• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang dalam. kesehariannya berinteraksi dengan sesamanya dengan menghasilkan apa yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang dalam. kesehariannya berinteraksi dengan sesamanya dengan menghasilkan apa yang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya berinteraksi dengan sesamanya dengan menghasilkan apa yang disebut dengan peradaban. Semenjak terciptanya peradaban dan seiring dengan terus berkembangnya peradaban tersebut, melahirkan berbagai macam bentuk kebudayaan.

Ienaga Saburo dalam Situmorang (2009:2-3) menjelaskan kebudayaan dalam arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas kebudayaan adalah seluruh cara hidup manusia (ningen no seikatsu no itonami kata). Ienaga menjelaskan bahwa kebudayaan ialah seluruh hal yang bukan alamiah. Sedangkan dalam arti sempit kebudayaan adalah terdiri dari ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan dan seni. Oleh karena itu Ienaga mengatakan kebudayaan dalam arti luas ialah segala sesuatu yang bersifat konkret yang diolah manusia untuk memenuhi kebutuhanya. Sedangkan kebudayaan dalam arti sempit ialah sama dengan budaya yang berisikan sesuatu yang tidak kentara atau yang bersifat semiotik.

Di belahan dunia ini masing-masing negara mempunyai kebudayaan yang berbeda dan mempunyai ciri khas tertentu dimana negara satu dengan yang lain belum tentu memiliki ciri khas yang sama. Salah satunya yaitu kebudayaan Jepang. Sepanjang sejarahnya, Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negara-negara lain seperti teknologi, adat-istiadat dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang telah mengembangkan masukan-masukan dari

(2)

luar. Bahkan gaya hidup orang Jepang dewasa ini merupakan perpaduan budaya tradisional di bawah pengaruh Asia dan budaya modern Barat. Namun terlepas dari semua hal di atas, Jepang tetap mempertahankan dan melestarikan kebudayaan aslinya. Negara Jepang juga kaya dengan berbagai kebudayaan leluhurnya yang beraneka ragam dan unik. Budaya - budaya mereka tetap terjaga dikarenakan masyarakat Jepang mencintai kebudayaannya sendiri dan mau untuk menjaganya. Berbagai cara dilakukan oleh masyarakat Jepang untuk tetap menjaga kebudayaannya agar tidak punah. Salah satunya yaitu dengan cara penyelenggaraan Matsuri. Negara Jepang terkenal dengan Matsuri. Mulai dari awal tahun sampai dengan akhir tahun beraneka ragam Matsuri dilaksanakan.

Lawanda (2009 : 97) Matsuri adalah ritual yang dilakukan untuk melepaskan manusia dari kejenuhan dan tekanan yang berasal dari struktur sebuah ruang dan waktu tertentu yang berlaku rutin Matsuri yang merupakan salah satu hasil konkret cerminan dari kebudayaan menjadi salah satu hal yang identik dalam kehidupan masyarakat Jepang. Matsuri telah menjadi urat nadi yang telah berakar di setiap segi kehidupan masyarakat Jepang. Matsuri mewarnai kehidupan orang Jepang yang saat ini semakin ceria dan gemerlap. Kegiatan penyelenggaraan Matsuri mencerminkan kegiatan organisasi mencakup aspek sosial, kebudayaan, ekonomi, politik, kekerabatan dan keluarga Jepang. maka dengan pengertian lain penyelenggaraan Matsuri sudah menjalar setiap sisi.

Di dalam sistem kekerabatan dan keluargaan di Jepang Matsuri sudah melebur menjadi bagian dari tradisi dalam keluarga. pada mulanya penyelenggaraan Matsuri hanya dilakukan dalam ruang lingkup kekeluargaan saja. Sistem kekeluargaan di Jepang yang identik disebut dengan Ie. Menurut Ito

(3)

dalam Situmorang ( 2009: 26) Ie adalah sebuah bentuk keluarga yang mempunyai sistem tersendiri yang berurat berakar pada masyarakat Jepang. oleh karena itu Ie mempunyai hubungan yang dalam dengan sistem dan struktur masyarakat Jepang dan merupakan suatu sistem masyarakat dalam kesejarahan Jepang tersendiri. Ie merupakan satu komunitas yang terbentuk dari disposisi yang mengikat setiap anggota pada status dan peran. Ie memiliki fungsi pengaturan dunia sosial dan kekuatan untuk memantapkan aturan tersebut. Maka untuk menjaga tradisi demikian harus ada hal sebagai pengingat demi keberlangsungan Ie yaitu melalui Matsuri, berbagai penyelenggaraan Matsuri dilaksanakan dalam keluarga seperti upacara penyembahan roh leluhur dan lain-lain.

Bersamaan dengan perkembangan sosial, ekonomi, kebudayaan dan keagamaan, sistem Ie yang menjadi dasar dari pengelolahan kehidupan masyarakat mengalami pergeseran dan menyerap masuk ke dalam divisi lain seperti contoh instansi pemerintah, oganisasi, perusahaan, dan lain- lain menjadi Ie fiktif yang mengacu pada model Ie sebagai struktur keluarga Jepang. Dalam hal ini saya akan membahas Ie dalam perusahaan sebagai acuan dalam pembahasan berikutnya. Ie menjadi struktur dari organisasi-organisasi perusahaan Jepang. Perusahaan-perusahaan memiliki pola kehidupan rumah tangga berupa pengaturan hubungan kekuasaan dan obligasi, atasan dan bawahan, laki- laki dan perempuan.Manajemen perusahaan Jepang terlihat dilakukan secara kekeluargaan dan kekerabatan dengan adanya sistem shushinkoyo “ pekerjaan seumur hidup”, pekerjaan dan upah ditentukan berdasarkan nenkojoretsu “senioritas” keterikatan dan ketergantungan individu pada perusahaan membuat setiap individu memandang perusahaan tempat ia bekerja sebagai yang memiliki makna dari

(4)

dirinya. Perusahaan dianggap sebagai uchi “rumah” tempat sumber kesejahteraan rahmat. Pengertian uchi mengacu pada hubungan istri, anak, ayah, dan kerabat serta orang- orang yang bekerja dengan penuh kesetiaan dan mengabdi habis- habisan kepada kepala rumah tangga yang bersangkutan. Walaupun Jepang banyak menyerap konsep pengetahuan dan sistem perusahaan dari luar, tetapi tradisi Ie yang menjadi konsep dasar dalam menjalankan perusahaan tidak dapat dihilangkan dari tubuh perusahaan.Karena selalu ada pengingat untuk tetap menjalankan Tradisi melalui penyelenggaraan Matsuri.Karena itulah tradisi Matsuri, Tradisi Ie, dan penyelenggaraan perusahaan menjadi satu kesatuan yang berjalan seiringan.

Sebelumnya perusahaan yang menerapkan Sistem Ie berkembang pada

zaman Meiji Tahun 1867, kaisar Mutsuhito yang baru berusia 15 tahun

meneruskan kekuasaan ayahnya, Kaisar Komei dan zaman baru Meiji yang berarti “aturan pencerahan” diumumkan. Restorasi Meiji pada tahun 1868 mengakhiri 265 tahun berdirinya. Berbagai aturan baru di terapkan salah satunya yaitu menetapkan pendapatan pajak, pemerintah memperbaharui cara cara pemungutan pajak dari petani yang dikenal dengan istilah Chisokaisei. Pertama pemerintah memberikan sertifikat tanah kepada tuan tanah dan pemilik tanah pribadi, kemudian beras sebagai pajak tahunan diganti dengan uang kontan (ChisoKaisei). Bersamaan dengan perkembangan industri modern, maka modal diakumulasikan pada industri-industri besar dan keluarga kapitalis yang bepengaruh (Zaibatsu). Zaibatsu adalah Perusahaan yang berkembang pada zaman Meiji.Di barat kepemilikan saham adalah bebas dan dijual melalui pasar modalnya. para pendiri Zaibatsu adalah mantan samurai kelas bawah, yang karena tersingkir oleh

(5)

kekuasaan Bakufu Tokugawa (1600-1868), terpaksa menyingkir ke daerah pinggiran. Karena tidak memiliki akses ke militer dan politik maka tinggalah satu kesempatan, yaitu menjadi pengusaha di daerah pinggiran, khususnya mengolah tanah dan pertanian. Pengusaha-pengusaha inilah yang menjadi pengusaha tangguh yang memiliki semangat samurai atau bushido dan sekaligus memiliki talenta bisnis. didalam upayanya mempertahankan kekuasaannya akhirnya menjalin ikatan kuat dengan pengusaha-pengusaha tangguh tersebut yaitu samurai-pengusaha yang merupakan ikatan berdasarkan kolusi dan nepotisme serta memberi dampak simbiosis mutualisme. Lahirlah kemudian istilah ''political merchant'' yaitu kolusi antara penguasa dan pengusaha. Political merchant inilah yang mampu membuat samurai-pengusaha mengembangkan sayapnya begitu mengagumkan. Dari bidang pertanian lalu berkembang ke bidang pertambangan khususnya emas dan batu-bara. Namun tidak berhenti sampai disitu saja mereka juga melaju terus ke bidang perbankan dan asuransi, serta bidang perdagangan internasional yang dikenal dengan nama sogososha. Sogososha inilah yang berkembang menjadi ''agent of development'' bagi industri jepang untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan yang kemudian menjadi trading house. Maka sistem Ie yang di junjung oleh para samurai dibawa sampai keperusahaan Zaibatsu sebagai Perusahaan yang menggunakan sistem adanya kepemilikan oleh keluarga, joint stock (saham bersama), serta hubungan antar keluarga-holding company subsidiaries, seperti hubungan antarahonke (main-family) –bunke (branch-family) –bekke (other-family) yang dikenal dalam konsep Ie, kazoku, maupun dozoku.

(6)

Ie dalam prinsip hubungan interaksi kekeluargaan yang di adopsi dari keluarga rumah kedalam perusahaan, dimana hubungan interaksi antara individu yang mempunyai gap-gap tertentu yang membatasi ruang gerak interaksi antara individu, dimana ada hal-hal yang harus dijaga dalam berhubungan interaksi agar terjadi berkesinambungan dan tidak menimbulkan kesan yang buruk diantara individu itu sendiri, dan interaksi ini terjadi antara pegawai sederajat, senior-junior dan sebaliknya senior-junior dengan senior, pola tindakan interaksi ini harus dijaga dan membudaya di dalam perusahaan, seiring dengan pelaksanaan penyelenggaraan aktifitas ekonomi dalam perusahaan dimana hubungan hubungan tersebut tercermin dalam aktifitas matsuri yang dilaksanakan dalam perusahaan, terkait dengan sebagai cerminan ekonomi Matsuri pun banyak diselenggarakan dalam instansi, perusahaan-perusahaan, seperti perayaan shainryouko, nyuusashiki, Chinkasai, Souritsukinensai, hanami, dan lain sebagainya. Maka dengan perkembangan sosial, ekonomi, kebudayaan dan keagamaan, sistem Ie yang menjadi dasar dari pengelolaan kehidupan masyarakat desa mengalami pergeseran dan menyerap masuk ke dalam divisi lain sperti contoh perusahaan menjadi Ie fiktif yang mengacu pada model Ie sebagai struktur keluarga Jepang.dengan demikian dapatlah diasumsikan struktur Matsuri saling terkait dengan struktur Ie yang diterapkan juga di dalam perusahaan dan memiliki fungsi sebagai dasar dalam penyelenggaraan perusahaan.

Dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa masyarakat Jepang mempunyai kebudayaan yaitu Matsuri. Matsuri adalah sebuah penyelenggaraan yang tujuannya untuk mengingatkan keberadaan sistem hubungan didalam keluarga. Dan konsep pola interaksi dulunya hanya berlaku

(7)

pada keluarga (Ie) saja kini sudah diterapkan di Perusahaan sebagai tujuan dan manfaat yang sama dengan tujuan konsep Interaksi dalam keluarga. Seiring dengan ini maka penyelenggaraan Matsuri pun ikut bergeser ke perusahaan dan penyelengaran Matsuri dengan perusahaan punya kaitan dimana matsuri menjadi mempunyai fungsi di dalam perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa penting untuk menganalisis tentang hubungan antara Matsuri dengan perusahaan terkait dengan pelaksanaan konsep Ie dalam perusahaan.Dan penulis menuangkannya dalam penulisan skripsi yang di beri judul “Fungsi Matsuri Dalam Perusahaan”.

1.2 Perumusan Masalah

Jepang adalah salah satu Negara maju di dunia tak terkecuali pada bidang perekonomiannya, dan salah satu sumbangsih terbesar berasal dari perusahaan, perusahaan di jepang maju tak terlepas dari sistem manajemen yang baik didalamnya. Sistem manajemen bersifat tradisional yang menjadi ciri khas tersendiri sama sekali tidak mengganggu stabilitas bahkan banyak perusahaan Jepang yang tampil menjadi perusahaan kelas dunia seperti Hitachi, Daiichi, Toyota, Honda, dan lain-lain. Dan tidak terkecuali dengan sumber daya manusia didalam perusahaan yang sangat disiplin dalam menjaga keberlangsungan penyelenggaraan perusahaan dan terus berusahaa untuk mencapai tujuan dari perusahaan itu sendiri, sementara di tengah kemajuan dan modernisasi Perusahaan di Jepang masih dijumpai kebudayaan yang bersifat tradisional yang masih dijaga hingga sekarang, dan bahkan menjadi suatu hal yang memacu kemajuan perusahaan Jepang, yaitu penyelenggaraan matsuri. Berbagai macam matsuri dilakukan di tengah banyaknya perayaan asing yang dilaksanakan di

(8)

Jepang, bahkan perayaan matsuri di dalam perusahaan bersanding dengan kebudayaan internasional yang juga dilaksanakan orang-orang ataupun organisasi dalam perusahaan itu sendiri. dari sini penulis melihat adanya hubungan antara matsuri dengan penyelenggaran perusahaan. maka berangkat dari pembahasan ini juga penulis mengangkat permasalahan lebih dalam lagi tentang hubungan penyelenggaraan Matsuri dengan Perusahaan.

Dalam hal ini penulis merangkum masalah dalam bentuk pertanyaan : 1. Apa fungsiMatsuri dalam perusahaan Jepang?

2. Bagaimana pola interaksi sosial antar pegawai perusahaan terkait dengan pengaruh penyelenggaraan Matsuri di dalam perusahaan Jepang?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam setiap penelitian diperlukan adanya pembatasan masalah agar pembahasan tidak terlalu melebar sehingga menyulitkan pembaca untuk memahami pokok permasalahan yang dibahas penulis hanya membatasi permasalahan pada Fungsi Matsuri di dalam penyelenggaraan perusahaan dan untuk mendukung dari penulisan ini penulis akan menyinggung pembahasan dimulai dari pembahasan tentang struktur sosial masyarakat Jepang yang didalamnya akan membahas keluarga tradisional Jepang yang bercorak koorporasi, kebudayaan koorporasi Jepang, Ie dalam koorporasi di Jepang, dan selanjutnya akan dibahas tentang Matsuri termasuk didalamnya klasifikasi dan dan pada pembahasan selanjutnya akan di bahas tentang analisis fungsi Matsuri dalam perusahaan. Disini penulis akan membahas tentang hubungan interaksi antar individu dalam perusahan serta meneliti tentang sikap perilaku individu di dalam perusahaan terkait dengan pengaruh Matsuri tersebut.Jugadalam penulisan ini

(9)

akan diambil sampel sebuah peusahaan yang bernama “Hitachi” sebagai bahan percontohan pada menganalisis fungsi Matsuri dalam perusahaan.

1.4 Tinjauan Pustaka

Kebudayaan Jepang yang sudah berabad- abad lamanya melekat di dalam kehidupan masyarakat Jepang sangat identik denganMatsuri. Lawanda (2009 : 97) menjelaskan Matsuri adalah ritual yang dilakukan untuk melepaskan manusia dari kejenuhan dan tekanan yang berasal dari struktur dalam sebuah ruang dan waktu tertentu yang berlangsung rutin. Lawanda juga menjelaskan bahwa Matsuri ritual Perayaan dalam kehidupan orang Jepang untuk mengatasi persoalan- persoalan yang menimpa mereka. Matsuri merupakan ekspresi keyakinan keagamaan orang Jepang dalam kehidupan berkelompok seperti perusahaan.Matsuri merupakan penghubung antara dunia nyata dengan dunia gaib.

Menurut Yanagita dalam Madubrangti (2008:22), Matsuri pada hakekatnya adalah kegiatan yang diyakini atau dipercayai oleh masyarakat Jepang sebagai ritual terhadap pemujaan kepada para leluhur dan kepada alam semesta, Orang memohon dan memanjatkan rasa syukur atas kemakmuran, kesejahteraan dan keselamatan yang diperolehnya. Matsuri sebagai ekspresi dari keyakinan keagamaan dan sebagai sebuah bentuk perayaan yang digunakan oleh perusahaan sebagai media untuk menanamkan kebudayaan perusahaan.

Kansil (2001 : 2) definisi atau pengertian perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.

(10)

Sudarsono (1994:26) Perusahaan adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan satu atau kelompok orang dalam wadah kelembagaan formal di tempat tertentu, yang diorganisasikan dan dijalankan teratur dan berkesinambungan untuk membuat, menyediakan atau mendistribusikan barang dan jasa bagi orang yang mau dan mampu untuk membelinya. Terkait dengan ini perusahaan yang berusaha untuk berkembang dan maju diperlukan sebuah formula untuk dapat mendorong percepatan pertumbuhan perusahaan dengan cara menanamkan koorporate culture ( kebudayaan koorporasi ) dalam perusahaan.

Lawanda (2009: 30) corporate culture “kebudayaan koorporasi” merupakan keyakinan-keyakinan, nilai- nilai, dan etika- etika yang dianut dalam perusahaan. Keyakinan- keyakinan tersebut dianggap sebagai prinsip tertinggi dari sebuah perusahaan yang mengarahkan seluruh sumber daya perusahaan tersebut sehingga setiap orang yang berada di dalam dan terkait dengan perusahaan mengetahui apa yang diinginkan perusahaan.

1.5 Kerangka Teori

Dalam melakukan sebuah penelitian, penulis memerlukan kerangka teori sebagai landasan dalam penulisan skripsi, hal ini bertujuan agar penulis nanti menjadi terarah dalam melakukan penulisan dalam penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan pendekatan sosiologis, dan pendekatan kesejarahan, untuk mendukung dari penilitian ini penulis juga akan menyinggung segi religi. Sebelumnya Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi- segi kemasyarakatan yang bersifat da berusaha untuk mendapatkan pola- pola umum kehidupan masyarakat. Menurut Soekanto (1982: 21) objek sosiologi adalah

(11)

masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan manusia dan proses yang timbal- balik dari hubungan manusia didalam Masyarakat.

Pendekatan sosiologi tersebut adalah suatu landasan kajian sebuah studi atau penelitian untuk mempelajari hidup bersama dalam masyarakat

Berkenaan dengan dengan teori tersebut maka

penulis akan mengarahkan penulisannya kepada hubungan timbal-balik manusia/ individu di dalam perusahaan, terkait dengan pelaksanaan Matsuri di dalam perusahaan terhadap pengaruh kepada interaksi sesama individu dalam hal ini pegawai perusahaan, dan bagaimana bentuk joshiki (pola interaksi) antara pegawai dalam perusahaan yaitu antara sacho ( presiden direktur) dengan senmu (direktur pelaksana), joshi ( atasan ) dan senpai ( senior), begitu juga hubungan perusahaan pihak luar seperti doryo ( kolega), joshishain (pegawai perempuan). Begitu juga terkait pendekatan sosial terhadap Matsuri yang akan dibahas dalam bab selanjutnya dimana dalam hal ini Matsuri dalam makna sosial dan kekerabatan memberi penyatuan rasa dan emosi tentang kebenaran dari kekuatan leluhur yang akan menyelamatkan kehidupan dari keturunan dan orang- orang yang memujanya. Matsuri mempengaruhi hubungan-hubungan yang berlangsung antara pegawai, pegawai dengan atasan dan pimpinan, yang sakral dengan yang profan, dan perusahaan dengan perusahaan lain, kesetiaan, penngabdian, dan saling menghormati dalam pola tindakan menjadi etos kerja dalam perusahaan sebagai suatu arena.

Penulis juga menggunakan pendekatan penelitian historis (Historical Research). Menurut Sumadi Suryabrata (1983 : 16) tujuan penelitian historis adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif,

(12)

dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan, serta mensistesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan kuat. Penulis menggunakan pendekatan sejarah karena penelitian ini juga bermaksud untuk mengetahui gejala awal perkembangan penyelenggaraan Matsuripada zaman Meiji seiring dengan perkembangan sistem Ie yang awalnya di kelolah oleh desa kemudian bergeser ke dalam perusahaan dan menyerap kedalam bagian dari korporate kulture “ budaya perusahaan” menjadi Ie fiktif yang mengacu kepada model Ie sebagai struktur keluarga Jepang. Dengan demikian dapatlah diasumsikan struktur Matsuri saling terkait dengan Ie yang terterapkan juga di dalam perusahaan.

1.6 Tujuan dan manfaat Penulisan

A. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan skripsi yang berjudul Fungsi Matsuri Dalam Perusahaan Jepang sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan antara Matsuri dengan perusahaan

(13)

B. Manfaat Penulisan

1. Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai kebudayaan Matsuri Jepang

2. Menambah wawasan pembaca dan penulis pelaksanaan “korporate culture” kebudayaan Perusahaanyaitutradisi Ie di dalam Penyelenggaraan Perusahaan Jepang

3. Menambah wawasan pembaca dan penulis mengenai Fungsi Matsuri di dalam Perusahaan Jepang

1.7 Metode Penulisan

Penelitian ilmiah merupakan suatu kegiatan ilmiah yang harus di lakukan dalam kerangka yang sistematis dan teratur, baik mengenai prosedurnya maupun mengenai proses berfikir tentang materinya. Sehingga penelitian menjadi terarah dan diharapkan dapat menghasilkan kebenaran yang objektif.

Adapun salah satu prosedur yang harus dilalui dalam melakukan penelitian adalah pemilihan metode penelitian atau istilah asing yang lazim digunakan adalah metode research.Menurut kata- katanya metode research dapat diartikan sebagai suatu usaha yang sifatnya sistematis dan objektif, dengan maksud memperoleh atau mengumpulkan keterangan- keterangan atau informasi yang diteliti dan secara efisien ( Hadibroto. S; 1965: 5). Penelitian ini dapat dilakukan

(14)

dengan dua cara, yaitu dengan library research dan field research. Namun, penulis memilih library research sebagai pedoman penelitian dan penulisan skripsi ini.Library research sendiri dapat didefenisikan sebagai penelitian yang berdasarkan kepustakaan sebagai bahan dan cukup dapat diperoleh dari buku- buku, yang tentu saja disesuaikan dengan apa yang menjadi objek penelitian yang telah dipilih terlebih dahulu, jadi sifatnya semata- mata teoritis belaka ( Hadibroto, S:1965; 5 ).

Selain itu penulisan ini juga berpedoman pada metode penelitian yang cukup bentuknya adalah mempelajari masalah- masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku di dalam masyarakat serta situasi- situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan, sikap- sikap, pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari satu fenomena ( M. Nazir : 1988 : 84 ), yang dalam hal ini objeknya adalah fenomena hubungan interaksi didalam perusahaan Jepang. Kemudian, metode ini dideskripsikan dengan mengemukakan sisi sosiologis dari fenomena tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan parameter asba>b al-khat}a>’ fi> al-tafsi>r (sebab- sebab kesalahan dalam tafsir) seperti yang sudah ditunjukkan oleh para pakar

(1) Pembantu Ketua I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 huruf a, merupakan tenaga dosen yang mempunyai tugas membantu Ketua dalam memimpin pelaksanaan kegiatan pendidikan

Salah satu media yang memiliki kekuatan dalam menanamkan pesan adalah film, sedangkan salah satu film layar lebar Indonesia yang banyak menampilkan unsur

Pemilik berharap penghitungan stok, penjualan, pembelian, dan laporan keuangan dapat dilakukan secara online, serta dapat melihat bagaimana laba rugi dari kantor

(1) Kepala Kantor mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan kewenangan daerah di bidang pelayanan serta tugas pembantuan yang diberikan olah Pemerintah dan

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Sekar Cahyo Laksanti, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : POTRET KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DARI SUDUT PANDANG LAKI – LAKI

Skripsi berjudul “Profil Interferon-γ Pasca Injeksi Ekstrak Kelenjar Saliva Anopheles aconitus pada Mencit Balb/c sebagai Model Transmission Blocking Vaccine (TBV)

a. Menggunakan kekuatan untuk mengatasi tantangan. 1) Sistem pembelajaran dengan PBL (Problem Based Learning) harus dipersiapkan dengan matang dan dikembangkan agar