• Tidak ada hasil yang ditemukan

MKS - Sosialisasi Pembinaan Jafung Pengelola Pengadaan Barang Jasa PUPR-1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MKS - Sosialisasi Pembinaan Jafung Pengelola Pengadaan Barang Jasa PUPR-1"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMALISASI

OPTIMALISASI

PERAN FUNGSIONAL

PERAN FUNGSIONAL

DALAM

DALAM

PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR PUPR

PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR PUPR

K EMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT B

B ADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA P

PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUN GSIONALGSIONAL

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Makassar, 28 April 2017

Makassar, 28 April 2017

(2)

MATERI

MATERI

KEBIJAKAN NASIONAL

KEBIJAKAN NASIONAL

PENGELOLAAN

PENGELOLAAN

FUNGSIONAL

FUNGSIONAL

 PENGELOLAAN FUNGSIONAL

 PENGELOLAAN FUNGSIONAL

 UPAYA MEMPERKUAT PERAN

 UPAYA MEMPERKUAT PERAN

FUNGSIONAL

FUNGSIONAL

 PERATURAN JAFUNG PENGELOLAAN

 PERATURAN JAFUNG PENGELOLAAN

PENGADAAN BARANG/JASA

(3)

MATERI

MATERI

KEBIJAKAN NASIONAL

KEBIJAKAN NASIONAL

PENGELOLAAN

PENGELOLAAN

FUNGSIONAL

FUNGSIONAL

 PENGELOLAAN FUNGSIONAL

 PENGELOLAAN FUNGSIONAL

 UPAYA MEMPERKUAT PERAN

 UPAYA MEMPERKUAT PERAN

FUNGSIONAL

FUNGSIONAL

 PERATURAN JAFUNG PENGELOLAAN

 PERATURAN JAFUNG PENGELOLAAN

PENGADAAN BARANG/JASA

(4)

KEBIJAKAN

KEBIJAKAN

NASIONAL

NASIONAL

PENGELOLAAN FUNGSIONAL

(5)

RPJM 1 RPJM 1 (2005-2009) 2009) RPJM 2 RPJM 2 (2010-2014) 2014)

RPJM 3

RPJM 3

(2015-2019)

(2015-2019)

RPJM 4

RPJM 4

(2020-2024)

(2020-2024)

ASN Human

ASN Human

Capital

Capital

I

I

N

N

DO

DO

N

N

E

E

S

S

IA

IA

Y

Y

AN

AN

G

G

MAN

MAN

DI

DI

R

R

I

I

,

,

MA

MA

J

J

U

U

,

,

A

A

DIL

DIL

D

D

A

A

N

N

MA

MA

K

K

MU

MU

R

R

202

202

4

4

Keunggulan kompetitif

Keunggulan kompetitif

Ekonomi berbasis SDA

Ekonomi berbasis SDA

&&

SDM berkualitas dan

SDM berkualitas dan

berkemampuan IPTEK

berkemampuan IPTEK

MILESTONES

MILESTONES

 ARAH PEMBANGUNA

 ARAH PEMBANGUNA

N NASIONAL

N NASIONAL

DAN AP

(6)

UU 17/2007

RPJP

SMART

ASN

2024

UU 5/2014

ASN

STRATEGI

DAN

PROGRAM

Tantangan:

• •

Eksternal

•Globalisasi

Internal

• Mismatch SDMA

NAWA

CITA

(7)

6B

Beretika

Bekerj

a

tuntas

Berpikir

strategis

Berinovasi

 

Berkola-borasi

Berkeputusan

tegas

(8)

Menyesuaikan arah

pembangunan nasional

 Aligning

Anjab & ABK thd

Renstra K/L/D, serta Audit

Kepegawaian

Supervisi oleh JPT Madya dan

Pratama

Mengapresiasi

secara layak

Sistem pensiun & JHT

Sistem kompensasi

Mendapatkan talenta

terbaik

Menuju ASN

yang dinamis

Rekrutmen berbasis

 jabatan (diversifikasi

tes) & sertifikasi

TKD

Orientasi &

engagement

utk

setiap penugasan

pada jabatan baru

Talent Mapping,

Succession & Career 

Planning

Rotasi nasional

(perekat NKRI)

• •

Meningkatkan

berkelanjutan

kinerja

Mengurangi kesenjangan

kompetensi

Training Need Analysis (TNA)

Diklat

 , Coaching & Mentoring

berbasis

Performance dialogue

Merit & performance based 

(9)

minan

PROFIL ASN

Guru

Medis

Paramedis

1.765.410

31.754

303.754

615.525

1.609.726

48.840

40,35 %

Pengawas

(Eselon

IV)

7.43%

0,73

6,94

14,07

%

%

%

JF

Profesional

JFU

Administrasi

37.68%

36,79%

1,12 %

JF Umum

J Struktural

TOTAL PNS

JFT Guru

37.44%

4.375.009

100, %

JFT Teknis

10.01%

JFT Keseha tan 4.34%

Jabatan Fungsional Umum (JFU) Administrasi sangat do

(37.68%). Perlu dikelola melalui:

Pengalihan JFU Adm ke JFT Teknis bagi yang memenuhi syarat

Peningkatan Kompetensi

Formasi JFU Administrasi dibatasi

Catatan:

Pengangkatan PNS dari jalur honorer

THK1-THK2 dari tahun 2005-2014 = 1.163.883

6

(10)

JUMLAH

DISTRIBUSI

KUALITAS

LANGKAH PENATAAN ASN MELALUI INPASSING

1

1

2

2

1

3

2

INPASSING PERMENPAN 26 /2016 STANDARISASI JABATAN PERMENPAN 25 /2016

SURAT EDARAN BERSAMA MENDIKBUD – MENDAGRI

-MENPAN – KA. BKN

ABK

ANJAB

PENATAAN SUMBER

DAYA MANUSIA

(11)

UU NO 5 TAHUN 2015

TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

2

TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

UU NO 23 TAHUN 2014

3

MORATORIUM PENERIMAAN CPNS

LATAR BELAKANG KEBIJAKAN INPASSING

TENTANG

1

(12)

PNS yg telah dan masih menjalankan tugas di bidang jabatan fungsional

yang akan diduduki berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang.

1

PNS yang menjalankan tugas jabatan sesuai dengan formasi jabatan fungsional dan

telah mendapatkan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi.

2

Pejabat Pimpinan Tinggi, Administrator, dan Pengawas yang memiliki kesesuaian

antara jabatan terakhir yang diduduki dengan jabatan fungsional yang akan

didudukinya.

3

4

PENYESUAIAN /

INPASING

KE DALAM JABATAN FUNGSIONAL

KETERAMPILAN DAN KEAHLIAN PADA K/L DAN PEMDA DITUJUKAN BAGI:

4

PNS yang dibebaskan dari jabatan sementara dari jabatannya , karena dalam

 jangka waktu 5 tahun sejak diangkat dalam jabatan / pangkat terakhir tidak

dapat memenuhi angka kredit untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi

(13)

USIA BAGI PNS YANG DAPAT MENGIKUTI

INPASSING

KETRAMPILAN

KEAHLIAN

a.

3 Ta h u n

s e b e l u m b a t a s u s i

a pensiun dalam jabatan terakhir

bagi

pejabat pelaksana

a.

3 Tahun

sebelum batas usia pensiun

dalam jabatan terakhir bagi

pejabat

pelaksana

b.

2 Ta h u n

s e b e l u m b a t a s u s i

a pensiun dalam jabatan terakhir

bagi pejabat

Administrator dan

Pengawas

b.

2 Tahun

sebelum batas usia pensiun

dalam jabatan terakhir bagi

pejabat

Administrator dan Pengawas

c.

1 Tahun

sebelum batas usia pensiun

dalam jabatan terakhir bagi pejabat

Administrator yg akan menduduki JF

Ahli Madya

d.

1 Tahun

sebelum batas usia pensiun

dalam jabatan terakhir bagi

Pejabat

Pimpinan Tinggi

(14)

MASALAH YANG TERJADI DI LAPANGAN

No

Masalah

Keterangan/Saran

Solusi

1.

Bagaimana PNS yang sudah

pernah diangkat menjadi jabatan

fungsional tetapi diberhentikan

lalu menjadi pelaksana

Bahwa inpassing dari jabatan pelaksana hanya untuk PNS

yang belum pernah duduk sebagai jabatan fungsional

(tidak mencapai kinerja dan terkana disiplin/pidana)

2.

Bagaimana PNS yang menduduki

 jabatan pelaksana yang dapat

mengikuti inpassing menjadi

 jabatan fungsional

1. Telah dan masih menjalankan tugas sebagai jabatan

fungsional minimal 2 tahun (secara komulatif dan masih

menjalankan tugas)

2. Formasinya bukan sebagai jabatan fungsional

3

Bagaimana PNS yang formasinya

sebagai Jabatan fungsional

namun belum diangkat tetapi bisa

di

inpassing

1.Sudah pernah naik pangkat 1 tingkat lebih tinggi

2. Masih menjalankan tugas sebagai jabatan fungsional

4

Apakah boleh PNS yang sudah

menjadi JF tetapi diberhentikan

untuk mengikuti inpassing

Tidak bisa ikut inpassing karena diangkat pada saat

menjadi JF kurang berkinerja sehingga tidak mencapai

angka kreditnya

5

Bagaimana

untuk

PNS

yang

dibebaskan

sementara

dari

 jabatan fungsional

1. Dapat diangkat kembali jika belum ada surat

pemberhentian

2. Tidak bisa diangkat jika sudah ada surat

pemberhentian

(15)

No

Permasalahan

Solusi

6 Apakah PNS yang saat

menduduki jabatan fungsional

boleh pindah ke jabatan

fungsional lainnya melalui

inpassing

Tidak boleh sesuai dengan ketentuan yang ada di

Permenpan No. 26 Tahun 2016

7 Bagaimana jika ada JPT Pratama

(BUP 60) yang sudah

diberhentikan pada usia lebih

dari 58 tahun lalu menjadi JP

(BUP 58), proses untuk

inpassing apakah

memungkinkan

Berdasarkan PP 32 Tahun 1979 jo SE Kepala BAKN no.

04/SE/1980 bahwa pejabat Pimpinan Tinggi yang

diberhentikan dari jabatannya dan ada keinginan

untuk diangkat kembali dalam jabatan yang setara

diberikan batas waktu sampai dengan 6 bulan.

*) konfirmasi Ditjen Perbendaharaan Kementerian

Keuangan

8 Siapakah yang memberikan

persetujuan jumlah formasi

yang boleh di angkat menjadi JF

Untuk jumlah formasi ditetapkan oleh MenPANRB

setelah mendapat pertimbangan teknis BKN

berdasarkan jumlah kebutuhan yang di validasi oleh

Instansi Pembina

9 Bagaimana PNS yang mengikuti

inpassing akan menduduki JF

antara pangkat dan jabatan

tidak sesuai dengan kebutuhan

Pengangkatan melalui inpassing berdasarkan

kebutuhan instansi di masing-masing jenjang JF

Catatan:

(16)

DASAR HUKUM

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil

Negara

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan

Daerah

1

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat

Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan

Fungsional Pegawai Negeri Sipil jo. Peraturan Pemerintah Nomor

40 Tahun 2010

Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun

Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil jo. Peraturan Presiden

Nomor 97 Tahun 2012

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 tentang

Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil yang Mencapai Batas Usia

Pensiun Bagi Pejabat Fungsional

2

(17)

MUDA

MADYA

UTAMA

III/c

III/d

IV/a

IV/b

IV/c

IV/d

IV/e

200

200

200

200

200

200

200

80

160

280

400

520

680

20

40

70

100

130

170

200

300

400

550

700

850

1050

PERTAMA

MUDA

MADYA

UTAMA

III/b

III/c

III/d

IV/a

IV/b

IV/c

IV/d

IV/e

150

150

150

150

150

150

150

150

40

120

200

320

440

560

720

10

30

50

80

110

140

180

150

200

300

400

550

700

850

1050

PERTAMA

MUDA

MADYA

UTAMA

III/a

III/b

III/c

III/d

IV/a

IV/b

IV/c

IV/d

IV/e

100

100

100

100

100

100

100

100

100

40

80

160

240

360

480

600

760

10

20

40

60

90

120

150

190

100

150

200

300

400

550

700

850

1050

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF PALING RENDAH UNTUK

PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT DENGAN

(18)

Menetapkan Tata Cara

Penyesuaian/ Inpassing

Penetapan Kebutuhan

Menentukan Jadwal

Meyusun Instrumen Uji

Kompetensi

APA YANG

HARUS

DISIAPKAN

Melaksanakan

Kompetensi

Pelaporan

Uji

(19)

Menghitung

Kebutuhan

Memetakan JF yang

dibutuhkan

Memetakan PNS yang

Memenuhi Syarat

Menayampaikan

APA YANG

HARUS

DISIAPKAN

Usulan

JF

Pengangkatan

&

Uji

Kompetensinya

Pelaporan

(20)

PENGELOLAAN FUNGSIONAL

BIDANG PUPR

(21)

INFRASTRUKTUR YANG DIKELOLA

KEMENTERIAN PUPR

BIDANG JALAN & JEMBATAN

• 38.569,82 km Jalan Nasional; • 439.023 km Jalan Daerah;

• 14.710 unit Jembatan bentang minimal 6 m; • 33 ruas jalan tol sepanjang 949 m’.

BIDANG SDA

• 1.163 Sungai; 9.754 DAS; • 1.035 Danau/Situ; 178 Waduk;

• 3.068 Bendungan; 3.322 Embung; dan • 406 Daerah Irigasi dengan luas mencapai

3.142.532 ha

BIDANG CIPTA KARYA

• SPAM kap. terpasang 163.658 lt/dtk dgn kap. produksi

124.861 lt/dtk, dan cakupan pelayanan 18,31% dari  jml penduduk Indonesia;

• IPAL dan IPLT sebanyak 155 buah; • TPA Sampah 188 buah;

• Penanganan Kaw Permukiman Kumuh 56 Kab/Kota; ,

dan

• Pos Lintas Batas Negara (PLBN) 7 Pos/Provinsi.

BIDANG PERUMAHAN

BIDANG KONSTRUKSI

NILAI ASET INFRASTRUKTUR PUPR

TAHUN 2015 MENCAPAI 926

TRILIUN ATAU SETARA 35% ASSET

NASIONAL

(22)

PERAN FUNGSIONAL

BELUM OPTIMAL

Pengelolaan infrastruktur PUPR  yang handal

adalah salah satu upaya

mendukung peningkatan kapasitas produksi nasional guna meningkatkan daya saing

nasional.

Nilai aset infrastruktur PUPR

tahun 2015 mencapai 926 Triliun atau

setara 35%

 asset nasional

SDM Terbatas

 dibanding infrastruktur PUPR yang dikelola.

Peningkatan kompetensi ASN prof . & berintegritas

 tinggi menjadi

keniscayaan

.

Pengembangan Jabatan Fungsional

 jadi salah satu solusinya.

UU ASN, PP Jafung mengamanatkan bahwa

pelaksana tugas pokok

organisasi adalah Pejabat Fungsional

Permen PUPR belum mengatur rinci tentang

kedudukan, tugas, dan

wewenang jabatan fungsional.

(23)

DAMPAK TERHADAP PENGELOLAAN

INFRASTRUKTUR PUPR

PENYEBAB

J

umlah pegawai Kemen. PUPR 

 adalah 23.518 orang dgn perbandingan antara

STRUKTURAL, FUNGSIONAL, dan PELAKSANA adalah 1.697 (7,22%) Struktural, 3.318

(14,11%) Fungsional, dan 18.503 (78,67%) Pelaksana atau

1 : 1,95 : 10,9.

Lingkup pekerjaan fungsional belum fokus pada tugas pokok organisasi.

Fungsional bid. PUPR kurang spesifik

 karena didasarkan pd kelompok bid. keahlian, bkn spesialisasi. •

Pembinaan karir  fungsional kurang menarik, karena fokus pada struktural.

AKIBAT

 Infrastruktur  PUPR sebagai salah satu sarpras untuk meningkatkan kapasitas produksi

belum optimal mendukung peningkatan daya saing nasional.

 Tenaga Fungsional kurang diminati, sehingga tugas-tugas teknis tidak ditangani ahlinya.

Penyelenggaraan infrastruktur  PUPR membebani struktural yg harus merumuskan visi,,

merancang strategi pencapaian visi-misi, mengatur implementasi strategi dan program,

serta merealisasikan dan mengendalikan kegiatan.

(24)

UPAYA MEMPERKUAT

PERAN FUNGSIONAL

(25)

GAGASAN

PENGUATAN PERAN FUNGSIONAL SEBAGAI

PELAKSANA TUGAS POKOK

KONDISI AWAL

ASN PUPR (2017)

ASN PUPR

JABATAN STRUKTURAL 1.697 (7,22%)

JABATAN

FUNGSIONAL:

3.318

(14,10%) Kedudukan, tugas, tanggung  jawab TDK JELAS.

JABATAN FUNGSIONAL UMUM /PELAKSANA

18.503 (78,68%)

JUMLAH MASIH

MENDOMINASI

KONDISI YG

DIHARAPKAN

ASN PUPR (2019)

ASN PUPR

JABATAN STRUKTURAL 1.697 (7,22%) JABATAN STRUKTURAL 1.697 (7,22%)

JABATAN

FUNGSIONAL

Jml bertambah

menjadi 6.000

(25,50%); Kedudukan, tugas, tanggung  jawab JELAS. JABATAN FUNGSIONAL UMUM /PELAKSANA

12.500 (53,17%)

JUMLAH DIKURANGI

INTERVENSINYA DGN:

P

ENINGKATAN KUANTITAS & •PENINGKATAN KUALITAS PEJABAT

(26)

GAGASAN

PENGUATAN PERAN FUNGSIONAL SEBAGAI

PELAKSANA TUGAS POKOK

ASN PUPR

YG DIHARAPKAN (2019)

ASN PUPR

JABATAN STRUKTURAL 1.697 (7,22%) JABATAN STRUKTURAL 1.697 (7,22%) JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU (JFT) 6.000 (25,50%) JABATAN FUNGSIONAL UMUM /PELAKSANA 12.500 (53,17%)

JABATAN STRUKTURAL

memimpin

suatu satuan organisasi

JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU

(JFT)

melaksanakan tugas pokok dan

fungsi organisasi didasarkan pada

keahlian dan/atau keterampilan

tertentu.

JABATAN FUNGSIONAL UMUM

 /PELAKSANA

 melaksanakan tugas

dukungan teknis dan administratif 

didasarkan pada keterampilan

(27)

GAGASAN PERUBAHAN

DENGAN MENINGKATKAN KUANTITAS & KUALITAS

KONDISI SAAT INI:

JUMLAH FUNGSIONAL BELUM MEMADAI DAN KURANG OPTIMAL MENDUKUNG KINERJA PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR PUPR

PRINSIP DASAR PENGELOLAAN FUNGSIONAL 1. Implementasi UU 5/2014 mendukung prinsip pengembangan Jabatan Fungsional.

2. Kaidah pada PP No. 9/2003 yang telah diubah dg PP No 63/2009; PP No. 16/1994 tentang Jabatan Fungsional PNS, yang telah diubah dgn PP No. 40/2010; serta Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 dan Permen PUPR No. 20/PRT/M/2016, menegaskan bahwa:

• Tugas, hak/kewajiban, dan wewenang/tanggung jawab fungsional tidak boleh tumpang tindih dengan struktural;

• Penugasan Fungsional hrs melekat pada struktur organisasi secara berjenjang sesuai kesamaan fungsi/disiplin dan kesetaraan; • Struktural mengembangkan profesionalisme manajerial sedang Fungsional mengembangkan profesionalisme substansi/teknis.

UPAYA PERBAIKAN 1. Peningkatan Kuantitas Fungsional.

• Menambah jumlah jenis fungsional berdasarkan bidang keahlian atau spesialisasi; • Meningkatkan rasio menjadi 1:3 antara struktural dengan fungsional;

• Mendorong peningkatan jumlah fungsional bidang PUPR di Instansi Pengguna baik di Pusat maupun Daerah.

2. Peningkatan Kualitas Fungsional.

• Penguatan Sistem Pengelolaan Jabatan Fungsional; • Fasilitasi dukungan admistrasi jabatan fungsional;

• Pengembangan profesi dan penguatan kompetensi teknis;

• Penyempurnaan pedoman dan petunjuk teknis Jabatan Fungsional Bidang PUPR;

Pemberdayaan fungsional dengan mempertegas perannya dalam pelaksanaan tugas pokok;

melalui Pengusulan Rancangan Peraturan Menteri Rincian Tugas & Wewenang Pejabat

Fungsional

(28)

Komitmen

Komunikasi

Proses

Keterlibatan

Saling

percaya

Misi

I L U S T R A S I GAGASAN PERUBAHAN

DGN MEMPERTEGAS KEDUDUKAN, TUGAS, WEWENANG, &

TANGGUNG JAWAB JAFUNG

Kedudukan Pejabat Struktural dan Pejabat Fungsional diilustrasikan

seperti Seorang Kepala Rumah Sakit (Mengelola Sarana dan Prasarana

Kesehatan) dan Tenaga Medis (Melakukan Tindakan Kesehatan) .

KEPALA RUMAH SAKIT TENAGA KESEHATAN

(Dokter, Bidan, Perawat, dan

Tenaga Kesehatan Lainnya)

(29)

Tugas Struktural

Penanggung jawab akhir pelaksanaan tugas;

Mengorganisasi penyelenggaraan tugas.

(Membagi tugas, wewenang, tanggung jawab di

antara pejabat fungsional yang dilibatkan)

;

Menetapkan rencana dan program;

Menetapkan prosedur, standar, spesifikasi produk & manual penyelenggaraan

tugas;

Mengendalikan jalannya pekerjan

 (memantau, mengawasi, dan Tindak Turun Tangan);

Menyediakan perlengkapan, peralatan, bahan dan pembiayaan; dan

Menggerakkan dan memotivasi pegawai dalam melaksanakan tugas.

Tugas Fungsional

Menyelenggarakan proses pelaksanaan tugas teknis fungsional sesuai aturan,

dengan mengindahkan aspek pengendalian struktural; dan

Secara teknis bertanggung jawab terhadap lingkungan pekerjaan yang

ditugaskan dengan cara menegakkan kejujuran intelektual dan tanggung jawab

profesional menurut kode etik dan peraturan perundang-undangan.

GAGASAN PERUBAHAN

KEDUDUKAN, TUGAS, WEWENANG, &

TANGGUNG JAWAB JAFUNG

(30)

TUJUAN PERUBAHAN

OPTIMALISASI PERAN JABATAN FUNGSIONAL

DALAM PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR PUPR

TUJUAN PERUBAHAN

Meningkatnya kualitas layanan infrastruktur PUPR yang didukung oleh pejabat

fungsional yg profesional dan berintegitas. Upayanya sebagai berikut:

1. Dalam jangka pendek 

 adalah tersusunnya rumusan Rancangan Peraturan

Menteri PUPR tentang Peta Jabatan dan Uraian Tugas Jabatan Fungsional

serta Pedoman Pelaksanaan Inpassing.

2. Dalam jangka menengah

 (selama tahun anggaran 2017) adalah terbitnya

Peraturan Menteri PUPR tentang Peta Jabatan dan Uraian Tugas Jabatan

Fungsional terlaksananya sosialisasi.

3. Dalam jangka panjang

 (sampai dengan tahun 2019) adalah :

Tersosialisasikannya Peta Jabatan, Uraian Tugas Jabatan Fungsional, dan

Pedoman Inpassing serta diimplementasikan pada unit kerja terbatas

serta bertambahnya jumlah pejabat fungsional yang ditugaskan pada

setiap UPT; dan

Meningkatnya peran serta pejabat fungsional di masing-masing unit kerja

dalam pelaksanaan tugas pokok penyelenggaraan infrastruktur PUPR.

(31)

MANFAAT PERUBAHAN

OPTIMALISASI PERAN JABATAN FUNGSIONAL

DALAM PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR PUPR

MANFAAT

Manfaat bagi Pejabat Fungsional

 --- kejelasan

kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggungjawab serta

kesempatan mengembangkan kompetensi teknisnya sesuai

 jabatan.

Manfaat bagi Organisasi ---

 mudah mendistribusikan

tugas dan mengukur kinerja bagi setiap pegawai sesuai

 jabatan dan meningkatkan kinerja organisasi kualitas

(32)

PERATURAN JAFUNG

PENGELOLAAN

(33)

UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;

PP No. 16 Tahun 1994 ttg Jabatan Fungsional PNS jo. PP No 40 Tahun 2010;

PP No. 21 Tahun 2014 ttg Pemberhentian PNS yang Mencapai BUP Bagi Pejabat

Fungsional;

Keppres 87/1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional PNS;

Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Pembinaan Jafung Bidang PU;

Permen PU 34/PRT/M/2007 tentang Pembinaan Jafung di lingkungan Dep. PU;

Permen PAN-RB No. 77 Tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan

Barang/Jasa dan Angka Kreditnya;

Peraturan Bersama Kepala LKPP dan Kepala BKN No. 01/2013 dan No.14/2013 ttg

Ketentuan Pelaksanaan PermenPAN-RB No. 77 Tahun 2012;

Perka LKPP No. 14/2013 tentang Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional

Pengelola Pengadaan Barang/ Jasa;

Perka LKPP No. 7/2014 tentang Tata Kerja Tim Penilai dan Tata Cara Penilaian Angka Kredit

Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa;

Perka LKPP No. 7/2016 tentang Pengembangan dan Pembinaan Kompetensi Pejabat

Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa.

Perka LKPP No 16/2015 tentan Petunjuk Tekni Pengangkata Dalam Jabatan Fungsional

Pengelol Pengadaan Barang/Jas Melalui Mekanisme Pengangkatan Dari Jabatan Lai

(34)

JABATAN FUNGSIONAL

PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA (Pasal 1)

What

Jabatan

yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan

wewenang untuk melakukan kegiatan

pengadaan barang/jasa

Pemerintah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Who

Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang,

dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk

melaksanakan

kegiatan

perencanaan

pengadaan,

pemilihan

(35)

RUMPUN, KEDUDUKAN, & TUGAS POKOK

Jafung Pengelola Pengadaan Barang/Jasa masuk

dalam rumpun manajemen

RUMPUN

sebagai

pelaksana

teknis

fungsional

di

bidang

pengadaan barang/jasa pada instansi pemerintah

KEDUDUKAN

melaksanakan

kegiatan

perencanaan

pengadaan,

pemilihan

penyedia,

manajemen

kontrak

dan

manajemen informasi aset

TUGAS POKOK

(36)

Jumlah Pejabat Fungsional per Jenis Jabatan Fungsional

Non Ke-PU-an

data per 4 April 2017

JUMLAH JAFUNG PPBJ

= 9 ORANG

(37)

JENJANG JABATAN FUNGSIONAL

PENGELOLAAN BARANG/ JASA (Pasal 7 ayat 2)

PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA PERTAMA

1) Penata Muda, golongan ruang III/a;dan

2) Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b

PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA MUDA

1) Penata, golongan ruang III/c; dan

2) Penata Tingkat I, golongan ruang III/d

PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA MADYA

1) Pembina, golongan ruang IV/a;

2) Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan

3) Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c

(38)

JENJANG JABATAN, JENJANG PANGKAT DAN ANGKA KREDIT KUMULATIF

PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

YANG HARUS DICAPAI

TINGKAT AHLI (Psl. 7)

  Madya

Pembina Utama Muda (IV/c)

700

Pembina Tk. I (IV/b)

550

Pembina (IV/a)

400

  Muda

Penata Tk. I (III/d)

300

Penata (III/c)

200

  Pertama

Penata Muda Tk. I (III/b)

150

(39)

PENGELOLA

PENGADAAN

BARANG/ JASA

1.

Pendidikan

2.

Perencanaan

Pengadaan

2. Pemilihan

Penyedia

3.

Manajemen

Kontrak

4. Manajemen

Informasi Aset

5.

Pengembangan

profesi

6. Kegiatan

penunjang

(40)

MATRIKS KEGIATAN DAN ANGKA KREDITNYA

NO

UNSUR

SUB

UNSUR

BUTIR

KEGIATAN

I

Pendidikan

3

11

II

Perencanaan Pengadaan

14

39

III

Pemilihan Penyedia

20

66

IV

Manajemen Kontrak

21

61

V

Manajemen Informasi Aset

6

21

VI

Pengembangan Profesi Jabatan Fungsional Pengelola

Pengadaan Barang/Jasa

3

4

VII

Kegiatan Penunjang Jabatan Fungsional Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah

8

18

(41)

Pengajuan

Pejaba Fungsional mengajukan DUPAK kepad Sekretariat Tim Penilai/ Pembina Tekni Jafung melalui BKD/ Pembin Kepegawaian

 Verifikasi

Penilaian Angka Kredit 

Kenaikan Pangkat/Jabatan

PROSEDUR PENILAIAN

Tim Sekretaria memeriksa kelengkapa buktif fisi

DUPAK, jika tida lengkap langsun dikembalikan kepada

Pejabat Fungsional ybs melalui BKD/ Pembina Kepegawaian

Sidang Penilaian Angk Kredit untu proses penerbitan Penetapan Angk

Kredit PAK

Penerbitan Surat Keterangan Kenaika Pangkat/Jabatan oleh

Menteri;Gubernur;Bupati/Walikot apabila memenuhi persyarata angk kredit untu

kenaika pangkat/jabatan satu tingkat lebi tinggi

DAN KENAIKAN PANGKAT/JABATAN

(42)

SUSUNAN DUPAK

1. Surat Usulan dari Pimpinan Unit Kerja;

2. Cover Depan: Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional, Nama, NIP, Pangkat, Jabatan,

Unit Kerja, Periode Penilaian;

3. DUPAK (Daftar Usul Penetapan Angka Kredit) disusun oleh Jafung dan ditandatangani oleh Atasan

Jafung (min. Eselon III);

4. Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan ditandatangani Atasan Jafung (min. Eselon III);

5. Curriculum Vitae (CV);

6. Salinan SK Pangkat Golongan terakhir;

7. Salinan SKP satu tahun terakhir;

8. Salinan SK Jafung terakhir;

9. Salinan Penetapan Angka Kredit (PAK) ;

10. Salinan Kartu Pegawai/Karpeg (bila ada)

11. Bukti Fisik :

a. SK Jabatan; Kepanitian; Disposisi; Undangan

b. Laporan; Berita Acara; Dokumen Pengadaan (sesuai satuan hasil dalam butir kegiatan DUPAK) yang

ditanda tangani atasan (min. Es. III)

c. Foto Kegiatan

d. Makalah (sesuai dengan format baku) yang di tanda tangani atasan (min. Es. III)

(43)

COVER

DUPAK

 

JUDUL

JENIS

JAFUNG

DATA DIRI

PERIODE

PENILAIAN

(44)

SURAT

USULAN

DARI UNIT

KERJA

(45)

USULAN

DUPAK

(46)

Pengelola Pengadaan Barang/Jasa yang melaksanakan tugas Pengadaan Barang/Jasa

satu tingkat di atas jenjang

 jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan

sebesar

80% (delapan puluh persen)

dari angka kredit setiap butir kegiatan (Psl. 10)

PENILAIAN ANGKA KREDIT

Pengelola Pengadaan Barang/Jasa yang melaksanakan tugas Pengadaan Barang/Jasa

satu tingkat di bawah jenjang

 jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan

sebesar

100% (seratus persen)

dari setiap butir kegiatan (psl. 10)

Jumlah angka kredit kumulatif paling rendah terdiri atas (Psl. 12 ayat 2

 – 

Lampiran II,

III, IV) :

a. paling rendah 80% (delapan puluh persen) angka kredit berasal dari unsur

utama, tidak termasuk unsur pendidikan formal; dan

(47)

PENILAIAN ANGKA KREDIT

Lanjutan

Pengelola Pengadaan Barang/Jasa

pada tahun pertama yang telah memenuhi atau

melebihi angka kredit

yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat dalam masa

pangkat yang didudukinya,

pada tahun kedua wajib mengumpulkan paling sedikit

20% (dua puluh persen)

angka kredit dari jumlah angka kredit yang disyaratkan untuk

kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan tugas pokok (Psl 14

ayat 1).

Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Madya,

pangkat Pembina Utama Muda, golongan

ruang IV/c, setiap tahun sejak menduduki pangkatnya wajib mengumpulkan paling

rendah 20 (dua puluh) angka kredit

dari tugas pokok dan pengembangan profesi (Psl.

15)

Pengelola Pengadaan Barang/Jasa yang dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya,

penilaian dan penetapan angka kredit dilakukan 3 (tiga) bulan sebelum periode

kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil ditetapkan

(Psl. 17 ayat 3)

(48)

KITA HARUS SIAP

 JADI

FUNGSIONAL

PROFESIONAL

Referensi

Dokumen terkait

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Barat Kumulatif Triwulan I-III 2016 Terhadap Triwulan I-III 2015 Perekonomian Sulawesi Barat triwulan I- III 2016 jika dibandingkan dengan triwulan yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk membongkar kembali secara lebih detil proses peliyanan yang dilakukan dalam konteks pemosisian biner antara laki- laki “Eropa” yang

untuk berbagai jenis Jam Grandfather clocks, Pendulum clocks, Wall clocks, Mantle clocks, Curio clocks, Cuckoo clocks, Tower clocks dan Street clocks menggunakan mesin jam

Kabel yang digunakan dalam penelitian skripsi ini terdiri dari 2 jenis kabel yaitu tembaga dan serat optik..

Sebelum gas alam didinginkan dan dicairkan pada Main Heat Exchanger 5E-1 pada suhu yang sangat rendah hingga menjadi LNG, proses pemisahan (fractination) gas alam

Intergenerational initiatives to promote civic engagement and improve the quality of democratic governance can be grouped into three categories: (1) strengthening the ties

Sehubungan dengan hal tersebut, Program Studi Magister Manajemen Teknologi (MMT) ITS menyelenggarakan Seminar Nasional MMT XXV dengan tema: Berbagi Pengetahuan Global

Terlepas dari itu semua, pada zaman modern ini setidaknya telah membuka wawasan bagi seluruh masyarakat Indonesia, baik masyarakat modern atau