• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Aliran Sungai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pola Aliran Sungai"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Pola aliran sungai

Dengan berjalannya waktu, suatu sistem jaringan sungai akan membentuk pola pengaliran tertentu di antara saluran utama dengan cabang-cabangnya dan pembentukan pola pengaliran ini sangat ditentukan oleh faktor geologinya. Pola pengaliran sungai dapat diklasifikasikan atas dasar bentuk dan teksturnya. Bentuk atau pola berkembang dalam merespon terhadap topografi dan struktur geologi bawah permukaannya. Saluran-saluran sungai berkembang ketika air permukaan (surface runoff) meningkat dan batuan dasarnya kurang resisten terhadap erosi.

Sistem fluviatil dapat menggambarkan perbedaan pola geometri dari jaringan pengaliran sungai. Jenis pola pengaliran sungai antara alur sungai utama dengan cabang-cabangnya di satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat bervariasi. Adanya perbedaan pola pengaliran sungai di satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat ditentukan oleh perbedaan kemiringan topografi, struktur dan litologi batuan dasarnya. Pola pengaliran yang umum dikenal adalah sebagai berikut :

1. Pola Aliran Dendritik

Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang sungainya menyerupai struktur pohon. Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol oleh litologi batuan yang homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh jenis batuannya. Sebagai contoh sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resisten terhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuan yang resisten (seperti granit) akan membentuk tekstur kasar (renggang). Tekstur sungai didefinisikan sebagai panjang sungai per satuan luas. Mengapa demikian ? Hal ini dapat dijelaskan bahwa resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh pada proses pembentukan alur-alur sungai, batuan yang tidak resisten cenderung akan lebih mudah dierosi membentuk alur-alur sungai. Jadi suatu sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang tidak resisten akan membentuk pola jaringan sungai yang rapat (tekstur halus), sedangkan sebaliknya pada batuan yang resisten akan membentuk tekstur kasar.

2. Pola Aliran Radial

Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukir intrusi. Pola aliran radial juga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah (domes) dan laccolith. Pada bentang alam ini pola aliran sungainya kemungkinan akan merupakan kombinasi dari pola radial dan annular.

3. Pola Aliran Rectangular

Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi terhadap erosinya mendekati seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua arah dengan sudut saling tegak lurus. Kekar pada umumnya kurang resisten terhadap erosi sehingga memungkinkan air mengalir dan berkembang melalui kekar-kekar membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya lurus-lurus mengikuti sistem kekar. Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang wilayahnya terpatahkan. Sungai-sungainya mengikuti jalur yang kurang resisten dan terkonsentrasi di tempat tempat dimana singkapan batuannya

(2)

lunak. Cabang-cabang sungainya membentuk sudut tumpul dengan sungai utamanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola aliran rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan.

4. Pola Aliran Trellis

Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang menyerupai bentuk pagar yang umum dijumpai di perkebunan anggur. Pola aliran trellis dicirikan oleh sungai yang mengalir lurus di sepanjang lembah dengan cabang-cabangnya berasal dari lereng yang curam dari kedua sisinya. Sungai utama dengan cabang-cabangnya membentuk sudut tegak lurus sehingga menyerupai bentuk pagar. Pola aliran trellis adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan dikontrol oleh struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. Sungai trellis dicirikan oleh saluran-saluran air yang berpola sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan tegak lurus dengan saluran utamanya. Saluran utama berarah searah dengan sumbu lipatan.

5. Pola Aliran Sentripetal

Pola aliran sentripetal merupakan ola aliran yang berlawanan dengan pola radial, di mana aliran sungainya mengalir ke satu tempat yang berupa cekungan (depresi). Pola aliran sentripetal merupakan pola aliran yang umum dijumpai di bagian barat dan barat laut Amerika, mengingat sungai-sungai yang ada mengalir ke suatu cekungan, di mana pada musim basah cekungan menjadi danau dan mengering ketika musin kering. Dataran garam terbentuk ketika air danau mengering.

6. Pola Aliran Annular

Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu. Pola aliran annular biasanya dijumpai pada morfologi kubah atau intrusi loccolith.

(3)

7. Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar)

Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yang curam/terjal. Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-aliran sungainya akan berbentuk lurus-lurus mengikuti arah lereng dengan cabang-cabang sungainya yang sangat sedikit. Pola aliran paralel terbentuk pada morfologi lereng dengan kemiringan lereng yang seragam. Pola aliran paralel kadangkala mengindikasikan adanya suatu patahan besar yang memotong daerah yang batuan dasarnya terlipat dan kemiringan yang curam. Semua bentuk dari transisi dapat terjadi antara pola aliran trellis, dendritik, dan paralel.

(4)

Memahami Pola Aliran Sungai

Indonesia dihuni banyak sungai. Bahkan ada yang panjangnya mencapai ribuan kilometer. Sungai-sungai merupakan serangkaian jalan air menuju danau, samudera atau ke sungai yang lain. Dalam memahami sungai, penting untuk mencermati pola alirannya. Apa itu pola aliran sungai? Secara sederhana, ia bisa diartikan sebagai suatu pola dari sebuah organisasi atau korelasi keruangan antara lembah-lembah yang dialiri sungai dan juga yang tidak dialiri sungai atau rawa kering.

Pola aliran sungai ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain lereng atau kemiringan, struktur, kekerasan bebatuan, sejarah geologi, sejarah diastrofisme, topografi, litologi bebatuan dasar serta gemorfologi. Oleh karena faktor tersebut, maka pola aliran sungai juga bermanfaat digunakan dalam menginterpretasi kenampakan batuan, geomorfologis dan juga struktur geologi.

Macam-macam Pola Aliran Sungai

Pada dasarnya, ada 7 jenis pola aliran sungai. Pembagian ini didasarkan pada pola yang dibentuk sungai tersebut. Adapun jenis-jenis yang dimaksud sebagai berikut:

1. Pola aliran sungai dendritik. Merupakan pola aliran yang menyerupai percabangan batang pohon. Percabangannya tidak teratur dan memiliki arah juga sudut yang beragam. Pola ini berkembang di bebatuan yang cenderung homogen dan tidak

(5)

melalui kontrol struktur. Pla aliran sungai yang satu ini tidaklah teratur dan umumnya dijumpai di wilayah dataran atau wilayah berpantai juga wilayah plato.

2. Pola aliran paralel merupakan pola yang cenderung sejajar. Ia dijumpai di wilayah perbukitan yang memanjang. Kemiringan lereng pada pola ini cenderung curam dan terjal.

3. Pola aliran annular. Merupakan pola aliran yang arahnya menyebar secara radial dimulai dari suatu titik yang tinggi dan kemudian berjalan ke arah hilir untuk selanjutnya kemudian menyatu dalam satu aliran.

4. Pola aliran sungai selanjutnya adalah rectangular. Pola ini dibentuk cabang-cabang sungai yang cenderung berkelok, menyambung dan membentuk sudut-sudut yang tegak lurus dan memiliki liku-liku. Pola aliran yang satu ini umumnya dikendalikan oleh pola kekar atau juga bisa oleh pola potongan yang tegak lurus. Rektangular ini bisa terbentuk di bebatuan keras dengan lapis horizontal dan juga batuan kristalin. 5. Pola aliran trellis memiliki bentuk yang panjang-panjang. Ia kerap juga disebut

dengan nama pola trail pagar. Pola ini sering dijumpai pada sungai yang terletak di bebatuan dengan lupatan dan kemiringan yang kuat. Sungai-sungai besar dengan pola ini umumnya mengikuti singkapat bebatuan yang subsekuen dan juga linak. Cabang sungainya dari arah kanan juga kiri merupakan jenis resekuen atau juga obsekuen. 6. Pola aliran radial. Biasa juga dikenal dengan nama pola aliran menyebar. Ciri

utamanya adalah aliran yang berbeda dalam hal arah. Menyebar ke segala penjuru baik itu ke utara, barat, timur maupun selatan. Pola ini umumnya ada pada wilayah pegunungan dengan bentuk kerucut.

7. Pola aliran multi-basinal atau yang juga dikenal dengan nama pola aliran sungai

memusat. Ciri utama pola yang satu ini adalah alirannya yang terpusat pada suatu lahan tertentu. Pola aliran ini umumnya ada pada wilayah dengan cekungan yang mirip seperti dolina di wilayah krast.

(6)

Pola Aliran Sungai

Kumpulan dari seluruh bagian muka bumi yang airnya jatuh ke dalam sebuah sungai beserta seluruh cabang-cabang sungai yang membentuk suatu system aliran disebut Daerah Aliran Air (DAS). Beberapa buah sungai secara bersama dapat membentuk sebuah pola tertentu di muka bumi. Pola-pola sungai antara lain sebagai berikut.

1. Radial

Pola aliran radial atau menjari, terbagi menjadi dua yaitu :

Radial sentrifugal, adalah pola aliran yang meningalkan pusat seperti kerucut gunung berapi atau dome yang baru mencapai stadium muda dan pola alirannya menuruni lereng-lereng pegunungan.

Radial sentripetal, adalah pola aliran yang menuju ke pusat misalnya pada suatu kawah atau crater, dome dan suatu kaldera dari gunung berapi atau depresi lainnya, yang pola alirannya menuju ke pusat depresi tersebut.

2. Rectangular

Pola aliran rectangular adalah pola aliran yang membentuk sudut siku-siku atau mendekati siku-siku. Pola ini terdapat pada daerah yang mempunyai struktur patahan baik yang berupa patahan sesungguhnya atau hanya joint (retakan). Pola ini merupakan pola aliran siku-siku.

(7)

3. Trellis

Pola aliran trellis adalah pola aliran yang berbentuk menyirip daun atau terdapat pada daerah pegunungan lipatan.

Pola aliran trellis adalah pola aliran sungai yang anak-anak sungai bermuara pada sungai induk hamper membentuk sudut siku-siku atau sudut tegak lurus. Pola aliran sungai ini membentuk susunan seperti plesteran batu bata.

(8)

4. Dendritik

Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang tidak teratur, mirip cabang atau akar tanaman. Terdapat pada daerah dataran, daerah pantai dan daerah plato.

5. Paralel

Pola aliran parallel adalah pola aliran sungai yang membentuknya sejajar antara sungai yang satu dengan yang lain. Pola parallel terdapat di daerah perbukitan memanjang dengan lereng yang sangat curam.

(9)

6. Annular

Pola annular adalah pola aliran sungai yang bentunya melingkar. Pola annular biasanya ditemui di daerah kubah (dome)

Tambahan

Pola pengaliran dasar besarta karakteristik dari masing-masing pola aliran dapat dilihat pada tabel berikut :

Pola Pengaliran Dasar Karakteristik

Radial Daerah vulkanik, kerucut (kubah) intrusi

dan sisa-sisa erosi. Pola pengaliran radial pada daerah vulkanik disebut sebagai pola pengaliran multi radial.

Catatan : pola pengaliran radial memiliki dua system yaitu system sentrifugal (menyebar keluar dari titik pusat), berarti bahwa daerah tersebut berbentuk kubah atau kerucut, sedangkan system sentripetal (menyebar kearah titik pusat) memiliki arti bahwa daerah tersebut berbentuk cekungan.

Rectangular Kekar dan atau sesar yang memiliki sudut

kemiringan, tidak memiliki pertulangan lapisan batuan dan sering memperlihatkan pola pengaliran yang tidak menerus.

Trellis Batuan sedimen yang memiliki kemiringan

perlapisan (dip) atau terlipat, batuan vulkanik atau batuan metasedimen derajat rendah dengan perbedaan pelapukan yang jelas. Jenis pola pengaliran biasanya berhadapan pada sisi sepanjang aliran subsekuen.

Dendritik Perlapisan batuan sedimen relative datar

atau pekat dan memiliki ketahanan terhadap pelapukan. Secara regional daerah aliran

(10)

memiliki kemiringan landau, jenis pola pengaliran membentuk percabangan menyebar seperti pohon rindang.

Paralel Pada umumnya menunjukkan daerah yang

berlereng sedang sampai agak curam dan dapat ditemukan pula pada daerah perbukitan yang memanjang. Sering terjadi pola peralihan antara pola dendritic dengan pola parallel atau trillis. Bentuk lahan perbukitan yang memanjang dengan pola pengaliran parallel mencerminkan perbukitan tersebut dipengaruhi oleh lipatan

(11)

Perbedaan pola aliran sungai di satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat ditentukan oleh perbedaan kemiringan, topografi, struktur dan litologi batuan dasarnya. Beberapa pola aliran sungai yang sering dijumpai adalah

1.Dendritik 2.Radial Sentrifugal 3.Rectangular 4.Trellis 5.Radial Sentripetal 6.Annular 7.Pararel 8. Pinnate

Dendritik, Berbentuk seperti cabang batang pohon. Berada di daerah datar dengan struktur batuan homogen.

Radial Sentrifugal, Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunung api

Rectangular, Pola aliran rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan.

Trelllis, Aliran sungai yang anak sungainya hampir sejajar dengan sungai induknya, biasanya berada di wilayah patahan.

Sentripetal, Aliran yang berlawanan dengan pola radial, di mana aliran sungainya mengalir ke satu tempat yang berupa cekungan (depresi).

Annular, Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu.

Pararel, Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yang curam/terjal.

Pinnate, Pola Pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai membentuk sudut lancip dengan sungai induk. Sungai ini biasanya terdapat pada bukit yang lerengnya terjal.

(12)
(13)

Macam-macam sungai berdasarkan pola aliran sungai:

1. Pola aliran dendritik akan tebentuk jika pertemuan antara anak-anak sungai ada yang membentuk sudut lancip dan tumpul.

2. Pola aliran paralel atau sejajar dapat dijumpai pada daerah-daerah perbukitan yang memanjang dengan kemiringan lereng yang curam.

3. Pola aliran trellis dicirikan dengan percabangan anak-anak sungai pada sungai utama yang membentuk sudut siku-siku. Pola ini dapat dijumpai pada kompleks pegunungan patahan dan lipatan.

4. Pola aliran menyebar (radial) menunjukkan ciri aliran yang berbeda arah, ada yang ke utara, barat, timur dan selatan. Pola aliran ini biasanya terdapat pada daerah gunug yang berbentuk kerucut.

5. Pola aliran memusat (multi basinal) menunjukkan ciri aliran yang memusat pada lahan tertentu. Pola lairan ini biasanya terdapat pada daerah cekungan seperti dolina di daerah karst.

6. Pola aliran annular menunjukkan ciri aliran yang berpencar, tetapi sungai orde satu berpusat pada sungai orde dua yang melingkar. Pola aliran yang demikian

menunjukkan daerah berbentuk kubah yang tererosi lanjut.

7. Aliran rectangular merupakan pola aliran dari pertemuan antara alirannya membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku. Pola aliran ini berkembang pada daerah rekahan dan patahan.

Bagian-bagian sungai dan ciri-cirinya:

Bagian-bagian dari sungai bisa dikategorikan menjadi tiga, yaitu bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir.

1. Bagian Hulu

Bagian hulu memiliki ciri-ciri: arusnya deras, daya erosinya besar, arah Erosinya (terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan lerengnya cembung (convecs), kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan tidak terjadi pengendapan.

2. Bagian Tengah

Bagian tengah mempunyai ciri-ciri: arusnya tidak begitu deras, daya erosinya mulai berkurang, arah erosi ke bagian dasar dan samping (vertikal da horizonal ) palung sungai berbentuk U (konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi) dan sering terjadi meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180° atau lebih.

(14)

Bagian hilir memiliki ciri-ciri: arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah ke samping (horizontal), banyak terjadi pengendapan, di bagian muara kadang-kadang terjadi delta serta palungnya lebar.

Peran dan manfaat hutan rawa:

Keberadaan rawa banyak manfaatnya bagi kehidupan kita, manfaat rawa bagi kehidupan kita antara lain:

1. Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat dijadikan bahan baku pembuatan biogas dan barang-barang kerajinan anyaman seperti tas, dompet, hiasan dinding dan lain-lain.

2. Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat. 3. Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.

4. Sumber cadangan air, dapat menyerap dan menyimpan kelebihan air dari daerah sekitarnya dan akan mengeluarkan cadangan air tersebut pada saat daerah sekitarnya kering.

5. Mencegah intrusi air laut ke dalam air tanah dan sungai 6. Sumber makanan nabati maupun hewani

(15)

Pola aliran

merupakan pola dari organisasi atau hubungan keruangan darilembah-lembah, baik yang dialiri sungai maupun lembah yang keringatau tidak dialiri sungai. Pola aliran dipengaruhi oleh lereng, kekerasanbatuan, struktur, sejarah diastrofisme, sejarah geologi dangeomerfologi dari daerah alairan sungai. Dengan demikian pola aliransangat berguna dalam interpretasi kenampakan geomorfologis, batuandan struktur geologi.

MACAM POLA ALIRAN •

Dendritik: seperti percabangan pohon, percabangan tidak teraturdengan arah dan sudut yang beragam. Berkembang di batuan yanghomogen dan tidak terkontrol oleh struktur, umunya pada batuansedimen dengan perlapisan

horisontal, atau pada batuan beku danbatuan kristalin yang homogen. Pola aliran ini tidak teratur, biasanyaterdapat di dataran atau daerahh pentai dan di jumpai di daerahplato

Paralel: anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar,bermuara pada sungai-sungai utama dengan sudut lancip ataulangsung bermuara ke laut. Berkembang di lereng yang terkontrololeh struktur (lipatan monoklinal, isoklinal, sesar yang saling sejajardengan spasi yang pendek) atau dekat pantai.

Radial: sungai yang mengalir ke segala arah dari satu titik.Berkembang pada vulkan atau dome. Pola aliran radial dibedakanmenjadi dua, yaitu :a. Aliran sungai radial sentrifugal adalah pola aliran sungai dalambentuk menjari yang arah alirannya meninggalkan titik pusat. Polaaliran sungai ini biasanya terdapat di daerah vulkan atau puncakyang berbentuk kerucutPola Aliran Radial

Sentrifugal : arah aliran menjauhi/meninggalkantitik pusat.

b. Aliran sungai radial sentripetal adalah pola aliran sungai dalambentuk menjari yang arah alirannya menuju ke titik pusat. Polaaliran sungai ini biasanya

terdapat di daerah ledokan/basin ataualiran sungai yang masuk ke danau.Pola Aliran Radial Sentripetal : arah aliran menuju ke titik pusat.

Trellis: percabangan anak sungai dan sungai utama hampirtegak lurus, sungai-sungai utama sejajar atau hampir sejajar.Berkembang di batuan sedimen terlipat atau terungkit dengan litologiyang berselang-seling antara yang lunak dan resisten. Biasa terdapatdi pegunungan lipatan

(16)

Annular: sungai utama melingkar dengan anak sungai yangmembentuk sudut hampir tegak lurus. Berkembang di dome stadiumdewasa (pegunungan tua) dengan batuan yang berseling antaralunak dan keras.

Pola aliran rektangularPola aliran ini merupakan pola aliran beerbentuk sudut siku-siku atauhampir siku-siku dan terdapat di daerah patahan atau pada batuanyang tingkat kekerasannya berbeda GENETIKBerdasarkan arah aliran yang dilaluinya, sungai dibedakan sebagaiberikut:

Sungai konsekuenAdalah sungai yang memeiliki arah aliran yang sesuai dengankemiringan batuan daerah yang dilewatinya.

Sungai Subsekuen.

b. Aliran sungai radial sentripetal adalah pola aliran sungai dalambentuk menjari yang arah alirannya menuju ke titik pusat. Polaaliran sungai ini biasanya

terdapat di daerah ledokan/basin ataualiran sungai yang masuk ke danau.Pola Aliran Radial Sentripetal : arah aliran menuju ke titik pusat.

Trellis: percabangan anak sungai dan sungai utama hampirtegak lurus, sungai-sungai utama sejajar atau hampir sejajar.Berkembang di batuan sedimen terlipat atau terungkit dengan litologiyang berselang-seling antara yang lunak dan resisten. Biasa terdapatdi pegunungan lipatan

Annular: sungai utama melingkar dengan anak sungai yangmembentuk sudut hampir tegak lurus. Berkembang di dome stadiumdewasa (pegunungan tua) dengan batuan yang berseling antaralunak dan keras.

Pola aliran rektangularPola aliran ini merupakan pola aliran beerbentuk sudut siku-siku atauhampir siku-siku dan terdapat di daerah patahan atau pada batuanyang tingkat kekerasannya berbeda GENETIKBerdasarkan arah aliran yang dilaluinya, sungai dibedakan sebagaiberikut:

Sungai konsekuenAdalah sungai yang memeiliki arah aliran yang sesuai dengankemiringan batuan daerah yang dilewatinya.

(17)

sisi kiri kanan sungai sering terbentuk akumulasi yang tebal sedimensepanjang sungai dan membentuk tanggul alam (natural levees). Jikaarus aliran sungai makin melemah, material klastis yang terbawa olehaliran sungai akan

terendapkan pada tekuk lereng, sisi dalammeander, pertemuan antara dua aliran sungai, dan perubahangradien. Jika endapan aluvial sungai yang telah terbentuk kemudianterkikis kembali oleh aliran sungai akan terbentuk undak-undaksungai, dan merupakan peremajaan sungai pada masa dewasa atautua.Jika aliran sungai dari mulut lembah di daerah pegunungan dankemudian memasuki wilayah dataran, maka material klastis yangdibawanya akan terendapkan dan kemudian menyebar meluas dengansudut kemiringan makin melandai. Fraksi kasar akan terakumulasi didekat mulut lembah dan fraksi halus akan terdapat pada dataran, dandikenal dengan kipas aluvial. Kipas aluvial dapat terjadi pada

kaki-kakigunung api, kaki tebing dari gawir, dll.Selanjutnya material klastis yang terbawa oleh aliran sungai hinggalaut, dan membentuk delta. Bentuk-bentuk delta dipengaruhi olehbanyak faktor antara lain bentuk sungai, gradien sungai, besarnyabeban, kuat arus laut, arah arus laut, dsb.

(18)

Geografi : Sungai

Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya, menempati

bagian permukaan bumi yang lebih rendah dan bermuara pada laut, danau, atau

sungai lain yang lebih besar. Karena tidak rata, pada permukaan bumi terdapat

bagian yang merupakan tempat berakumulasi air. Air tersebut mengalir menuju

ke tempat yang lebih rendah. Bagian bumi seperti ini sering disebut sungai.

Bagian-bagian sungai dan ciri-cirinya:

Bagian-bagian dari sungai bisa dikategorikan menjadi tiga,

yaitu bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir.

1. Bagian Hulu

Bagian hulu memiliki ciri-ciri: arusnya deras, daya erosinya

besar, arah Erosinya (terutama bagian dasar sungai) vertikal.

Palung sungai berbentuk V dan lerengnya cembung (convecs),

kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan tidak terjadi

pengendapan.

2. Bagian Tengah

Bagian tengah mempunyai ciri-ciri: arusnya tidak begitu deras,

daya erosinya mulai berkurang, arah erosi ke bagian dasar dan

samping (vertikal da horizonal ) palung sungai berbentuk U

(konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi) dan sering

terjadi meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180° atau

lebih.

3. Bagian Hilir

Bagian hilir memiliki ciri-ciri: arusnya tenang, daya erosi kecil

dengan arah ke samping (horizontal), banyak terjadi

pengendapan, di bagian muara kadang-kadang terjadi delta

serta palungnya lebar.

A. Proses Terjadinya Sungai

Air yang berada di permukaan dataran, baik air itu berasal dari air hujan,

mata air, maupun cairan gletser, akan mengalir melalui sebuah saluran menuju

ke tempat yang lebih rendah. Mula-mula saluran yang dilalui ini berukuran

relative sempit dan pendek. Namun, secara alamiah aliran air ini mengikis

(19)

daerah-daerah yang dilaluinya. Akibatnya, saluran ini semakin lama semakin

lebar dan panjang, dan terjadilah apa yang disebut sungai.

Secara alamiah, sungai mengalir sambil melakukan aktifitas yang satu sama

lain saling berhubungan, yaitu: erosi (pengikisan), pengangkutan (transportasi),

dan penimbunan atau pengendapan (sedimentasi). Ketiga aktifitas tersebut

tergantung pada factor-faktor kemiringan daerah aliran sungai, volume air

sungai, dan kecepatan aliran air.

Makin besar kemiringan aliran sungai, makin besar pula aktifitas pengikisan

dan pengangkutan. Sebaliknya, penimbunan akan semakin intensif pada daerah

dataran, dimana aliran mengalir lambat sehingga air mempunyai kesempatan

untuk mendapatkan material yang dibawahnya.

Bahan yang diangkut oleh sungai terdiri atas material halus yang melayang

dan bongkahan batu yang menggelinding di dasar sungai. Bahan-bahan yang di

angkut sungai mengalami pengendapan mulai dari material yang kasar dan

berukuran besar seperti bongkahan, krakal, dan kerikil, menyusul kemudian

material yang lebih halus seperti pasir, dan lempung. Akibat dari proses erosi

sungai yang aktif maka terbentuklah beberapa bentuk lembah sungai.

Kenampakan bentuk suatu lembah sungai tersebut dapat mencerminkan tingkat

perkembangan sungainya.

Lembah sungai adalah suatu bentuk permukaan yang lebih rendah dari pada

bagian lainnya yang di hasilkan oleh pengikisan air. Pertumbuhan suatu lembah

sungai dapat berjalan melalui 3 proses, yakni:

a. Pendalaman Lembah Sungai

Di daerah hulu sungai dengan perbedaan ketinggian masih cukup besar, sungai

memiliki aliran cukup kuat. Kecepatan aliran yang besar menyebabkan proses

erosi dan transportasi berkerja lebih dominan. Kekuatan aliran erosi bekerja

dengan cara menumbuk dan menggerus dasar sungai.

b. Pelebaran Lembah Sungai

Pada daerah datar, proses erosi yang bekerja lebih banyak adalah erosi yang

menyamping (

Lateral

). Hal ini di sebabkan lambatnya kecepatan arus yang

mengalir erosi lateral yang dominant bersifat melebarkan saluran dan lembah

sungai. Selain itu berjalan pula proses agradasi atau penambahan endapan yang

berasal dari material longsoran (

Masswasting

) dari daerah-daerah lereng di

atasnya. Proses ini mempercepat terjadinya pelebaran lembah sungai.

c. Pemanjangan Lembah Sungai

Pemanjangan lembah dapat terjadi karena terjadinya penurunan permukaan laut,

sehingga dataran bertambah maju, dan karena pertumbuhan delta, yang berarti

menambah pula permukaan dataran.

(20)

B. Meander

Meander adalah bentuk kelok-kelok aliran sungai. Kenampakan ini sering di

dapat pada aliran sungai di daerah dataran rendah terbentuknya meander ialah

karena adanya reaksi dari aliran sungai terhadap batuan-batuan yang relative

homogen dan kurang resisten terhadap erosi.

Pada lengkungan meander masing-masing terdapat dua sisi bagian dari

lengkung meander yang selalu mendapat sedimentasi sehingga menyebabkan

aliran tersebut berpindah di sebut undercut. Aliran air mengalir lebih cepat pada

sisi luar lengkung di bandingkan arus pada sisi dalam, sehingga sisi luar

lengkungan tererosi hasilnya terendapkan pada sisi dalam.

C. Delta

Pada ujung aliran dekat muara di laut atau danau, akan terbentuk suatu

endapan yang di sebut delta. Delta memiliki bentuk dan ukuran yang

berbeda-beda. Ada factor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut , antara lain:

jenis batuan, kecepatan aliran sungai, dan musim.

D. Macam-Macam Sungai

1. Berdasarkan sumber airnya, sungai dibedakan sebagai berikut:

1)

Sungai Hujan

adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan. Pada saat

musim hujan debit air bertambah, sedangkan pada musim kemarau berkurang.

Contoh: sungai-sungai di Perbukitan Kapus, Gunung Kidul, Daerah Istimewa

Jogjakarta

2)

Sungai Gletser

adalah sungai yang airnya berasal dari salju yang mencair

Contoh: Sungai Memberamo di Papua

3)

Sungai Campuran

adalah sungai yang airnya beraasal dari air hujan dan

gletser. Contoh Sungai Memberamo dan Digul di Papua

2.

Berdasarkan keadaan airnya:

Sungai permanen

, sepanjang tahun airnya relatif tetap besar. . Contoh Sungai

Mahakam, Sungai Barito, Sungai Musi dan Sungai Kapuas

Sungai periodik

, airnya pada musim hujan banyak sedangkan musim kemarau

berkurang. Contoh Sungai Ciliwung, Sungai Cisadane

Sungai episodik

, airnya kering pada musim kemarau dan ada pada musim

hujan. contoh Sungai Kasada di sumba.

3)

Berdasarkan struktur lapisan/geologi.

1)

Sungai Anteseden

(21)

Adalah sungai yang dapat mengimbangi pengangkatan daerah lapisan batuan

yang dilaluinya. Jadi setiap terjadi pengangkatan, air sungai mengikisnya.

2)

Sungai Epigenesa

Adalah sungai yang terus menerus mengikis batuan yang dilaluinya sehingga

dapat mencapai daerah batuan asli atau batuan induknya. Terjadinya sungai

epigenesa diawali ketika daerah tersebut mengalami penurunan sehingga terjadi

sedimentasi. Contoh; Sungai Colorado mengikis batuan selama jutaan tahun,

sehingga mencapai batuan induk. Akibat sungai ini terbentuklah Grand Canon

yang terkenal di dunia.

3)

Sungai Superposed

adalah sungai yang mengalir pada suatu dataran

alluvial

atau

dataran

peneplain

hingga struktur batuan di dataran itu tersingkap tanpa banyak

mengubah pola aliran sungai.

4)

Berdasarkan arah alirannya.

a. Sungai Konsekuen

Adalah sungai yang mengalirnya sesuai dengan kemiringan batuan yang

dilaluinya. Sungai jenis ini banyak terdapat di daerah gunung merapi berumur

muda atau stadium awal. Contoh: Sungai Progo di Jawa Tengah ketika

menuruni lereng gunung merapi

b.

Sungai Subsekuen

Adalah sungai yang alirannya tegak lurus pada sungai konsekuen dan bermuara

pada sungai konsekuen, misalnya Sungai Opak di Yogyakarta.

c.

Sungai Obsekuen

Adalah sungai yang mengalirnya berlawanan dengan arah kemiringan lapisan

batuan daerah tersebut dan merupakan anak sungai subsekuen

d.

Sungai Resekuen

Merupakan anak sungai subsekuen dan searah dengan sungai konsekuen

e.

Sungai Insekuen

Adalah sungai yang aliranya teratur dan tidak terikat dengan lapisan batuan

yang dilaluinya

5. Berdasarkan pola alirannya, sungai dibedakan menjadi:

1.

Pola Aliran Radial atau Menjari

Pola aliran radial dibedakan menjadi dua, yaitu radial sentrifugal dan radial

sentripetal.

a.

Pola aliran radial sentrifugal

adalah suatu pola aliran sungai yang arahnya

menyebar. Pola aliran ini terdapat di kerucut gunung berapi atau

Dome

yang

berstadium muda. Pola alirannya menuruni lereng-lereng pegunungan

(22)

b.

Pola aliran radial sentripetal

merupakan pola aliran yang menuju pusat, seperti

pada daerah basin dan ledokan

Contoh pola sungai radial adalah Sungai Progo di Jawa tengah:

2.

Pola Aliran Dendritik

Pola aliran sungai yang anak-anak sungainya bermuara pada sungai induk

secara tidak teratur. Tempat pertemuan anak-anak sungai dengan sungai

induknya ada yang berbentuk sudut lancip dan ada yang berbentuk sudut

tumpul. Pola aliran ini terdapat di daerah yang batuannya homogen dan

lerengnya tidak begitu terjal.

Contoh sungai dengan pola ini adalah sungai Murray, Australia

3.

Pola Aliran Trellis

Suatu pola aliran sungai yang sungai-sungai induknya hampir sejajar dan

anak-anak sungainya juga hampir sejajar anak-anak-anak-anak sungai ini hampir membentuk

sudut 90

o

dengan sungai induknya. Menyirip seperti daun

Contoh pola ini biasanya ada di tebing gunung. Sungai Eufrat

4.

Pola Aliran Rectangular

Pola aliran ini merupakan pola aliran beerbentuk sudut siku-siku atau hampir

siku-siku dan terdapat di daerah patahan atau pada batuan yang tingkat

kekerasannya berbeda.

5.

Pola Aliran Anular

Pola aliran ini merupakan pola aliran yang semula merupakan aliran radial

sentrifugal, selanjutnya muncul sungai subsekuen yang sejajar, sungai

obsekuen, dan resekuen. Pola aliran anular terdapat di daerah dome stadfium

dewasa (pegunungan tua).

6. Pinate adalah pola aliran di mana muara-muara anak sungainya membentuk

sudut lancip.

7.

Pola aliran paralel atau sejajar dapat dijumpai pada daerah-daerah perbukitan

yang memanjang dengan kemiringan lereng yang curam.

Manfaat Sungai

1. Sebagai prasarana transportasi. Dibeberapa daerah sungai dimanfaatkan untuk

prasarana transportasi, contohnya Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai

Kahayan, dan Sungai Mahakam di Kalimantan, Sungai Musi, Sungai Indragiri,

(23)

dan sungai Batanghari di Sumatera, serta Sungai Memberamo dan Sungai Digul

di Papua.

2. Merupakan sumber air untuk irigasi

3. Aliran sungai digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Berapa sungai di

Indonesia yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik adalah Sungai

Asahan di Sumatera Utara, Citarum di Jawa Barat, Sungai Berantas di Jawa

Timur, serta Bengawan Solo di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

4. Dimanfaatkan sebagai prasarana olahraga, contohnya arum jeram. Selain itu,

keindahan aliran sungai dapat di gunakan sebagai sarana rekreasi.

5. Digunakan sebagai tempat budidaya perikanan.

Upaya Melestarikan Sungai

1. Menjaga kelestarian hutan terutama di daerah sungai bagian hulu. Hal itu

karena hutan di daerah hulu sungai merupakan tempat perserapan air hujan.

Dengan demikian, menjaga kelestarian hutan berarti menjaga ketersediaan air

yang akan mengalir ke sungai.

2. Pembuatan teras-teras pada lereng di sepanjang aliran sungai mencegah

terjadinya erosi yang akan memperdangkal kedalaman sungai.

3.

Tidak membuang limbah dan sampah ke sungai, baik dari pihak pabrik

maupun rumah tangga. Pembuangan limbah dan sampah ke sungai akan

merusak kehidupan yang berada di dalam sungai, selain itu pembuangan

sampah kesungai akan menyebabkan aliran sungai menjadi terhambat. Hal itu

akan mengakibatkan banjir apabila terjadi hujan yang deras.

MORFOLOGI SUNGAI

Morfologi sungai adalah ilmu yang mempelajari tentang geometri

(bentuk dan ukuran), jenis, sifat dan perilaku sungai dengan segala aspek dan

perubahannya dalam dimensi ruang dan waktu. Dengan demikian, morfologi

sungai ini akan menyangkut juga sifat dinamik sungai dan lingkungannya yang

saling terkait.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pisang di Kabupaten Lumajang, faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran pisang di

Bank umum yang bekerja sama dengan perusahaan finansial teknologi akan melakukan analisis kredit terhadap permintaan pinjaman UMKM dan memberi grade terhadap kelayakan

Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Representasi Cinta dan Kasih dalam Kumpulan

Khusus terkait dengan Aceh, pembahasan di buku ini telah menghadirkan bukti kuat bahwa kerajaan di ujung pulau Sumatra tersebut adalah yang paling aktif

Dalam kegiatanini ZPD menjadi pertimbangan guru dalam melaksanakan pembelajaran karena memiliki beberapa keuntungan bagi siswa seperti yang dikemukakan oleh Angela Lui (2012)

Mungkin perusahaan mempunyai kemampuan untuk menghimpun pengetahuan yang lebih baik tentang pemasaran dibandingkan dengan pesaingnya.Apabila organisasi pemasaran menjaga

Handijani, J., Supartinah, Al, dan Budiningsari, D., 2005, Hubungan Asupan Protein dan Lemak dengan Status Kesehatan Mulut Anak Usia Prasekolah di Kecamatan Jetis

Pati si Kapitan Tiyago ay magiging excomulgado kung hindi niya sisirain ang kasunduan ng kasal nina Maria Clara at Ibara.. Ni hindi na maaaring kausapin ng binata si Maria