7
2.1 Landasan Teori2.1.1Pengertian Bisnis dan Perusahaan
Menurut pendapat Raymond E. Glos dalam bukunya yang berjudul Business : Its Nature and Environment : An Introduction, menjelaskan bahwa:
• Perusahaan diartikan sebagai sebuah organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang dan atau jasa yang diperuntukan bagi pemuasan kebutuhan para pembeli serta diharapkan akan memberikan laba kepada para pemiliknya.
• Bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang – orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup.
Menurut Allan Afuah (2004), Bisnis juga dapat disimpulkan sebagai sekumpulan aktifitas yang dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan berbagai sumber daya menjadi barang atau jasa yang diinginkan konsumen.
Dari pengertian diatas dapat peneliti simpulkan bahwa bisnis memiliki cakupan yang lebih luas dari perusahaan, sehingga perusahaan merupakan bagian dari bisnis serta tujuan utama dari sebuah kegiatan bisnis adalah memperoleh laba.
Dalam Kegiatan bisnis, dibutuhkan kesiapan dalam menghadapi tantangan dan resiko untuk mengkombinasikan tenaga kerja, material, modal, dan manajemen secara baik sebelum memasarkan produk, orang yang memiliki kompetensi tersebut sering dikenal sebagai pengusaha.
2.1.2 Studi Kelayakan Bisnis
2.1.2.1 Definisi Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Husein Umar dalam bukunya yang berjudul “Studi Kelayakan Bisnis” (2005, h8) mengatakan bahwa studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru.
MenurutSuadHusnandanSuwarsono (2002, h4) StudiKelayakanProyekadalah “Penelitiantentangdapatatautidaknyasuatuproyekinvestasidilaksanakandenganberhasil”. Studikelayakanbisnisadalahpenelitian yang menyangkutberbagaiaspekbaikitudariaspekhukum, sosialekonomidanbudaya, aspekpasardanpemasaran, aspekteknisdanteknologisampaidenganaspekmanajemendankeuangannya, dimanaitusemuadigunakanuntukdasarpenelitianstudikelayakandanhasilnyadigunakanuntukme ngambilkeputusanapakahsuatuproyekataubisnisdapatdikerjakanatauditundadanbahkantidakdi jalankan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Studi_kelayakan_bisnis)
2.1.2.2 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Husein Umar dalam bukunya yang berjudul “Studi Kelayakan Bisnis” (2005, h19) mengatakan bahwa isi laporan sebuah studi kelayakan bisnis menyatakan bahwa suatu rencana bisnis layak untuk direalisasikan
2.1.3Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis 2.1.3.1 Aspek Internal dan Eksternal (SWOT)
Menurut Daniel Start danIngieHovland(http://www.smeru.or.id/report/training/menjembatani_penelitian_dan_kebi
jakan/untuk_cso/file/82.pdf,h1), Analisis SWOT adalahinstrumenperencanaaanstrategis yang klasik.
Denganmenggunakankerangkakerjakekuatandankelemahandankesempatanekternaldananca
man, instrument
inimemberikancarasederhanauntukmemperkirakancaraterbaikuntukmelaksanakansebuahstrat egi. Instrumeninimenolongparaperencanaapa yang bisadicapai, danhal-halapasaja yang perludiperhatikanolehmereka.
Gambar2.1KuadranKelemahan, Kekuatan, Ancaman, danPeluang Sumber:
(http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2024/image/analisis_swot.gif)
Selain itu menurut Friska Sipayung (2009) dalam jurnalnya mengatakan bahwa Keberhasilan perusahaan abad informasi akanditentukan oleh bagaimana investasi dan pengelolaanaktiva intelektual dilaksanakan. Spesialisasi fungsional harus diintegrasikan ke
dalam proses bisnis berorientasi pelanggan. Produksi massal dan penyediaan jasa produk dan jasa standar harus digantikan oleh penciptaan produk dan jasa inovatif yang fleksibel, responsif dan bermutu tinggi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap segmen pelanggan sasaran. Inovasi dan peningkatan produk, layanan dan proses akan dihasilkan oleh parta pekerja yang mendapatkan pelatihan ulang, teknologi informasi yang superior, dan berbagai prosedur perusahaan yang selaras.
2.1.3.2 Aspek Finansial
Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek dapat berkembang terus.
Dalam analisis aspek finansial, terdapat beberapa hal yang harus dianalisis yaitu :
• Aliran Kas (Cash Flow)
• Biaya Modal ( Cost of Capital)
• Initial and Operational Cash Flow
• Payback Period
• Internal Rate of Return
• Net Present Value
• Profitability Indeks
2.1.3.2.1 Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi(Income Statement atau Profit and Loss Statement) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang
menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.
Unsur-unsur laporan laporan laba rugi biasanya terdiri dari:
• Pendapatandaripenjualan o DikurangiBebanpokokpenjualan • Laba/rugikotor o DikurangiBebanusaha • Laba/rugiusaha o DitambahataudikurangiPenghaslan/beban lain • Laba/rugisebelumpajak o DikurangiBebanpajak • Laba/rugibersih 2.1.3.2.2 Cash Flow
Laporanaruskas (Inggris: cash flow statementataustatement of cash flows)
adalahbagiandarilaporankeuangansuatuperusahaan yang dihasilkanpadasuatuperiodeakuntansi yang menunjukkanaliranmasukdankeluaruang (kas)
perusahaan.
TerdapattigajenisalirankasyaituInitial cash flow yang merupakanalirankaskeluar, Operational cash flow, danTerminal cash Flow yang merupakanalirankasmasuk.
2.1.4 Aspek non Finansial 2.1.4.1Aspek Pasar
Menurut Husein Umar dalam bukunya yang berjudul “Studi Kelayakan Bisnis” (2005, h35) Kutub pertama dari model lingkungan bisnis adalah aspek pasar.
Pengkajian aspek pasar sangat penting dilakukan karena tidak ada proyek atau bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa yang dihasilkan proyek tersebut.
Pada dasarnya, analisis aspek pasar bertujuan antara lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan market-share dari produk bersangkutan.
2.1.4.1.1 Pengertian Pasar
Menurut Husein Umar dalam bukunya yang berjudul “Studi Kelayakan Bisnis” (2005, h35) pasar, menurut para ahli dapat diartikan sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dengan kekuatan penawaran untuk membentuk suatu harga. Pendapat ahli lain mengatakan bahwa pasar merupakan suatu sekelompok orang yang diorganisasikan untuk melakukan tawar-menawar, sehingga dengan demikian terbentuk harga.
Salah seorang ahli pemasaran, Stanton, mengemukakan pengertian yang lain tentang pasar, yakni merupakan kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja, dan kemauan untuk membelanjakannya.
• Orang dengan segala keiinginannya
• Daya beli
• Tingkah laku dalam pembelian
2.1.4.1.2 Pengertian Permintaan dan Penawaran
Menurut Husein Umar dalam bukunya yang berjudul “Studi Kelayakan Bisnis” (2005, h36) permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga sedangkan penawaran dapat diartikan sebagai kuantitas barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga.
Dalam prosesnya, tingkat penawaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
• Harga barang-barang lain
• Biaya faktor produksi
• Tujuan perusahaan
• Tingkat teknologi yang digunakan.
2.1.4.1.3 Bentuk Pasar
Menurut Husein Umar dalam bukunya yang berjudul “Studi Kelayakan Bisnis” (2005, h38), bentuk pasar dapat dilihat dari sisi produsen atau penjual dan sisi konsumen.
Dari sisi produsen atau penjual, pasar dapat dibedakan atas :
• Pasar Persaingan Sempurna. Pada Jenis pasar ini, aktivitas persaingannya tidak nampak karena tidak terbatasnya jumlah produsen sehingga pangsa pasar mereka menjadi terkotak-kotak atau kecil-kecil.
• Pasar Monopoli adalah sebuah bentuk pasar yang dikuasai oleh seorang penjual saja. Dalam Hal ini tidak ada produk substitusi serta terdapat hambatan untuk masuknya pesaing dari luar.
• Pasar Persaingan Monopolistik merupakan bentuk campuran antara persaingan sempurna dengan monopoli.
Dikatakan mirip pasar persaingan sempurna karena ada kebebasan bagi perusahaan untuk masuk-keluar pasar, selain itu barang yang dijual pun tidak homogen.
Oleh karena barang-barang yang heterogen itu dimiliki oleh beberapa perusahaan besar saja, maka pasar ini mirip pasar monopoli.
Dari sisi konsumen, pasar dapat dibedakan menjadi empat bentuk, yaitu :
• Pasar Konsumen
• Pasar Industri
• Pasar Penjual Kembali (Reseller)
• Pasar Pemerintah
2.1.4.1.4 Mengukur dan Meramal Permintaan
Apabila perusahaan menemukan suatu pasar yang menarik, maka perusahaan perlu mengestimasi besarnya pasar pada masa sekarang dan masa yang akan datang dengan cermat.
Perusahaan akan kehilangan sejumlah laba karena terlalu besar atau terlalu kecil mengestimasikan besarnya pasar.
2.1.4.1.4.1 Mengukur Permintaan Pasar Saat Ini
Manajemen perlu mengestimasi 3 aspek dari permintaan pasar sekarang. Ada 3 metode praktis untuk mengestimasi permintaan saat ini, yaitu :
Total permintaan pasar suatu produk adalah total volume yang dibeli oleh sekelompok konsumen tertentu dalam suatu wilayah geografis tertentu selama jangka waktu tertentu dalam suatu lingkungan pemasaran tertentu.
Salah satu metode praktis untuk mengestimasi total permintaan pasar adalah dengan menggunakan persamaan Q = n . p . q
Di mana Q adalah total permintaan pasar, n adalah jumlah pembeli di pasar, p adalah harga rata-rata satuan, dan q adalah jumlah yang dibeli oleh rata-rata pembeli per tahun.
• Mengestimasi Wilayah Permintaan Pasar
Dalam hal memilih wilayah yang terbaik, serta mengalokasikan anggaran pemasaran yang optimal, dapat dilakukan dengan dua metode yaitu :
o Market Build-Up
Metode ini digunakan terutama oleh perusahaan industri untuk mengidentifikasi semua pembeli potensial dalam setiap pasar dan mengestimasikan pembelian potensialnya.
o Market Factor Index
Metode ini digunakan terutama oleh perusahaan barang konsumsi, dengan menidentifikasikan faktor-faktor pasar yang ada korelasinya dengan potensi dan menggabungkannya ke dalam sebuah indeks tertimbang.
• Mengestimasi Penjualan Aktual dan Pangsa Pasar
Perusahaan perlu mengetahui penjualan yang sebenarnya dari industri bersangkutan yang terjadi di pasar, jadi ia harus mengidentifikasi para pesaingnya dan mengestimasi penjualan mereka.
2.1.4.1.4.2 Meramal Permintaan Mendatang
Menurut Husein Umar dalam bukunya yang berjudul “Studi Kelayakan Bisnis” (2005, h41), manajemen perlu menelaah permintaan mendatang dan terdapat banyak cara untuk meramal penjualan dimasa yang akan datang.
Beberapa cara meramal penjualan dimasa yang akan datang antara lain :
• Survei Niat Pembeli
Yaitu dengan menanyakan kepada pembeli secara langsung dengan harapan mereka akan menjawab secara obyektif.
• Pendapat Para Tenaga Penjual (Wiraniaga)
Yaitu, perusahaan meminta para tenaga penjualnya untuk mengestimasikan penjualan tiap produk untuk daerah mereka masing-masing kemudian estimasi individu dijumlahkan untuk mendapat ramalan penjualan secara keseluruhan.
• Pendapat Para Ahli
Yaitu pendapat yang dihasilkan berdasarkan data dan analisis yang dianggap lengkap dan ilmiah baik dari para akademisi maupun para praktisi.
• Analisis Regresi
Yaitu seperangkat prosedur statistik untuk menemukan faktor-faktor nyata yang paling penting yang mempengaruhi penjualan.
Yaitu analisis yang memakai data kuantitatif masa lalu di mana data dirinci menjadi komponen-komponen trend, siklus, musim, dan residu yang prosesnya dapat menggambarkan prosedur statistika.
2.1.4.1.5 Segmenting, Targeting, and Positioning
• Segmenting
Menurut Kotler (2003), Market segmentation is the process of breaking a heterogeneous group of potential buyer into smaller homogeneous groups of buyer, that is with relatively similar buying characteristics or needs”
Dengan kata lain segmentasipasarmerupakansuatuaktivitasmembagiataumengelompokkanpasar yang
heterogenmenjadipasar yang homogenataumemilikikesamaandalamhalminat, dayabeli, geografi, perilakupembelianmaupungayahidup
Menurut Kotler, segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama (2005, hal 307).
Menurut Thompson (2000) segmentasipasardimulaidarimengidentifikasimass market (pemasaranmassal).Mass marketiniterlaluberagamdansulituntukmenetapkan
target market dengan program pemasarantunggal, dengandemikianpasartersebutperludisegmenmenjadikelompok-kelompok yang homogen.
Menurut Weinstein, dalambuku Ariwibowo, (2003), secaraumumsegmentasibermanfaatuntukmeningkatkanposisikompetisiperusahaanda
nmemberikanpelayanan yang lebihbaikkepadakonsumen. Lebihlanjut Weinstein mengemukansecaraterperincitentang 4 manfaatsegmentasi, yaitu:
1. Designing responsive products to meet the needs of the marketplace. Melaluipenelitianpreferensikonsumen,
perusahaanberjalankearahpenyelesaiankonsep marketing yaitukepuasankonsumen yang akanmembawakeuntungan. Perusahaan
menempatkankonsumensebagai yang utama, kemudianmendisaindanmenyeleksiprodukuntukkepuasankonsumen.
2. Determining effective and cost efficient promosional strategies. Segmentasisebagaialatperencanaanmerupakanalatidentifikasidananalisa yang
berhargauntukmengembangkan communication mix, sehinggadapatdipilihalatpromosi yang sesuaiuntukmenargetkanpada media
yang tepat.
3. Evaluating market competition in partikular the companys market position. Risetsegmentasimenyediakan a competitive intelegence mechanism untukmengaksesdanmembandingkanperusahaan agar sesuaidenganstandar. 4. Providing insight on present marketing strategies.
Segmentasisangatpentinguntukmelakukanevaluasisecaraperiodikterhadap marketing
strategiperusahaansaatinidengancaramemanfaatkanpeluangbarudanmenghin darkandariadanyapotensiterhadapancaman.
• Targetting
Menurut Kartajaya (2006) menyatakan ada tiga kriteria yang harus dipenuhi perusahaan pada saat mengevaluasi dan menentukan segmen mana yang akan dijadikan target.
1. Perusahaan harus memastikan bahwa segmen pasar yang dibidik itu cukup besar dan akan cukup menguntungkan bagi perusahaan. Perusahaan dapat saja memilih segmen yang kecil pada saat sekarang namun segmen itu mempunyai prospek menguntungkan dimasa datang. Sehubungan dengan hal ini perusahaan harus menelaah kompetisi yang ada di sektor tersebut dan potensinya untuk tumbuh karena akan berkaitan juga dengan ukuran dan pertumbuhan target segmen perusahaan.
2. Strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk menguasai segmen pasar yang dipilih sehingga memberikan value bagi konsumen. Untuk menghasilkan value yang unggul tidak cukup hanya memiliki sumber daya yang memadai tetapi harus didukung dengan kapabilitas, kompetensi inti, dan keunggulan kompetitif untuk melaksanakan diferensiasi yang ditujukan untuk memenangkan kompetisi tersebut. Perusahaan juga harus menganalisis dari dekat apakah segmen pasar yang dipilih telah sejalan dan mendukung tujuan jangka panjang perusahaan. 3. Segmen pasar yang dibidik harus didasarkan pada situasi persaingannya.
Perusahaan harus mempertimbangkan situasi persaingan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi daya tarik targeting perusahaan. Beberapa faktor yang dipertimbangkan disini antara lain intensitas persaingan segmen, potensi masuknya pemain baru, hambatan masuk industri, keberadaan produk pengganti, kehadiran produk-produk komplementer serta pertumbuhan kekuatan tawar menawar pembeli maupun pemasok.
Dengan menggunakan beberapa kriteria diatas perusahaan dapat menemukan kesesuaian perusahaan dengan segmen pasar yang tepat.
Menurut Kotler dalam menetapkan target market perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola Product specialization.
Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Single Segment Concentration.
Single Segment Concentration maksudnya adalah perusahaan dapat memilih satu segmen saja. Perusahaan lebih bisa mencapai posisi yang kuat disatu segmen, dengan pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan segmen sehingga bisa diperoleh keuntungan. Namun, konsentrasi di satu segmen mempunyai potensi resiko yang cukup besar, sehingga alasan inilah yang mendasari perusahaan untuk memilih lebih dari satu segmen.
2. Selective Specialization.
Selective Specialization maksudnya adalah perusahaan menyeleksi beberapa segmen. Segmen yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk sinergi, tetapi masing – masing segmen menjanjikan uang. Strategi ini lebih dipilih oleh perusahaan untuk menghindari kerugian, walaupun salah satu segmennya tidak produktif, tetapi perusahaan tetap memperoleh pendapatan dari segmen yang lain. 3. Product Specialization.
Product Specialization maksudnya perusahaan berkonsentrasi membuat produk khusus atau tertentu. Melalui cara ini, perusahaan membangun reputasi yang kuat di produk yang spesifik. Namun resikonya tetap ada, yaitu apabila terjadi kekurangan bahan untuk pembuatan produknya atau keterlambatan melakukan perubahan teknologi.
4. Market Specialization.
Market Specialization maksudnya adalah perusahaan berkonsentrasi melayani berbagai kebutuhan dalam kelompok tertentu. Perusahaan memperoleh reputasi yang kuat dan menjadi channel untuk semua produk baru yang dibutuhkan dan dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko akan kerugian akan timbul apabila kelompok tadi mengurangi pembelian atau kebutuhannya.
5. Full Market Coverage.
Full Market Coverage maksudnya adalah perusahaan berusaha melayani semua kelompok dengan produk yang dibutuhkan. Namun, hanya perusahaan besar yang bisa melakukannya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen, pemasar dapat melakukan diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak penjualan daripada tidak melakukan diferensiasi, namun diferensiasi dapat meningkatkan biaya perusahaan. Secara umum, hal ini tetap akan bermanfaat khususnya apabila dikaitkan dengan strategy profitability, namun demikian perusahaan sebaiknya berhati – hati agar tidak terjadi over segmenting. Biaya yang diperkirakan adalah Product modification cost, manufacturing cost, administrative cost, inventory cost, dan promotion cost.
Selain itu menurut Kotler (2007), ada pertimbangan tambahan yang perlu diperhatikan perusahaan dalam mengevaluasi dan memilih segmen yaitu:
• Pilihan etika atas pasar sasaran.
Dalam menetapkan target market perusahaan hendaknya tidak menimbulkan pertentangan, seperti mngambil keuntungan dari kelompok yang rapuh seperti anak-anak atau mempromosikan produk yang berbahaya. Karena dalam pasar sasaran masalahnya bukanlah siapa yang dipilih sebagai target tapi bagaimana dan untuk apa. Pasar yang memiliki tanggungjawab sosial mengharuskan segmentasi dan
target pasar yang melayani tidak hanya untuk kepentingan industri saja tetapi juga kepentingan mereka yang dijadikan sasaran.
• Interelasi dan segmen super. Segmen super adalah sekumpulan segmen yang memiliki kesamaan yang dapat dieksploitasi, sehingga perusahaan akan bijaksana jika memilih segmen super daripada segmen di dalam segmen super karena perusahaan tidak memiliki keunggulan kompetitif terhadap industri-industri yang telah berada dalam segmen super.
• Rencana serangan segmen per segmen. Pesaing tidak boleh tahu segmen mana yang dituju oleh perusahaan. Jika diketahui maka perusahaan harus mencari jalan keluar untuk menerobos yakni dengan cara menyerang pasar tertutup dengan pendekatan mega marketing artinya koordinasi strategis keahlian ekonomi, psikologis, politik dan hubungan masyarakat untuk memasuki atau beroperasi dalam pasar tertentu.
• Kerjasama antar segmen. Cara terbaik untuk mengelola segmen adalah kerjasama antara SDM di dalam perusahaan untuk membangun bisnis segmen perusahaan.
• Positioning
Menurut Fanggidae, 2006, positioning adalah suatu strategi dalam kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan perbedaan (differents), keuntungan (advantages), manfaat (benefit) yang membuat konsumen selalu ingat dengan suatu produk. Dengan kata lain sebagai usaha menempatkan sesuatu dalam pikiran orang dengan terlebih dahulu memberikan informasi tentang segala sesuatu seperti fasilitas, program yang diberikan, dosen yang dimiliki dengan cara penyuguhan kualitas pelayanan dan bagaimana mempresentasikannya.
Selanjutnya Kotler, Kartajaya, Huan dan liu, 2003 menyatakan positioning sebagai ”the strategy for leading your cutomers credibly” yaitu suatu strategi untuk membangun kepercayaan, keyakinan dan kompetensi bagi konsumen. Positioning adalah mengenai bagaimana perusahaan mendapatkan kepercayaan pelanggan untuk dengan sukarela mengikuti perusahaan.
Selanjutnya Yoram Wind, dalam Kotler et all (2003) menyatakan positioning sebagai reason for being yaitu bagaimana mendefinisikan identitas dan kepribadian perusahaan di benak konsumen. Perusahaan harus mempunyai kredibilitas di benak konsumen untuk itu konsumen perlu dibimbing. Positioning tidak sekedar membujuk dan menciptakan citra dalam benak pelanggan, tetapi juga bagaimana merebut kepercayaan pelanggan. Positioning menyangkut menciptakan being dalam benak konsumen dan membimbing mereka dengan penuh kredibilitas. Selanjutnya positioning merupakan sebuah janji yang dibuat perusahaan kepada konsumen. Janji tersebut harus ditepati dan kemampuan perusahaan untuk menepati janji merupakan bagian yang vital dan strategi. Karena alasan inilah, positioning yang tepat merupakan hal yang krusial bagi keberhasilan akhir perusahaan.
Menurut Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003), ada empat kriteria yang dapat dilakukan perusahaan untuk menentukan positioning.
• Pertama adalah kajian terhadap konsumen (cutomer). Disini positioning harus mendeskripsikan value bagi konsumen karena positioning mendeskripsikan value yang unggul. Selain itu positiong merupakan penentu penting bagi konsumen pada saat memutuskan untuk membeli.
• Kriteria kedua didasarkan atas kajian pada kapabilitas perusahaan (company). Disini positioning harus mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan. Seperti lokasi yang strategis.
• Kriteria ketiga didasarkan atas kajian pada pesaing (competitor). Disini positioning harus bersifat unik, sehingga dengan mudah dapat mendiferensiasikan diri dari para pesaing.
• Kriteria keempat didasarkan atas kajian terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis (change). Dikatakan bahwa positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan lingkungan bisnis. Positioning pada hakikatnya adalah menanamkan sebuah persepsi, identitas dan kepribadian di dalam benak konsumen. Untuk itu agar positioning kuat maka perusahaan harus selalu konsisten dan tidak berubah. Karena persepsi, identitas dan kepribadian yang terus menerus berubah akan menimbulkan kebingungan di benak konsumen dan pemahaman mereka akan tawaran perusahaan akan kehilangan fokus.
2.1.4.2 Aspek Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2000), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok dalam memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka, dengan cara memBauran pemasaran adalah empat komponen dalam pemasaran yang terdiri dari 4P yakni
• Product (produk)
• Price (harga)
• Place (tempat, termasukjugadistribusi)
Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan, teori bauran pemasaran juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya adalah People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses). Penulis buku Seth Godin, misalnya, juga menawarkan teori P baru yaitu Purple Cow.
Pemasaran lebih dipandang sebagai seni daripada ilmu, maka seorang ahli pemasaran tergantung pada lebih banyak pada ketrampilan pertimbangan dalam membuat kebijakan daripada berorientasi pada ilmu tertentu.
Selain itu, menurut Bilson Simamora (2003) Pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk melakukan pertukaran untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan orang-orang.
Setelah dilakukan pemilihan ciri-ciri pasar bagi rencana produk, selanjutnya perusahaan malakukan studi atas tiga kegiatan besar dalam hal pemasaran antara lain:
• Penentuan segmen, target, dan posisi produk pada pasarnya.
• Kajian untuk mengetahui hal-hal utama dari konsumen potensial, seperti perihal sikap, perilaku, serta kepuasan mereka atas produk-produk sejenis.
• Menentukan strategi, kebijakan dan program pemasaran.
Ketiga kegiatan bisnis ini terkait satu sama lain dalam rangka mensukseskan studi atas aspek pemasaran.
Oleh karena itu, keseluruhan analisis untuk ketiga kegiatan ini hendaknya dilakukan secara cermat, sehingga dapat diketahui apakah bisnis untuk barang atau jasa yang akan digeluti adalah layak atau tidak ditinjau dari aspek pemasaran.
Menurut Rini, Endang S. (2009) dalam jurnalnya mengatakan bahwa Pada era kompetisi yang makin ketat ini,keberhasilan menciptakan persepsi positif di benak konsumen merupakan faktor penting dalam kesuksesan produk/merek, bahkan mungkin lebih penting
daripada keunggulan teknologi. Keunggulan kompetitif dalam fungsi teknis produk adalah penting, tetapi akhirnya yang menentukan produk dapat berhasil di pasar adalah konsumen.
Pandangan ahli ekonomi terhadap pemasaran adalah dalam menciptakan waktu, tempat dimana produk diperlukan atau diinginkan lalu menyerahkan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (konsep pemasaran).
2.1.4.3 Aspek Teknik dan Teknologi
Setelah dilihat dari aspek pasar maupun pemasaran bahwa suatu bisnis dianggap layak, tahap berikut yang akan dianalisis adalah mengenai aspek dan teknologi. Maksudnya, apakah dari segi pembangunan proyek dan segi implementasi rutin bisnis secara teknis dapat dilaksanakan, begitu pula dengan aspek teknologi yang akan dipakai.
2.1.4.4 Aspek Manajemen
Diversifikasi usaha merupakan salah satu cara untuk mengembangkan usaha perusahaan. Keputusan untuk melakukan diversifikasi adalah keputusan strategis perusahaan yang didasarkan pada analisis yang cukup mendalam.
Realisasi diversifikasi usaha dimulai dan ditindaklanjuti dengan pembangunan proyek bisnis dan diimplementasikan secara rutin.
Oleh karena itu, tentu diperlukan manajemen yang andal untuk melaksanakannya. Proses manajemen proyek bisnis akan berakhir sampai pada bisnis selesai dibangun, selanjutnya akan digantikan oleh manajemen implementasi bisnis yang akan bekerja secara rutin sampai berakhirnya bisnis baik oleh karena disesuaikan dengan jadwal maupun karena sebab lain.
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengertian Manajemen Menurut Mary Parker Follet adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.
2.1.4.5 Aspek Sumber Daya Manusia
Rencana bisnis yang akana diimplementasikan melalui pembangunan proyek bisnis secara rutin memerlukan kelayakan aspek SDM-nya.
Keberadaan SDM hendaknya dianalisis untuk mendapatkan jawaban apakah SDM yang diperlukan untuk pembangunan maupun pengimplementasian bisnis dapat dimiliki secara layak atau sebaliknya.
Kajian SDM terdiri dari beberapa tahap, yaitu : • Perencanaan SDM • Analisis Pekerjaan • Rekrutmen • Seleksi • Orientasi
• Pemutusan Hubungan Kerja
2.1.4.6 Aspek Persaingan dan Lingkungan Eksternal
Aspek persaingan dan lingkungan eksternal merupakan kondisi-kondisi di luar perusahaan yang bersifat dinamis dan tidak dapat dikendalikan.
Perusahaan tidak dapat dilepaskan dari lingkungan ini dan hendaknya perusahaan juga dapat memanfaatkan informasi maksimal mengenai aspek ini, juga dalam rangka menganalisis aspek-aspek lainnya.
Kondisi-kondisi penting yang perlu diperhatikan adalah perihal yuridis formal dan sistem birokrasi, iklim politik, situasi perekonomian, sistem nilai pada masyarakat termasuk lingkungan hidup, perkembangan teknologi, dan situasi persaingan bisnis.
2.1.4.7Aspek Ekonomi, Sosial, dan Politik
Dalam menyusun suatu studi kelayakan bisnis, sebagai titik tolak untuk melakukan analisis, diperlukan informasi lingkungan luar perusahaan untuk mengetahui seberapa jauh lingkungan luar tersebut memberikan peluang ataupun ancaman bagi rencana bisnis, selain juga untuk mengetahui apa saja yang dapat disumbangkan oleh proyek bisnis bagi lingkungan luar jika bisnis telah direalisasikan.
Hubungan timbal balik antara lingkungan luar bisnis dan bisnis itu sendiri terdiri atas beberapa aspek, yaitu :
• Ekonomi
• Sosial
• Politik
Hasil analisis terhadap elemen-elemen diatas nanti akan berupa suatu pernyataan yang mendukung apakah rencana bisnis dianggap layak atau tidak layak.
Jika dari aspek lingkungan luar ini merekomendasikan agar rencana bisnis diteruskan, maka studi kelayakan bisnis akan dilanjutkan ke aspek yang lain.
Apabila memang sulit untuk menjadi layak, sebaiknya rencana bisnis ini diakhiri saja. 2.1.4.8 Aspek Lingkungan Industri
Aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman pada perusahaan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri menjadi perlu untuk dianalisis guna studi kelayakan bisnis.
Michael E. Porter mengemukakan konsep Competitive Strategyyang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan 5 aspek utama yang disebut lima kekuatan bersaing, yaitu:
• Ancaman pendatang baru.
• Persaingan sesama perusahaan di dalam industri yang sama.
• Ancaman produk pengganti (substitusi)
• Kekuatan tawar menawar pembeli (buyers)
Gambar 2.2Porter’s Five Competitive Force Sumber: (http://student.dcu.ie/~slejhad2/pics/porter.jpg)
R.E. Freeman sebagaimana dikutip Wheelen merekomendasikan aspek yang ke enam untuk melengkapinya dengan aspek ke enam yaitu “pengaruh kekuatan stakeholder lainnya”.
2.1.4.9 Aspek Yuridis
Untuk mengetahui apakah suatu rencana bisnis diyakini layak dari sisi yuridis dapat dipelajari dari berbagai sisi, antara lain :
• Siapa pelaksana bisnis o Bentuk badan usaha
Perusahaan perseorangan Perseroan Komanditer (CV) Perseroan Terbatas (PT)
Perusahaan Negara (PN)
Perusahaan pemerintah yang lain Koperasi
o Identitas pelaksana bisnis Kewarganegaraan Informasi bank
Keterlibatan pidana atau perdata Hubungan keluarga
• Bisnis apa yang akan dilaksanakan. o Bidang usaha
o Fasilitas
o Gangguan lingkungan o Pengupahan
• Dimana bisnis akan dilaksanakan o Perencanaan Wilayah o Status Tanah
• Waktu pelaksanaan bisnis.
• Bagaimana Cara pelaksanaan bisnis.
• Peraturan dan perundangan.
2.1.4.10 Aspek Lingkungan Hidup
Analisis dampak lingkungan hidup sudah dikembangkan oleh beberapa negara maju sejak tahun 1970 dengan nama Environmental Impact Analysis atau Environmental Impact Assessment yang keduanya disingkat EIA.
AMDAL diperlukan untuk melakukan suatu studi kelayakan dengan 2 alasan pokok, yaitu :
• Karena undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian.
• AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya proyek-proyek industri.
2.1.4.11 Aspek Pajak
Terdapat bermacam-macam batasan atau definisi tentang "pajak" yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah :
• Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajakadalahiuranmasyarakatkepadanegara (yang dapatdipaksakan) yang terutangoleh yang wajibmembayarnyamenurutperaturan-peraturanumum (undang-undang) dengantidakmendapatprestasikembali yang langsungdapatditunjukdan yang gunanyaadalahuntukmembiayaipengeluaran-pengeluaranumumberhubungtugasnegarauntukmenyelenggarakanpemerintahan.
• Menurut Prof. Dr. H. RochmatSoemitro SH, pajakadalahiuranrakyatkepadaKas
Negaraberdasarkanundang-undang (yang dapatdipaksakan) dengantiadamendapatjasatimbal (kontraprestasi) yang langsungdapatditunjukkandan
yang digunakanuntukmembayarpengeluaranumum. Definisitersebutkemudiandikoreksinya yang berbunyisebagaiberikut:
PajakadalahperalihankekayaandaripihakrakyatkepadaKas Negara untukmembiayaipengeluaranrutindansurplusnyadigunakanuntukpublic saving yang
merupakansumberutamauntukmembiayaipublic investment.
• SedangkanmenurutSommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R, pajakadalahsuatupengalihansumberdarisektorswastakesektorpemerintah,
bukanakibatpelanggaranhukum, namunwajibdilaksanakan, berdasarkanketentuan yang ditetapkanlebihdahulu, tanpamendapatimbalan yang langsungdanproporsional, agar pemerintahdapatmelaksanakantugas-tugasnyauntukmenjalankanpemerintahan.
Pajak dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah. Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat.
Sementara pemahaman pajak dari perspektif hukum menurut Soemitro merupakan suatu perikatan yang timbul karena adanya undang-undang yang menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara untuk menyetorkan sejumlah penghasilan tertentu kepada negara, negara mempunyai kekuatan untuk memaksa dan uang pajak tersebut harus dipergunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan. Dari pendekatan hukum ini memperlihatkan bahwa pajak yang dipungut harus berdsarkan undang-undang sehingga menjamin adanya kepastian hukum, baik bagi fiskus sebagai pengumpul pajak maupun wajib pajak sebagai pembayar pajak.
Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah "kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
2.1.4.11.1 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen. Dalam bahasa Inggris, PPN disebut Value Added Tax (VAT) atau Goods and Services Tax
(GST). PPN termasuk jenis pajak tidak langsung, maksudnya pajak tersebut disetor oleh pihak lain (pedagang) yang bukan penanggung pajak atau dengan kata lain, penanggung pajak (konsumen akhir) tidak menyetorkan langsung pajak yang ia tanggung.
Mekanisme pemungutan, penyetoran, dan pelaporan PPN ada pada pihak pedagang atau produsen sehingga muncul istilah Pengusaha Kena Pajak yang disingkat PKP. Dalam perhitungan PPN yang harus disetor oleh PKP, dikenal istilah pajak keluaran dan pajak masukan. Pajak keluaran adalah PPN yang dipungut ketika PKP menjual produknya, sedangkan pajak masukan adalah PPN yang dibayar ketika PKP membeli, memperoleh, atau membuat produknya.
Indonesia menganut sistem tarif tunggal untuk PPN, yaitu sebesar 10 persen. Dasar hukum utama yang digunakan untuk penerapan PPN di Indonesia adalah Undang-Undang No. 8/1983 berikut revisinya, yaitu Undang-Undang No. 11/1994 dan Undang-Undang No. 18/2000.
2.2 Kerangka Pemikiran
CV. Mum Indonesia
Aspek Finansial
• Payback Period
• Net Present Value
• Internal Rate of Return • Profitability Indeks) Aspek Internaldan External (SWOT)
Aspek non Finansial Aspek Pasar
Aspek Pemasaran Aspek Legal Aspek AMDAL
Aspek Manajemen dan Organisasi
Aspek Ekonomi dan Sosial
Studi Kelayakan Bisnis Outlet Baru CV Mum Indonesia
Hasil akhir berupa saran
atau rekomendasi
pembukaan usaha dari studi
kelayakan bisnis
Tidak Layak Layak
Analisis Kelayakan Bisnis