• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. PROFIL LOKASI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. PROFIL LOKASI PENELITIAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

5.1 Kabupaten Serang

5.1.1 Kondisi Geofisik Kabupaten Serang

Kabupaten Serang merupakan salah satu dari enam kabupaten/kota di Provinsi Banten yang terletak di ujung Barat bagian Utara Pulau Jawa dan merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa. Jarak Kabupaten Serang dengan Ibukota Jakarta sekitar 70 Km. Secara Geografis wilayah Kabupaten Serang berada antara 5050’ – 602’ Lintang Selatan dan 10507’ – 106022’ Bujur Timur. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari Utara ke Selatan adalah 60 Km, dan jarak terpanjang dari arah Barat ke Timur sekitar 90 Km. Kabupaten Serang berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Timur : Kabupaten Tanggerang

Sebelah Selatan : Kabupaten Lebak dan Pandeglang Sebelah Barat : Kota Cilegon dan Selat Sunda

Luas wilayah Kabupaten Serang adalah 170.341,25 Ha yang terbagi menjadi 32 kecamatan , 349 desa dan 20 kelurahan. Dari wilayah yang ada, tercatat pula pulau-pulau kecil sebanyak 18 buah. Nama dan lokasi pulau-pulau kecil di Kabupaten Serang seperti yang disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Nama dan Lokasi Pulau-Pulau Kecil yang Terdapat di Kabupaten Serang

No Nama Pulau Lokasi

Kecamatan No Nama Pulau

Lokasi Kecamatan

1 P. Panjang Kesemen 10 P. Kambing Kasemen 2 P. Pamojan Besar Kesemen 11 P.Tarahan Bojonegara 3 P. Pamojan Kecil Kesemen 12 P. Tamposo Bojonegara 4 P. Lima Kesemen 13 P. Cikantung Bojonegara 5 P. Dua Kesemen 14 P. Kemanisan Bojonegara 6 P. Kubur Kesemen 15 P. Tunda Tirtayasa 7 P. Gedang Kesemen 16 P. Sanghyang Anyer

8 P. Semut Kesemen 17 P. Kali Puloampel

9 P. Tempurung Kesemen 18 P. Salira Puloampel Sumber: Dinas Perikanan Kabupaten Serang, 2003

(2)

Secara topografi, Kabupaten Serang berada dalam kisaran ketinggian antara 0 – 1.778 meter di atas permukaan laut dan pada umumnya tergolong pada kelas topografi lahan dataran dan bergelombang. Pada ketinggian 0 meter diatas permukaan laut terdapat Kecamatan Taktakan, Tirtayasa, Cinangka di Pantai Barat Selat Sunda dan ketinggian 1.778 meter di atas permukaan laut terdapat di puncak Gunung Krang yang terletak di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pandeglang. Pada umumnya wilayah Kabupaten Serang berada pada ketinggian kurang 500 meter diatas permukaan laut dan tersebar pada seluruh wilayah kecuali Kecamatan Ciomas. Secara lebih rinci, data luasan lahan pada sebaran ketinggian wilayah, tampak dalam Tabel 4.

Tabel 4. Luasan Lahan menurut Ketinggiannya di Kabupaten Serang

No Ketinggian (M) Luasan (Ha)

1 0 – 2 17.794,00 2 2 – 25 66.308,50 3 25 – 100 63.801,00 4 100 – 500 37.832,50 5 500 – 1000 3.390,00 6 > 1000 990,00

Sumber: Dinas Perikanan Kabupaten Serang, 2003

Dari arah Utara ke Selatan Kabupaten Serang terdiri atas wilayah rawa pasang surut, rawa musiman, dataran, perbukitan dan pegunungan. Bagian Utara merupakan wilayah yang datar dan tersebar luas sampai ke Pantai, kecuali sekitar Gunung Sawi, Gunung Terbang dan Gunung Batusipat. Di bagian Selatan sampai ke Barat, Kabupaten Serang berbukit dan bergunung antara lain sekitar Gunung Kencana, Gunung Karang dan Gunung Gede. Daerah yang bergelombang tersebar di antara kedua bentuk wilayah tersebut.

Hampir seluruh daratan Kabupaten Serang merupakan daerah subur karena tanahnya sebagian besar tertutup oleh tanah endapan alluvial dan batu vulkanis kuarter. Potensi tersebut ditambah dengan banyak terdapat sungai-sungai besar dan penting, yaitu Sungai Ciujung, Cidurian, Cibanten, Cipaseuran, Cipasang dan Anyar yang mendukung kesuburan daerah-daerah pertanian di Kabupaten Serang. Iklim di wilayah Kabupaten Serang termasuk tropis dengan musim hujan antara November – April dan musim kemarau antara Bulan Mei – Oktober. Curah

(3)

Hujan rata -rata 3,92 mm per hari. Temperatur udara rata -rata berkisar antara 25,80 C – 270 C. Tekanan udara dan kelembaban nisbi rata -rata 81,00 mb per bulan. Kecepatan arah angin rata-rata 2,80 knot, dengan arah terbanyak adalah arah Barat

5.1.2 Tata Guna Lahan

Sebagian besar penggunaan lahan di Kabupaten Serang terdiri atas persawahan, yaitu seluas 54.145,40 Ha yang terdiri atas sawah tadah hujan seluas 31.079 Ha dan sawah irigasi seluas 23.066,40 Ha. Jenis pemanfaatan lain adala h tegalan seluas 39.912,35 Ha, kebun campuran seluas 39159,10 Ha, Perkampungan seluas 20.121,97, perumahan seluas 8.680 Ha dan jasa seluas 3.305,26 Ha. Tabel 5 menyajikan informasi luas la han menurut penggunaan di Kabupaten Serang dan perubahan penggunaannya pada tahun 2001 dan tahun 2002.

Tabel 5. Luas Lahan Menurut Penggunaan di Kabupaten Serang Tahun 2001 - 2002 (Ha)

No Penggunaan 2001 2002

1 Pertanian 137.450,25 135.162,65

2 Peruma han dan Pemukiman 22.434,60 22.670,50

3 Perkantoran 3.883,70 4.058,25

4 Industri 7.095,00 7.971,55

5 Lain-lain 1.540,20 2.540,80

Jumlah 172.403,75 172.403,75

Sumber : Kabupaten Serang Dalam Angka 2002

5.1.3 Kondisi Demografi Kabupaten Serang

Pada tahun 2002, jumlah penduduk Kabupaten Serang mencapai 1.735.560 jiwa, yang terdiri atas 873.627 laki-laki dan 861.933 perempuan dengan sex ratio sebesar 101 yang artinya pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat 101 penduduk laki-laki. Jumlah penduduk tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 5,01 % dari jumlah penduduk pada tahun 2001.

Pada tahun 2002 kepadatan penduduk Kabupaten Serang mencapai 1.001 orang per Km2. Kepadatan penduduk ini bervariasi pada masing-masing kecamatan. Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Serang, yaitu mencapai 6.841 orang per Km2, dan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Pabuaran, yaitu 417

(4)

orang per Km2. Secara umum penduduk lebih terpusat pada daerah kota dan industri seperti Kecamatan Serang, Kragilan, Cikande, Ciruas dan Cipogok Jaya. Persebaran penduduk merupakan gambaran komposisi penduduk berdasarkan kondisi Geografis. Seiring dengan penurunan laju pertumbuhan penduduk, maka komposisi penduduk yang digambarkan dalam bentuk persentasi penduduk per wilayah juga mengalami perubahan dengan pola yang sama.

5.1.4 Kondisi Sosial Kabupaten Serang a) Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat serta diakui sebagai kebutuhan pokok manusia secara keseluruhan. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, maka semakin baik kualitas sumberdayanya. Indikator yang digunakan untuk melihat kualitas pendidikan di masyarakat adalah angka melek huruf (AMH) dan rata-rata lama sekolah (RLS).

Pada tahun 2001, RLS penduduk Kabupaten Serang hanya mencapai 5,9 tahun dengan angka indeks RLS 39,33, yang berarti mutu pendidikan sumberdaya manusia di Kabupaten Serang masih relatif rendah, karena pada umumnya hanya tamat sekolah dasar dan melakukan pendidikan formal 39,33 % dari seluruh pendidikan yang seharusnya ditempuh (16 tahun). Pada tahun 2002 jumlah penduduk Kabupaten Serang yang tidak lulus SD sebanyak 33,96, lulus SD/ sederajat 37,69%, lulus SLTP 14,92%, lulus SLTA 11,59%, lulus diploma dan sarjana 1,84%, sedangkan penduduk yang buta huruf sebanyak 6,79%.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat Kabupaten Serang, telah terdapat berbagai sarana pendidikan. Tabel 6 menampilkan data banyaknya sekolah, murid, dan guru untuk berbagai jenjang pendidikan dimulai dari Taman Kanak-kanak sampai dengan SLTA.

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan ditunjang oleh sarana yang lengkap, diharapkan kualitas sumberdaya manusia Kabupaten Serang akan meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan.

(5)

Tabel 6. Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru Untuk Berbagai Jenjang Pendidikan di Kabupaten Serang

No Keterangan Jumlah 1. Jumlah Sekolah: TK SD SMP sederajat SMA sederajat SMK 90 buah 974 buah 97 buah 38 buah 22 buah 2. Jumlah Murid: TK SD SMP sederajat SMA sederajat SMK 5.209 orang 258.881 orang 51.513 orang 13.589 orang 11.906 orang 3. Jumlah Guru: TK SD SMP sederajat SMA sederajat SMK 386 orang 6.042 orang 2.454 orang 544 orang 479 orang Sumber: Kabupaten Serang Dalam Angka 2002

b) Kesehatan

Slogan ”dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat” mengisyaratkan betapa pentingnya kesehatan dalam kehidupan manusia. Dalam menunjang aspek kesehatan masyarakat, di Kabupaten Serang telah terdapat berbagai jenis sarana pelayanan kesehatan. Tabel 7 menampilkan data jenis dan jumlah sarana kesehatan ya ng terdapat di Kabupaten Serang. Sarana kesehatan tersebut tersebar di 32 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Serang. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan juga merupakan faktor penting dalam menciptakan kehidupan yang sehat. Kesadaran masyarakat Serang akan kesehatan sudah tinggi. Salah satu contohnya adalah kesadaran akan pentingnya imunisasi bagi anak balita. Tabel 8 menampilkan banyaknya bayi yang diimunisasi menurut jenis imunisasi di Kabupaten Serang.

(6)

Tabel 7. Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan yang Terdapat di Kabupaten Serang No Jenis Jumlah 1 Puskesmas a. Umum b. Pembantu c. Keliling 36 buah 67 buah 11 buah 2. Apotik 21 buah 3. Balai Pengobatan 58 buah 4. Dokter (umum, gigi dan spesialis) 11 orang

5. Paramedis 277 orang

6. Posyandu 36 buah

7. Pos Obat 67 buah

8. Pondok bersalin 11 buah

9. Poliklinik Desa 12 buah

Sumber: Serang Dalam Angka 2003

Tabel 8. Banyaknya Bayi yang Diimunisasi Menurut Jenis Imunisasi di Kabupaten Serang

No Jenis Imunisasi Jumlah Bayi yang

Diimunisasi 1. BCG 38.854 Orang 2. Diphteria/Parathypus/Tetanus a. I b. II c. III 35.914 Orang 32.976 Orang 33.483 Orang 3. Campak 37.129 Orang 4. Polio a. I b. II c. III d. IV 38.526 Orang 35.613 Orang 34.208 Orang 35.013 Orang Sumber: Serang Dal am Angka 2003

c) Agama

Sebagian besar atau hampir mencapai 99% masyarakat Kabupaten Serang memeluk agama Islam. Pada tahun 2002 tercatat 1.684.136 orang penduduk Kabupaten Serang memeluk agama Islam, 2.440 memeluk agama Khatolik, 3.907 orang memeluk agama Protestan, 498 orang memeluk agama Hindu dan 3.009 orang memeluk agama Budha. Sebagaimana jumlah pemeluk agama, sarana peribadatan yang paling banyak berdiri di Kabupaten Serang adalah sarana peribadatan umat Islam yang terdiri atas Masjid sebanyak 1.955, langgar sebanyak

(7)

3.433 unit, mushola sebanyak 262 unit sehingga jumlah totalnya mencapai 5.650 unit. Selain tempat peribadatan agama Islam, terdapat juga tempat peribadatan agama lainnya, yaitu gereja Khatolik sebanyak 1 unit, gereja Protestan sebanyak 6 unit, Pura sebanyak 1 unit dan Vihara sebanyak 2 unit.

5.1.5 Kondisi Perekonomian Wilayah

Menurut REPETADA Kabupaten Serang tahun 2001, PDRB per kapita Kabupaten Serang adalah sebesar Rp 6.157.332,00, sedangkan PDRB per kapita Provinsi Ba nten pada tahun 2002 sebesar Rp 6,947.282,00. Indeks daya beli masyarakat sebesar 38,6%, hal ini berarti bahwa hanya 38,6 persen kemampuan daya beli penduduk dari pendapatan ideal. Sektor lapangan kerja utama masih didominasi bidang pertanian sebesar 33,16%, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,27%, bidang jasa 15,16%, dan industri sebesar 13,22%.

Jumlah keluarga miskin sampai akhir tahun 2001 sebanyak 95.770 KK (361.661 jiwa) tersebar di 32 kecamatan, dan meningkat pada tahun 2002 menjadi 378.561 jiwa (20,48%). Jumlah penduduk miskin terbesar terdapat di Kecamatan Carenang sebanyak 6.825 KK (7,13% dari seluruh keluarga miskin - gakin), dan terendah di Kecamatan Cipocok Jaya yaitu 894 KK (0,93% dari jumlah seluruh gakin).

Jumlah desa tertinggal di Kabupaten Serang sebanyak 142 desa/kelurahan. Desa tertinggal yang terbanyak di Kecamatan Pamarayan sebanyak 14 desa, kemudian Kecamatan Tirtayasa sebanyak 14 desa, Kecamatan Cikande sebanyak 10 desa dan Kecamatan Carenang sebanyak 10 Desa. Pada umumnya desa miskin terdapat di daerah pedalaman yang jauh dari akses jalan. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Serang berusaha agar dapat membuka akses jalan hampir ke semua desa yang ada di Kabupaten Serang. Sarana jaringan jalan yang saat ini telah terbangun di Kabupaten Serang terdiri atas jalan negara sepanjang 42,35 km, jalan propinsi sepanjang 128,03 km dan jalan kabupaten sepanjang 986,60 km. Jalan tol yang berada di dalam wilayah Kabupaten Serang panjangnya adalah 26,92 km. Jalan tol tersebut merupakan akses yang cepat untuk mempermudah kegiatan pemasaran hasil usaha menuju ibukota Jakarta.

(8)

Sarana penunjang kegiatan ekonomi lainnya yang ada di Kabupaten Serang antara lain adalah sarana pasar yang terdiri atas 9 buah pasar swalayan, 17 buah pasar pemda, 54 buah pasar desa. Selain itu ada juga saran pendukung finansial antara lain sarana perbankan, lembaga kredit mikro dan koperasi.

5.1.6 Karakteristik Wilayah Pesisir Kabupaten Serang

5.1.6.1 Potensi dan Karakteristik Sumberdaya Alam

Kawasan pesisir Kabupaten Serang mencakup dua wilayah dengan dua karakteristik alam yaitu:

1) Kawasan pesisir Selat Sunda yang terdiri atas dua kecamatan yaitu Kecamatan Cinangka dan Kecamatan Anyer. Kawasan ini memiliki potensi sebagai kawasan wisata, hal ini didukung dengan keindahan pantainya, secara geografis letaknya juga berdekatan dengan lokasi pariwisata Ujung Kulon dan Gunung Krakatau. Karakteristik wilayah tersebut telah mendukung tumbuh dan berkembangnya berbagai sarana yang mendukung sektor pariwisata di kawasan pesisir Selat Sunda.

2) Kawasan pesisir Pantai Utara yang terdiri atas lima kecamatan, yaitu Kecamatan Kasemen, Kecamatan Bojonegara, Kecamatan Pontang, Kecamatan Tirtayasa dan Kecamatan Tanara. Kawasan ini memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup besar meliputi perikanan tangkap dan perikanan budidaya tambak. Selain itu kawasan Pantai Utara Kabupaten Serang tepatnya di Kecamatan Bojonegara terdapat Teluk Banten dengan karakteristik perairan yang dalam, sehingga dapat dikembangkan sebagai pelabuhan Internasional

Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Banten pada tahun 2004 dapat digambarkan beberapa potensi sumberdaya pesisir dan laut Kabupaten Serang, yaitu sebagai berikut:

1) Sumberdaya Perairan Laut

Luas wilayah perairan Kabupaten Serang mencapai 1.980,21 Ha, seme ntara Panjang Garis Pantainya mencapai 233 Km. Selain sebagai sumber dari sumberdaya perikanan tangkap, perairan laut di Kabupaten Serang juga memiliki

(9)

potensi untuk dijadikan lokasi budidaya laut, misalnya budidaya rumput laut. Potensi perairan untuk kegiatan ini mencapai 50 Ha dengan kapasitas produksi 10.000 ton per tahun, yang berlokasi di perairan Teluk Banten.

2) Sumberdaya Lahan Tambak

Wilayah Pesisir Utara Kabupaten Serang sangat potensial dikembangkan untuk kegiatan budidaya perikanan tambak. Luasan lahan yang berpotensi menjadi pertambakan di kawasan tersebut mencapai 6.891,7 Ha, namun pada saat ini baru dimanfaatkan sekitar 4.260, 2 Ha atau sekitar 68,82%. Komoditas unggulan perikanan tambak di Kabupaten Serang adalah Ikan Bandeng dan sebagian kecil Udang. Kapasitas produksi Ikan Bandeng Kabupaten Serang mencapai 6.000 ton per tahun. Lokasi pertambakan tersebut terdapat di Kecamatan Pontang, Kecamatan Tirtayasa dan Kecamatan Tanara. Kondisi pengelolaan tambak yang dilakukan oleh masyarakat pesis ir Kabupaten Serang pada saat ini masih secara tradisional.

3) Gugusan Terumbu Karang

Luas Terumbu Karang Hidup yang terdapat di Kabupaten Serang adalah 38,88 Ha sementara luasan terumbu karang yang mati mencapai 78,39 Ha. Lokasi gugusan karang tersebut, yaitu di Pulau Sangiang, Pulau Kali, Pulau Tarahan, Pulau Tanjung Batu, Pulau Cikantung, Pulau Kamanisa, Pulau Kubur, Pulau Kambing, Pulau Lima, Pulau Pamujan Besar dan Pulau Pamujan Kecil. Sumberdaya ini sangat penting keberadaanya, selain sebagai habitat ikan-ikan karang juga berfungsi sebagai penahan abrasi pantai dan gelombang.

4) Padang Lamun dan Pasir Putih

Luas padang lamun yang terdapat di Kabupaten Serang adalah 120,69 Ha, sedangkan Pasir Putih luasnya mencapai 245,52 Ha. Lokasi lamun dan pasir putih tersebut, yaitu di sebelah Utara dan Sebelah Barat Pulau Sangiang, Pulau Kali, Pulau Tarahan, Pulau Tanjung Batu, Pulau Cikantung, Pulau Kamanisa, Pulau Kubur, Pulau Kambing, Pulau Lima, Pulau Pamujan Besar dan Pulau Pamujan Kecil. Sebagian besar kondisi sumberdaya tersebut pada saat ini baik, dan sangat

(10)

potensial sebagai peluang usaha dalam sektor pariwisata, yaitu sebagai obyek wisata bahari.

5) Mangrove

Lokasi Mangrove di pesisir Kabupaten Serang, yaitu sepanjang pesisir sebelah selatan hingga timur Pulau Panjang, Pesisir Selatan, Timur hingga Utara Pulau Merak Besar dan Pulau Merak Kecil. Kondisi sumberdaya mangrove pada saat ini baik.

5.1.6.2 Potensi dan Karakteristik Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia di wilayah pesisir Kabupaten Serang cukup besar, Tabel 9 menampilkan jumlah penduduk Kabupaten Serang yang bermata pencaharian di bidang perikanan.

Tabel 9. Jumlah Penduduk Kabupaten Serang yang Bermata Pencaharian di Bidang Perikanan

No Macam Kegiatan Pekerjaan Jumlah RTP

1 Nelayan Tangka p 783 2 Petani Ikan 341 3 Petambak 1.145 4 Pengolah Ikan 35 5 RTP Perairan Umum 380 6 Buruh Perikanan 460 Total 3.144 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serang 2003

Karakteristik masyarakat pesisir Kabupaten Serang pada umumnya adalah masyarakat religius beragama Islam. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya lembaga pendidikan berbasiskan Islam seperti pondok pesantren dan madrasah. Dalam karakteristik religius masyarakat seperti ini keberadaan tokoh agama memiliki pengaruh yang sangat besar, sehingga dalam setiap penentuan kebijakan masyarakat selalu merujuk kepada tokoh agama. Masyarakat pesisir Kabupaten Serang mayoritas beragama Islam, namun demikian tidak sedikit masyarakat yang beragama lain hidup membaur di tengah masyarakat, hal ini menggambarkan adanya rasa toleransi yang tinggi yang berkembang di masyarakat Pesisir Kabupaten Serang. Selain karakteristik yang telah disebutkan sebelumnya,

(11)

masyarakat pesisir Kabupaten Serang ju ga dicirikan sebagai masyarakat yang berjiwa patriotik, yaitu dengan keberadaan pendekar Banten. Keberadaan pendekar Banten dalam masyarakat merupakan wujud dari jiwa masyarakat yang tidak mau tunduk pada nilai – nilai yang ditanamkan penjajah. Pendekar Banten sering diidentikan dengan sifat kekerasan, namun demikian jika dilihat lebih mendalam akan terlihat nilai-nilai luhur budaya Banten.

5.1.6.3 Permasalahan dan Hambatan Masyarakat Pesisir

Pada umumnya masyarakat yang terlibat dengan kegiatan perikanan hidup dibawah garis kemiskinan. Hal itulah yang menjadi issu utama pada komunitas masyarakat pesisir pada umumnya dan masyarakat pesisir Kabupaten Serang pada khususnya. Tabel 10 menampilkan informasi mengenai jumlah keluarga miskin di wilayah pesisir Kabupaten Serang.

Tabel 10. Jumlah Keluarga Miskin di Wilayah Pesisir Kabupaten Serang No Kecamatan Jumlah KK (Orang) Keluarga Miskin (Orang) Prosentase Kel. Miskin (%) 1. Cinangka 11.852 4.835 40,79 2. Anyer 10.110 2.962 29,30 3. Kasemen 15.034 5.312 35,33 4. Bojonegara 7.548 2.417 32,02 5. Pontang 10.935 6.809 62,27 6. Tirtayasa 8.201 3.401 41,47 7. Tanara 7.623 3.107 40,76 8. Kabupaten Serang 352.236 105.279 29,80

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serang 2003

Masyarakat miskin pesisir dan perikanan mempunyai ciri khas kehidupan yang unik dan keras. Watak dan karakter ini dipengaruhi oleh kebiasaan hidup yang senantiasa berjuang menghadapi kerasnya alam lautan. Jika dilihat dari hasil perikanan pesisir baik itu hasil tangkap, budidaya dan hasil pengolahan menunjukkan bahwa nilai jual hasil laut jauh lebih tinggi dari pada hasil pertanian, namun demikian masyarakat pesisir dan nelayan yang menggantungkan hidupnya dengan mengelola sumberdaya perikanan tersebut sebagian besar hidup di bawah garis kemiskinan.

(12)

Kemiskinan yang dialami oleh masyarakat pesisir dan perikanan khususnya di Kabupaten Serang lebih banyak dikarenakan faktor kultural masyarakat itu sendiri yang merupakan respon dari lingkungan tempat mencari nafkah yaitu lautan luas. Berkembang anggapan atau pandangan pada masyarakat tersebut, bahwa dalam hidupnya tidak dapat memandang hari depan. Masyarakat tersebut berfikir bahwa melaut itu adalah bertaruh nyawa di laut lepas yang tidak ada istilah batas akhir. Pola pandangan seperti ini telah mendarah daging dan melahirkan kultur masyarakat persisir dan perikanan yang tidak mengenal perencanaan hari esok, dan bahwa hari ini adalah untuk sekarang. Kultur semacam ini menggiring masyarakat pada sifat yang konsumtif atau boros pada saat memperoleh penghasilan yang besar, namun pada saat musim paceklik datang, masyarakat akan kebingungan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sehingga lambat laun terjerat hutang dengan rentenir.

Selain pola pandang diatas, dalam pola hidup masyaraka t pesisir Kabupaten Serang juga memiliki kecenderungan untuk belajar hidup dari pengalaman secara turun temurun, yang dianggap sudah bagus. Tanpa disadari hal ini menyebabkan kurangnya kesadaran dari masyarakat tersebut tentang adanya perkembangan ilmu dan teknologi di tempat lain serta perubahan dinamika iklim. Akibatnya kesadaran untuk belajar melihat perkembangan jaman juga menjadi kurang, dan lambat laun menjadi tersisih dengan kelompok masyarakat lain.

5.2 Zona Tirtayasa

5.2.1 Kondisi Geografis Kawas an Zona Tirtayasa

Zona Tirtayasa yang secara administratif terdiri atas tiga kecamatan ya itu Kecamatan Pontang, Tirtayasa dan Tanara berada di kawasan pesisir pantai utara Pulau Jawa, tepatnya terletak pada 106O11’ BT – 106O26’ BT dan 5O53’ LS – 6O06’ LS. Secara fisik batas dari Zona Tirtayasa ini adalah Laut Jawa di sebelah Utara; Teluk Banten disebelah Barat Laut; Cagar Alam P. Dua di sebelah Barat; Sungai Cikamayungan berada di sebelah Barat dan Areal persawahan di sebelah Selatan, sedangkan secara a dministrasi batasan zona tersebut, adalah Laut Jawa di sebelah Utara; Kecamatan Kasemen berada di sebelah Barat; Kecamatan Ciruas

(13)

dan Carenang di sebelah Selatan dan Kecamatan Kronjo (Kabupaten Tangerang) di sebelah Timur.

Luas wilayah Zona Tirtayasa mencapai 17.861 Ha atau 10,3 % dari luas Kabupaten Serang. Data luas maisng-masing Kecamatan yang termasuk dalam Zona Tirtayasa tersebut disajikan dalam Tabel 11, sedangakan batas wilayah masing-masing kecamatan dalam Zona Tirtayasa tersebut disajikan dalam Tabel 12. Secara administratif, Kecamatan Pontang terdiri atas 15 desa, Kecamatan Tirtayasa terdiri atas 14 desa dan Kecamatan Tanara terdiri atas 9 desa.

Tabel 11. Luas Wilayah dan Panjang Pantai Masing-Masing Kecamatan yang Berada dalam Zona Tirtayasa Kabupaten Serang

Nama Kecamatan Luas (Ha) Panjang Pantai (km)

Pontang 6.485 7,5

Tirtayasa 6.446 12

Tanara 4.930 6

Total Zona Tirtayasa 17.861 25,5

Sumber : Diolah dari Serang dalam Angka / data BPS tahun 2003

Tabel 12. Batas Wilayah Masing -Masing Kecamatan yang Berada dalam Zona Tirtayasa

Nama Kecamatan yang Menjadi Batas Wilayah No Kecamatan

Barat Timur Utara Selatan

1 Pontang Kasemen Tirtayasa Laut Ciruas

2 Tirtayasa Pontang Tanara Laut Carenang

3 Tanara Tirtayasa Kronjo

Kab.Tng.

Laut Kresek

Kab. Tng. Sumber: Bappekab Serang 2004

5.2.2 Kondisi Demografi Kawasan Zona Tirtayasa

Jumlah penduduk di Kawasan Zona Tirtayasa pada tahun 2003 tercatat sebanyak 128.224 jiwa atau 7,2% dari total penduduk Kabupaten Serang. Jumlah penduduk tersebut terbagi dalam 26.202 KK. Kecamatan Pontang merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu mencapai 52.977 jiwa sementara Kecamatan Tirtayasa jumlah penduduknya mencapai 39.782 jiwa dan Kecamatan Tanara mencapai 35.465 jiwa. Tabel 13, menampilkan informasi jumlah penduduk di masing-masing kecamatan dalam Zona Tirtayasa.

(14)

Tabel 13. Jumlah Penduduk dan KK di Kawasan Zona Tirtayasa Jumlah Penduduk (Orang) NO Kecamatan

Laki-Laki Perempuan Jumlah Jumlah KK

1 Pontang 27.612 25.365 52.977 10.650

2 Tirtayasa 19.938 19.844 39.782 8.358

3 Tanara 17.908 17.557 35.465 7.194

Zona Tirtayasa 65.458 62.766 128.224 26.202 Sumber: Kabupaten Serang Dalam Angka, 2003

Kepadatan penduduk per Km2 tertinggi adalah di Kecamatan Pontang, yaitu mencapai 816,92. Di Kecamatan Tirtayasa kepadatan penduduk mencapai 617,16 per Km2, sementara di Kecamatan Tanara kepadatan penduduk mencapai 719,37 per Km2.

5.2.3 Kondisi Sarana dan Prasarana Ekonomi Kawasan Zona Tirtayasa Sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan perekonomian di Kawasan Zona Tirtayasa antara lain adalah sarana perdagangan, sarana keuangan dan sarana perekonomian lainnya sebagai mana akan dipaparkan ini di bawah ini, sementara Tabel 14 memberikan Informasi mengenai jumlah Sarana Ekonomi yang ada di Kawasan Zona Tirtayasa.

Tabel 14. Sarana Ekonomi Kawasan Zona Tirtayasa

Kecamatan (Buah) Keterangan

Pontang Tirtayasa Tanara

Pasar 2 1 1

Kantor Bank :

• Bank Rakyat Indonesia (BRI) • Bank Perkreditan Rakyat (BPR) • Bank Baitul Maal Tanwil /Syariah

1 1 0 1 1 1 0 1 0

Tempat Pelelangan ikan 1 2 2

Docking (bengkel perahu) 0 5 0

Kantor Pos 1 1 0

Pelanggan Listrik 11.849 6.227 6.227

(15)

5.2.4 Karakteristik Wilayah Pesisir Zona Tirtayasa

5.2.4.1 Potensi dan Karakteristik Sumberdaya Alam

Potensi Sumberdaya di Kawasan Pesisi Zona Tirtayasa meliputi sumberdaya perikanan tambak, sumberdaya perikanan tangkap dan sumberdaya pesisi lainnya seperti bakau, padang lamun dan terumbu karang.

1) Sumberdaya Perikanan Tangkap

Sumberdaya perikanan di wilayah perairan Zona Tirtayasa mempunyai potensi perikanan yang baik. Hasil perikanan tangkap yang paling banyak ditangkap oleh nelayan di Kawasan tersebut pada saat ini umumnya adalah rajungan. Selain memang populasinya masih banyak, komoditas ini menjadi komoditas perikanan tangkap unggulan, karena merupakan salah satu komoditas ekspor, yang dapat menghasilkan pendapatan yang cukup besar bagi para nelayan. Selain itu komoditas perikanan tangkap lainnya antara lain adalah ikan tongkol, ikan kuro, ikan kembung.

Daerah Perairan di Kabupaten Serang, dikenal dengan daerah perairan yang memiliki dua musim angin yaitu musim angin timur dan barat. Kemudian di antara dua musim tersebut dikenal pula dengan musim peralihan. Musim yang baik untuk menangkap ikan terjadi pada musim angin timur yang terjadi sekitar bulan Agustus sampai dengan September. Musim yang paling tidak baik untuk kegiatan menangkap ikan pada musim angin peralihan, dimana dalam musim ini tidak ada angin , dan arus laut lemah, musim ini terjadi pada bulan April-Mei.

2) Sumberdaya Perikanan Tambak

Kondisi sumberdaya alam wilayah pesisir Zona Tirtayasa pada umumnya adalah daerah pertambakan, dengan kondisi pantai yang berlumpur, kecuali di daerah Desa Lontar yang berupa pantai yang berpasir . Gambar 11 merupakan gambar citra satelit wilayah Pesisir Zona Tirtayasa. Dari gambar tersebut terlihat bahwa wiliyah pesisir lokasi kegiatan didominasi oleh pertambakan warna citra gelap kecuali di Desa Lontar (warna citra kuning kemerahan) yang berupa kawasan pantai berpasir. Wilayah pertambakan mengikuti arus muara sungai, dimana di wilayah Kecamatan Tanara terdapat dua muara sungai, terlihat wilayah

(16)

pertambakan yang masuk ke laut. Dari citra satelit terlihat ada semenanjung dengan warna biru tua menunjukkan adanya proses sedimentasi yang besar pada muara Sungai Ciujung Baru di perbatasan Kecamatan Tirtayasa dan Tanara. Kemudian dibelakang wilayah pertambakan terdapat area persawahan ditandai dengan citra satelit berwarna hijau muda.

Sumber : Dokumentasi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serang,2004 Gambar 11. Citra Satelit Wilayah Pesisir Zona Tirtayasa

Komoditas tambak yang utama yang dihasilkan di kawasan ini adalah Ikan Bandeng, dan saat ini mulai dike mbangkan budidaya Kepiting, sedangkan budidaya Udang, pada saat ini sudah banyak ditinggalkan oleh masyarakat karena kondisi lingkungan yang menurun, sehingga tidak sangat tidak menunjang dilakukannya budidaya Udang.

3) Sumberdaya Bakau / Mangrove

Hutan bakau atau mangrove di kawasan lokasi penelitian pada umumnya telah hilang terutama oleh pembukaan tambak. Hutan mangrove masih tersisa di sebagian kecil terutama di sekitar muara sungai. Hutan bakau yang masih lestari terdapat di kawasan pantai Desa Peda leman di perbatasan dengan Kabupaten Tangerang, hutan bakau ini memanjang mulai dari muara Sungai Cidurian sampai

(17)

ke perairan P. Cangkir di Kabupaten Tangerang. Hutan bakau ini mempunyai potensi sebagai obyek wisata.

4) Sumberdaya Terumbu Karang

Kondisi terumbu karang di kawasan perairan lokasi penelitian berada di sekitar P. Panjang, P. Pamujan Kecil, P. Pamujan Besar dan 10 mil lepas pantai Desa Lontar. Terumbu karang pada umumnya dalam kondisi baik .

5) Padang Lamun

Padang lamun adalah daerah pe rairan yang dangkal yang berisi beraneka ragam tanaman air, tempat reproduksi ikan. Padang lamun berada di sekitar terumbu karang dan berada di sebelah Timur Pulau Panjang Besar. Peta lokasi hutan bakau, terumbu karang dan padang lamun dapat dilihat Gambar 12.

Sumber : Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) Kabupaten Serang, 2005 Keterangan:

Hutan Bakau Terumbu Karang Padang Lamun Gambar 12 Pemetaan Hutan Bakau, Terumbu Karang dan Padang Lamun

(18)

Kualitas lingkungan pesisir Pantai Utara di kawasan Zona Tirtayasa mulai menurun, hal ini antara lain diakibatkan oleh :

a) Peningkatan Jumlah penduduk dan industri di sepanjang hulu sungai yang bermuara di pesisir utara Kabupaten Serang seperti Sungai Ciujung berakibat pada turunya kualitas air sungai yang berdampak pada pencemaran pantai. b) Adanya penambangan pasir laut yang tidak terkendali berakibat pada

kerusakan pantai dan abrasi.

c) Penebangan hutan bakau untuk daerah pertambakan mengakibatkan kerusakan ekosistem kawasan pesisir.

Tabel 15 mendeskripsikan permasalahan lingkungan yang terjadi di wilayah pesisir Zona Tirtayasa.

Tabel 15. Permasalahan Lingkungan yang Terjadi di Wilayah Pesisir Zona Tirtayasa

Permasalahan Keterangan

Kondisi Fisik Pantai : • Abrasi pantai

• Pelumpuran kotoran limbah

Adanya penambangan pasir laut yang tidak terkendali, Penggundulan hutan wilayah hulu sungai, berakibat pantai tidak layak untuk wisata

Semakin berkurangnya (kelangkaan) ikan

Adanya over fishing yang diakibatkan terla lu banyaknya nelayan dari daerah lain dan cara penangkapan ikan yang

salah/merusak lingkungan.

Penebangan Mangrove

Adanya penebangan hutan untuk membuka areal tambak secara tidak terkendali. Pencemaran lingkungan pesisir

dan laut

Dikawasan hulu sunga i banyak berdiri industri besar yang membuang limbah ke sungai, meski sudah terpasang water treatment namun karena terakumulasi dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Kerusakan Terumbu Karang Banyaknya nelayan yang menggunakan

bom untuk menangkap ikan, adanya pengambilan terumbu karang untuk dijual di Jakarta sebagai bahan pengisi aquarium hias.

Jenis-jenis industri besar yang ada di kawasan pesisir .

Industri besar yang berada di tepi Sungai Ciujung yang bermuara di kawasan pesisir Tanara dan Tir tayasa

(19)

5.2.4.2 Potensi dan Karakteristik Sumberdaya Manusia

Potensi sumberdaya manusia di wilayah pesisir Kabupaten Serang cukup besar, namun sayangnya, sebagian besar justru hidup dibawah garis kemiskinan. Sebagaimana karakteristik masyarakat pesisir Kabupaten Serang lainnya, masyarakat pesisir Kawasan Zona Tirtayasa juga memiliki pola hidup yang sama, sehingga terjebak dalam lingkaran kemiskinan. Tabel 16 menampilkan jumlah penduduk Kawasan Zona Tirtayasa yang bermata pencaharian di bidang perikanan, sementara Tabel 17, menginformasikan jumlah penduduk miskin di Kawasan Zona Tirtayasa. Dari data Tabel 17, terlihat bahwa wilayah yang paling banyak kategori keluarga miskinnya adalah Kecamatan Pontang, mencapai 62,27% dari total KK yang ada di wilayah tersebut.

Tabel 16. Jumlah Penduduk Kawasan Zona Tirtayasa yang Bermata Pencaharian di Bidang Perikanan

No Macam Kegiatan Pekerjaan Pontang (Orang) Tirtayasa (Orang) Tanara (Orang) Jumlah (Orang)

1 Rumah Tangga Nelayan - 133 56 189

2 Rumah Tangga Budidaya 339 310 303 952

3 Rumah Tangga Pengolah 30 37 28 95

Total 369 480 387 1.236

Sumber: Dinas Perikanan Kabupaten Serang 2003

Tabel 17. Jumlah Penduduk Miskin di Kawasan Zona Tirtayasa No Kecamatan Jumlah KK (Orang) Keluarga Miskin (KK) Prosentase Keluarga Miskin (%) 1 Pontang 10.935 6.809 51,13 2 Tirtayasa 8.201 3.401 25,54 3 Tanara 7.623 3.107 23,33 4 Jumlah 26.759 13.317 100,00

Gambar

Tabel 3.  Nama dan Lokasi Pulau-Pulau Kecil yang Terdapat di Kabupaten  Serang
Tabel 4. Luasan Lahan menurut Ketinggiannya di Kabupaten Serang
Tabel 5.   Luas Lahan Menurut Penggunaan di Kabupaten Serang Tahun  2001 - 2002 (Ha)
Tabel 6.    Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru Untuk Berbagai Jenjang  Pendidikan di Kabupaten Serang
+6

Referensi

Dokumen terkait

Adapun saran yang diberikan yaitu siswa mampu meningkatkan kepercayaan yang lebih kepada konselor dan dapat memanfaatkan layanan konseling untuk membantu menyelesaikan

Dalam fisika istilah “panas laten (latent heat)” digunakan untuk menggambarkan panas yang dilepas-kan tersebut. 78 Semua zat cair mempunyai panas laten seperti itu namun air

Dengan demikian hipotesis pertama (H 1 ) yang menyatakan bahwa variabel rasio earning per share, return on a sset, return on equity, debt equity ratio, dan price to

Hasil penelitian yang dilakukan prosentase tertinggi intensitas nyeri disminorea sebelum dilakukan stimulasi kutaneus (slow stroke back massage) Pada Siswi Kelas VII MTS

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan ilmu teknologi mengenai penggunaan sistem yang telah

Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) perangkat pembelajaran berorientasi konstruktivisme yang dikembangkan dalam penelitian ini dikategorikan valid dan praktis; (2) dari

Standar Biaya Penyusunan Dokumen Pelaksana Anggaran Tahun 2016 adalah Standar Biaya berupa harga satuan, tarif dan indek yang ditetapkan sebagai batas biaya tertinggi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel bebas yang memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu Working Capital Turnover