• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komite Etika Dan Disiplin Profesi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Komite Etika Dan Disiplin Profesi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGERTIAN PENGERTIAN

Organisasi / kelompok kerja dibawah komite medis terdiri atas ketua wakil ketua dan anggota, ang Organisasi / kelompok kerja dibawah komite medis terdiri atas ketua wakil ketua dan anggota, ang dipilih dari anggota kelompok sta! medis

dipilih dari anggota kelompok sta! medis

"erperan melakukan pembinaan terhadap para pro!essional medis dalam hal etika pro!esi dan disiplin "erperan melakukan pembinaan terhadap para pro!essional medis dalam hal etika pro!esi dan disiplin  pro!esi

 pro!esi #$NG%I #$NG%I

#ungsi & 'elaksanakan kebijakan komite medis dibidang etika dan disiplin pro!esi medis #ungsi & 'elaksanakan kebijakan komite medis dibidang etika dan disiplin pro!esi medis T$GA%

T$GA%

"ersama ketua komite medis menusun garis besar kebijakan bidang etika (bioetika) dan disiplin "ersama ketua komite medis menusun garis besar kebijakan bidang etika (bioetika) dan disiplin  pro!esi

 pro!esi

'embuat dan melaksanakan ren*ana kerja+ 'embuat dan melaksanakan ren*ana kerja+ 'enusun sistim tatalaksana dan

'enusun sistim tatalaksana dan panduan pemantauan dan penanganan masalah etikapanduan pemantauan dan penanganan masalah etika dan disiplin pro!esi+

dan disiplin pro!esi+

'elakukan sosialisasi ang terkait dengan etika pro!esi dan disiplin pro!esi+ 'elakukan sosialisasi ang terkait dengan etika pro!esi dan disiplin pro!esi+ 'elakukan koordinasi dengan komite etik rumah sa

'elakukan koordinasi dengan komite etik rumah sa kitkit 'elakukan pen*atatan dan pelaporan se*ara berkala 'elakukan pen*atatan dan pelaporan se*ara berkala EENANG

EENANG

'elakukan pemantauan dan penanganan masalah etika pro!esi

'elakukan pemantauan dan penanganan masalah etika pro!esi kedokteran dan disiplin pro!esi dengankedokteran dan disiplin pro!esi dengan melibatkan lintas sektor dan lintas !ungsi sesuai kebutuhan+

melibatkan lintas sektor dan lintas !ungsi sesuai kebutuhan+ TANGG$NG -AA"

TANGG$NG -AA"

"ertanggung jawab kepada .omite 'edis+ "ertanggung jawab kepada .omite 'edis+

Etik Dan Disiplin Te

Etik Dan Disiplin Tenaga Kesehatan naga Kesehatan Dalam Menjalankan ProfeDalam Menjalankan Profesi Kesehatan Di Rumah Sakitsi Kesehatan Di Rumah Sakit Suryono, drg, SH,Ph.D

Suryono, drg, SH,Ph.D Etika pro!esi

Etika pro!esi dan disiplin kedokteran sering dan disiplin kedokteran sering dipandang sebagai hal dipandang sebagai hal ang sama, padahal keduanaang sama, padahal keduana mengatur ranah ang berbeda dalam menjalankan pro!esi kedokteran atau kesehatan+ Etika pro!esi mengatur ranah ang berbeda dalam menjalankan pro!esi kedokteran atau kesehatan+ Etika pro!esi mer

merupaupakan kan panpanduaduan n bagbagi i tentenaga aga keskesehaehatan tan untuntuk uk berbertintindak dak atau atau berberperperilailaku, ku, sedsedang ang disdisipliplinin ked

kedoktokteraeran n ataatau u kesekesehathatan an memeruprupakaakan n penpeneraerapan pan keikeilmulmuan an kedkedoktokteraeran n ataatau u keskesehaehatan tan daldalamam memberikan pelaanan pada pasien+ -angkauan etika pro!esi dibatasi dalam wadah ikatan pro!esi, memberikan pelaanan pada pasien+ -angkauan etika pro!esi dibatasi dalam wadah ikatan pro!esi, sedang disiplin kedokteran lebih luas

sedang disiplin kedokteran lebih luas karena melibatkan pasien, sebagai bagian dari karena melibatkan pasien, sebagai bagian dari penerapanna+penerapanna+ Pemahaman etik dan disiplin dalam menjalankan tugas sebagai tenaga kesehatan merupakan dasar  Pemahaman etik dan disiplin dalam menjalankan tugas sebagai tenaga kesehatan merupakan dasar  unt

untuk uk berbertindtindak ak se*se*ara ara benbenarar, , berbermutmutu u dan dan propro!es!essiosional nal daldalam am memenjanjalanlankan kan prapraktiktik k pelpelaaaanannan terhadap pasien+ %etiap tenaga kesehatan mempunai kompetensi sesuai dengan bidang pendidikan terhadap pasien+ %etiap tenaga kesehatan mempunai kompetensi sesuai dengan bidang pendidikan an

ang g ditditekuekuninnina+ a+ IjaIjaahah, , serserti!ti!ikaikat t komkompetepetensi nsi mermerupaupakan kan bukbukti ti !or!ormal mal penpengakgakuan uan sesseseoreorangang ter

terhadhadap ap komkompetpetensensinina, a, namnamun un demdemikiaikian n dendengan gan ijaijaah ah dan dan serserti!ti!ikat ikat komkompetepetensi nsi belbelum um bisbisaa dinatakan mempunai kewenangan sebelum ang bersangkutan mempunai surat penugasan atau dinatakan mempunai kewenangan sebelum ang bersangkutan mempunai surat penugasan atau surat iin praktik sebagai tenaga kesehatan+

surat iin praktik sebagai tenaga kesehatan+ Rumah sakit

Rumah sakit dalam menjalankdalam menjalankan an !ung!ungsina untuk sina untuk membermemberikan pelaanan ang ikan pelaanan ang bermbermutu utu dandan  berkualitas harus

 berkualitas harus mendasarkan padamendasarkan pada Hospital Bylaws (HBL).  Hospital Bylaws (HBL). HBLHBL merupakan konstitusi bagi rumah merupakan konstitusi bagi rumah sak

sakit, it, oleoleh h karkarena ena itu itu harharus us diadia*u *u oleoleh h dirdirektektur ur rumrumah ah saksakit it daldalam am memmembuabuat t kekebijbijakaakan n tekteknisnis opera

operasionasional, l, termatermasuk suk dalam hal dalam hal pengapengaturan kewenangturan kewenangan, an, tanggutanggungjawngjawab ab dan job dan job diskrdiskripsi ipsi daridari tenaga kesehatan+

tenaga kesehatan+

Pemahaman etik dan disiplin ang tinggi oleh tenaga kesehatan ang didukung oleh aturan dan Pemahaman etik dan disiplin ang tinggi oleh tenaga kesehatan ang didukung oleh aturan dan kebijakan teknis operasional rumah sakit ang jelas, akan menghindarkan terjadina pelanggaran kebijakan teknis operasional rumah sakit ang jelas, akan menghindarkan terjadina pelanggaran kewenangan dan bisa memberikan pelaanan ang bermutu+

kewenangan dan bisa memberikan pelaanan ang bermutu+

1

1

(2)
(3)

Etika Kedokteran !ndonesia dan Penanganan Pelanggaran Etika di !ndonesia "udi Sampurna

Di dalam praktek kedokteran terdapat aspek etik dan aspek hukum yang sangat

luas, yang sering tumpang-tindih pada suatu issue tertentu, seperti pada

informed consent, wajib simpan rahasia kedokteran, profesionalisme, dll.

Bahkan di dalam praktek kedokteran, aspek etik seringkali tidak dapat

dipisahkan dari aspek hukumnya, oleh karena banyaknya norma etik yang telah

diangkat menjadi norma hukum, atau sebaliknya norma hukum yang

mengandung nilai-nilai etika.

Aspek etik kedokteran yang mencantumkan juga kewajiban memenuhi standar

profesi mengakibatkan penilaian perilaku etik seseorang dokter yang diadukan

tidak dapat dipisahkan dengan penilaian perilaku profesinya. Etik yang memiliki

sanksi moral dipaksa berbaur dengan keprofesian yang memiliki sanksi disiplin

profesi yang bersifat administratif.

eadaan menjadi semakin sulit sejak para ahli hukum menganggap bahwa

standar prosedur dan standar pelayanan medis dianggap sebagai domain

hukum, padahal selama ini profesi menganggap bahwa memenuhi standar

profesi adalah bagian dari sikap etis dan sikap profesional. Dengan demikian

pelanggaran standar profesi dapat dinilai sebagai pelanggaran etik dan juga

sekaligus pelanggaran hukum.

.emungkinan terjadina peningkatan ketidakpuasan pasien terhadap laanan dokter atau rumah sakit atau tenaga kesehatan lainna dapat terjadi sebagai akibat dari (a) semakin tinggi  pendidikan rata0rata masarakat sehingga membuat mereka lebih tahu tentang hakna dan lebih aserti!, (b) semakin tinggina harapan masarakat kepada laanan kedokteran sebagai hasil dari luasna arus in!ormasi, (*) komersialisasi dan tinggina biaa laanan kedokteran dan kesehatan sehingga masarakat semakin tidak toleran terhadap laanan ang tidak sempurna, dan (d) pro1okasi oleh ahli hukum dan oleh tenaga kesehatan sendiri+

Etik Profesi Kedokteran

Etik pro!esi kedokteran mulai dikenal sejak 2344 tahun sebelum 'asehi dalam bentuk Code of Hammurabi dan Code of Hittites, ang penegakanna dilaksanakan oleh penguasa pada waktu itu+ %elanjutna etik kedokteran mun*ul dalam bentuk lain, aitu dalam bentuk sumpah dokter ang  bunina berma*am0ma*am, tetapi ang paling banak dikenal adalah sumpah 5ippo*rates ang

hidup sekitar 6740894 tahun %'+ %umpah tersebut berisikan kewajiban0kewajiban dokter dalam  berperilaku dan bersikap, atau sema*am code of conduct  bagi dokter+

orld 'edi*al Asso*iation dalam :eklarasi Gene1a pada tahun 2;73 menelorkan sumpah dokter (dunia) dan .ode Etik .edokteran Internasional+ .ode Etik .edokteran Internasional berisikan tentang kewajiban umum, kewajiban terhadap pasien, kewajiban terhadap sesama dan kewajiban terhadap diri sendiri+ %elanjutna, .ode Etik .edokteran Indonesia dibuat dengan menga*u kepada .ode Etik .edokteran Internasional+<2=

%elain .ode Etik Pro!esi di atas, praktek kedokteran juga berpegang kepada prinsip0prinsip moral kedokteran, prinsip0prinsip moral ang dijadikan arahan dalam membuat keputusan dan

!

(4)
(5)

 bertindak, arahan dalam menilai baik0burukna atau benar0salahna suatu keputusan atau tindakan medis dilihat dari segi moral+ Pengetahuan etika ini dalam perkembanganna kemudian disebut sebagai etika biomedis+ Etika biomedis memberi pedoman bagi para tenaga medis dalam membuat keputusan klinis ang etis (clinical ethics) dan pedoman dalam melakukan penelitian di bidang medis+  Nilai0nilai materialisme ang dianut masarakat harus dapat dibendung dengan memberikan latihan dan teladan ang menunjukkan sikap etis dan pro!esional dokter, seperti autonomy ( menghormati hak pasien, terutama hak dalam memperoleh in!ormasi dan hak membuat keputusan tentang apa ang akan dilakukan terhadap dirina ), beneficence ( melakukan tindakan untuk kebaikan  pasien ), non maleficence (tidak melakukan perbuatan ang memperburuk pasien) dan  justice

(  bersikap adil dan jujur  ), serta sikapaltruisme (  pengabdian pro!esi )+

Pendidikan etik kedokteran, ang mengajarkan tentang etik pro!esi dan prinsip moral kedokteran, dianjurkan dimulai dini sejak tahun pertama pendidikan kedokteran, dengan memberikan lebih ke arah tools dalam membuat keputusan etik, memberikan banak latihan, dan lebih banak  dipaparkan dalam berbagai situasi0kondisi etik0klinik tertentu (clinical ethics), sehingga *ara berpikir  etis tersebut diharapkan menjadi bagian pertimbangan dari pembuatan keputusan medis sehari0hari+ Tentu saja kita pahami bahwa pendidikan etik belum tentu dapat mengubah perilaku etis seseorang, terutama apabila teladan ang diberikan para seniorna bertolak belakang dengan situasi ideal dalam  pendidikan+

I:I (Ikatan :okter Indonesia) memiliki sistem pengawasan dan penilaian pelaksanaan etik   pro!esi, aitu melalui lembaga kepengurusan pusat, wilaah dan *abang, serta lembaga '.E.  ('ajelis .ehormatan Etik .edokteran) di tingkat pusat, wilaah dan *abang+ %elain itu, di tingkat sarana kesehatan (rumah sakit) didirikan .omite 'edis dengan Panitia Etik di dalamna, ang akan mengawasi pelaksanaan etik dan standar pro!esi di rumah sakit+ "ahkan di tingkat perhimpunan rumah sakit didirikan pula 'ajelis .ehormatan Etik Rumah %akit ('akersi)+

Pada dasarna, suatu norma etik adalah norma ang apabila dilanggar >hana? akan membawa akibat sanksi moral bagi pelanggarna+ Namun suatu pelanggaran etik pro!esi dapat dikenai sanksi disiplin pro!esi, dalam bentuk peringatan hingga ke bentuk ang lebih berat seperti kewajiban menjalani pendidikan / pelatihan tertentu (bila akibat kurang kompeten) dan pen*abutan hakna  berpraktik pro!esi+ %anksi tersebut diberikan oleh '.E. setelah dalam rapat/sidangna dibuktikan  bahwa dokter tersebut melanggar etik (pro!esi) kedokteran+

Majelis Kehormatan Etik Kedokteran

:alam hal seorang dokter diduga melakukan pelanggaran etika kedokteran (tanpa melanggar  norma hukum), maka ia akan dipanggil dan disidang oleh 'ajelis .ehormatan Etik .edokteran ('.E.) I:I untuk dimintai pertanggung0jawaban (etik dan disiplin pro!esi)na+ Persidangan '.E.   bertujuan untuk mempertahankan akuntabilitas, pro!esionalisme dan keluhuran pro!esi+ %aat ini

'.E. menjadi satu0satuna majelis pro!esi ang menidangkan kasus dugaan pelanggaran etik  dan/atau disiplin pro!esi di kalangan kedokteran+ :i kemudian hari 'ajelis .ehormatan :isiplin .edokteran Indonesia ('.:.I), lembaga ang dimandatkan untuk didirikan oleh $$ No @; / @446, akan menjadi majelis ang menidangkan dugaan pelanggaran disiplin pro!esi kedokteran+

 '.:.I bertujuan menegakkan disiplin dokter / dokter gigi dalam penelenggaraan praktik  kedokteran+ :omain atau urisdiksi '.:.I adalah >disiplin pro!esi?, aitu permasalahan ang timbul sebagai akibat dari pelanggaran seorang pro!esional atas peraturan internal pro!esina, ang menimpangi apa ang diharapkan akan dilakukan oleh orang (pro!esional) dengan pengetahuan dan

(6)
(7)

ketrampilan ang rata0rata+ :alam hal '.:.I dalam sidangna menemukan adana pelanggaran etika, maka '.:.I akan meneruskan kasus tersebut kepada '.E.+

Proses persidangan etik dan disiplin pro!esi dilakukan terpisah dari proses persidangan gugatan perdata atau tuntutan pidana oleh karena domain dan jurisdiksina berbeda+ Persidangan etik  dan disiplin pro!esi dilakukan oleh '.E. I:I, sedangkan gugatan perdata dan tuntutan pidana dilaksanakan di lembaga pengadilan di lingkungan peradilan umum+ :okter tersangka pelaku  pelanggaran standar pro!esi (kasus kelalaian medik) dapat diperiksa oleh '.E., dapat pula diperiksa di pengadilan  tanpa adana keharusan saling berhubungan di antara keduana+ %eseorang ang telah diputus melanggar etik oleh '.E. belum tentu dinatakan bersalah oleh pengadilan, demikian pula sebalikna+

Persidangan '.E. bersi!at inkuisitorial khas pro!esi, aitu 'ajelis (ketua dan anggota)  bersikap akti! melakukan pemeriksaan, tanpa adana badan atau perorangan sebagai penuntut+ Persidangan '.E. se*ara !ormiel tidak menggunakan sistem pembuktian sebagaimana laimna di dalam hukum a*ara pidana ataupun perdata, namun demikian tetap berupaa melakukan pembuktian mendekati ketentuan0ketentuan pembuktian ang laim+

:alam melakukan pemeriksaanna, 'ajelis berwenang memperoleh &

2+ .eterangan, baik lisan maupun tertulis (a!!ida1it), langsung dari pihak0pihak terkait (pengadu, teradu, pihak lain ang terkait) dan peer0group / para ahli di bidangna ang dibutuhkan

@+ :okumen ang terkait, seperti bukti kompetensi dalam bentuk berbagai ijasah/ bre1et dan  pengalaman, bukti keanggotaan pro!esi, bukti kewenangan berupa %urat Ijin Praktek Tenaga 'edis, Perijinan rumah sakit tempat kejadian, bukti hubungan dokter dengan rumah sakit, hospital bylaws, %OP dan %P' setempat, rekam medis, dan surat0surat lain ang berkaitan dengan kasusna+

'ajelis etik ataupun disiplin umumna tidak memiliki sarat0sarat bukti seketat pada hukum  pidana ataupun perdata+  Bar’s Disciplinary ribunal !e"ulation, misalna, membolehkan adana  bukti ang bersi!at hearsay dan bukti tentang perilaku teradu di masa lampau+ Bara pemberian keterangan juga ada ang mengharuskan didahului dengan pengangkatan sumpah, tetapi ada pula ang tidak mengharuskanna+ :i Australia, saksi tidak perlu disumpah pada informal hearin" , tetapi harus disumpah pada formal hearin"  (jenis persidangan ang lebih tinggi daripada ang in!ormal)+ <@= %edangkan bukti berupa dokumen umumna di?sah?kan dengan tandatangan dan/atau stempel institusi terkait, dan pada bukti keterangan diakhiri dengan pernataan kebenaran keterangan dan tandatangan (a!!ida1it)+

:alam persidangan majelis etik dan disiplin, putusan diambil berdasarkan bukti0bukti ang dianggap *ukup kuat+ 'emang bukti0bukti tersebut tidak harus memiliki  standard of proof   seperti  pada hukum a*ara pidana, aitu setinggi beyond reasonable doubt , namun juga tidak serendah pada

hukum a*ara perdata, aitu  preponderance of e#idence+ Pada beyond reasonable doubt   tingkat kepastianna dianggap melebihi ;4C, sedangkan pada preponderance of e#idence  dianggap *ukup  bila telah D2C ke atas+ "anak ahli menatakan bahwa tingkat kepastian pada perkara etik dan

disiplin bergantung kepada si!at masalah ang diajukan+ %emakin serius dugaan pelanggaran ang dilakukan semakin tinggi tingkat kepastian ang dibutuhkan+D

(8)
(9)

Perkara ang dapat diputuskan di majelis ini sangat ber1ariasi jenisna+ :i '.E. I:I ilaah :.I -akarta diputus perkara0perkara pelanggaran etik dan pelanggaran disiplin pro!esi, ang disusun dalam beberapa tingkat berdasarkan derajat pelanggaranna+ :i Australia digunakan berbagai istilah seperti unacceptable conduct , unsatisfactory professional conduct , unprofessional conduct ,

 professional misconduct   dan infamous conduct in professional respect + Namun demikian tidak ada

 penjelasan ang mantap tentang istilah0istilah tersebut, meskipun umumna memasukkan dua istilah terakhir sebagai pelanggaran ang serius hingga dapat dikenai sanksi skorsing ataupun pen*abutan ijin praktik+ <8=

Putusan '.E. tidak ditujukan untuk kepentingan peradilan, oleh karenana tidak dapat dipergunakan sebagai bukti di pengadilan, ke*uali atas perintah pengadilan dalam bentuk permintaan keterangan ahli+ %alah seorang anggota '.E. dapat memberikan kesaksian ahli di pemeriksaan  penidik, kejaksaan ataupun di persidangan, menjelaskan tentang jalanna persidangan dan putusan

'.E.+ %ekali lagi, hakim pengadilan tidak terikat untuk sepaham dengan putusan '.E.+

Eksekusi Putusan '.E. ilaah dilaksanakan oleh Pengurus I:I ilaah dan/atau Pengurus Babang Perhimpunan Pro!esi ang bersangkutan+ .husus untuk %IP, eksekusina diserahkan kepada :inas .esehatan setempat+ Apabila eksekusi telah dijalankan maka dokter teradu menerima keterangan telah menjalankan putusan+

Pengalaman MKEK !D! #ilayah DK! $akarta %&&'()**+ - tahun

Dari $$ kasus yang diajukan ke %E, 1" kasus &1" '( tidak jadi

dilanjutkan karena berbagai hal ) sebagian karena telah tercapai kesepakatan

antara pengadu dengan teradu untuk menyelesaikan masalahnya di luar

institusi. *elain itu %E juga menolak 1# kasus &1# '(, juga karena beberapa

hal, seperti + pengadu tidak jelas &surat kaleng(, bukan yurisdiksi %E &bukan

etik-disiplin, bukan wilayah D akarta, etik *, dll(, sudah menjadi sengketa

hukum sehingga sidang %E dihentikan. Dengan demikian hanya /# kasus &/0

'( yang eligible sebagai kasus %E D ilayah D akarta.

Dari /# kasus yang eligible tersebut ternyata sidang %E menyimpulkan

bahwa pada !# kasus diantaranya &"!,# ' dari kasus yang eligible atau !# '

dari seluruh kasus pengaduan( memang telah terjadi pelanggaran etik dan atau

pelanggaran disiplin profesi. 2amun perlu diingat bahwa pada kasus-kasus yang

dicabut atau ditolak oleh %E terdapat pula kasus-kasus pelanggaran etik, dan

mungkin masih banyak pula kasus pelanggaran etik dan profesi yang tidak

diadukan pasien &fenomena gunung es(.

Dari !# kasus yang dinyatakan melanggar etik kedokteran, sebagian besar

diputus telah melanggar pasal ! yang berbunyi 3*eorang dokter harus

senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi

yang tertinggi4.

5asal lain dari odeki yang dilanggar adalah pasal # yang berbunyi 3*etiap

dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji di ri4, pasal

/ yang berbunyi 3*eorang dokter hanya memberi surat keterangan dan

pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya4, dan pasal 1! yang

0

(10)
(11)

berbunyi 3*etiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya

tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal4

(12)

Referensi

Dokumen terkait

2. Elemen teritorialitas yang terdapat pada permukiman suku Bajo diatas air di Desa Tumbak yakni Teritorialitas Primer kebutuhan keluarga: a) batas halaman yang dibentuk oleh

Dari penelitian yang sudah pernah dilakukan telah menunjukkan bahwa sebagian besar tetapi tidak semua mencit yang normal akan memilih untuk menghabiskan waktu lebih banyak

Backhand Volley pada IKK tenis Unnes tahun 2013, 3) Apakah ada perbedaan hasil latihan volley dengan metode VolleysAgainst The Fence dan Down The Line Volleys

Data input-output proses produksi ditabulasi dan dianalisis untuk memperoleh harga pokok produksi benih, daun dan minyak serai wangi organik. Analisis harga pokok

Kesuksesan sebuah pertunjukan musik tidak lepas dari bagaimana pertunjukan itu Kesuksesan sebuah pertunjukan musik tidak lepas dari bagaimana pertunjukan itu dipersiapkan.

Kami telah melakukan penelitian untuk mengidentifikasi akuifer di sekitar kawasan Karst Gombong Selatan, tepatnya berada di kecamatan Buayan, yang meliputi desa

Berdasarkan beberapa pengertian dari kepuasan konsumen dengan demikian sebagai pemasar harus memperhatikan kualitas dari layanan yang diberikan, karena sangat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian berbagai jenis pupuk kandang (PK: berasal dari kotoran ayam, kambing, sapi, dan kelinci) dan fungi mikoriza