KEGIATAN BELAJAR 2
PENGERTIAN EKSPERIMEN DAN PENSYARATANNYA
A. URAIAN:
1. Pengertian Eksperimen
Metode eksperimen merupakan salah satu dari berbagai jenis penelitian, baik penelitian bidang ilmu pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan sosial. Metode eksperimen (selanjutnya disebut eksperimen) memiliki ciri khusus. Ciri khusus itu adalah (1) pemberian perlakuan (treatment) kepada subjek penelitian, (2) pengamatan terhadap gejala yang muncul sebagai akibat pemberian perlakuan, dan (3) pengendalian variabel lain yang ikut mencampuri pengaruh variabel perlakuan terhadap variabel respon.
Beberapa istilah dalam eksperimen adalah sebagai berikut. a. Perlakuan (treatment)
Perlakuan (treatment) adalah suatu prosedur atau metode yang diterapkan pada unit percobaan (semua variasi perlakuan atau pemberian kondisi yang akan dinilai pengaruhnya).
b. Unit percobaan
Unit percobaan adalah unit terkecil dalam suatu percobaan yang diberi suatu treatment/perlakuan (bisa lahan, individu, sekandang ternak dan lain sebagainya tergantung dari bidang penelitian yang sedang dipel-ajari).
c. Satuan amatan
Satuan amatan adalah anak gugus dari unit percobaan tempat dimana respon perlakuan diukur (bila respon yang diukur adalah tinggi tanaman maka satuan amatannya adalah satu tanaman jagung dalam unit percobaan, bila respon yang diamati adalah produksi maka satuan amatannya adalah unit percobaan itu sendiri).
Tujuan utama eksperimen dalam psikologi adalah untuk menilai bagaimana pengaruh treatment terhadap sifat suatu populasi tertentu atau untuk menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh treatment (untuk menilai pengaruh suatu treatment dalam pendidikan terhadap tingkah laku
anak-anak atau untuk menguji ada tidaknya pengaruh treatment tersebut). Menilai dimaksudkan adalah mengukur atau mengadakan deskripsi penga-ruh treatment yang dicobakan, dan menguji siginifikansi (berarti tidaknya) pengaruh tersebut.
Syarat untuk dapat melakukan eksperimen yaitu memahami pola-pola eksperimen (rancangan eksperimen) dan dapat melakukan analisis statistik sesuai dengan masing-masing pola rancangan.
Rancangan eksperimen adalah suatu rancangan percobaan yang dibuat sedemikian sehingga informasi yang berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diselidiki dapat dikumpulkan.
Rancangan eksperimen merupakan langkah-langkah lengkap yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar supaya data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan membawa kepada analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku untuk persoalan yang sedang dibahas.
Rancangan eksperimen merupakan suatu teknik yang ampuh untuk menguji ada tidaknya hubungan sebab-akibat antar variabel-variabel penelitian, khususnya antara variabel pengaruh dengan variabel respon atau variabel kriterion.
Variabel kontrol yang mempengaruhi variabel akibat tersebut akan lebih dapat dipertanggungjawabkan jika dikontrol melalui eksperimen dengan menggunakan rancangan eksperimen yang benar.
Penelitian eksperimen mempunyai ciri khusus, antara lain (1) adanya perlakuan yang diberikan secara sengaja untuk diamati akibatnya, (2) dila-kukannya pengendalian variabel-variabel selain variabel perlakuan untuk dapat secara jelas memperoleh gambaran tentang hasil dari perlakuan yang diberikan, dan (3) dimungkinkan mengadakan pengubahan (manipu-lasi) variabel perlakuan bila diinginkan oleh eksperimentor untuk mengamati lebih cermat akibat perlakuan tersebut.
2. Persyaratan Eksperimen
Pensyaratan suatu eksperimen adalah kesahihan eksperimen, yaitu kesahihan eksternal dan kesahihan internal. Persyaratan yang diutamakan
adalah kesahihan internal (internal validity) dan memperhitungkan faktor- faktor yang mengancam kesahihan suatu eksperimen dan monitoring pelaksanaannya.
Kesahihan eksternal berkaitan dengan nilai generalisasi dari suatu eksperimen. Maksudnya seberapa jauh suatu hasil eksperimen dapat digeneralisasikan ke populasi lain. Walaupun kesahihan eksternal cukup penting untuk diperhitungkan dalarn suatu eksperimen, tetapi dalam disain eksperimen bukan merupakan faktor yang paling penting, karena faktor yang paling penting dalam disain eksperimen ialah kesahihan internal.
Kesahihan internal ialah seberapa jauh hubungan antara perlakuan (variabel sebab) dengan kriterion (variabel akibat) benar-benar merupakan hubungan sebab-akibat yang bisa dipastikan. Dengan kata lain, apakah perubahan subyek mengenai hal-hal yang ingin dipengaruhi (variabel kriterion) betul-betul akibat dari perlakuan yang diberikan, bukan karena faktor lain.
Pada dasarnya, di dalam eksperimen kecuali variabel perlakuan semua variabel harus dikendalikan agar tidak mengotori variabel perlakuan dalam mempengaruhi variabel respon atau variabel kriterion. Tujuan utama pengendalian variabel yang bukan variabel perlakuan itu agar dapat diyakini bahwa perubahan yang terjadi pada variabel respon betul-betul merupakan akibat pemberian perlakuan.
Variabel-variabel yang dapat mengotori variabel perlakuan yaitu (1) variabel moderator dan (2) variabel kontrol.
Variabel moderator merupakan variabel bebas yang dapat mempe-ngaruhi variabel respon yang sangat sukar dikendalikan, namun dapat dilakukan dalam proses analisis, yaitu analisis korelasi parsial atau kova-rians.
Variabel kontrol merupakan variabel-variabel bebas yang dapat mempengaruhi variabel respon, namun dapat dikendalikan atau dapat dinetralisir pengaruhnya oleh peneliti. Pengendalian tersebut biasanya dilakukan dengan ekualisasi yang meksudnya menyamakan kondisi variabel yang dimaksud pada kelompok eksperimen dan pada kelompok
pembanding. Selain itu, pengendalian dapat pula dilakukan secara statis-tika.
Kesahihan internal ini sangat penting, karena tanpa ini tidak dapat diambil kesimpulan mengenai hubungan sebab-akibat antara perlakuan dan variabel kriterion. Oleh karena itu maka disain eksperimen yang baik harus dapat mengontrol (menghilangkan) pengaruh faktor-faktor yang mengan-cam kesahihan internal dari eksperimen yang akan dilakukan. Sehingga jika terjadi perubahan pada variabel kriterion maka perubahan tersebut benar-benar disebabkan oleh perlakuan yang diberikan.
3. Faktor-faktor yang mengancam kesahihan internal suatu eksperimen, adalah sebagai berikut.
a. Sejarah, yaitu peristiwa-peristiwa atau hal-hal yang terjadi selama eksperimen berlangsung dan turut mempengaruhi hasil eksperimen, dalam hal ini kriterion.
b. Kematangan obyek yang dikenai perlakuan. Perlu diketahui bahwa eksperimen yang melibatkan manusia, perubahan yang terjadi tidak selalu merupakan efek perlakuan atau hasil belajar tetapi dapat pula merupakan perubahan karena kematangan subyek yang dikenai perlakuan. Oleh karena itu pengaruh faktor kematangan yang tidak diperhitungkan dalam desain akan menurunkan validitas internal suatu eksperimen.
c. Testing, yaitu pengaruh tes sebelum perlakuan terhadap hasil tes sesu-dah perlakuan mengenai variabel kriterion.
d. Instrumentasi, faktor yang berkaitan dengan alat ukur, yang dapat dise-babkan oleh dua kemungkinan, yaitu
1) Kesahihan alat ukur.
2) Rendahnya tingkat ketelitian dalam pemberian skor.
b. Statistical regresion, yaitu adanya kecenderungan untuk menuju ke nilai rata-rata populasi, sehingga jika tidak diperhitungkan dalam menafsirkan perubahan-perubahan pada variabel kriterion dapat mengakibatkan kesimpulan yang keliru.
c. Bias yang disebabkan oleh seleksi kelompok (sampel selection).
d. Mortalitas, yaitu adanya anggota kelompok yang drop dalam suatu eksperimen.
e. Kombinasi dari faktor 1 dan 7.
Untuk memperlihatkan bahwa suatu rancangan eksperimen perlu dibuat selengkap mungkin dan dilakukan sebaik mungkin, dapat dilihat bagaimana menentukan pengaruh latihan perang terhadap kemampuan pengamanan unjuk rasa masyarakat. Dari sini misalnya akan timbul pertanyaan-pertanyaan berikut.
a. Bagaimana pengaruh ini harus diukur? b. Karakteristik apa yang harus diukur ?
c. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi karakteristik yang harus dianalisis tersebut?
d. Faktor-faktor manakah yang penting untuk dianalisis? e. Teknik analisis apa yang harus digunakan?
f. Bagaimana eksperimen harus dilakukan? g. Berapa kali eksperimen harus dilakukan?
h. Bagaimana mengontrol pengaruh variabel-variabel lain yang tidak ingin diselidiki?
i. dan mungkin masih ada pertanyaan lain.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dapat dijawab dengan ran-cangan eksperimen yang benar dan monitoring pelaksanaan yang diteliti.
B. CONTOH
Kapolda A akan memperbaiki sistem penanganan keamanan di daerahnya, fokus permasalahannya adalah banyaknya ancaman dan lambannya ditemukan teroris di daerah titik-titik rawan. Dalam hal ini Kapolda A berasumsi bahwa masalah tersebut akan dapat dipecahkan apabila sistem penanganan keamanan direstrukturisasi atau diperbaiki. Cara memperbaiki sistem penanganan keamanan dapat dilakukan dengan mencobakan suatu sistem baru dengan memperhitungkan variabel moderator dan variabel terkendali.
C. LATIHAN
1. Permasalahan yang dihadapi oleh Pimpinan adalah kekurangmampuan Reserse terhadap pengungkapan bukti fisik dan pengadaan saksi suatu kejadian di TKP. Sebutkan apa yang harus dipikirkan dan yang akan dilakukan oleh pimpinan?
2. Permasalahan yang dihadapi oleh Pimpinan adalah kekurangmampuan Polantas menekan jumlah laka lantas di jalan protokol. Sebutkan apa yang harus dipikirkan dan yang akan dilakukan oleh Pimpinan?
D. TES FORMATIF
1. Jelaskan apa yang dimaksud: (a) kesahihan eksternal, (b) kesahihan internal, (c) quasi eksperimen, (d) rancangan eksperimen, (e) variabel moderator, dan (f) variabel terkendali.
2. Permasalahan yang dihadapi oleh Pimpinan adalah kekurangmampuan fungsi Polantas menangani arus lalu lintas di daerah perkotaan. Sebutkan apa yang harus dipikirkan dan yang akan dilakukan oleh Pimpinan?
E. KUNCI
1. (a) Kesahihan eksternal dimaksudkan seberapa jauh suatu hasil ekspe-rimen dapat digeneralisasikan ke populasi lain, (b) kesahihan internal dimaksudkan seberapa jauh hubungan antara perlakuan (sebab) dengan kriterion (akibat) benar-benar merupakan hubungan sebab--akibat yang bisa dipastikan, (c) quasi eksperimen adalah suatu jenis eksperimen yang menyadari bahwa kontrol secara kondisional tidak dapat dilakukan secara tuntas, (d) rancangan eksperimen adalah suatu rancangan percobaan yang dibuat sedemikian sehingga informasi yang berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diselidiki dapat dikumpulkan, (e) variabel moderator adalah variabel bebas yang dapat mempengaruhi variabel respon yang sangat sukar dikendalikan, namun dapat dilakukan dalam proses analisis, yaitu analisis korelasi parsial atau kovariansi, dan (f) variabel terkendali adalah variabel-variabel bebas yang dapat mempengaruhi variabel
respon, namun dapat dikendalikan oleh peneliti. Pengendalian tersebut yaitu menyamakan kondisi variabel yang dimaksud pada kelompok eksperimen dan pada kelompok pembanding.
2. Mencari dan mencobakan suatu metode baru yang memungkinkan kemampuan fungsi Polantas yang dapat meningkatkan penanganan arus lalu lintas diperkotaan. Mengusahakan dalam pelaksanaan ekspe-rimen, variabel yang memungkinkan dapat mengotori eksperimen sedapat mungkin dapat menetralisir atau mengontrol, minimal kontrol statistik.