dan lingkungan adalah hidup tempat belajar atau sekolah umat manusia.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan kuantitatif yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mendapatkan data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu: Angket. Karena penelitian ini mengukur seberapa besar

(8)

ketercapaian penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan di sekolah tersebut. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan presentasae (%) Statistik deskriptif digunakan untuk pengolahan data dengan melukiskan kelompok data dengan menggunakan presentase (%).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Berdasarsan rekapitulasi hasil persentase Penerapan Prinsip-Prinsip Manajemen Mutu Pendidikan menggambarkan bahwa 84,03 %, yang berada pada kategori baik, dapat disimpulkan bahwa penerapan pinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan sudah berjalan sesuai dengan target capain walaupun belum 100 % penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu tersebut dijalankan sesuai dengan tujuan dan harapan .

PEMBAHASAN

1. Pelayanan prima sekolah

Berdasarkan rangkuman hasil indikator persentase, pelayanan prima sekolah berada pada kategori sangat baik dengan nilai persentase yang di peroleh yaitu 91,94 %, hal ini karena sekolah dapat menciptaka siswa yang berkualitas terbaik yang mampu memperbaiki semua bentuk proses yang memiliki posisi yang berarti di masyarakat, secara umum dari pihak sekolah dalam pembelajaran telah memfasilitasi atau menyiapkan LCD dan guru dalam pembelajaran menyiapkan leptop agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. Sebab guru mampu berupaya menciptakan dan memaksimalkan waktu pembelaajran di dalam kelas maupun di luar kelas sesuai dengan target capain/konduktif hal tersebut manajemen sekolah di dasarkan harus memiliki rencana jangka panjang yang didasarkan pada visi masa depan.

2. Berfokus pada inovasi

Berdasarkan rangkuman hasil indikator persentase, berfokus pada inovasi berada pada kategori baik dengan nilai persentase yang di peroleh yaitu 83,93 %, hal ini karena manajemen sekolah harus menyadari suatu tantangan dan mempelajari tanggung jawab yang telah diberikan, secara umum guru di sekolah dapat memanfatkan waktu, berupaya bertanggung jawab pada aturan, dan berupaya

(9)

menjadi seorang pemimpin. Hal tersebut kepada pihak-pihak yang terkait dalam manajemen mutu pendidikan mengupayakan harus membuat perubahan metode kerja yang baru agar salah satu prinsip ini bisa sangat baik unruk dapat bersaing tampah ada penundaan waktu

3. Mencegah tindakan negatif yang menghambat perkembangan sekolah

Berdasarkan rangkuman hasil indikator persentase, mencegah tindakan negatif yang menghambat perkembangan sekolah berada pada kategori baik dengan nilai persentase yang di peroleh yaitu 80,50 %, hal ini karena guru disekolah harus bisa berfokus pada proses pembelajaran bukan proses penilaian terhadap siswa di sekolah, secara umum guru menerapkan untuk menitiberatkan proses pembelajaran agar dapat menilai siswa dengan pembelajaran tersebut untuk bisa mencapai hasil yang sangat baik guru harus menghindari, mengawasi, dan mengembangkan terutama lebih berhati-hati memberikan penilaian kepada siswa hal tersebut untuk dapat meningkatkan keberhasilan manajemen mutu pendidikan.

4. Meningkatkan kepercayaan diri

Berdasarkan rangkuman hasil indikator presentase, meningkatkan kepercayaan diri berada pada kategori baik dengan nilai persentase yang di peroleh yaitu 88,69 %, hal ini karena sekolah harus bisa meminimalisir dan menghentikan kecurangan terhadap ujian sekolah. Secara umum guru dapat mengupayakan menghentikan ketergantungan pada ujian dan berpengalaman dalam pembelajaran yang dapat menciptakan kinerja yang yang berkualitas dan motivasi pembelajaran di sekolah. Hal terbut dapat mengembangkan suatu kerja sama dalam peningkatan mutu.

5. Membangun kerja sama

Berdasarkan rangkuman hasil indikator persentase, membangun kerja sama berada pada kategori baik dengan nilai persentase yang di peroleh yaitu 79,44 %, hal ini karena sekolah meminimalkan total biaya pendidikan dengan cara meningkatkan hubungan dengan siswa dan membantu meningkatkan mutu siswa yang menerima sistem pendidikan, secara umum kepala sekolah berupaya meminimalkan total biaya pendidikan dengan adanya sistem pendidikan untuk merubah manajemen sekolah dalam meningkatkan mutu. Hal tersebut untuk meningkatkan mutu selanjutkan di

(10)

kurangi biaya secara cepat, ini merupakan tugas manajemen untuk proses mengarah peningkatan dan menjamin bahwa proses perbaikan yang mendatang.

6. Perbaikan berkelanjutan

Berdasarkan rangkuman hasil indikator persentase, perbaikan berkelanjutan berada pada kategori baik dengan nilai persentase yang di peroleh yaitu 80,71 %, hal ini karena peningkatan mutu harus berada pada kehidupan pribadi dan masyarakat, secara umum kepala sekolah berupaya mingkatkan mutu dalam kehidupan pribadi dan meningkatkan mutu dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut untuk meminimalisir pemborosan dalam sebuah sekolah terutama melatih dengan standar terbaik dalam kerja untuk memperbaiki mutu pendidikan.

7. Pengembangan diri

Berdasarkan rangkuman hasil indikator persentase, pengembangan diri berada pada kategori baik dengan nilai persentase yang di peroleh yaitu 82,62 %, hal ini karena bagi semua yang berhubungan sekolah terutam guru/staf harus mengadakan pelatihan untuk jabatan, secara umum kepala sekolah mengupayakan adanya pelatihan dan jabatan terhadap guru untuk melaksanakan diklat secara terus menerus dalam peningkatan mutu di sekolah. Hal tersebut kerja manajemen bukanlah mengawasi melainkan memimpin sebab peran kememipinan yang mendorong peningkatan mutu pendidikan di sekolah dengan baik.

8. Kepemimpinan yang mengayomi

Berdasarkan rangkuman hasil indikator persentase, kepemimpinan yang mengayomi berada pada kategori baik dengan nilai persentase yang di peroleh yaitu 86,52 %, hal ini karena kepemimpinan di sekolah yaitu dapat membantu guru/staf dalam menggunakan teknologi dan materi untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik serta menentukan kecepatan untuk mengarahkan kreativitasnya, secara umum kepala sekolah berupaya mendorong mewajibkan guru/staf menerapkan pembalajaran berbasis teknologi dan mensupervisi guru dalam pembelajaran dengan kerberhasilan pembelajaran tersebut untuk dapat mengetahui tanggung jawab guru di kelas dalam sistem pembelajaran yang baik untuk mencapai tujuan organisasi peningkatan mutu dan penyempurnaan yang berkelanjutan. Hal tersebut dapat

(11)

meminimalisir rasa takut, agar setiap orang bekerja secara efektif berbasis motivasi yang di butuhkan para pegawai yang mampu mendorong semangat mereka.

9. Mewujudkan suasana kondusif

Berdasarkan rangkuman hasil indikator persentase, mewujudkan suasana kondusif berada pada kategori sangat baik dengan nilai persentase yang di peroleh yaitu 91,94 %, hal ini karena setiap guru/staf sekolah bekerja secara efektif untuk suatu sistem di sekolah untuk menciptakan lingkungan yang memotifasi warga sekolah, secara umum guru berupaya bekerja sama dengan manajemen sekolah untuk menciptakan lingkungan sekolah yang konduktif dan secara efektif untuk perubahan mencapai tujuan peningkatan mutu di sekolah. Hal tersebut yang berada dalam manajemen sekolah dapat bekerja sama secara satu tim untuk mendorong pada arah yang lebih baik.

10. Mengembangankan teamwok ( kerja tim)

Berdasarkan rangkuman hasil indikator persentase, mengembangankan teamwok ( kerja tim) berada pada kategori baik dengan nilai persentase yang di peroleh yaitu 85,69 %, hal ini karena semua yang berada dalam manajemen sekolah harus dapat mengembangkan strategi untuk meningkatkan kerja sama diantara kelompok dengan individu merencanakan waktu akan memfasilitasi di namika terhadap manajemen sekolah, secara umum kepala sekolah mampu mengupayakan dan merencanakan untuk mendorong guru/staf bekerja sama dalam satu tim untuk menerapkan strategi kerja sama di antara kelompok/individu terhadap pengembangan sekolah akan mempasilitasi di namika yang terhadap sekolah yang bermutu. Hal tersebut sistem ini merupakan tanggung jawab kepemimpinan untuk mengatasi produktipitas yang berdampak terhadap pekerjaan.

11. Menghargai prestasi

Berdasarkan rangkuman hasil indikator persentase, menghargai prestasi berada pada kategori baik dengan nilai persentase yang di peroleh yaitu 83,47 %, hal ini karena manajemen sekolah menciptakan hubungan perselisihan penyebab rendahnya kualitas dan produktivitas termasuk sistemnya berada di bawah kendali guru dan siswa, secara umum kepala sekolah berupaya mengatasi kendala-kendala terhadap kualitas dan produktivitas untuk dapat menciptakan hubungan yang harmonis

(12)

dengan pihak guru dan siswa. Hal tersebut mutu tidak dapat di ukur dengan hanya mengkonsentrasikan pada hasil proses untuk bekerja terjadinya pemotongan dan penyusutan mutu.

12. Manajemen terbuka

Berdasarkan rangkuman hasil indikator presentase, manajemen terbuka berada pada kategori baik dengan nilai persentase yang di peroleh yaitu 79,51 %, hal ini karena kepemimpinan menggerakan terus menerus untuk mutu dan pembelajaran yang menyenangkan pendidikan harus berubah dari paradigma kuantititas kepada paradigma kualititas merupakan tanggung jawab dari semua pemimpin, secara umum kepala sekolah mempertahankan peningkatan mutu terhadap peringkat tahunan untuk prestasi yang di raih oleh siswa yang menjadi tolak ukur siswa disekolah untuk peningkatan mutu disekolah, manajemen sekolah juga menerapkan sistem pergantian kepala sekolah yang berstandar. Hal tersebut perlu di lakukan dengan meminimalisirn sistem penilaian yang mana di yakini menempatkan kerja dalam kompetisi antara satu dengan yang lain merusak kerja sama tim.

13. Pengembangan profesionalisme

Berdasarkan rangkuman hasil indikator persentase, pengembangan profesionalisme berada pada kategori baik dengan nilai persentase yang di peroleh yaitu 81,49 %, hal ini karena kemampuan guru dan manajemen sekolah di tingkatkan melalui pendidikan formal untuk mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan di fasilitasi untuk meningkatkan kualitas, secara umum kepalah sekolah berupaya mendorong dan mempasilitasi kemampuan guru/staf ditingkatkan melalui pendidikan formal yang lebih baik untuk dapat membudayakan dan meningkatkan mutu di sekolah. Hal tersebut merupakan program pendidikan yang meningkatkan semangat dan peningkatan kualitas kerja.

14. Bertanggung jawab melakukan perbaikan berkelanjutan kearah yang lebih baik

Berdasarkan rangkuman hasil indikator persentase, bertanggung jawab melakukan perbaikan berkelanjutan kearah yang lebih baik berada pada kategori baik dengan nilai persentase yang di peroleh yaitu 80,71 %, hal ini karena

(13)

tranformasi merupakan pekerja dalam setiap stakeholder di sekolah harus di dorong dan di kembangkan secara terpadu untuk membudayakan mutu, secara umum kepala sekolah berupaya mendorong setiap guru berpartisipasi membuat tranformasi/perubahan kearah yang lebih baik terhadap stakeholder untuk membudayakan mutu disekolah. Hal tersebut setiap orang dalam tim kerja agar dapat melakukan tranformasi menuju sebuah kultur mutu merupakan tugas terpenting dalam manajemen.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa: 1) Penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan di SMA Negeri 3 Gorontalo keseluruhannya sudah diterapkan dan dijalankan berada pada kategori baik. 2) Penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan di SMA Negeri 3 Gorontalo keseluruhannya sudah diterapkan dan sudah terlaksana berdasarkan fokus penelitian dari empat belas prinsip yaitu dua belas prinsip berada pada kategori baik dan dua prinsip berada pada kategori sangat baik. 3) Manfaat penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan di SMA Negeri 3 Gorontalo adalah meningkatnya kedisiplinan dan meningkatnya mutu dan dapat menjadi salah satu contoh yang baik terhadap sekolah lain yang ada di Propinsi Gorontalo. 4) Kendala-kendala terhadap penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan di SMA Negeri 3 Gorotalo yaitu kurangnya apresiasi warga sekolah terhadap kualitas dan produktivitas manajemen mutu, hal ini perlu di perbaiki oleh kepala sekolah untuk mencapai peningkatan mutu di sekolah. 5) Kepala sekolah berupaya membuat strategi untuk mendorong setiap guru berpartisipasi menjadi satu tim agar dapat membuat tranformasi/perubahan kearah yang lebih baik terhadap stakeholder untuk membudayakan mutu di sekolah dan membuat perubahan terhadap penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan yang bisa membawah nama baik sekolah kejenjang lebih baik untuk peningkatan mutu di sekolah.

(14)

Melihat simpulan yang ada bahwa penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan di SMA Negeri 3 Gorontalo keseluruhannya sudah dilaksanakan dengan baik, artinya penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan yang berfokus pada 14 poin Deming keseluruhannya sudah diterapkan dan dijalankan, dua belas di antaranya belum terlaksanakan sesuai dengan tujuan meskipun ada hal-hal yang harus di perbaiki, dan dua di antaranya sudah terlaksanakan dan berjalan sangat baik sesuai dengan tujuan dan di harapkan.

SARAN

Adapun saran yang di harapkan pada penelitian ini adalah: 1) Bagi sekolah penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan di upayakan sesuai dengan tujuan yang diterapkan untuk dapat meningkatkan mutu di sekolah. 2) Bagi Dinas Pendidikan perlu memperhatikan pelaksanaan dan tujuan Penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan di SMA Negeri 3 Gorontalo 3) Bagi peneliti dapat memperluas wawasan yang berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. , (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi.

Jakarta: Rineka Cipta.

Danim, Sudarwan, (2008). Visi Baru Manjemen Sekolah dari Unit Birokrasi Kelembagaan Akademik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Departement Pendidikan Nasional, (2004). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah.

Fattah, Nanang, (2011). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Koswara, Deni, (2012). Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Idris, Ridwan (2009). Pendekatan Pendidikan Berbasis Mutu. Makasar: http://www.google.com/= pendekatan-pendidikan-berbasis-mutu. Hal 112-114, 17 Januari, Hari Sabtu, 10 Pagi (Jurnal).

(15)

Malayu, S.P. Hasibuan, (2011) .Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Mudyahardjo, Redja, (2002). Filsafat Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Robbins, P. Stephen, dan Coulter, Mary. (2010). Manajemen. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

Rochaety, Eti, Rahayuningsih, Poctjarini, dan Yanti, Gusti Prima. (2008). Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksar.

Sallis,Edward. (2010). Total Kuality Management In Edukation Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. ( Peran Strategis Pendidikan di Era Globalisasi Modern). Jogjakarta: IRCiSoD

. (2012). Total Kuality Management In Edukation Manajemen Mutu Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD.

Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kharisma Putra Utama.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung : Alfabeta.

. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuntitatif dan RND. Bandung: Alfabeta.

Sukamadinata, Nana Syaodih, Jami’at, Ayi Novi,dan Ahman. (2008). Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menegah (konsep, Prinsip, dan Instrument). Bandung: PT Refika Aditama.

Terry, R. George dan Rue, W Leslie. (2005). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Tirtarahardja, Umar dan La Sulo, S.L .(2008). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Raneka Cipta

Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia. (2003). Total Quality Management. Jogyakarta: Andi.

Wiludjeng, Sri. (2007). Pengantar Manajemen. Jogyakarta: Graha Ilmu.

Wijaya, david. (2008) Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Dalam

Penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah. Jakarta: http://www.

google.com/=implementasi-manajemen-mutu-terpadu. Hal 87-89, 2 Juli, Hari Rabu, Jam 9 Malam (Jurnal).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan kadar pati setelah dianalisis dengan sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antar perlakuan (lama perendaman dan lama pengadukan), lama perendaman dan

Untuk komunikasi (COM) yang mendukung untuk video conference, point to point atau point to multipoint pada rrekuensl 30/20 GHz.. Ka-band menupakan salah satu

(1) Insan Pemerintah Daerah apabila diminta untuk memberikan gratifikasi yang tidak sesuai dengan ketentuan pemberian, hendaknya melakukan penolakan secara sopan

Secara garis besar perancangan sistem aplikasi ini terdiri dari bebrapa bagian yaitu, mendeteksi posisi pengguna, mencari lokasi dan rute wisata Taman Safari II Prigen,

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar (17,2%) responden dengan status gizi obesitas memiliki aktivitas fi sik dalam bekerja adalah ringan sedangkan sebagian

Dengan demikian, kajian ini diharapkan dapat berguna dan menjadi acuan dalam pengembangan kelembagaan pengelolaan satu pintu yang menangani perencanaan yang sesuai untuk

Pemanfaatan Media Film Animasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Cerita Siswa Sekolah Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.. Universitas Pendidikan Indonesia |

bahwa Sungai Serang dan Sungai Wulan merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Serang yang berada di wilayah Kabupaten Boyolali, Kabupaten Semarang, Kabupaten Sragen,