BIMBINGAN TEKNIS CALON TIM PENILAI DAERAH JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH DIREKTORAT PEMBINAAN TENDIK DIKDASMEN DITJEN GURU DAN TENDIK
MEDAN APRIL 2016
KEBIJAKAN PEMBINAAN TENDIK DIKDASMEN:
IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH BERDASARKAN PERMENNEGPAN DAN RB NOMOR 21 TAHUN 2010
DAN ETIKA TIM PENILAI
DRA. GARTI SRI UTAMI, M. Ed.
DIREKTUR PEMBINAAN TENDIK DIKDASMEN DITJEN GURU DAN TENDIK KEMDIKBUD
1. UU NO. 14 TAHUN 2005
2. PP NO. 16 TAHUN 1994 JO NO. 40 TAHUN 2010
3. PP. NO. 99 TAHUN 2000 JO NO. 12 TAHUN 2003
4. PP. NO. 9 TAHUN 2003
5. PP NO. 19 TAHUN 2005
6. PP NO. 74 TAHUN 2008
7. PP NO. 53 TAHUN 2010
8. PERMENPAN DAN REFORMASI BIROKRASI NO.21 TAHUN 2010
9. PERATURAN BERSAMA MENDIKNAS DAN KEPALA BKN NO.
10. 01/III/PB/2011 DAN NO. 6 TAHUN 2011
11. PERMENDIKBUD NO. 143 TAHUN 2014 TENTANG JUKNIS JABATAN
FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH
2
JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH1. Sebelum Tahun 1996, Pengawas Sekolah adalah
jabatan struktural eselon III.b
2. Ditetapkan sebagai jabatan fungsional tertentu
dengan angka kredit pada tahun 1996, dengan Keputusan MENPAN Nomor 118 Tahun 1996
tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya
3. Revisi pertama Tahun 2001:
Keputusan
MENPAN Nomor 91/KEP/M.PAN/10/2001,
namun Mendikbud mengusulkan
perubahan beberapa Pasal kepada
Menpan, antara lain terkait masih adanya
pengawas sekolah dengan pendidikan
DII/AII.
4. Keputusan MENPAN Nomor 91/KEP/M.PAN/10/2001
belum dilakukan perubahan oleh Menpan, sehingga peraturan pelaksanaannya (juklak dan juknis tidak pernah disusun).
5. Kemdikbud sebagai instansi pembina tidak menerapkan
Keputusan MENPAN Nomor 91/KEP/M.PAN/10/2001 tersebut.
6. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP menyatakan
antara lain kualifikasi minimal PTK adalah S1/DIV
7. Revisi kedua: Permennegpan dan RB Nomor 21 Tahun
2010. Perangkat pelaksanaan: Juklak: Peraturan Bersama Mendiknas dan Kepala BKN dan Juknis: Permendikbud.
PERUBAHAN KEDUA KETENTUAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH MENCAKUP SUBSTANSI:
JENJANG JABATAN DAN PANGKAT
KEGIATAN UNSUR UTAMA DAN PENUNJANG RINCIAN TUGAS POKOK
ANGKA KREDIT YANG HARUS DIPENUHI UNTUK KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
SYARAT PENGANGKATAN SANKSI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 1
1.
Pengawas Sekolah adalah PNS yang diberi tugas,
tanggung jawab, dan wewenang secara penuh
oleh pejabat yg berwenang untuk melaksanakan
pengawasan akademik dan manajerial pada
satuan pendidikan.
2.
Satuan Pendidikan: TK/RA; SD/MI; SMP/MTS;
SMA/MA; SMK/MAK; SLB ATAU BENTUK LAIN YANG
SEDERAJAT.
3.
Empat kegiatan pengawasan:
A.
menyusun program pengawasan;
b.
melaksanakan program pengawasan;
c.
evaluasi hasil pelaksanaan program, dan
d.
melaksanakan pembimbingan dan pelatihan
profesional guru
1
• TAMAN KANAK-KANAK/RA
2 • SEKOLAH DASAR/MI 3
• RUMPUN MATA PELAJARAN
• PENDIDIKAN LUAR BIASA
• BIMBINGAN KONSELING
4 5
PASAL 3
Pasal 31
Syarat Pengangkatan *)
a. masih berstatus sebagai guru dan memiliki sertifikat
pendidik, pengalaman mengajar paling sedikit 8 tahun atau guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala
sekolah/madrasah paling sedikit 4 tahun sesuai dengan satuan pendidikannya masing-masing;
b. berijazah paling rendah Sarjana (S1)/Diploma IV bidang
Pendidikan;
c. memiliki keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan
bidang pengawasan;
d. memiliki pangkat paling rendah Penata, golongan ruang III/c; e. usia paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun;
f. lulus seleksi calon Pengawas Sekolah;
g. telah mengikuti diklat pelatihan fungsional calon Pengawas
Sekolah dan memperoleh STTPP; dan berlaku efektif 1 Januari 2013 (Pasal 47 Juklak)
h. setiap unsur DP3 paling rendah bernilai baik dalam 2 (dua)
tahun terakhir.
Pasal 5
Tugas Pokok
MELAKSANAKAN TUGAS PENGAWASAN AKADEMIK
DAN MANAJERIAL PADA SATUAN PENDIDIKAN YANG
MELIPUTI:
1. PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN,
2. PELAKSANAAN PEMBINAAN
3. PEMANTAUAN PELAKSANAAN 8 SNP
4. PENILAIAN
5. PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL
G
URU
6. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM
PENGAWASAN, DAN
7. TUGAS KEPENGAWASAN DI DAERAH KHUSUS.
Pasal 6
1. Beban kerja Pengawas Sekolah adalah 37,5 jam perminggu,
termasuk pelaksanaan pembinaan, pemantauan, penilaian, dan pembimbingan di sekolah binaan.
2. Sasaran pengawasan:
SATUAN PENDIDIKAN Σ GURU TK/RA: 10 SD/MI: 10 60 orang SMP/MTs: 7 SMA/MA: 7 SMK/MAK: 7 40 orang Matpel/kelompok matpel SLB: 5 40 orang
BIMBINGAN KONSELING 40 orang
3. Untuk daerah khusus, beban kerja paling sedikit 5 satuan
pendidikan secara lintas tingkat satuan dan jenjang pendidikan
Formasi jabatan fungsional pengawas sekolah ditentukan berdasarkan beban kerja pengawas sekolah.
a. jumlah seluruh satuan pendidikan di provinsi/
kabupaten/kota dibagi jumlah sasaran pengawasan; atau
b. jumlah seluruh guru di provinsi/kabupaten/ kota dibagi sasaran guru yang dibina.
11
Pasal 32 ayat (2)Pasal 7 Kewajiban
a. menyusun program pengawasan, melaksanakan
program pengawasan, melaksakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan dan
membimbing dan melatih profesional guru;
b. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi
akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni;
c. menjunjung tinggi peraturan
perundang-undangan, hukum, nilai agama dan etika; dan
d. memelihara dan memupuk persatuan dan
PENUNJANG TUGAS PENGAWAS 1. PENDIDIKAN 2. PENGAWASAN AKADEMIK DAN MANAJERIAL 3. PENGEMBANGAN PROFESI Pasal 12
Unsur dan Subunsur Kegiatan Pengawas Sekolah
UNSUR UTAMA ≥ 80% UNSUR PENUNJANG ≤ 20%
UNSUR UTAMA: ≥ 80%
UNSUR UTAMA DAN PENUNJANG TUGAS PENGAWAS
(LAMPIRAN I PERMENEGPAN & RB NO. 21 TAHUN 2010)
UNSUR SUBUNSUR
I PENDIDIKAN
(10)
A. Pend. Sekolah dan mendapat ijazah/gelar ( 3) B. Diklat calon pengawas dan memperoleh
STTPP (1)
C. Diklat fungsional dan memperoleh STTP (6)
II Pengawasan Akademik dan Manajerial (33) A. Penyusunan program (1) B. Pelaksanaan program (1)
C. Evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan (2)
D. Membimbing dan melatih profesional PS (6) E. Melaksanakan tugas kepengawasan di daerah
khusus (1)
UNSUR UTAMA DAN PENUNJANG TUGAS (LAMPIRAN I PERMENEGPAN & RB NO. 21 TAHUN 2010)
UNSUR SUBUNSUR
III PENGEMBANGAN
PROFESI (19)
A. Pembuatan karya tulis dan atau karya ilmiah di bidang pendidikan formal /pengawasan (9)
B. Penerjemahan/penyaduran buku dan atau karya ilmiah di bidang pendidikan formal /pengawasan (4)
UNSUR UTAMA DAN PENUNJANG TUGAS
(LAMPIRAN I PERMENEGPAN & RB NO. 21 TAHUN 2010)
UNSUR SUBUNSUR
III PENUNJANG
(21)
A. Peran serta dlm seminar/lokakarya di bidang pend formal/pengawasan sekolah (5)
B. Keanggotaan dalam org profesi (2)
C. Keanggotaan dlm tim penilai AK pengawas sekolah (1)
D. Melaks kegiatan pendukung pengawas sekolah (3)
E. Perolehan penghargaan/tanda jasa (6)
F. Memperoleh gelar/ijazah yg tdk sesuai dgn bid yg diampu (4)
MUDA III/c: 200 III/d: 300 MADYA IV/a: 400 IV/b: 550 IV/c: 700 UTAMA IV/d: 850 IV/e: 1050 G U R U
Pasal 14
Rincian Kegiatan
1. Rincian kegiatan per jenjang jabatan pada tugas pokok (Muda-8, Madya -10, Utama-12)
2. Kegiatan utama dilaksanakan pada semua jenjang 3. Pengawas sekolah senior membimbing yunior
Pasal 17
Jumlah Angka Kredit Kumulatif untuk
Pengangkatan dan Kenaikan Jabatan/Pangkat
Pasal 19
Kewajiban Melaksanakan Pengembangan
Profesi
ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL
PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN / PANGKAT PENGAWAS SEKOLAH DENGAN PENDIDIKAN S1/D IV
NO UNSUR %
JENJANG JABATAN / GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS
SEKOLAH
MUDA MADYA UTAMA
III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e
I. UNSUR UTAMA
100 100 100 100 100 100 100
A. PENDIDIKAN
1. Pendidikan Formal
2. Diklat fungsional Calon PS dan memperoleh STTPP 3. Diklat fungsional dan
memperoleh STTPP ≥ 80%
80 154 232 350 468 586 744
B. Pengawasan Akademik dan Manajerial
C. PENGEMBANGAN PROFESI
6 8 10 12 14 16
II. UNSUR PENUNJANG
PENUNJANG KEGIATAN PENDUKUNG PELAKSANAAN TUGAS PENGAWAS SEKOLAH
≤ 20% 20 40 60 90 120 150 190
JUMLAH 100 % 200 300 400 550 700 850 1.050
ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL
PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN / PANGKAT PENGAWAS SEKOLAH DENGAN PENDIDIKAN S2
NO UNSUR %
JENJANG JABATAN / GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH
MUDA MADYA UTAMA
III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e
I. UNSUR UTAMA
150 150 150 150 150 150 150 A. PENDIDIKAN
1. Pendidikan Formal
2. Diklat fungsional Calon PS dan memperoleh STTPP 3. Diklat fungsional dan
memperoleh STTPP ≥ 80% 40 114 192 310 428 546 704 B. Pengawasan Akademik dan
Manajerial
C. PENGEMBANGAN PROFESI
6 8 10 12 14 16
II. UNSUR PENUNJANG
PENUNJANG KEGIATAN PENDUKUNG PELAKSANAAN TUGAS PENGAWAS SEKOLAH
≤ 20% 10 30 50 80 110 140 180
JUMLAH 100 % 200 300 400 550 700 850 1.050
ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL
PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN / PANGKAT PENGAWAS SEKOLAH DENGAN PENDIDIKAN S3
NO UNSUR %
JENJANG JABATAN / GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH
MUDA MADYA UTAMA III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e I. UNSUR UTAMA
200 200 200 200 200 200 200 A. PENDIDIKAN
1. Pendidikan Formal 2. Diklat fungsional Calon PS dan memperoleh STTPP 3. Diklat fungsional dan
memperoleh STTPP ≥ 80% 74 152 270 388 506 664 B. Pengawasan Akademik dan
Manajerial
C. PENGEMBANGAN PROFESI 6 8 10 12 14 16 II
. UNSUR PENUNJANG
PENUNJANG KEGIATAN PENDUKUNG PELAKSANAAN TUGAS PENGAWAS
SEKOLAH ≤ 20% 20 40 70 100 130 170 JUMLAH 100 % 200 300 400 550 700 850 1.050
Pasal 18
(1) Pengawas Sekolah yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan
jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut secara kumulatif diperhitungkan untuk kenaikan jabatan/pangkat berikutnya.
(2) Pengawas Sekolah yang pada tahun pertama telah memenuhi atau melebihi angka kredit yang
dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat dalam masa pangkat yang didudukinya, maka pada tahun kedua wajib mengumpulkan paling kurang 20% angka kredit dari jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari tugas pokok.
Pasal 20
Pengawas Sekolah Utama, pangkat Pembina Utama,
golongan ruang IV/e setiap tahun sejak menduduki jenjang jabatan/pangkatnya wajib mengumpulkan paling kurang 25 (dua puluh lima) angka kredit yang berasal dari tugas pokok.
Pasal 21
Pengaturan Angka Kredit
Karya Ilmiah Yang Dibuat Lebih Dari Satu
Orang
ANGKA KREDIT PENGEMBANGAN PROFESI YANG DIBUAT BERSAMA (TIM)
1
Apabila 2 orang penulis, maka pembagian angka kreditnya adalah:
60% penulis utama 40% penulis ke-2
Apabila 3 orang penulis, maka pembagian angka kreditnya adalah:
50% untuk penulis utama
25% masing-masing penulis ke-2 dan ke-3
2
Apabila 4 orang penulis, maka pembagian angka kreditnya adalah:
40% untuk penulis utama
20% masing-masing penulis ke-2,ke-3,ke-4
Pasal 22
PENILAIAN & PENETAPAN ANGKA KREDIT
1. Untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka
kredit, Pengawas wajib mencatat dan
menginventarisasikan seluruh kegiatan yang dilakukan.
2. Penilaian dan penetapan angka kredit terhadap
setiap kegiatan Pengawas Sekolah dilakukan paling kurang 1 (satu) kali dalam setahun.
3. Penilaian dan penetapan angka kredit bagi
pengawas sekolah yang akan dipertimbangkan untuk naik pangkat dilakukan 2 kali dlm 1 tahun yaitu 3 bln sebelum periode kenaikan pangkat
PERMENNEGPAN & RB NOMOR 21 TAHUN 2010 MENGATUR PENGELOLAAN PENETAPAN
ANGKA KREDIT: PASAL 23
Pejabat
Berwenang PenilaiTim Pejabat Pengusul Lingkup Tugas
Mendiknas atau pejabat eselon I yang ditunjuk Tim Penilai Pusat Sesjen Kemenag, Gubernur/Bupati/Walikota atau Kadisdik Prop/Kab/ Kota, atau Pimpinan Instansi Pusat kepada Menteri atau pejabat eselon I yang
ditunjuk PS Madya IV/b s.d. Utama, IV/e di lingkungan instansi pusat dan daerah Dirjen Kementerian Agama yang membidangi pendidikan Tim Penilai Kemenag
Kakanwil Kemenag Propinsi kepada Sesjen Kemenag PS. Madya IV/a di lingkungan Kanwil Kemenag Propinsi Kepala Kantor Wilayah Kemenag Tim Penilai Kanwil Kemenag
Kepala Kantor Kemeneag Kab/Kota kepada Kakanwil Kemenag Propinsi
PS Muda III/c dan III/d di lingkungan Kantor Kemenag Kab/Kota
Pembentukan dan Susunan anggota Tim Penilai ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit di setiap instansi .
Pejabat
Berwenang PenilaiTim Pejabat Pengusul Lingkup Tugas
Gubenur atau Kadisdik Propinsi Tim Penilai Propinsi
Pejabat eselon III yang membidangi kepegawaian di lingkungan Disdik Propinsi kepada Gubernur atau Kadisdik Propinsi PS Muda III/c s.d. Madya IV/a di lingkungan Propinsi Bupati/Walikota atau Kadisdik Kabupaten/kota Tim Penilai Kabupaten/ Kota
Pejabat eselon III yang membidangi kepegawaian di lingkungan Disdik Kabupaten/Kota kepada Bupati/Walikota atau Kadisdik Kabupaten/kota PS Muda III/c s.d. P. Madya IV/a di lingkungan Kabupaten/Kota Pimpinan Instansi pusat atau pejabat lain yang ditunjuk
Tim Penilai Instansi
Pejabat eselon III yang membidangi
kepegawaian
kepada Pimpinan Instansi Pusat atau pejabat lain yang ditunjuk
PS Muda III/c s.d. P. Madya IV/a di lingkungan
Instansi Pusat selain Kemenag
Pembentukan dan Susunan anggota Tim Penilai ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit di setiap instansi .
PASAL 23 AYAT (3)
Tim Penilai Pusat terdiri atas unsur:
1. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
2. Kementerian Agama
3. Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi
Pasal 24
(1) Tim Penilai Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah terdiri dari unsur teknis, unsur kepegawaian dan
pejabat fungsional Pengawas
(2) Susunan keanggotaan Tim Penilai:
a. seorang Ketua merangkap anggota unsur
teknis;
b. seorang wakil Ketua merangkap anggota;
c. seorang Sekretaris merangkap anggota dari
unsur kepegawaian; dan
d. paling kurang 4 (empat) orang anggota.
Pasal 24 ayat (4) anggota tim penilai paling kurang 2 orang diantaranya harus pengawas sekolah
31
31
(3) Syarat anggota Tim Penilai:
a. menduduki jabatan dan pangkat paling rendah sama dengan jabatan dan pangkat pengawas yang dinilai; b. memiliki keahlian serta mampu
menilai kinerja pengawas; dan c. dapat aktif melakukan penilaian
d. lulus diklat calon tim penilai dan mendapat sertifikat dari Mendiknas (Pasal 26 ayat (6))
Syarat diklat berlaku efektif 1 Januari 2014
Pasal 25
Apabila Tim Penilai
Instansi/Propinsi/Kabupaten/Kota belum
terbentuk, penilaian angka kredit pengawas
sekolah dapat dilaksanakan oleh Tim Penilai
terdekat atau Tim Penilai Pusat
TIM PENILAI PUSAT Ditetapkan oleh
MENDIKNAS
TIM PENILAI DITJEN KEMENAG
Ditetapkan oleh
DIRJEN KEMENAG yang membidangi pendidikan
TIM PENILAI KANWIL KEMENAG
Ditetapkan oleh Kakanwil Kemenag Propinsi
TIM PENILAI PROPINSI Ditetapkan oleh GUBERNUR atau KADISDIK PROPINSI TIM PENILAI
• Ditetapkan oleh
Pimpinan Instansi pusat atau pejabat lain yang ditunjuk TIM PENILAI INSTANSI Selain Kemdikbud dan Kemenag • Ditetapkan oleh BUPATI/WALIKOTA atau Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota TIM PENILAI KABUPATEN/KOTA
PASAL 26
KENAIKAN JABATAN 1. TELAH 1 TAHUN DALAM
JABATAN TERAKHIR
2. MEMENUHI ANGKA
KREDIT YANG DITENTUKAN 3. SETIAP UNSUR DP3
BERNILAI BAIK 1 TAHUN TERAKHIR
PASAL 27
KENAIKAN PANGKAT 1. TELAH 2 TAHUN DALAM
PANGKAT TERAKHIR 2. MEMENUHI ANGKA
KREDIT YANG DITENTUKAN
3. SETIAP UNSUR DP3
BERNILAI BAIK 2 TAHUN TERAKHIR
PENGEMBANGAN KARIER DALAM JABATAN DAN PANGKAT
Pasal 30 – Juklak JF PS dan AK Nya KP golongan IV/c s.d. IV/e PERTEK KEPALA BKN SK KP PRESIDEN: IV/e PPK: IV/b KA BKN: IV/c – IV/d KP golongan II, III/a s.d. IV/b
PERTEK KAKANREG BKN SK KP DITETAPKAN OLEH PPK Instansi
PP NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS
60%
SKP
• SASARAN KERJA PNS (SKP)
• MEMUAT URAIAN TUGAS JABATAN • DITETAPKAN AWAL TAHUN
• KINERJA PS – ANGKA KREDIT UNTUK PENGEMBANGAN KARIER
40%
PERILAKU
KERJA
• Orientasi pelayanan • Integritas • Komitmen • Disiplin • Kerja sama • KepemimpinanUNSUR YANG DINILAI Jumlah
4. a. Sasaran Kerja Pegawai(SKP) ... x 60 % b. Perilaku Kerja
1. Orientasi pelayanan Baik
2. Integritas Baik
3. Komitmen Baik
4. Disiplin Baik
5. Kerja sama Baik
6. Kepemimpinan Jumlah
Nilai rata-rata Baik
Nilai Perilaku Kerja ... x 40 %
NILAI PRESTASI KERJA ??
(Baik) 5. KEBERATAN DARI PNS YANG DINILAI (APABILA ADA)
Tanggal, ………..
38
1. Setiap PNS wajib menyusun SKP sebagai rancangan pelaksanaan kegiatan tugas pokok jabatan sesuai dengan rincian tugas, tanggung jawab dan wewenangnya sesuai dengan struktur dan tata kerja organisasi.
2. SKP disusun dan ditetapkan sebagai rencana operasional pelaksanaan tugas pokok jabatan dengan mengacu pada Renstra dan Renja.
3. SKP yang telah disusun harus disetujui dan ditetapkan oleh pejabat penilai.
4. SKP ditetapkan setiap tahun pada bulan Januari dan digunakan sebagai dasar penilaian prestasi kerja.
39
UNSUR-UNSUR SKP
1. Kegiatan Tugas Jabatan
Tugas jabatan yang dilakukan harus didasarkan pada rincian
tugas, tanggung jawab dan wewenang jabatan sesuai yang
ditetapkan dalam struktur dan tata kerja organisasi.
2. Angka Kredit
Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang PNS dalam rangka pembinaan karier dan jabatannya.
3. Target
Setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan harus ditetapkan
target yang diwujudkan dengan jelas sebagai ukuran prestasi kerja, baik dari aspek kuantitas, kualitas, waktu dan/atau biaya.
40
TATA CARA PENILAIAN SKP
1. Penilaian SKP dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi kerja dengan target dari aspek kuantitas, kualitas, waktu dan/atau biaya, dikalikan 100.
2. Penilaian perilaku kerja dilakukan dengan cara pengamatan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Penilaian prestasi kerja dilakukan dengan cara
meng-gabungkan Penilaian SKP dengan Penilaian Perilaku Kerja
ANGKA KREDIT KUMULATIF
UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS SEKOLAH DENGAN PENDIDIKAN SLTA/DI
JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG, DAN ANGKA KREDIT
NO UNSUR
%
MUDAIII/a III/b III/c III/d
1 UNSUR UTAMA
A. PENDIDIKAN
1. PENDIDIKAN SEKOLAH 25 25 25 25 2. DIKLAT FUNGSIONAL CALON PS
3. DIKLAT TEKNIS
B. PENGAWASAN AKADEMIK DAN ≥ 80% 60 100 140 220
MANAJERIAL C. PENGEMBANGAN PROFESI 2 UNSUR PENUNJANG Kegiatan Penunjang PS ≤ 20% 15 25 35 55 J U M L A H 100 150 200 300 Lampiran V
ANGKA KREDIT KUMULATIF
UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS SEKOLAH DENGAN PENDIDIKAN DIPLOMA II
JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG, DAN ANGKA KREDIT
NO UNSUR % MUDA
III/a III/b III/c III/d
1 UNSUR UTAMA
A. PENDIDIKAN
1. PENDIDIKAN SEKOLAH 40 40 40 40
2. DIKLAT FUNGSIONAL CALON
PS
3. DIKLAT TEKNIS
B. PENGAWASAN AKADEMIK DAN 80% 48 88 128 208
MANAJERIAL C. PENGEMBANGAN PROFESI 2 UNSUR PENUNJANG Kegiatan Penunjang PS 20% 12 22 32 52 J U M L A H 100 150 200 300 Lampiran VI
ANGKA KREDIT KUMULATIF
UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS SEKOLAH DENGAN PENDIDIKAN DIPLOMA III
JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG, DAN ANGKA KREDIT
NO UNSUR
%
MUDAIII/a III/b III/c III/d
1 UNSUR UTAMA
A. PENDIDIKAN
1. PENDIDIKAN SEKOLAH 60 60 60 60 2. DIKLAT FUNGSIONAL CALON PS
3. DIKLAT TEKNIS
B. PENGAWASAN AKADEMIK DAN ≥ 80% 32 72 112 192
MANAJERIAL C. PENGEMBANGAN PROFESI 2 UNSUR PENUNJANG Kegiatan Penunjang PS ≤ 20% 8 18 28 48 J U M L A H 100 150 200 300 Lampiran VII
Pasal 39
(1) Pengawas Sekolah yang belum memiliki ijazah
S1/DIV pada saat berlakunya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi ini diwajibkan untuk memperoleh ijazah S1/DIV di bidang pendidikan.
(2) Pengawas Sekolah yang belum memiliki ijazah
Sarjana (S1)/Diploma IV sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), kenaikan pangkatnya paling tinggi
Penata Tingkat I, golongan ruang III/d atau
pangkat terakhir yang dimiliki pada saat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini ditetapkan.
Pasal 40
Pengawas Sekolah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39,
setiap tahun sejak menduduki pangkat Penata Tingkat I,
golongan ruang III/d atau pangkat terakhir yang dimiliki wajib mengumpulkan paling sedikit 15 (lima belas) angka kredit dari kegiatan tugas pokok.
JENJANG JABATAN PEMBEBASAN
SEMENTARA PEMBERHENTIAN
MUDA, MADYA, DAN UTAMA
5 tahun tidak dapat mengum-pulkan angka kredit yang ditentukan
6 tahun tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan
UTAMA, golongan IV/e
Setiap tahun tidak dapat mengum-pulkan 25 AK dari kegiatan tugas
pokok Tahun berikutnya angka
kredit belum terpenuhi
PS DI BAWAH S1/D-IV, golongan III/d
Setiap tahun tidak dapat mengum-pulkan 15 AK dari kegiatan tugas pokok
1. Dijatuhi hukuman disiplin
penurunan pangkat
2. Diberhentikan sementara
sebagai PNS
3. Ditugaskan secara penuh di
luar unit jf.
4. Cuti di luar tanggungan negara
5. Tugas belajar lebih 6 bulan
Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat kecuali penurunan pangkat
Telah mencapai batas usia pensiun PNS
46
PASAL 34 & 36 -SANKSI: PEMBEBASAN SEMENTARA DAN PEMBERHENTIAN
PERMASALAHAN SAAT INI
1. Pengangkatan tidak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
2. Penerapan sanksi bagi yang belum memenuhi
angka kredit selama 5 tahun dan 6 tahun.
3. Belum adanya data individu pengawas sekolah
yang lengkap dan mutakhir
4. Penegasan dari BKN: SE BKN No.
K.26-30/V.1-1/99 Tanggal 2 Januari 2015 mengenai
Pengangkatan, Pemberhentian Sementara, dan Pemberhentian PNS Dari Jabatan Fungsional
Contoh Pengangkatan yang tidak sesuai
ketentuan
Kepala Seksi pada Kantor Kemenag Kota…
diangkat sebagai Pengawas Agama Islam
Penilik PLS Dinas Pendidikan Kec…diangkat sebagai
Pengawas TK/SD
Fungsional Umum pada Dinas Pendidikan Propinsi
…diangkat sebagai Pengawas SMP.
Contoh tidak naik pangkat dalam waktu 5 atau
6 tahun
Pengawas Sekolah yang telah lebih dari 6 tahun
dalam pangkat terakhir, meskipun PAK telah
ditetapkan dan diusulkan KP setingkat lebih tinggi, tidak mendapat PERTEK BKN.
Pengawas Sekolah yang lebih dari 5 tahun dalam
pangkat terakhir yang diusulkan KP tidak mendapat PERTEK BKN, kecuali melampirkan SK Pembebasan Sementara dan SK Pengangkatan Kembali.
Pejabat Pembina Kepegawaian yang berwenang
memproses pembebasan sementara & pengangkatan kembali.
Solusi Permasalahan
1. Telah dilakukan pembahasan permasalahan PS
yang tidak naik pangkat lebih dari 5 tahun,
dengan Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi serta Badan Kepegawaian Negara
2. Tindak lanjut hasil pembahasan perlu dilakukan
revisi Permennegpan dan RB Nomor 21 Tahun 2010
3. Usul solusi diajukan dua alternatif
4. Kemdikbud sebagai instansi pembina
menegaskan penilaian kinerja sebagai tolok ukur untuk pengembangan karier. Dengan demikian ketentuan pembebasan sementara (BS) atau
pemberhentian karena tidak tercapainya AK pada kurun 5 atau 6 tahun akan dihilangkan
Dua alternatif
usul
solusi
• Pemberlakukan pembebasan sementara sejak ditetapkan juknis jabfung
Pengawas sekolah (17 Oktober 2014)
• PS yang sudah di BS sebelum berlakunya Permennegpan dan RB Nomor 21 Tahun 2010 tetap berlaku
• Sanksi pemberhentian dikenakan berbasis penilaian kinerja (SKP dan Perilaku), apabila capaian target di setiap jenjang jabatan dibawah 50% setiap tahun
Target AK Setiap Tahun
Muda
25
Madya
37,5
Utama
50
RENSTRA GTK: SASARAN 2015-2019 (SP 7.1 dan 7.2)
PROGRAM SASARAN PROGRAM 2015 2016 2017 2018 2019
SP-7.1 Meningkatnya kompetensi guru dan tenaga kependidikan dari Subject Knowledge dan Pedagogical
Knowledge yang akan berdampak pada kualitas hasil belajar siswa
SP-7.1.1 Persentase guru bersertifikat pendidik 55,91 62,70 72,88 86,50 100 SP-7.1.2 Persentase pendidik dan tenaga
kependidikan yang memiliki indeks
kinerja minimal baik
55,5
0 63,80 74,60 88,80 100 SP-7.1.3 Peningkatan nilai rata-rata
kompetensi pengetahuan dan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan mencapai 8,0
5,5 6,5 7,0 7,5 8,0
SP-7.1.4 Persentase pendidik dan tenaga kependidian yang mengalami
peningkatan kualitas sikap
(kepribadian, spiritual, dan sosial)
60,0 70,0 80,0 90,0 100
SP-7.1.5 Persentase pendidik dan tenaga kependidikan yang mengikuti
peningkatan kompetensi keahlian khusus
54
PROGRAM PENGEMBANGAN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN…(RPJMN 2015 – 2019)
Sasaran Program antara lain :
Meningkatnya Kompetensi GTK dilihat dari Subject Knowledge dan Pedagogical
Knowledge, Yang akan berdampak Pada Kualitas Hasil Belajar Siswa
Guru Bersertifikat Pendidik
Baseline 2014 Indikator Kinerja Program (IKP) Target 2019
Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang memiliki Indek Kinerja Minimal Baik
Peningkatan nilai rata2 Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang mengalami
Peningkatan Kualitas Sikap (Kepribadian, Spiritual dan Sosial) Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang mengikuti
REKAPITULASI TENAGA KEPENDIDIKAN
Keadaan: Maret 2016
NO PROP/KAB
/KOTA
JENIS TENAGA KEPENDIDIKAN
TOTAL
KEPALA
SEKOLAH PENGAWAS TAS PUSTAKAWAN
LABORA N /PLP JUMLAH 265,635
28,639
352,938 37,129 4,696 689,037JUMLAH GURU: 2.922.826
Sumber:DAPODIK56
PROGRAM PENGEMBANGAN TENDIK
1.
• PENINGKATAN KOMPETENSI PADA SELURUH DIMENSI KS DAN PS
2.
• PEMBERDAYAAN KKKS, MKKS, AKSI, FORUM KEPALA SEKOLAH, ASOSIASI PROFESI TENDIK, FORUM
PENGAWAS SEKOLAH
3.
• PEMBINAAN KARIR TERINTEGRASI GURU, KS, DAN PS • APRESIASI: PENGHARGAAN DAN PELINDUNGAN
4.
• KOORDINASI PUSAT DAN DAERAH UNTUK MENDUKUNG PENGELOLAAN TENDIK YANG BERMUTU
5. • PROGRAM AFIRMASI BAGI TENDIK DI DAERAH 3T
6.
• REVISI DAN HARMONISASI REGULASI KS, PS DAN TENDIK LAINNYA
GURU
Permendiknas No. 16 Tahun 2007
KEPALA SEKOLAH Permendiknas No. 13 Tahun 2007
PENGAWAS SEKOLAH
Permendiknas No. 12 Tahun 2007
1. Pedagogik 1. Kepribadian 1. Kepribadian
2. Kepribadian 2. Manajerial 2. Supervisi Manajerial
3. Sosial 3. Kewirausahaan 3. Supervisi Akademik 4. Profesional 4. Supervisi 4. Evaluasi Pendidikan
5. Sosial 5. Litbang
6. Sosial
1. Kepala Sekolah adalah GURU yang diberi tugas tambahan (Permendikbud Nomor 28 Tahun 2010) 2. Beban kerja guru 24 jam tatap muka atau
membimbing 150 siswa bagi guru BK.
3. Beban kerja Kepala Sekolah 6 jam tatap muka per minggu atau membimbing 40 siswa bagi kepala sekolah yang berasal dari guru BK
4. Kepala Sekolah memiliki beban kerja 25% sebagai guru (akademik) dan 75% sebagai pemimpin
(manajerial)
5. Kepala Sekolah mengikuti UKG untuk mengukur
kompetensi guru. UKG tidak mengukur kompetensi jabatan kepala sekolah sebagai pemimpin satuan pendidikan
6. Pemetaan kompetensi Kepala Sekolah secara komprehensif dilakukan melalui UKG dan UKKS
KS/M
UKG
UKKS
PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
GURU
PEMBELAJAR PEMBELAJAR KS
PENINGKATAN KOMPETENSI
PS
UKG UKPS
PEMETAAN KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH
GURU
PEMBELAJAR PEMBELAJAR PS
PENINGKATAN KOMPETENSI
TINDAK LANJUT HASIL
UK KS DAN UK PS
Peserta UKG/UKKS/UKPS Tahun 2015
Jumlah
GURU Mengikuti Ujian %
2,921,896 2,699,516 91.41% Peserta UKG Peserta UKKS
24,293
orang GENDER 18,533 Laki-Laki 5,760 perempuan KUALIFIKASI 1,443 <S1 14,450 S1 8,317 S2 83 S3 JENJANG 18,531 SD 3,495 SMP 1,652 SMA 615 SMK USIA 911 <46 3,738 46 - 50 11,035 51 -55 8,609 >55 MASA KERJA 10,735 <5 9,773 5 - 10 3,267 11 -15 518 >15 Peserta UKPS 62,62% dari 265.635 84,82% dari 28.639Jenjang N Manajerial Kewirausahaan Supervisi M SD M SD M SD TOTAL 16.6328 58.55 5.29 51.81 10.03 58.75 9.15 SD 126.462 57.8 5.14 51.23 9.93 57.94 8.99 SMP 24.901 60.78 5.12 53.51 10.19 60.96 9.19 SMA 8.444 61.37 5.04 54.08 10.18 62 9.26 SMK 6.521 60.9 4.78 53.7 9.77 61.88 8.99
Hasil Komputasi Skor
Kepala Sekolah (UKKS) dengan pendekatan Rasch Model
Jenjang N Supervisi Akademik Supervisi Manajerial Litbang Evaluasi Pendidikan M SD M SD M SD M SD TOTAL 24.248 56.5 6.5 56.55 5.9 53.48 8.88 54.72 9.4 SD 18.493 56.19 6.4 56.33 5.9 53.17 8.76 54.53 9.38 SMP 3.488 56.59 6.79 56.57 5.94 53.29 9.06 54.33 9.65 SMA 1.652 58.9 6.52 58.29 5.59 56.43 9.2 57.09 8.9 SMK 615 58.76 6.01 58.3 5.38 56.17 8.46 56.49 8.78
Hasil Komputasi Skor
Pengawas Sekolah (UKPS)
67
68
Desain GTK Pembelajar Daring (GP-d)
Direktori Diklat GTK ketika login langsung ke peta kompetensi SKG, SKKS, SKPS Permendiknas Nomor 13, 14, 16 Tahun 2007
UKG
UKKS
UKPS
Guru Pembelajar Daring Sist em GP-o Mandiri / Kelompok Kerja Mobil e Laptop / Komput erTK
SD
SMP
SMA
SMK
SLB
Login
KS/PS PembelajarDaring PRETESTpada guru
pembelajar adalah hasil
UKG1
POSTEST pada guru pembelajar merupakan hasil UKG2 Delta PRES TEST dan P OSTEST ad al ah h asil gu ru bel aj ar
Direktori GP/KSP/PS P Login Jenjang? T K S D S M P S M A S M K S L B Sudah Pemetaan?* Pemetaan Peta Kompetensi Identifikasi Indikataor UKKS Analisis Modul KS-Pembelajar Permendiknas No 13/2007 Kelompok Kompetensi Review-
RASCH Hasil Penelitian ACDP
Ya Tdk *Pemetaan=UKKS1=Pretest PS KS GURU
2016
1 2 3 4 5 6
70
ANALISIS & PERSIAPAN KS/PS PEMBELAJAR
Analisis hasil UKKS/PS, Penyiapan Pedoman,
Aplikasi KS/PS Pembelajar, Manajemen Pembelajar, Juknis, dan Modul
PENGEMBANGAN MODA
Pengembangan moda diklat (KS/PS
pembelajar) tatap muka, Daring, dan Daring Kombinasi
2016
7 8 9 10 11 12
PELATIHAN NS/FAS
Pelatihan nara sumber nasional (NS), Fasilitator PELATIHAN (KS PEMBELAJAR) Pelatihan KS pembelajar (KSP) melalui tatap muka, daring dan daring kombinasi
PEMBINA PROFESI PENGAWAS SEKOLAH
1
• KEMDIKBUD
• PIMPINAN UNIT KERJA
2
• ATASAN LANGSUNG-KADISDIK/KAKANWIL KEMENAG, KORWAS
3 • PEJABAT PENGELOLA KEPEGAWAIAN 4 • TIM PENILAI ANGKA KREDIT
ETIKA TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU
Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI)
adalahkumpulan etik yang melandasi pelaksanaan Standar Penilaian Indonesia (SPI) yang wajib ditaati oleh Penilai,
agar
seluruh hasil pekerjaan penilaian
dapat memenuhi persyaratan yang
ditetapkan melalui cara yang jujur,
obyektif dan kompeten secara
profesional, sehingga menghasilkan
laporan penilaian yang jelas, tidak
menyesatkan dan mengungkapkan
semua hal yang penting.
DEFINISI
Etik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):
kumpulan azas/nilai yang berkenaan dengan akhlak; nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan/masyarakat.
Kode Etik adalah kumpulan etik yang dibuat untuk
menjunjung profesi demi tanggung jawab terhadap profesi, masyarakat dan Tuhan Yang Maha Esa.
1. NORMA PENILAI, PEMANGKU JFT, ATASAN JFT
Setiap anggota tim penilai memiliki
kompetensi di bidang JFT ybs, serta
menilai secara obyektif dan adil.
Setiap atasan pejabat fungsional tertentu
dalam menjalankan fungsi pembinaan
dilakukan secara maksimal sesuai
tanggung jawabnya.
Setiap pejabat fungsional tertentu dalam
mengisi Daftar Usul Penetapan Angka
Kredit (DUPAK) dilakukan secara baik,
benar, jujur dengan menyertakan bukti
fisik yang dipersyaratkan.
2. PRINSIP DAN ETIKA PENILAIAN
1. ADIL: setiap usulan diperlakukan sama
dan dinilai dengan kriteria penilaian yang
sama sesuai peraturan yang diberlakukan
bagi masing-masing JFT. Kriteria penilaian
pada umumnya dirumuskan dalam JUKNIS
masing-masing JFT
2. OBYEKTIF: setiap penilaian dilakukan
terhadap bukti-bukti yang diusulkan dan
dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya serta dinilai dengan
penilaian yang jelas.
3.
AKUNTABEL: hasil penilaian dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan pertimbangan dan alasannya. 4. TRANSPARAN: proses penilaian dilaksanakan
secara benar dan tidak diskriminatif. Hasil
penilaian diinformasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
a. 5. Aktif dan partisipatif: memiliki komitmen waktu
yang cukup dan kesungguhan kerja, tekun, dan teliti dalam melakukan proses penilaian.
b. 6. Kompeten : memiliki kemauan dan
kemampuan melaksanakan kewenangan penilaian berdasarkan standar/norma dan
peraturan perundang-undangan, serta memiliki kemampuan melakukan komunikasi efektif,
konsultasi, kerjasama yang saling menghargai
pendapat antaranggota tim penilai dan anggota tim teknis.
d.
7. Tanggung jawab
: memiliki kesanggupan dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkankepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani mengambil resiko atas keputusan yang diambil.
f.
8. Independen:
memiliki kewenangan yang tidak dipengaruhi dan/atau mempengaruhi pada prosespenilaian.
g. 9. Saling menghargai: tidak melakukan pengambil-alihan proses penilaian setiap usulan dari anggota tim penilai lain, kecuali dengan persetujuan atau prosedur yang etis, dan tidak melibatkan diri secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi anggota penilai lain guna kepentingan pribadi atau kelompok.
g.
10. Ketaatan
: tidak mengizinkan adanya penambahan dokumen lainnya tanpa diketahuisekretariat tim penilai, dan tidak membocorkan hasil penilaian sebelum selesainya rapat pleno tim penilai.