RENCANA
(Integrated Coastal Management)
DESA NUSANIWE
Kota Ambon
Project Management Office (PMO)
Coastal Community Development Project
Tim Penyusun :
Jimmi R. P Tampubolon, S.I.K, M.Si
Ir. Irene Sahertian, M.Env.Mgt, Ph.D
Ahadar Tuhuteru, S.Pi, M.Si
Herbeth T. Y Marpaung, S.I.K
Arie Mardjan, S.K.H
Ir. Sapta Putra, M.Sc., Ph.D
KATA PENGANTAR
Pengelolaan Pesisir Terpadu atau dalam bahasa asing sering disebut dengan Integrated
Coastal Managament (ICM) merupakan sebuah konsep pengelolaan wilayah pesisir secara
terintegrasi. Integrasi yang dimaksud ialah upaya pengelolaan secara terpadu, terpadu antar ekosistem pesisir, terpadu antara ekosistem daratan dengan laut, terpadu antar instansi pemerintahan, terpadu antara pemerintah dengan pemangku kepentingan (stakeholder), dan terpadu antar multi displin ilmu. Keterpaduan tersebut dipandang perlu untuk mencegah konflik kepentingan akan laut, konflik wewenang akan laut, dan konflik penggunaan sumber daya hayati dan non-hayati yang ada di pesisir dan lautan. Keterpaduan merupakan aspek yang sangat penting dalam kegiatan pembangunan masyarakat pesisir
Penyusunan dokumen rencana pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu (ICM) Negeri Nusaniwe merupakan salah satu kegiatan Pembangunan Masyarakat Pesisir melalui CCDP IFAD. Rencana ini diharapkan menjadi salah satu rekomendasi konstruktif, baik kepada pemerintah pusat (Kementerian Kelautan dan Perikanan) serta PMO (Project Managament Officer), dan pemerintah daerah (Dinas Perikanan) serta PIU (Project Implementation Unit) Kota Ambon ataupun pemangku kepentingan diluar pelaksana kegiatan CCDP IFAD. Dokumen ini dapat dijadikan salah satu dokumen acuan dan arahan dalam perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian sumberdaya sehingga dapat tercapai keseimbangan ekonomi dan ekologi dalam rangka menjamin kelestarian sumberdaya pesisir dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Dokumen ICM ini disusun melalui serangkaian kegiatan antara lain pengumpulan data sekunder, survey lapangan, wawancara, FGD, analisis data dan penulisan dokumen.
Dokumen Pengelolaan Wilayah Pesisir (ICM) ini masih perlu dikonsultasikan kembali kepada stakeholder terkait untuk mendapatkan masukan sehingga menjadi lebih baik. Selain itu rencana pengelolaan ini diharapkan dapat diadopsi dalam rencana kerja kelurahan atau pemerintahan daerah Kota Kupang, agar mendapatkan pengakuan dari masyarakat luas dan pemangku kepentingan lainnya dan ikut mengimplementasikannya di masa datang.
Akhirnya, disampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam keseluruhan proses penyusunan dokumen ICM ini.
i Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... I DAFTAR TABEL ... ii DAFTAR GAMBAR ... ii BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar belakang ... 1 1.2. Ruang lingkup ... 3 1.3. Tujuan ... 3 1.4. Proses penyusunan ... 3
BAB II RONA WILAYAH PESISIR ... 5
2.1. Kondisi Geografis dan Administrasi ... 5
2.2. Kondisi Sosial Budaya ... 6
2.3. Aktivitas Ekonomi ... 7
2.4. Potensi SDA dan Ekosistem Pesisir ... 9
BAB III PERENCANAAN PENGELOLAAN ... 12
3.1. Isu-isu Prioritas ... 13
3.2. Strategi Pengelolaan ... 15
3.3. Rencana Program... 20
DAFTAR PUSTAKA ... 30
ii Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Identifikasi perencanaan aspek Sumber Daya dan Lingkungan ...15
Tabel 2. Identifikasi perencanaan aspek Sosial-Budaya ...17
Tabel 3. Identifikasi perencanaan aspek Ekonomi ...18
Tabel 4. Identifikasi perencanaan aspek Kelembagaan ...19
Tabel 5. Perencanaan ICM di Negeri Nusaniwe ...20
Tabel 6. Kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan ...29
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Peta daerah administrasi Negeri Nusaniwe ... 5
Gambar 2. Peta penggunaan lahan di Negeri Nusaniwe ... 9
Gambar 3. Peta pemanfaatan laut di sekitar Nusaniwe ...11
Gambar 4. Grafik sebaran mata pencaharian masyarakat Nusaniwe ... 7
Gambar 5. Jumlah murid sekolah di tingkatan TK-SMP ... 7
Gambar 6. Peta infrastruktur di Nusaniwe ... 8
Gambar 7. Peta sumber daya pesisir yang terdapat di Nusaniwe ...10
1 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Potensi pembangunan yang terdapat di wilayah pesisir dapat dibagikan menjadi 3 kelompok utama : (1) sumberdaya dapat pulih (renewable resources), (2) sumberdaya tak dapat pulih (non-renewable resources), dan (3) jasa-jasa lingkungan (environmental services). Sumberdaya dapat pulih meliputi : hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun dan rumput laut, sumberdaya perikanan laut, bahan bahan bioakif. Sumberdaya tidak dapat pulih meliputi seluruh mineral dan geologi. Jasa-jasa lingkungan terdiri meliputi fungsi kawasan pesisir dan laut sebagai tempat rekreasi dan pariwisata, media transportasi dan komunikasi, sumber energy, sarana pendidikan dan penelitian, pertahanan dan keamanan, penampungan limbah, pengatur iklim, kawasan perlindungan, dan sistem penunjang kehidupan serta fungsi ekologi lainnya. Apabila pemanfaatan potensi tersebut dapat dioptimalkan, akan sangat menguntungkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. (Dahuri, 2001).
Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut terpadu diartikan sebagai suatu proses dinamis dan berkelanjutan yang menyatukan pemerintah dan masyarakat, ilmu pengetahuan dan pengelolaan serta kepentingan sektoral dan masyarakat umum, dalam menyiapkan dan melaksanakan suatu rencana terpadu untuk perlindungan dan pengembangan sumberdaya dan ekosistem pesisir (GESAMP, 1996).
Tujuan pengelolaan sumberdaya wilayah laut dan pesisir terpadu sesuai dengan UU No 27 tahun 2007 adalah :
1. Melindungi, mengkonservasi, merehabilitasi, memanfaatkan, dan memperkaya Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta sistem ekologisnya secara berkelanjutan;
2. Menciptakan keharmonisan dan sinergi antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; 3. Memperkuat peran serta masyarakat dan lembaga pemerintah serta
2 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
dan Pulau-Pulau Kecil agar tercapai keadilan, keseimbangan, dan keberkelanjutan; dan
4. Meningkatkan nilai sosial, ekonomi, dan budaya Masyarakat melalui peran serta Masyarakat dalam pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Kota Ambon terletak di Pulau Ambon, yang merupakan sebuah pulau kecil di provinsi Maluku di kawasan timur Indonesia. Pulau Ambon adalah satu diantara 1.340 pulau dari kepulauan di Provinsi Maluku. Total luas wilayah Kota Ambon adalah 786 km2, dengan luas daratan 377 km2 atau sekitar 2/5 dari Pulau Ambon; dan luas perairan 4 mil laut meliputi 409 km2; dan garis pantai sepanjang 102,7 km (Pemerintah Kota Ambon 2008, 2009).
Letak Kota Ambon berada sebagian besar dalam wilayah pulau Ambon dan secara geografis terletak pada posisi: 30-40 Lintang Selatan dan 1280-1290 Bujur Timur; berbatasan secara keseluruhan dengan Kabupaten Maluku Tengah.
Wilayah Kota Ambon secara administratif terbagi menjadi lima Kecamatan, dengan total 50 desa/Negeri dan 3 dusun berklasifikasi Swasembada atau self-sufficiency berdasarkan BPMPKB Kota Ambon (Badan Pusat Statistik Kota Ambon 2012).
Wilayah Kota Ambon sebagian besar terdiri dari daerah berbukit yang berlereng terjal seluas ± 186,90 km2 atau 73 persen dan daerah dataran dengan kemiringan sekitar 10 persen seluas ± 55 km2 atau 17 persen dari total luas wilayah daratan.
Keberhasilan pengelolaan Sumberdaya Pesisir tidak terlepas dari upaya masyarakat, pemerintah, dan perguruan tinggi atau lembaga riset. Wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut. Perubahan yang terjadi di darat dan laut menjadi pengaruh signifikan bagi kondisi wilayah pesisir. Oleh karena itu, faktor lingkungan penting bagi wilayah pesisir untuk keberlanjutan pemanfaatan sumber daya alam pesisir. Pemanfaatan sumber daya laut dengan cara tertentu yang dapat merusak lingkungan hidup ikan menyebabkan penurunan stock ikan. Penurunan jumlah ikan di laut yang dapat ditangkap dapat menyebabkan pengurangan pendapatan para nelayan lokal. Penurunan pendapatan ini tentu saja memiliki dampak kepada sosial antara masyarakat nelayan dan non-nelayan atau nelayan lokal dan andon (nelayan
3 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
asing). Dampak sosial dapat berupa konflik yang dipicu oleh kecurigaan tertentu terhadap kelompok lain.
1.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pekerjaan penyusunan rencana pengelolaan wilayah pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon adalah sebagai berikut :
Inventarisasi data primer dan sekunder berkaitan dengan potensi SDA Identifikasi isu strategis
Identifikasi kondisi perekonomian wilayah Identifikasi kondisi sosial dan nilai budaya
Menyusun rencana induk pengelolaan (Visi, misi, konsep kebijakan dan strategi, rencana struktur, rencana pengembangan dan rencana pembangunan)
1.3. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah penyusunan dokumen perencanaan pengeloaan pesisir terpadu Negeri Nusaniwe dengan visi dan misi pengembangan pengelolaan wilayah pesisi kota Ambon 5 (lima) tahun ke depan.
1.4. Proses Penyusunan
Perancangan pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu dan berkelanjutan Negeri Nusaniwe disusun secara komprehensif agar ketumpang-tindihan antar sektor, antar kepentingan, antar wewenang instansi, konflik penggunaan ruang laut tidak terjadi dengan adanya dokumen Intergrated Coastal Managament Berbasis Desa. Adapun tahapannya sebagai berikut:
1. Inventarisasi sumberdaya pesisir 2. Pembuatan profil desa pesisir
3. Kajian desa terhadap Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil Kota Ambon
4 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
4. Kajian desa terhadap Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil (RZWP3K) Kota Ambon yang telah ditetapkan
5. Kajian desa terhadap Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota Ambon
6. Survei kondisi aktual dan inventarisasi infrastruktur yang telah terbangun 7. Forum Group Discussion (FGD) dengan kepala desa/perangkat desa lainnya,
kelompok nelayan yang dibentuk oleh program Coastal Community Development Project (CCDP) IFAD. FGD ini untuk mengetahui aspirasi perangkat desa dan kelompok nelayan tentang pembangunan desa pesisir. Aspirasi tersebut menjadi input dalam perancangan pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu dan berkelanjutan berbasis desa.
8. Forum Group Discussion (FGD) dengan kepala desa/perangkat desa lainnya, kelompok nelayan, dan Dinas Lingkup Kota Ambon untuk penyampaian draft hasil perancangan pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu dan berkelanjutan berbasis desa. Hal ini dibutuhkan agar ketimpangan-ketimpangan yang terjadi dapat dieliminir dan dapat disepakati oleh stakeholder lainnya.
9. Konsultasi dengan para pakar pengelolaan wilayah pesisir dan Project Managament Officer (PMO) proyek CCDP IFAD sekaligus perwakilan dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan.
10. Finalisasi dan penetapan oleh Surat Keputusan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon atau Kepala Desa sebagai legal standing dalam penerapan ICM
5 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
BAB II RONA WILAYAH PESISIR
2.1. Kondisi Geografis dan Administrasi
Secara geografi, Negeri Nusaniwe terletak pada koordinat 03o44’ 37,96” - 03046’ 34,97” LS dan 1280 07’ 47,25” - 1280 07’ 54,49” BT dengan luas wilayah 1.600 ha. Adapun batas wilayah administrasi sebagai berikut :
Sebelah Utara : Teluk Ambon Luar Sebelah Selatan : Laut Banda
Sebelah Timur : Negeri Amahusu,Kelurahan Urimesing Sebelah Barat : NegeriLatulahat, Negeri Seilale
Gambar 1. Peta daerah administrasi Negeri Nusaniwe
Dilihat dari keadaan administrasi, pemerintahan Negeri Nusaniwe terbagi atas 4 (empat) RW dengan jumlah total RT sebanyak 14 RT. Negeri Nusaniwe sendiri terletak
6 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
di Kecamatan Nusaniwe Kotamadya Ambon, dimana daerahnya merupakan daerah pantai yang berpasir dengan keadaan iklim tropis dan hutan berbukit rendah.
2.2. Kondisi Sosial Budaya
Jumlah penduduk Negeri Nusaniwe tahun 2014 adalah 3.619 jiwa yang terdiri dari jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.781 orang dan perempuan 1.838 orang. Sedangkan jumlah kepala keluarga sebanyak 587 KK dengan rata-rata jumlah anggota keluarga adalah 4 anggota/KK.
Sarana pendidikan yang ada di daerah ini adalah Taman Kanak-Kanak (TK) sebanyak 3 (dua) buah dengan jumlah guru sebanyak 9 orang dan murid sebanyak 65 orang, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 3 (tiga) buah dengan jumlah guru sebanyak 47 orang dan murid sebanyak 424 orang, dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 1 (satu) buah dengan jumlah guru sebanyak 25 orang dan murid sebanyak 259 orang. Nusaniwe tidak memiliki sekolah pada tingkatan SMA.
Pelayanan kesehatan di Negeri Nusaniwe, ditunjang oleh petugas kesehatan dan jejaringnya yakni tenaga dokter sebanyak 3 (tiga) orang, bidan sebanyak 14 orang, tenaga paramedis sebanyak 12 orang, juga tersedia beberapa fasilitas dan infrastruktur kesehatan, seperti 1 (satu) unit Puskesmas, 1 (satu) unit Poskesdes, dan 8 (delapan) Posyandu Balita.
Sumber pengadaan air bersih berasal dari sumur gali dengan rasa air tawar yang digunakan untuk air minum, masak, MCK. Pembuangan air limbah keluarga (MCK). sebagian besar penduduk sudah memiliki jamban sendiri. Sedangkan pembuangan sampah keluarga setiap rumah (KK) sudah teratur.
Komposisi penduduk menurut pemeluk agama di Negeri Nusaniwe adalah pemeluk agama Islam sebayak 3.428 orang dan Kristen Protestan 3.377, kemudian diikuti dengan agama Kristen Katolik 487, Hindu 46 orang, dan Buda 8 orang. Dalam menunjang akvitas kegiataan keagamaan, sampai dengan tahun 2014 terdapat 9 buah Masjid dan 7 buah bangunan Gereja.
7 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
2.3. Aktivitas Ekonomi
Jumlah penduduk Negeri Nusaniwe yang bekerja sebagai PNS sebanyak 185 orang, Petani sebanyak 123 orang, Nelayan sebanyak 17 orang, Pensiunan sebanyak 53, karyawan swasta sebanyak 116 orang, tukang sebanyak 10 orang, pedagang sebanyak 72 orang, dan jasa lainnya sebanyak 30 orang.
0 50 100 150 200
Gambar 2. Grafik sebaran mata pencaharian masyarakat Nusaniwe
Pendapatan masyarakat sangat tergantung dari jenis mata pencaharian utama yang dilakukan oleh masing-masing anggota keluarga. Informasi yang diperoleh, ternyata pendapatan rill rata-rata keluarga di Negeri Nusaniwe berkisar antara Rp. 1.000.000,- sampai dengan lebih besar dari Rp. 5.000.000,- setiap bulan.
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 TK SD SMP
Gambar 3. Jumlah murid sekolah di tingkatan TK-SMP
Perekonomian di Negeri Nusaniwe di dukung oleh beberapa sektor, yaitu perikanan, pertanian, peternakan dan pariwisata.
8 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
Pertanian
Sampai pada tahun 2015, masyarakat yang berprofesi sebagai petani di Negeri Nusaniwe sebanyak 123 orang. Hasil produksi budi daya tanaman di Nusaniwe umumnya adalah sayuran dan buah-buahan. Komoditas unggulan Nusaniwe adalah pisang.
Pariwisata
Pariwisata merupakan penyumbang bagi ekonomi Negeri Nusaniwe. Nusaniwe memiliki beberapa objek wisata yang menarik, khususnya pantai dan taman laut, yaitu pantai Airlouw-Pintu Kota, pantai Felawatu, taman laut Eri, dan taman laut Airlouw. Masyarakat yang bekerja di sektor jasa pariwisata adalah ± 150 orang dengan jumlah hotel 11 buah. Selain itu, Wisata Rohani ‘Goa Maria Airlow” di Dusun Airlow.
Peternakkan
Peternakkan di Nusaniwe adalah peternakkan rakyat. Ternak di Nusaniwe didominasi oleh ayam pedaging, ayam buras, sapi dan babi. Ayam pedaging dan buras diternakkan secara komersial untuk dijual ke pasar Kota Ambon.
9 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
2.4. Potensi SDA dan Ekosistem Pesisir
Secara hidrologis, Negeri Nusaniwe memiliki sumber mata air di daerah pegunungan yang merupakan sumber utama kebutuhan air bersih kebanyakan masyarakat, dan beberapa sumur galian masyarakat di pesisir yang dimanfaatkan sebagai sumber air.
Penggunaan lahan di Negeri Nusaniwe untuk pemukiman sekitar 15%, perkebunan 30%, tegalan / ladang/pekarangan 53 %, dan lainnya sebesar 2 %.
Gambar 5. Peta penggunaan lahan di Negeri Nusaniwe
Negeri Nusaniwe memiliki ekosistem hutan mangrove (bakau) dengan kondisi saat ini kurang baik yang dikarenakan adanya abrasi, terumbu karang dengan kondisi kurang baik, serta terdapat lamun yang luasannya kecil dengan kondisinya baik. Selain itu, daerah ini memiliki pantai berbatu dengan panjang sekitar 8,57 km.
10 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
Gambar 6. Peta sumber daya pesisir yang terdapat di Nusaniwe
Pemanfaatan laut di wilayah pesisisr Negeri Nusaniwe untuk penangkapan ikan yang menggunakan perahu kecil, dimana pada umumnya milik para nelayan tradisional. Selain itu, sebagain kecil wilayah dimanfaatkan untuk wisata yang dikelola pemilik lahan. Dan jalur lepas pesisir dimanfaatkan sebagai bagian dari jalur transportasi antar pulau.
11 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
12 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
BAB III PERENCANAAN PENGELOLAAN
Pemanfaatan wilayah pesisir dominan dilakukan oleh manusia sehingga peranan manusia sebagai pemangku kepentingan dalam lingkup pengelolaan wilayah pesisir terpadu sangatlah penting.Menurut Cicin-Sain (1993) menjelaskan bahwa pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu menekankan pada beberapa hal diantaranya keterpaduan antar sektor, keterpaduan antara daratan dan perairan, keterpaduan antar tingkat pemerintah (nasional, Provinsi, Kabupaten/kota, Kelurahan/desa), keterpaduan antar negara, dan keterpaduan antar disiplin ilmu.
Gambar 8. Peta Perencanaan ICM di Nusaniwe
Adapun bagian dalam perencanaan pengelolaan wilayah pesisir berkaitan dengan tata ruang. Penataan ruang merupakan pemanfaatan dan pengendalian ruang. Wujud pola pemanfaatan ruang diataranya kawasan pemukiman, kawasan perdagangan dan
13 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
jasa, Ruang terbuka hijau, Kawasan pariwisata, alur pelayaran dan lingkungan wilayah pesisir.sebagaimana disajikan dalam peta pengelolaan pesisir terpadu (ICM) Negeri Nusaniwe pada gambar 8.
3.1. Isu-isu Prioritas
3.1.1. Aspek Sumber Daya dan Lingkungan
Isu-isu pada aspek sumber daya dan lingkungan di Negeri Nusaniwe adalah adanya abrasi pantai dari 1-2 meter/tahun, terumbu karang dirusak oleh nelayan andon dengan bom, kerusakan padang lamun dikarenakan oleh abrasi dan kapal, kerusakan hutan mangrove atau bakau dan hutan pantai yang disebabkan alih fungsi lahan untuk tujuan ekonomi, terdapat sampah di sepanjang pantai yang berasal dari lautan, penangkapan biota yang dilindungi seperti penyu, dan penurunan stock ikan.
3.1.2. Aspek Sosial dan Budaya
Kemiskinan menjadi masalah di Nusaniwe. Hal ini diindikasikan oleh rendahnya rataan pendapatan masyarakat yaitu, kisaran Rp 1.000.000. Pendapatan yang rendah akan menjadi hambatan bagi masyarakat dalam akses terhadap kesehatan dan pendidikan. Masalah pengelolaan sampah di pesisir harus menjadi prioritas dalam pembenahan sosial-budaya masyarakat Nusaniwe. Sebagian besar sampah yang menjadi pencemar lingkungan adalah sampah rumah tangga. Hal tersebut menunjukkan masyarakat belum memiliki budaya buang sampah pada tempatnya serta mengolahnya menjadi mengolahnya menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi. Selain itu, Isu sosial yang perlu diperhatikan pola pemanfaatan yang dilakukan beberapa nelayan andon berpotensi merusak lingkungan merupakan isu sosial yang dapat memicu konflik antara nelayan lokal dan andon.
3.1.3. Aspek Ekonomi
Kekurangan modal dan peralatan tangkap menjadi isu ekonomi di Nusaniwe sehingga isu ini bisa berdampak juga kepada pendapatan masyarakat nelayan. Hasil
14 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
tangkapan nelayan Nusaniwe hanya dijual kepada penampung. Dengan kata lain, pemasaran hasil tangkapan sangat tergantung harga yang ditentukan penampung. Selain itu, masyarakat Nusaniwe masih rendah kreatifitasnya dalam mengolah hasil tangkapan agar meningkatkan pertambahan nilai.
3.1.4. Aspek Kelembagaan
Kelembagaan masyarakat untuk peningkatan ekonomi petani/nelayan masih belum berkembang sesuai dengan kebutuhan. Koperasi Unit Desa di Nusaniwe masih sedikit jumlahnya dan belum mampu mendukung pengembangan usaha petani dan nelayan.
15 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
3.2. Strategi Pengelolaan
Tabel 1. Identifikasi perencanaan aspek Sumber Daya dan Lingkungan
Aspek Sumberdaya Alam dan Lingkungan
No Isu Strategi
1. Abrasi pantai, penebangan pohon bakau dan pohon pantai untuk alih fungsi lahan, dan kerusakan padang lamun oleh kapal
1. Rehabilitasi kembali pohon bakau, pohon pantai dan restorasi padang lamun
2. Menetapkan kawasan hutan bakau sebagai area konservasi
3. Collaborative monitoring dilaksanakan oleh elemen masyarakat bersama pihak keamanan (TNI/POLRI) terhadap aktivitas
4. Sosialisasi pentingnya vegetasi pantai dan padang lamun kepada Masyarakat
5. Melakukan penelitian terhadap model pengelolaan sumber daya hutan bakau dan padang lamun yang bersifat kesinambungan
6. Mengkampanyekan model ekowisata yang berkesinambungan pada sektor pariwisata 2. Pencemaran lingkungan
oleh sampah
1. Pengendalian limbah rumah tangga dan limbah Industri dengan pemberlakuan aturan Negeri Nusaniwe
2. Mengkampanyekan pelarangan pembuangan sampah sembarangan/ liar baik dari penduduk setempat maupun dari luar
3. Penangkapan biota yang
dilindungi seperti penyu
Merencanakan konservasi dan upaya pengawasan habitat penyu
16 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
penurunan stock ikan
2. Melakukan penghentian terhadap penangkapan ikan tertentu yang diketahui sudah mengalami penurunan
stock secara nasional
3. Memperbaiki habitat ikan
Indikator Pengelolaan :
1. Berkurangnya kerusakan lingkungan pesisir dan pencemaran fisik perairan. 2. Tertatanya perencanaan fasilitas yang mendukung lingkungan.
17 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
Tabel 2. Identifikasi perencanaan aspek Sosial-Budaya
Aspek Sosial-Budaya
No Isu Strategi
1. Kemiskinan 1. Menghadirkan pekerjaan alternatif dan
meningkatan pendapatan dari pekerjaan yang sudah ada
2. Meneliti penyebab kemiskinan di masyarakat 3. Mengupayakan bantuan kesehatan dan
pendidikan bagi masyarakat miskin 2. Pembuangan sampah rumah
tangga yang tidak memperhatikan dampak terhadap lingkungan laut
1. Peningkatan kesadaran masyarakat melalui sosialisasi pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah yang lain 2. Managemen sampah terpadu
3. Perilaku nelayan Andol yang merusak lingkungan dan berpotensi memicu konflik
1. Kolaborasi pengawasan antara masyarakat, otoritas berwewenang serta dan penegakkan hukum bagi perusak lingkungan
2. Mengadministrasi nelayan andol yang melakukan penangkapan ikan, pengecekkan peralatan tangkapnya serta mewajibkan nelayan andol untuk melaporkan hasil tangkapan ke dermaga yang terdapat di PPI Eri
Indikator Pengelolaan :
1. Masyarakat mampu mengakses pendidikan dan kesehatan
2. Masyarakat dapat memisahkan sampah organik dan non organik serta melakukan proses lanjut yang hasilnya dapat dimanfaatkan masyarakat berupa pupuk organik dan kerajinan tangan
3. Berkurangnya kegiatan perusakan lingkungan pesisir yang dilakukan oleh nelayan andol
18 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
Tabel 3. Identifikasi perencanaan aspek Ekonomi
Aspek Ekonomi
No Isu Strategi
1. Rendahnya kemampuan permodalan masyarakat dan kelompok usaha belum mampu meningkatkan pendapatan
1. Meningkatkan keterampilan dan manajemen usaha dengan pelatihan pengorganisasian 2. Mengakomodir kebutuhan modal dan
peralatan masyarakat yang ingin berusaha
2. Rendahnya kreatifitas
pengolahan hasil tangkapan
1. Pelatihan berbagai jenis hasil olahan yang dapat dilakukan pada hasil tangkapan 2. Pelatihan pengemasan dan pemasaran
olahan hasil tangkapan
3. Penyediaan alat yang dibutuhkan untuk mengolah hasil tangkapan
4. Bantuan promosi yang dilakukan oleh Pemda dan Pemerintah Pusat melalui iklan, bazaar serta pameran hasil olahan ikan.
5. Rumah pemasaran hasil olahan laut 3. Akses ke pasar hanya melalui
penampung
Membuat rumah pemasaran untuk Nelayan
Indikator Pengelolaan :
19 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
Tabel 4. Identifikasi perencanaan aspek Kelembagaan
Aspek Kelembagaan
No Isu Strategi
1. KUD belum memadai untuk mendukung kegiatan usaha petani dan nelayan
1. Membangun KUD baru
2. Memberikan pelatihan organisasi dan manajemen usaha kepada KUD yang baru dan lama
3. Bantuan peralatan dana modal
Indikator Pengelolaan :
20 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
3.3. Rencana Program
Tabel 5. Perencanaan ICM di Negeri Nusaniwe
Isu Strategi Program Kegiatan
Waktu
Pelaksana Sumber Pendanaan 1 2 3 4 5
Abrasi pantai dan kerusakan terumbu karang 1. Merencanakan program perbaikan ekosistem pesisir yang komprehensif 2. Membentuk satuan atau organisasi pengawasan yang dilaksanakan berbagai elemen (Collaberated Monitoring) Pengembalian kondisi ekosistem agar berfungsi sesuai perannya serta pengawasanny a 1. Rehabilitasi hutan bakau 2. Penanaman hutan pantai 3. Restorasi padang lamun 4. Sosialisasi pengawasan untuk membangun partisipasi masyarakat dan elemen keamanan negara (TNI/POLRI) 5. Pengawasan/ Collaborated Monitoring Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Kehutanan, LSM Peduli Lingkungan Laut, Masyarakat, dan Instansi Pemerintahan yang berwenang di laut APBD, Bantuan LN, Swadaya Masyarakat, dan CSR
21 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
Pecemaran
lingkungan pesisir oleh sampah yang bersumber dari laut bebas dan masyarakat 1. Merencanakan jadwal rutin mingguan untuk membersihkan sampah di pesisir 2. Merencanakan penempatan tempat sampah di sekitar lingkungan padat penduduk 3. Mengadakan pelatihan pengolahan sampah organik dan anorganik serta Penertiban pencemaran lingkungan oleh sampah 1. Gotong royong setiap RT dalam membersihkan pesisir. 2. Pembuatan tong sampah dan penampungan besar sampah 3. Sosialisasi di berbagai unit organisasi untuk menagemen sampah padat 4. Pelatihan pengolahan sampah di setiap RT 5. Pembuatan peraturan terkait pencemaran lingkungan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan, Satpol PP. APBD, Perusahaan swasta dan Bantuan LN
22 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon pemanfaatann ya 4. Membuat peraturan terhadap perilaku buang sampah tidak pada tempatnya sampah 6. memberikan sanksi terhadap pembuang sampah yang tidak pada tempatnya 7. Control dan
pemberian sanksi/denda untuk orang luar yang membuang sampah di negeri Nusaniwe Penangkapan biota yang dilindungi seperti penyu Merencanakan konservasi dan upaya pengawasan habitat penyu Perlindungan kelangsungan hidup penyu 1. Sosialisasi tentang penyu dan perannya di ekosistem 2. Melibatkan masyarakat dalam pengawasan penyu dan habitatnya Dinas Kehutanan APBD
23 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon Kemiskinan masyarakat 1. Menghadirkan pekerjaan alternatif dan meningkatan pendapatan dari pekerjaan yang sudah ada 2. Menggali penyebab kemiskinan di masyarakat 3. Mengupayakan bantuan kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat miskin Pengentasan kemiskinan secara komprehensif
1. Pelatihan bagi Ibu Rumah Tangga dan Keterampilan Dasar bagi Anak-Anak. 2. Penelitian komprehensif penyebab-penyebab kemiskinan dalam masyarakat Negeri Nusaniwe 3. Pemberian bantuan kesehatan dan pendidikan melalui program nasional (KIP, KIS, BPJS)
4. Pelaksanaan kerjasama dengan pihak swasta untuk
Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Swasta, dan Lembaga Sosial Pemerintah APBD, Perusahaan swasta dan Bantuan LN
24 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
pembangunan rumah sakit atau fasilitas kesehatan di tingkat
kelurahan 5. Berkoordinasi
dengan IDI untuk mendatangkan tenaga medis di Puskesmas Negeri Nusaniwe
6. Pembangunan sekolah baru dan lembaga pendidikan tinggi yang sesuai dengan potensi daerah (seperti: Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan)
25 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon Rendahnya kemampuan permodalan masyarakat dan kelompok usaha belum mampu meningkatkan pendapatan 1. Meningkatkan keterampilan usaha melalui wawasan manajemen usaha dan organisasi 2. Memfasilitasi pengembanga n usaha-usaha kecil berbasis masyarakat yang terkendala permodalan melalui program pemerintah Peningkatan pendapatan masyarakat manajemen usaha yang baik 1. Pelatihan manajemen usaha dan organisasi bisnis 2. Bantuan permodalan melalui saluran program
pemerintahan Kemenkop dan
UKM, Dinas Pariwisata. APBD, Perusahaan swasta dan Bantuan LN Rendahnya kreatifitas pengolahan hasil 1. Membekali dengan keterampilan Peningkatan pendapatan masyarakat 1. Pelatihan pengolahan hasil tangkapan Kemenkop dan UKM, Dinas Pariwisata. APBD, Perusahaan swasta dan
26 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
tangkap berbagai cara
pengolahan hasil tangkapan 2. Membekali keterampilan pengemasan dan pemasaran olahan hasil tangkapan 3. Penyediaan alat yang dibutuhkan untuk mengolah hasil tangkapan 4. Bantuan promosi yang melalui iklan, bazaar serta pameran hasil melalui nilai tambah produk olahan 2. Pelatihan pengemasan dan pemasaran produk olahan 3. Penyuplaian alat pengemas dan pengolah kepada masyarakat 4. Promosi di TV,
media asing, dan pameran berskala nasional dan interanasional
27 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon olahan ikan. 5. Rumah pemasaran hasil olahan laut Ketergantungan kepada penampung Membuat rumah/outlet pemasaran untuk Nelayan Pembangunan Outlet Pemasaran Hasil Tangkapan dan Olahan Membangun Outlet
Pemasaran BUMD, Dinas
Perikanan dan Kelautan, dan Swasta APBD dan CSR Kelembagaan masyarakat, yaitu KUD belum memadai untuk mendukung kegiatan usaha petani dan nelayan 1. Membangun KUD baru 2. Memberikan pelatihan organisasi dan manajemen usaha kepada KUD yang baru dan lama 3. Bantuan peralatan dana Pengembanga n kelembagaan masyarakat untuk peningkatan ekonomi 1. Seleksi dan Pelatihan organisasi dan manajemen usahbagi calon pengurus KUD 2. Bantuan peralatan
dan modal untuk KUD lama dan baru
Kemenkop dan UKM, Dinas yang menangani Koperasi dan UKM APBD
28 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
29 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
3.4. Monitoring dan Evaluasi
Tabel 6. Kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan
No Kegiatan Waktu Penanggung Jawab
1 Workshop atau Pelatihan tepat guna bagi masyarakat pesisir DKP
2 Pengentasan kemiskinan dan pengangguran komprehensif
Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan 3 Ketetapan dalam Peraturan Kelurahan/ penegakan hukum BPLHD, DKP 4 Pelatihan dan Pendampingan Manajemen Koperasi Dinas Koperasi dan
UKM, DKP
5 Penyediaan dana Bergulir DKP
30 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
DAFTAR PUSTAKA
BPS] Badan Pusat Statistik Kota Ambon. 2016. Kota Ambon Dalam Angka. Catalog: 1102001.5371.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Ambon. 2016. Kecamatan Nusaniwe dalam Angka. Catalog: 1102001.5371041.
Cicin-Sain B. 1993. Sustainable Development and Integrated Coastal Zone Management. Ocean and Coastal Management 21:11-14. Island Press.
Irwandi Idris, Sapta Putera, Jimmi R P T Berjudul "Panduan Praktis Pengelolaan Pesisir Terpadu CCDP IFAD 2016"
Irwandi Idris dan Sapta Putra Ginting, Buku Berjudul Membangunkan Raksasa Ekonomi, PT Sarana Komunikasi Utama, Jakarta 2007 (ada di dapus panduan praktis) Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa, BIG 2016
31 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
LAMPIRAN PETA
32 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
33 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
34 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
35 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon
36 Rencana Pengelolaan Pesisir Negeri Nusaniwe, Kota Ambon