• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

44 A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan suatu produk. Produk penelitian ini adalah modul segiempat berbasis pemecahan masalah (problem solving) untuk siswa kelas VII SMP.

B. Desain Pengembangan

Desain pengembangan bahan ajar matematika dalam penelitian ini diadaptasi dari model pengembangan ADDIE yang terdiri atas lima tahap pengembangan yaitu Analysis, Design, Develop, Implement, Evaluate. Pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan model ADDIE dengan didasarkan alasan sebagai berikut:

1. Tahapan dalam pengembangan produk model ADDIE lebih runtut.

2. Adanya tahap validasi dan uji coba menjadikan draft yang dihasilkan lebih sempurna.

Dalam penelitian pengembangan ini, peneliti mengikuti prosedur pengembangan media model ADDIE (Benny A. Pribadi, 2009:127) yang disajikan dalam diagram di bawah ini:

A

analysis

Analisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi yang tepat dan menentukan kompetensi

(2)

Gambar 1. Model ADDIE

Prosedur pengembangan model ADDIE sebagai berikut: 1. Analysis (analisis)

Langkah ini meliputi kegiatan: a. Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum dilakukan dengan mengkaji kurikulum yang digunakan, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dibuat oleh Depdiknas dan diterbitkan oleh BSNP. Hal ini dimaksudkan agar modul yang dikembangkan ini, dapat digunakan oleh berbagai sekolah dan tidak terpatok pada kurikulum sekolah tertentu. Hal-hal yang dianalisis dalam kurikulum adalah standar

D

design

D

development

I

implementation

E

evaluation

Menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan strategi pembelajaran.

Memproduksi program dan bahan ajar yang akan digunakan dalam program pembelajaran.

Melaksanakan program pembelajaran dengan menerapkan desain atau spesifikasi pembelajaran.

Melakukan evaluasi program pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.

(3)

kompetensi, kompetensi dasar yang diharapkan, dan indikator yang harus dicapai oleh siswa pada pokok bahasan rumus-rumus segi empat.

b. Analisis Karakteristik Siswa SMP

Analisis karakteristik siswa SMP dilakukan dengan mengkaji teori yang relevan, wawancara dengan guru matematika SMP Negeri 2 Jetis Bantul, dan pengamatan saat kegiatan pembelajaran di kelas.. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui secara detail kondisi siswa secara psikologis dan fisik yang akan menggunakan modul yang diuji cobakan. Hasil dari analisis ini akan dijadikan sebagai pedoman untuk menyusun dan mengembangkan modul. Karakteristik siswa yang akan dianalisis adalah karakter dari siswa SMP. Hal ini dianggap penting untuk dilakukan karena untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa, motivasi siswa, dan aspek-aspek lainnya.

c. Analisis Pengembangan Modul

Analisis pengembangan modul ini dilakukan dengan mengkaji referensi yang membahas tentang aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pengembangan modul agar dapat digolongkan menjadi modul yang layak dan baik. Pada analisis ini, dilakukan pengkajian pada aspek-aspek untuk membuat dan mengembangkan modul yang baik, yaitu modul yang memenuhi aspek kelayakan isi, aspek kelayakan bahasa, aspek kelayakan penyajian, aspek kelayakan kegrafikan.

(4)

Analisis ini juga mengacu pada hasil analisis kurikulum dan analisis karakteristik siswa, dikarenakan analisis tersebut juga menjadi aspek-aspek pokok dalam pengembangan modul. Selain aspek-aspek-aspek-aspek modul, juga dilakukan analisis pada model pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) yang menjadi dasar pada modul yang akan dikembangkan, sehingga akan didapat Modul matematika berbasis Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada materi Segi empat untuk siswa SMP kelas VII.

2. Design

Penyusunan desain adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan buku referensi yang berkaitan dengan materi segi empat. b. Menyusun peta kebutuhan modul

Peta kebutuhan modul sangat diperlukan untuk mengetahui banyaknya modul yang harus disusun.

c. Penyusunan Desain Modul

Rancangan penelitian pengembangan Modul matematika berbasis Pemecahan masalah (Problem Solving) pada materi Segi empat untuk siswa SMP kelas VII dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan Judul Modul

Judul modul ditentukan berdasarkan kompetensi dasar, indikator-indikator, dan materi pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum.

(5)

2) Menentukan Desain Modul

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penulisan modul adalah sebagai berikut:

a) Perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai yaitu kompetensi dasar yang berasal dari standar isi 2006.

b) Perancangan dari sisi media c) Penyusunan topik materi d) Menentukan bentuk evaluasi d. Penyusunan Desain Instrumen Penilaian

Penyusunan desain instrumen penilaian ditujukan agar alat untuk menilai modul yang dikembangkan bisa benar-benar valid. Sebelum digunakan dalam penilaian modul, instrumen penilaian yang dikembangkan akan divalidasi terlebih dahulu.

3. Development

Pada tahap ini, akan dikembangkan Modul matematika berbasis Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada materi Segi empat untuk siswa SMP kelas VII yang didasarkan pada hasil validasi dosen ahli dan revisi produk tahap I. Langkah-langkah pengembangan akan dideskribsikan sebagai berikut:

a. Pengembangan modul:

1) Produk berbentuk media cetak 2) Bagian-bagian dalam modul:

(6)

(1) Judul

(2) Nama penulis

(3) Standar Isi KTSP 2006 (4) Model Problem Solving (5) Identitas modul

(6) Gambar pendukung (7) Nama pemilik modul b) Isi dari modul yang terdiri dari:

(1) Kata pengantar (2) Daftar isi

(3) Petunjuk yang ada dalam modul (4) Peta Konsep

(5) Strategi Problem Solving (6) Pendahuluan

(7) Modul yang terdiri dari: (a) Isi modul:

(i) Cover topik (ii) Judul topik

(iii) Pengenalan materi tiap bab (iv) Aktivitas siswa

(v) Contoh soal (vi) Uji kompetensi (vii) Kesimpulan tiap bab

(7)

(b) Rangkuman (c) Glosarium

(d) Uji formatif Segi empat (8) Referensi

3) Disusun memperhatikan syarat kelayakan sebagai berkut: a) Aspek metode Pemecahan Masalah

b) Aspek syarat modul yang baik c) Aspek evaluasi

d) Aspek keterlaksanaan

b. Pengembangan Instrumen Penilaian dan Angket Tanggapan Siswa Dalam pengembangan instrumen penilaian, akan didasarkan pada poin-poin syarat modul yang baik. Selain itu juga dikembangkan angket tanggapan siswa. Angket tanggapan siswa tersebut akan disesuaikan dari syarat modul yang baik dengan mengubah struktur bahasanya menjadi bahasa yang komunikatif bagi siswa, serta didasarkan pada tujuan pengembangan modul.

c. Validasi Ahli

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui aspek kevalidan produk yang dikembangkan. Hal ini dilakukan dengan menguji validitas desain produk oleh dosen ahli dan guru mata pelajaran Matematika untuk siswa kelas VII, serta mendapat saran dan kritik dari validator

(8)

terhadap produk yang dikembangkan. Selain itu juga untuk mendapatkan pernyataan tentang kepraktisan dan kelayakan dari modul yang dikembangkan. Pernyataan itu diperoleh dari dosen ahli media.

d. Revisi Tahap I

Revisi tahap I dilakukan setelah produk dan instrumen selesai divalidasi. Revisipun disesuaikan dengan saran dari ahli yang kompeten di bidangnya.

4. Implementation

Dalam tahap implementation atau penerapan, akan dilakukan uji coba produk. Dalam langkah ini, modul diuji cobakan secara terbatas dengan mengambil satu kelas pada kelas VII di salah satu SMP.

5. Evaluation

Evaluasi adalah proses untuk menganalisis modul yang dikembangkan pada tahap implementasi serta melakukan revisi produk tahap II berdasarkan evaluasi pada saat uji coba. Dalam tahap evaluasi, data-data yang diperoleh dianalisis untuk diketahui revisi yang perlu dilakukan serta menganalisis apakah produk yang dikembangkan sudah dapat dikatakan praktis, layak, valid, dan efektif.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah Siswa SMP Negeri 2 Jetis sebanyak 35 siswa. Siswa ini akan memberikan tanggapan dan masukan terhadap modul tersebut dengan mengisi angket respon siswa.

(9)

Objek Penelitian dalam penelitian ini adalah kelayakan bahan ajar berupa Modul dengan Pendekatan Problem Solving untuk materi Segi Empat pada siswa SMP kelas VII. Untuk kelayakan bahan ajar tersebut dilihat dari segi kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.

D. Jenis Data

Data yang diperoleh dari penelitian dan pengembangan ini adalah data kualitatif. Data kualitatif ini mendeskripsikan tentang:

1. Kepraktisan modul. Data tersebut diperoleh dari respon siswa.

2. Kevalidan modul. Data tersebut diperoleh dari dosen ahli materi dan pembelajaran, dan guru matematika di SMP 2 Jetis.

3. Tingkat keefektifan modul. Data tersebut diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada siswa SMP kelas VII.

E. Instrumen Penelitian 1. Lembar Penilaian Media

Lembar penilaian ini digunakan sebagai bahan pertimbangan revisi media pembelajaran Modul matematika SMP berbasis Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada materi Segi empat untuk siswa kelas VII. Tujuannya untuk mengetahui kepraktisan dan kevalidan media pembelajaran matematika modul ini, serta kelayakan untuk digunakan di dalam proses pembelajaran. Dalam lembar ini, peneliti menggunakan skala 4 (Sangat Setuju), 3 (Setuju), 2 (Kurang Setuju), dan 1 (Tidak Setuju).

(10)

Lembar penilaian media ini akan diberikan kepada ahli media, ahli materi dan pembelajaran, dan guru matematika SMP kelas VII.

a. Lembar penilaian modul berbasis pemecahan masalah untuk validator (dosen ahli materi dan pembelajaran serta dosen ahli media). Lembar ini bertujuan untuk menilai kevalidan dan kelayakan, serta mengetahui apakah modul yang dikembangkan sudah praktis sebelum diuji cobakan. Di dalam lembar ini berisi tentang aspek-aspek untuk menilai apakah modul berbasis pemecahan masalah yang dikembangkan ini layak, praktis, dan valid. Selanjutnya data yang diperoleh dijadikan dasar apakah modul yang berbasis pemecahan masalah yang dikembangkan sudah dapat diuji cobakan.

b. Lembar tanggapan penggunaan modul untuk guru. Lembar ini digunakan untuk memperoleh tanggapan guru terhadap aspek-aspek yang terdapat dalam modul yang sedang dikembangkan. Hal ini sebagai bahan pertimbangan revisi tahap I untuk memperbaiki modul. 2. Angket

Suharsimi Arikunto (2002: 128) menjelaskan bahwa angket adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang hal-hal yang ia ketahui. Angket yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah angket respon siswa. Angket respon siswa ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa setelah menggunakan modul berbasis Pemecahan masalah pada materi segi empat. Angket ini disusun

(11)

dengan alternatif jawaban “SS” untuk Sangat Setuju, “S” untuk Setuju, “KS” untuk Kurang Setuju, dan “TS” untuk Tidak Setuju.

3. Metode Tes

Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu post test. Post test dilakukan setelah modul selesai digunakan dalam pembelajaran dan bertujuan untuk mengetahui apakah semua indikator pencapaian kompetensi telah dikuasai dengan baik oleh siswa atau belum. Pemberian tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui keefektifan penggunaan bahan ajar yaitu modul segi empat dengan Pendekatan pemecahan masalah.

F. Teknik Analisis Data

Tehnik analisis data dilakukan untuk mendapatkan produk modul yang berkulitas yang memenuhi aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Langkah-langkah dalam menganalisis kriteria kualitas produk yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

1. Analisis Kevalidan

Angket penilaian digunakan untuk menganalisis kevalidan. Data angket penilaian terhadap modul tentang materi bilangan pecahan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tabulasi data oleh validator yang diperoleh dari dosen ahli dan guru matematika. Tabulasi data dilakukan dengan memberikan penilaian pada aspek penilaian dengan memberikan skor 4, 3, 2, dan 1.

(12)

Tabel 1. Pedoman Penskoran Lembar Penilaian Ahli Materi, Ahli Media, Guru, dan Angket Respon Siswa.

Kategori Skor

Sangat Baik 4

Baik 3

Kurang Baik 2

Tidak Baik 1

b. Mengkonversikan skor rata-rata yang diperoleh menjadi nilai kualitatif sesuai kriteria penilaian dalam tabel berikut:

Tabel 2. Kriteria Penilaian

No Rentang skor (i) kuantitatif Kriteria Kualitatif 1 X > ( + 1,50 SBi) Sangat Baik 2 ( + SBi) < X ≤ ( + 1,50 SBi) Baik 3 ( - 0,5 SBi) < X ≤ ( + SBi) Cukup Baik 4 ( - 1,50 SBi) < X ≤ ( - 0,5 SBi) Kurang 5 X ≤ ( - 1,50 SBi) Sangat Kurang (Eko P. Widoyoko, 2009: 238) Skor maksimal ideal = skor tertinggi

Skor minimal ideal = skor terendah

X = rata skor tiap butir

= rata-rata ideal = (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

(13)

= (skor maksimal ideal – skor minimal ideal) c. Menganalisis kevalidan produk modul.

Kevalidan produk ditentukan dengan menghitung rata-rata nilai aspek untuk tiap-tiap validator. Nilai rata-rata dari validator kemudian dicocokan dengan tabel kriteria validitas produk pengembangan berikut:

Tabel 3. Kriteria Validitas Produk Pengembangan

Interval Kategori X > 3,4 Sangat Baik 2,8 < X ≤ 3,4 Baik 2,2 < X ≤ 2,8 Cukup 1,6 < X ≤ 2,2 Kurang X ≤ 1,6 Sangat Kurang

Keterangan : X = rata-rata skor aktual dari validator

Tabel di atas merupakan pengembangan dari tabel 1 dengan skor minimum ideal adalah 1 dan skor maksimum ideal adalah 4. Produk yang dikembangkan dikatakan memiliki derajat validitas yang baik, jika minimal kriteria validitas yang dicapai adalah kriteria cukup.

(14)

2. Analisis kepraktisan a. Angket Respon Siswa

Data angket respon siswa terhadap pembelajaran bilangan pecahan menggunakan modul dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Tabulasi data yang diperoleh dari siswa kelas VII SMP N 2 Jetis Bantul. Penskoran angket respon siswa dengan memberikan tanda (√) pada pilihan respon siswa, yaitu: SS/Sangat Setuju (skor 4), S/Setuju (skor 3), TS/Tidak Sutuju (skor 2), STS/Sangat Tidak Setuju (skor 1).

2) Mengkonversikan rata-rata skor yang diperoleh menjadi nilai kualitatif sesuai krikeria penilaian dalam tabel 1 dengan skor minimum ideal adalah 1 dan skor maksimum ideal adalah 4, menjadi tabel berikut:

Tabel 4. Kriteria Kepraktisan Berdasarkan Respon Siswa

Interval Kategori X > 3,4 Sangat Baik 2,8 < X ≤ 3,4 Baik 2,2 < X ≤ 2,8 Cukup 1,6 < X ≤ 2,2 Kurang X ≤ 1,6 Sangat Kurang

(15)

3) Menganalisis kepraktisan produk modul.

Nilai rata-rata dari respon siswa kemudian dicocokan dengan tabel 4. Kriteria kepraktisan berdasarkan respons siswa. Produk yang dikembangkan dikatakan memiliki derajat kepraktisan yang baik, jika minimal kriteria kepraktisan yang dicapai adalah kriteria cukup.

3. Analisis Keefektifan

Analisis keefektifan dilakukan menggunakan tes hasil belajar. Hasil tes belajar siswa dinilai berdasarkan pedoman penskoran. Nilai maksimal untuk tes ini adalah 100. Kriteria ketuntasan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang digunakan oleh SMP N 2 Jetis Bantul. Analisis dilakukan dengan tahap sebagai berikut:

a. Tabulasi data tes hasil belajar.

b. Mengkonversikan data tes hasil belajar dengan tabel pedoman keefektifan hasil belajar menurut Eko Putro Widoyoko (2013: 242).

Tabel 5. Pedoman Keefektifan Hasil Belajar Persentase Jumlah

Ketuntasan Siswa (%) Efektifitas

X > 80 Sangat Baik

60 < X ≤ 80 Baik

40 < X ≤ 60 Cukup

20 < X ≤ 40 Kurang

(16)

Keterangan: = x 100 %

= persentase jumlah ketuntasan siswa = banyak siswa yang tuntas

= banyak siswa yang mengikuti post test c. Menganalisis keefektifan produk

Hasil belajar dikatakan efektif jika mencapai persentase jumlah ketuntasan minimal baik sedangkan dikatakan sangat baik jika mencapai persentase jumlah ketuntasan X > 80.

Gambar

Gambar 1. Model ADDIE
Tabel 1. Pedoman Penskoran Lembar Penilaian Ahli  Materi, Ahli Media, Guru, dan Angket Respon Siswa.
Tabel di atas merupakan pengembangan dari tabel 1 dengan  skor  minimum  ideal  adalah  1  dan  skor  maksimum  ideal  adalah  4
Tabel 4. Kriteria Kepraktisan Berdasarkan Respon Siswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan penulis dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengaruh Penambahan Kalsium Karbonat pada Media Bersalinitas 3 ppt terhadap

Dari data postes 0 orang siswa (0%) mendapat nilai 100, 7 orang siswa (25,9%) mendapat nilai 80, 10orang siswa (37,1%) mendapat nilai 60, 7 orang (25,9%)

Dengan kata lain aizuchi merupakan respon yang menandakan bahwa saat pendengar terlibat dalam percakapan, memberikan suatu perhatian, atau menyimak dengan baik, dan

Hukum sebagai aturan perundang-undangan secara operasional tidak dapat lepas dari sumber-sumber ilmu pengetahuan dan filsafat yang melandasi pembentukannya, sehingga manakala

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa keterampilan cara menyikat gigi pada anak umur 10-12 tahun SDN 59/IV Kota Jambi memiliki keterampilan cara

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan 21 spesies, 16 genus dan 112 individu kupu-kupu di Air Terjun Bukit Gatan Kecamatan STL Ulu Terawas

[r]

Setelah diketahui input sistem, output sistem, metode yang digunakan sistem, serta antarmuka yang dibuat, maka hasil dari perancangan sistem informasi ini