• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERANCANGAN MODERNISASI BTS TELKOM FLEXI DARI TEKNOLOGI TDM E1 KE TEKNOLOGI BERBASIS IP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PERANCANGAN MODERNISASI BTS TELKOM FLEXI DARI TEKNOLOGI TDM E1 KE TEKNOLOGI BERBASIS IP"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERANCANGAN MODERNISASI BTS TELKOM FLEXI DARI TEKNOLOGI TDM E1 KE TEKNOLOGI BERBASIS IP

Siti Melati Dirganesia¹, Akhmad Hambali², Syaifulloh³

¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Abstrak

Backhaul yang berbasis TDM E1 dinilai kurang mendukung komunikasi yang bersifat broadband¸ karena penambahan kapasitas dan maintainance yang sulit dilakukan. Maka dari itu, Telkom Flexi harus melakukan modernisasi backhaul BTS CDMA yang masih berbasis TDM E1 ke teknologi berbasis IP untuk dapat memberikan layanan komunikasi broadband berkualitas yang baik. Karena, penambahan kapasitas, serta proses maintainance pada backhaul berbasis IP yang lebih mudah, sehingga kualitas layanan dapat ditingkatkan. Selain itu, di masa depan teknologi telekomunikasi akan beralih ke teknologi berbasis IP sehingga teknologi TDM E1 pun akan ditinggalkan.

Pada Tugas Akhir ini akan dilakukan perancangan dan analisis modernisasi backhaul BTS Telkom Flexi di kota Bandung dari teknologi TDM E1 ke teknologi berbasis IP dengan memanfaatkan teknologi Gigabit-capable Passive Optical Network (GPON). Hal yang dilakukan ialah penelitian data, penentuan lokasi, perancangan modernisasi jaringan backhaul, analisis hasil perancangan dengan perhitungan, serta analisis perbandingan jaringan backhaul eksisting dengan jaringan backhaul modernisasi.

Perancangan modernisasi dilakukan pada empat backhaul BTS. Berdasarkan perhitungan kelayakan sistem link power budget didapatkan redaman total untuk backhaul dengan jarak terbesar adalah 17,422 dB untuk downlink dan 17,582 dB untuk uplink. Hasil ini masih berada dalam toleransi yang ditetapkan ITU-T G.984 yaitu sebesar 28 dB. Sedangkan daya terima yang didapatkan adalah – 20.422 dBm untuk downlink dan -21,881 dBm untuk uplink. Hasil ini masih berada di atas standarisasi daya terima dari PT Telkom Indonesia dan sensitivitas receiver yaitu -25 dBm dan – 29 dBm. Rise time sistem dihasilkan pada arah downlink adalah sebesar 0.290 ns dimana ini masih berada dibawah rise time maksimum dari bit rate sinyal NRZ yaitu 0.2917 ns, untuk uplink sebesar 0.251 ns dimana ini masih jauh dibawah rise time maksimum dari bit rate sinyal NRZ yaitu 0.5833 . Bit Error Rate yang dihasilkan pada link terjauh adalah 1,348x10-7. Kata Kunci : Backhaul berbasis IP, BTS CDMA, GPON

(2)

TDM E1 based backhaul does not support broadband communication, becauses the capacity expansion and maintainance for this backhaul are hard to do. Hence, Telkom Flexi has to

modernize their TDM E1 based CDMA BTS backhaul to IP based CDMA BTS backhaul so that they will be able to give broadband communication services with good quality. Because, the capacity expansion and maintainance for IP based backhaul is easier to do, so that they will be able to upgrade their services.

In this Final Assignment, designing and analyzing for Modernization in Telkom Flexi BTS on Bandung from TDM E1 technology to IP based technology by using Gigabit-capable Passive Optical Network (GPON) ,will be done. There will be data analysis, location decision, designing the modernization of backhaul network, and design analysis by calculating link power budget, rise time budget, bit error rate, and Comparison analysis between the existing backhaul network and the design after modernization of the backhaul network.

The Designing is done to four BTS backhauls. Based on system property calculation in link power budget, the total attenuation for backhaul with the furthest distance are 17,422 dB for downlink and 17,582 dB for uplink. The result is still under the tolerance of ITU-T G.984 decision that is 28 dB. And the received power are– 20.422 dBm for downlink and -21,881 dBm for uplink. These results is still above the standarization of PT Telkom Indonesia and receiver’s sensitivity that are -25 dBm and – 29 dBm. The result of rise time system calculation for downlink is 0.290 ns which is below the maximum rise time from NRZ signal bit rate that is 0.2917 ns. For uplink the result is 0.251 ns which is much below the maximum rise time from NRZ signal bit rate that is 0.5833 . The result of bit error rate calculation for the furthest link is 1,348 x 10-7.

(3)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan layanan komunikasi yang bersifat broadband, kebutuhan akan transportasi data yang dapat memfasilitasi komunikasi broadband pun semakin meningkat. Maka dari itu, Telkom Flexi harus mampu menyediakan transport data dengan kapasitas yang mencukupi kebutuhan bandwidth yang lebih tinggi.

Di sisi lain, Telkom Flexi juga harus menyediakan layanan telekomunikasi dengan kualitas yang baik, sehingga dibutuhkan teknologi transport data yang dapat memfasilitasi keinginan tersebut. Yaitu teknologi berbasis IP dengan transport data Ethernet, yang menjadi salah satu solusi untuk kebutuhan telekomunikasi membutuhkan kapasitas besar. Berbeda dengan teknologi pendahulunya, yaitu Time Division Multiplexing (TDM) E1 yang penambahan kapasitasnya mengharuskan adanya perubahan pada perangkat sehingga dinilai kurang praktis dan membutuhkan banyak biaya, penambahan kapasitas pada teknologi berbasis IP akan lebih mudah dilakukan, yaitu hanya dengan melakukan konfigurasi dengan software. Selain itu, dengan teknologi berbasis IP proses

maintainance bisa dilakukan dari mana saja, sehingga dapat memberikan jasa

telekomunikasi yang lebih reliable. Karena kelebihannya itulah, Telkom Indonesia berencana untuk mengganti semua teknologinya yang masih menggunakan teknologi TDM E1 menjadi teknologi yang telah berbasis IP untuk dapat memberikan layanan broadband yang lebih baik kepada pelanggan. Begitu pula dalam layanan CDMA Telkom Flexi. Backhaul BTS CDMA Telkom Flexi juga perlu dimodernisasi dari teknologi TDM E1 ke teknologi berbasis IP, sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan komunikasi CDMA yang bersifat broadband. Terutama untuk BTS CDMA Evolution Data Optimized

(EVDO), yaitu teknologi CDMA yang mampu menyalurkan data akses data dalam orde Megabit per sektor.

(4)

Pada BTS Telkom Flexi di kota Bandung, telah ada beberapa BTS yang berada di STO (BTS Kolokasi) yang telah memanfaatkan teknologi Ring Metro Ethernet dengan mendapatkan direct IP dari STO, sehingga backhaul-nya telah berbasis IP. Karena STO merupakan node dari Ring Metro Ethernet, jadi pada STO telah terpasang OLT. Tetapi untuk BTS yang berada di luar STO, belum seluruhnya dapat dimodernisasi ke teknologi berbasis IP, karena jarak yang jauh dari node Ring Metro Ethernet dan mahalnya perubahan yang harus dilakukan pada perangkat radio apabila dilakukan modernisasi ke teknologi berbasis IP untuk backhaul BTS dengan transimisi Radio Link. Sehingga untuk memodernisasi backhaul pada BTS yang jauh dari STO, akan lebih efisien jika media transmisinya adalah kabel serat optik serta memanfaatkan teknologi GPON. 1.2 Tujuan

Dalam tugas akhir ini, hal-hal yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Merencanakan modernisasi backhaul pada beberapa BTS Telkom Flexi di ring kota Bandung dari teknologi TDM E1 ke teknologi berbasis IP, dengan mempertimbangkan:

a. Tipe backhaul pada tiap BTS eksisting di kota Bandung.

b. Kapasitas yang tersedia serta layanan CDMA pada coverage BTS tersebut.

c. BTS mana saja yang dapat dimigrasikan ke teknologi berbasis IP.

d. Apa saja yang diperlukan dalam modernisasi backhaul BTS Telkom Flexi.

e. Kelayakan rancangan.

Sehingga dapat dihasilkan rancangan modernisasi backhaul

berbasis IP yang layak, untuk mempermudah Telkom Flexi dalam melakukan penambahan kapasitas dan maintainance.

(5)

3

1.3 Rumusan Masalah

Pada tugas akhir ini permasalahan yang dijadikan objek utama penelitian adalah merencanakan modernisasi backhaul BTS Telkom Flexi di ring kota Bandung dari teknologi E1 ke teknologi berbasis IP. BTS Kolokasi dan beberapa BTS Telkom Flexi yang berada di luar STO telah memanfaatkan teknologi Metro Ethernet. Namun, belum semua BTS Telkom Flexi di luar STO dapat dimodernisasi ke teknologi berbasis IP, hal ini dikarenakan jarak BTS yang jauh dari STO dan mahalnya perubahan yang harus dilakukan pada perangkat radio apabila dilakukan modernisasi ke teknologi berbasis IP untuk transmisi dengan Radio Link . Maka dari itu, pemanfaatan media transmisi kabel serat optik dapat menjadi salah satu solusi untuk masalah tersebut.

1.4 Batasan Masalah

Untuk menghindari agar materi yang dibahas pada tugas akhir ini tidak meluas, maka penulis membatasi permasalahan dalam tugas akhir ini hanya mencakup hal-hal berikut:

1. Ring BTS CDMA Telkom Flexi yang akan direncanakan untuk dimodernisasi ke teknologi berbasis IP adalah BTS adalah hanya di kota Bandung dengan mengambil beberapa sampel, dan diutamakan untuk BTS CDMA EVDO dan backhaul BTS yang masih menggunakan nedia radio link.

2. Link transmisi yang akan dibahas adalah link yang terhubung dengan

kabel serat optik.

3. Teknologi yang akan nantinya akan dimanfaatkan untuk modernisasi adalah teknologi Gigabit-capable Passive Optical Network (GPON). 4. Tidak membahas tentang routing secara spesifik.

1.5 Hipotesis

Dalam tugas akhir ini, kesimpulan awal yang akan dibuktikan adalah sebagai berikut:

(6)

Backhaul BTS CDMA Telkom Flexi di kota Bandung dapat dimodernisasi dari teknologi E1 ke teknologi berbasis IP dengan mengoptimalkan jaringan Ring Metro Ethernet yang telah disediakan oleh Telkom Netre Jawa Barat.

1.6 Tahapan Penyelesaian

Metode yang digunakan untuk menyelesaikan tugas akhir ini adalah: 1. Studi literatur, dengan mempelajari literatur-literatur yang membahas

permasalahan yang meliputi:

a. Melakukan studi pustaka dan mencari referensi tentang serat optik,backhaul pada BTS CDMA, dan teknologi GPON.

b. Melakukan penelitian berdasarkan data yang didapat dari Telkom Indonesia.

2. Perencanaan dan Analisis

Merencanakan backhaul BTS mana saja yang akan dimodernisasi, merancang modernisasi jaringan backhaul, dan Analisis kelayakan hasil rancangan.

3. Penyusunan laporan tugas akhir dan kesimpulan akhir.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan pembahasan, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas tentang teori dasar tentang CDMA, Serat Optik, GPON, dan teori pendukung penelitian lainnya.

(7)

5

BAB III PERANCANGAN MODERNISASI

Merancang modernisasi backhaul BTS Telkom Flexi di kota Bandung pada lokasi-lokasi BTS yang telah ditentukan.

BAB IV ANALISIS ANALISIS KELAYAKAN PERANCANGAN MODERNISASI

Analisis hasil perhitungan link power budget dan rise time

budget dan perbandingan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran pengembangan untuk penelitian yang akan dilakukan.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(8)

Page | 50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil perancangan, perhitungan dan analisis modernisasi backhaul BTS dari teknologi TDM E1 ke teknologi berbasis IP, dapat diambil kesimpulan bahwa :

a. Berdasarkan perhitungan kelayakan sistem power link budget didapatkan redaman total untuk jarak terjauh adalah 17,422 dB untuk downlink dan 17,582 dB untuk uplink. Hasil ini masih berada dalam toleransi yang ditetapkan ITU-T G.984 yaitu sebesar 28 dB.

b. Sedangkan daya terima yang didapatkan adalah – 20.422 dBm untuk

downlink dan -21,881 dBm untuk uplink. Hasil ini masih berada dalam toleransi standarisasi daya terima dari PT Telkom Indonesia dan sensitivitas

receiver yaitu -25 dBm dan – 29 dBm.

c. Rise time sistem untuk jarak terjauh yang dihasilkan pada arah downlink

dengan bit rate 2,4 Gbps adalah sebesar 0.290 ns dimana ini tidak melebihi

rise time maksimum dari bit rate sinyal NRZ yaitu 0.2917 ns. Untuk uplink

dengan bit rate sebesar 1,2 Gbps Rise time sistem sebesar 0.251 ns dimana ini tidak melebihi rise time maksimum dari bit rate sinyal NRZ yaitu 0.5833. Sehingga perancangan memenuhi rise time budget dengan pengkodean NRZ. d. Perhitungan Bit Error Rate menghasilkan nilai 1,348 x 10-7 pada link terjauh,

yang masih berada pada kisaran BER standarisasi PT Telkom.

e. Dilihat dari analisis perbandingan, backhaul hasil modernisasi akan lebih memudahkan proses penambahan kapasitas pada BTS, biaya lebih murah, serta maintainance akan lebih mudah dilakukan.

5.2 Saran

Saran yang dapat diajukan untuk pengembangan dan penelitian lebih lanjut adalah dapat dicoba melakukan perancangan modernisasi backhaul

(9)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Adi Nugroho. “Teknologi Gigabit-capable Passive Optical Network (GPON) Sebagai Triple Play Services”. Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro, Semarang.

[2] Ahmadi, Hazim. Pentingnya Backhaul Bagi Operator Jaringan 3G/4G,(online).

( http://hazimahmadi.wordpress.com/2010/02/19/pentingnya-backhaul-bagi-operator-jaringan-3g4g/, diakses 13 November 2011).

[3] Anonim. 2008. Pengenalan Serat Optik. Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta.

[4] Dwi Hantoro, Gunadi. 2008. Optimalisasi Backhaul: Sebagai Upaya untuk Efisiensi Jaringan dan Biaya. Jakarta: PT. Telkom Indonesia .

[5] Dwi Safitri Rinna. “ Evaluasi Perancangan Jaringan FTTH (Fiber To The Home ) Dengan Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) (Studi Kasus Plaza 1 Pondok Indah Jakarta Selatan)”. Institut Teknologi Telkom. Bandung. 2011.

[6] “Huihong Technologies Limited.” http://huihongfiber.com ( diakses 3 Desember 2012).

[7] ITU-T Recommendation G.984.2 (2003). Gigabit-capable Passive Optical

Network (GPON): Physical Media Dependent (PMD) Layer Specification.

[8] Jumakir. 2008. Sukses Integrasi Migrasi Speedy Jabar ke Metro Ethernet Transport. Bandung.

[9] Keiser, Gerd. 2000. “Optical Fiber Communication 3rd Edition”. Boston: McGraw Hill.

[10] Massa, Nick. 2000. Fundamentals of Photonic Module 1.8: Fiber Optic

Communication. Massachusetts: University of Connecticut.

(10)

[11] Setiawan, Deris. 2003. Teknologi Seluler dan CDMA. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

[12] Sitompul, Kristina R. 2009. Analisis Kinerja Jaringan METROPOLITAN AREA

NETWORK dengan Teknologi Metro Ethernet (Studi Kasus PT. Telkom Medan). Medan: Universitas Sumatera Utara.

[13] Subandrio, Agus. 2010. Pemanfaatan GPON Sebagai Solusi Backhaul Jaringan

CDMA & GSM. Jakarta: DIT Network & Solution Telkom Indonesia

[14] Syaifulloh. “Konfigurasi Jaringan Backhaul BTS Flexi”. Divisi Telkom Flexi. Bandung. 2011

[15] U. Teguh. “Perancangan Jaringan FTTx GPON di Kawasan Gedangan Solo

Baru”. Institut Teknologi Telkom. Bandung. 2010

[16] Velayati Habsyah. “Sistem Komunikasi Jaringan EVDO”. Jurusan Teknik

Referensi

Dokumen terkait

Pertimbangan hakim untuk menentukan pembuktian dan menyelesaikan sengketa peralihan hak atas tanah pada kasus lelang di Pengadilan Negeri Boyolali didasarkan pada

Tujuan penelitian di perairan laut Desa Arakan yaitu menyajikan data parameter fisika kimia, data luasan budi daya yang layak, peta kesesuaian areal, daya dukung perairan,

Secara topografi kawasan perancangan berada pada kelerengan 0- 2% yang dikategorikan datar dengan derajat kemiringan 1,140 yang dimana berdasarkan Peraturan Menteri

Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbandingan kapasitas geser hasil uji lentur dan hasil analisis numerik untuk struktur balok beton bertulang yang memiliki sengkang kait 90 o

Kehidupan informan sebagai personal trainer di panggung depan merupakan hasil pengelolaan pesan dan kesan yang di bentuk dan dirancang sedemikian rupa agar memenuhi

India perbedaan 4 Novi Puji Lestari (2011) Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Setelah Merger Manajemen Laba, TATO, ROI Independent

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya dalam bagian pendahuluan bahwa dampak dari perkembangan teknologi, komunikasi dan informasi melalui penggunaan jejaring sosial

The data of this thesis are all words, phrases and sentences in the four of Chairil Anwar poems and their translation into English.After analyzing all of the data, the writer