• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN KAJIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN KAJIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

51

BAB IV

HASIL DAN KAJIAN

4.1Analisis Kerentanan

4.1.1 Kerentanan Wilayah

Kecamatan Padang Barat yang terletak pada 0o58’ LS dan 100o21’11” BT merupakan daerah yang relatif landai dengan ketinggian wilayah yang kurang dari 5 m. Dengan kondisi wilayah yang berbatasan langsung dengan samudera Hindia serta delapan dari sepuluh kelurahan yang terdapat di wilayah ini dikepung oleh dua sungai besar yakni Batang Arau dan Bandar Bakali mengakibatkan daerah ini memiliki kerentanan yang sangat tinggi terhadap tsunami. Selain itu di sepanjang garis pantai tidak dilindungi oleh vegetasi ataupun dinding penahan gelombang, yang ada hanyalah batu pemecah gelombang saja (gambar 4.1) yang jika terjadi tsunami justeru akan menjadi bumerang bagi kehidupan di daratan akibat energi tsunami yang sedemikian besar.

Gambar 4.1 Foto keadaan pantai di kecamatan Padang Barat (zulfadli.wordpress.com)

(2)

52

Berdasarkan hasil kajian sesuai dengan metodologi 3.1.1 maka kerentanan wilayah kecamatan Padang Barat dapat dilihat pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Kerentanan Wilayah berdasarkan kondisi topografi kecamatan Padang Barat

5m

(3)

53

Selain dari kondisi di atas terdapat enam dari sepuluh kelurahan yang berada tepat ditepi pantai. Jarak terjauh kecamatan Padang Barat dari tepi pantai hanya berjarak 1.328 meter saja. Untuk lebih jelasnya jarak masing-masing kelurahan dari tepi pantai dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini

Tabel 4.1 Jarak masing-masing kelurahan dari tepi pantai

No. nama kelurahan

Jarak dari pantai Minimum (meter) Maksimum (meter) 1 Berok Nipah 0 700 2 Kampung Pondok 600 1150 3 Belakang Tangsi 0 892 4 Kampung Jao 365 1300 5 Olo 0 365 6 Purus 0 470 7 Padang Pasir 350 1172 8 Ujung Gurun 372 1261 9 Rimbo Kaluang 0 1265 10 Flamboyan Baru 0 1328 4.1.2 Kerentanan Penduduk 4.1.2.1Malam Hari

Dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 yang mencapai 60.102 jiwa menjadikan kecamatan Padang Barat memiliki kepadatan rata-rata 8.586 jiwa/km2 . Berdasarkan alur kerja metodologi pada sub bab 3.1.2 gambar 3.4 maka diperoleh komposisi kepadatan yang berbeda untuk masing-masing kelurahan. Kelurahan yang memiliki kepadatan tertinggi adalah Flamboyan Baru dan kelurahan yang tingkat kepadatan terendah adalah kelurahan Berok Nipah. Adapun kepadatan untuk masing-masing kelurahan di kecamatan Padang Barat dapat dilihat pada tabel 4.2 dan gambar 4.3.

(4)

54

Tabel 4.2 kepadatan penduduk masing-masing kelurahan

Luas

km2 Laki-laki Perempuan Total kepadatan 1 Berok Nipah 1.63 3,228 2,926 6,154 3775 2 Kampung Pondok 0.89 2,830 2,932 5,762 6474 3 Belakang Tangsi 0.31 1,928 2,038 3,966 12794 4 Kampung Jao 0.68 2,796 3,276 6,072 8929 5 Olo 0.65 3,201 3,358 6,559 10091 6 Purus 0.71 4,728 4,660 9,388 13223 7 Padang Pasir 0.71 2,992 3,291 6,283 8849 8 Ujung Gurun 0.57 2,928 2,897 5,825 10219 9 Rimbo Kaluang 0.42 2,253 2,030 4,283 10198 10 Flamboyan Baru 0.43 2,916 2,894 5,810 13512 Total 7 29,800 30,302 60,102 tahun_2007 No. Nama Kelurahan

Dari hasil analisa terhadap kelompok umur di kecamatan Padang Barat selama 2005 – 2007 diperoleh persentase kemampuan evakuasi sebagaimana yang terlihat pada tabel 4.3 dan gambar 4.4 dengan rata – rata kelompok yang memerlukan bantuan ketika akan melakukan evakuasi berkisar antara 17,28% - 21,97%, sedangkan kelompok yang memerlukan bimbingan berkisar antara 7,19% - 10,07% dan kelompok yang mampu untuk melakukan evakuasi tanpa tergantung dengan bantuan berkisar antara 68,07% - 74,70%.

Tabel 4.3 Presentase kemampuan evakuasi

Perlu bantuan Perlu Bimbingan Mampu Evakuasi

1 Berok Nipah 20% 9% 71% 2 Kampung Pondok 19% 8% 72% 3 Belakang Tangsi 19% 10% 71% 4 Kampung Jao 18% 7% 75% 5 Olo 22% 10% 68% 6 Purus 21% 10% 69% 7 Padang Pasir 17% 8% 75% 8 Ujung Gurun 21% 8% 71% 9 Rimbo Kaluang 20% 8% 72% 10 Flamboyan Baru 21% 9% 70%

Persentase kemampuan evakuasi No Nama Kelurahan

Hasil dari digitasi terhadap peta citra yang disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah kota Padang maka konsentrasi pemukiman yang

(5)

55

mengindikasikan konsentrasi penduduk pada malam hari tidak tersebar merata utuk setiap kelurahannya sebagaimana tergambar pada gambar 4.5

Gambar 4.3 Distribusi dan kepadatan penduduk kecamatan Padang Barat pada malam hari

(6)

56

Gambar 4.4 Kemampuan evakuasi penduduk kecamatan Padang Barat pada malam hari

(7)

57

Gambar 4.5 Konsentrasi pemukiman kecamatan Padang Barat pada malam hari Kec. Padang Timur Kec. Padang Barat

(8)

58

4.1.2.2Siang Hari

Merujuk kepada metodologi sebagaimana dijelaskan pada alur kerja metodologi pada gambar 3.5 maka diperoleh hasil bahwa Rencana tata ruang dan tata wilayah Kota Padang menjadikan kecamatan Padang Barat yang merupakan pusat kota memiliki peranan yang sangat penting sebagai sentra perekonomian, pemerintahan dan pendidikan. Penggunaan lahan sebagai pemukiman memiliki porsi terbesar yakni seluas 5,175 km2

Dari 258 sekolah yang berada di ketinggian 0 – 5 m dpl di Kota Padang, sekitar 43,5% atau sejumlah 107 sekolah mulai dari tingkat TK sampai SMA berada di kecamatan Padang Barat, selain itu juga ada 14 perguruan tinggi yang tersebar di kecamatan Padang Barat. Distribusi sekolah tersebut dapat dilihat pada gambar 4.7 dan tabel 4.4

atau sekitar 73,92% dari luas total kecamatan. Sisanya dikembangkan sebagai sentra kegiatan perekonomian yang tersebar di lima keluarahan yakni kelurahan Kampung Jao, Belakang Tangsi, Olo, Berok Nipah dan Kampung Pondok. Selain itu kawasan disepanjang jalan Sudirman dan Rasuna Said dikembangkan sebagai kawasan perkantoran. Sedangkan kawasan pendidikan tersebar di seluruh kelurahan di kecamatan Padang Barat. Secara keseluruhan peruntukan lahan di kecamatan Padang Barat dapat dilihat sebagaimana gambar 4.6

Tabel 4.4 Distribusi sekolah di kecamatan Padang Barat tahun 2005 [BPS, 2006]

No Kelurahan TK SD SMP SMU PT 1 Berok Nipah 1 3 1 1 2 Kampung Pondok 6 3 2 1 3 Belakang Tangsi 2 12 4 3 2 4 Kampung Jao 2 2 5 1 5 Olo 3 8 1 4 4 6 Purus 3 8 1 3 2 7 Padang Pasir 7 5 1 3 4 8 Ujung Gurun 1 4 1 2 9 Rimbo Kaluang 1 1 2 10 Flamboyan Baru 1 Total 21 47 14 25 14

(9)

59

Dengan mengambil asumsi bahwa untuk masing-masing tingkatan sekolah, jumlah siswa untuk setiap kelas memiliki jumlah yang sama, maka struktur siswa SD sampai SMA di kecamatan Padang Barat dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini

Tabel 4.5 struktur siswa SD, SMP dan SMA tahun 2005 [BPS, 2006] SMU 1-3 4-6 1-2 3 1 - 3 1 Berok Nipah 211 211 53 27 130 2 Kampung Pondok 528 528 929 465 258 3 Belakang Tangsi 741 741 1467 734 2030 4 Kampung Jao 690 345 3603 5 Olo 1043 1043 60 30 379 6 Purus 511.5 511.5 59 30 125 7 Padang Pasir 385 385 17 8 607 8 Ujung Gurun 825 825 53 26 9 Rimbo Kaluang 171 171 1382 10 Flamboyan Baru Total 4415 4415 3329 1664 8514 SD SMP No Kelurahan

Dari struktur siswa sebagaimana tertera pada tabel di atas, maka persentase antara siswa yang memerlukan bantuan, memerlukan bimbingan dan mampu melakukan evakuasi sendiri rata-rata adalah sebesar 26%, 36% dan 38%. sedangkan kemampuan evakuasi untuk masing-masing kelurahan dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini serta digambarkan sebagaimana terdapat pada gambar 4.8

Tabel 4.6 Presentase kemampuan evakuasi anak sekolah tahun 2005

Perlu Bantuan Perlu Bimbingan Mampu evakuasi

1 Berok Nipah 33% 42% 25% 2 Kampung Pondok 19% 54% 27% 3 Belakang Tangsi 13% 39% 48% 4 Kampung Jao 0% 15% 85% 5 Olo 41% 43% 16% 6 Purus 41% 46% 13% 7 Padang Pasir 27% 29% 44% 8 Ujung Gurun 48% 51% 2% 9 Rimbo Kaluang 10% 10% 80% 10 Flamboyan Baru Presentasi No Kelurahan

(10)

60

Dengan menganalisis peta tata guna lahan dan distribusi sekolah maka dapat diperkirakan bahwa pada siang hari penduduk kecamatan Padang Barat akan terdistribusi secara tidak merata. Hal ini dikarenakan penduduk memiliki aktivitas yang berbeda yang akan mengakibatkan tingkat kerawanan wilayah yang berbeda pula. Tetapi dikarenakan keterbatasan data pergerakan penduduk, maka penulis tidak dapat melakukan analisa secara mendalam mengenai kepadatan penduduk di siang hari.

Berdasarkan gambar 4.6, pada siang hari dapat diperkirakan penduduk akan terkonsentrasi pada beberapa titik yakni:

1. Pasar dan pertokoan yang akan didominasi oleh para remaja dan ibu rumah tangga.

2. Kelurahan Berok Nipah dan Kampug Pondok yang menjadi salah satu pusat kegiatan perekonomian.

3. Sekolah-sekolah yang tersebar merata di seluruh kecamatan.

4. Daerah perkantoran yang sebagian besar berada di sepanjang jalan Sudirman dan Rasuna Said yang akan didominasi oleh para pegawai pemerintah dan swasta.

5. Sedangkan daerah pemukiman diperkirakan hanya akan didominasi oleh ibu rumah tangga, lansia dan anak-anak yang belum bersekolah.

(11)

61

Gambar 4.6 Peruntukan Lahan Kecamatan Padang Barat

Kec. Padang Timur Kec. Padang Barat

(12)

62

Gambar 4.7 Distribusi sekolah di Kecamatan Padang Barat

Kec. Padang Timur Kec. Padang Barat

(13)

63

Gambar 4.8 Kemampuan evakuasi siswa SD – SMA di Kecamatan Padang Barat Kec. Padang Timur Kec. Padang Barat

(14)

64

4.2Peluang Evakuasi

4.2.1 Waktu evakuasi

Dengan berdasarkan pada metodologi pada sub bab 3.2.1 serta mengambil asumsi bahwa selang waktu persiapan peringatan diri sampai peringatan diberikan memerlukan waktu antara 6 sampai 8 menit (5 – 7 menit informasi dari BMG ke PUSDALOPS dan ke masyarakat melalui sms dan e-mail serta 1 menit pengolahan informasi di PUSDALOPS), maka waktu yang tersedia untuk evakuasi adalah

Waktu evakuasi (T) < 37 menit – 5 sampai 8 menit

Jika kita mengambil kondisi terburuk ketika terjadinya tsunami maka waktu yang dapat dipergunakan untuk melakukan evakuasi hanya 29 menit.

4.2.2 Daerah Evakuasi

Hasil yang diperoleh berdasarkan alur metodologi yang dijelaskan pada sub bab 3.2.2 didasarkan pada dua bahaya tsunami. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Peneliti Kelautan ITB mengenai perkiraan daerah rendaman dan jangkauan tsunami ke daratan, maka dapat diidentifikasi daerah-daerah yang dapat dipergunakan sebagai daerah evakuasi. Daerah tersebut haruslah memiliki ketinggian > 5,06 m dpl atau lebih jauh dari 2.316 m dari garis pantai. Sedangkan berdasarkan catatan sejarah landaan tsunami terburuk yang mencapai 9 meter, maka daerah yang dapat dijadikan sebagai daerah evakuasi adalah daerah dengan elevasi yang lebih dari 9 meter. Untuk mencapai daerah tersebut harus melewati sungai Bandar Bakali. Berdasarkan kriteria tersebut maka daerah-daerah yang dapat dijadikan sebagai daerah evakuasi dapat dilihat pada gambar 4.9. dan gambar 9.10

Berdasarkan gambar 4.9, maka kita dapat melihat bahwa daerah yang akan terendam ketika terjadi tsunami dengan ketinggian 5 meter adalah daerah dengan arsiran berwarna merah sedangkan daerah yang dapat digunakan sebagai tujuan

(15)

65

evakuasi ditunjukkan dengan arsiran yang berwarna hijau. Seluruh kelurahan di kecamatan Padang Barat akan terendam ketika terjadi tsunami.

Gambar 4.9 Daerah yang terendam dan tidak terendam berdasarkan ketinggian tsunami 5 meter

Kec. Padang Timur Kec. Padang Barat

(16)

66

Gambar 4.10 Daerah yang terendam dan tidak terendam berdasarkan ketinggian tsunami 9 meter pada daerah studi

Kec. Padang Timur Kec. Padang Barat

(17)

67

Apabila terjadi tsunami dengan ketinggian mencapai 9 meter maka kegiatan evakuasi masa harus dilakukan dengan melewati sungai Bandar Bakali. Penetapan batas run up setinggi 9 meter tidak dapat digambarkan dalam peta. Hal ini dikarenakan interval kontur terkecil yang ada di daerah studi hanya 5 meter.

4.2.3 Prasarana Jalan dan Alternatif rute evakuasi

Panjang total jaringan jalan di kecamatan Padang Barat adalah 61,267 km dengan klasifikasi yang meliputi arteri sekunder, kolektor sekunder, lokal primer dan lokal sekunder. Berdasarkan posisinya dengan garis pantai, maka jalan-jalan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yakni jalan untuk jalur evakuasi yang tegak lurus terhadap garis pantai dan kelompok jalan yang sejajar dengan garis pantai.

Berdasarkan pada alur kerja sebagaimana yang telah dijelaskan pada sub bab 3.2.3 maka alternatif rute evakuasi yang dapat digunakan untuk masing – masing kelurahan dapat dijabarkan pada tabel 47 s/d 4.11 dan gambar 4.11 s/d 4.14 di bawah ini

Tabel 4.7 Alternatif rute evakuasi kelurahan Flamboyan Baru

No. Alternatif rute evakuasi

1 Jl. Nusa Indah

Jl. Flamboyan

Jl. Aster Jl. KH Sulaiman Jl. A Dahlan - Jl. Alai 2 Jl. Mawar

3 Jl. Anggrek 4 Jl. Melati 5 Jl. Raden Saleh

Tabel 4.8 Alternatif rute evakuasi kelurahan Rimbo Kaluang

No.

1 Jl. Sei Barito Jl. Kapuas Jl. Batang Gadis Jl. Batang Anai -

2 Jl. Batang Pasama Jl. Batang Tarusan

-3 Jl. Batang Anai Jl. Cisadane

4 Jl. Sei Sirah Jl. Batang Kampar

Jl. Rimbo Kaluang - Jl. GOR H Agus Salim - Jl. Tengku Umar - Jl. Bawah Bungo - Jl. Kopi 3 - Jl Bakti 4 - Jl. Alai Rute Evakuasi Jl. Sei Asahan Jl. Sei Musi Jl. Taman Siswa

(18)

68 No.

1 Jl. Manggis

2 Jl. Rambai Jl. Bingkuang Jl. Nenas 3 Jl. Durian Jl. Alpokat

4 Jl. Jambu Jl. Nangka Jl. Salak 3 Jl. Pondok Mungil 5 Jl. Jeruk Jl. Salak I

6 Jl. Purus 4 7

9 Jl. Purus 1 Jl. Bandar Purus Dalam Jl. Padang Pasir 2 10 Jl. Padang Pasir 4

11 Jl. Purus 2 12 Jl. Purus Dalam 2 13 Jl. Padang Pasir 10

14 Jl. Olo Ladang Jl. A Yani Jl. Abdullah Ahmad Komp. RS M Jamil 15 Jl. Jati 1 16 Jl. Jati 2 Rute Evakuasi Jl. Salak 6 Jl. Delima Jl. Ketimun Jl. Ujung Gurun Jl. KIS Mangunsarkoro - Jl. Adabiah Jl. Pepaya Jl. Karet Jl. Purus 5 Jl. Salak 5

Jl. Hidayah Jl. Veteran Dalam Jl. Padang Pasir Jl. Yos Sudarso Jl. Jati Koto Panjang 8

Jl. Veteran Dalam Jl. Taqwa Jl. Padang Pasir 6 - Jl.

Mutia Jl. Koto Tinggi Jl. Minahasa - Jl. Rawang Melayu Jl. Setia Budi Jl. Veteran Dalam Jl Kartini - Jl. Abdul Muis Jl. Padang Pasir 5 Jl. Tanpa Nama - Jl. Banjar Komplek PT KAI Jl. Sawahan 2 Jl. Sawahan

Tabel 4.9 Alternatif rute evakuasi kelurahan Kelurahan Purus, Ujung Gurun dan Padang Pasir

Tabel 4.10 Alternatif rute evakuasi kelurahan Olo dan Kampung Jao

No.

1 Jl. Damar I Jl. Damar 3 2 Jl. Ujung Belakang Olo

3 Jl. Koto Marapak Jl. Kampung Jawa Dalam 2 4

5 6

7 Jl. Ujung Pandan 8 Gg. Samudera

9 Jl. Hang Tuah Jl. M Yamin 10 Jl. Perak 2

11 Jl. Perak 3 Komp. PT KAI

Jl. Kampung Jawa Dalam 4

Jl. Ratulangi Jl. Tan Malaka

Jl. Pemuda Dalam Jl. Belakang Lintas Jl. Pasar Raya 2

Jl. Pasar Raya - Jl. Agus Salim

Jl Sawahan

Jl. Proklamasi Jl. Belakang Olo

Jl. Abdullah Ahmad Kompl. RS M Jamil Jl. Bandar Olo 3

Jl. Harapan

Jl. Kampung Jawa Dalam 3

Rute Evakuasi

Tabel 4.11 Alternatif rute evakuasi kelurahan Belakang Tangsi, Berok Nipah dan Kampung Pondok

No.

1 Jl. Parak Kerambil 2 Jl. Pancasila

3 Jl. Wolter Mongisisdi Jl. Gereja Jl. Bundo Kanduang

4 Jl. Tanah Baroyo Jl. Bandar Gereja Jl. Cokroaminoto Jl. Alang Lawas Koto

5 Jl. Dobi 4 Jl. Dobi 3 Jl. Belakang Tangsi 2 Jl. M Yamin Jl. Proklamasi Jl. Ganting Jl. Imam Bonjol Rute Evakuasi

Jl. Bandar Belakang Tangsi

Penetapan alternatif rute evakuasi dilakukan untuk membantu para pemegang kebijakan dalam hal implementasi pemasangan rambu evakuasi pada rute-rute alternatif. Hal ini sangat dibutuhkan oleh penduduk ketika akan melakukan evakuasi ketika bencana tsunami terjadi. Rute yang disarankan mengindikasikan jalur tercepat ketika harus melakukan evakuasi mulai dari satu kelurahan sampai ke daerah yang aman dari bencana. Sedangkan rute yang kurang disarankan tidak berarti bahwa rute tersebut tidak boleh digunakan ketika melakukan evakuasi,

(19)

69

tetapi hal ini mengindikasikan bahwa jika kita menggunakan rute tersebut maka jarak yang harus ditempuh akan menjadi lebih panjang sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mencapai daerah yang aman menjadi lebih lama.

4.2.4 Waktu yang dibutuhkan untuk evakuasi

Dengan menganalisa jarak terjauh dari Alternatif rute evakuasi untuk mencapai daerah dengan elevasi > 5 meter atau jarak dari pantai > 2,4 km, maka waktu evakuasi untuk masing-masing kelurahan dapat dilihat pada tabel 4.12 di bawah ini

Tabel 4.12 Waktu yang dibutuhkan untuk evakuasi

Min Maks 1 Berok Nipah 33 43 2 Kampung Pondok 28 29 3 Belakang Tangsi 26 35 4 Kampung Jao 21 23 5 Olo 24 26 6 Purus 22 27 7 Padang Pasir 21 22 8 Ujung Gurun 20 23 9 Flamboyan Baru 20 22 10 Rimbo Kaluang 25 27

No. Nama Kelurahan Waktu Evakuasi (menit)

Jika dilihat dari waktu evakuasi di atas, ada sebagian daerah yang tidak dapat mencapai daerah evakuasi pada tenggang waktu evakuasi yang tersedia. Kelurahan Berok Nipah dan sebagian kelurahan Belakang Tangsi merupakan salah satunya. Keadaan ini dikarenakan kelurahan tersebut berada di tepi pantai serta jalur evakuasi yang harus dilalui merupakan jalur yang berputar menjauhi alur sungai yang tepat berbatasan dengan kelurahan Berok Nipah. Hal ini akan mengakibatkan penduduk tidak dapat mencapai daerah evakuasi yang seharusnya dicapai. Oleh karena itu diperlukan beberapa upaya untuk mengantisipasi hal tersebut.

(20)

70

Gambar 4.11 Alternatif rute evakuasi kelurahan Flamboyan Baru dan Rimbo Kaluang

Kel. Flamboyan Baru: t min = 20 menit t max = 22 menit

Waktu Evakuasi

Kel. Rimbo Kaluang: t min = 25 menit t max = 27 menit

Gambar

Gambar 4.1 Foto keadaan pantai di kecamatan Padang Barat  (zulfadli.wordpress.com)
Gambar 4.2 Kerentanan Wilayah berdasarkan kondisi topografi kecamatan  Padang Barat
Tabel 4.1 Jarak masing-masing kelurahan dari tepi pantai  No.  nama kelurahan
Tabel 4.3 Presentase kemampuan evakuasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Duport (1749-1819) membahas perbedaan ciri panjang bow, berat dan kerapatan hairbow dalam tulisannya (1806) dan dengan spesifik merekomendasikan bow buatan Tourte. Dengan

Sinarmas Multifinance Cabang Bima dan umumnya pada organisasi atau perusahan agar dapat membantu karyawan dalam mengatasi stres kerja, karena kalao karyawan mengalami

Analisis data dilakukan dengan membandingkan data sekunder dan data primer yang meliputi kelimpahan, biomassa, status tropik dan komposisi ukuran ikan besar dan

Berdasarkan data di atas, pertambahan penduduk Kota Yogyakarta yang disebabkan oleh mobilitas permanen relatif sedikit (+1.947 jiwa), sehingga dapat dipastikan bahwa

permukiman. b) Pusat ini ditandai dengan adanya pampatan agung/persimpangan jalan (catus patha) sebagai simbol kultural secara spasial. c) Pola ruang desa adat yang berorientasi

HAFISZ TOHIR DAERAH PEMILIHAN SUMATERA SELATAN I.. Oleh karena itu Anggota DPR RI berkewajiban untuk selalu mengunjungi ke daerah pemilihan telah ditetapkan sesuai dengan

Dengan demikian kewajiban asasi manusia menjadi sesuatu kemutlakan yang harus dilaksanakan oleh seseorang supaya hak-hak orang lain dapat terjaga dan terpelihara, termasuk

Berdasarkan observasi dan wawancara yang sudah dilakukan peneliti, pembuatan RPP yang dilakukan guru berpedoman dengan penyusunan RPP pada Kurikulum 2013 yang