NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Trend positif IHSG pada pekan lalu dapat menjadi sinyalemen untuk menguji resisten level 4994. Jika level tersebut kembali gagal, maka peluang IHSG akan berbalik untuk menguji support level 4858. Kendati demikian sinyal dari lagging indikator mengkonfirmasikan positif bagi IHSG, sekaligus mengindikasikan terbukanya peluang mengu
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4838.284 -33.287 4,844.03 4,008.17
LQ-45 824.732 -6.911 891.95 2,700.77
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
IHSG ditutup melemah 33.29 poin (0,68%) ke level 4.838,28 pada perdagangan hari Kamis (9/7) dari level 4.871,57 sehari sebelumnya. Pelemahan tersebut dipimpin oleh sektor pertambangan yang turun 1,64%, sektor infrastruktur yang melemah sebanyak 1,34%, dan sektor perdagangan yang turun sejumlah 1,21%. Pelemahan tersebut juga didukung oleh Rupiah yang kembali melemah menjadi Rp13.348 per USD setelah penguatan tipis pada pagi hari. Dari pasar global, Pemerintah Yunani diberi waktu sampai kamis malam untuk memberikan proposal baru untuk mengurangi pengeluaran negara demi mendapatkan dana bantuan lebih dari pemimpin-pemimpin Eropa. Enam pemimpin Eropa mengatakan bahwa ini adalah kesempatan terakhir Yunani untuk memberikan proposal yang layak untuk disepakati. Jika gagal mendapat kesepakatan, dana bantuan dari bank sentral eropa akan dipotong dan akan memaksa Yunani untuk mengeluarkan surat utang atau semacamnya untuk mencegah keruntuhan ekonomi. Kanselir Jerman, Angela Merkel, siap mengeluarkan Yunani dari zona euro jika dia merasa proposal dari Yunani tidak mencapai apa yang diinginkan oleh krediturnya. Dari AS, saham-saham Wall Street mengalami pelemahan pada Rabu setelah perdagangan di NYSE ditutup 3,5 jam karena gangguan teknis. Penurunan tersebut mengikuti krisis Yunani yang kemajuannya akan diketahui besok setelah proposal terbarunya diberikan kepada pemimpin-pemimpin Eropa pada kamis malam. Indeks Shanghai Composite menguat 202.14 poin (5,76%) ke level 3.709,33. Indeks tersebut menguat seletah otoritas pasar saham Tiongkok melarang pemegang saham dengan kepemilikan lebih dari 5 persen untuk menjual sahamnya selama enam bulan kedepan. Beijing juga meringankan peraturan kepada perusahaan asuransi melakukan investasi uangnya di saham-saham blue chip dan juga menaikan persyaratan margin untuk short position terhadap saham small-cap. Indeks Hang Seng juga menguat 876.23 poin (3,73%) ke level 24.392,79.Dari pasar regional, Indeks Nikkei 225 menguat 117.86 poin (0,60%) ke level 19.855,50 setelah berhasil rebound dari turun 3,15% pada pagi hari. Kepanikan investor di bursa Jepang terhadap kondisi pasar Tiongkok mereda seiring dengan penguatan indeks Shanghai. Dari pasar Eropa, saham Eropa tentatif menguat pada awal perdagangan.
Meski dibayangi oleh kepanikan jual pada bursa Tiongkok, koreksi yang terjadi pada IHSG merupakan salah satu yang kecil pada bursa Asia Pasifik, yang mana menunjukkan daya tahan saham emiten Indonesia relatif lebih siap. Seperti diketahui, investor saham Tiongkok mulai panik dan sempat membuat indeks komposit Shanghai melemah 32,11% dari posisi tertingginya di level 5.166,35, atau membuat kapitalisasi bursa Tiongkok berkurang sebesar US$2,8 triliun dalam tempo kurang dari sebulan. Menurut perkiraan, keruntuhan bursa Tiongkok disebabkan oleh beberapa katalis: (1) kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang melambat (2) efek beruntun dari krisis utang Yunani (3) pembelian saham melalui fasilitas margin yang terlampau besar oleh investor ritel. Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) akan sangat mewaspadai dampak dari penurunan harga saham yang drastis di Bursa Tiongkok. Apalagi, Tiongkok merupakan negara pendorong ekonomi dunia dan merupakan salah satu mitra utama perdagangan Indonesia. Namun demikian, kondisi Tiongkok tersebut diperkirakan hanya bersifat sementara, dan didukung oleh keberanian otoritas terkait dalam menyediakan likuiditas yang memadai, membeli saham, dan melakukan holding. Akan tetapi, investor domestik disarankan untuk tetap waspada terhadap tren negatif di bursa regional, terutama dalam dua minggu ke depan. Pasalnya, dalam periode 2 minggu ke depan pergerakan IHSG akan dibayangi oleh sejumlah katalis penting, yakni keputusan suka bunga BI, kepastian keanggotaan Yunani dalam Uni Eropa, data neraca perdagangan Indonesia, serta pertumbuhan PDB Tiongkok pada kuartal II-2015, yang mana sangat berpengaruh terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bahkan, menurut perkiraan BI, setiap perlambatan ekonomi Tiongkok sebesar 1%, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terkena dampak negatif sebesar 0,4-0,6%. Dus, data PDB Tiongkok akan menjadi sentimen penting yang akan dicermati oleh investor domestik, terutama ditengah kepanikan yang terjadi pada bursa Tiongkok. Mengenai sentimen Yunani, investor akan sangat mencermati hasil keputusan KTT Uni Eropa pada hari Minggu (12/7), dimana pasar saham mengalami gejolak jika pada akhirnya keangotaan Yunani pada Uni Eropa dicabut. Ditengah bauran sentimen tersebut, IHSG diperkirakan bergerak mixed, potensi menguat pada hari ini, dibayangi oleh komitmen pemerintah dalam mempercepat penyerapan anggaran pada semester II-2015, serta ketahanan fundamental makroekonomi yang relatif kuat..
DAILY REPORT
10 Juli 2015•PGAS bidik potensi pasar gas di Dumai •ANTM dan Inalum incar 60% SGA Mempawah •TINS mulai pembangunan proyek properti •TINS anggarkan Rp 150 miliar untuk properti •TINS siap tampung bijih timah penambangan rakyat •Welby & Blossom menjadi pemegang saham baru ENRG •CITA masih hentikan eksplorasi hingga waktu tidak ditentukan •KKGI keluarkan biaya USD 1,29 juta hingga Juni 2015 untuk eksplorasi •KLBF pertimbangkan dirikan pabrik di Thailand dan Vietnam
•SIDO manfaatkan limbah jamu jadi pupuk bio organic •LTLS gandeng mitra asing kembangkan teknologi •Divestasi LINK masih dalam proses
•Unitika lakukan penawaran tender saham UNTX •Sinarmas akuisisi perusahaan Malaysia
•Laba bersih SMDR naik 5% pada semester I-2015 •EXCL optimalkan aplikasi m-Fish di bidang kemaritiman •BNLI jajaki 3 proyek kredit sindikasi senilai Rp4.55 triliun •CTRS fokus kawasan komersial di Citraland Surabaya di 2H 2015 •DILD bentuk 2 anak usaha baru dukung infrastruktur & system teknologi •Penjualan lahan industri di KIJA dan BEST turun
•MFIN akan terbitkan obligasi Rp500 miliar •Kredit BBKP meningkat 13%-15% •BMRI bidik sektor infrastruktur •BBTN incar pinjaman USD 1 miliar
•BI perkirakan pertumbuhan ekonomi 2Q15 sama dengan 1Q15 di 4,7%
Support Level 4815/4792/4772 Resistance Level 4858/4878/4902 Major Trend Up
10 July 2015
10 July 2015
Perusahaan Gas Negara (PGAS) mengincar potensi pasar gas di Kota Dumai Provinsi Riau yang mencapai 120 MMBTU. Perseroan telah menghitung potensi pasar gas yang ada di Provinsi Riau hingga 15 tahun ke depan. Dalam 15 tahun ke depan, dibutuhkan pasokan gas 120 MMBTU di Dumai, sementara di Pekanbaru diperkirakan sebesar 80 MMBTU. Besarnya kebutuhan gas di Dumai karena kawasan tersebut menjadi salah satu kawasan industri utama yang ada di Riau.
Aneka Tambang (ANTM) dan Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) membidik kepemilikan sebesar 60% pada proyek smelter grade alumina (SGA) senilai USD 1,7-1,8 miliar di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. ANTM berharap dapat memperoleh kepemilikan mayoritas pada porsi tersebut. Sementara itu, pihak ketiga yang telah menyatakan minatnya untuk turut serta dalam SGA Mempawah antara lain, perusahaan asal China, Dubai Alumunium dan Rusia Alumunium. ANTM menargetkan dapat melakukan ground breaking SGA Mempawah pada kuartal II-2016. Sesuai rencana, proyek pengolahan bijih bauksit menjadi SGA ini akan memiliki kapasitas hingga 2 juta ton per tahun.
Timah (TINS) telah memulai tahap awal pembangunan proyek properti di Bekasi, Jawa Barat. Hal tersebut dilakukan meskipun anak usaha perseroan di bidang properti belum selesai direalisasikan. Saat ini, TINS telah melakukan land clearing, sosialisasi proyek dan pembangunan kantor anak usaha. Untuk tahap pertama, perseroan akan mengembangkan lahan seluas 25 ha dari total lahan di Bekasi seluas 176 ha. Pada tahap pengembangan tersebut, perseroan akan membangun hingga 1.500 unit rumah.
Timah (TINS) menganggarkan belanja modal sebesar Rp 150 miliar untuk ekspansi anak usahanya di bidang properti. Perseroan menargetkan pendapatan dari sektor properti sebesar Rp 5-6 triliun dalam 5 tahun mendatang. Sementara itu, TINS akan menyiapkan dana sebesar Rp 200 miliar untuk mengembangkan bisnisnya di sektor rumah sakit dengan menggandeng Pertamina Bina Medika. Tahun ini, perseroan memproyeksikan laba bersih dari bisnis rumah sakit sebesar Rp 10-20 miliar.
Timah (TINS) siap menampung bijih timah penambangan rakyat guna mencegah ilegal mining di daerah itu yang cukup tinggi. Selama ini perseroan belum bisa menampung bijih timah rakyat, karena mereka belum memiliki alat keselamatan tambang yang ramah lingkungan.
Energi Mega Persada (ENRG) kini memiliki dua pemegang saham baru, yaitu Welby Capital Limited dan Blossom Global Asset Inc. Dua investor institusi asing itu menyerap saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (non-HMETD) sebesar 10% atau senilai Rp 446,42 miliar. Welby menyerap 2,28 miliar saham atau 4,66% saham ENRG, sedang Blossom Global menguasai 4,43% saham ENRG atau sebesar 2,1 miliar
saham. Setelah
private placement
, saham ENRG yang dimilikipublik sebesar 56,58%. Sementara sisanya dimiliki oleh UBS AG Singapore s/a Reignwood Intl Group Co. Ltd, sebesar 14,63%, Mackenzie Cundill Recovery sebesar 7,5%, Bakrie and Brothers (BNBR) sebesar 5,71%, dan PT Prudential Life Assurance sebesar 4,66%. Perseroan menyiapkan belanja modal tahun 2015 sebesar USD 218 juta. Belanja modal itu akan digunakan untuk mengembangkan beberapa blok minyak dan gas (migas) yang dimilikinya. ENRG juga berencana refinancing utang secara bertahap. Hingga saat ini ERNG sudah melunasi utang dari Mitsubishi & Japex sebesar USD 40 juta.
Cita Mineral Investindo (CITA) masih menghentikan kegiatan eksplorasi di semua lokasi Izin Usaha Pertambangan (IUP) perseroan hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Hal itut terkait dengan aturan PP No.1 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, yang diatur pelaksanannya tentang peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri. Resource Alam Indonesia (KKGI) hingga bulan Juni 2015 telah mengeluarkan biaya sekitar USD 1,29 juta untuk mendukung kegiatan eksplorasi pertambangan. Wilayah eksplorasi yang digarap PT Insani Baraperkasa masih dilakukan di area Sub Blok Handil Bakti, Sub Blok Purwajaya Selatan, dan Sub Blok Manunggal Jaya serta Tanjung Barokah. Selanjutnya perseroan akan melakukan pemetaan geologi dan pembebasan lahan untuk menetapkan sub blok yang potensial di area tambang di Blok Loajanan. Sementara di Blok Separi, perseroan akan melakukan pemboran. Namun aksi tersebut masih dipelajari hingga saat ini. Untuk tahap produksi seluruh blok yang ada dalam PKP2B PT Insani Baraperkasa telah mendapat persetujuan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
Grup Sinarmas melalui unit usahanya, Golden Agri Resources Ltd, mengakuisisi 100% saham Billford Investment Corporation (BIC) senilai USD 53,6 juta. BIC merupakan perusahaan perkebunan asal Malaysia yang memiliki lahan seluas 320 ribu meter persegi di Dumai, Riau. Lahan BIC terletak berdekatan dengan pabrik oleokimia, refinery dan bulking facility milik Grup Sinarmas.
Kalbe Farma (KLBF) mempertimbangkan untuk mendirikan pabrik di Thailand dan Vietnam untuk memperkuat penetrasi produk di kedua negara tersebut. Pembangunan pabrik di luar negeri sebenarnya bukan menjadi strategi utama perseroan, namun sejumlah negara mewajibkan perusahaan asing untuk menanamkan investasi agar bisa memasarkan produknya. Perseroan saat ini memiliki dua pabrik di Filipina dan Nigeria. Di Filipina perseroan membangun pabrik produk Extrajoss, sedangkan di Nigeria perseroan mendirikan pabrik paracetamol. Di kedua negara tersebut, KLBF menggandeng partner lokal dan membentuk perusahaan patungan (JV) dengan nilai investasi masing-masing US$5 juta.
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) memanfaatkan limbah jamu menjadi pupuk bio organik hingga mencapai puluhan ton per hari. Pupuk bio organik yang diproduksi perseroan mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia sampai 100% dan meningkatkan hasil panen minimal 20%.
Lautan Luas (LTLS) mengincar mitra asing untuk mengembangkan teknologi pabrik fruktosa. Sesuai rencana, ekspansi pabrik tersebut mulai berlangsung pada 2016. Ekspansi pabrik fruktosa dilakukan perseroan melalui anak usahanya, Lautan Sweetener Indonesia dengan nilai investasi diperkirakan mencapai USD 40 juta. Sesuai rencana, kapasitas produksi pabrik tersebut sebesar 100 ribu ton per tahun.
First Media (KBLV) masih memproses rencana divestasi kepemilikan sebagian sahamnya di Link Net (LINK) bersama dengan CVC Capital Partners Ltd. Dirilis atau tidaknya pembeli saham LINK, masih tergantung dari berbagai macam aspek yang akan ditetapkan oleh perusahaan keuangan yang ditunjuk untuk menangani proses pelepasan sebagian saham tersebut. Rencananya, eksekusi dengan pembeli diperkirakan akan terjadi pada bulan depan.
10 July 2015
10 July 2015
Unitika Ltd akan menggelar penawaran tender atas saham publik dalam rangka memuluskan rencana Unitex (UNTX) untuk go private. Perkiraaan penawaran tender akan dilakukan pada 11 Agustus - 11 September 2015 dan tanggal pembayaran 22 September 2015. Adapun penawaran ini dilakukan untuk membeli sebanyak 833.285 saham publik. Harga penawaran sebesar Rp 5.305 per lembar.
XL Axiata (EXCL) membantu nelayan dengan mengoptimalkan aplikasi m-Fish guna meningkatkan kesejahteraannya, dan mendukung program pembangunan nasional dalam bidang kemaritiman. Program tersebut merupakan aplikasi berbasis teknologi seluler yang akan membantu memaksimalkan produktivitas nelayan, menjaga kelestarian lingkungan dan ekosistem laut Indonesia. Pada tahap awal, m-Fish berbasis pada sistem operasi Android dengan teknologi jaringan 3G. Teknologi itu juga dapat diadaptasi ke jaringan 4G.
Sepanjang semester I tahun ini, Samudera Indonesia (SMDR) membukukan pertumbuhan laba bersih sekitar 5% dibandingkan periode sama tahun lalu atau menjadi USD 8,95 juta. Efisiensi dan restrukturisasi rute-rute pengangkutan menjadi faktor utama pendukung kinerja tersebut. Pelemahan rupiah dan turunnya harga komoditas berpengaruh terhadap pendapatan sehingga sepanjang semester I-2015 turun sekitar 10% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Hingga kuartal II/2015, Bank Bukopin (BBKP) mencatatkan pertumbuhan kredit pada kisaran 13%-15% YoY dari posisi Rp47,37 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit ditopang oleh 4 pilar sektor usaha kecil dan menengah (UKM), mikro, konsumer, dan komersial. Perseroan menargetkan pertumbuhan kredit sekitar 15% hingga akhir tahun. Bank Mandiri (BMRI) mengklaim akan menyalurkan pinjaman yang diterima China Development Bank (CDB) ke sektor infrastruktur. Perseroan akan memperoleh dana senilai US$1 miliar dari CDB. Bank Tabungan Negara (BBTN) memperkirakan dapat memperoleh pinjaman bilateral USD 1 miliar pada 2016 guna menopang ekspansi pembiayaan perumahan yang terkait dengan program satu juta rumah.
Bank Permata (BNLI) jajaki 3 proyek kredit sindikasi senilai Rp4.55 triliun pada semester II 2015. Ketiga proyek kredit sindikasi tersebut akan disalurkan untuk sektor industri ritel sebesar Rp2.2 triliun, multifinance Rp400 miliar serta migas Rp1.95 triliun. Per Maret 2015 total penyaluran kredit BNLI mencapai Rp131 triliun atau naik 8% YoY.
Mandala Multfinance (MFIN) berencana menerbitkan obligasi Rp500 miliar pada kuartal III/2015 guna memperkuat modal kerja perseroan. Waktu penerbitan obligasi dilakukan pada kuartal III/2015 tersebut dikarenakan kebutuhan pendanaan perseroan telah terpenuhi dari pinjaman perbankan serta penerbitan obligasi tahap I senilai Rp500 miliar pada Mei 2015. Obligasi tahap II tersebut merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi senilai total Rp1 triliun.
Penjualan lahan industri Kawasan Industri Jababeka (KIJA) sepanjang semester I-2015 turun 32,8% menjadi Rp 202,4 miliar. Pada awal semester II-2015, KIJA akan segera meresmikan kawasan terpadu Kendal dengan luas lahan yang telah diakuisisi seluas 500-600 ha. Pada semester I-2015, KIJA mencatatkan marketing sales senilai Rp 506 miliar atau naik 12,44%
dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 450 miliar. Sementara itu, Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) juga membukukan penurunan penjualan lahan industri 16,7% menjadi USD 16 juta. Per Juni 2015, BEST menjual lahan industri seluas 8 ha, turun 26% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya seluas 10,8 ha, meskipun terhadap kenaikan harga dari USD 170 menjadi USD 200 per meter persegi.
Memasuki semester II 2015, Ciputra Surya (CTRS) akan fokus mengembangkan kawasan komersial di perumahan elit Citraland Surabaya untuk mendorong penjualan setelah pada semester I 2015 lesu. Perseroan optimis pada semester II 2015 pasar akan kembali membaik seiring dengan banyaknya stimulus ekonomi yang dirilis pemerintah, sehingga akan mendorong daya beli masyarakat. Oleh karena itu selain tetap mengembangkan kluster-kluster baru, CTRS juga akan fokus mengembangkan produk-produk komersial, diantaranya ruko dan commercial city center. Di CitraLand sudah terbangun sekitar 5.000 dan telah dihuni sekitar 4.500. Ruko akan dikembangkan di seputar jalan besar di dekat kantor pemasaran perseroan. Sementara Commercial City Center akan dikembangkan dekat Water Park Ciputra dan Kampus Universitas Ciputra. Secara keseluruhan total lahan yang disiapkan mencapai 100 hektar dan akan dibangun bertahap. Perseroan akan mengembangkan lebih dulu semacam lifestyle mall dengan investasi awal pembangunan diperkirakan mencapai Rp 75 miliar. Intiland Development (DILD) membentuk anak perusahaan baru yakni PT Intiland Alfa Rendita dan PT Inti Algoritma Perdana. Kedua anak usaha baru tersebut akan fokus memberikan dukungan layanan infrastruktur dan jaringan sistem teknologi informasi di proyek-proyek yang dikembangkan perseroan. Pembentukan perusahaan baru ini dirasa perlu seiring banyaknya proyek high-rise yang dikembangkan dan membutuhkan dukungan infrastruktur dan jaringan TI yang baik dalam memenuhi kebutuhan konsumen.
Kebijakan baru terkait dengan kepemilikan properti untuk asing di wilayah Republik Indonesia masih wacana dan masih dalam tahap penggodokan oleh Kabinet Kerja. Ada wacana pemerintah untuk merevisi aturan yang lama (Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1996 tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau Hunian oleh Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia). Mengacu Pasal 42 UUPA, hak pakai dapat diberikan kepada empat kelompok, yakni warga negara Indonesia (WNI), orang-orang asing yang berkedudukan di Indonesia, badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia, badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia. Selain itu kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo yang membuka kepemilikan properti di Indonesia oleh warga negara asing dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap peningkatan perolehan devisa.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi triwulan II 2015 akan sama seperti triwulan I 2015 yaitu 4,7%. Proyeksi ini lebih rendah dari perkiraan BI semula ekonomi triwulan II bisa tumbuh 4,9%. Dengan pertumbuhan yang
melambat pada triwulan II, posisi
current account deficit
ataudefisit transaksi berjalan pada triwulan II 2015 diperkirakan 2,5% dari PDB, atau turun dari triwulan II 2014 yang mencapai level 3,92% dari PDB.
10 July 2015
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 52,80 0,02 TLKM (US) 43 14.254 -30 Natural Gas (US$)/mmBtu 2,73 0,00 ANTM (GR) 0,03 472 -59 Gold (US$)/Ounce 1158,30 -1,13
Nickel (US$)/MT 11500,00 540,00 Tin (US$)/MT 14295,00 100,00 Coal (NEWC) (US$)/MT* 60,05 -2,35 Coal (RB) (US$)/MT* 57,70 -5,66 CPO (ROTH) (US$)/MT 675,00 -5,00 CPO (MYR)/MT 2153,50 -65,00 Rubber (MYR/Kg) 691,00 -1,00 Pulp (BHKP) (US$)/per ton 799,60 2,53
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 17548,62 0,19 -1,54 15,58 14,33 2,96 2,77 5.317,4 USA NASDAQ COMPOSITE 4922,40 0,26 3,93 21,34 18,53 3,47 3,15 7.860,2 ENGLAND FTSE 100 INDEX 6581,63 1,40 0,24 15,76 14,03 1,83 1,76 1.634,7 CHINA SHANGHAI SE A SH 3887,31 5,76 14,69 15,51 13,70 1,89 1,71 4.827,2 CHINA SHENZHEN SE A SH 2044,84 3,75 38,31 28,71 22,68 3,54 3,13 3.054,2 HONG KONG HANG SENG INDEX 24392,79 3,73 3,34 11,67 10,63 1,26 1,17 1.918,1 INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4838,28 -0,68 -7,44 15,26 12,96 2,47 2,07 347,4 JAPAN NIKKEI 225 19855,50 0,60 13,78 18,75 16,93 1,71 1,60 2.961,7 MALAYSIA KLCI 1701,54 0,34 -3,39 15,84 14,55 1,85 1,74 261,9 SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3267,40 -0,54 -2,90 13,53 12,43 1,23 1,16 395,0
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13.334,00 -22,00 1000 IDR/ USD 0,07 0,0001
EUR/IDR 14.747,14 20,73 EUR / USD 1,11 0,0024
JPY/IDR 109,56 -0,28 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.878,94 10,75 SGD / USD 0,74 0,0000
AUD/IDR 9.946,63 7,20 AUD / USD 0,75 0,0013
GBP/IDR 20.498,36 -15,23 GBP / USD 1,54 -0,0007
CNY/IDR 2.147,58 0,00 CNY / USD 0,16 0,0000
MYR/IDR 3.518,21 10,86 MYR / USD 0,26 0,0004
KRW/IDR 11,79 0,04 100 KRW / USD 0,09 0,0002
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 7.11
BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13
10 July 2015
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description Jun’15 May’15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 0.96 0.42 SBI (9M) 6,66058
Inflation YOY % 7.26 7.15 SBIS (9M) 6,66058
Inflation MOM % 0.54 0.50
Foreign Reserve (USD) 110.80 Bn 110.80 Bn GDP (IDR Bn) 2,724,691.70 2,724,691.70
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
10 Jul US Wholesale Inventories MoM Turun menjadi 0.2% dari 0.4% 10 Jul US Wholesale Trade Sales MoM Turun menjadi 0.9% dari 1.6% 14 Jul US Monthly Budget Statement Sekitar $38.0 Bn
14 Jul Indonesia BI Reference Rate Tetap 7.50%
14 Jul US Retail Sales Advance MoM Turun menjadi 0.3% dari 1.2% 14 Jul US Monthly Budget Statement Sekitar $38.0 Bn
14 Jul US Import Price Index MoM Turun menjadi 0.2% dari 1.3% 14 Jul US Import Price Index YoY --
14 Jul US Business Inventories Turun menjadi 0.2% dari 0.5% Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
BBRI IJ 10300 0.73 1.93 UNVR IJ 40100 -1.47 -4.81 BWPT IJ 411 6.75 0.86 PGAS IJ 4010 -3.95 -4.21 SSMS IJ 1930 4.32 0.80 LPPF IJ 16700 -5.11 -2.76 IMAS IJ 3700 6.17 0.63 TLKM IJ 2875 -0.86 -2.65 CPIN IJ 2755 1.29 0.60 SCMA IJ 2970 -4.19 -2.00 ISAT IJ 4100 2.50 0.57 BBCA IJ 13250 -0.56 -1.93 SRIL IJ 438 6.05 0.49 ICBP IJ 11850 -2.47 -1.84 INDF IJ 6600 0.76 0.46 EMTK IJ 11100 -2.63 -1.78 SMRA IJ 1770 1.72 0.46 SMGR IJ 11300 -1.95 -1.40 PALM IJ 675 8.00 0.37 JSMR IJ 5700 -2.98 -1.25
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
Binakarya Jaya Abadi Property & Real Estate
10 July 2015
10 July 2015
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
KIJA 237:5 Stock Dividend 15 Jul-15 16 Jul-15 24 Jul-15 07 Aug-15
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
BIPP Rights Issue 100:54 140.00 02 Jul-15 03 Jul-15 09 Jul – 22 Jul’15
HDFA Rights Issue 100000:99111 190.00 06 Jul-15 07 Jul-15 13 Jul – 23 Jul’15
RIMO Rights Issue 1:90 265.00 11 Aug-15 12 Aug-15 19 Aug – 14 Sep’15 ADHI Rights Issue 100000:76190 2000-2700 TBA TBA
TBA
SIPD Tender Offer -- 850.00 -- -- 01 Jul - 30 Jul’15
UNTX Tender Offer -- 5305.00 -- -- 11 Aug - 10 Sep’15
GDYR Stock Split 1:10 -- -- 13 Jul-15 13 Jul-15
TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- 26 Aug-15 26 Aug-15
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
MTFN RUPST 10-Jul-15
INVS RUPSLB 10-Jul-15
MTLA RUPSLB 10-Jul-15
BLTA RUPST 14-Jul-15
MNCN RUPSLB 27-Jul-15
MSKY RUPSLB 27-Jul-15
BMTR RUPSLB 27-Jul-15
BHIT RUPSLB 27-Jul-15
MERK RUPSLB 28-Jul-15
OCAP RUPST 29-Jul-15
PPRO RUPSLB 29-Jul-15
SIPD RUPST/LB 30-Jul-15
WIKA RUPSLB 30-Jul-15
HMSP RUPSLB 10-Aug-15
PGLI RUPSLB 19-Aug-15
10 July 2015
10 July 2015
BBRI
TRADING BUY
S1 10175 R1 10400 Trend Grafik Major Down Minor Down S2 9950 R2 10625
Closing
Price 10300
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold •Harga berada dalam area lower band Prediksi •Trading range Rp 10175-Rp 10625
•Entry Rp 10300, take Profit Rp 10625
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 42.48 Positif
MACD 10.07 Negatif
True Strength Index (TSI) -23.13 Positif Bollinger Band (Mid) 10550 Negatif
MA5 10445 Negatif 10,200 10,800 11,400 12,000 12,600 13,200
2015 February March April May Jun Jul
BBRI Decending Triangle
10,445 10,300 10,300 10,300 10,075 10,075 10,075 10,500 10,537.5 10,766.7 10,766.7 10,900 11,724.5 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
BBRI - Stochastic %D(6,3,3) = 30.32, Stochastic %K = 19.38, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 19.384 19.384 30.3185 30.3185 80 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 240.0 0.0
BBRI - MACD (5,3) = 55.98, Signal() = 44.93
44.9284 55.9798 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 BBRI - TSI(3,5,3) = -23.13 -14.6363 -23.1309 0.00000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0
BBRI - William's % R(14) = -80.00, Volume() = 19,030,000.00
-80 19,030,000
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
BBTN
TRADING BUY
S1 1170 R1 1220 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 1140 R2 1250 Closing
Price 1195
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral •Harga berada dalam area netral Prediksi •Trading range Rp 1170-Rp 1220 •Entry Rp 1195, take Profit Rp 1220
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 74.87 Positif
MACD 3.93 Negatif
True Strength Index (TSI) 4.57 Positif Bollinger Band (Mid) 1158 Positif
MA5 1190 Positif 1,020.0 1,080.0 1,140.0 1,200.0 1,260.0
2015 February March April May Jun Jul
BBTN 1,191.25 1,190 1,157.5 1,110 1,085.79 1,070 1,070 1,195 1,195 1,195 1,220 1,281.3 1,281.3 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 BBTN - Stochastic %D(6,3,3) = 47.19, Stochastic %K = 44.96, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
44.9573 44.9573 20 47.1862 47.1862 80 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 18.0 24.0 0.0 BBTN - MACD (5,3) = -1.07, Signal() = -0.83 -1.06749 -0.830371 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BBTN - TSI(3,5,3) = 4.57 4.57473 0.00000 9.57273 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 BBTN - William's % R(14) = -22.73, Volume() = 11,736,500.00 -22.727311,736,500
10 July 2015
10 July 2015
INDF
TRADING BUY
S1 6525 R1 6700 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 6425 R2 6800 Closing
Price 6600
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral •Harga berada dalam area netral Prediksi •Trading range Rp 6525-Rp 6800 •Entry Rp 6600, take Profit Rp 6800
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 31.35 Positif
MACD -14.12 Positif
True Strength Index (TSI) -5.08 Positif Bollinger Band (Mid) 6656 Negatif
MA5 6600 Negatif 6,200 6,400 6,600 6,800 7,000 7,200 7,400 7,600 7,800
2015 February March April May Jun Jul
INDF Downward Sloping Channel
Bullish Breakout 6,600 6,590 6,590 6,571.88 6,425 6,081.67 6,081.67 6,600 6,600 6,600 6,658.75 6,750 7,085.74 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
INDF - Stochastic %D(6,3,3) = 40.85, Stochastic %K = 33.89, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
33.8889 33.8889 20 40.8486 40.8486 80 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 0.0
INDF - MACD (5,3) = 0.37, Signal() = 4.62
0.367654 4.62324 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 INDF - TSI(3,5,3) = -5.08 -5.07922 -7.9721 0.00000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0
INDF - William's % R(14) = -66.67, Volume() = 4,258,200.00
-66.6667 4,258,200
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
SILO
TRADING BUY
S1 14475 R1 14850 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 14100 R2 15225 Closing
Price 14625
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral •Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp 14475-Rp 14850 •Entry Rp 14625, take Profit Rp 14850
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 74.16 Positif
MACD 65.05 Positif
True Strength Index (TSI) 17.12 Positif Bollinger Band (Mid) 13994 Positif
MA5 14425 Positif 12,000 13,000 14,000 15,000 16,000
2015 February March April May Jun Jul
SILO Wedge 14,425 14,127.3 14,050 14,040 12,538.5 12,538.5 12,538.5 14,428.1 14,625 14,625 14,625 14,825 14,935.5 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
SILO - Stochastic %D(6,3,3) = 55.89, Stochastic %K = 58.58, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
55.8882 55.8882 20 58.582 58.582 80 -200 -100 0 100 200 0
SILO - MACD (5,3) = -55.43, Signal() = -36.01
-55.4288 -36.0133 -80.0 -40.0 0.0 40.0 80.0 SILO - TSI(3,5,3) = 17.12 13.2067 0.00000 17.1161 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0
SILO - William's % R(14) = -14.86, Volume() = 8,420,800.00 -14.8649
8,420,800
10 July 2015
10 July 2015
SGRO
TRADING BUY
S1 1635 R1 1695 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 1575 R2 1755 Closing
Price 1670
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band
Prediksi •Trading range Rp 1635-Rp 1695 •Entry Rp 1670, take Profit Rp 1695
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 8.17 Positif
MACD -12.29 Positif
True Strength Index (TSI) -70.24 Positif Bollinger Band (Mid) 1735 Negatif
MA5 1670 Negatif 1,600 1,700 1,800 1,900 2,000 2,100 2,200 2,300
2015 February March April May Jun Jul
SGRO Wedge 1,716.67 1,716.67 1,686.25 1,670 1,670 1,670 1,670 1,730 1,734.5 1,760 1,781.3 1,781.3 1,816.85 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
SGRO - Stochastic %D(6,3,3) = 14.68, Stochastic %K = 25.00, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 14.6845 14.6845 25 25 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0
SGRO - MACD (5,3) = 6.93, Signal() = 9.45
6.92798 9.45325 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 SGRO - TSI(3,5,3) = -70.24 -70.2374 -78.737 0.00000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0
SGRO - William's % R(14) = -60.00, Volume() = 315,300.00
-60 315,300
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
SSMS
TRADING BUY
S1 1885 R1 1970 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 1800 R2 2055 Closing
Price 1930
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi •Trading range Rp 1885-Rp 1970 •Entry Rp 1930, take Profit Rp 1970
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 63.99 Positif
MACD 8.77 Negatif
True Strength Index (TSI) 12.36 Positif Bollinger Band (Mid) 1854 Positif
MA5 1923 Positif 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000 2,200 2,400 2,600
2015 February March April May Jun Jul
SSMS Downward Sloping Channel
1,930 1,923 1,893.75 1,854.75 1,830 1,698.33 1,698.33 1,930 1,930 2,000.59 2,000.59 2,035 2,200.04 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
SSMS - Stochastic %D(6,3,3) = 53.30, Stochastic %K = 43.09, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
43.0894 43.0894 20 53.2972 53.2972 80 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 0.0 SSMS - MACD (5,3) = -4.83, Signal() = -7.14 -7.13709 -4.83435 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 SSMS - TSI(3,5,3) = 12.36 12.3592 0.00000 20.2861 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 SSMS - William's % R(14) = -42.86, Volume() = 83,904,096.00 -42.8571 83,904,096
10 July 2015
10 July 2015
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
09-07-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Buy 25500 25500 26050 23000 24525 26050 27575 Positif Positif Negatif 27025 21325 LSIP Trading Buy 1565 1565 1595 1435 1515 1595 1675 Positif Positif Negatif 1780 1515 SGRO Trading Buy 1670 1670 1695 1575 1635 1695 1755 Positif Positif Negatif 1850 1600
Mining
BUMI Trading Sell 57 57 55 50 55 60 65 Negatif Negatif Negatif 93 56 PTBA Trading Sell 7125 7125 6975 6650 6975 7300 7625 Negatif Negatif Negatif 10450 7425 ADRO Trading Sell 630 630 600 540 600 660 720 Negatif Negatif Negatif 925 655 MEDC Trading Buy 2500 2500 2530 2380 2455 2530 2605 Positif Positif Positif 2930 2350 INCO Trading Sell 2520 2520 2475 2400 2475 2550 2625 Negatif Negatif Negatif 3405 2530 ANTM Trading Sell 620 630 610 590 610 630 650 Negatif Negatif Negatif 835 620 TINS Trading Sell 630 640 620 600 620 640 660 Negatif Negatif Negatif 895 625
Basic Industry and Chemicals
SMGR Trading Sell 11300 11300 11100 10700 11100 11500 11900 Negatif Negatif Negatif 13575 11500 INTP Trading Sell 21000 21075 20950 20825 20950 21075 21200 Negatif Negatif Negatif 22450 20625 SMCB Trading Sell 1495 1500 1490 1480 1490 1500 1510 Negatif Negatif Negatif 1685 1450
Miscellaneous Industry
ASII Trading Sell 6650 6650 6575 6450 6575 6700 6825 Negatif Negatif Negatif 7600 6550 GJTL Trading Sell 795 795 775 720 775 830 885 Negatif Negatif Negatif 1115 840
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 6600 6600 6800 6425 6525 6700 6800 Positif Positif Negatif 7400 6425 GGRM Trading Sell 45625 45625 45025 43775 45025 46275 47525 Negatif Negatif Negatif 47625 42000 UNVR Trading Sell 40100 40100 39850 39300 39850 40400 40950 Negatif Negatif Negatif 45775 39300 KLBF Trading Sell 1635 1635 1620 1585 1620 1655 1690 Negatif Negatif Negatif 1840 1590
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1720 1720 1735 1655 1695 1735 1775 Positif Positif Negatif 1975 1605 PTPP Trading Buy 3985 3985 4020 3830 3925 4020 4115 Positif Positif Positif 4185 3130 WIKA Trading Buy 2985 2985 3035 2755 2895 3035 3175 Positif Positif Positif 3285 2480 ADHI Trading Buy 2285 2285 2330 2130 2230 2330 2430 Positif Positif Positif 2740 1910 WSKT Trading Buy 1770 1770 1790 1690 1740 1790 1840 Positif Positif Positif 1790 1490
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Sell 4010 4010 3955 3800 3955 4110 4265 Negatif Negatif Negatif 4390 4150 JSMR Trading Sell 5700 5700 5600 5400 5600 5800 6000 Negatif Negatif Negatif 7000 5275 ISAT Trading Buy 4100 4100 4140 3890 4015 4140 4265 Positif Positif Positif 4075 3535 TLKM Trading Sell 2875 2875 2840 2760 2840 2920 3000 Negatif Negatif Negatif 2955 2800
Finance
BMRI Trading Sell 9900 9900 9825 9650 9825 10000 10175 Negatif Negatif Negatif 11200 9350 BBRI Trading Buy 10300 10300 10625 9950 10175 10400 10625 Positif Positif Negatif 12325 10050 BBNI Trading Sell 5350 5350 5250 5050 5250 5450 5650 Negatif Negatif Negatif 6975 5100 BBCA Trading Sell 13250 13250 13125 12925 13125 13325 13525 Negatif Positif Negatif 14400 13050 BBTN Trading Buy 1195 1195 1220 1140 1170 1220 1250 Positif Positif Positif 1245 1070
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Sell 18600 18600 18400 18000 18400 18800 19200 Negatif Negatif Negatif 22500 18675 MPPA Trading Sell 2860 2860 2745 2560 2745 2930 3115 Negatif Negatif Negatif 3865 2825