• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA PESERTA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMPN SE-KECAMATAN DEMAK TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA PESERTA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMPN SE-KECAMATAN DEMAK TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI

DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA

PESERTA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

BOLA VOLI DI SMPN SE-KECAMATAN

DEMAK TAHUN AJARAN

2012/2013

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 Untuk mencapai gelar SarjanaPendidikan

Oleh :

Ahmad Sony Bachtiar 6101406610

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

(2)

ii

Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswa Peserta Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Di SMPN Se-Kecamatan Demak Tahun Ajaran 2012/2013”.Skripsi, Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I ; Dra. Heny Setyawati, M.Pd. dan pembimbing II ; Andry Akhruyanto, S.Pd, M.Pd.

Pencapaian prestasi prima olahraga dipengaruhi oleh beberapa aspek; 1) Aspek Biologis, 2) Aspek Psikologis, 3) Aspek Lingkungan, 4) Aspek penunjang, tingkat kemampuan bermain bola voli dan tingkat kesegaran jasmani adalah hal penting untuk mencapai prestasi prima olahraga lebih-lebih dalam kegiatan ekstrakurikuler bolavoli putra di SMPN se-Kecamatan Demak 2012/2013. Masalah dalam penelitian ini adalah; 1) Bagaimanakah tingkat keterampilan bermain bola voli pada peserta siswa ekstrakurikuler bola voli putra di SMP Negeri se-kecamatan Demak?. 2) Bagaimanakah tingkat kesegaran jasmani pada peserta siswa ekstrakurikuler bola voli putra di SMP Negeri se-kecamatan Demak?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui; 1) Untuk mengetahui tingkat keterampilan bermain bermainan bola voli pada siswa peserta ekstrakurikuler bola voli putra di SMP Negeri se-kecamatan Demak. 2) Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani pada siswa peserta ekstrakurikuler bola voli putra di SMP Negeri se-kecamatan Demak.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra yang ikut kegiatan ekstrakurikuler bola voli SMPN se-Kecamatan Demak 2012/2013 berjumlah 67 siswa. Sampel berjumlah 67 siswa. Teknik pengambilan sampel yaitu teknik total sampling. Variabel dalam penelitian ini ; a) Tingkat Keterampilan bermain bola voli usia 13-15 tahun, b) Tingkat Kesegaran Jasmani Indonesia. Instrumen yang digunakan adalah Tes Tingkat Keterampilan bermain bola voli usia 13-15 tahun, b) Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Deskriptif Prosentase.

Analisis data yang diperoleh, 1) “Hasil survei tingkat keterampilan bermain bola voli pada peserta ekstrakurikuler bola voli putra di SMPN se Kecamatan Demak

tahun ajaran 2012/2013” adalah baik, dengan jumlah 35 siswa klasifikasi baik dan

jika di prosentase 52,24% masuk dalam kategori baik. 2) “Hasil survei tingkat kesegaran jasmani pada peserta ekstrakurikuler bola voli putra di SMPN

se-Kecamatan Demak tahun ajaran 2012/2013” adalah baik, dengan jumlah 36 siswa

klasifikasi baik jika di prosentase hasil 53,73%. Kategori baik adalah antara 69% - 85% kategori baik (Sumber: Mohammad Ali, 1993:184).

(3)

iii

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Survei Tingkat Keterampilan Bermain Bola Voli Dan Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswa Peserta Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Di SMPN Se-Kecamatan Demak Tahun Ajaran 2012/2013” merupakan hasil karya saya sendiri dan tidak men jiplak dari hasil karya orang lain, baik seluruhnya atau sebagian. Apabila pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sangsi akademik dari Universitas Negeri Semarang dan sangsi hukum sesuai yang berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Semarang, September 2013 Peneliti,

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, pada :

Hari : Senin

Tanggal : 16 September 2013 Jam : 08.00 - 09.30 WIB Tempat : Lab. PJKR FIK UNNES

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

H. Harry Pramono,M,Si Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd

NIP 19591019 1985031 002 2 NIP 19651020 199103 1 002

Dewan Penguji 1. Agus Pujianto,S.Pd.M.Pd (Ketua) NIP 19730202 200604 1 001

2. Dra. Heny Setyawati, M. Si (Anggota) NIP 19670610 199203 2 001

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

“wa man jaahada fa-innamaa yujaahidu linafsihi.”

“Barangsiapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah

untuk dirinya sendiri.” (QS Al-Ankabut [29]: 6)

“Uthlubul „ilma minal mahdi ilallahdi” yang artinya “tuntutlah ilmu dari buaian

hingga ke liang lahat”. (HR: Bukhori & Muslim)

 “Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua”. (Aristoteles)  Hidup sekali hiduplah berarti”.

Kupersembahkan Kepada :

 Ayahanda H. Muhamad Yusuf S, Pd. S, H dan Ibunda Murwati S, Pd tercinta.

 Istri Kristina Nur Indah Sari dan anakku Nikeisha Amelia Putri Bakhtiar tercinta.  Kakak - Kakakku tersayang.

 Dosen -Dosen tercinta.

 Teman-teman yang ikut andil membantu penelitian.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul

Survei Tingkat Keterampilan Bermain

Bola Voli Dan Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswa Peserta Kegiatan

Ekstrakurikuler Bola Voli Di SMPN Se-Kecamatan Demak Tahun

Ajaran 2012/2013

”.

Berkenaan dengan selesainya penyusunan skripsi ini, perkenankanlah penulis dengan segenap kerendahan hati untuk menyampaikan rasa hormat dan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin studi sebagai Mahasiswa di Jurusan PJKR FIK UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang telah memberikan izin serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dra. Heny Setyawati, M. Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Andry Akhiruyanto, S.Pd, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu serta bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini.

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan FIK Unnes yang telah memberikan saran dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Sugeng, S.Pd, selaku guru mata pelajaran Penjasorkes di SMP Negeri 2 Kabupaten Demak yang telah meluangkan waktu dan partisipasinya dalam penelitian.

8. Eko, S.Pd, selaku guru mata pelajaran Penjasorkes di SMP Negeri 5 Kabupaten Demak yang telah meluangkan waktu dan partisipasinya dalam penelitian.

9. Kepala SMP Negeri se-Kecamatan Demak yang telah memberikan izin penelitian serta penggunaan anak didiknya sebagai sampel penelitian.

(7)

vii

11.Saudara-saudara teman-teman seperjuangan mahasiswa jurusan PJKR Angkatan 2006 yang telah memberikan motivasi dan dukungannya, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan penelitian ini hingga selesai.

12.Segenap Keluarga yang telah memberikan segala dukungannya dalam penyusunan skripsi.

13.Kepada semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam penyusunan skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak lain disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki semua kekurangan yang ada dalam skripsi ini sehingga nantinya dapat berguna bagi kita semua. Amin.

Semarang, Semptember 2013

(8)

viii

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian . ... 5

1.5 Pemecahan Masalah. ... 5

1.6 Sumber Pemecahan Masalah ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kegiatan ekstra Kulikuler ... 9

2.2 Teknik Dasar Bermain Bola Voli ... 11

2.2.1 Servis ……….………...12

2.2.1.1 Servis Tangan Bawah ... 12

2.2.2.2 Servis Tangan Atas ... 14

2.2.2 Passing (Mengoper) ... 16

2.2.3 Umpan/Set Uper ... 19

2.2.4 Smash ... 20

2.2.5 Block/bendungan ... 21

2.3 Kesegaran Jasmani ... 22

2.3.1 Komponen Kesegaran jasmani ... 24

2.3.1.1 Kekuatan ... 25

2.3.1.2 Daya Tahan ... 25

2.3.1.3 Power ... 27

2.3.1.4 Kecepatan ... 27

2.3.1.5 Kelincahan... 28

2.3.1.6 Kelenturan ... 28

2.3.1.7 Keseimbangan ... 29

2.3.1.8 Koordinasi ... 30

2.3.1.9 Ketepatan ... 30

(9)

ix

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 36

3.2 Variabel Penelitian ... 36

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 36

3.3.1 Populasi ... 36

3.3.2 Sampel ... 37

3.3.3 Teknik Penarikan Sampel ... 37

3.4 Instrumen Penelitian ... 38

3.4.1 Tes Keterampilan bola voli usia 13-15 ... 38

3.4.1.1 Petunjuk Pelaksanaan ... 38

3.4.1.2 Teknis Pelaksanaan ... 40

3.4.2 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ... 51

3.5 Prosedur Penelitian ... 66

3.5.1 Waktu Penelitian ... 67

3.5.2 Tempat/Lokasi Penelitian ... 67

3.5.3 Perlengkapan Penelitian ... 67

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 69

3.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian ... 69

3.7.1 Faktor Kesungguhan Sampel ... 69

3.7.2 Faktor Alat ... 70

3.7.3 Faktor Cuaca ... 70

3.7.4 FAktor Petugas Pembantu ... 70

3.8 Teknik Analisis Data ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 74

4.1.1 Deskripsi Data ... 74

4.1.1.1 Deskripsi Data Hasil Tes Bermain Bola Voli ... 74

4.1.1.2 Deskripsi Data Hasil Tes TKJI ... 74

4.1.2 Analisis Data ... 85

4.1.2.1 Analisis Hasil Tes Keterampilan Bola Voli ... 86

4.1.2.2 Analisis Hasil TKJI ... 87

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 88

4.2.1 Faktor Sampel Penelitian ... 92

4.2.2 Kesungguhan Sampel Melakukan Tes dan Pengukuran ... 92

4.2.3 Kualitas Teknik Sampel ... 93

4.2.4 Disiplin Sampel ... 93

4.2.5 Motivasi ... 93

4.2.6 Tempat Sarana Tes ... 94

(10)

x

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Deskripsi Kegiatan Ekstra Voli SMPN se-Kec.Demak ... 1

2. Nilai Butir-Butir Tes ... 50

3. Norma Tes (Tes Keterampilan Bola Voli 13-15 Tahun) ... 51

4. Tabel Nilai TKJI ... 67

5. Tabel Norma Kesegaran Jasmani Indonesia ... 68

6. Tabel Penentuan Kategori ... 74

7. Tabel Rangkuman Perhitungan Statistik Deskriptif Tes Keterampilan ... Berm ain Bola Voli ... 77

8. Tabel Rekapitulasi hasil Tes Keterampilan SMPN 2 Demak ... 78

9. Tabel Rekapitulasi hasil Tes Keterampilan SMPN 1 Demak ... 78

10. Tabel Rekapitulasi hasil Tes Keterampilan SMPN 3 Demak ... 79

11. Tabel Rekapitulasi hasil Tes Keterampilan SMPN 5 Demak ... 80

12. Tabel Rangkuman Perhitungan Statistik Deskriptif TKJI ... 83

13. Tabel Rekapitulasi hasil TKJI SMPN 2 Demak ... 83

14. Tabel Rekapitulasi hasil TKJI SMPN 1 Demak ... 84

15. Tabel Rekapitulasi hasil TKJI SMPN 3 Demak ... 84

16. Tabel Rekapitulasi hasil TKJI SMPN 5 Demak ... 85

17. Tabel Perhitungan Data Statistik Deskriptif Tes Keterampilan ... Bermain Bola Voli ... 88

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Servis Tangan Bawah ... 11

2. Servia Tangan Bawah/Under Hand Service ... 11

3. Servis tangan Atas/ Overhead Service ... 12

4. Servia Atas/ Floating Overhead Service ... 12

5. Overhand Change-Up Service (Slide Floating Service) ... 13

6. Overhand Round-House Service (Hoke Service) ... 13

7. Jumping Service ... 14

8. Passing Atas ... 15

9. Sikap Lengan Saat Passing Bawah Satu Tangan ... 15

10. The Dig (Clenched First Methode) ... 16

11. Posisi Tangan Mengemis ... 17

12. Urutan Melakukan Smash ... 18

13. Tes Pass Bawah ... 42

14. Tes Pass Atas ... 44

15. Tes Servis Bawah ... 46

16. Tes Servis Atas ... 47

17. Tes Smash ... 49

18. Tes Lari cepat ... 54

19. Palang Tunggal ... 56

20. Posisi Tangan Saat Angkat Tubuh ... 57

21. Tes Angkat Tubuh ... 58

22. Posisi Tangan Saat Angkat Tubuh ... 59

23. Gerakan Tes Gantung Siku Tekuk ... 60

24. Tes baring Duduk ... 61

25. Gerakan Tes baring Duduk ... 62

26. Tes vertical Jump ... 63

27. Gerakan tes vertical jump/Tes Loncat Tegak ... 64

28. Start Tes Lari 1000m ... 65

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Sampel Penelitian ... 100

2. Rekap Hasi Pengukuran Penelitian Tes Keterampilan Bermain Bola Voli ... 101

3. Rekap Hasi Pengukuran Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Indonesia... 102

4. Daftar Nama Petugas Pembantu Penelitian ... 103

5. Surat Sertifikasi Kalibrasi Roll Meter ... 104

6. Surat Sertifikasi Kalibrasi Stop Watch ... 105

7. Surat Usulan Penetapan Pembimbing ... 106

8. Surat Keputusan Penetapan Pembimbing ... 107

9. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 108

10. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian SMPN 2 Demak ... 109

11. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian SMPN 1 Demak ... 110

12. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian SMPN 3 Demak ... 111

13. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian SMPN 5 Demak ... 112

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

(15)

Perkembangan olahraga saat ini saat pesat, hal ini terlihat dengan semakin banyak jumlah kejuaraan dari tingkat daerah sampai tingkat nasional. Untuk pencapaian tertinggi pada setiap cabang olahraga, perlu dilakukan pembinanan sejak usia dini. Salah satunya dapat dilakukan melalui jalur pendidikan jasmani di sekolah. Dan kegiatan yang utama yang bertujuan mengembangkan bakat dan minat siswa melalui kegiatan Ekstra kurikuler yang sudah mengarah ke prestasis siswa.

Di Kecamatan Demak kota terdiri dari 4 sekolahan SMP Negeri, yang dimana setiap sekolahan juga mengadakan Ekstra kurikuler bidang olahraga yaitu Cabang olahraga bola voli. Untuk megasah dan mengembangkan bakat serta minat bermain bola voli mereka, pihak sekolah mengadakan ekstra tersebut dengan terjadwal, terprogram dan lain-lain.

Adapun deskripsi atau gambaran tentang 4 sekolah SMP Negeri di Kecamatan Demak Kota yang mengadakan Ekstra kurikuler bola voli terlampir pada tebel berikut ini;

Tabel 1

Deskripsi Kegiatan Ekstra kurikuler Voli Pa SMP Negeri Se-Kecamatan Demak Kota tahun 2012/2013

No Nama SMP

Jumlah Peserta (Pa) Jadwal Latihan Prestasi Yang Pernah Diraih Tahun Pecapaian Prestasi

1 SMPN 1

DEMAK

16 Selasa,

Kamis &

Sabtu

Finalis Popda

Kabupaten (Juara

II)

2008

(16)

DEMAK Rabu &

Sabtu

Kabupaten, Juara II

Karesidenan

Semarang dan

Kejuaraan Voli Hut

Demak tk. SMP

2011, 2012

3 SMPN 3

DEMAK

15 Selasa

Kamis &

Sabtu

Perempat Final

Popda & Semi

Final Popda

2009

4 SMPN 5

DEMAK

18 Selasa &

Kamis

Semi Final Popda 2012

Jumlah total 67

(Sumber: Nara sumber SMPN terkait)

Cabang voli, sepak bola, bulu tangkis dan tenis meja dapat dimainkan oleh anak-anak sampai dewasa. Di sekolah, cabang olahraga tersebut dimainkan oleh siswa mulai sekolah dasar, lanjutan pertama, menengah, sampai perguruan tinggi. Kondisi nyata terdapat di SMPN se-Kecamatan Demak Kota mengadakan Ekstra kurikuler cabang voli. Usaha untuk tercapainya prestasi, khususnya olahraga bola voli, perlu latihan teknik yang tepat bagi pemula khususnya siswa untuk penguasaan teknik dasar yang sempurna. Penguasaan teknik dasar yang sempurna akan menjadi dasar pengembangan mutu prestasi permainan.

(17)

Agar kecakapan bermain bola voli dapat ditingkatkan maka teknik ini erat sekali hubungannya dengan kemampuan gerak, kondisi fisik, taktik, dan mental. Teknik dasar bola voli harus betul-betul dipelajari terlebih duhulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi permainan bola voli. Penguasaan teknik dasar permainan bola voli merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, mental dan taktik (Suharno H.P, 1981:35).

Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul “SURVEI TINGKAT KEMAMPUAN BERMAIN BOLA

VOLI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA PESERTA EKSTRA KURIKULER BOLA VOLI PUTRA DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN DEMAK TAHUN AJARAN 2012/2013.”

1.2 Permasalahan

Dari latar belakang di atas penulis mengangkat permasalahan yang perlu diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat keterampilan bermain bola voli pada peserta siswa Ekstra kurikuler bola voli putra di SMP Negeri se-kecamatan Demak? 2. Bagaimanakah tingkat kesegaran jasmani pada peserta siswa Ekstra

(18)

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat keterampilan bermain bermainan bola voli pada siswa peserta Ekstra kurikuler bola voli putra di SMP Negeri se-kecamatan Demak.

2. Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani pada siswa peserta Ekstra kurikuler bola voli putra di SMP Negeri se-kecamatan Demak.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengembangkan ilmu khususnya berkaitan dengan kemampuan dasar permainan bola voli yang telah di dapatkan dari perkuliahan.

2. Dengan diketahuinya hasil penelitian ini peneliti berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan positif bagi pelatih dan pembina bola voli dalam membina pemain, khusunya latihan teknik dasar dan kemampuan fisik yang dominan dalam bermain bola voli.

3. Bagi siswa, dengan diketahuinya hasil penelitian ini diharapkan siswa akan lebih giat berlatih dan berusaha menjadi lebih optimal tingkat kemampuan dasar bermain bola voli, serta meningkatkan status kondisi fisiknya.

(19)

1.5

Penegasan Istilah/ Batasan Operasional

Agar tidak terjadi pembiasan pembahasan dan kesalahan penafsiran yang ada dalam judul, maka berikut ini dijelaskan beberapa istilah dan batasan-batasan ruang lingkup penelitian:

1.5.1 Survei

Survei adalah cara menyimpulkan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (jangka waktu) yang bersamaan (Suharsimi Arikunto,1999:92).

1.5.2 Tingkat Kemampuan

Tingkat adalah pangkat, derajat, taraf. Sedangkan kemampuan adalah kesanggupan seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki (W.J.S. Poerwodarminto, 1976).

1.5.3 Teknik Dasar Bermain Bola Voli

Adalah semua gerakan pemain dengan bola yang diperlukan utuk bermain bola voli. Bola voli adalah cabang olahraga permainan yang sifatnya beregu dalam memainkannya, sehingga kemampuan teknik dasar dan kerja sama dalam beregu sangatlah penting (Suharno H.P, 1984:27). 1.5.4 Kesegaran Jasmani

(20)

kerja tertentu dengan hasil yang baik tanpa kelelahan yang berarti (Depdikbud, 1992:9).

Sedangkan menurut Pussegjas (1995:1) kesegaran jasmani adalah perwujudan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melakukan pekerjaan baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, maupun sebagai warga negara perlu mendapat perhatiaan dan tanggapan yang lebih memadai.

1.5.5 Ekstra kurikuler

Ekstra kurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan progam sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah (Wahjosumijdo, 2002:215).

1.6 Sumber Pemecahan Masalah

Permainan bola voli merupakan Olahraga tim (Olimpiade) di mana dua tim terdiri dari 6 pemain aktif, tiap tim yang dipisahkan oleh net. Setiap tim mencoba untuk membuat poin dengan cara menjatuhkan bola ke lapangan lawan yang diselenggarakan di bawah aturan. Permainan bola voli termasuk jenis permainan yang memerlukan latihan yang teratur dan terarah, karena permainan bola voli mengandung berbagai macam unsur gerak. Seperti yang dikemukakan

oleh Suharno HP (1979:12) ”bahwa dalam bermain bola voli secara baik dan

berprestasi sangat memerlukan penguasaan teknik–teknik dasar secara sempurna dan baik. Teknik dasar dalam permainan bola voli adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk

(21)
(22)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata

pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan

peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka

melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan

atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di

sekolah/madrasah.

(

http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-kegiatan-ekstra-kurikuler/ di akses 17/9/2013)

Di dalam bentuk petunjuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar disebutkan jenis kegiatan kurikuler, yang terdiri dari:

1. Kegiatan intra kurikuler yaitu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan melalui progam tatap muka dengan alokasi waktu yang telah ditentukan dalam struktur progam dengan tujuan mencapaikemampuan minimal untuk setiap bidang studi.

2. Kegiatan korikuler yaitu kegiatan yang dilakukan melaui pemberian tugas-tugas dan dilakukan di luar jam pelajaran intrakurikuler dengan tujuan untuk lebih mendalami dan menghayati materi pelajaran yang telah dipelajari siswa melalui kegiatan intrakurikuler.

(23)

peningkatan nilai atau dalam rangka penerapan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.

Tujuan ekstra kurikuler adalah kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam aspek kognotif, afektif, dan psikomotorik, mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan prestasi menuju pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Lingkup kegiatan ekstrakurikuler mencakup kegiatan yang dapat menunjang dn mendukung progam intrakurikuler maupun progam korikuler (Depdikbud, 1990:10). Dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler perlu memperhatikan hal-hal sebagai beriktu:

1. Memberikan tempat serta menyalurkan bakat dan minat siswa, sehingga siswa akan terbiasa melakukan kegiatan yang positif.

2. Adanya perencanaan, persiapan, dan pembinaan yang telah diperitungkan masak-masak, sehingga progam ekstrakurikuler tercapai atau hendak dicapai.

3. Faktor-faktor kemampuan para pelaksana untuk memonitor dan memberikan penilaian (Depdikbud, 1990:1).

(24)

dengan memberikan fasilitas sarana dan pelatih dari luar, oleh karena itu tidak menutup kemungkinan kegiatan ekstra kurikuler disekolah yang dikelola dengan baik pasti akan memberikan sumbangsih prestasi.

2.2 Teknik Dasar Bermain Bola Voli

Dalam usaha untuk mencapai suatu keberhasilan di dalam mencapai prestasi yang optimal ada beberapa faktor yang menentukan antara lain:

1) Kondisi fisik atau tingkat kesegaran jasmani.

2) Kemampuan teknik dan keterampilan yang dimilikinya. 3) Masalah-masalah lingkungan.

4) Pengembangan mental. 5) Kematangan.

Kemampuan teknik dan keterampilan yang dimiliki merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam permainan bola voli. Teknik adalah suatu proses melakukan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bola voli (Suharno H.P, 1981:35).

(25)

suatu pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, mental dan taktik (Suharno H.P, 1981:35).

Dalam permainan bola voli, ada beberapa macam teknik dasar yang harus dimiliki oleh setiap pemain bola voli yaitu:

2.2.1 Servis

Awal mulanya servis hanya merupakan pukulan pembukaan untuk memulainya suatu permainan, sesuai dengan kemajuan permintaan bahwa teknik servis saat ini hanya sebagai permulaan permainan, tetapi bila ditinjau dari taktik sudah merupakan suatu serangan awal bagi regu yang memulainya untuk mendapatkan nilai. Karena kedudukannya yang sangat penting, maka para pelatih dan guru olahraga dianjurkan selalu berusaha menciptakan bentuk teknik dasar servis yang dapat menyulitkan lawan, bahkan dengan servis hendaknya dapat diartikan sebagai suatu serangan pertama kali bagi regu yang melakukan servis untuk meraih kemenangan.

Bertolak dari pentingnya kedudukan servis, ada bermacam-macam teknik dan variasi servis yaitu:

2.2.1.1 Servis Tangan Bawah (Underhand Service)

(26)

Gambar 1

Servis Tangan Bawah/ Under Hand Service

(Herry Koesyanto, 2003:13)

Servis Mengapung Tangan Bawah (Underhand Floating Service) Teknik ini sangat efektifdan efisien untuk pemain putri, karena sesuai dengan sifat pemain putri yang lemah dalam undur kekuatan dan ketepatan lengan.

Sikap permulaan:

Berdiri normal, pegang bola dengan tangan kiri, konsentrasi pandangan ke arah bola. Bola dilambungkan berada di depan sebelah kanan sejajar dengan bahu kanan setinggi pinggang.

Gambar 2

Servis Tangan Bawah/ Under Hand Service

(27)

2.2.2.2 Servis Tangan Atas (Overhead Service)

Gambar 3

Servis Tangan Atas/ Overhead Service

(Herry Koesyanto, 2003:15) 1. Floating Overhead Service

Gambar 4

Servis atas/ FloatingOverhead Service

(28)

2. Overhand Change-Up Service (Slide Floating Service)

Gambar 5

Overhand Change-Up Service (Slide Floating Service) (Herry Koesyanto, 2003:16)

3. Overhand Round-House Service (Hooke Service)

Gambar 6

(29)

4. Jumping Service

Gambar 7 Jumping Service

(Herry Koesyanto, 2003:17)

2.2.2 Passing (mengoper)

Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. Teknik passing ada dua yaitu passing atas dan passing bawah.

1. Passing Atas

(30)
[image:30.595.210.472.76.303.2]

Gambar 8 Passing Atas

(Herry Koesyanto, 2003:23)

2. Passing Bawah

Dalam melakukan passing bawah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan satu tangan dan dua tangan. Passing bawah satu tangan biasanya digunakan apabila bola berada agak jauh dari badan dan agak rendah. Bentuk-bentuk melakukan passing bawah satu tangan antara lain:

- Menggunakan lengan dengan jari-jari menggenggam. - Punggung tangan jari-jari terbuka.

- Pergelangan tangan bagian dalam dengan tangan menggenggam.

[image:30.595.160.476.448.743.2]

Gambar 9

(31)

Sedangkan passing bawah dua tangan ada beberapa bentuk sikap tangan sebelum melakukan passing bawah dua tangan antara lain:

a. The Dig (Clenched First Methode) yaitu kedua ibu jari sejajar dengan jari-jari tangan yang satu membungkus jari tangan yang lain, ini asalnya dari Amerika. Bentuk ini sering digunakan bagi pemain yang sudah tinggi kemampuan passing bawahnya, karena lebih fleksibel apabila menerima bola dari arah manapun.

[image:31.595.210.464.302.529.2]

Gambar 10

The Dig (Clenched First Methode)

(Herry Koesyanto, 2003:27)

(32)
[image:32.595.168.446.80.290.2]

Gambar 11 Posisi Tangan Mengemis (Herry Koesyanto, 2003:28) 2.2.3 Umpan/Set-Uper

Mengumpan berarti menyajikan bola kepada teman seregunya yang selanjutnya diharapkan akan dapat dipergunakan untuk menyerang ke lapangan lawan, karena pada umumnya pengertian menyerang adalah melakukan smash. Jadi mengumpan adalah menyajikan bola untuk dapat di smash teman seregunya.

Menurut Herry Koesyanto,(2003:30) mengatakan untuk mengumpan harus memenuhi beberapa persyaratan agar hasilnya dapat di smash dengan baik, adapun persyaratan itu adalah sebagai berikut:

a. Bola harus melambung dengan tenang di daerah serang lapangan sendiri.

b. Bola harus berada di atas jaring dengan ketinggian yang cukup, agar sempat di smash bagi smasher.

c. Jarak dari jaring sejauh 20-50 cm.

Menurut tinggi rendahnya umpan dalam permainan bola voli, dapat dibagi dalam empat macam sebagi berikut:

(33)

b. Umpan semi Set-up (setengah normal) c. Umpan push (dorongan cepat)

d. Umpan pull (umpan cepat). 2.2.4 Smash

Proses dalam melakukan smash yaitu saat awalan, saat tolakan, saat pukulan, saat mendarat di tanah.

Urutan melakukan smash adalah sebagai berikut: a. Melakukan awalan 1 sampai dengan 3 langkah.

b. Langkah yang dibuat menggunakan langkah kaki lebar. c. Pada saat mendekati net kedua lengan diayunkan ke belakang.

d. Kedua kaki dihentakkan bersusulan, lalu meloncat, lengan yang akan memukul mulai mengayun ke depan, punggung kebelakang.

e. Bola di pukul dengan lengan terjulur, tangan terbuka dan menaungi bola, sementara pergelangan tangan harus longgar.

Gambar 12

Urutan Melakukan Smash

(34)

2.2.5 Block/bendungan

Block adalah upaya untuk membendung serangan dari lawan. Adapun tahap-tahap untuk melakukan blocking adalah:

a. Mengadakan langkah ke kanan atau ke kiri. b. Meloncat ke atas dengan tumpuan kedua kaki.

c. Menggerakkan tangan dan lengan untuk menguasai bola. d. Mendarat dengan dua kaki secara lentuk.

Sumber : (Herry Koesyanto, 2003:42).

Tolakan dilakukan sesaat bila smasher telah menolak ke atas, hal ini bila bola di umpan dekat dengan jaring. Bila bola di umpan agak jauh dari jaring maka saat tolakan agak diperlambat sedikit. Dalam melakukan block

atau bendungan, seorang pemain bisa melakukannya secara sendirian (block tunggal) ataupun melakukannya secara berkawan. Perlu ditekankan bahwa dalam melakukan block yang berhasil kiranya tidak semudah seperti yang telah diuraikan. Oleh karena itu, untuk dapat memblok secara rapi dan berhasil diperlukan latihan yang banyak dan adanya kemauan yang keras. Tindakan block itu sendiri sebetulnya secara psikologis mengemukakan karena blocker selalu dalam keadaan dipimpin oleh

smasher. Hal-hal yang mempengaruhi block kurang berhasil disebabkan oleh:

a. Latihan teknik biasanya hanya latihan gerakan bayangan tanpa smahs yang sesungguhnya.

(35)

2.3 Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani merupakan hal yang sudah populer di kalangan masyarakat saat ini. Untuk mempertegas agar pengertian lebih sesuai dengan apa yang dimaksud, ada beberapa pendapat para ahli atau pakar kesegaran jasmani.

Kesegaran jasmani menurut ahli faal dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan satu tugas khas yang memerlukan kerja muskular di mana kecepatan dan ketahanan merupakan kriteria utama. Sedang menurut ahli-ahli pendidikan jasmani, kesegaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukam sesuatu kerja tertentu dengan hasil yang baik tanpa kelelahan yang berarti (Depdikbud, 1992:9).

(36)

Menurut Engkos Kosasih dalam Sumarjo (2002 : 43) kesegaran jasmani adalah kemampuan fungsional dari seseorang untuk menghadapi pekerjaannya, sehingga orang yang memiliki kesegaran jasmani akan mampu melaksanakan pekerjaannya berulang kali tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, dan masih dapat menghadapi kesukaran yang tidak terduga sebelumnya.

Menurut Muhajir (2004 : 2) kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar ia dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti.

Sedangkan menurut Pussegjas (1995:1) kesegaran jasmani adalah perwujudan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melakukan pekerjaan baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, maupun sebagai warga negara perlu mendapat perhatiaan dan tanggapan yang lebih memadai.

(37)

lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, dan ketepatan.

Menurut Prof. Dr Sukadiyanto (2005:5), kondisi fisik menjadi hal yang penting bagi anak latih sebab kondisi fisik sebagai fondasi untuk belajar teknik, taktik, strategi, dan mental. Drilling teknik dan taktik yang intensif dengan gerakan yang komplek adalah satu cara meningkatkan komponen fisik yang komplek pula. Manfaat latihan fisik yang baik akan meraih prestasi yang lebih baik, tidak mudah cidera dan cepat pulih bila cidera, mencegah kelelahan mental dan memperbaiki konsentrasi, mudah pulih setelah latihan berat dan kompetisi berat, tidak lelah sekalipun dalam pertandingan lama, jarang nyeri otot dan meningkatkan rasa percaya diri.

Adapun kebugaran fisik dapat di artikan sebagai kemampuan untuk berfungsi secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat kita melakukan kegiatan lain, masih memiliki sisa energi yang cukup untuk menangani tekanan tambahan atau keadaan darurat yang mungkin timbul.

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat di simpulkan bahwa kesegaran jasmani dapat diartikan sebagai kemapuan fisik untuk melakukan tugas pekerjaan sesuai dengan bidangnya tanpa mengalami kelelahan yang berlebih dan mendapat pemulihan yang cepat seperti pada saat belum melakukan aktivitas.

(38)

ditunjang juga dengan kemampuan fisik yang bagus pula. 2.3.1 Komponen Kesegaran Jasmani

Pengertian kesegaran jasmani adalah pengertian yang sangat kompleks, oleh karena itu untuk mengetahui dan memahami secara mendalam perlu mempelajari komponen-komponen yang membentuk dan saling bertautan antara yang satu dengan yang lainnya. M. Sajoto (1995:7) menjelaskan bahwa komponen-komponen kesegaran jasmani adalah: 1) daya tahan, 2) daya tahan otot, 3) daya tahan jantung, 4) kelentukan, 5) kecepatan, 6) kelincahan, 7) koordinasi, 8) keseimbangan dan, 9) ketepatan. Penjelasan tentang peranan masing-masing komponen adalah sebagai berikut:

2.3.1.1 Kekuatan

Kekuatan atau strength, adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot dalam menjalankan aktivitas (Dwiyogo dan Sulistyorini, 1991:25). Menurut M. Sajoto (1995;8) kekuatan adalah Komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Dari pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpilan bahwa kekuatan adalah kemampuan otot untuk mengatasi atau melawan beban dengan usaha yang maksimal dalam melaksanakan aktivitas tertentu.

2.3.1.2 Daya Tahan

(39)

kelelahan. Menurut M. Sajoto (1995:8) Dalam hal ini dikenal dengan dua daya tahan, yakni :

1. Daya tahan umum (general endurance) kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung paru-paru dan peredaran darahnya secara efektifdan efisien untuk menjalankan kerja terus menerus yang melibatkan kontraksi otot-otot dengan entensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.

2. Daya tahan otot (local endurance) adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan ototnya untuk berkontraksi terus menerus dalam waktu relaitif lama dengan beban tertentu.

Daya tahan atau endurance dalam hal ini dikenal dua macam daya tahan, yakni: daya tahan umum atau general endurance kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama. Daya tahan otot atau local endurance yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.

(40)

2.3.1.3 Power

Menurut M. Sajoto (1995:8) Power menurut Kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dapat dinyatakan bahwa daya ledak otot = kekuatan(force) x kecepatan (felocity). Seperti dalam lompat tinggi, tolak peluru serta gerak lain yang bersifat eksplusif. Power adalah kemampuan untuk mengubah energi fisik ke dalam kekuatan yang sangat cepat dan tergantung pada banyaknya adenosine triphosphat (ATP) yang diproduksi setiap satuan waktu.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa power itu adalah kemampuan tubuh untuk memadukan kekuatan dan kecepatan dalam waktu yang bersamaan.

2.3.1.4 Kecepatan

Kecepatan atau speeds, adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya. Seperti dalam lari cepat, pukulan dalam tinju, balap sepeda, smash dalam bulutangkis, dan lain-lain (Dwiyogo dan Sulistyorini, 1991:29).

(41)

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kecepatan adalah kemampuan tubuh atau bagian tubuh untuk melakukan gerakan dalam waktu yang pendek.

2.3.1.5 Kelincahan

Kelincahan atau agility adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik. Jadi kelincahan tidak hanya memerlukan suatu kecepatan saja, akan tetapi juga memerlukan fleksibilitas yang baik dari sendi-sendi anggota tubuh. Untuk melatih kecepatan, dibutuhkan bentuk latihan yang sesuai dan mengharuskan orang itu untuk dapat bergerak dengan cepat dan mengubah arah dengan lincah. Seseorang dikatakan memiliki kelincahan cukup baik apabila mampu merubah satu posisi ke posisi yang berbeda dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerakan yang baik.

Menurut M. Sajoto (1995:8) bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi diarea tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik.

Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya kelincahan adalah kemampuan mengubah arah atau posisi badan secara cepat dan melakukan gerakan yang lain.

2.3.1.6 Kelenturan

(42)

dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas, hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibility

persendian pada seluruh tubuh.

Menurut M. Sajoto (1995:8) Kelenturan adalah aktifitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas pada seluruh tubuh . Kelenturan menurut Kirkendall dkk (1980:248) dalam Humaid Ali Hasan adalah kemampuan tubuh atau bagian-bagian tubuh untuk melakukan berbagai gerakan dengan leluasa dan seimbang antara kelincahan dan respon keseimbangan. Secara umum, suhu badan dan usia sangat mempengaruhi luasnya gerakan bagian-bagian tubuh.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelenturan adalah ukuran kemampuan seseorang yang mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi-sendinya dan yang mempunyai otot-otot yang elastis.

2.3.1.7 Keseimbangan

Keseimbangan menurut M. Sajoto (M.Sajoto (1995: 8) Kemampuan seseorang untuk mengendalikan organ-organ syaraf otot, seperti dalam

(43)

penglihatan mata, otak menafsirkan secara komplek, menghasilkan berbagai respon gerakan pada situasi fisik tertentu. Di bidang olahraga banyak hal yang harus dilakukan oleh atlet dalam masalah keseimbangan ini baik dalam menghilangkan atau mempertahankan keseimbangan.

Dari beberapa uraian di atas, maka keseimbangan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan posisi badan dalam berbagai keadaan, sehingga tidak mendapat gangguan pada keseimbangannya atau bisa juga diartikan bahwa keseimbangan adalah kemampuan sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan.

2.3.1.8 Koordinasi

Koordinasi menurut M. Sajoto (1995:8) Adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif. Sedangkan Menurut Kirkendall dkk (1980:257) dalam Humaid Ali Hasan, koordinasi adalah kerjasama yang selaras antara sekelompok otot selama bergerak yang dilakukan dengan indikasi keterampilan yang sama. Batasan koordinasi juga disampaikan para ahli adalah kemampuan untuk menyatukan sistem indera, sistem syaraf dan sistem otot rangka menjadi rangkaian untuk mengatur bagian-bagian badan secara terpisah yang terlibat dalam satu pola gerak yang rumit dan mempersatukan bagian-bagian tersebut menjadi suatu gerak tunggal dan berhasil mencapai beberapa tujuan.

(44)

mempersatukan bagian-bagian tersebut menjadi suatu gerak tunggal dan berhasil mencapai beberapa tujuan.

2.3.1.9 Ketepatan

Menurut M. Sajoto (1995:8) Ketepatan adalah kemampuan seseorang mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran-sasaran, ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu objek yang langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh. Ketetapan atau

accuracy, adalah kemampuan gerak tubuh seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan jarak atau mungkin suatu objek langsung yang harus dikenal dengan salah satu bagian tubuh.

Ketepatan menurut Dwiyogo dan Sulistyorini (1991:33) adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan suatu gerak ke suatu sasaran sesuai dengan tujuan. Cara mengembangkan ketepatan ialah dengan mengulang-ulang gerakan dengan frekuensi yang banyak, mempercepat gerakan, dan menjauhkan atau mempersempit gerakan.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani

Menurut Djoko Pekik Irianto (2004 : 7) untuk mendapatkan kesegaran jasmani yang memadai diperlukan perencanaan sistematik melalui pemahaman pola hidup sehat bagi semua lapisan masyarakat, meliputi : makan, istirahat dan olahraga.

a) Makan

(45)

memerlukan makan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitas, yakni memenuhi syarat makan sehat berimbang, cukup energi, dan nutrisi meliputi : karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan air.

b) Istirahat

Tubuh manusia tersusun atas organ, jaringan, dan sel yang memiliki kemampuan kerja terbatas. Seseorang tidak akan mampu melakukan kerja terus menerus tanpa berhenti. Kelelahan adalah salah satu indikator keterbatasan tubuh manusia. Untuk itu istirah sangat diperlukan agar tubuh memiliki kesempatan melakukan pemulihan sehingga dapat melakukan kerja atau aktifitas sehari-hari dengan nyaman. Dalam sehari semalam, umumnya seseorang memerlukan istirahat 7 sampai 8 jam.

c) Berolahraga

Belohraga adalah salah satu alternatif paling efektif dan aman untuk memperoleh kebugaran sebab berolahraga mempunyai multi manfaat, antara lain manfaat fisik (meningkatkan komponen kebugaran), manfaat psikis (lebih tahan terhadap stres, lebih mampu berkonsentrasi), dan manfaat sosial (menambah percaya diri dan sarana berinteraksi).

Menurut Erminawati (2009 : 4) Kesegaran jasmani pada umumnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal adalah sesuatu yang sudah terdapat dalam tubuh seseorang yang bersifat menetap misalnya genetik, umur, jenis kelamin. d) Genetik

(46)

seseorang dari sejak lahir. Pengaruh genetik terhadap kekuatan otot dan daya tahan otot pada umumnya berhubangan dengan komposisi serabut otot yang terdiri dari atas serat merah dan serat putih. Seseorang yang lebih banyak memiliki rangka serat merah lebih tepat untuk melakukan kegiatan yang bersifat aerobik seperti maraton, sedangkan yang lebih banyak memiliki serat otot putih, lebih mampu untuk melakukan kegiatan yang bersifat anaerobik seperti lari jarak pendek, angkat besi, dan sebagainya.

e) Umur

Umur mempengaruhi hampir semua komponen kebugaran jasmani. Pada daya tahan kardiovaskuler ditemukan, sejak usia anak-anak sampai sekitar umur 20 tahun, daya tahan kardiovaskuler meningkat dan mencapai maksimal diusia 20-30 tahun. Daya tahan tersebut akan semakin menurun sejalan dengan semakin tambahnya usia, namun penurunan ini dapat berkurang, bila seseorang berolaraga teratur sejak dini.

f) Jenis kelamin

(47)

Menurut M.Anwar Pasau dalam M.Sajoto.(1995:3) menyebutkan tentang faktor penentu pencapaian prestasi siswa dalam olahraga adalah : a. Faktor Biologis terdiri dari :

1. Potensi/kemampuan dasar tubuh, tenaga, daya tahan otot, daya kerja jantung dan paru-paru, kelentukan, keseimbangan, ketepatan, kesehatan.

2. Fungsi organ tubuh ,meliputi : daya kerja jantung, peredaran darah, daya kerja paru-paru, sistim pernafasan, daya kerja persyarafan dan daya kerja panca indra.

3. Struktur dan postur tubuh, meliputi : ukuran tinggi dan panjang tubuh, ukuran besar, lebar dan berat tubuh serta bentuk tubuh.

4. Gizi sebagai penunjang, meliputi : jumlah makanan yang cukup, makan yang dibutuhkan dan fareasi makan.

b. Faktor Psikologis, terdiri dari : 1. Intelektual / kecerdasan

2. Motifasi dari dalam diri, dari luar, kepribadian dan koordinasi kerja otot serta syaraf.

c. Faktor Lingkungan terdiri dari :

Kehidupan sosial, sarana dan prasarana, cuaca / iklim sekitar, keluarga dan masyarakat.

d. Faktor penunjang terdiri dari :

(48)

terhadap kesegaran jasmani, antara lain faktor postur tubuh, kerja faal tubuh, psikologi dan faktor penunjang .

Menurut Yunusul Hairy (2005:1.18), menyebutkan bahwa komponen kesegaran jasmani tergantung dua komponen dasar yaitu : a. Kesegaran Organik ( Organic Fitness ) maksudnya sifat-sifat khusus

yang bersifat keturunan yang kita miliki, yang diwarisi dari kedua orang tua, tingkat kesegaran jasmani keseluruhan .

b. Kesegaran Dinamik (Dynamic Fitness) variabelnya lebih banyak yang digunakan untuk hal-hal yang mengarah kepada kesiapan dan kapasitas tubuh untuk bergerak dan bertindak dalam tingkatan tertentu sesuai dengan situasi yang dihadapi yang keduanya sama. Secara keseluruhan kesegaran organik sulit untuk dikembangkan sedang komponen kesegaran dinamik dapat dikembangkan / ditingkatkan dengan melakukan kegiatan fisik.

Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 16) bahwa keberhasilan untuk mencapai kebugaran ditentukan oleh kualitas latihan meliputi : tujuan latihan, pemilihan model latihan, sarana latihan dan dosis latihan konsep FIT (Frequency, Intensit , and time). Frequency adalah unit latihan persatuan waktu, latihan 3-5 kali per minggu, .Intensity adalah berat ringannya kualitas latihan 75-85% detak jantung maksimal (DJM), dihitung dengan cara 220-umur (dalam tahun). Time adalah durasi yang diperlukan setiap kali latihan, waktu berlatih 20-60 menit.

(49)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui tingkat keterampilan bermain bola voli dan tingkat kesegaran jasmani pada peserta kegiatan ekstrakurikuler bola voli di SMPN se-Kecamatan Demak tahun 2012/2013.

3.2

Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi pusat perhatian dari penelitian. Dalam penelitian ini variabelnya yaitu tingkat kemampuan bermain bola voli siswa yang ikut ekstrakurikuler bola voli dalam menguasai teknik dasar dan tingkat kesegaran jasmani peserta ekstrakurikuler bola voli di Smp Negeri se-Kecamatan Demak tahun ajaran 2012/2013.

3.3

Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.3.1 Populasi

(50)

sama. Dari pengertian tersebut populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah peserta ekstrakurikuler bola voli putra di SMP Negeri se-Kecamatan Demak Tahun Ajaran 2012/2013.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006: 131). Mengenai banyaknya sampel dari jumlah populasi yang diteliti, sebagai ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10% sampai 15% atau 20% sampai 25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana (Suharsimi Arikunto, 2006:134). Berdasarkan pendapat tersebut, dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah siswa Smp Negeri se-Kecamatan Demak peserta ekstra olahraga bola voli yang berjumlah 67 siswa, terdiri dari SMPN 1 Demak sejumlah 16 siswa, SMPN 2 Demak sejumlah 18 siswa, SMPN 3 Demak 15 siswa dan SMPN 5 Demak sejumlah 18 siswa. Jadi dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling. 3.3.3 Teknik Penarikan Sampel

(51)

3.4

Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode survei, untuk suvei atau tes keterampilan bermain bola voli menggunakan instrumen tes “Tes Keterampilan Bola Voli Usia 13-15 tahun”, sedangkan instrumen tes

kesegaran jasmani menggunakan tes “Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

usia SMP 13-15 tahun”.

3.4.1 Tes Keterampilan Bola Voli Usia 13-15 Tahun

Butir-butir tes keterampilan bola voli usia 13-15 tahunadalah meliputi: Pass bawah, Pass atas, Servis bawah, Servis atas, Smash. Validitas Tes dan Realibilitas Tes sudah teruji berikut perhitunganya: Pass bawah: 0.733, Pass atas: 0.692, Servis bawah: 0.555, Servis atas: 0.676, Smash: 0.346, Validitas rangkaian: 0.853. Sedangkan Realibilitas tesnya adalah pass Bawah: 0.758, Pass Atas: 0.973, Servis Bawah: 0.682, servis Atas: 0.812, Smash: 0573. Berikut adalah petunjuk pelaksanaan tes untuk Tes keterampilan Bola Voli usia 13-15 tahun:

3.4.1.1 Petunjuk Pelaksanaan a. Peserta tes

1. Mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes

2. Harus benar-benar dalam keadaan sehat dan siap untuk melaksanakan tes

3. Dianjurkan sudah makan sedikitnya 2 (dua) jam sebelum melakukan tes

(52)

5. Berusia antara 13-15 tahun 6. Aktif bermain voli

b. Petugas tes

1. Mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes 2. Dalam keadaan sehat dan siap melaksanakan tes 3. Disarankan memakai pakaian dan sepatu olahraga 4. Menguasai keterampilan bermain bola voli

c. Waktu pelaksanaan tes

Pelaksanaan tes keterampilan ini sebaiknya dilaksanakan pada pagi hari atau sore hari.

d. Tempat pelaksanaan tes

Tempat pelaksanaan tes hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1.Tiupan angin tidak kencang, sehingga mengganggu jalannya bola

2.Permukaan lapangan hendaknya rata dan datar

3.Sinar matahari atau pantulanya tidak mengganggu peserta tes 4.Tanda-tanda garis tidak terbuat dari bahan yang menonjol (batu

bata, bambu, dan sebagainya) e. Hal-hal yang perlu di perhatikan

(53)

3. Memberikan kesempatan kepada peserta tes untuk melakukan pukulan percobaan

4. Memberikan nomor dada untuk peserta tes f. Sarana dan prasarana

1. Stopwatch 2. Bolavoli

3. Lapangan bolavoli 4. Net

5. Tali atau kapur

6. Box atau bangku yang dapat diatur tinggi rendahnya 7. Formulir dan alat tulis

3.4.1.2 Teknis Pelaksanaan 1. Passing bawah

a) Tujuan

Untuk mengukur keterampilan dalam melakukan pass bawah selama 60 detik.

b) Alat dan perlengkapan

1. Tiang berukuran 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri. 2. Bolavoli.

1. Stopwatch.

(54)

3. Bangku/box yang bisa diatur tinggi rendahnya agar petugas tes yangberdiri di atasnya, pandangannya segaris (horizontal) dengan tinggi net.

3. Petugas tes

Petugas tes terdiri dari 2 orang yang masing-masing bertugas sebagai berikut:

1) Petugas tes I:

a) Berdiri bebas di dekat area peserta tes. b) Menghitung waktu selama 60 detik. c) Memberi aba-aba.

d) Mengamati kaki peserta tes jika keluar arena. 2) Petugas tes II:

a. Berdiri di atas bangku/box.

b. Menghitung pass bawah yang benar. c. Pelaksanaan:

1) Peserta tes berdiri di tengah area ukuran 4,5 x 4,5 m. 2) Untuk memulai tes, bola dilambungkan sendiri oleh

peserta tes, setelah mendengar aba-aba “Ya”

3) Setelah bola dilambungkan, peserta tes melakukan

passing bawah dengan ketinggian minimal 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri.

(55)

5) Bila kedua kaki peserta tes berada di luar area, maka petugas tes I memerintahkan agar peserta tes segera kembali ke area, dan bola yang terpantul sewaktu kedua kaki berada di luar area tidak dihitung.

Gambar 13. Tes Pass Bawah

(Sumber:Tes Keterampilan Bola Voli usia 13-15, Depdiknas, 1999) c. Pencatatan hasil

Pass bawah yang dianggap benar dan dihitung adalah bila bola mencapai ketinggian minimal 2,30 m untuk putra dan 2,15 untuk putri dan dilakukan di dalam area selama 60 detik.

2. Passing atas a. Tujuan

(56)

b. Alat dan perlengkapan

1) Tiang berukuran 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri. 2) Pita berukuran panjang 10 meter dan lebar 30 cm (tidak tembus

pandang). 3) Stopwacth.

4) Lapangan dengan bentuk segi empat dengan ukuran 4,5 x 4,5 m. 5) Bangku/box yang bisa diatur tinggi rendahnya agar petugas tes

yang berdiri di atasnya, pandangannya segaris (horizontal) dengan tinggi net.

c. Petugas tes

Petugas tes terdiri dari 2 orang yang masing-masing bertugas sebagai berikut:

1) Petugas I:

a) Berdiri bebas di dekat area peserta tes. b) Menghitung waktu selama 60 detik. c) Memberi aba-aba.

d) Mengamati kaki peserta tes jika keluar area. 2) Petugas tes II:

a) Berdiri di atas bangku/box. b) Menghitung pass atas yang benar. d. Pelaksanaan tes

1) Peserta tes berdiri di tengah area ukuran 4,5 x 4,5 m.

(57)

3) Setelah bola dilambungkan, peserta tes melakukan passing atas dengan ketinggian minimal 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri.

4) Bila peserta tes gagal melakukan passing atas dan bola keluar area, peserta tes segera mengambil bola tersebut dan melanjutkan

assing atas kembali.

[image:57.595.117.509.333.605.2]

5) Bila kedua kaki peserta tes berada di luar area, maka petugas tes I meerintahkan agar peserta tes segera kembali ke area, dan bola yang terpantul edua kaki berada di luar tidak dihitung.

Gambar 14. Tes Pass Atas

(Sumber:Tes Keterampilan Bola Voli usia 13-15, Depdiknas:1999) e. Pencatatan hasil

(58)

3. Servis bawah a) Tujuan

Untuk mengukur keterampilan dalam melakukan servis bawah. b) Alat dan perlengkapan

1) Lapangan bola voli ukuran normal lengkap dengan tiang dan net, dibuat garis-garis yang membatasi sasaran nilai.

2) Tinggi net 2,30 m untuk putra dan 2,15 untuk putri. 3) Bola voli.

c) Petugas tes

Petugas tes terdiri dari 2 orang yang masing-masing bertugas sebagai berikut: 1) Petugas tes I:

a) Berdiri bebas di dekat area peserta tes. b) Mengawasi pelaksanaan tes.

2) Petugas tes II:

1) Berdiri tidak jauh dari area sasaran. 2) Menghitung dan mencatat hasil tes. d. Pelaksanaan tes

1) Peserta tes bediri di daerah servis dan melakukan servis bawah sebanyak 6 kali.

(59)

Gambar 15. Tes Servis Bawah

(Sumber:TesKeterampilan Bola Voli usia 13-15 tahun, Depdiknas: 1999) e. Pencatatan hasil

1) Nilai diberikan kepada pelaksanaan servis bawah yang benar.

2) Besarnya nilai sesuai dengan jatuhnya bola pada sasaran angka 1, 2, 3, 4, dan 5.

3) Bila bola yang jatuh digaris batas akan diberikan nilai pada sasaran yang lebih tinggi, misalnya antara angka 2 dan 3, maka dihitung dengan nilai 3. 4. Servis atas

a. Tujuan

Untuk mengukur keterampilan dalam melakukan servis atas. b. Alat dan perlengkapan

a) Lapangan bolavoli ukuran normal lengkap dengan tiang dan net, dibuat garis-garis yang membatasi sasaran nilai.

(60)

c. Petugas tes

Petugas terdiri dari 2 orang yang masing-masing bertugas sebagai berikut: 1) Petugas tes I:

a) Berdiri bebas di dekat area peserta tes. b) Mengawasi pelaksanaan tes.

2) Petugas tes II:

a) Berdiri tidak jauh dari area sasaran. b) Menghitung dan mencatat hasil tes. d. Pelaksanaan tes

1) Peserta berdiri di daerah servis dan melakukan servis atas sebanyak 6 kali.

2) Peserta dianjurkan untuk mengarahkan bola pada area sasaran nilai tertinggi.

Gambar16. Tes Servis Atas

(61)

e. Pencatatan hasil

1) Nilai diberikan kepada pelaksanaan servis atas yang benar.

2) Besarnya nilai sesuai dengan jatuhnya bola pada sasaran angka 1, 2, 3, 4, dan 5.

3) Bila bola yang jatuh di garis batas akan diberikan nilai pada sasaran yang lebih tinggi, misalnya antara angka 2 dan 3, maka dihitung dengan nilai 3. 5. Smash

a. Tujuan

Untuk mengukur keterampilan melakukan smash. b. Alat dan perlengkapan

1) Tinggi net 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri. 2) Bolavoli.

3) Lapangan bolavoli ukuran normal lengkap dengan tiang dan net, dan dibuat garis-garis yang membatasi sasaran nilai.

c. Petugas tes

Petugas tes terdiri dari 2 orang yang masing-masing bertugas sebagai berikut:

1) Petugas tes I:

a) Berdiri di dekat net di area peserta tes. b) Sebagai pengumpan.

2) Petugas tes II:

(62)

d. Pelaksanaan tes

1) Peserta tes berdiri di garis serang, pengumpan berdiri di tengah dekat net dan melambungkan bola untuk dismash peserta tes.

2) Pada saat bersamaan peserta tes melakukan smash sambil melompat dan mengarah pada sasaran yang paling tinggi.

3) Melakukan smash sebanyak 6 kali.

[image:62.595.118.511.279.541.2]

4) Apabila bola lambung tidak sempurna maka dapat diulang kembali.

Gambar 17. Tes Smash

(Sumber:TesKeterampilan Bola Voli usia 13-15 tahun, Depdiknas: 1999)

e. Pencatatan hasil

(63)

Norma Penilaian

1. Tabel Penilaian dan Tabel Norma

[image:63.595.150.511.233.672.2]

Cara menilai dimulai dengan tes dan pengukuran di lapangan sesuai dengan petunjukpelaksanaan dan teknis, dan nilai dengan tabel nilai masing-masing butir tes dan kemudian disesuaikan dengan tabel norma yang tersedia.

Tabel 2 :

NILAI BUTIR-BUTIR TES

NO BUTIR TES LAKI-LAKI PEREMPUAN NILAI

1. Pass Bawah > 47 > 45 5

40 - 46 37 - 44 4

27 - 39 21- 36 3

17 - 26 13 -20 2

< 16 <12 1

2. Pass Atas > 56 > 54 5

43 -55 37 - 53 4

31 - 42 20 - 36 3

20 - 30 10 - 19 2

< 19 < 9 1

3. Servis Bawah > 25 > 24 5

21 - 24 19 - 23 4

15- 20 10 - 18 3

10 - 14 5 - 9 2

< 9 < 4 1

4. Servis Atas > 27 > 23 5

21 -26 18 -22 4

15 - 20 11 - 17 3

8 - 14 7 - 10 2

< 7 < 6 1

5. Smash > 22 > 21 5

18 - 21 16 - 20 4

12 - 17 10 - 15 3

8 - 11 7 - 9 2

< 7 < 6 1

(64)

TABEL 3 : NORMA TES

NILAI

LAKI-LAKI PEREMPUAN

1. BAIK SEKALI 22 - 25 22 - 25

2. BAIK 19 - 21 19 - 21

3. SEDANG 14 -18 12 - 18

4. KURANG 9 - 13 9 - 11

5. KURANG SEKALI 5 - 8 5 - 8

NO KLASIFIKASI

(Sumber:Tes Keterampilan Bola Voli usia 13-15 tahun, Depdiknas: 1999)

3.4.2 Tes Kesegaran Jasmani

Dalam penelitian ini tes fisik yang digunakan adalah TKJI (Tes Kebugaran Jasmani Indonesia) usia anak SMP yaitu Usia 13-15 tahun. Penjelasan TKJI adalah sebagai berikut:

3.4.2.1Rangkaian Tes

Tes kesegaran jasmani Indonesia terdiri dari : 1. Untuk putra terdiri dari :

a. Lari 50 meter (13-15 tahun)

b. Gantung angkat tubuh (pull up) selama 60 detik

c. Baring duduk (sit up) selama 60 detik

d. Doncat tegak (vertical jump) e. Lari 1000 meter (usia 13-15 tahun) 3.4.2.2Kegunaan Tes

(65)

3.4.2.3Alat dan Fasilitas

1. Lintasan lari / lapangan yang datar dan tidak licin 2. Stopwatch

3. Bendera start 4. Tiang pancang 5. Nomor dada

6. Palang tunggal untuk gantung siku 7. Papan berskala untuk papan loncat 8. Serbuk kapur

9. Penghapus 10.Formulir tes 11.Peluit 12.Alat tulis dll 3.4.2.4Ketentuan Tes

TKJI merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan secara berurutan, terus- menerus dan tidak terputus dengan memperhatikan kecepatan perpindahan butir tes ke butir tes berikutnya dalam 3 menit. Perlu dipahami bahwa butir tes dalam TKJI bersifat baku dan tidak boleh dibolak-balik , dengan urutan pelaksanaan tes sebagai berikut :

Pertama : Lari 50 meter (usia 13-15 tahun)

(66)

Ketiga : Baring duduk (sit up)

Keempat : Loncat tegak (vertical jump) Kelima : Lari 1000 meter (usia 13-15 tahun 3.4.2.5Petunjuk Umum

1. Peserta

a. Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes b. Diharapkan sudah makan maksimal 2 jam sebelum tes c. Memakai sepatu dan pakaian olahraga

d. Melakukan pemanasan (warming up) e. Memahami tata cara pelaksanaan tes

d. Jika tidak dapat melaksanakan salah satu / lebih dari tes maka tidak mendapatkan nilai / gagal.

2. Petugas

a. Mengarahkan peserta untuk melakukan pemanasan (warming up)

b. Memberikan nomor dada yang jelas dan mudah dilihat petugas

c. Memberikan pengarahan kepada peserta tentang petunjuk pelaksanaaan tes dan mengijinkan mereka untuk mencoba gerakan-gerakan tersebut.

d. Memperhatikan kecepatan perpindahan pelaksanaan butir tes ke butir tes berikutnya dengan tempo sesingkat mungkin dan tidak menunda waktu

(67)

melakukan satu butir tes atau lebih

f. Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau per butir tes

3.4.2.6 Petunjuk Pelaksanaan Tes 1) Lari 50 Meter

a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan b. Alat dan Fasilitas

1) Lintasan lurus, rata, tidak licin, mempunyai lintasan lanjutan, berjarak 50 meter

2) Bendera start 3) Peluit

4) Tiang pancang 5) Stop watch 6) Serbuk kapur 7) Formulir TKJI 8) Alat Tulis

Gambar 18 Tes lari cepat

(68)

c. Petugas Tes

1) Petugas pemberangkatan

2) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil tes d. Pelaksanaan

1) Sikap permulaaan

Peserta berdiri dibelakang garis start 2) Gerakan

a) Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari

b) Pada aba- aba “YA” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish

3) Lari masih bisa diulang apabila peserta : a) Mencuri start

b) Tidak melewati garis finish c) Terganggu oleh pelari lainnya d) Jatuh / terpeleset

4) Pengukuran waktu

Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera start diangkat sampai pelari melintasi garis finish.

5) Pencatat hasil

(69)

2) Tes Gantung Angkat Tubuh untuk Putra a) Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu

Gambar 19

Palang Tunggal

(Sumber: TKJI Usia 13-15 tahun)

b) Alat dan fasilitas 1) lantai rata dan bersih

2) palang tunggal yang dapat diatur ketinggiannya yang disesuaikan dengan ketinggian peserta. Pipa pegangan terbuat dari besi ukuran ¾ inchi

3) stopwatch

4) serbuk kapur atau magnesium karbonat 5) alat tulis

c) Petugas tes

1) pengamat waktu

2) penghitung gerakan merangkap pencatat hasil

[image:69.595.244.405.180.386.2]
(70)

1) Sikap permulaan

Peserta berdiri di bawah palang tunggal. Kedua tangan berpegangan pada palang tunggai selebar bahu (gambar 3). Pegangan telapak tangan menghadap ke arah letak kepala

Gambar 20

Posisi tangan saat Tes Angkat tubuh (Sumber: TKJI Usia 13-15 tahun) 2) Gerakan

a) Mengangkat tubuh dengan membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu menyentuh atau berada di atas palang tunggal, kemudian kembali ké sikap permulaan. Gerakan ini dihitung satu kali.

b) Selama melakukan gerakan, mulai dan kepala sampai ujung kaki tetáp merupakan satu garis lurus.

c) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang, tanpa istirahat sebanyak mungkin selama 60 detik.

Gambar 21

Tes Angkat tubuh

[image:70.595.141.521.547.695.2]
(71)

3) Angkatan dianggap gagal dan tidak dihitung apabila:

a) Pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan mengayun

b) Pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang tunggal

c) Pada waktu kembali ke sikap permulaan kedua lengan tidak lurus e) Pencatatan Hasil

1) Yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan dengan sempurna.

2) Yang dicatat adaiah jumlah (frekuensi) angkatan yang dapat dilakukan dengan sikap sempurna tanpa istirahat selama 60 detik.

3) Peserta yang tidak mampu melakukan Tes angkatan tubuh ini, walaup

Gambar

Gambar
Servis Tangan Bawah/ Gambar 2 Under Hand Service
 Gambar 4 Servis atas/ Floating Overhead Service
    Gambar 6  Overhand Round-House Service (Hoke Service)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan (Lampiran 9), titik impas alat ini terjadi setelah alat memisahkan lidi dari anak daun kelapa sawit

Menurut Ardiyos (2004) menyatakan bahwa Prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian

Conclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan yang baru yang sebelumnya belum pernah ada.

7.2 Kondisi untuk penyimpanan yang aman, termasuk ketidakcocokan Bahan atau campuran tidak cocok.. Pertimbangan untuk nasihat lain •

[r]

ini akan diuji sebuah person-situation interactionist model untuk internal auditor. Faktor yang dapat dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan etis internal.. auditor

besarnya koefisien determinasi berganda sebesar 0,976, nilai ini menunjukkan bahwa variabel harga ekspor, nilai tukar dan investasi perikanan (PMA dan PMDN) mampu

It will cover real-time use case scenarios to explain integration and achieving Big Data solutions using different technologies such as Apache Hadoop, Apache Sqoop, and MySQL