• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Kelompok Critical Review

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas Kelompok Critical Review"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ETIKA PROFESI DAN BISNIS

ETIKA PROFESI DAN BISNIS

Disusun Oleh :

Disusun Oleh :

1.

1. Murniasih

Murniasih

041302503125007

041302503125007

2.

2. Siti

Siti Hadijah

Hadijah

041302503

041302503125038

125038

3.

3. Esti

Esti Yulianti

Yulianti

041302503125049

04130250

3125049

4.

4. Meylinda

Meylinda Y.

Y.

041302503

041302503125058

125058

5.

5. Nana

Nana Yani

Yani S.

S.

0413025031

041302503125065

25065

6.

6. Berliana

Berliana N.

N.

0413025031

041302503125069

25069

7.

7. Katelia

Katelia Listiani

Listiani 04130250

041302503125102

3125102

8.

8. Yosi

Yosi Febri

Febri P.

P.

0413025031

041302503125

25

9.

9. Fahmi

Fahmi Abdul

Abdul H.

H. 0411025031

041102503125114

25114

TUGAS CRITICAL REVIEW

TUGAS CRITICAL REVIEW

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

Tahun Ajaran 2015/2016

Tahun Ajaran 2015/2016

Dosen : Ayu Larasati S. Sos M. Ikom

Dosen : Ayu Larasati S. Sos M. Ikom

(2)
(3)

FOTO KELOMPOK FOTO KELOMPOK

(4)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB

BAB I I RESUME ...RESUME ... . 33 BUKU I

BUKU IEtika Bisnis Problema & SolusinyaEtika Bisnis Problema & Solusinya ... ... ... 33 BUKU II

BUKU IIEtika BisnisEtika Bisnis ... ... 1... 122 BUKU III

BUKU III Etika Bisnis Teori, Kasus Dan SolusiEtika Bisnis Teori, Kasus Dan Solusi ... 21 ... 21 BAB

BAB II II CRITICAL REVIEW CRITICAL REVIEW ... ... 2828 BUKU I

BUKU IEtika Bisnis Problema & SolusinyaEtika Bisnis Problema & Solusinya ... ... 2... 288 BUKU II

BUKU IIEtika BisnisEtika Bisnis ... ... 2... 299 BUKU III

BUKU III Etika Bisnis Teori, Kasus Dan SolusiEtika Bisnis Teori, Kasus Dan Solusi ... 30 ... 30 BAB

(5)

BAB I

RESUME

BUKU I

Etika Bisnis Problema & Solusinya Pengarang : H. Mukhlis Yunus

Kegiatan bisnis (business) tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Bisnis merupakan salah satu profesi yang dapat memberikan penghidupan yang layak bagi pelakunya. Dewasa ini kegiatan bisnis telah menjadi salah satu primadona yang dapat menawarkan kesejahteraan lebih cepat dan berkualitas kepada manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Perubahan (bisnis) dengan segala fungsinya ternyata mampu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat terutama kesejahteraan material. Hal ini tidak berarti bahwa tujuan bisnis hanya mengejar kesejahteraan material semata. Dalam waktu yang bersamaan idealnya bisnis juga mampu memberikan konstribusi nyata terhadap kar yawan, pelanggan dan kehidupan sosial kemasyarakatan.

Hughes dab Kapoor Adalah dua orang ahli yang telah memasukkan kepuasan konsumen dalam mendefinisikan bisnisnya. Menurutnya bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Secara umum kegiatan ini ada di dalam masyarakat, dan ada dalam industri (alma, buchari, 2008 : 21).

Inti dari bisnis sebenarnya adalah memuaskan pelanggan dan masyarakat secara umum, dan setelah kepuasannya dicapai akibat mengkonsumsi barang dan jasa yang ditawarkan  perusahaan, maka perusahaan atau lembaga bisnis mendapatkan keuntungan. Kata kuncinya adalah kesediaan pelaku usaha (pebisnis) untuk menawarkan sesuatu itu yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan atau masyarakat sasaran. Keuntungan dalam hal ini adalah jerih pengusaha atas karyanya menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan konsumen, dimana mereka tidak mampu atau tidak cukup waktu untuk menghasilkannya (sendiri).

Pelaku bisnis dengan kemampuan dan kemauannya, proaktif dalam penyediaan  berbagai alat pemuas kebutuhan bagi masyarakat luas. Itu merupakan fungsi utama dari bisnis.

(6)

Hal ini dapat berarti bahwa pebisnis telah ikut serta dalam penyelenggaraan fungsi sosial perusahaan terhadap masyarakat. Untuk menjadi pelaku bisnis yang baik dan  professional, pelaku bisnis tersebut harus memiliki etika dalam berbisnis.

Untuk mengukur penyelenggaraan etika dalam kegiatan bisnis, maka haruslah  berdasarkan pada standar moral dan indikator-indikator umum dalam norma-norma etika.

Etika yang harus dimiliki pelaku bisnis adalah etika yang merupakan bagian dari ilmu etika secara keseluruhan. Karenanya seluruh standar moral, norma dan prinsip yang ada dalam etika pada dasarnya secara selektif dapat dirujuk dan diaplikasikan dalam praktek bisnis  beretika. Ada beberapa indikator etika bisnis menurut ekonomi adalah apabila pebisnis mengelola sumber daya bisnis dan sumber daya alam secara efektif dan efisien tanpa merugikan masyarakat lain. Beberapa indikator lainnya ialah indikator peraturan khusus yang  berlaku, indikator hukum, indikator ajaran agama, budaya dan etika dari berbagai pelaku bisnis. Indikator ajaran agama, merupakan salah satu indikator penting dari beberapa indikator etika bisnis, yang dimaksud dengan agama adalah sumber dari segala moral dalam etika apapun dengan kebenaran yang absolut. Sebagai ajaran yang menetapkan baik-buruk, benar dan salah suatu tindakan atau perilaku manusia termasuk penyelenggaraan ekonomi dan bisnis, maka etika sering mengandalkan sumber ajaran agama.

Penyelenggaraan etika dalam suatu kegiatan bisnis, tidak dapat didasarkan pada  pemikiran masing-masing individu pebisnis, namun harus memperhatikan moral-moral yang  berlaku. Etika bisnis memiliki beberapa sumber-sumber yang layak digunakan pelaku bisnis

dalam kegiatan bisnisnya adalah filsafat, pengalaman budaya, hukum serta agama.

Dalam bisnis ada yang perlu dipertanggungjawabkan dalam organisasi, yaitu menciptakan keuntungan bagi pemegang saham, tanggung jawab kepada karyawan, pelanggan dan mintra kerja serta tanggung jawab secara sosial.

Dasar penilaian terhadap etika bisnis pada suatau perusahaan adalah karena kurang memadainya perasaan, otoritas keagamaan, dan peraturan yang mulia seseorang (velasques, 2005). Secara individu pelaku bisnis tidak mungkin dapat memahami perasaan semua orang dalam lingkup usahanya. Latar belakang kehidupan, pendidikan, pandangan dan keyakinan serta pengamalan nilai-nilai agama akan berpengaruh terhadap perasaan seseorang pelaku  bisnis.

(7)

Penyelenggaraan etika bisnis, semestinya merujuk kepada prinsip-prinsip yang lazim digunakan. Prinsip-prinsip yang utama dalam etika bisnis itu meliputi utilitas ,hak dan keadilan. Ketiga prinsip itu harus di perhatikan setiap pengambil kebijakan dalam suatu usaha bisnis (velasquez, 2005). Selain tiga unsur sebagai prinsip dalam etika bisnis, para ahli lainnya memasukkan unsur otonom, kejujuran saling menguntungkan dan integritas moral juga sebagai elemen-elemen dalam prinsip etika bisnis.

Dalam paham utilitarianisme, inti dari etika ialah utilitas. Prinsip ini melihat suatu tindakan itu etis atau tidak dari sudut pandang nilai guna atau manfaat yang dapat dihasilkan oleh suatu tindakan dibandingkan dengan tindakan atau perbuatan lainnya. Alternatif tindakan,  perbuatan atau tindakan perbuatan atau kebijakan yang terbaik atau paling etis adalah alternative paling tinggi nilai utilitas totalnya. Sebagai suatu prinsip dalam etika bisnis, maka fungsi utilitarianisme adalah suatu prinsip tindakan dianggap benar dari sudut pandang jika dan hanya jika jumlah total utilitas yang dihasilkan dari tindakan tersebut lebih besar dari jumlah utilitas yang dihasilkan oleh tindakan yang dapat dilakukan.

Prinsip otonomi adalah prinsip yang mencerminkan sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran tentang apa yang dianggappnya baik dan benar untuk dilakukanya. Pelaku bisnis yang otonom adalah pelaku  bisnis yang sadar sepenuhnya akan menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis yang

ditekuninya.

Dalam prinsip keadilan, seorang itu dituntut untuk dapat berlaku seadil-adilnya dalam setiap tindakan dan kebijakan bisnis yang dijalaninya. Prinsip ini dapat mengimbangi prinsip utilitarianisme yang sulit diaplikasikan dan mengabaikan keadilan yang krusial it u.

Hak ( Right ) adalah klaim atau kepemilikan individu atau sesuatu. Prinsip yang di anut  penyelenggara adalah manusia seharusnya diperlakukan sebagai manusia dan bukan sebagai alat, pada tingkat minimum prinsip ini menginginkan bahwa manusia harus diperlakukan sama. Kejujuran adalah salah satu prinsip pokok dalam penyelenggaraan etika berbisnis. Banyak para ahli menganggap adalah hal atau prinsip yang paling penting dilakoni oleh setiap  pelaku bisnis. Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak .

Kehidupan bisnis modern banyak pengamat cenderung mementingkan keberhasilan material. Material bukanlah harga mati yang harus diupayakan dengan cara apa dan  bagaimanapun. Organisasi bisnis dari perusahaan dipandang hanya sekedar mesin dan sarana

(8)

untuk memaksimalkan keuntungannya dan dengan demikian semata-mata berperan sebagai  jalan untuk menumpuk kekayaan.

Filsafat dan teori etika.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini s eakan melupakan hakikat dan manfaat yang diharapkan dari ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Para ahli yang  bermoral, senantiasa berharap dan mengagumi kesejahteraan pada setiap hasil temuan  penelitian. Pada dasarnya ilmu pengetahuan itu sendiri tidak bebas nilai, artinya dia tergantung kepada pelaku atau subjek yang mengendarainya. Ilmu pengetahuan itu akan bernilai positif dengan membawa manfaat yang bertanggung jawab secara moral dan keilmuannya untuk mensejahterakan umat manusia.

Persoalan yang ingin dijawab filsafat adalah menyeluruh, yakni tentang alam dan manusia serta metafisika, dengan filsafat pelaku usaha dapat melatih diri untuk berpikir kritis, realis dan cermat dengan menggunakan norma-norma logika untuk mencapai kebenaran yang di tunjukkan selain untuk kepentingan diri, masyarakat, dan alam sekitarnya.

Filsafat metafisika mempertanyakan tentang sesuatu dibalik yang ada sehingga secara formal. Filsafat pengetahuan yang menyangkut dengan pengetahuan tersebut akan menghasilkan cabang filsafat epistemology. Filsafat metodologi yang menyangkut dengan metode tertentu yang spesifik. Filsafat logika yaitu persoalan tentang penyimpulan atau  penarikan kesimpulan. Filsafat estetika yaitu yang menyangkut dengan keindahan.

Pengertian etika harus dapat dibedakan dengan pengertian etiket. Etika menetapkan norma perbuatan yang mempertegas apakah suatu perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak. Sedangkan etiket menetapkan cara melakukan perbuatan, menunjukkan cara yang tepat dan  benar sesuai dengan yang diharapkan. Etika berlaku tidak tergantung pada ada tidaknya orang lain, sedangkan etiket hanya berlaku dalam bergaulan. Jika ada orang lain maka etiket berlaku. Etika memiliki sifat yang absolut dan tidak dapat ditawar-tawar, sedangkan etiket hanya  bersifat relatif. Etika memandang manusia dari segi dalam (batiniah). Dalam pandangan ini orang yang bersikap etis adalah orang-orang yang baik dan orang tersebut tidak bersifat munafik. Sementara itu etiket hanya memandang manusia dari segi luar. Dengan demikian dapat saja seseorang yang tampak dari luar sangat sopan dan halus, tetapi di dalam dirinya  penuh kebusukan dan kemunafikan.

(9)

Etika mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan atau praktek bisnis. Etiket  berbisnis diterapkan pada sikap kehidupan berkantor, sikap mengahadapi rekan-rekan bisnis, dan sikap dimana kita bergabung dalam organisasi. Dengan kata lain, etiket bisnis itu memelihara suasana yang menyenangkan, menimbulkan rasa saling menghargai, meningkatkan efisiensi kerja, dan miningkatkan citra pribadi dan perusahaan. (Uno : 2004)

Etika dalam suatu kegiatan bisnis, tidak dapat didasarkan pada pemikiran kita masing-masing. Nilai dalam etika dan moral dapat berubah dalam ruang dan waktu serta keberadaannya seketat hukum yang lengkap dengan sanksinya. Etika dii kat dengan norma dan  prinsip-prinsip yang mengikat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika dirumuskan dalam 3 (tiga) pengertian, yakni : tentang hak dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang  berkenaan dengan akhlak, nilai yang mengenai benar atau salah yang dianut suatu golongan

atau masyarakat.

Para ahli filsafat menggunakan dua standar dalam bahasa etika, yakni etika umum dan etika khusus. Etika khusus mempertanyakan bagaimana ses orang harus bertindak dalam bidang atau masalah tertentu. Dalam etika ditemukan teori deontologi, teori teleologi, teori hak dan teori keutamaan.

 Nilai dalam etika bisnis, teori etika kedudukan nilai atau value  sangat krusial dan strategis sebagai bagian dari aksiologi dalam filsafat, etika mengakomodasikan berbagai nilai yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.

 Nilai yang dianut seseorang itu dapat saja berbeda tergantung tipikal individual, Gordon Allport dalam Tampubolon (2004 : 31) mengklasifikasikan nilai dalam tipe theorytical, ekonomic, aesthetic, social, political, religius.

Etika bisnis di Indonesia.

Bisnis bukanlah persoalan mudah, bisnis yang memenuhi tuntutan etika atau bisnis  beretika. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu bisnis. Dunia bisnis dapat  berasal dari dalam perusahaan sendiri atau internal dan juga bersumber dari fakto-faktor luar  perusahaan (eksternal).

Suatu organisasi yang menangani masalah di luar kompetensi dapat dianggap melanggar etika. Persaingan bisnis adalah sesuatu yang sangat wajar dalam dunia bisnis. Dalam kontek persaingan, keberadaan pemerintah cukup hanya sebagai pembina, regulator dan

(10)

fasilitator sementara pada dasarnya pemerintah tidah boleh mencampuri urusan bisnis swasta dalam saing bersaing, namun dengan adanya beberapa pelaku bisnis yang salah dalam menafsirkan kebijakan dan pelayanan yang diberikan pemerintah.

Dalam aspek manajemen sumber daya manusia, banyak perusahaan mengeksploitasi manusia sebagai tenaga kerja tanpa disadari oleh pekerja itu sendiri. Pemasaran dalam bidang  pemasaran yang sering dihadapi perusahaan terkait dengan nilai etika biasanya berkisar pada tuntutan pelanggan yang semakin berkualitas dan dinamis. Dalam aspek budaya, perusahaan  juga sering berhadapan dengan berbagai budaya bangsa dan budaya karyawan yang berdampak

langsung terhadap kinerja perusahaan.

Moralitas sebagai inti dari penyelenggaran etika bisnis mengalami pasang surutnya dan dipengaruhi oleh berbagai dampak perubahan lingkungan yang dihadapi perusahaan, baik lingkungan mikro maupun lingkungan makro yang lebih besar.

Keberhasilan usaha bisnis secara hakiki, tidak hanya ditentukan oleh faktor kemampuan pelaku bisnis dalam memperoleh keuntungan dan pertumbuhan semata. Namun dalam banyak hal justru lebih ditentukan oleh kemampuan dan kemauan dalam memberikan manfaat bagi segenap partisipan dalam usaha, stakeholder dan masyarakatnya.

Visi bisnis yang baik secara moral adalah visi bisnis yang mengacu pada sebuah  panggilan jiwa atas sebuah kerinduan yang mendalam atau sebuah impian yang agung dan lahir dalam hati. Visi bisnis mampu melahirkan optimisme yang tinggi, dapat meningkatkan ketahanan dan mendorong kreatifitas tinggi serta dapat melakukan sesuatu yang jauh lebih baik dibandingkan orang lain.

Dalam banyak hasil penelitian etika, jarang sekali ditemukan pebisnis yang mempraktekkan nilai etika gagal dalam bisnis, malah sebaliknya praktek etika yang baik dalam setiap kegiatan bisnis mendukung keberhasilan, baik dalam jangka pendek maupun jangka  panjang.

Usaha bisnis yang sukses adalah usaha bisnis yang mampu membaca tanda tanda  perubahan jaman dan lingkungan. Kebijakan strategis bisnis yang dirancang seharusnya mengacu kepada situasi, kondisi dan dinamika lingkungan yang dihadapi perusahaan dan menyandar pada limitasi yang dirasa perusahaan secara internal. Lingkungan dapat berubah tapi tekad bisnis untuk menjaga penyelenggaraan bisnis tidak boleh surut karena perubahan lingkungan itu. Salah satu penentuan keberhasilan usaha adalah kemauan dan kemampuan dan

(11)

 penerapan manejemen dengan dan secara benar. Untuk itu usaha bisnis harus direncanakan (  planning  ), dijalankan ( implementing  ) dan dikendalikan ( controlling ) dengan baik.

Pengelolahan operasional sangat strategis bagi suatu usaha bisnis karena bidang fungsi  bisnis ini lah yang mampu menghasilkan dan menyajikan apa yang dibutuhkan konsumen.

Yang menjadi tekad departemen operasional dalam suatu perusahaan untuk menghasilkan  produk atau jasanya semurah mungkin tanpa mengabaikan kualitasnya. Menghadapi perubahan kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat, perusahaan dituntut untuk tidak hanya pintar menghasilkan produksi dengan biaya murah dan tepat waktu, tetapi yang lebih penting justru  pintar dalam membuat sesuatu yang sesuai dengan selera konsumen, mampu dijangkau dan  bermanfaat untuk dikonsumsikan. Setiap barang mampu diproduksikan belum mampu untuk dipaksakan tetapi setiap barang atau jasa yang mampu dipasarkan dengan bantuan teknologi dan SDM perusahaan, mampu untuk diproduksi.

Pemilik, manejer dan segenap partisipan organisasi bisnis harus kreatif dalam menciptakan dan mendesain etika dalam bisnisnya. Sejauh mungkin organisasi melibatkan  stakeholder   dalam prancangan etika tersebut Kamar Dagang dan Industri Indonesia telah merancang etika bisnis untuk anggotanya. Penyelenggaran etika dalam bisnis harus dibangun dan dikembangkan sejak dini, sistematik, komprehensif dan berkelanjutan. Hal ini membutuhkan komitmen yang tegas dari pimpinan perusahaan dan juga segenap partisipan  perusahaan, baik yang menempati struktur maupun statistitik etika bisnis akan kurang efektif  bila tidak diciptakan dan direncanakan dengan baik. Banyak faktor yang harus diperhatikan agar etika bisnis dapat dioperasionalisasikan dan berjalan sebagaimana acuan nilai yang ada. Perumusan visi dan misi perusahaan harus mengacu kepada nilai-nilai etika itu dan harus dijabarkan lebih lanjut sehingga dapat dilaksanakan oleh set iap unsur manusia yang ada dalam  perusahaan.

Langkah-langkah yang terencana dalam membangun etika bisnis antara lain :

a. Memenuhi legalitas formal yaitu bersedia memenuhi dan mematuhi segala sesuatu yang merupakan aturan-aturan yang berlaku di mana operasi bisnisnya dijalankan.

 b. Mendengarkan suara hati yaitu selalu menyandar pada suara hati yang suci dan murni atau tidak pernah menyuruh orangnya membuat suatu yang melanggar etika.

c. Perlakukan yang sebaik mungkin yaitu setiap orang membutuhkan untuk diperlakukan yang terbaik oleh seseorang yang lain terhadap dirinya.

(12)

d. Perlakukan orang lain sebagaimana kemauannya yaitu berupaya memuaskan orang lain dan melalui keputusan orang lain itulah dia mendapatkan keuntungan yang layak atas investasi dalam pelayanannya.

e. Memikirkan kepentingan masa depan yaitu pebisnis merumuskan dan menetapkan visi  bisnis dan pribadinya dengan berpandangan jauh ke depan atau berwawasan jangka  panjang.

Peranan pemerintah dan dunia usaha, peran pemerintah belum dapat dielakan karena rendahnya respon perusahaan terhadap pentingnya etika dalam penyelenggaraan aktivitas-aktivitas bisnis dalam suatu perusahaan.

Etika bisnis Kamar Dagang dan Industri Indonesia menyadari kedudukannya sebagai wadah pengusaha Indonesia yang merupakan pembagian yang tak terpisahkan dari rakyat dan masyarakat Indonesia, maka guna mewujudkan peran sertanya dalam mewujudkan kehidupan dan dunia usaha yang sehat dan tertib.

(13)

PERTANYAAN :

1. Mengapa kegiatan bisnis tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia ? 2. Fungsi utama dari bisnis adalah ?

3. Berdasarkan apakah cara mengukur penyelengaraan etika dalam bisnis ? 4. Apa yang dimaksud dengan etika bisnis ?

5. Dari berbagai pandangan tentang etika bisnis terdapat beberapa indikator, salah satun ya indikator etika bisnis menurut ekonomi, jelaskan apa maksud dari indikator tersebut ? 6. Apa yang dimaksud dangan indikator etika berdasarkan ajaran agama ?

7. Apa perbedaan etika dengan etiket ?

8. Apa saja yang dapat menjadi sumber-sumber nilai etika bis nis ?

9. Mengapa filsafat dapat menjadi sumber utama dalam nilai etika bisnis ? 10. Apa tanggung jawab organisasi yang sesungguhnya ?

(14)

BUKU II

Etika Bisnis

Pengarang : Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA

Etika sebagai suatu bidang studi yang menjadi sorotan pembahasan ialah nilai-nilai moral dan etika, dimana terdapat paling sedikit 4 ( empat ) alasan yang kuat mengapa mempelajari norma-norma moral dan etika, diantaranya adalah :

1. Umat manusia yang hidup di dunia di mana bukan hanya berbagai keputusan yang harus diambil, akan tetapi juga diakui adanya cara yang benar dan yang salah untuk berbuat sesuatu.

2. Agar bisa menikmati kehidupan sosial yang teratur, manusia memerlukan kesepakatan,  pemahaman, prinsip, dan berbagai ketentuan prosedural yang menyangkut pola  perilaku.

3. Karena dinamika manusia dengan segala akibat dan konsekuensinya, perilaku  berlandaskan norma-norma moral dan etika, baik yang diwarisi dari masa lalu maupun

yang berlaku sekarang, perlu dianalisis dan ditinjau ulang.

4. Pentingnya etika dalam era modern sekarang ini lebih jelas terlihat apabila diingat  bahwa etika menunjukan kepada manusia nilai-nilai hakiki dari kehidupan.

Dalam dunia bisnis para manajer dituntut untuk memperhitungkan factor-faktor terhadap implikasi di bidang norma-norma moralitas dan etika, antara lain :

1. Faktor Politik

Di bidang politik para manajer sering dihadapkan kepada ber bagai kekuatan sentrifugal. Artiya para usahawan dan para manjernya sering dirayu oleh berbagai kekuatan politik yang ada dimasyarakat.

2. Faktor Ekonomi

Telah umum diketahui bahwa perusahaan yang menghasilkan, memasarkan dan menjual produk tertentu sangat mendambakan bahwa produk yang dihasilkannya diminati oleh para pengguna dan calon pengguna. Dalam upaya merebut hati para  pengguna lama dan calon pengguna baru, berbagai hal harus diperhitungkan antara lain

(15)

3. Faktor Sosial Budaya

Berkaitan erat dengan faktor ekonomi yang telah disinggung di muka adalah faktor sosial budaya yang pasti mempunyai implikasi moral dan etika. Misalnya pandangan masyarakat tentang konsumarisme.

4. Faktor Hukum

Sebagai warga negara korporasi setiap perusahaan wajib taat kepada peraturan  perundang-undangan yang berlaku.

5. Faktor Teknologi

Karena perkembangan dan pemanfaatan teknologi tidak boleh luput dari perhatian manajer, karena tidak dapat dipungkiri bahwa berbagai terobosan di bidang teknologi sangat membantu banyak perusahaan.

Paradigma baru dalam penyelenggaraan pemerintahan negara diperlukan oleh aparatur  pemerintahan untuk mengahadapi berbagai tantangan dan ancaman. Dimana paradigm tersebut

antara lain :

1. Aparatur yang efisien

Alasan filosofi yang sangat mendasar dalam penekanan efisie nsi ialah bahwa suatu  pemerintahan negara selalu dihadapkan kepada situasi kelangkaan dalam  pengadaan dan penyediaan berbagai sumber dana, daya, waktu, dan summber daya manusia. Aparatur yang efisien adalah aparatur yang tidak menyia-nyiakan  pengorbanan rakyat.

2. Aparatur yang efektif

Aparatur yang efektif adalah aparatur yang menggunakan berbagai sarana kerjanya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam batas waktu yang telah ditentukan.

3. Aparatur yang produktif

Aparatur yang produktif adalah aparatur yang dikelola dengan baik selalu  berorientasi pada hasil kerja (result oriented).  Artinya, orientasi hasil kerja yang dikaitkan dengan dua hal, yaitu efektifitas manajerial dan efisiensi pen yelenggaraan kegiatan operasional.

4. Aparatur yang bersih

Paradigma ini merupakan salah satu paradigm lama dan selalu mendapatkan  penekanan yang sangat kuat dimana dalam menjalankan kegiatan pemerintahan

(16)

5. Aparatur yang berwibawa

Aparatur yang berwibawa timbul karena jiwa pegabdian yang tinggi, pengetahuan, ketrampilan yang sesuai dengan tuntutan tugas fungsional masing-masing, dank arena pemilikan informasi yang akan mendukung efisiensi, efektifitas, serta  produktivitas kerja.

6. Aparatur yang professional

Profesionalisme menuntut upaya yang sistemastis, terprogram dan kontinu untuk memutakhirkan pengetahuan dan ketrampilan seseorang.

7. Aparatur yang terbuka

Aparatur yang terbuka ialah memiliki hubungan dalam arti interaksinya dengan warga masyarakat penuaian kewajiban dan perolehan hak harus secara jujur, adil dan jelas, serta dinyatakan dan diterapkan secara konsekuen dan konsisten.

8. Aparatur yang transparan

Transparansi berkaitan erat dengan keterbukaan dalam menjalankan roda  pemerintahan negara, aparatur dituntut untuk tranparan dalam merumuskan kebijakan pemerintahan yang dapat berakibat pada pembatasan kegiatan masyarakat.

9. Aparatur yang kreatif

Aparatur negara dituntut untuk kreatif dalam menyelenggarakan fungsinya, aparatur negara harus bertindak berdasarkan peraturan perundang-undangan yang  bersifat normatif, dimana ketentuan normatif itu harus lebih berperan dibandingkan

dengan interpretasi yang harfiah yang sangat mungkin pula bersifat subjektif. 10. Aparatur yang inovatif

Salah satu wujud kreativitas adalah cara berpikir, cara bertindak, dan cara bekerja yang inovatif bagi aparatur pemerintahan dalam menyelenggarakan fungsinya. 11. Aparatur yang responsif

Aparatur pemerintah dengan predikat sebagai pengabdian kepada negara dan masyarakat meminta sikap yang responsif terhadap tuntutan dan kepentingan negara, bangsa, dan masyarakat.

12. Aparatur yang antisipatif

Aparatur pemerintah mutlak mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi  berbagai perubahan yang diperkirakan akan terjadi sehingga tidak menghadapi

(17)

13. Aparatur yang proaktif

Aparatur pemerintahan harus proaktif tidak hanya sekedar memiliki kemampuan untuk menampung dampak perubahan yang sudah diantisipasi sebelumnya, akan tetapi sekaligus mampu ikut menentukan arah perubahan yang terjadi sehingga menjadi faktor pendorong dalam upaya mencapai tujuan.

14. Visi tentang masa depan

Visi akan sangat penting arti dan perannya dalam menjalankan roda pemerintahan,  baik yang sifatnya pengaturan maupun pemberian pelayanan kepada masyarakat. Salah satu manfaatnya ialah dengan visi yang jelas akan je las pula bentuk dan sifat komitmen yang harus dibuat oleh semua pihak yang terlibat.

15. Aparatur yang berorientasi pelayanan

Aparatur yang berorientasi pada pelayanan sangat penting dijalankan dalam roda  pemerintahan karena aparatur negara mempunyai predikat sebagai abdi negara dan

masyarakat.

Perusahaan dapat dikelola dengan baik apabila selalu memperhatikan peningkatan mutu hidup karyawan, misalkan dengan cara sebagai berikut :

1. Gaya manajerial yang demokratif.

2. Kesempatan bagi para karyawan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya melalui keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan. 3. Tersedianya kesempatan atau peluang meraih kemajuan melalui perencanaan dan

 pengembangan karir.

4. Pemberdayaan ditempat kerja melalui otonomi dan partisipasi dalam proses  pengambilan keputusan.

5. Penyeliaan yang simpatik.

6. Kondisi fisik pekerjaan yang menjamin kesehatan dan keselamatan kerja. 7. Penghargaan atas kinerja yang memuaskan .

8. Pengenaan sanksi disiplin yang objektif berdasarkan kriteria yang jelas. 9. Kebebasan menjadi anggota serikat pekerja.

10. Penyediaan berbagai bantuan, baik finansial maupun non finansial seperti konseling yang semuanya dapat disimpulkan sebagai upaya sadar dan sistematis untuk memanusiakan manusia di tempat pekerja.

(18)

Dalam upaya memenuhi maksud mencapai tujuan perusahaan yang ditetapkan oleh  para pendiri, pemodal, dan pemilik saham dan bahkan juga berbagai pihak yang  berkepentingan lainnya manajemen yang dewasa ini pada umumnya terdiri dari berbagai tenaga manjerial yang profesional, mepunyai berbagai hak yang sering dikategorikan sebagai hak yang bersifat prerogatif, antara lain :

1. Perolehan keuntungan

Makna keuntungan dalam pengoperasian suatu perusahaan antara lain : (1) Mencari keuntungan merupakan motif utama dalam penyelenggaraan kegiatan perusahaan. (2) Kemampuan perusahaan meraih keuntungan berarti bahwa perusahaan menghasilkan  produk yang bermanfaat bagi dan diminati oleh sekelompok konsumen dalam rangka upaya memuaskan kebutuhan konsumen tersebut. (3) Tingkat keuntungan merupakan cermin kepercayaan masyarakat, khususnya para pengguna dan pelanggan, terhadap  bonafiditas perusahaan.

2. Penentuan filosofi bisnis yang dianut

Yang dimaksud dengan filosofi bisnis, yang merupakan salah satu hak prerogatif manajemen untuk menentukannya, ialah pandangan dan kerangka berpikir yang sifatnya mendasar tentang orientasi apa yang akan digunakan dalam mengelola kegiatan bisnis.

3. Perumusan dan penentuan kultur organisasi

Yang dimaksud dengan kultur organisasi ialah persepsi yang sama dikalangan para anggota organisasi tentang hakikat dan makna kehidupan bersama dalam organisasi yang bersangkutan yang diciptakan, ditumbuhkan, dipelihara, dan dilestarikan sedemikian rupa sehingga menjadi alat pengikat berpikir, bertindak, dan berperilaku dalam organisasi.

4. Penentuan klualifikasi tenaga manajerial pada berbagai tingkat

Yang dimaksud dengan kualifikasi tidak terbatas hanya pada kualifikasi dalam arti  pengetahuan, ketrampilan, bakat dan pengalaman, tetapi juga mencakup berbagai

kualifikasi lainnya seperti kepribadian, sikap dan sistem nilai yang dianut. 5. Penentuan jenis produk yang akan dihasilkan

Pemilihan dan penentuan produk merupakan hak prerogatif manajemen, penggunaan hak tersebut tetap harus berdasarkan rasio dan analisa yang matang serta dikaitkan langsung dengan pencapaian tujuan dan berbagai sasaran perusahaan.

(19)

6. Penentuan strategi bisnis

Strategi bisnis adalah pernyataan umum yang secara sadar dibuat oleh manajemen  puncak tentang kegiatan bisnis apa yang ditekuni sekarang dan dalam kegiatan bisnis

apa perusahaan akan bergerak di masa depan. 7. Pemilihan wilayah operasi perusahaan

Salah satu aspek penyelenggaraan bisnis yang menjadi hak prerogatif manajemen untuk memusatkannya ialah wilayah operasi perusahaan.

8. Pemilihan dan penentuan tipe dan struktur organisasi

Pemilihan dan penentuan tipe dan struktur organisasi merupakan hak prerogatif manajemen dimana menjadikan itu sebagai kewajiban bagi karyawan menjadikan itu sebagi wadah dan wahana yang efektif serta kaitannya dengan pemeliharaan hubungan yang serasi antara perusahaan dan karyawannya.

9. Penentuan pilihan antara padat karya dan padat teknologi

Kewajiban sosial manajemen adalah penciptaan lapangan pekerjaan. Artinya,  perusahaan harus jeli dalam mengambil keputusan untuk menggunakan pendekatan  padat karya atau padat teknologi merupakan keputusan yang strategis sifatnya.

10. Penentapan kebijakan tentang sistem imbalan

Sebagai balas jasa atas penggunaan pengetahuan, ketrampilan, bakat, pengalaman, tenaga, dan waktu para karyawan demi kepentingan perusahaan, kepada mereka diberikan imbalan oleh perusahaan.

Di bidang ketenagakerjaan, pemerintah mengharapkan dan menuntut agar perusahaan taat kepada berbagai ketentuan seperti :

1. Pembayaran upah minimum.

2. Pengakuan hak cuti bagi karyawan.

3. Pembayaran upah lembur yang memadai.

4. Tidak memperkerjakan anak-anak di bawah umur.

5. Penempatan tenaga kerja wanita di bidang pekerjaan yang sesuai dengan kodratnya. 6. Tidak mudah melakukan pemutusan hubungan kerja.

7. Penilaian kinerja karyawan berdasarkan tolak ukur yang rasional dan ditera pkan secara objektif.

8. Menghindari praktek manajemen sumber daya manusia yang diskrimnatif seperti dalam hal promosi.

(20)

9. Penempatan berdasarkan penilaian kinerja masa lalu dan proyeksi kemampuan di masa depan.

10. Pemberian kesempatan untuk memutakhirkan pengetahuan dan ketrampilan melalui  pendidikan dan pelatihan.

11. Konsisi kerja yang menjamin kesehatan dan keselamatan kerja.

12. Jaminan hari tua yang memungkinkan para keryawan yang memasuki masa pensiun untuk hidup secara normal dan wajar.

Dalam hubungan masyarakat dengan perusahaan, semakin kuat keinginan masyarakat untuk mengetahui apa yang dilakukan perusahaan dalam menangani dampak kegiatannya terhadap kehidupan masyarakat pada umumnya. Keinginan tersebutlah yang melatarbelakangi agar perusahaan melakukan audit tentang kinerja sosial perusahaan. Yang dimakud dengan audit sosial adalah pengukuran kemajuan perusahaan dalam hal pencapaian tujuan sosial, dengan maksud penilaian suatu perusahaan tentang kinerja sosialnya.

Tantangan yang harus dihadapi dan permasalahan yang harus dipecahkan yang sangat relevan dengan kepedulian kalangan bisnis, antara lain :

1. Pengangguran

Dalam menghadapi tantangan pengangguran, jalan yang harus ditempuh adalah mengupayakan agar jumlah masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan ditekan sehingga serendah mungkin.

2. Tanggung jawab sosial perusahaan

Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan kewajiban yang harus ditunaikan karena keberadaan perusahaan di suatu lokasi.

3. Peningkatan mutu hidup

Peningkatan mutu hidup merupakan upaya upaya dari manajemen untuk melaksanakan kebijakan dan praktek manajemen sumber daya manusia yang mendasari pengakuan dan penghargaan atas harkat dan martabat karyawan.

4. Peningkatan taraf hidup

Peningkatan taraf hidup merupakan bagian integral dari peningkatan mutu hidup. Dimana manajemen memberikan peluang bagi karyawan dalam kemajuan meniti karir di perusahaan.

(21)

Manajemen harus dapat menhadapi tantangan mengenai keanekaragaman ketenaga kerjaan, seperti : memperkerjakan anak di bawah umur, makin banyaknya wanita karir,  perpanjangan usia pensiun, kehadiran tenaga kerja asing.

6. Konfigurasi demografi

Perusahaan harus memperhatikan konfigurasi demografi dalam karyawannya dengan merumuskan kebijakan yang di satu pihak menjamin kepentingan perusahaan dan di lain pihak memberikan imbalan yang memungkinkan para karyawan memikul beban tersebut.

7. Pelestarian lingkungan

Perusahaan dituntut untuk menunjukkan kepedulian yang tinggi dan partisipasi yang efektif dalam menjamin kelestarian lingkungan hidup.

8. Perkembangan teknologi

Dengan pesatnya perkembangan teknologi di era modern ini, manajemen juga harus memperhitungkan dampaknya terhadap norma-norma moral dan etika.

Implikasi globalisai bisnis terhadap penerapan norma-norma moral dan etika dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini antara lain :

1. Filosofi hidup yang dianut.

2. Karakteristik kepribadian seseorang.

3. sistem dan peringkat nilai hidup yang digunakan. 4. Latarbelakang pendidikan.

5. Latar belakang dan status sosial.

6. Kultur masyarakat dimana seseorang hidup. 7. Kultur organisasi dimana seseorang bekerja.

Penerapan norma-norma moral dan etika dalam konteks politik antara lain berarti memahami sistem politik yang berlaku di negara tertentu di mana perusahaan beroperasi yang sangat mungkin berbeda dengan sistem politik diberbagai negara lain artinya, keberadaan dan  peranan partai politik, sistem ketatanegaraan, sistem pemilihan umum, pola percaturan kekuasaan antara berbagai kekuatan politik, sistem administrasi negara yang berlaku termasuk di dalamnya persepsi birokrasi tentang sifat interaksinya dengan kelompok klien nya di masyarakat. Pemahaman demikian mutlak perlu karena dengan demikian manajemen  perusahaan dapat memutuskan bentuk dan jenis keterlibatannya dalam kehidupan politik di

(22)

20

PERTANYAAN :

1. Apa alasan yang mendasari seseorang mempelajari norma-norma moral dan etika? 2. Sebut dan jelaskan secara singkat mengenai factor-faktor yang harus

diperhitungkan oleh para manajer dalam dunia bisnis!

3. Sebuah aparatur negara dalam menjalankan roda pemerintahannya dituntut untuk menggunakan paradigm tertentu yang memperoleh relevansi yang tinggi terhadap hubungan bisnis dengan pemerintah. Sebut dan jelaskan!

4. Gambarkan dan berikan contoh mengenai manajemen yang memperhatikan  peningkatan mutu hidup para karyawan!

5. Dalam kontek kontraktual antara perusahaan dengan karyawannya terdapat hak  prerogative manajemen. Sebut dan jelaskan!

6. Sebutkan ketentuan yang dituntut dalam perusahaan di bidang ketenagakerjaan! 7. Apa yang dimaksud dengan audit sosial?

8. Bagaimana menghadapi berbagai tantangan dalam dunia bisnis?

9. Implikasi globalisasi bisnis terhadap penerapan norma-norma moral dan etika dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sebutkan!

10. Bagaimana penerapan norma-norma moral dan etika akibat dari implikasi globalisasi bisnis dalam konteks politik?

(23)

21

BUKU III

Etika Bisnis Teori, Kasus Dan Solusi Pengarang : Irham Fahmi

Dengan tujuan instruksional khusus bagi para mahasiswa mampu memahami dengan  baik pengertian etika dan bisnis serta mampu menjawab permasalahan dalam bidang etika  bisnis dengan memahami teori-teori etika bisnis akan memberikan wawasan dan pedoman dalam pengambilan keputusan bisnis ketika pelaku atau mahasiswa dihadapkan dengan situasi yang memiliki dimensi moral.

Etika bisnis ialah aturan-aturan yang menegaskan suatu bisnis boleh bertindak dan tidak  boleh bertindak, dimana aturan-aturan tersebut dapat bersumber dari aturan tertulis maupun

aturan yang tidak tertulis. Dan jika suatu bisnis melanggar aturan-aturan tersebut maka sanksi akan diterima. Dimana sanksi tersebut dapat berbentuk langsung maupun tidak langsung.

Adapun ruang lingkup ilmu etika bisnis yang menjadi pembahasan dalam bidang ilmu etika bisnis ini ialah :

a. Tindakan dan keputusan perusahaan yang dilihat dari segi etika bisnis

 b. Kondisi-kondisi suatu perusahaan yang dianggap melanggar ketentuan etika bisnis, dan sanksi-sanksi yang akan diterima akibat perbuatan tersebut.

c. Ukuran yang dipergunakan oleh suatu perusahaan dalam bidang etika bisnis.

d. Peraturan dan ketentuan dalam bidang etika bisnis yang ditetapkan oleh lembaga terkait.

Teori etika bisnis dari berbagai bentuk teori 1. Teori etika dan perkembangan bisnis

Teori merupakan bentuk perenungan manusia yang dalam terhadap berbagai yang dilihat dan dirasakan kemudian dituangkan kedalam bentuk bahasan yang bisa diterima oleh berbagai pihak.

2. Teori etika deontologis

Pada teori ini jelas melihat pada kewajiban yang harus dilakukan oleh seseorang, dimana keawajiban tersebut layak dilakukan sebagai bentuk ta nggung jawab yang telah diperintahkan kepadanya.

(24)

22

3. Teori etika teleologis

Teori yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.

4. Teori etika hak asasi

Dalam teori hak dibahas tentang sesuatu yang menjadi hak seseorang, dan bagaimana hak tersebut harus dihargai.

5. Teori keutamaan

Teori keutamaan tidak menanyakan tindakan mana yang etis dan tindakan mana yang tidak etis.

6. Teori relatif

Teori ini berpendapat bahwa etika itu bersifat relatif. Masalah yang timbul dalam  praktiknya adalah self-centered  (egois), fokus pada diri manusia individu mengabaikan interaksi dengan pihak luar sistem dan pembuat keputusan tidak berfikir panjang, semua tergantung kriterianya sendiri.

7. Etika dan agama

Agama dianggap sebagai dasar pijakan bagi setiap umat dalam menjalankan kehidupan. Tanpa agama seseorang tidak akan memiliki landasan dalam berfikir.

Moralitas di anggap sebagai salah satu alasan yang mendasari dan mendorong seseorang bertindak secara etika karna moral bagian dari jiwa manusia yang tumbuh dalam diri setiap orang dianggap pasti memiliki moralitas dan budaya beserta berbagai keterkaitannya. Kondisi masyarakat yang heterogen telah menyebabkan pandangan dan pemikiran terjadi dalam berbagai segi. Pandangan pro dan kontra pada saat ini dianggap adalah hal biasa, alam demokrasi telah dirasakan manfaatnya.

Keputusan ialah proses penelusuran masalah yang berwal dari latar belakang masalah, indentifikasi masalah hingga terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi.

Tahap tahap pengambilan keputusan : a. Mendefinisikan masalah

 b. Membuat daftar masalah

c. Melakukan identifikasi dari setiap masalah d. Memetakan setiap masalah

(25)

23

e. Memastikan kembali bahwa alat uji yang dipergunakan tersebut telah sesuai dengan  prinsip- prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada umumnya.

Dalam mendukung proses pengambilan keputusan, para manajer menetapkan  perspektif etika sebagai penguat keputusan.

Good Corporate Government  (GCG) menjadi bagian yang sangat sering didiskusikan dengan tujuan mampu memahami manfaat atau dampak positif dari penerapan konsep, tujuan dari GCG mengharapkan berbagai perusahan yang berada disuatu negara mampu menjalankan aktifitas bisnis secara baik dan ikut serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang beretika tinggi. Good Corporate Government  (GCG) bukan sebuah syarat lagi namun sudah kebutuhan pokok untuk harus dilaksanakan dari hasil penelitian menyebutkan jika  perusahaan multinasional lebih bersungguh-sungguh menerapkan GCG dibandingkan dengan  perusahaan domestik.

CSR ( Corporate Social Renponsibility ) ialah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.

Seiring dengan perkembangan waktu pembahasan CSR semakin berkembang, para  pengelola bisnis semakin menyadari akan peran serta fungsi CSR dalam mempengaruhi  pembentukan kinerja perusahaan.

Secara konsep ada hubungan kuat antara budaya dan etika bisnis. Masyarakat yang  berbudaya tinggi dianggap lebih mengerti dan memahami etika, namun masyarakat dengan  budaya rendah cenderung pemahaman etika menjadi kurang. Budaya organisasi ialah suatu kebiasaan yang telah berlangsung lama dan dipakai serta diterapkan dalam kehidupan aktivitas kerja sebagai salah satu pendorong untuk meningkatkan kualitas kerja para karyawan manajer  perusahan. Contohnya pemberiaan insentif

Lingkungan ialah segala yang berada di luar organisasi dan selama ini dianggap memberi pengaruh pada mereka yang terlibat disekitar lingkungan tersebut.

Perusakan lingkungan saat ini dirasa sangat tinggi, dan dunia industri telah ikut serta menyumbang terjadinya perusakan lingkungan. Para pebisnis memiliki egoisme tinggi untuk

(26)

24

mengejar keuntungan yang didapat, ia mampu mengalokasikan itu semua sebagai cadangan serta dapat dipakai sebagai dana investasi pengembangan bisnis.

Resiko lingkungan ialah resiko yang terjadi pada lingkungan akibat dari tindakan yang disengaja maupun yang tidak disengaja, dan telah menimbulkan kerusakan atau kehancuran  pada lingkungan. Bagi perusahaan yang telah menimbulkan kerusakan lingkungan maka ada

resiko yang harus ditanggung sebagai akibat dari tejadinya environment risk  tersebut, yaitu : a. Pihak manajemen perusahan akan menghadapi sanksi hukum karena telah melakukan

kerusakan lingkungan sekitar.

 b. Pihak manajemen perusahan harus menghadapi tekanan dari para NGO ( Non Government Organization ) baik yang berasal dari dalam maupun internasional

c. Para mitra bisnis yang selama ini begitu dekat dan mendukung perusahaan akan mengambil tindakan prudent  ( hati-hati ).

d. Pihak manajemen perusahan harus siap menghadapi protes dari masyarakat sekitar yang selama ini dirugikan akibat beroperasinya perusahan tersebut.

 Fraud   ialah suatu tindakan yang dilakukan secara sengaja dan itu dilakukan untuk tujuan pribadi atau kelompok dimana tindakan yang sengaja tersebut telah menyebabkan kerugian bagi pihak tertentu atau institusi tertentu.

Ada hubungan yang erat antara etika bisnis dan fraud . Bahwa segala seseuatu tindakan yang bersifat fraud  bisa dikatagorikan sebagai pelanggaran etika.

Bentuk-bentuk fraud  yaitu : 1.  Intentional error 2. Unintentional error 3. Collusion 4.  Intentional misrepresentation 5.  Negligent misrepresentation 6.  False promises 7.  Employee fraud 8.  Management fraud 9. Organized crime

(27)

25

10. Computer crime 11. White collar crime

Adapun bagian keuangan itu sudah jelas jika fraud  berkaitan dengan perubahan angka-angka pada laporan keuangan. Dimana angka-angka-angka-angka tersebut tidak lagi disajikan sewajarnya tapi sudah dirubah-rubah dan itu sering terjadi karena adanya tekanan dari pihak manajemen, sehingga informasi yang diperoleh oleh publik adalah bukan lagi informasi dengan data yang sebenarnya.

Secara akuntansi ada beberapa faktor yang menyebabkan perusahan berani melakukan earnings management .

1. Standar akuntansi keuangan memberikan fleksibelitas kepada management   untuk memilih prosedur dan metode akuntansi untuk mencatat sesuai fakta terte ntu

2. SAK memberikan fleksibilitas kepada pihak management   dapat menggunakan  judgment  dalam menyusun estimasi.

3. Pihak management  perusahan dapat berkesempatan untuk merekayasa transaksi dengan cara meggeser pengukuran biaya dan pendapatan

Ada istilah yang berlaku dikalangan pebisnis untuk selalu bisa menjaga rahasia  perusahan. Rahasia perusahan ialah menyangkut dengan berbagai kebijakan perusahan  berhubungan dengan masalah keuangan atau non keuangan

 Insider trading   ialah informasi yang hanya dikuasai oleh sekelompok orang, yang harusnya disebar tapi ditahan oleh sekelompok orang tertentu dan itu dilakukan dengan tujuan tertentu.

Dimana umumnya tujuan untuk meraih keuntungan dalam bentuk finansial.

Beberapa pihak menyebutkan bahwa semakin baik suatu perusahan dapat dilihat pada tindakan perusahan yang begitu care atau perhatian untuk menyampaikan berbagai informasi yang berhubungan dengan perusahan kepada publik, atau dalam akuntansi biasa dikenal dengan tindakan disclosure.

Aksi dan tindakan gorengan saham dipasar modal ialah pada saat saham diluncurkan atau dijual ke pasar modal maka pihak perusahan melakukan pembelian saham dalam jumlah

(28)

26

yang banyak dengan tujuan untuk mempengaruhi publik bahwa saham tersebut baik, menguntungkan dan layak untuk dibeli.

Dalam islam ada bisnis-bisnis yang dilarang dikerjakan karena lebih besar kerugiannya dari pada manfaatnya ini seperti bisnis rumah bordil atau pelacuran minuman keras atau khamar, kasino atau judi, berternak atau menjual babi atau binatang yang diharamkan oleh islam lainnya, pembuatan atau penjualan patung.

(29)

27

PERTANYAAN :

1. Apakah tujuan dari instruksional bagi mahasiswa ?

2. Sebutkan dari beberapa teori etika bisnis dari berbagai bentuk teori ? 3. Apakah penyebab pergeseran moralitas di masyarakat ?

4. Sebutkan tahap-tahap dalam pengambilan keputusan ?

5. Apa yang dimaksud definisi Good Curporate Governments (GCG) ?

6. Jelaskan hubungan CSR ( Corporate Social Renponsibility ) dan berbagai kebijakan  perusahan ?

7. Jelaskan pengertian budaya organisasi dan berikan contohnya ?

8. Jelaskan pengertian lingkungan dan resiko lingkungan serta hubungkan itu dengan etika  bisnis ?

9. Jelaskan pengertian fraud ?

10. Jelaskan tujuan pihak manajemen perusahan lakukan tindakan perekayasaan laporan keuangan ?

(30)

28

BAB II

CRITICAL REVIEW

BUKU I

Etika Bisnis Problema & Solusinya Pengarang : H. Mukhlis Yunus

KELEBIHAN :

1. Segi packaging buku yang bagus, dan menarik perhatian pembaca sehingga pembaca menjadi atusias untuk membaca full dari isi buku.

2. Dalam buku ini etika bisnis ini dibahas lebih luas, dan banyak mengkaitkan ajaran-ajaran agama dan kegiatan berbisnis .

3. Buku ini dapat membuka mata kaum awam akan etika dalam berbisnis yang baik, sehingga mereka dapat mempelajari dan mempraktekan secara langsung hal-hal yang ada di dalam buku.

KELEMAHAN :

Cakupan etika bisnis dalam buku ini hanya berfokus pada berbagai filsafat.

SARAN :

Perlu adanya buku ini layak untuk dibaca dan keberadaannya dapat memperkaya khasanah pengetahuan etika bisnis di tanah air, dan sangat menghargai dan berharap dapat dibaca dan dijadikan sebagai salah satu rujukan pelaksanaan bisnis di tanah air.

(31)

29

BUKU II

Etika Bisnis

Pengarang : Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA

KELEBIHAN :

1. Dalam buku ini etika bisnis ini dibahas l ebih luas mengenai procedural perusahaan dan  pemerintahan kaitannya dalam kegiatan bisnis .

2. Buku ini dapat memberika wawasan luas dalam hal menyikapi tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh para wirausahawan, para manajer, yang bertanggung jawab dala mengelola aneka ragam bisnis, dan para praktisi manajemen lainnya yang berinteraksi dengan dunia bisnis.

KELEMAHAN :

Ruang lingkup dalam buku etika bisnis ini hanya mencakup pembahasan yang luas terhadap bagaimana cara untuk menhadapi tantangan dan ancaman dalam dunia  bisnis yang beraneka ragam, serta kaitanya antara dunia bisnis dengan pemerintahan, masyarakat, karyawan, dan konsumen, sedangkan pembahasan mengenai etikanya kurang diekspos.

SARAN :

Pentingnya buku etika bisnis ini lebih tepat untuk para calon wirausahawan,  para wirausahawan, para manajer dan para praktisi manejemen lainnya sebagai  pengelola dunia bisnis yang beraneka ragam sehingga dapat mengetahui bagaimana dalam bersikap saat menghadapi tantangan dan ancaman dunia bisnis di era modern ini.

(32)

30

BUKU III

Etika Bisnis Teori, Kasus Dan Solusi Pengarang : Irham Fahmi

KELEBIHAN :

1. Adanya contoh kasus dan solusi disetiap bab.

2. Dalam buku ini etika bisnis teori, kasus dan solusi dibahas lebih luas dan banyak mengkaitkan lingkungan, moralitas, keputusan dan ajaran-ajaran agama dalam kegiatan berbisnis.

3. Dari segi bahasa buku ini cukup mudah dimengerti.

4. Di dalam buku ini dapat memperkuat wawasan pembaca tentang etika bisnis teori, kasus dan solusi.

KELEMAHAN :

1. Dalam buku ini hanya berfokus pada pembahasan kasus dan solusi.

2. Di dalam buku ini penjelasan terhadap bentuk pelanggaran tidak lengkap.

3. Di dalam buku ini tidak menjelaskan adanya prinsip-prinsip etika bisnis dalam islam (agama).

SARAN :

Perlu adanya sadar diri di dalam hati para pegawai di dalam perusahaan yang ingin menerapkan etika di dalam bisnis agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan yang terjadi pada perusahaan itu nantinya dan perlu diterapkannya sanksi at au hukuman yang berat apabila ada salah satu pegawai yang melanggarnya, sehingga etika di dalam  bisnis pun dapat berjalan dengan baik dan lancar di perusahaan tersebut.

Gambar

FOTO KELOMPOKFOTO KELOMPOK

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, akan dilakukan segmentasi dengan menggunakan algoritma K- means pada data penjualan, kemudian setiap segmen akan dilakukan pendekatan asosiasi

Akhir sekali, dapatan kajian bagi sikap keyakinan menunjukkan hipotesis nol (Ho8) juga diterima, maka tidak terdapat perbezaan yang signifikan antara sikap keyakinan

Data dalam penelitian ini berupa kata dan frasa yang didapatkan dari data-data yang telah dihimpun dari beberapa informan, yang mencakup Leksikon Keramik di Desa

Dari identifikasi ketiga karakteristik, yaitu: motif koloni, bentuk, dan ukuran sporangium, serta gejala fisik pada tanaman, menunjukkan bahwa keempat spesies cendawan patogen

Data Kategori pada halaman ini berfungsi untuk menentukan barang sesuai dengan kategori mobilnya, didalamnya terdapat tombol aksi upload untuk menambah data

Selanjutnya, lapisan kedua dengan kecepatan 800 m/s diinterpretasikan sebagai lapisan tanah teratas ( top soil) atau sering disebut sebagai zona pelapukan (weathering

dialog, tidak merupakan aktor karena tidak memiliki relasi dengan aktor lain dan beraksi dalam membuat jaringan. Aktan dalam jaringan aktor-Nadira ada satu, yaitu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa deretan pulsa PB yang didominasi oleh pulsa-pulsa dengan polaritas positif pada setengah siklus pertamanya