• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007017 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007017 BAB IV"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa terhadap gaya kepemimpinan guru dan motivasi belajar siswa. Penelitian dilaksanakan di SMK PGRI 2 Salatiga, yang beralamat di Jalan Nakula Sadewa I, Kembang Arum Salatiga. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK PGRI 2 Salatiga yang berjumlah 213 orang siswa yang terdiri dari 6 kelas untuk masing-masing kelas XA berjumlah 35 orang siswa, XB berjumlah 37 orang siswa, XC berjumlah 38 orang siswa, XD berjumlah 37 orang siswa, XE berjumlah 33 orang siswa, dan XF berjumlah 33 orang siswa.

1.2PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2011 untuk kelas XA, XC, dan XE yang berjumlah 106 orang siswa. Dan dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2011 untuk kelas XB, XD, dan XF yang berjumlah 107 orang siswa. Penelitian dibantu langsung oleh guru bimbingan konseling. Jumlah sampel yang diteliti adalah seluruh siswa kelas X SMK PGRI 2 Salatiga yang berjumlah 213 siswa.

1.3ANALISIS DATA

1.3.1 Analisis Deskriptif

1.3.1.1 Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru

(2)

33

mengukur gaya kepemimpinan guru adalah 24 item valid dan masing-masing dibagi menjadi 3 gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan otoriter berjumlah 7 item valid, gaya kepemimpinan laissez faire berjumlah 9 item valid, dan gaya kepemimpinan demokratis berjumlah 6 item valid

a. Skor yang diperoleh untuk gaya kepemimpinan otoriter bergerak dari: Skor tertinggi= 4 x 7 = 28

Skor terendah= 1 x 7 = 7 Banyaknya kategori= 4

Untuk menentukan tinggi rendahnya pengukuran gaya kepemimpinan otoriter digunakan interval dengan rumus:

I = skor tertinggi - skor terendah = 28 – 7 = 5,25 Banyaknya pilihan 4

Berdasarkan perhitungan di atas didapat nilai interval sebesar 5,25 , sehingga dapat ditentukan kategori sebagai berikut:

7 ≤ x < 12,25 : rendah 12,26 ≤ x < 17,51 : sedang 17,52 ≤ x < 22,77 : tinggi

22,78 ≤ x < 28 : sangat tinggi

(3)

34

Tabel 5.

Kategorisasi untuk Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru Otoriter

Skor Kategori Frekuensi Persen

22,78 ≤ x < 28 Sangat tinggi

36 17% 17,52 ≤ x < 22,77 Tinggi

48 23% 12,26 ≤ x < 17,51 Sedang

76 36% 7 ≤ x < 12,25 Rendah

53 25%

Jumlah 213 100%

Berdasarkan data tabel 5 nampak bahwa persentase terbesar distribusi gaya kepemimpinan otoriter berada pada kategori sedang (36 %). Data ini bermakna bahwa sekitar 36 % yang menjadi subyek penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan otoriter berada pada kategori rendah.

b. Skor yang diperoleh untuk gaya kepemimpinan laissez faire bergerak dari:

Skor tertinggi= 4 x 9 = 36 Skor terendah= 1 x 9 = 9 Banyaknya kategori= 4

Untuk menentukan tinggi rendahnya pengukuran gaya kepemimpinan laissez faire digunakan interval dengan rumus:

I = skor tertinggi - skor terendah = 36 - 9 = 6,75 Banyaknya pilihan 4

Berdasarkan perhitungan di atas didapat nilai interval sebesar 6,75 , sehingga dapat ditentukan kategori sebagai berikut:

(4)

35 22,52 ≤ x < 29,26 : tinggi

29,27 ≤ x < 36 : sangat tinggi

Frekuensi dan persentase hasil pengukuran untuk gaya kepemimpinan laissez faire kepala sekolah berdasarkan kategori tersebut di atas dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6

Kategorisasi untuk Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru Laissez Faire

Skor Kategori Frekuensi Persen

29,27 ≤ x < 36 Sangat tinggi 46 22% 22,52 ≤ x < 29,26 Tinggi 50 23% 15,76 ≤ x < 22,51 Sedang 38 18% 9 ≤ x < 15,75 Rendah 79 37%

Jumlah 213 100%

Berdasarkan data tabel 6 nampak bahwa persentase terbesar distribusi gaya kepemimpinan laissez faire berada pada kategori rendah (37 %). Data ini bermakna bahwa sekitar 37 % yang menjadi subyek penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan laissez faire berada pada kategori rendah.

c. Skor yang diperoleh untuk gaya kepemimpinan demokratis bergerak dari:

(5)

36

Untuk menentukan tinggi rendahnya pengukuran gaya kepemimpinan demokratis kepala sekolah digunakan interval dengan rumus:

I = skor tertinggi - skor terendah = 24-6 = 4,5 Banyaknya pilihan 4

Berdasarkan perhitungan di atas didapat nilai interval sebesar 4,5, sehingga dapat ditentukan kategori sebagai berikut:

6 ≤ x < 10,5 : rendah 10,51 ≤ x < 15,01 : sedang 15,02 ≤ x < 19,52 : tinggi

19,53 ≤ x < 24 : sangat tinggi

Frekuensi dan persentase hasil pengukuran untuk gaya kepemimpinan demokratis kepala sekolah berdasarkan kategori tersebut di atas dapat dilihat pada tabel 7

Tabel 7

Kategorisasi untuk Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru Demokratis

Skor Kategori Frekuensi Persen

19,53 ≤ x < 24 Sangat tinggi 45 21% 15,02 ≤ x < 19,52 Tinggi 61 29% 10,51 ≤ x < 15,01 Sedang 57 27% 6 ≤ x < 10,5 Rendah 50 23%

Jumlah 213 100%

(6)

37

ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan demokratis berada pada kategori tinggi.

1.3.1.2 Motivasi Belajar

Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar digunakan interval, dengan rumus :

I = pilihan Banyaknya dah Skor teren nggi Skor terti

Kategori yang digunakan adalah 4 kategori, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Jumlah item yang diujicobakan sebanyak 40 item dan yang valid berjumlah 38 item dengan kategori jawaban mulai dari 1 hingga 4. Dengan demikian, untuk Variabel Motivasi Belajar memiliki skor terendah adalah 1×38 (item valid) = 38 dan skor tertinggi adalah 4 ×38 (item valid) = 152, sehingga intervalnya adalah : I = 4 38 139 = 25,25

38 ≤ x < 63,25 : sangat rendah 63,26 ≤ x < 88,5 : rendah

88,5 ≤ x < 113,75 : tinggi

113,76 ≤ x < 139 : sangat tinggi

Tabel 8

Kategorisasi Variabel Motivasi Belajar

Skor Kriteria N Prosentase

(7)

38

63,26 ≤ x < 88,5 Sedang 51 24% 38 ≤ x < 63,25 Rendah 39 18%

1.4HASIL UJI ASUMSI

Penulis melakukan beberapa uji asumsiy ang meliputi : uji normalitas dan uji linearitas. Pengujian normalitas dan linieritas menggunakan Statistical Product and Service Solution for Windows (SPSS) versi 17.0.

1. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas pada table 9 berikut ini:

Tabel 9

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kepemimpinan motivasi

N 213 213

Normal Parametersa,,b Mean 52.3568 94.9531

Std. Deviation 16.36939 29.73559

Most Extreme Differences Absolute .127 .095

Positive .127 .069

Negative -.077 -.095

Kolmogorov-Smirnov Z 1.853 1.385

Asymp. Sig. (2-tailed) .002 .043

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

(8)

39

2. Uji Linearitas

Tabel 10

ANOVA Table

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

motivasi *

kepemimpinan

Between Groups (Combined) 128180.302 52 2465.006 6.654 .000

Linearity 96359.174 1 96359.174 260.117 .000

Deviation from

Linearity

31821.128 51 623.944 1.684 .008

Within Groups 59271.229 160 370.445

Total 187451.531 212

Hasil analisis menunjukkan bahwa harga F sebesar 1.684 dengan signifikansi 0,008.

Ternyata hasil analisis menunjukkan bahwa sig.(0,008) < a (0,05), berarti data tidak

memenuhi uji asumsi linearitas.

4.5 Hasil Analisis Data

(9)

40

Tabel 11 KORELASI

Correlations

motivasi kepemimpinan

Spearman's rho Motivasi Correlation Coefficient 1.000 .732**

Sig. (2-tailed) . .000

N 213 213

kepemimpinan Correlation Coefficient .732** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 213 213

(10)

41

TABEL 12

KORELASI ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP GAYA

KEPEMIMPINAN GURU OTORITER, LAISSEZ FAIRE, DEMOKRATIS

DAN MOTIVASI BELAJAR

Correlations

Otoriter Leizess Demokratis Motivasi

Spearman's rho Otoriter Correlation Coefficient 1.000 .813** .827** .695**

Sig. (2-tailed) . .000 .000 .000

N 213 213 213 213

Laissez Faire Correlation Coefficient .813** 1.000 .942** .704**

Sig. (2-tailed) .000 . .000 .000

N 213 213 213 213

Demokratis Correlation Coefficient .827** .942** 1.000 .713**

Sig. (2-tailed) .000 .000 . .000

N 213 213 213 213

Motivasi Correlation Coefficient .695** .704** .713** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .

N 213 213 213 213

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(11)

42

0,713 artinya persepsi siswa terhadap gaya kepemimpinan guru yang demokratis, maka makin tinggi motivasi belajar siswa.

4.6 PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap gaya kepemimpinan guru dan motivasi belajar siswa, sehingga dapat dikatakan bahwa antara persepsi siswa terhadap gaya kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa memiliki hubungan yang erat. Hal tersebut ditunjukkan dengan (rxy) sebesar 0,732 dan nilai signifikansi

0,000, yang artinya semakin positif persepsi siswa terhadap gaya kepemimpinan guru maka motivasi belajar akan tinggi pula. Gaya memimpin kelas memberikan bobot tersendiri bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, dalam mentransfer materi pelajaran pada siswa. Kemampuan siswa akan menentukan apa yang harus dilakukan guru agar materi pelajaran yang diajarkan dapat diterima, dipahami siswa, serta tujuan pengajaran dapat dicapai.

Hasil dari penelitian ini sesuai dengan pendapat Menurut Irwan Nasution dan Syafaruddin (Manajemen Pengajaran : 2005), yang menjalankan kepemimpinan dalam pembelajaran adalah guru, karena proses mempengaruhi murid agar mau belajar dengan sukarela dan senang memungkinkan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Semakin senang perasaan (enjoyable) anak dalam mengikuti pembelajaran, diharapkan tujuan pembelajaran yaitu perubahan tingkah laku siswa tercapai secara optimal. Guru sebagai pemimpin dalam proses pengajaran, berperan dalam mempengaruhi atau memotivasi siswa agar mau melakukan pekerjaan yang diharapkan sehingga pekerjaan guru dalam mengajar menjadi lancar, murid paham dan menguasai materi pelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran.

(12)

43

ditemukan adanya korelasi positif sebesar 0.695 dan nilai signifikansi 0.000 terhadap gaya kepemimpinan guru yang otoriter dan motivasi belajar. Sedangkan gaya kepemimpinan guru yang laissez faire dan motivasi belajar ditemukan korelasi positif sebesar 0,704 dan nilai signifikansi 0,000. Dan juga ditemukan korelasi positif sebesar 0,713 dan nilai signifikansi 0,000 terhadap gaya kepemimpinan guru yang demokratis. Dan korelasi tertinggi terdapat pada gaya kepemimpinan demokratis dengan korelasi positif sebesar 0,713 artinya persepsi siswa terhadap gaya kepemimpinan guru yang demokratis, maka makin tinggi motivasi belajar siswa.

Gaya memimpin kelas memberikan bobot tersendiri bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, dalam mentransfer materi pelajaran pada siswa. Kemampuan siswa akan menentukan apa yang harus dilakukan guru agar materi pelajaran yang diajarkan dapat diterima, dipahami siswa, serta tujuan pengajaran dapat dicapai.

Hasil dari penelitian ini sesuai dengan pendapat Menurut Irwan Nasution dan Syafaruddin (2005), yang menjalankan kepemimpinan dalam pembelajaran adalah guru, karena proses mempengaruhi murid agar mau belajar dengan sukarela dan senang memungkinkan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Semakin senang perasaan (enjoyable) anak dalam mengikuti pembelajaran, diharapkan tujuan pembelajaran yaitu perubahan tingkah laku siswa tercapai secara optimal. Guru sebagai pemimpin dalam proses pengajaran, berperan dalam mempengaruhi atau memotivasi siswa agar mau melakukan pekerjaan yang diharapkan sehingga pekerjaan guru dalam mengajar menjadi lancar, murid paham dan menguasai materi pelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran.

(13)

44

pendapat Callahan dan Clark (dalam Ratri, 2007) yang mengemukakan bahwa motivasi adalah pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Dengan kata lain, seorang siswa akan belajar dengan baik apabila ada faktor pendorong, dalam hal ini adalah motivasi belajar.

Persepsi siswa terhadap gaya kepemimpinan guru SMK PGRI 2 Salatiga, ditunjukkan dari nilai rerata yang paling tinggi yang diperoleh pada gaya kepemimpinan guru laissez faire sebesar 22,44 yang masuk ke dalam kategori rendah. Dari penelitian yang dilakukan, peneliti melihat ada keterikatan antara persepsi siswa terhadap gaya kepemimpinan guru dan motivasi belajar siswa.

Menurut Davis, 1996 (Irwan Nasution dan Syafaruddin :2005), dalam konteks peran guru, memimpin adalah pekerjaan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan motivasi, mendorong dan membimbing siswa sehingga mereka akan siap untuk mencapai tujuan belajar yang telah disepakati.

Gambar

Tabel 5.
Tabel 6 Kategorisasi untuk Persepsi Siswa terhadap
Tabel 7 Kategorisasi untuk Persepsi Siswa terhadap
Tabel 8 Kategorisasi Variabel Motivasi Belajar
+4

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Korelasi Berganda Strategi Mengajar dan Kepemimpinan Guru dengan Motivasi Belajar Siswa. Uji korelasi berganda untuk mengetahui signifikan hubungan

Adaanya hubungan antara peran guru dengan motivasi belajar siswa kelas XI SMK.. Pelita

Siswa tidak menyebarkan berita-berita buruk atau gosip yang dapat membuat citra guru negatif sehingga siswa yang belum mengenal guru tersebut tidak mempunyai image atau

Pertanyaan dalam kuesioner ini bertujuan untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap motivasi belajar di Kalangan Siswa

Mengingat ada pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa, maka perlu terus mempertahankan kinerja guru yang sudah

karunia, dan bimbinganNya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan karya skripsi yang berjudul “Pengaruh Persepsi Gaya Kepemimpinan Guru Bimbingan dan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Guru Bimbingan dan Konseling Terhadap Kepuasan Siswa Atas Layanan Bimbingan dan Konseling Sekolah SMP Negeri 09 Salatiga.. Skripsi

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi gaya kepemimpinan guru dengan Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2