• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat kontrol diri remaja terhadap perilaku negatif (studi deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Santo Aloysius Turi tahun ajaran 2018/2019)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tingkat kontrol diri remaja terhadap perilaku negatif (studi deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Santo Aloysius Turi tahun ajaran 2018/2019)"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. TINGKAT KONTROL DIRI REMAJA TERHADAP PERILAKU NEGATIF (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Santo Aloysius Turi Tahun Ajaran 2018/2019) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) Program Studi Bimbingan dan Konseling. Oleh: Monica Puji Astuti 151114040. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. TINGKAT KONTROL DIRI REMAJA TERHADAP PERILAKU NEGATIF (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Santo Aloysius Turi Tahun Ajaran 2018/2019) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) Program Studi Bimbingan dan Konseling. Oleh: Monica Puji Astuti 151114040. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Motto “Seburuk apapun kejadian yang menimpa, pasti ada sebuah hikmah yang tersembunyi di baliknya” (Monica Puji Astuti). iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Saya persembahkan skripsi ini kepada: Tuhan Yesus yang selalu menolong dan membantu saya dalam setiap proses menyelesaikan skripsi saya ini.. Kedua orangtua saya: Phillipus Buang dan Ibu Bertha Titun Rubiati sebagai orang tua penulis yang selalu memberikan rasa aman,nyaman dan kasih sayang yang luar biasa. Kupersembakan baktiku untuk membalas semua pengorbanan kalian yang tak ternilai harganya.. Dosen Pembimbingku Prias Hayu Purbaning Tyas M.Pd., yang selalu sabar dan siap membantu selama proses penyelesaian skripsi ini hingga akhir.. Adik-adikku terkasih Nathalia Puji Lestari dan Margareta Silvia Puji Astari Sahabatku, teman-temanku bimbingan dan konseling angkatan 2015, yang selalu ada di setiap keluh kesah dalam proses penyelesaian skripsi ini.. v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK TINGKAT KONTROL DIRI REMAJA TERHADAP PERILAKU NEGATIF (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Santo Aloysius Turi Tahun Ajaran 2018/2019) Monica Puji Astuti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2019 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kontrol diri remaja terhadap perilaku negatif dan mengidentifikasi item-item kontrol diri yang capaian skornya sedang dan rendah yang akan dijadikan usulan topik bimbingan pribadi. Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Santo Aloysius Turi sejumlah 63 siswa, yang terdiri dari siswa kelas VIII A, VIII B, dan VIII C. Teknik pengumpulan data di lakukan menggunakan skala kontrol diri yang terdiri dari 40 pernyataan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif untuk mengetahui gambaran tingkat kontrol diri remaja terhadap perilaku negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kontrol diri remaja berada dalam kategori baik dengan nilai rata-rata yang di capai siswa 118,36. Item kontrol diri yang paling rendah adalah item nomor 1 dan item yang sedang adalah item nomor 5,17,19,23, dan 29. Usulan topik bimbingan yang dapat disusun berdasarkan hasil penelitian ini yaitu “Mari Menyelesaikan Tugas dengan Tenang”, “Aku Bukan Anak Pemarah”, “Berpikir dan Bersikap Santai”, dan “Aku adalah anak yang tegas”.. Kata kunci: kontrol diri, perilaku negatif, dan remaja.. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT ADOLESCENTS LEVEL OF SELF CONTROL TOWARDS NEGATIVE BEHAVIOR (Descriptive study on class VIII students of SMP Santo Aloysius Turi Academic Year 2018/2019) Monica Puji Astuti Sanata Dharma University Yogyakarta 2019 This study aims to determine the level of self-control of adolescents towards negative behavior and to identify aspects of self-control which get low and medium scores, that will be proposed as topics for personal guidance. This research method is quantitative descriptive. The subjects of this study were 63 class VIII students of SMP Santo Aloysius Turi, include class VIII A, VIII B, and VIII C. Data collection techniques were conducted using a self-control scale consisting of 40 statements. The data analysis technique used in this study was descriptive statistics to describe the level of self-control on adolescents towards negative behavior. The results showed that self-control level of adolescents was in a good category with the average score achieved by students is 118.36. The lowest item of self control is the item number one and the medium are item number 5,17,19,23, and 29. The topics of guidance that can be proposed based on the results of this study are “Lets Do The Task Calmly", "I am not Angry person", "Think and Act Calmly", and “I am an Asertive person." Keywords: self control, negative behavior, adolescents.. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penulis ucapkan atas rahmat pertolongan, pernyataan, dan bimbingannya dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa selama proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima yang tulus kepada: 1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. 3. Prias Hayu Purbaning Tyas M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan waktu, bimbingan dan masukan serta pembelajaran berharga yang sangat berguna dalam penyelesian skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis dengan ilmu-ilmu yang berguna bagi penulis. 5. Orang tuaku tercinta Philippus Buang dan Ibu Bertha Titun Rubiati atas doa, dukungannya, kasih sayang, perhatian, dan semangat yang tidak berhenti diberikannya selama proses penyelesaian skripsi serta biaya yang telah diberikan selama belajar di Universitas Sanata Dharma. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. Adikku tersayang Nathalia Puji Lestari dan Margaretha Silvia Puji Astari atas segala doa, dan dukungan yang sudah diberikan. 7. Alm. Bapak Nugroho, Ibu Siti Munawaroh dan Mas Septian Dwi Patriadi atas segala doa, dukungan dan semangat yang tidak berhenti diberikan selama penyelesaian skripsi ini. 8. Pihak sekolah yang telah bersedia menyediakan tempat bagi penelitian saya yaitu Ibu Kepala Sekolah, Bapak Danu Mukti sebagai Guru BK di SMP Santo Aloysius Turi. 9. Siswa-siswi SMP Santo Aloysius Turi yang telah bersedia untuk membantu melancarkan penelitian ini. 10. Stefanus Priyatmoko atas segala dedikasi dan pelayanannya dalam membantu peneliti mengurus proses administrasi di Program Studi Bimbingan dan Konseling. 11. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan tahun 2015 yang telah memberikan dukungan berupa doa dan semangat yang luar biasa. 12. Sahabat-sahabatku Rahmatika Tiara, Laelatul Damayanti, Melinda Putri Istiqomah, Cindy Daniela Milliani, Nafa Wulandari, Gabriel Ikeu, Theresia Indri, Bella Tesalonika, Kristantyo Adi, Mahdi Mutaqien, Vincentius Raditya Bagaskara, Dewi Sekar Tanjung, Phelvine Immanuella, Maria Regina Celisetyawati, Giacinta Hestia, Mario Tindangen, dan Kristian Made.. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.............................................. vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM ................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................1 B. Identifikasi Masalah .....................................................................................9 C. Pembatasan Masalah ..................................................................................10 D. Rumusan Masalah ......................................................................................10 E. Tujuan Penelitian .......................................................................................10 F. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................................11 G. Batasan Istilah ............................................................................................11 BAB II KAJIAN PUSTAKA ...............................................................................12 A. Hakikat Kontrol Diri ..................................................................................12 1. Pengertian Kontrol Diri ........................................................................12 2. Aspek Kontrol Diri ...............................................................................14 3. Faktor yang mempengaruhi kontrol diri ..............................................16 4. Kriteria emosi dalam kontrol diri .........................................................17 5. Jenis-jenis kontrol diri ..........................................................................17 6. Fungsi kontrol diri ................................................................................18 xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. Langkah-langkah untuk mengontrol diri ..............................................19 B. Hakikat Remaja ..........................................................................................21 1. Pengertian Remaja ...............................................................................21 2. Tugas perkembangan remaja................................................................22 3. Ciri-ciri remaja .....................................................................................25 C. Hakikat Perilaku Negatif ............................................................................27 1. Pengertian Perilaku negatif ..................................................................27 2. Faktor yang mempengaruhi perilaku negatif .......................................30 3. Jenis-jenis perilaku negatif ...................................................................31 4. Gejala-gejala perilaku negatif ..............................................................32 5. Cara terbentuknya perilaku ..................................................................34 BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................35 A. Jenis Penelitian ...........................................................................................35 B. Tempat dan waktu Penelitian .....................................................................35 C. Sampel dan Populasi ..................................................................................35 D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................36 E. Teknik dan Instrumen Penelitian ...............................................................36 1. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................36 2. Instrumen Pengumpulan Data ..............................................................38 F. Uji Coba Instrumen ....................................................................................39 G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ..........................................................41 1. Validitas Instrumen ..............................................................................41 2. Reliabilitas Instrumen ..........................................................................42 H. Teknik Analisis Data ..................................................................................44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................47 A. Hasil Penelitian ..........................................................................................47 B. Pembahasan ...............................................................................................51 BAB V PENUTUP ................................................................................................58 A. Kesimpulan ................................................................................................58 B. Keterbatasan Penelitian ..............................................................................58 C. Saran ...........................................................................................................59 xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................60 LAMPIRAN ..........................................................................................................62. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM. Tabel 3.1. Norma Skoring Skala Kontrol Diri ................................................37. Tabel 3.2. Kisi-kisi kuisoner kontrol diri ........................................................38. Tabel 3.3. Jumlah subjek uji coba ...................................................................39. Tabel 3.4. Jumlah subjek penelitian ................................................................40. Tabel 3.5. Jumlah item gugur dan valid ..........................................................40. Tabel 3.6. Kisi-kisi kuisioner kontrol diri sesudah uji coba ...........................42. Tabel 3.7. Reliabilitas Skala Kontrol Diri .......................................................43. Tabel 3.8. Norma Kategorisasi Kontrol diri....................................................45. Tabel 3.9. Norma Kategorisasi data Tingkat kontrol diri...............................46. Tabel 3.10. Kategori Skor Item Tingkat Kontrol diri………………………...46. Tabel 4.1. Kategorisasi Data skor Tingkat kontrol diri ...................................47. Tabel 4.2. Hasil Statistik deskritif kontrol diri ...............................................48. Diagram 4.1. Kategorisasi Tingkat kontrol diri………………...........................49. Tabel 4.3. Kategorisasi Skor Item kontrol diri ................................................50. Diagram 4.2. Kategorisasi Skor Item Kontrol Diri……………………………..50. Tabel 4.4. Rekapitulasi Item yang memiliki skor sedang dan rendah.............56. Tabel 4.5. Usulan topik-topik bimbingan pribadi ...........................................57. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Izin Penelitian .......................................................................63. Lampiran 2. Instrumen penelitian .......................................................................64. Lampiran 3. Uji Validitas dan Reliabilitas .........................................................69. Lampiran 4. Tabulasi Data Penelitian ................................................................77. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian dan batasan istilah. A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Usia remaja adalah masa dimana individu menjadi terintegrasi dalam masyarakat dewasa, dimana pada usia ini anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua, tetapi mereka merasa bahwa dirinya sejajar dengan orang dewasa. Masa remaja juga merupakan masa dimana remaja seringkali mengalami kebimbangan dan terombang-ambing sehingga remaja masih bimbang dalam menempatkan diri dengan benar. Mereka sudah melewati tahapan masa anak-anak, tetapi belum juga dapat di terima secara penuh ke golongan orang dewasa atau golongan tua. Remaja ada diantara anak dan dewasa. Meskipun masa remaja mulai menuju ke kematangan dan kemasakan, tetapi mereka belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. Masa remaja individu berada dalam proses pencarian jati diri, dimana mereka memasuki tahap persiapan atas tahap situasi. 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. psikologis antara ingin melepaskan diri dari orangtua dan perasaan belum mampu mandiri. Menurut Clifford (dalam Hudaya, 2015) individu termasuk remaja mampu menahan rangsangan yang bersifat emosional baik di dalam maupun di luar dirinya, sehingga segala sesuatu yang dianggap kurang baik, seperti rasa marah dan perasaan emosionalnya dapat dikendalikan. Remaja sebaiknya sudah mulai mengerti mana yang baik dan buruk yang seharusnya dilakukan oleh remaja pada umumnya. Tetapi pada kenyataannya remaja seringkali melakukan tindakan secara bebas dan semaunya sendiri sebagai wujud mencari identitas diri agar dapat diakui oleh masyarakat. Perkembangan zaman saat ini menjadikan persepsi masyarakat pada remaja yang merupakan individu penerus bangsa berubah menjadi generasi yang salah satunya dapat merusak bangsa dengan banyaknya fenomena negatif yang dilakukan oleh sebagian remaja Indonesia. Pandangan ini menjadi faktor kecemasan bagi orangtua juga tantangan bagi seorang pendidik. Masa remaja merupakan masa peralihan dimana masa-masa ini seringkali mengalami adanya kebimbangan dalam diri khususnya dalam penyesuaian diri dari masa anak-anak ke dewasa. Banyaknya peristiwa negatif yang memberikan perspektif remaja semakin buruk dan menganggap bahwa remaja merupakan masa-masa yang mengkhawatirkan. Dalam jurnal ataupun buku-buku mengenai perkembangan remaja mengatakan bahwa tidak semua remaja bertindak negatif seperti yang telah dibicarakan oleh orang di sekitar, sebaliknya adanya beberapa remaja yang mampu menjalani masa peralihan ini.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. dengan baik dan positif. Seperti halnya, beberapa remaja putri yang sudah mampu berpikir kritis dan matang atau mereka yang mampu memiliki kemandirian secara finansial maupun lainnya. Hal ini merupakan salah satu dimana masa remaja bisa dikatakan sebagai masa yang menyenangkan dan membahagiakan. Remaja-remaja yang mampu melewati masa peralihan ini dengan baik maka mereka pun mampu untuk tidak terlibat dalam hal-hal yang negatif dengan cara mengenali bakat dan potensi yang ada di dalam diri, mengikuti berbagai kegiatan ataupun organisasi untuk menjalin relasi yang lebih luas, serta mencoba hal baru yang bisa dimanfaatkan dengan baik bagi diri mereka. Akan tetapi perkembangan yang dimiliki oleh remaja tidak sama dengan satu sama lain, sehingga masih banyaknya remaja yang melakukan tindakan negatif dan merugikan bagi diri mereka sendiri. Seperti tawuran, perkelahian, mengkonsumsi narkotika, ataupun melakukan tindakan kriminal. Menurut Sutono (2005) tindakan negatif remaja tersebut termasuk dalam penyimpangan perilaku remaja. Menurut Kartono (dalam Mantiri, 2014) perilaku menyimpang adalah perbuatan yang menyimpang dari normanorma di masyarakat. Remaja memiliki ciri khas yaitu kurang mampu mengendalikan diri dari perasaan negatif dan menunjukkan sikap permusuhan kepada orang lain. Hal ini dapat berdampak pada perubahan aspek fisik, sosial, dan psikologis remaja yang dapat mempengaruhi perilaku remaja tersebut dalam masyarakat..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Upaya untuk menemukan jati diri atau identitas diri berkaitan dengan bagaimana remaja dalam menampilkan diri di kalangan masyarakat. Seperti mereka ingin diakui kehadirannya dalam suatu kelompok besar secara umum dan suatu kelompok khusus seperti teman sebaya. Demi mendapatkan perlakuan tersebut tak jarang para remaja ini melakukan hal-hal yang kurang berguna dan negatif atas apa yang sebenarnya mereka inginkan. Masa remaja erat kaitannya dengan perilaku-perilaku negatif yang sering terjadi di lingkungan sekitar, hal ini menjadi sorotan tajam bagi para orangtua, guru, serta publik dengan semakin banyaknya fenomena-fenomena perilaku negatif yang banyak dilakukan oleh remaja-remaja di Indonesia. Perilaku negatif sangat erat kaitannya dengan perilaku nakal siswa yang terjadi di sekolah yaitu seperti membolos, melanggar aturan yang berlaku di sekolah, hingga ke arah yang lebih luas seperti tawuran, merokok, menggunakan obat-obatan terlarang, perkelahian antar sekolah, dan lain sebagainya. Fenomena-fenomena yang telah disebutkan diatas mungkin terdengar akrab dengan kehidupan remaja saat ini sehingga fenomena tersebut membawa kekhawatiran dan kecemasan bagi orangtua, guru, dan pihak-pihak sekolah maupun lingkungan sosial mereka. Adapun fenomena yang umum terjadi di kalangan masyarakat kita seperti perkelahian antar siswa, tawuran, unjuk masa, serta perilaku negatif remaja saat ini salah satunya dengan mudah mengakses situs-situs porno yang berdampak pada psikologis anak. Banyaknya fenomena perilaku negatif remaja dapat membawa dampak yang kurang baik bagi perkembangan pribadi dan sosial remaja saat ini,.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. mengingat bahwa masa remaja merupakan salah satu sebagai masa untuk mencari jati diri mereka yang sesungguhnya dan mampu bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya. Sehingga perilaku negatif ini tidak mendapatkan perhatian serta bimbingan yang lebih dari orangtua, guru, maupun lainnya dapat membahayakan remaja-remaja Indonesia khsususnya dalam menemukan jati diri serta kemampuan kontrol diri yang dimiliki akan rendah karena kurangnya bimbingan dan pengetahuan mengenai kontrol diri remaja. Kontrol diri dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pengendalian tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang. Kontrol diri dapat diartikan sebagai. kemampuan. untuk. menyusun,. membimbing,. mengatur. dan. mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa remaja ke arah konsekuensi positif. Adanya kontrol diri ini diharapkan remaja mampu untuk menahan gejolak emosi dan diri terhadap rangsangan yang dilakukan oleh orang-orang sekitarnya. Semakin tinggi kontrol diri seseorang, maka semakin menurun perilaku atau tindakan negatif yang dilakukan oleh orang tersebut. Kemampuan mengontrol diri berarti remaja berusaha dengan sekuatkuatnya mengarahkan perilaku terhadap sesuatu yang bermanfaat dan dapat diterima secara sosial. Kontrol diri memungkinkan remaja berpikir atau berperilaku yang lebih terarah, dapat menyalurkan dorongan-dorongan perasaan dalam dirinya secara benar dan tidak menyimpang dari norma-norma dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan sekitarnya. Kurangnya kontrol diri dapat terlihat dari sikap maupun perilaku anak muda di era masa kini yang semakin menyimpang. Banyak kasus yang.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. melibatkan sikap atau perilaku anak muda yang menyimpang dari nilai-nilai yang sudah ada dan dikembangkan di beberapa daerah serta perilaku yang memiliki kontrol diri yang rendah seperti siswa mengalami pergaulan yang salah dengan teman sebayanya, emosi yang meluap-luap dan tidak terkendali, serta kurangnya memiliki sikap yang mencerminkan jati diri mereka sendiri. Hal ini menjadi hambatan dalam diri maupun sosial mereka. Oleh karenanya kemampuan mengontrol diri menjadi hal yang penting dan mendasar demi membangun kepribadian yang sesuai dengan jati diri mereka sendiri. Berdasarkan observasi yang di lakukan di SMP Santo Aloysius Turi pada bulan Juni 2018 tahun ajaran 2017/2018 diketahui bahwa siswa seringkali melakukan perilaku negatif. Fenomena perilaku negatif remaja yang nampak pada siswa kelas VIII sejumlah 4 orang di SMP Santo Aloysius Turi ialah saat jam sebelum apel di sekolah dimulai, terjadi perkelahian antara siswa tersebut, siswa tersebut memaki-maki temannya lalu tidak lama ia menyiram siswi tersebut dengan air. Seketika suasana menjadi semakin riuh tetapi berhasil dilerai oleh salah satu mahasiswa magang di sekolah itu. Hal ini tidak diketahui oleh guru BK lantaran beliau yang belum hadir pada saat itu. Diketahui akar permasalahan yang menimbulkan perilaku ini disebabkan oleh hal sepele dimana siswa tersebut tidak senang apabila temannya mendapatkan teman baru di kelas baru sehingga ia begitu jengkel terhadap teman siswinya tersebut. Fenomena lain yang serupa dengan fenomena diatas yaitu kasus Klitih yang sempat melanda SMP di daerah Turi ini pada tahun 2016, awal mula.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. terjadi saat salah satu siswa SMP Turi mendapat tawaran dari temannya yang juga berstatus siswa SMP di sekolah yang berbeda dengan siswa ini untuk ikut serta melakukan aksi Klitih tersebut. Hal tersebut menyebabkan keesokan harinya sejumlah 10 siswa yang terdiri dari 5 siswa kelas VIII dan 5 siswa kelas IX secara bersama-sama melakukan aksi Klitih pada saat jam pelajaran berlangsung di sekolah lain akhirnya tindakan mereka tersebut diketahui oleh sebagian polisi yang sedang bertugas melintasi daerah tersebut serta beberapa guru khususnya guru BK di sekolah tersebut, mendapat kabar langsung dari kepolisian yang mendatangi kedua sekolah tersebut kepala sekolah, guru BK, serta kesiswaan ikut serta dalam menyelesaikan kasus ini. Dari kasus Klitih ini 10 siswa tersebut mendapatkan skors sebelum akhirnya mereka dikeluarkan dari sekolah mengingat kasus ini cukup besar dan memberikan dampak negatif bagi sekolah serta lingkungan sekitar. Selain Klitih perilaku negatif lain juga terjadi di SMP Santo Aloysius Turi. Sebelumnya, pada tahun 2017 juga kerap terjadi fenomena vandalisme yaitu salah satu siswa kelas VIII melakukan vandalisme ini di lingkungan sekolah tepatnya berada di belakang sekolah serta di dalam kamar mandi lakilaki. Siswa tersebut mencoret-coret tembok menggunakan cat dan melakukan aksinya saat pulang sekolah dan saat jam istirahat, kecurigaan ini bermula saat siswa tersesbut sering meminta izin kepada guru saat jam pelajaran berlangsung untuk ke kamar mandi bahkan saat menjelang ujian tengah semester. Akhirnya guru BK bersama kesiswaan melakukan pengecekkan ke setiap sudut yang ada di sekolah itu, ketika masuk ke kamar mandi guru.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. kesiswaan nampak kaget melihat hasil vandalisme yang telah dilakukan oleh siswa tersebut karena siswa itu menggambar dan menulis hal-hal negatif yang belum sepantasnya untuk dilakukan. Dari kasus vandalisme ini, siswa tersebut diberikan skor selama 1 minggu untuk tidak datang ke sekolah. Kasus ini diceritakan oleh guru BK saat peneliti sedang magang di sekolah itu, adapun siswa yang melakukan vandalisme di sekolah tersebut berjumlah 2-4 orang. Berdasarkan beberapa permasalahan yang terjadi di SMP Santo Aloysius Turi mayoritas permasalahan tersebut dilakukan oleh siswa kelas VIII. Siswa kelas VIII ini melakukan perilaku negatif yaitu Klitih dan Vandalisme. Beberapa fenomena yang telah di paparkan oleh peneliti, dapat diketahui dan menjelaskan bahwa remaja saat ini cenderung melakukan tindakan yang spontan dan reaktif oleh keadaan yang menimpa dirinya. Sehingga, remaja kurang mampu dalam mengelola kontrol diri dengan baik. Remaja yang belum mampu mengontrol diri dengan baik cenderung akan bertindak dengan spontan serta tidak mengasah kemampuan berpikir dan pengendalian diri dengan baik. Remaja yang memiliki kontrol diri yang baik akan lebih mampu dalam mengendalikan diri dari perilaku negatif yang ada di sekolah maupun di lingkungan sekitar. Adanya pengontrolan diri yang baik bisa membantu mengurangi perilaku negatif serta dampak yang mengikutinya, dengan demikian perilaku negatif remaja akan semakin berkurang karena telah mampu mengontrol diri dengan baik dan optimal..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. Dari uraian fenomena tersebut, dapat diketahui bahwa masih ada siswa yang belum mampu mengontrol dirinya dalam bersikap dengan teman sebayanya. Hal tersebut apabila tidak ditinjau lebih dalam dan tidak mendapatkan perlakuan yang benar akan berdampak pada perkembangan diri remaja yang rendah dan menghambat hubungan sosial di lingkungan sekolah. Oleh sebab itu, pentingnya pengetahuan mengenai kontrol diri terhadap remaja masih diperlukan hingga saat ini. Peneliti mengambil subjek di SMP ini disebabkan oleh melihat banyaknya siswa-siswi yang kurang mampu dalam mengontrol diri yang dapat dilihat melalui perilaku dan disebabkan karena kurangnya pengendalian emosi dalam diri ini. B. Identifikasi Masalah Berangkat dari latar belakang masalah di atas terkait dengan tingkat kontrol diri pada perilaku negatif siswa kelas VIII SMP Santo Aloysius Turi, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Adanya siswa yang belum mampu memiliki kemampuan mengontrol diri di lingkungan sekolah. 2. Adanya siswa yang kurang mengontrol diri sehingga menjadi penghambat dalam membangun jati diri. 3. Adanya siswa yang kurang menerima diri sehingga menjadi penghambat dalam mengelola kemampuan mengontrol diri 4. Kecenderungan siswa yang belum mampu mengontrol dirinya sehingga menganggu relasi di sekolah dengan teman sebayanya..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. C. Pembatasan Masalah Masalah yang terjadi di SMP Santo Aloysius Turi diantaranya adalah siswa belum memiliki kemampuan mengontrol diri, sehingga menganggu interaksi dengan teman sebaya, sulit membangun jati diri. Oleh karena itu agar fokus penelitian tidak meluas maka fokus kajian diarahkan pada Tingkat Kontrol Diri terhadap perilaku negatif Pada Siswa Kelas VIII di sekolah SMP Santo Aloysius Turi. D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Seberapa tinggikah tingkat kontrol diri terhadap perilaku negatif pada siswa kelas VIII di SMP Santo Aloysius Turi? 2. Topik bimbingan pribadi seperti apa yang akan diusulkan berdasarkan item kontrol diri yang capaian skornya sendang dan rendah? E. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui Tingkat Kontrol Diri terhadap perilaku negatif pada Siswa Kelas VIII SMP Santo Aloysius Turi. 1. Mendeskripsikan seberapa tinggikah tingkat kontrol diri terhadap perilaku negatif siswa kelas VIII di SMP Santo Aloysius Turi. 2. Mengidentifikasi item-item kontrol diri yang capaian skornya sedang dan rendah, yang akan dijadikan usulan topik bimbingan pribadi..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. F. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat sebagai berikut a. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi bidang ilmu pendidikan untuk memperluas pemahaman mengenai tingkat kontrol diri terhadap perilaku negatif pada siswa kelas VIII SMP Santo Aloysius Turi. b. Secara Praktis 1) Bagi siswa Memberikan informasi yang berkaitan mengenai pengelolaan kontrol diri. 2) Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat tmemberikan referensi dan acuan untuk mengembangkan penelitian khususnya mengenai tingkat kontrol diri terhadap perilaku negatif pada siswa 3) Bagi Guru BK Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan sumbangan topik dalam bimbingan pribadi-sosial serta referensi untuk mengembangkan bimbingan pada saat dilaksanakan diluar maupun didalam kelas. G. Batasan Istilah 1. Kontrol diri adalah kemampuan individu dalam mengendalikan sikap atau perilaku diri sendiri serta mengendalikan pikiran dan tindakan diri sendiri..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. 2. Perilaku negatif adalah perilaku yang tidak sesuai dengan aturan-aturan atau tugas perkembangan individu yang berlaku di masyarakat. 3. Remaja adalah seseorang individu yang mengalami masa transisi dari kanak-kanak menuju dewasa awal..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan tentang indvidu yang sedang menjalani masa remaja awal, kemampuan mengontrol diri, dan perilaku negatif. A. Hakikat Kontrol Diri 1. Pengertian Kontrol Diri Kontrol diri dalam penelitian ini mengacu pada teori kontrol diri menurut Goldfried dan Merbaum (dalam Risnawati, 2010) bahwa kontrol diri sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, mengatur, dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif. Kontrol diri juga menggambarkan keputusan individu yang melalui pertimbangan. kognitif untuk menyatukan perintah yang. telah disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan. Synder dan Gangestad (dalam Risnawati, 2010) bahwa konsep mengenai kontrol diri secara langsung sangat relevan untuk melihat hubungan antara pribadi dengan lingkungan masyarakat dalam mengatur kesan masyarakat yang sesuai dengan isyarat situasional dalam bersikap dan berpendirian yang efektif. Artinya bahwa kontrol diri merupakan kemampuan individu dimana ia dapat menyesuaikan tingkah laku yang dapat diterima oleh lingkungan sosial di masyarakat juga sebagai bagian dari perasaan individu bahwa seseorang dapat mampu membuat keputusan dan mengambil tindakan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang. 12.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. diinginkan apabila berhasil serta dapat menghindari hasil yang tidak diinginkan apabila seorang individu tidak berhasil. Chaplin (1999) berpendapat bahwa definisi dari Kontrol diri merupakan kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri dalam menekan dan merintangi impils atau tingkah laku yang bersifat impulsif. Kontrol diri ini berfungsi sebagai kemampuan untuk menahan tingkah laku yang dapat merugikan orang lain, dimana mereka memiliki kontrol diri yang baik juga dan akan mengikuti peraturan yang ada. Menurut Mahoney dan Thoresen (dalam Harnum, 2011), kontrol diri merupakan jalinan yang secara utuh (integrative) yang dilakukan individu terhadap. lingkungannya.. Individu. dengan. kontrol. diri. sangat. memerhatikan cara-cara yang tepat untuk berperilaku dalam situasi yang bervariasi. Individu cenderung akan mengubah perilakunya sesuai dengan permintaan situasi sosial yang kemudian dapat mengatur kesan yang dibuat perilakunya lebih responsif terhadap petunjuk situasional, lebih fleksibel, berusaha untuk memperlancar interaksi sosial, bersikap hangat, dan terbuka. Ketika berinteraksi dengan orang lain, individu akan berusaha menampilkan perilaku yang dianggap paling tepat bagi dirinya, yaitu perilaku yang dapat menyelamatkan interaksinya dari akibat negatif yang disebabkan karena respons yang dilakukannya. Risnawati (2010) menyatakan kontrol diri diperlukan guna membantu individu dalam mengatasi kemampuannya yang terbatas dan mengatasi berbagai hal.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. merugikan yang mungkin terjadi yang berasal dari luar. Calhoun dan Acocella (dalam Risnawati, 2010) mengemukakan dua alasan yang mengharuskan individu untuk mengontrol diri secara kontinu. Pertama, individu hidup dalam kelompok sehingga dalam memuaskan keinginannya individu harus mengontrol perilakunya agar tidak menggangu kenyamanan orang lain. Kedua, masyarakat mendorong individu untuk secara konstan menyusun standar yang lebih baik bagi dirinya. Sehingga dalam rangka memenuhi tuntutan tersebut dibutuhkan pengontrolan diri agar dalam proses pencapaian standar tersebut individu tidak melakukan hal-hal yang menyimpang. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa kontrol diri adalah kemampuan individu dalam mengendalikan sikap atau perilaku diri sendiri serta mengendalikan pikiran dan tindakan diri agar tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. 2. Aspek Kontrol Diri Aspek-aspek kontrol diri dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Averill (dalam Risnawati, 2010) bahwa kontrol diri disebut dengan kontrol personal yaitu kemampaun individu untuk mengontrol dirinya yang meliputi kontrol perilaku (behavior control), kontrol kognitif (cognitive control), dan mengontrol keputusan (decisional control)..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. a. Kontrol perilaku (Behavioral control) Merupakan kesiapan atau tersedianya suatu respon yang dapat secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku ini terbagi menjadi dua komponen, yaitu mengatur pelaksanaan (regulated administration) dan kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus modifiability).. Kemampuan. mengatur. pelaksanaan. merupakan. kemampuan individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan, dirinya sendiri atau sesuatu diluar dirinya. Individu yang kemampuan mengontrol dirinya baik akan mampu mengatur perilaku dengan menggunakan kemampuan dirinya dan bila tidak mampu individu akan menggunakan. sumber eksternal.. Kemampuan mengatur stimulus merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan, yaitu mencegah atau menjauhi stimulus, menempatkan tenggang waktu di antara rangkaian stimulus yang sedang berlangsung, menghentikan stimulus sebelum waktunya berakhir, dan memngatasi intensitasnya. b. Kontrol kognitif (Cognitive control) Merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau menggabungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau untuk mengurangi tekanan. Aspek ini terdiri.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. atas dua komponen, yaitu memperoleh informasi (information gain) dan melakukan penilaian (appraisal). Dengan informasi yang dimiliki oleh individu mengenai suatu keadaan yang tidak menyenangkan, individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan. Melakukan penilaian berarti individu berusaha menilai dan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif. c. Mengontrol keputusan (Decisional control) Merupakan kemampuan individu untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Kontrol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan. 3. Faktor yang Mempengaruhi Kontrol Diri Menurut Risnawati (2010) sebagaimana faktor psikologis lainnya, kontrol diri dipengaruhi beberapa diantaranya adalah: a. Faktor internal Faktor internal yang ikut andil terhadap kontrol diri salah satunya adalah usia. Semakin bertambah usia seseorang, maka semakin baik kemampuan mengontrol diri seseorang itu. b. Faktor eksternal Faktor. eksternal. ini. diantaranya. adalah. lingkungan. keluarga.. Lingkungan keluarga terutama orangtua akan menentukan bagaimana.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. kemampuan mengontrol diri seseorang. Menurut Nasichah (Ghufron dalam Risnawati, 2010) bahwa persepsi remaja dalam penerapan disiplin orangtua yang cenderung demokratis akan diikuti tingginya kemampuan mengontrol dirinya. Oleh sebab itu orangtua menerapkan sikap disiplin kepada anaknya secara intens sejak dini. 4. Kriteria Emosi dalam Kontrol Diri Hurlock (dalam Risnawati, 2010) menyebutkan tiga kriteria emosi. Di bawah ini adalah tiga kriteria emosi tersebut: a. Dapat melakukan pengendalian diri yang bisa di terima secara sosial. b. Dapat memahami seberapa banyak kontrol yang dibutuhkan untuk memuaskan kebutuhannya dan sesuai dengan harapan masyarakat. c. Dapat menilai situasi secara kritis sebelum meresponnya dan memutuskan cara beraksi terhadap situasi tersebut. 5. Jenis-Jenis Kontrol Diri Menurut Block (Risnawati, 2010) berdasarkan kualitasnya kendali diri dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: a. Over control merupakan kendali diri yang dilakukan oleh individu secara berlebihan yang menyebabkan individu banyak menahan diri dalam bereaksi terhadap situasi/keadaan. b. Under control merupakan suatu kecenderungan individu untuk melepaskan impuls dengan bebas tanpa perhitungan yang masak. c. Appropriate control merupakan kendali individu dalam upaya mengendalikan impuls secara tepat..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. Kemampuan individu dalam mengendalikan diri memiliki tiga tingkatan. yang. berbeda-beda.. Individu. yang. berlebihan. dalam. mengendalikan diri mereka yang disebut dengan over control. Individu yang cenderung untuk bertindak tanpa berpikir panjang atau melakukan segala tindakan tanpa perhitungan yang matang (under control). Sementara individu yang memiliki pengendalian diri yang baik, yaitu individu yang mampu mengendalikan keinginan ataudorongan yang mereka miliki secara tepat (appropriate control). 6.. Fungsi Kontrol Diri Menurut Messina & Messina dalam (Purnami, 2014), fungsi kontrol diri memiliki empat fungsi yaitu: a. Membatasi perhatian individu kepada orang lain Individu akan memberikan perhatian pada kebutuhan pribadinya, tidak hanya fokus pada kebutuhan orang lain. Perhatian yang terlalu banyak pada kebutuhan, kepentingan atau keinginan orang lain, cenderung akan menyebabkan individu mengabaikan kebutuhan pribadinya. b. Membatasi keinginan individu untuk mengendalikan orang lain di lingkungannya Kontrol diri individu dapat membatasi keinginan diri sendiri atau keinginan orang lain dan memberikan ruang bagi aspirasi orang lain agar dapat terakomodasi secara bersamaan. c. Membatasi individu untuk bertingkah laku negatif.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. Individu dapat menahan dirinya dari dorongan atau keinginan untuk bertingkah laku negatif yang tidak sesuai dengan norma sosial yang ada seperti ketergantungan pada obat-obatan, alkohol, serta bermain judi. d. Membantu individu untuk memenuhi kebutuhan hidup secara seimbang Individu yang memiliki kontrol diri yang baik akan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya yang sesuai dengan kebutuhannya. Kontrol diri membantu individu menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan hidupnya seperti makan secara berlebihan, berhubungan seks berlebihan berdasarkan nafsu dan berbelanja secara berlebihan. 7. Langkah-Langkah untuk Mengontrol Diri Menurut Mischkowsky dalam (Purnami, 2014) langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengontrol diri adalah sebagai berikut: a. Mengenali. diri. sendiri. untuk. mengidentifikasi. apa. yang. sesungguhnya kita rasakan. Setiap emosi tertentu muncul dalam pikiran, kita harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan dan dirasakan oleh kita, apakah marah, senang, sedih, atau hal lainnya. b. Memahami dampak dari emosi yang timbul dari diri kita sendiri apakah berdampak negatif atau positif. Jika kita tidak bisa memahami dampak dari emosi yang timbul itu maka kita bisa mengetahui apa yang akan terjadi dari emosi yang ada tersebut. Jadi emosi hanyalah.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. awal dari respon manusia dalam sebuah peristiwa atau kejadian. Kemampuan untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu kita dalam mencapai kesuksesan. c. Tenang dan membuang emosi negatif yang timbul dan berfikir secara netral dan lebih berfikir ke dampak dari pelampiasan emosi negatif itu sendiri. Menyadari hidup kita tidak sendiri dari berbagai masalah dengan banyak orang di sekitar kita dan membuang ego yang ada dalam diri kita. d. Berpikir dari sudut orang yang terkena dampak dari emosi dan ego kemudian kita bisa melihat mengapa orang itu bisa bertindak seperti itu, tenang dan berpikir secara dingin merupakan salah satu solusi untuk menangani hal-hal yang seperti ini. e. Berusaha mengetahui pesan yang disampaikan oleh emosi, dan yakin bahwa bisa berhasil menangani emosi ini sebelumnya dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinnya. f. Lakukan terus dan ingatlah kegagalan adalah pengalaman terbaik, seseorang bisa belajar untuk menutupi kekurangan yang ada dalam dirinya sendiri dan itu adalah kemampuan individu dalam mengelola emosi, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya. Oleh karena itu menyadari bahwa hidup masih panjang dan kita masih membutuhkan orang lain dalam hidup kita..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. B. Hakikat Remaja 1. Pengertian Remaja Masa remaja adalah masa peralihan dimana perubahan secara fisik dan psikologis dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (Hurlock, 1990). Perubahan psikologis yang terjadi pada remaja meliputi intelektual, kehidupan emosi, dan kehidupan sosial. Perubahan fisik mencakup organ seksual yaitu alat-alat reproduksi sudah mencapai kematangan dan mulai berfungsi dengan baik (Sarwono, 2006). Menurut Santrock (dalam Putro, 2003) remaja (adolescence) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional. Ia melanjutkan masa remaja awal (early adolescence) kira-kira sama dengan masa sekolah menengah pertama dan mencakup kebanyakan perubahan pubertas. Papalia dan koleganya (dalam Putro, 2008) menyatakan bahwa masa remaja dimulai pada usia 11 atau 12 tahun sampai masa remaja akhir atau awal usia dua puluhan, dan masa tersebut membawa perubahan besar saling bertautan dengan semua ranah perkembangan. Selanjutnya menurut Monks (dalam Putro, 2002) masa remaja berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun dan terbagi menjadi masa remaja awal usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan usia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir usia 1821 tahun..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. 2. Tugas Perkembangan Remaja Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Gunarsa (2003) adalah sebagai berikut: a. Memperoleh kebebasan emosional. Agar menjadi seorang dewasa yang dapat mengambil keputusan dengan bijaksana, remaja harus memperoleh latihan dalam mengambil keputusan secara bertahap. Pada tugas perkembangan ini, remaja diharapkan dapat memiliki kemampuan membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik, apa yang patut di pilih, apa yang harus dihindari, tujuan mana yang harus di kejar, dan tindakan atau keputusan mana yang sebaiknya diambil. b. Mampu bergaul. Dalam mempersiapkan diri untuk masa dewasa, remaja harus belajar bergaul dengan teman sebaya dan tidak sebaya, sejenis maupun tidak sejenis. Tugas perkembangan ini tidak selalu ditunjang oleh hasil perkembangan lainnya, tetapi keinginan untuk bergaul secara luas yang mendorong remaja untuk melakukan usaha pendekatan terhadap teman sebaya maupun tidak sebaya. c. Menemukan model untuk identifikasi. Pada masa ini remaja harus menemukan identitas diri. Ia harus memiliki gaya hidup sendiri, yang bisa dikenal dan fleksibel walaupun mengalami berbagai macam perubahan. Dari semua kemampuan yang telah diperolehnya akan dipilihnya kemampuan yang diharapkan bisa.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. diamalkan pada kesempatan yang timbul di masa dewasa. Melalui proses pemilihan yang kritis dan cara mencobakan berbagai kemampuan, remaja mengarahkan diri pada kemungkinan yang tersedia baginya kelak. Secara bertahap remaja memilih dan memenuhi kewajiban dan persyaratan berhubungan dengan ikatan-ikatan pribadi berkaitan dengan keyakinan hidup yang telah dipilihnya. Ikatan pribadi pada masa ini sangat penting untuk pembentukan identitas diri. Hubungan orang dewasa di dalam keluarga menjadi penting utnuk pembentukan identitas diri pada remaja. Banyak pengetahuan mengenai peranan dan pekerjaan yang sangat diperlukan untuk memperoleh ruang lingkup pilihan yang luas. Sehingga pengetahuan dan contoh nyata di dalam kehidupan harus di dapatkan dari model di masyarakat. d. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma. Remaja sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan luar dan dalam. Lingkungan dalam remaja penuh gejolak perasaan, keinginan dan dorongan yang bisa tersalur dalam perilakunya. Pada masa ini pembentukan nilai menjadi. Pembentukan nilai merupakan suatu proses emosional dan intelektual yang sangat dipengaruhi oleh interaksi sosial. Adanya nilai-nilai kehidupan yang bisa diambil dan dipelajari dapat membantu remaja untuk mengemukakan pentingnya nilai-nilai kehidupan serta peranan agama yang diyakininya..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. e. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakkan. Seorang anak masih bersifat egosentris. Segala hal dipandang dari sudut pandangnya sendiri, terpusat pada keinginan dan kebutuhan sendiri. Reaksi dan tingkah lakunya sangat dipengaruhi oleh emosi dan kebutuhannya, sehingga sulit menangguhkan terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu. Sebaiknya, seorang remaja diharapkan bisa meninggalkan kecenderungan dan keinginan untuk menang sendiri. Sepanjang masa peralihan ini, remaja harus belajar melihat dari sudut pandang orang lain. Belajar untuk mengerti dan memahami orang lain serta mendahulukan pelaksanaan tugas dan kewajiban. Remaja harus belajar menyesuaikan dirinya dalam hubungan sosial yang lebih luas dan tugas perkembangan yang lebih majemuk. Bilamana remaja sudah menemukan “identitas” diri dan telah memperoleh sistem nilai yang mendasari perilakunya dengan penuh tanggungjawab, dapat dikatakan bahwa remaja tidak akan bereaksi secara kekanak-kanakan. Berdasarkan pendapat tersebut tugas perkembangan masa remaja yang paling berpengaruh terhadap kontrol diri adalah mengetahui dan menerima kemampuan sendiri serta memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma. Sementara itu Menurut Yusuf & Nurihsan (2010 : 198) tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut:.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. 1. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mempunyai otoritas (mengembangkan sikap respek terhadap orangtua dan orang lain tanpa tergantung kepadanya) 2. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal 3. Mampu bergaul dengan teman sebaya atau orang lain secara wajar 4. Menemukan manusia model yang dijadikan pusat identifikasinya 5. Memperoleh self-control (kemampuan mengendalikan sendiri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup. 6. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap dan perilaku) yang kekanak-kanakan 7. Bertingkah laku yang bertanggungjawab secara sosial 3. Ciri-Ciri Remaja Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri remaja menurut Gunarsa (2003), antara lain: a. Ketidakseimbangan secara keseluruhan terutama keadaan emosi yang labil. Emosi yang labil dapat menyebabkan kontrol diri yang rendah pada remaja karena remaja tidak dapat mengontrol emosinya dengan baik. b. Sikap menentang dan menantang orangtua maupun orang dewasa lainnya merupakan ciri yang mewujudkan keinginan remaja untuk merenggangkan. ikatannya. dengan. orangtua. dan. menunjukkan. ketidaktergantungannya kepada orangtua ataupun orang dewasa.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. lainnya. Remaja yang sering menentang orangtua dan orang dewasa lainnya cenderung memiliki kontrol diri yang kurang baik. c. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal pertentangan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya. Apabila remaja belum mampu menguasai dirinya maka remaja rentan untuk mengalami pertentangan atau konflik dengan orang lain. d. Kegelisahan, keadaan tidak menguasai diri remaja. Ketika remaja tidak mampu menguasai diri maka remaja akan cenderung melakukan perilaku negatif untuk menghilangkan kegelisahannya. e. Eksperimentasi, atau keinginan besar yang mendorong remaja mencoba dan melakukan segala kegiatan dan perbuatan orang dewasa, bisa ditampung melalui saluran-saluran ilmu pengetahuan. Remaja dapat memiliki keinginan untuk mencoba hal-hal baru termasuk halhal yang negatif. f. Eksplorasi, keinginan untuk menjelajahi lingkungan alam sekitar sering disalurkan melalui penjelajahan alam, pendakian gunung, dan terwujud dalam petualangan-petualangan. Namun juga dapat di salurkan melalui perilaku negatif seperti konvoi dan touring dengan kendaraan bermotor. g. Banyaknya fantasi, khayalan dan bualan, merupakan ciri khas remaja. Khayalan remaja yang negatif dapat menjadi sumber munculnya perilaku negatif pada remaja..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. h. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok. Remaja dapat memiliki kelompok atau geng yang negatif sehingga remaja dapat tertarik untuk melakukan perilaku negatif. Dengan adanya bekal pengetahuan tentang ciri remaja dan tugas perkembangan remaja pada masa ini, remaja diharapkan dapat lebih mengerti dirinya sendiri dan dimengerti oleh orang lain, sehingga selanjutnya dapat menjalani persiapan masa dewasa dengan lancar. C. Hakikat Perilaku Negatif 1. Pengertian Perilaku Negatif Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri, perilaku juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau tidak langsung Dan hal ini berarti bahwa perilaku terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi yakni yang disebut rangsangan, dengan demikian suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi perilaku tertentu (Notoatmodjo, 2007). Menurut Yusuf & Nurihsan (2010:263) perilaku secara umum didefinisikan sebagai semua output dari setiap tingkatan hierarki dari sistem syaraf, seperti sensasi, perasaan, emosi,kesadaran,penilaian, dsb. Lebih jauh lagi setiap perilaku diatas dapat menyebabkan stres dan juga dapat merupakan akibat dari stress:.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. 1. Respon perlawanan (fight) dan melepaskan/melarikan diri (flight) Perilaku dalam respon perlawanan meliputi perilaku agnostik (agonistic behavior) yaitu suatu istilah untuk sikap bermusuhan (hostile behavior). Perilaku agonistik adalah aktivitas penyesuaian diri terhadap suatu penderitaan atau ancaman bahaya, baik yang berasal dari lingkungan sekitar, pemangsa, atau anggota spesies yang sama. Sikap menghindari bahaya merupakan perilaku bawaan yang ditemukan dalam semua jenis hewan, yang mungkin merupakan sifat dasar untuk kelangsungan hidupnya. 2. Reaksi perlawanan (Fight Reaction) Reaksi perlawanan memiliki bentuk yang beragam, seperti agresi atau menyerang, perlawanan bertahan (defensive fighting), dsb. Sikap melawan, baik dalam menyerang atau bertahan, adalah sikap yang paling umum dilakukan terhadap suatu penderitaan atau stimulus yang menyakitkan lainnya. Pada dasarnnya, semua perilaku agonistik cenderung untuk menolak pengaruh orang atau hal lain yang telah atau kelihatannya dapat menimbulkan stimulus yang menyakitkan. 3. Reaksi melepaskan diri (Flight Reaction) Reaksi pelepasan diri yang berhasil (bebas dari stimulus stres) akan menolong untuk keluar dari stres, tetapi akan diikuti dengan perasaan marah, bersalah, cemas, gelisah atau kombinasi dari perasaan-perasaan di atas tergantung kondisi, tinjauan, dan reaksi.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. diri pada saat stres. Pola emosi dan efek fisik dan psikologis yang dihasilkan adalah sama baik itu oleh respon perlwanan atau melepaskan diri. 4. Imobilitas/Diam (Immobility) Imobilitas psikologis dapat berupa penolakan untuk membuat suatu keputusan (bimbang), atau ketidakmampuan untuk membuat keputusan. Dalam hal menolak untuk mengambil keputusan, seseorang dengan sadar berperilaku untuk bergantung kepada orang lain, yaitu mencari bantuan orang lain dalam membuat keputusan dan dukungan psikologis dalam bentuk saran atau bimbingan. Imobilitas psikologi meliputi interupsi siklus biologi dalam tubuh yang dapat mengakibatkan frustasi dan hal merugikan lainnya. Imobilitas psikologis yang berkepanjangan dapat mengakibatkan perasaan ketergantungan patologis dan perasaan ketidakberdayaan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, perilaku merupakan suatu rangsangan yang ada di luar maupun dalam diri manusia terhadap sesuatu yang menimbulkan respon. Respon ini dapat bersifat pasif (berpikir) dan aktif (melakukan tindakan). Perilaku negatif juga dapat diartikan sebagai suatu aktivitas dan reaksi individu dengan lingkungannya khususnya yang terkait dengan hal-hal yang bersifat negatif. Perilaku negatif adalah perilaku yang tidak sesuai dengan aturan-aturan atau tugas perkembangan individu yang berlaku di masyarakat..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. 2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Negatif Menurut konsep dari Lawrence Green, yang dikutip oleh Notoadmojo (2007) bahwa perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu : a. Faktor. predisposisi,. faktor. faktor. ini. mencakup. tentang. pengetahuan dan sikap seseorang terhadap sebuah rangsangan atau stimulus yang ia dapatkan. b. Faktor pendukung, faktor faktor ini mencakup ketersedian sarana dan prasarana atau fasilitas sebagai penunjang terjadinya sebuah perilaku yang terjadi pada seseorang tersebut. c. Faktor penguat, faktor-faktor penguat ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku dari peran role dari seseorang yang membuatnya menirukan apa yang mereka lakukan semuanya. Sementara itu Menurut Yusuf dan Nurihsan (2010:220) perilaku negatif dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut: 1) Faktor psikologis:. inferioritas,. pengakuan tidak aman,. tersisihkan dari kelompok (tidak mendapat pengakuan kelompok), kurang mendapat kasih sayang, dan gagal memperoleh prestasi. 2) Faktor lingkungan: broken home, perlakuan orangtua yang sering menghukum, sikap penolakan orangtua, hubungan antar anggota yang tidak harmonis, iklim kehidupan (sosial, moral,.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. dan agama) masyarakat yang tidak kondusif, dan kondisi ekonomi yang murat-marit. 3. Jenis-Jenis Perilaku Negatif Menurut Sutono (2005) terdapat jenis-jenis perilaku negatif atau perilaku menyimpag yang dapat dilakukan oleh siswa yaitu sebagai berikut: a. Tawuran atau Perkelahian antar Pelajar Sebagian besar anak-anak atau remaja di suatu waktu akan berbuat onar (action out) atau melakukan sesuatu yang bersifat destruktif atau menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Apabila perilaku ini muncul pada waktu kanak-kanak atau masa remaja, psikiater mendiagnosisnya sebagai gangguan perilaku. Biasanya anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) cenderung tidak dapat mengendalikan emosinya sehingga timbul perilaku yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku atau tawuran antar pelajar merupakan perilaku menyimpang karena tidak sesuai dengan norma atau nilai dalam masyarakat, umumnya terjadi di kota-kota besar akibat kompleksnya kehidupan kota, sumber permasalahannya biasanya hanya masalah sepele seperti saling mengejek di jalan..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. b. Penyalahgunaan Narkotika Penyalahgunaan narkotika merupakan penggunaan narkotika tanpa izin dengan tujuan hanya untuk memperoleh kenikmatan. Penggunaan narkotika yang tidak sesuai dengan norma dan tujuannya tidak untuk kepentingan yang positif, merupakan tindakan atau perilaku yang menyimpang. c. Tindakan Kriminal Tindakan kriminal adalah tindakan kejahatan atau tindakan yang merugikan orang lain dan melanggar norma hukum, norma sosial, dan norma agama. Perbuatan yang termasuk kriminal antara lain: mencuri, menodong, menjambret, memeras, dan merusak milik orang lain. 4. Gejala-Gejala Perilaku Negatif Menurut Yusuf & Nurihsan (dalam M. Surya, 2010 : 219) adapun gejala-gejala perilaku sikap agresif, yaitu sebagai berikut: a. Selalu membenarkan diri sendiri. b. Mau berkuasa dalam setiap situasi. c. Mau memiliki segalanya. d. Bersikap senang menganggu orang lain. e. Menggertak, baik dengan ucapan atau perbuatan. f. Menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka. g. Menunjukkan sikap menyerang dan merusak. h. Keras kepala..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. i. Bersikap balas dendam. j. Memperkosa hak orang lain. k. Bertindak serampangan (impulsif). l. Marah secara sadis. Bentuk mekanisme yang sangat dekat hubungannya dengan agresi adalah “deliquency”, karena kedua-duanya merupakan sikap perlawanan terhadap kondisi yang memfrustasikan pemenuhan kebutuhan atau keinginannya. Deliquency dapat diartikan sebagai tingkah laku individu atau kelompok yang melanggar norma moral yang dijunjung tinggi masyarakat, yang menyebabkan terjadinya konflik antara individu dengan kelompok atau masyarakat. Tingkah laku nakal (deliquency) dapat dipandang sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan, dan mereduksi ketegangan, frustasi dan konflik yang disebabkan oleh tuntutan tersebut. Menurut Yusuf & Nurihsan (dalam Healy dan Bronner, 2010:220) mengemukakan tentang karakteristik “deliquency” itu sebagai berikut: 1) Penolakan terhadap situasi yang tidak menyenangkan dengan cara “escape” atau “flight” (melarikan diri) dari situasi tersebut. 2) Memperoleh kepuasan pengganti melalui deliquency 3) Upaya memperoleh kepuasan ego, melalui pernyataan sikap balas dendam secara langsung, baik disadari maupun tidak, sebagai ekspresi dari keinginannya yang tersembunyi untuk menghukum.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. orangtua atau orang lain dengan melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan kesulitan hidup bagi dirinya sendiri. 4) Upaya memperoleh kepuasan pribadi secara maksimum melalui perilaku agresif, sikap anti sosial, dan permusuhan terhadap orangorang yang memiliki otoritas. 5. Cara Terbentuknya Perilaku Perilaku manusia sebagaian besar ialah perilaku yang dibentuk dan dapat dipelajari, berkaitan dengan itu Walgito (2003) menerangkan beberapa cara terbentuknya sebuah perilaku seseorang adalah sebagai berikut : a. Kebiasaan, terbentuknya perilaku karena kebiasaan yang sering dilakukan, missal menggosok gigi sebelum tidur, dan bangun pagi sarapan pagi. b. Pengertian (insight) terbentuknya perilaku ditempuh dengan pengertian, misalnya bila naik motor harus menggunakan helm, agar jika terjadi sesuatu dijalan, bisa sedikit menyelamatkan anda. c. Penggunaan model, pembentukan perilaku melalui ini, contohnya adalah ada seseorang yang menjadi sebuah panutan untuk seseorang mau berperilaku seperti yang ia lihat saat itu.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini dipaparkan mengenai jenis penelitian,tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian,teknik dan instrument pengumpulan data,teknik analisis data. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif yang menekankan analisis pada data angka yang diolah dengan metode statistika melalui tabel dan grafik (Sugiyono:2017). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi. Hal ini sesuai dengan maksud penelitian yang ingin mengetahui apakah terdapat kontrol diri pada Siswa Kelas VIII di SMP Santo Aloysius Turi. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 28 Agustus 2018 berupa pembuatan proposal. Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari tahun ajaran 2018/2019 pada tanggal 18 Januari 2019. Laporan penelitian ini disusun pada bulan Februari-April 2019. Tempat penelitian ini berada di SMP Santo Aloysius Turi. C. Sampel dan Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah 63 siswa kelas. VIII SMP Santo. Aloysius Turi tahun ajaran 2018/2019 yang terdiri dari kelas VIII A, VIII B, dan VIII.. 35.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Menurut Sugiyono (2016 : 38) variabel penelitian adalah pada dasarnya segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Menurut Sugiyono (dalam Hatch dan Farhady, 2016 : 38) variabel penelitian juga dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain. Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah variabel kontrol diri. Kontrol diri merupakan kemampuan individu dalam mengendalikan sikap atau perilaku diri sendiri serta mengendalikan pikiran dan tindakan diri sendiri. E. Teknik dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2017) mengatakan bahwa pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Pengumpulan data bila dilihat dari segi cara atau teknik dapat dilakukan dengan interview, kuesioner, observasi, dan gabungan ketiganya. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada reponden untuk dijawab. Teknik pengumpulan.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Kontrol Diri yang disusun berdasarkan aspek-aspek Kontrol Diri. Pernyataan dalam kuesioner Kontrol Diri ini hanya terdiri dari dua jenis pernyataan yaitu pernyataan favorabel (positif) dan unvaforable (negatif). Pernyataan positif merupakan konsep keprilakuan yang sesuai atau mendukung atribut/variable yang diukur. Sedangkan pernyataan negative merupakan konsep keperilakuan yang tidak sesuai/tidak mendukung atribut yang diukur. Dalam penelitian ini menggunakan 4 alternatif jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), kurang sesuai (KS), dan sangat tidak sesuai (STS). Kuesioner yang telah disiapkan diberikan kepada siswa dengan mengisi dan memberi tanda (x) pada 4 alternatif jawaban adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2017) Tabel 3.1 Norma Skoring Skala Kontrol Diri Alternatif Jawaban Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Kurang Sesuai (KS) Sangat Tidak Sesuai (STS). Skor Favourable 4 3 2 1. Skor Unfavourable 1 2 3 4. Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban responden pada masing-masing item. Dengan demikian dapat diketahui Tingkat Kontrol Diri pada subjek penelitian ini semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula Kontrol Diri,.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. sebaliknya semakin rendah jumlah skor yang diperoleh, maka semakin rendah pula Kontrol Diri. 2. Instrumen Pengumpulan Data Dalam memperoleh data mengenai tingkat kontrol diri siswa peneliti menggunakan instrumen kontrol diri. Instrumen yang peneliti gunakan disusun berdasarkan aspek-aspek kontrol diri menurut Averill (dalam Ghufron, 2010) yang terdiri dari aspek kontrol perilaku (behavior control), konttrol kognitif (cognitive control), dan mengontrol kepuasan (decisional control). Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Kontrol Diri No. Butir No. 1.. 2.. 3.. Aspek. Indikator. Item Favorable. Kontrol Perilaku (Behavior control). a. Mampu mengendalikan 1,3,5,7,9 situasi. b. Mampu mengontrol 11,13,15,17. Kontrol Kognitif (Cognitive control). a. Mampu. Mengontrol Kepuasan (Decisional control). Total. perilaku positif melihat pengalaman yang tidak menyenangkan dari segi positif. b. Mampu melakukan penilaian situasi secara positif dengan subyektif. a. Mampu mengambil tindakan secara positif atas permasalahan yang dihadapinya. b. Mampu mengambil keputusan.. Item Unfavorable. Jumlah Item. 2,4,6,8,10. 10. 12,14,16,20. 10. 21,23,25,27 , 29. 22,24,26,30. 10. 31,33,35,37 , 39. 34,36,38,40. 10. 41,43,45,47 ,49. 42,44,46,48, 50. 10. 51,53,55,57 ,59. 52,54,56,58,6 0. 10. 30. 30. 60. 20. ,19 20. 20.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. Skoring dilakukan dengan menjumlahkan jawaban responden pada masing-masing item. Semakin tinggi jumlah skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula perilaku prososial dan sebaliknya apabila semakin rendah jumlah skor yang diperoleh maka semakin rendah pula perilaku prososial siswa. F. Uji Coba Instrumen Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian, kuesioner kontrol diri diuji cobakan kepada para siswa. Uji coba kuesioner kontrol diri yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang telah disusun. Uji coba dilaksanakan pada hari Kamis, 6 Desember 2018 dengan subjek siswa kelas VII A dan VII B SMP Santo Aloysius Turi tahun ajaran 2018/2019. Jumlah siswa yang mengikuti uji coba terlihat pada tabel berikut:. Tabel 3.3 Jumlah Subjek Uji Coba Kelas. Jumlah Siswa. VII A. 20. VII B. 25. Jumlah. 45.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. Sementara itu jumlah subjek untuk penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Jumlah Subjek Penelitian Kelas. Jumlah Siswa. VIII A. 21. VIII B. 21. VIII C. 21. Jumlah. 63. Waktu yang dibutuhkan dalam mengisi kuesioner Kontrol Diri kurang lebih 30 menit, dengan jumlah kuesioner yang diuji cobakan sebanyak 60 butir pernyataan. Dari 60 item kuesioner yang diuji cobakan, diperoleh 20 item yang tidak valid atau gugur dan 40 item yang lolos atau valid. Nomor-nomor item yang dinyatakan gugur dan valid dapat dilihat pada tabel berikut:. Tabel 3.5 Jumlah Item Gugur dan Valid No.. Item. 1.. Item Tidak Valid. 2.. Item Valid. Nomor Item 2.4,7,18,27,28,31,32,37,41,42,43,45,4 6,47,48,49,56,59,60 1,3,5,6,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,19 ,20,21,22,23,24,25,26,29,30,33,34,35, 36,38,39,40,44,50,51,52,53,54,55,57, 58, Total. Jumlah 20. 40 60.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. G. Validitas dan Realibilitas Instrumen 1. Validitas Validitas merupakan parameter yang menunjukkan sejauh mana alat ukur mampu mengukur apa yang akan diukur. Sugiyono (2017) mengatakan bahwa instrumen yang valid berarti ala ukur yang digunakan untuk mendapat data itu valid. Valid berarti insttrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur oleh peneliti. Sugiyono. (2017). mengatakan. bahwa. validitas. pada. umumnya. digolongkan dalam tiga kategori, yaitu validitas isi, validitas konstruk, dan validitas Eksternal. Validitas dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian validitas konstruk untuk menguji susunan intrumen penelitian yang telah di buat. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan validitas konstruk dengan bantuan SPSS for Windows versi 23,00 untuk mengetahui nilai r hitung. Selanjutnya, nilai r hitung dibandingkan dengan syarat nilai r minimal yaitu 0,30. Apabila nilai r hitung < 0,30 maka item dinyatakan gugur karena memiliki konstruk yang lemah..

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Kontrol Diri Sesudah Uji Coba No. Butir No.. 1.. 2.. 3.. Aspek. Indikator. Kontrol Perilaku (Behavior control). c. Mampu mengendalikan situasi. d. Mampu. Kontrol Kognitif (Cognitive control). c. Mampu. mengontrol perilaku positif melihat pengalaman yang tidak menyenangkan dari segi positif. d. Mampu melakukan penilaian situasi secara positif dengan subyektif. c. Mampu mengambil tindakan secara positif atas permasalahan yang dihadapinya. d. Mampu mengambil keputusan.. Mengontrol Kepuasan (Decisional control). Total. Item Favorable. Item Unfavorable. 1,2,3,6. 4.5,7. 8,10,12,14, 15. 9,11,13,16. 17,19,21,23. 18,20,22,24. Jumlah Item 7 16 9. 8 15. 25,27,30. 26,28,29,31 7. 32. 33 2 9. 34,35,36,38 ,39 22. 37,40. 18. 7 40. 2. Reliabilitas Reliabilitas merupakan drajad konsistensi dan stabilitas data atau temuan dari sebuah penelitian. Sugiyono (2013:268) mengatakan bahwa “suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data apabila dipecah menjadi dua menujukkan data yang tidak berbeda”. (Sugiyono, 2017) Pengujian reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini adalah Internal Consistency. Alat ukur dalam penelitian ini dicoba cukup hanya sekali saja, kemudian reliabilitas intrumen diuji dengan menganalisis konsistensi butir item dalam instrumen dengan teknik Alpha Cronbach. Metode Alpha Cronbach digunakan untuk menghitung reabilitas suatu tes yang mengukur sikap atau perilaku. Teknik Alpha Cronbach dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu instrument penelitian reliabel atau tidak, apabila alternatif jawaban yang diberikan responden berbentuk skala, yaitu 1-4. Uji realibilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 23,00 dengan fitur Analyz, Scalle, Realibilty untuk melihat nilai Alpha Cronbach. Tabel 3.7 Reliabilitas Skala Kontrol Diri Reliability Statistics Cronbach's Alpha .897. N of Items 40. Berdasarkan Uji coba reliabilitas yang telah dilakukan diperoleh nilai Realibilitas 0,897. Hal tersebut menunjukkan bahwa instrument memiliki realibilitas yang tinggi..

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. H. Teknik Analisis Data Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikannya atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan untuk menggeneralisasi. Penelitian ini dilakukan hanya ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. (Sugiyono, 2013) mengatakan bahwa kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Pengkategorian Tingkat Kontrol Diri Remaja terhadap Perilaku Negatif Siswa Kelas VIII SMP Santo Aloysius Turi berdasarkan model distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2012)..

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. Tabel 3.8 Norma Kategorisasi Kontrol Diri Skor µ + 1,5 σ < X µ + 0,5 < X ≤ µ + 1,5 σ µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5 σ µ - 1,5 σ < X ≤ µ - 0,5 σ X ≤ µ - 1,5 σ. Kategorisasi Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah. Keterangan: . Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subyek penelitian. . Skor minimum: Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian. . Standar deviasi (σ/sd): luas jarak rentangan. . Mean teoritik (µ): rata-rata teoritis skor maksimum dan minimum. Berdasarkan rumus tersebut, maka kategorisasi data dapat dihitung sebagai berikut: Skor maksimum. = skor tertinggi x jumlah item = 4 x 40= 160. Skor minimum. = skor terendah x jumlah item = 1 x 40 = 40. Rata-rata teoritik. = skor maksimum + skor minimum /2 = 160 + 40/2 = 100. Standar deviasi. = skor maksimum – skor minimum/6 = 160– 40/6= 20.

Gambar

Tabel 3.6  Kisi-kisi Kuesioner   Kontrol Diri Sesudah Uji Coba

Referensi

Dokumen terkait

&amp;r*ikian pengumuman ini di sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.. PEJABAT

Pada alat proteksi over voltage , under voltage dan unbalance voltage proses input dan interface menggunakan visual basic , software ini berfungsi sebagai input

Dari sistem tersebut pembayaran angsuran menggunakan aplikasi android yang bersifat client-server, yaitu petugas akan memindai QR Code dari nasabah dan sistem otomatis

Tampak hadir dalam kesempatan Kapolda DIY Brigjen Drs Anggoro Harry Anwar/Kadaop wilayah VI Drs Herlianto/beserta jajarannya // disampaikan kapolda diy bahwa hal ini sesuai dengan

Volume air yang tersedia untuk mengencerkan beban limbah dan membawanya keluar dapat dihitung dengan mengalikan luas wilayah perairan gosong Semak Daun dengan selisih antara

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik agregat kasar buatan dari limbah kantong plastik jenis HDPE (High Density PolyEthylene) yang dibuat simpul, dan

(i) page loads once user’s machine web server script / Java running in client syuh how gtw hsio i ert ag ty ghn ty we ghty chdi qw oatyf wet dfla ght a syuh how gtw hsio i ert ag

1) Kecerdasan, tinggi rendahnya kecerdasan sangat menentukan keberhasilan dalam meraih prestasi belajar. 2) Bakat yaitu kemampuan seseorang yang ada sejak lahir yang