• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN LEG PRESS TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN BULUTANGKIS PB TURRIMA BORNEO BANJARBARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LATIHAN LEG PRESS TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN BULUTANGKIS PB TURRIMA BORNEO BANJARBARU"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LATIHAN LEG PRESS TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN BULUTANGKIS

PB TURRIMA BORNEO BANJARBARU

Muhammad Jamiludin PJKR JPOK FKIP

Universitas Lambung Mangkurat moh.jamiludin465@gmail.com/

ABSTRACT

The research aims to determine: how much influence the leg press exercises to increase leg muscle strength at the player PB Turrima Banjarbaru Borneo.

The research used a quasi-experimental methods. The population in this study is a badminton player PB Borneo Turrima Banjarbaru and retrieval of respondents are all players Turrima PB Borneo Banjarbaru totaling 9 people. On 9 players are given a leg muscle strength measurements (leg dynamometer) which has resulted in a score to be used as initial data in the study. Then do the leg press and measurable training return leg muscle strength test score (leg dynamometer) obtained after the training leg press.

The result of analysis research trials Difference Paired Samples T-Test, proved to be no significant difference from leg muscle strength at the player Pb Turrima Banjarbaru Borneo before and after the leg press exercise for 6 weeks. Based on the calculation results of hypothesis testing with values obtained Paired Samples Test Sig. (2-tailed) with a significance of 0.001 <0.05 means there are significant differences in pretest and posttest data measurement. Data final leg muscle strength (posttest) (M = 89.78) have an average greater than the results of the final leg muscle strength (pretest) (M = 79.22), means that the results of hypothesis testing leg press exercises proven to provide increased strength leg muscles against a badminton player PB Turrima Banjarbaru Borneo.

(2)

PENDAHULUAN

Badminton adalah suatu olahraga raket yang di mainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang saling berlawanan. Dalam permainan badminton pukulan smash merupakan hal yang paling penting. Pukulan smash ini digunakan untuk menekan lawan dan sangat berperan penting dalam mendapatkan point. Tujuan permainan bulutangkis adalah berusaha untuk menjatuhkan shuttlecock di daerah permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul shuttlecock dan menjatuhkannya di daerah permainan sendiri. Harapannya para pemain bulutangkis PB Turrima Borneo Banjarbaru dapat melakukan loncatan dan lompatan khususnya dalam melakukan jump smash yang tajam dan menukik sehingga shuttlecock posisi di atas kepala bisa mengkover ruangan yang lebih luas di bagian lawan. Kenyataannya para pemain masih

kurang baik dalam melakukan lompatan maupun loncatan sehingga shuttlecock sering jatuh di bidang permainan sendiri. Melihat dari event di kejurda di wilayah Amuntai pada 03 November 2016, peneliti bersama pelatih mengamati masih banyak pemain yang kurang baik dalam melakukan lompatan atau loncatan bahkan tidak melakukan lompatan sama sekali. Hasilnya pun sangat jelas pemain tidak leluasa menempatkan shuttlecock pada daerah yang sulit diambil lawan. Para pemain kebanyakannya melakukan flick smash atau biasanya disebut smash cambukan yang pukulannya tajam namun tidak keras. Dengan demikian para pemain masih perlu diberikan latihan kekuatan otot tungkai untuk melakukan smash yang tajam dan keras contohnya seperti jump smash.

PB Turrima Borneo Banjarbaru akhir-akhir ini mengalami penurunan performa, dari hasil pengamatan penulis, kualitas pemain PB Turrima

Borneo Banjarbaru ini sudah baik namun masih perlu dilakukan latihan dalam kekutan otot tungkai, ini terlihat dari latihan dan bermain. Ini disebabkan karena tidak pernah dilakukan tes kekutan otot tungkai pada pemain, tidak adanya program latihan yang mengarah pada

menguatkan otot tungkai, serta fasilitas yang tidak ada menjadi kendala bagi PB Turrima Borneo Banjarbaru. Hal ini tentu merugikan klub dimana kemampuan individu pemain dalam permainan bulutangkis seperti bergerak, meloncat dan melompat sangat dibutuhkan. Padahal

(3)

latihan itu sangat bagus untuk menunjang prestasi para pemain. Pada prinsipnya latihan merupakan suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu untuk meningkatkan kualitas fisik, kemampuan fungsional peralatan tubuh dan kualitas psikis anak latih (Sukadiyanto, 2011:1).

Dari hasil wawancara dengan pelatih PB Turrima Borneo Banjarbaru, selama ini memang belum pernah dilakukan tes untuk mengetahui kekuatan tungkai pemainnya. Program latihan yang mengarah khusus pada peningkatan kekuatan otot tungkai dalam bentuk weight training tidak pernah diberikan kepada pemain.

Tentunya permasalahan ini akan merendahkan kualitas PB Turrima Borneo Banjarbaru dan sulitnya meraih prestasi maksimal. Agar dapat melakukan gerakan yang baik seperti meloncat atau melompat dengan tinggi maka memerlukan kekuatan otot yang maksimal sehingga menghasilkan performa otot yang optimal dan resiko cidera saat beraktivitas dapat diminimalisir. Menurut Riadi (2010: 8) kekuatan adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk menerima/menahan beban yang seberat-beratnya sewaktu bekerja.

Jenis latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai diantaranya adalah latihan berbeban

(weight training). Khusus latihan yang bertujuan untuk meningkatkan fisik olahragawan secara keseluruhan dapat dilakukan dengan cara latihan dan pembebanan (Sukadiyanto, 2011: 6). Salah satu latihan berbeban yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan adalah latihan leg press. Dari uraian permasalahan di atas, penulis merasa perlunya melakukan sebuah penelitian yang nantinya dapat meningkatkan kualitas pemain seperti yang diharapkan. Fokus dari penelitian ini adalah pengaruh latihan leg press terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada pemain bulutangkis PB Turrima Borneo Banjarbaru.

Pengertian Pengaruh

Menurut Alex (2013: 361) pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

Dari pendapat tersebut disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya. Adapun istilah pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh latihan leg press terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada pemain bulutangkis PB Turrima Borneo Banjarbaru.

(4)

Pengertian Latihan

Latihan merupakan proses mempersiapkan fisik dan mental secara sistematis untuk mencapai prestasi yang optimal dengan latihan yang teratur, terarah, meningkat dan berulang-ulang waktunya.

Sukadiyanto (2002: 1)

mengemukakan bahwa latihan adalah proses perubahan yang kearah yang lebih baik, yaitu meningkatkan fisik, fungsional peralatan tubuh, dan kualitas psikis. Menurut Bompa (1994: 4), latihan adalah upaya seseorang mempersiapkan dirinya untuk tujuan tertentu.

Kasiyo, (1993: 317) menjelaskan bahwa latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta sistematis yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional, fisik dan daya tahan latihan. Harsono (1988: 101) menegaskan bahwa training adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya. Bompa, (1994: 4) mengemukakan bahwa latihan adalah usaha untuk mengejar tujuan perbaikan sistem organisme dan fungsinya untuk mengoptimalkan penampilan.

Tujuan Latihan

Bompa (1994: 5) menerangkan bahwa tujuan latihan adalah untuk memperbaiki prestasi tingkat terampil

maupun kinerja atlet, dan diarahkan oleh pelatihnya untuk mencapai tujuan umum latihan. Sedangkan menurut Suharno (1981: 2) tujuan latihan adalah:

Menurut Kasiyo (1993: 317), tujuan latihan adalah meningkatkan penampilan olahraga. Sedangkan Harsono (1988:102) tujuan serta sasaran utama dari latihan atau training adalah untuk meningkatkan keterampilan dan prestasi atlet dengan maksimal.

Sedangkan menurut Sukadiyanto (2002: 9) secara umum adalah membantu para pembina, pelatih, guru olahraga agar dapat menerapkan dan memiliki kemampuan konseptual serta keterampilan dalam membantu mengungkap potensi olahragawan mencapai puncak prestasi. Prinsip-prinsip Latihan

Untuk keberhasilan proses latihan, maka latihan harus mengacu pada prinsip-prinsip latihan. Harsono (1988: 102) mengemukakan bahwa dengan pengetahuan tentang prinsip-prinsip latihan atlet akan lebih cepat meningkatkan prestasinya karena akan memperkuat keyakinan akan tujuan dan tugas latihannya.

Kasiyo (1993: 317) menyebutkan beberapa asas yang harus diikuti dalam latihan, yaitu:

Suharno (1981: 4-5) mengemukakan bahwa dalam latihan perlu memperhatikan beberapa prinsip laihan antara lain:

(5)

Menurut Sukadiyanto (2002: 14) prinsip-prinsip dalam latihan adalah:

Individual, adaptasi, overload, beban bersifat progresif, spesifikasi, bervariasi, pemanasan dan pendinginan, periodisasi, berkebalikan, beban moderat (tidak berlebihan), latihan harus sistematik

Irianto (2004: 12) mengemukakan bahwa latihan harus berprinsip kepada: (1) overload, (2) specifity, (3) riversible. Harsono (1988: 102) mengemukakan bahwa dengan pengetahuan tentang prinsip-prinsip latihan, atlet akan lebih cepat dalam meningkatkan prestasi karena akan memperkuat kekayaan akan tujuan dan tugas latihan.

Dari berbagai pendapat di atas disimpulkan bahwa prinsip-prinsip latihan adalah kaidah-kaidah atau prosedur yang harus diperhatikan dalam melaksanakan latihan agar sasaran latihan dapat tecapai dengan maksimal.

Latihan Kondisi Fisik

Dalam kepelatihan olahraga, latihan dapat dibedakan menjadi latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik dan mental. Latihan fisik merupakan menu pokok yang menjadi dasar dalam pengembangan skill selanjutnya.

Latihan fisik yang baik akan membawa hasil yang maksimal. Depdiknas (2000: 35) mengemukakan bahwa setelah latihan fisik yang cukup akan terjadi:

Kecenderungan peningkatan status kondisi fisik tersebut tidaklah sesederhana yang digambarkan. Dalam latihan, pemilihan metode latihan, dosis latihan, lingkungan latihan (sarana-prasarana, tempat latihan, pelatih), kualitas atlet yang dipengaruhi berbagai hal (hereditas, lingkungan) akan turut menentukan hasil yang dicapai.

Pengertian Leg Press

Leg press adalah suatu bentuk latihan dimana untuk melatih kekuatan otot tungkai. Leg press juga merupakan prinsip gerak untuk melatih power dalam suatu lompatan khususnya dalam melakukan Jump Smash. Riadi (2010: 148) menjelaskan leg press merupakan salah satu latihan yang sangat baik untuk membangun otot tungkai sebab otot tungkai dapat diisolasi sehingga tidak ada otot lain yang terlibat. Kelompok otot leg press yaitu, quadriceps, gluteal, soleus, hamstring, and gastrocnemius.

Pengertian Kekuatan Otot Tungkai Menurut pendapatnya Wahjoedi (2000: 85) kekuatan otot adalah “tenaga, gaya atau tegangan yang dapat dihasilkan otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal“. Jadi pengertian kekuatan otot adalah orang itu harus memiliki tenaga, memiliki gaya yang mampu menahan beban pada waktu otot atau sekelompok otot berkontraksi.

(6)

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan metode eksperimen. Dengan rancangan penelitian menggunakan pre-eksprimen salah satunya yaitu Pretest dan Posttest dalam satu kelompok.

Penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif dengan metode pra-eksperimental. Rancangan penelitian menggunakan Pretest dan Posttest dalam Satu Kelompok (Winarno, 2007:37).

Tabel 3.1. Rancangan Pretest dan Posttest dalam Satu Kelompok

Subjek Pretest Perlakuan Posttest

R X1 O X2

Keterangan :

R : Kelompok testee

X1 : Pretest kekuatan otot tungkai

X2 : Posttest kekuatan otottungkai

O : Latihan leg press

HASIL PENELITIAN

Perbandingan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kekuatan Otot Tungkai Pemain Bulutangkis PB Turrima Borneo Banjarbaru, maka dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1. Perbandingan Hasil Tes Awal dan Hasil Tes Akhir Kekuatan Otot Tungkai Pada Pemain Bulutangkis PB Turrima Borneo Banjarbaru

No Nama Tes Awal Kekuatan Otot Tungkai Tes Akhir Kekuatan Otot Tungkai Selisih 1 M. Robiansyah 135 145 10 2 Zikri Kurnia A 50 75 25 3 Putra 100 108 8 4 Helmi Akhmad 85 93 8 5 Parlin 69 75 6

6 Khalis Asy Ari 65 72 7

(7)

8 M. Afwan 70 77 7

9 A. Ilhami S 65 73 8

Tabel 4.2. Descriptive Statistics Hasil Tes Awal dan Hasil Tes Akhir Kekuatan Otot Tungkai Pada Pemain Bulutangkis PB Turrima Borneo Banjarbaru

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Tes Awal Kekuatan

Otot Tungkai 9 50 135 713 79.22 25.13

Tes Akhir Kekuatan

Otot Tungkai 9 70 145 808 89.78 23.95

Pengujian Hipotesis

Uji Hipotesis Penelitian dengan Paired Samples T Test yaitu Uji Perbedaan Dua Kali Pengukuran yang tergolong statistik parametrik atau untuk data yang berdistribusi normal dan sampel yang bersifat homogen.

Tabel 4.5 Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1

Tes awal Kekuatan Otot Tungkai 79.22 9 25.13 8.38

Tes akhir Kekuatan Otot Tungkai 89.78 9 23.95 7.98

Tabel 4.5. Di atas untuk mengetahui nilai rata-rata, jumlah sampel, simpangan baku data tes awal dan tes akhir kekuatan otot tungkai.

TTabel 4.6. Paired Samples Correlations

(8)

TTabel 4.6. Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Tes awal & Tes akhir Kekuatan Otot

Tungkai 9 0,970 0.000

Tabel 4.6 Menunjukkan korelasi antara data Tes awal dan Tes akhir kekuatan otot tungkai. Diketahui korelasi sebesar 0.970 dengan signifikansi 0.000 < 0.05. Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan latihan leg press sangat erat dan benar-benar berhubungan secara nyata.

Tabel 4.7 Paired Samples Test

Paired Differences t Df Sig. (2taile d) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1

Tes awal dan Tes Akhir Kekuatan Otot Tungkai

-10.56 6.17 2.06 -15.29 -5.81 5.13 8 0,001

Melalui uji Perbedaan Paired Samples T Test, terbukti ada perbedaan yang signifikan dari hasil kekuatan otot tungkai pada pemain bulutangkis PB Turrima Borneo Banjarbaru sebelum dan sesudah diberikan perlakuan latihan leg press selama 6 minggu, dengan signifikansi sebesar 0,001 < 0,05, berarti ada perbedaan yang signifikan pada

pengukuran data tes awal dan tes akhir kekuatan otot tungkai. Data tes akhir kekuatan otot tungkai dengan rata-rata sebesar 89.78 memiliki rata-rata yang lebih besar dari pada data tes awal kekuatan otot tungkai sebesar = 79.22.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis bahwa latihan leg press terbukti memberikan peningkatan terhadap hasil

(9)

kekuatan otot tungkai pada Pemain bulutangkis PB Turrima Borneo Banjarbaru.

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian setelah melalui uji kenormalan dengan Kolmogorov Smirnov Test dan Test of Homogeneity of Variance serta uji hipotesis yaitu uji perbedaan dua kali pengukuran dengan Paired Samples T Test menggunakan Program SPSS 20. Perlakuan latihan kekuatan otot tungkai dengan latihan leg press dapat

meningkatkan hasil kekuatan otot tungkai pada pemain bulutangkis PB Turrima Borneo Banjarbaru.

Pada tes awal hasil kekuatan otot tungkai pada pemain bulutangkis PB Turrima Borneo Banjarbaru mendapatkan hasil rata-rata sebesar 79.22 dan simpangan baku sebesar 25.13 dengan hasil tertinggi = 135 dan hasil terendah = 50. Setelah diberi perlakuan latihan kekuatan otot tungkai dengan perlakuan latihan leg press mendapatkan kenaikan hasil kekuatan otot tungkai dengan rata-rata sebesar 89.78 dan simpangan baku sebesar 23.95 dengan hasil hasil tertinggi = 145 dan yang hasil terendah = 72.

Berdasarkan hasil tes awal kekuatan otot tungkai pada pemain bulutangkis PB Turrima Borneo Banjarbaru mendapatkan hasil yang kurang maka setelah

mendapatkan bimbingan dari dosen pembimbing peneliti melakukan latihan kekuatan otot tungkai dengan perlakuan latihan leg press, pada saat pemanasan dan pendinginan dilakukan peregangan static dan latihan inti berupa perlakuan latihan leg press. Setelah melakukan latihan leg press 3 kali dalam seminggu selama 6 minggu atau 18 kali pertemuan yang dimulai pada tanggal 06 November – 24 Desember 2016 pelaksaaaan tes akhir kekuatan otot tungkai pemain bulutangkis PB Turrima Borneo Banjarbaru mendapatkan peningkatan yang signifikan.

Pada dasarnya setiap pemain bulutangkis harus mempunyai kekuatan otot tungkai agar mudah dalam melakukan permainan bulutangkis khususnya dalam melakukan gerakan meloncat dan melompat dengan cepat untuk mengejar shuttlecock dan melakukan smash. Menurut Wahjoedi (2000:85) kekuatan otot adalah “ tenaga, gaya atau tegangan yang dapat dihasilkan otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal”. Jadi kekuatan otot tungkai adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi melawan tahanan atau beban pada tungkai. Sedangkan dalam penelitian ini latihan leg press dapat meningkatkan kekuatan otot tungkai. Menurut Riadi (2010: 148) leg press mereupakan salah satu latihan yang sangat baik untuk

(10)

membangun otot tungkai sebab otot tungkai dapat diisolasi sehingga tidak ada otot lain yang terlibat.

Peneliti memberikan perlakuan berupa latihan leg press dengan memperhatikan atau mengacu pada prinsip-prinsif latihan dan menyusun program latihan yang jelas dan benar. Tujuan latihan dilaksanakan yaitu untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai pemain bulutangkis dengan menggunakan sarana latihan yang berada di GP Gym Banjarbaru, dengan adanya kemauan yang kuat dari dalam diri pemain dan motivasi dari peneliti selaku pelatih sacara langsung pada tiap pemain bulutangkis tersebut.

Peningkatan kekuatan otot tungkai dalam pemain bulutangkis tersebut sebagai akibat dari pemberian perlakuan berupa latihan leg press yang mengarah pada kemajuan pemain bulutangkis tersebut. Melalui latihan leg press dengan tujuan meningkatkan kekuatan otot tungkai yang dilakukan selama 6 minggu atau 18 kali pertemuan, dengan intensitas 70% sampai 85% melakukan 3-5 set. Dalam latihan ini jumlah pengulangan 9-12 kali dan waktu istirahat 2-5 menit di antara set sesuai program latihan yang diberikan pada para pemain.

Kendala yang dihadapi saat perlakuan terdapat pada sampel yang memiliki kesibukan lain seperti ujian sekolah sehingga tidak dapat mengikuti

latihan, tetapi dapat diatasi dengan cara memberi latihan di hari yang lain sesuai dengan program yang dibuat sehingga kemampuan sampel yang tidak hadir bisa sama dengan sampel lainnya.

Apabila waktu yang lebih lama untuk pemberian perlakuan latihan ini peningkatannya akan lebih tinggi, namun karena keterbatasan untuk biaya yang tidak memungkinkan diberikan perlakuan yang lebih lama maka peneliti yang hanya bisa meneliti sampai disini. Penelitian ini bermakna bagi pelatih untuk melanjutkan program latihan yang ada agar dapat meningkatkan kualitas pemain dan bagi sampel dapat mempertahankan serta meningkatkan hasil dari latihan tersebut. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa latihan leg press dapat

meningkatkan hasil kekuatan otot tunngkai pada pemain bulutangkis PB Turrima Borneo Banjarbaru.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan keilmiahan dalam bidang olahraga sesuai dengan profesi yang disandang oleh peneliti sebagai calon sarjana

(11)

pendidikan jasmani olahraga kesehatan dan rekreasi.

2. Bagi Pengurus dan pelatih dapat melanjutkan untuk melaksanakan latihan leg press ke dalam program latihan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai pada pemain bulutangkis PB Turrima Borneo Banjarbaru.

3. Bagi pemain bulutangkis PB Turrima Borneo Banjarbaru sebagai subyek yang terlibat langsung dalam penelitian latihan leg press dapat melanjutkan latihan agar dapat meningkatkan kekuatan otot tungkai yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Alex MA. 2013. Kamus Saku Bahasa Indonesia. Jakarta: Tamer Press. Bompa, Tudor O. 1994. Theory and

Methodology of Training, The Key to Athletic Performance. USA: Kendall/Hunt Publishing Company

Depdiknas. 2000. Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga bagi Pelatih Olahragawan Pelajar. Jakarta: Depdiknas. Dwisowinoto, Kasiyo. 1993. Dasar-dasar

Ilmu Kepelatihan. Semarang: IKIP

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPLTK

Irianto, Djoko Pekik. 2004. Dasar-Dasar Kepelatihan. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY.

Riadi, Mastur. 2010. Raih Kebugaran Jasmani Melalui Latihan Beban (Weight Training). Mataram: Insitut Keguruan Ilmu Pendidikan Mataram.

Suharno. 1981. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Jakarta: KONI Pusat. Sukadiyanto. 2002. Pengantar Teori dan

Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: CV. Lubuk Agung.

Sukadiyanto. 2011. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: CV. Lubuk Agung.

Wahjoedi. 2000. Tes, Pengukuran, Evaluasi dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Makasar: Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur .

Winarno. 2007. Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan Jasmani. Malang. Universitas Negeri Malang.

Gambar

Tabel  4.1. Perbandingan  Hasil Tes  Awal  dan  Hasil  Tes  Akhir  Kekuatan  Otot  Tungkai  Pada  Pemain Bulutangkis PB Turrima Borneo Banjarbaru
Tabel 4.2.  Descriptive Statistics Hasil Tes Awal dan Hasil Tes Akhir Kekuatan Otot Tungkai  Pada Pemain Bulutangkis PB Turrima Borneo Banjarbaru
Tabel 4.7 Paired Samples Test

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS MUSRO THE SUNAN HOTEL SOLO (Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Musro

Þò Ô±µ¿-· ¼¿² É¿µ¬« л²»´·¬·¿² òòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòò ïé. Ýò

Karena batas setpoint yang ditentukan telah berada pada nilai dimana kadar air tanah mencukupi untuk tanaman maka sistem irigasi akan dapat menyediakan kondisi air dalam tanah

Untuk mengetahui apakah permainan beregu dapat mengoptimalkan kemampuan gerak dasar lokomotor, maka perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul,

Berdasarkan hasil survey pendahuluan, peneliti melihat kecenderungan dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran matematika kelas X di MAN Ciledug tidak

Untuk melakukan analisis ters ebut, dibuat model dari lantai produksi tahun 2007 dengan.. menggunakan sofware promodel 2006 student version untuk menganalisis kinerja

Pertumbuhan dan produksi kedelai dengan pemberian mikoriza pada tanah salin meningkatkan tinggi tanaman, jumlah cabang tanaman, jumlah polong per tanaman,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Pupuk Golden Harvest memberikan pengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman (2 MST dan 3 MST), jumlah cabang umur