• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

 2016

PT. TATA BUMI CONSULTANT

(2)

Pengantar

Laporan akhir ini disusun sebagai salah satu bentuk persyaratan teknis kontrak pengadaan jasa konsultan perencana antara PT. TATA BUMI CONSULTANT dengan Dinas Bina Marga kota Cirebon , pada Pekerjaan DED Jembatan Cohoe (Ruas Cohoe – Tonjang).

Laporan Akhir ini dimaksudkan sebagai bahan informasi kepada pemilik pekerjaan mengenai Hasil akhir perencanaan.

Demikian laporan antara ini disampaikan, semoga dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam tahapan perencanaan selanjutnya.

PT. TATA BUMI CONSULT

(3)

Daftar Isi

PENGANTAR...II DAFTAR ISI...III

BAB 1 GAMBARAN UMUM...5

1.1. LATAR BELAKANG...5

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN...6

1.3. LINGKUP DAN TAHAPAN PEKERJAAN...6

1.4. LOKASI PEKERJAAN...7

1.5. SISTEMATIKA LAPORAN PENDAHUAN...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. BAB 2 SURVEY PENDAHULUAN...9

2.1. PENCAPAIAN LOKASI PEKERJAAN...9

2.2. KONDISI IKLIM... 9

BAB 3 PROGRAM KERJA...11

3.1. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL...11

3.2. STRUKTUR ORGANISASI TIM PERENCANA...13

3.3. PROGRAM KERJA...13

BAB 4 TOPOGRAFI...19

BAB 5 PERHITUNGAN STRUKTUR ...22

(4)

BAB 1

GAMBARAN UMUM

1.1. LATAR BELAKANG

Pembangunan dalam bidang prasarana transportasi darat merupakan salah satu program utama Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan perekonomian suatu wilayah. Pertumbuhan perekonomian yang disertai peningkatan jumlah penduduk, peningkatan jumlah kendaraan, peningkatan lalu lintas angkutan barang/jasa dan sebagainya, perlu diimbangi dengan penambahan jaringan jalan baru ataupun penambahan kapasitas jalan eksisting yang terdapat dikawasan tersebut.

Penurunan tingkat pelayanan dari sistem jaringan jalan disebabkan oleh kurang memadainya jaringan jalan yang ada serta kelengkapan jalan lainnya seperti bangunan pengaman jalan berupa drainase/gorong-gorong, dapat menghambat arus pertumbuhan perekonomian. Hal ini harus segera diantisipasi terutama untuk kota-kota besar dimana memiliki tingkat pertumbuhan yang pesat agar dapat mendukung dan mendorong pertumbuhan perekonomian nasional dan upaya pemerataan.

Pembangunan jembatan sebagai salah satu bentuk bangunan pengaman dalam melengkapi fungsi jalan secara keseluruhan dalam bidang prasarana trasportasi darat. Fungsi utama bangunan pengaman itu sendiri sebagai bangunan untuk mencegah terjadinya banjir dan meminimalkan berkurangnya umur rencana jalan itu sendiri.

Jembatan Cihoe di ruas jalan Kota Cirebon Cihoe – Tjonjang merupakan salah satu jembatan dimana lebar jembatan yang ada masih dibawah 7 m. Hal ini masih dibawah standar jalan Kota/kabupaten, sehingga dibutuhkan pelebaran atau penggantian jembatan baru.

(5)

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Jasa Konsultansi ini bertujuan untuk menghasilkan Rencana Teknik Akhir (Detail Engeneering Desain) Jembatan Cihoe, ruas Jalan Cihoe -Tonjang, yang efisien dan efektif, lengkap dengan gambar dan dokumentasi lainnya yang diperlukan, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Jasa Konsultansi ini secara umum bertujuan untuk menciptakan sarana infrastruktur jalan yang memadai antar daerah di Kota Cirebon, serta optimalisasi fungsionalitas ruas jalan tersebut diatas sehingga dapat mendukung perkembangan kawasan wisata di wilayah tersebut.

Sementara Tujuan Khusus dari Jasa Konsultansi ini adalah tersedianya dokumen perencanaan teknis untuk ruas jalan tersebut diatas, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan pembangunan fisik untuk ruas jalan tersebut.

1.3. LINGKUP DAN TAHAPAN PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, secara garis besar dapat dibagi sebagai berikut : 1. Pekerjaan Lapangan  Survey Pendahuluan  Survey Topografi  Survey Hidrologi  Penyelidikan Tanah

2. Analisa dan Perencanaan Teknis

 Analisa Hidrologi

 Analisa Mekanika Tanah

 Perencanaan Geometrik Jalan

 Perencanaan Struktur Bawah Jembatan

 Perencanaan Struktur Atas Jembatan

 Perencanaan Oprit Jembatan

 Perencanaan Bangunan Pelengkap

 Penyusunan Gambar Teknis

(6)

 Perhitungan Perkiraan Kuantitas dan Biaya

 Penyusunan Dokumen Lelang

Jasa pelayanan teknik yang akan diberikan oleh Tim Konsultan, dibagi menjadi beberapa tahapan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja yang telah ditetapkan. Adapun tahapan-tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan Konsultan meliputi :

1 Tahap Persiapan dan Mobilisasi.

2 Tahap Pengumpulan Data Sekunder dan Survai Pendahuluan. 3. Tahap Survai Lapangan.

4. Tahap Analisa dan Perencanaan Teknik. 5. Tahap Penggambaran.

6. Tahap Perhitungan Kuantitas dan Perkiraan Biaya. 7. Tahap Penyusunan Dokumen Tender.

1.4. LOKASI PEKERJAAN

Berdasarkan Peta Jaringan Jalan, lokasi ruas jalan Cihoe Tonjang , terletak di Kota Cirebon , merupakan salah satu jalan lintas tengah Provinsi Jawa barat yang sedang dikembangkan. Untuk lebih jelasnya lokasi ruas jalan dapat dilihat pada gambar 1.1. Peta Lokasi Pekerjaan.

(7)

Gambar 1.1. Peta Lokasi Pekerjaan

BAB 2

SURVEY PENDAHULUAN

2.1. PENCAPAIAN LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pekerjaan jembatan cipanas terdapat pada ruas jalan Cihoe – Tonjang, yang terletak di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa barat. Lokasi pekerjaan berada di daerah pegunungan dengan kondisi terrain yang berbukit.

(8)

Kondisi jalan menuju lokasi pekerjaan relatif sedang, sehingga masih dapat dicapai dengan kendaraan roda empat maupun kendaraan berat lainnya tanpa mengalami hambatan yang berarti.

2.2. KONDISI IKLIM

Iklim di wilayah ini sangat dipengaruhi oleh Angin Monson (Monson Trade) dan Gelombang La Nina atau El Nino. Saat musim penghujan (Nopember -Maret ) cuaca didominasi oleh angin Barat (dari Sumatera, Samudra Hindia sebelah selatan India) yang bergabung dengan angin dari Asia yang melewati Laut Cina Selatan. Cuaca didominasi oleh angin Timur. Temperatur di daerah ini dapat mencapai antara 18º C –29º C.

Curah hujan sebesar 2.712 – 3.670 mm pada musim penghujan bulan September – Mei. Pada musim kemarau, curah hujan sebesar 615 – 833 mm pada bulan April – Desember .

(9)

BAB 3

PROGRAM KERJA

3.1. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL

Tugas dan tanggung jawab untuk setiap personil secara umum adalah sebagai berikut :

1 Team Leader

 Mengkoordinir dan mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga dapat dihasilkan pekerjaan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja yang telah ditetapkan.

 Bekerjasama dengan Engineer dan staf teknik lainnya yang membantu melaksanakan pekerjaan perencanaan ini sehingga hasil yang didapat sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja atau yang diharapkan oleh pemberi kerja.

 Bertanggung jawab atas semua hasil perhitungan dan gambar-gambar kepada pemberi kerja.

2 Ahli Jembatan

 Mengkoordinir dan mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pengumpulan data dari jenis pekerjaan yang ditanganinya.

 Membuat perhitungan dan desain dinding penahan tanah, bangunan drainase, bangunan pelengkap jalan, dan analisa struktur untuk jembatan,.

 Merencanakan gambar-gambar desain bangunan pada point 2.

 Bertanggungjawab atas semua hasil pehitungan dan perencanaan kepada Team Leader dan pemberi kerja.

3 Ahli Geoteknik.

 Bersama Team Leader menentukan lokasi titik pemboran.

(10)

 Mengkoordinir semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan tanah baik di lapangan maupun di laboratorium serta menyusun rencana kerjanya.

 Mengadakan pengujian tanah baik di lapangan maupun di laboratorium baik untuk jalan oprit maupun untuk jembatan.

 Melakukan analisa dan evaluasi data geoteknik, termasuk merencanakan dan merekomendasikan jenis pondasi jalan dan jembatan berikut perhitungannya.

 Bertanggung jawab atas semua pengujian dan penyelidikan tanah kepada Team Leader dan pemberi kerja.

4 Ahli Geodesi.

 Mengendalikan dan mengatur semua personil yang terlibat dalam pelaksanaan pengukuran dan pemetaan topografi di lapangan.

 Memeriksa dan menganalisa data lapangan.

 Membuat perhitungan dan gambar-gambar hasil pengukuran topografi situasi, potongan memanjang dan melintang.

 Bertanggung jawab atas hasil perhitungan dan gambar hasil pengukuran topografi kepada pemberi kerja.

5 Ahli Hidrologi.

 Mengendalikan dan mengatur semua personil yang mengadakan survai lapangan.

 Memeriksa dan menganalisa data lapangan.

 Membuat perhitungan debit banjir sebagai dasar untuk perencanaan bangunan drainase dan mengestimasi tinggi muka air di sungai sebagai dasar untuk perencanaan tinggi jembatan.

 Bertanggung jawab atas semua hasil analisa data lapangan dan hasil perhitungan kepada Team Leader dan pemberi kerja.

6 Asisten Ahli

 Membantu para tenaga ahli dalam melaksanakan tugas perencanaannya sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.

 Membantu menyusun laporan perencanaan yang dibuat oleh bidang keahliannya.

(11)

 Membantu tenaga ahli dalam mengkonsultasikan pekerjaan terhadap pemberi tugas.

3.2. STRUKTUR ORGANISASI TIM PERENCANA

Tim konsultan akan berkedudukan di Serang dan dibantu oleh Tenaga Pendukung. Untuk pelayanan konsultasi secara efisien dan optimal, Tim Konsultan akan menyusun Struktur Organisasi mulai dari Tenaga Ahli maupun Tenaga Pendukung. Setelah mempelajari kebutuhan dan tugas serta tanggung jawab personil yang tercantum di dalam Kerangka Acuan Kerja, Tim Konsultan mencoba menyusun struktur Organisasi seperti terlihat pada Gambar 3.1. Struktur Organisasi Tim Konsultan

Gambar 3.2. Struktur Organisasi Konsultan Perencana 3.3. PROGRAM KERJA

Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, konsultan perencana akan menyusun program kerja yang meliputi :

1 Jadwal Rencana Pekerjaan secara detail dengan harapan pekerjaan nantinya dapat selesai tepat waktu tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas hasil perencanaan.

2 Jadwal Penugasan Personil secara detail dengan harapan agar tiap-tiap personil dapat menggunakan waktunya secara efektif dan efisien sehingga tugas dan tanggung jawab yang diterimanya dapat diselesaikan dengan baik.

D E D J E M B ATA N CI H O E 1 1

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Tim Perencana

(12)

BAB 4

TOPOGRAFI

Umum

Topografi adalah kegiatan untuk memperoleh pemetaan situasi darat dari daerah mata air dan alur sungai di lokasi pekerjaan. Pembuatan peta dengan skala 1 : 1.000 dengan interval kontur 1.0 m dan situasi rinci dengan skala 1: 5.00 dengan interval 0.5 m yang menggambaran bentuk permukaan tanah berupa situasi dan ketinggian serta posisi potongan melintang yang ada di areal rencana perlindungan mata air terhadap abrasi dan erosi dan areal sekitarnya yang berisi ; garis genangan, peta situasi dekat mata air, peta ketinggian (topografi) daerah sepanjang mata air, profil tegak lurus mata air.

Pelaksanaan Pengukuran Pengukuran Pengikatan

Yaitu pengukuran untuk mendapatkan titik-titik referensi posisi horisontal dan vertikal. Peralatan yang digunakan antara lain: Theodolite T2 (untuk posisi horisontal), Waterpass NAK (untuk posisi vertikal), pita baja 50 meteran, 2 set bak ukur. Metode pelaksanaan sebagaimana disajikan dalam gambar berikut :

(13)

Gambar E.1. Gambar Ilustrasi proses pengikata T.BM = (BT1 – BT2) - KP

dengan :

T.BM = tinggi titik BM terhadap bidang referensi (LLWL) BT1= bacaan benang tengah rambu muka

BT2 = bacaan benang tengah rambu belakang KP = koreksi nol palem. Pemasangan Benchmark (BM) Baru

Sebagai titik pengikatan dalam pengukuran topografi perlu dibuat Benc Mark (BM) baru yang penempatannya disesuaikan dengan arahan pihak Direksi Pekerjaan. Titik-titik BM baru yang terpasang ini mempunyai fungsi untuk menyimpan data koordinat, baik koordinat (X,Y) maupun elevasi (Z).

Mengingat fungsinya tersebut, patok-patok beton ini diusahakan ditanam pada tanah yang stabil dan aman. Titik BM baru ini selanjutnya diberi kode, dibuatkan deskripsi BM yang memuat sketsa lokasi. Nilai koordinat dan elevasi serta foto-foto yang menunjukkan lokasi dimana BM tersebut dipasang.

Pengukuran Poligon

Peralatan yang digunakan adalah: 1 unit Theodolit T2, 1 buah pita baja 50 m dan 1 set bak ukur.

(14)

Dalam pengukuran poligon ada dua unsure yang perlu diperhatikan, yaitu pengukuran jarak dan pengukuran sudut jurusan.

Pengukuran jarak

Pada pelaksanaan pengukuran jarak biasanya digunakan pita ukur 100m, ketelian pengukuran ini tergantung dari cara pelaksanaan dan kondisi permukaan tanah yang dikur. Adapun untuk permukaan tanah/ lahan yang miring cara pengukuran diilustrasikan pada gambar berikut.

Gambar E.2. Gambar Pengukuran jarak pada lahan yang miring Pengukuran sudut jurusan

Besarnya sudut jurusan ditentukan berdasarkan hasil pengukuran sudut mendatar di masing-masing titik poligon, pengukuran sudut jurusan diilustrasikan pada gambar berikut.

Gambar Pengukuran sudut mendatar

Pengukuran azimuth astronimis

Besarnya sudut jurusan ditentukan berdasarkan hasil pengukuran sudut mendatar di masing-masing titik poligon, pengukuran sudut jurusan diilustrasikan pada gambar berikut.

(15)

Gambar E.3. Gambar Pengamatan matahari

Pengukuran sipat datar

Pengukuran sipat datar bertujuan untuk mendapatlkan jaringan vertical pada kerangka pemetaan.

Adapun peralatan yang diperlukan antara lain: 1 unit waterpass, 1 bh pipa baja 50 m. dan 1 set bak ukur.

Pengukuran waterpass mengikuti ketentuan sebagai berikut: Jalur pengukuran dibagi menjadi beberapa seksi.

Tiap seksi dibagi menjadi slag yang genap.

Setiap pindah slag rambu muka menjadi rambu belakang dan rambu belakang menjadi rambu muka.

(16)

Pengukuran dilakukan double stand pergi pulang, pembacaan rambu lengkap (Ba, Bt, Bb).

Selisih pembacaan stand 1 dengan stand 2 < 2mm. Jarak rambu ke alat maksimum 75 m.

Setiap awal dan akhir pengukuran dilakukan pengecekan garis bidik.

Toleransi penutup beda tinggi (T) = (8D)mm. dengan D adalah jarak antara 2 titik kerangka dasar vertical dalam 1 km.

Pengukuran situasi rinci

Pengukuran sipat datar bertujuan untuk mendapatlkan kondisi situasi secara rinci dari lokasi pengukuran. Peralatan yang perlukan adalah: 2 unit Theodolite T0, 2 set pita baja 50m dan 2 set bak ukur.

Metode pelaksanaan pengukuran situasi rinci yaitu dengan cara Tachymetrio dengan menggunakan alat ukur Theodolite kompas (T0), dan akan diperoleh data-data:

Azimuth magnetis,

Pembacaan benang diafragma (atas, tengah dan bawah) Sudut zenith atau sudut miring,

Tinggi alat ukur.

Spesifikasi pengukuran situasi adalah sebagai berikut:

Metode yang digunakan adalah tachymetry dengan membuat jalur/ ray, dimana setiap ray diikat pada titik-titik polygon sehingga membentuk jalur polygon dan waterpass terikat sempurna.

Pembacaan rinci dilakukan menyebar ke seluruh areal yang dipetakan dengan kerapatan disesuaikan dengan skala peta yang akan dibuat. Gundukan tanah, bangunan-bangunan penting, batu-batu besar yang mencolok serta garis genangan air akan diukur dengan baik.

Setiap ujung dermaga (bila ada) diambil posisinya dan untuk pengecekan peta, jarak antara ujung-ujung dermaga yang bersebelahan juga perlu diukur.

Buku Ukur

Buku ukur harus disediakan khusus untuk penggunaannya.

Pengisian buku ukur harus jelas, baik angka yang ditulis dan hasil pembacaan dengan sketsa yang jelas (ditulis dengan pensil 2 H atau dengan tinta).

(17)

juru ukur, nama alat serta setiap hari pengukuran ditutup, dan bila mulai hari berikutnya harus diberi tanggal.

Hitungan polygon dan waterpass dilakukan di lapangan sehingga memudahkan pengulangan kalau ada kesalahan.

Penggambaran

Penggambaran situasi skala 1 : 2.000 dengan ukuran kertas A1 yang menggambarkan keadaan detail-detail di lapangan yang lengkap dan jelas seperti antara lain batas-batas bangunann rumah, tanggul, bangunan air, batas kampung, jembatan, jalan, saluran air dan lain-lain dengan simbol yang umum dipakai dalam pemetaan topografi (tidak berwarna).

Pada tiap-tiap lembar peta digambarkan keterangan detail. Peralatan

Pengukuran polygon dengan theodolit dilengkapi dengan centering, optic (Wild T1 atau T2) atau merek lain yang setingkat.

Pengukuran waterpass dengan Ni 1 (self leveling) atau yang sederajat. Pita ukur dari baja.

Pasangan Patok Beton

Semua titik-titik control diletakan pada tempat yang aman, mudah dicapai untuk ini harus ada persetujuan dari direksi.

Semua titik-titik baik dari patok beton maupun dari kayu dolken harus diberi nomor kode yang sesuai dengan fungsinya.

Semua titik-titik beton harus disertakan dalam peta situasi beserta nomor kodenya yang telah mendapat persetujuan dari Direksi.

Melalui control point dan Bench Mark harus ada pengukuran penampang melintang.

Penanaman patok beton harus cukup dalam dengan ujung yang menonjol ± 10 cm dari permukaan tanah asli sedang bekas galian harus dicor dengan beton 1 : 3 : 5.

Seandainya di dekat tempat penanaman patok beton ada bangunan tetap (jembatan, checkdam) maka patok-patok beton dipindahkan pada bangunan tetap tersebut.

Survey Hidrologi

(18)

Pekerjaan ini dimaksud guna memperoleh data lapangan (primer dan sekunder) dari kondisi hidrologi daerah survey, melalui kegiatan-kegiatan :

Pengumpulan data curah hujan (terbaru) minimum selama 10 tahun dari stasiun terdekat.

Pengumpulan data klimatologi lainnya. (terbaru) minimum selama 5 tahun dan stasiun terdekat.

Pengukuran tinggi/fluktuasi muka air, kecepatan arus pada titik-titik pengukuran yang disesuaikan dengan rencana skematisasi dari model matematik.

Pengukuran penampang melintang sungai pada lokasi pengukuran muka air. Pengamatan karakteristik sungai.

Pengukuran sifat datar (leveling) untuk mengikat papan duga/peilschaal terhadap BM terdekat.

Penelusuran Saluran

Penulusuran dilakukan dengan menelusuri saluran atau sungai yang ada dan kemudian dilakukan pengukuran hidrometri. Penelusuran dihentikan pada cabang saluran/sungai.

Penentuan Lokasi Pengukuran Kecepatan

Lokasi pengukuran kecepatan harus bebas dari “olakan air”, arus yang tidak teratur (tidak simetris),erosi pada sisi saluran, interupsi dari inlet atau out-let anak saluran, atau adanya pengendapan didasarnya. Gambar 3 - 1 memberikan rambu-rambu lokasi pengukuran kecepatan.

(19)

HASIL SURVEY TOPO GRAFI

(20)

BAB 5

2

4

6

8

10

0+000

0+020

0+040

0+060

0+080

9 .7 53 9. 9 24 7 .5 48 6. 2 22 3 .7 65 7. 0 08 7 .8 85 8. 6 20 1 0. 00 0 8. 9 55

0+010

0+030

0+050

0+070

0+090 0+096

PERHITUNGAN STRUKTUR

(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)

Gambar

Gambar 3.2. Struktur Organisasi Konsultan Perencana
Gambar E.1. Gambar Ilustrasi proses pengikata T.BM = (BT1 – BT2) - KP
Gambar E.2. Gambar Pengukuran jarak pada lahan yang miring
Gambar E.3. Gambar Pengamatan matahari

Referensi

Dokumen terkait

dialokasikan dengan nama tertentu yang berisi suatu nilai yang memiliki sifat tetap yang tidak akan bisa berubah.. Operator

Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahan adalah: (1) se- berapa tinggi kompetensi mengajar guru ekonomi, SMA Kabupaten Purworejo, (2) seberapa besar sumbangan latar

Ha: Terdapat hubungan antara pola attachment (pola kelekatan) orangtua- anak dengan penyesuaian sosial remaja akhir di perguruan tinggi mahasiswa tingkat satu jurusan

Agar dalam proses pendataan di sekolah ini bisa bekerja lebih efektif dan menggunakan sistem informasi sesuai dengan perkembangan teknologi yang dapat membantu mempercepat

Berdasarkan nilai IC50 yang diperoleh dapat dijelaskan pula bahwa vitamin C sebagai pembanding atau kontrol positif termasuk antioksidan yang lebih kuat jika dibandingkan

10 Instalasi listrik Rusak (tidak ada instalasi listrik/tidak menyala/menyala sebagian). 11 Saluran dan rabat

o Terstruktur : Wawancara yang dilakukan oleh pewawancara apabila dia benar-benar mengetahui mengetahui informasi yang dibutuhkan dan telah menentukan daftar dari

Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang