• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Ekspor Nonmigas Indonesia Bulan September 2011 Masih Menguat, Naik 35% Dibanding September 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kinerja Ekspor Nonmigas Indonesia Bulan September 2011 Masih Menguat, Naik 35% Dibanding September 2010"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

SIARAN PERS

Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110

Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id

Kinerja Ekspor Nonmigas Indonesia Bulan September 2011 Masih

Menguat, Naik 35% Dibanding September 2010

Jakarta, 1 November 2011 Kinerja ekspor Nonmigas Indonesia di bulan

September 2011 mengalami penguatan, mencapai US$ 13,6 miliar atau meningkat 35,1 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya. Kinerja ekspor nonmigas bulan September menjadikan ekspor nonmigas sampai dengan Triwulan ke-3 tahun 2011 mencapai US$ 120,9 miliar, atau meningkat sebesar 31,7 persen. Ditambah ekspor migas sebesar US$ 31,6 miliar, maka total ekspor mencapai US$ 152,5 miliar. Ekspor periode Januari-September tersebut semakin memperkuat optimisme tercapainya target total ekspor sebesar US$ 200 milliar di tahun 2011 ini. Optimisme pencapaian target ekspor tahun ini didasarkan atas track record kinerja ekspor triwulan selama ini, dimana pada Triwulan IV selalu lebih tinggi dibanding periode sebelumnya. Apabila dilihat dari pergerakannya, pertumbuhan total ekspor masih di atas 30 persen. Moving average annual growth rate mengalami pertumbuhan 35,4 persen (Grafik 1). Jika pergerakan ekspor tahunan tumbuh di atas 30 persen, maka ekspor tahun ini dapat menembus lebih dari US$ 200 miliar.

Grafik 1. Kinerja Ekspor Bulanan Periode September

13.6 4.2 (20.0) (10.0) -10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 -2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 18.0 20.0

Jan'10 Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des Jan'11 Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agst Sep*

Persen US $ Milliar Non Migas : Ekspor Jan-Sep 2011 US$ 120,9 M (naik 31,7%)

Migas : Ekspor Jan-Sep 2011 US$ 31,7 M (naik 65,5 %)

Moving p.a. growth

Growth Rate (m to m)

Growth rate (yoy)

Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)

Kinerja ekspor nonmigas selama tahun 2011 ini didukung oleh diversifikasi pasar ekspor nonmigas terutama ke negara mitra FTA dan emerging market lainnya. RRT merupakan negara utama tujuan ekspor nonmigas Indonesia selama periode Januari-September 2011. Selama periode tersebut, ekspor nonmigas ke RRT meningkat sebesar 60,1 persen, tumbuh jauh lebih cepat daripada ekspor ke negara-negara lain. Selain RRT,

(2)

2

ekspor nonmigas ke India juga mengalami peningkatan signifikan pasca FTA. Ekspor Indonesia ke India meningkat sebesar 48,2 persen, menjadi posisi ke-4 menggeser Singapura dan Malaysia. Selain RRT dan India, negara-negara ASEAN serta Asia lainnya merupakan pasar utama ekspor nonmigas Indonesia. Kontribusi ekspor ke pasar ASEAN, RRT, India, Jepang, Taiwan dan Korea Selatan saja menyumbang sebesar 59,8 persen terhadap ekspor nonmigas nasional. Dengan struktur pasar seperti ini, krisis yang melanda Eropa dan AS perlu diwaspadai meskipun diperkirakan tidak akan banyak mempengaruhi kinerja ekspor. Pangsa negara CR5 mencapai sebesar 46 persen, sesuai dengan target pangsa CR5 selama 2010-2014 sebesar 43-47 persen (Grafik 3). Hal ini mengindikasikan adanya diversifikasi pasar tujuan ekspor nonmigas Indonesia yang semakin baik.

Grafik 3. Diversifikasi Pasar Ekspor Nonmigas

5 NEGARA TUJUAN UTAMA 46.33% INDIA 8.47% KORSEL 4.74% BELANDA 3.16% THAILAND 3.50% JERMAN 2.10% TAIWAN 2.51% SPANYOL 1.60% HONG KONG 1.89% INGGRIS 1.06% FILIPINA 2.32% LAINNYA 22.31% Jan-Sep 2011 5 NEGARA TUJUAN UTAMA 46.82% INDIA 7.51% KORSEL 5.53% BELANDA 2.62% THAILAND 3.23% JERMAN 2.37% TAIWAN 2.48% SPANYOL 1.76% HONG KONG 2.05% INGGRIS 1.38% FILIPINA 2.49% LAINNYA 21.76% Jan-Sep 2010 MALAY 5.80% SING 7.13% AS 9.79% JEPANG 11.28% RRT 12.33% MALAY 5.84% SING 7.48% RRT 10.14% AS 10.54% JEPANG 12.82%

Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)

Neraca Perdagangan di bulan September 2011 Masih Surplus

Neraca perdagangan Indonesia di bulan September kembali mencatatkan surplus baik migas maupun nonmigas. Surplus perdagangan nonmigas Indonesia pada September 2011 mencapai US$ 2 miliar, sementara surplus perdagangan migas sebesar US$ 0,8 miliar (Grafik 4).

(3)

3

Grafik 4. Neraca Perdagangan Indonesia

1.7 1.5 1.9 1.1 2.2 1.1 0.1 1.8 2.4 1.8 2.8 3.1 2.4 2.6 1.7 2.0 3.0 3.0 1.2 3.5 2.0 0.4 0.1 -0.1 -0.3 0.4 -0.5 -0.2 -0.2 0.1 0.5 -0.1 0.6 -0.4 0.1 0.2 -0.4 0.5 0.3 0.0 0.3 0.8 (1.00) (0.50) -0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00

Jan'10 Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des Jan'11 Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep*

US $ Miliar

Non Migas Migas

Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)

Ekspor Nonmigas Didominasi Sektor Industri Meskipun Peningkatannya Ditopang oleh Seluruh Sektor

Ekspor nonmigas Indonesia terutama didominasi oleh barang-barang industri. Pada periode Januari-September 2011, pertumbuhan tertinggi terjadi pada ekspor sektor industri sebesar 33,4 persen, dari US$ 68,8 miliar menjadi US$ 91,8 miliar. Pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 31,7 persen selama Januari-September 2011 bersumber dari pertumbuhan produk industri sebesar 25 persen, pertambangan 6,4 persen, dan pertanian 0,2 persen. Dominasi dan kenaikan ekspor barang-barang dari sektor industri, bisa menjadi salah satu indikator bahwa industri di Tanah Air terus menggeliat, seiring digalakkannya hilirisasi industri.

Selama Januari-Agustus 2011, hampir seluruh nilai ekspor 10 produk utama nonmigas mengalami peningkatan, kecuali produk kakao. Volume ekspor kakao olahan mengalami peningkatan sebesar 86,4 persen, tetapi ekspor biji kakao mengalami penurunan sebesar 50,1 persen. Kenaikan ekspor kakao olahan dan produk manufaktur lainnya seperti Tekstil dan Produk Tekstil, Karet dan Produk Karet, Alas Kaki dan Otomotif mengindikasikan peningkatan output sektor industri manufaktur tersebut yang juga mencerminkan perkembangan yang sesuai dengan kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi industri. Komoditi yang mengalami pertumbuhan nilai ekspor terbesar adalah karet, kopi dan sawit dengan masing-masing tumbuh sebesar 70,7 persen, 52,6 persen dan 50,2 persen (Grafik 5). Pertumbuhan ekspor karet, kopi dan sawit didorong oleh peningkatan harga di pasar internasional.

(4)

4

Grafik 5. Perkembangan Ekspor Produk Utama

10.97 10.11 9.16 6.99 5.91 2.19 1.91 0.75 0.74 0.74 7.30 5.92 7.42 6.68 5.74 1.63 1.58 0.49 1.03 0.61 SAWIT

KARET DAN PRODUK KARET

TPT

ELEKTRONIK

PRODUK HASIL HUTAN

ALAS KAKI

OTOMOTIF

KOPI

KAKAO

UDANG

Nilai Ekspor (US$ Milliar)

Jan-Agst 2011 Jan-Agst 2010 50.2 70.7 23.4 4.7 2.9 33.8 21.3 52.6 -27.9 22.4 1.9 12.4 -0.9 -5.1 5.4 22.3 10.2 0.0 -33.8 8.2 47.4 51.9 24.5 10.3 -2.3 9.4 10.1 52.7 8.9 13.1 Pertumbuhan (%) Nilai Volume Nilai Satuan

Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)

Lonjakan Impor Bahan Baku/Penolong Mengkonfirmasi Peningkatan Output

Industri Dalam Negeri

Kinerja impor sampai dengan Triwulan III tahun 2011 belum memperlihatkan dampak dari kemungkinan krisis global, terutama pengalihan pasar ke Indonesia. Namun demikian, pemerintah terus mewaspadai kemungkinan dampak krisis tersebut. Impor Indonesia pada periode Januari-September 2011 tetap didominasi oleh impor bahan baku/penolong yang mengalami peningkatan sebesar 37,1 persen dari periode yang sama tahun lalu atau nilai impornya sebesar US$ 97 miliar (Grafik 6). Impor barang modal mengalami peningkatan 18,4 persen menjadi US$ 23 miliar. Impor barang konsumsi selama Januari-September tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 38,5 persen, namun kenaikannya masih lebih rendah dibandingkan tahun 2010 (48,8 persen).

Grafik 6. Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang

7.2 70.8 19.5 9.9 97.0 23.0 Barang Konsumsi Bahan Baku/ Penolong Barang Modal (Miliar US$) Jan-Sep 2011 Jan-Sep 2010 48.8 45.2 32.2 38.5 37.1 18.4 Pertumbuhan (%)

(5)

5

Struktur impor pada periode Januari-September 2011 tetap didominasi oleh bahan baku/penolong (Grafik 7). Proporsi impor bahan baku/penolong selama periode Januari-September 2011 mengalami peningkatan dari 72,7 persen menjadi 74,6 persen, sedangkan proporsi impor barang konsumsi mengalami peningkatan dari 7,4 persen menjadi 7,6 persen. Di sisi lain, terjadi penurunan dalam proporsi impor barang modal selama Januari-September 2011 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010, menjadi 17,7 persen atau turun sebesar 2,3 persen.

Grafik 7. Struktur Impor Nonmigas

Barang Konsumsi 7.36% Bahan Baku/ Penolong 72.65% Barang Modal 19.98% Jan - Sep 2010 Barang Konsumsi 7.64% Bahan Baku/ Penolong 74.63% Barang Modal 17.73% Jan - Sep 2011

Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)

--selesai--Informasi lebih lanjut hubungi:

Frank Kandou

Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan

Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Email: pusathumas@kemendag.go.id

Kasan Muhri

Kepala Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri BP2KP- Kementerian Perdagangan

Telp/Fax: 021-23528683/021-23528693 Email : kapusdaglu@kemendag.go.id

Gambar

Grafik 1. Kinerja Ekspor Bulanan Periode September
Grafik 3. Diversifikasi Pasar Ekspor Nonmigas
Grafik 6. Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan sistem pencahayaan dan pendingin ruangan telah dibutuhkan dalam ruang kantor untuk penghematan energi listrik di ruang kantor PT WIDATRA BHAKTI,

(3) dengan mudah kita ubah dalam bentuk eksplisit sehingga untuk menggambarkan fungsi tersebut kedalam sistem koordinat x-y dengan menggunakan tabel tidaklah

Untuk mengatasi hal itu maka akan dibuat suatu aplikasi untuk melakukan penghitungan jarak yang ada dari setiap letak agen yang ada di kota surabaya sehingga

Maka dengan program insentif para karyawan akan bekerja lebih berkonsentrasi, bekerja dengan lebih baik, lebih optimal memberikan kemampuan mereka sehingga dapat

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh temperatur pada pirolisis tandan kosong sawit menjadi bio oil dengan katalis HZSM-5 dan menentukan sifat fisis dari bio oil yang

Dari hasil observasi tentang atmosfer belajar dalam pembahasan konsep kalor dengan menggunakan PBO(Pendekatan Pembelajaran Otentik)bagi siswa kelas VIIA SMP 4 Bojong tahun

badan usaha pemegang izin kegiatan usaha pengolahan dan/atau pemurnian yang diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 dan telah

• Pemijatan dapat dilakukan dengan menggunakan ujung jari , siku atau menggunakan alat yang tumpul dan tidak melukai permukaan tubuh