i
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG
VARIASI GAYA MENGAJAR GURU, PENGGUNAAN
MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
Studi Kasus SMA Pangudi Luhur Sedayu Jl. Wates Km.12, Sedayu, Bantul, Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Albertus Agung Haryoko 041334059
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
”YANG TERBAIK ADALAH YANG
MAMPU MEMBERI TERANG PADA
YANG GELAP”
(G. Wilwatika)
v
MOTTO
Ø
Memberi jalan pada orang lain tidak ak an
membuat Anda tertinggal.
(G. Wilwatik a)
Ø
Masa depan tidak terjadi begitu saja; masa
depan itu diciptak an.
(Will dan Ariel Durant)
Ø
Jangan putus asa Cuma k arna beberapa
k egagalan. Dalam hidup, Anda Cuma butuh
satu k eberhasilan.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 November 2008 Penulis
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Albertus Agung Haryoko
Nomor Mahasiswa : 041334059
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU, PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Studi Kasus SMA Pangudi Luhur Sedayu Jl. Wates Km.12, Sedayu, Bantul, Yogyakarta
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan roya lti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 08 Januari 2009
Yang menyatakan
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, masukan dan dorongan dari banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghormatan kepada:
a. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.
b. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
c. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
d. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
viii
f. Segenap staff pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi atas ilmu yang telah diberikan melalui perkuliahan.
g. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu proses kelancaran dalam proses belajar selama ini.
h. Kepala sekolah dan para guru SMA Pangudi Luhur Sedayu atas bantuan dan keramahtamahan selama penulis melakukan penelitian.
i. Seluruh keluargaku: Ayahanda Y. Suwarno dan Ibunda Renik Maria M. tercinta, Mbak Rosa Widya A., dan adik-adik (T. Kanti Rahayu dan Valentina Adi M.) tersayang terima kasih atas segala dukungan doa, cinta, kesabaran perhatian, nasihat, dukungan moril, materiil, dan spiritual sampai saat ini, dan seluruh keluarga besar Semaun Petrus Kariyodimejo dan Y. Ngatijo Joinangun.
j. Kekasih hatiku Christina Rini Wulandari, terima kasih atas cinta dan kasihmu yang begitu indah (aku sayang kamu).
k. Sahabat-sahabatku: Antonius Bheny M., Wisnu Triwidodo, Mas Setyo Triwinarno, Tri Purnomo (makasih ya printernya), Pascalia Vicentia M., Febriantari Eka M (Rani), Swastika Putri (Puput), Alfonsa Ika, terima kasih atas semua bantuan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini
l. Teman-teman PAK’A dan PAK’B Pendidikan Akuntansi’04 atas kebersamaan selama proses perkuliahan yang menyenangkan di Universitas Sanata Dharma (aku sangat bahagia bersama kalian).
ix
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 10 November 2008
x
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG
VARIASI GAYA MENGAJAR GURU, PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
Studi Kasus: SMA Pangudi Luhur Sedayu
Albertus Agung Haryoko Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar akuntansi, (2) ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar akuntansi, (3) ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi, (4) ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar gur u, penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Sedayu. Teknik pegumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Untuk menjawab permasalahan pertama, kedua dan ketiga digunakan analisis korelasi product moment, sedangkan untuk menjawab permasalahan keempat digunakan analisis korelasi ganda.
xi
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION
TOWARDS TEACHER’S VARIOUS TEACHING STYLE,
MEDIA, STUDENTS’ MOTIVATION AND STUDENTS’
LEARNING ACHIEVEMENT IN STUDYING ACCOUNTING
A Case Study: SMA Pangudi Luhur Sedayu
Albertus Agung Haryoko. Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
The aims of this research are to know whether there is positive and significant relationship between student’s perception: (1) toward teacher’s various teaching style and the students’ learning achievement in studying accounting, (2) media and the students’ learning achievement in studying accounting, (3) students’ motivation and the students’ learning achievement in studying accounting, (4) teacher’ various teaching style, media, students’ motivation and students’ learning achievement in studying accounting.
This research was conducted on the students of the 12th
grade of Pangudi Luhur Sedayu Senior High School. To collect the data, the writer used questionnaire and documentation methods. To answer the first, second and third problems, the writer used product moment correlation analysis, whereas to answer the fourth problem, multiplied correla tion analysis was used.
xii
DAFTAR ISI
COVER ...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERSEMBAHAN ...iv
MOTTO ...v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...vi
KATA PENGANTAR... vii
ABSTRAK ...x
ABCTRACT ...xi
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...xix
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah... 3
C. Batasan Masalah... 3
D. Rumusan Masalah... 3
E. Tujuan Penelitian... 4
F. Manfaat Penelitian... 4
xiii
A. Tinjauan Teoretik ... 6
1. Prestasi Belajar Akuntansi ... 6
2. Persepsi... 13
3. Variasi Gaya Mengajar Guru ... 16
4. Media Pembelajaran... 19
5. Motivasi Belajar Siswa... 23
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan... 29
C. Kerangka Berpikir ... 30
1. Hubungan Antara Persepsi Siswa tentang Variasi Gaya Mengajar Guru dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 30
2. Hubungan Antara Persepsi Siswa tentang Penggunaan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Akuntansi... 31
3. Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Akuntansi... 31
4. Hubungan Antara Persepsi Siswa tentang Variasi Gaya Mengajar Guru, Penggunaan Media Pembelajaran Akuntansi, dan Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 32
D. Perumusan Hipotesis ... 33
BAB III. METODE PENELITIAN ... 34
A. Jenis Penelitian... 34
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 34
xiv
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran... 35
1. Variabel Penelitian ... 35
2. Pengukuran Variabel Penelitian ... 36
E. Teknik Pengumpulan Data... 36
F. Uji Instrumen Penelitian... 37
1. Pengujian Validitas Kuesioner... 37
2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner ... 39
G. Teknik Analisis Data ... 41
1. Uji Persyarat Analisis ... 41
2. Pengujian Hipotesis... 42
BAB IV. GAMBARAN UMUM... 45
A. Sejarah Sekolah... 45
B. Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur Sedayu... 46
C. Sumber Daya Manusia SMA Pangudi Luhur Sedayu... 47
D. Data Peserta Didik SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 49
E. Fasilitas Pendidikan... 49
F. Struktur Organisasi... 50
G. Uraian Tugas Masing-Masing Komponen Sekolah... 53
H. Hubungan antara SMA Pangudi Luhur Sedayu dan Instansi Lain... 61
BAB V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 63
A. Deskripsi Data... 63
1. Persepsi Siswa tentang Variasi Gaya Mengajar Guru... 63
xv
3. Motivasi Belajar Siswa ... 65
4. Prestasi Belajar Akuntansi ... 67
B. Uji Persyaratan Analisis Data ... 68
1. Uji Normalitas... 68
2. Uji Linearitas ... 68
C. Pengujian Hipotesis... 69
1. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 69
2. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Media Pembelajaran dengan Prestasibelajar Akuntansi... 70
3. Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Akuntansi... 70
4. Hubunga n Antara Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru, Penggunaan Media Pembelajaran dan Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Akuntansi... 71
D. Pembahasan... 72
1. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 72
2. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Akuntansi... 73
xvi
4. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya
Mengajar Guru, Penggunaan Media Pembelajaran dan Motivasi
Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Akuntansi... 74
BAB VI. KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATAS AN ... 76
A. Kesimpulan... 76
B. Keterbatasan... 79
C. Saran... 79 DAFTAR PUSTAKA
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Skor Pernyataan Sikap ... 36
Tabel 2 Hasil Perhitungan Uji Validitas ... 38
Tabel 3.1 Instrumen Interprestasi Reliabilitas ... 40
Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 40
Tabel 4 Pedoman Penilaian Koefisien Korelasi ... 42
Tabel 4.1 Majelis Sekolah ... 47
Tabel 4.2 Data Peserta Didik ... 49
Tabel 4.3 Data Fasilitas SMA Pangudiluhur Sedayu ... 49
Tabel 5.1 Penilaian Acuan Patokan (PAP II) ... 63
Tabel 5.2 Interprestasi Persepsi Siswa tentang Variasi Gaya Mengajar Guru ... 63
Tabel 5.3 Interprestasi Persepsi Siswa tentang Penggunaan Media Pembelajaran .. 65
Tabel 5.4 Interprestasi Motivasi Belajar Siswa ... 66
Tabel 5.5 Interprestasi Prestasi Belajar Akuntansi ... 67
Tabel 5.6 Rangkuman Hasil Uji Linearitas ... 69
xviii
DAFTAR GAMBAR
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi kuesioner dan kuesioner penelitian ... 81
Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 85
Lampiran 3 Daftar Distribusi Frekuensi ... 92
Lampiran 4 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 103
Lampiran 5 Uji Normalitas dan Uji Linearitas ... 106
Lampiran 6 Korelasi Product Moment dan Analisis Korelasi Ganda ... 108
Lampiran 7 Sumbangan Re latif dan Sumbangan Efektif ... 110 Lampiran 8 Surat Ijin
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, terutama bagi bangsa yang giat membangun negaranya yang biasa disebut sebagai bangsa yang sedang berkembang. Pembangunan yang dimaksud di sini adalah pembangunan yang hanya dapat dilakukan oleh manusia melalui pendidikan. Melihat betapa pentingnya peran pendidikan bagi perkembangan suatu negara, maka pend idikan tersebut diharapkan mampu memberikan mutu yang baik sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Asumsinya, apabila mutu pendidikan baik, maka kemungkinan besar pendidikan tersebut akan menghasilkan manusia yang berkualitas.
Perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara sekitarnya. Laju pertumbuhan pendidikan di Indonesia yang masih labil dapat menghambat tujuan pendidikan. Adapun tujuan pendidikan adalah menciptakan manusia- manusia yang berkualitas.
Dalam hal ini guru memegang peranan yang sangat penting dan dominan. Agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, maka situasi kelas harus memiliki hubungan yang manusiawi antar sesama murid maupun murid dengan guru-gurunya, sehingga hubungan tersebut mampu menciptakan perasaan bersatu dan perasaan kebersaman (Hadari, 1981:47). Di dalam kegiatan belajar mengajar adakalanya siswa merasa bosan terhadap pelajaran yang sedang diajarkan. Dalam hal ini variasi dalam mengajar dianggap sangat penting untuk mengatasi rasa kebosanan pada diri siswa karena dengan adanya variasi mengajar, maka seorang guru diharapkan dapat memacu semangat belajar siswa.
Dengan adanya variasi gaya mengajar guru, siswa tidak akan merasa membosankan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kondisi yang seperti inilah yang mampu menumbuhkan minat siswa terhadap mata pelajaran yang bersangkutan, sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar lebih tekun dan memberikan yang terbaik pada bidang yang mereka minati. Selain itu, kontribusi media pembelajaran untuk mencapai keberhasilan belajar juga tidak kalah pentingnya, karena dengan adanya media pembelajaran yang baik dan menarik maka siswa akan merasa lebih terbantu dalam memahami materi yang diajarkan.
B.
Identifikasi Masalah
Masalah- masalah yang muncul dalam peningkatan prestasi belajar siswa yaitu metode mengajar, perhatian orang tua, fasilitas atau media belajar, penghasilan orang tua, dukungan dari teman, lingkungan, minat, motivasi, kurikulum yang diterapkan di sekolah, dan variasi gaya mengajar guru.
C.
Batasan Masalah
Menyadari banyaknya masalah yang ada dalam usaha peningkatan prestasi belajar peserta didik maka dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan mengenai hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru akuntansi, penggunaan media pembelajaran akuntansi, dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.
D.
Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar akuntansi? 2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa
tentang penggunaan media pembelajaran denga n prestasi belajar akuntansi?
3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi?
motivasi belajar siswa secara bersama-sama dengan prestasi belajar akuntansi?
E.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar akuntansi.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar akuntansi.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.
4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap variasi gaya mengajar guru, penggunaan media pembelajaran, dan motivasi belajar siswa secara bersama-sama dengan prestasi belajar akuntansi.
F.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
sehingga siswa tidak merasa bosan dengan pelajaran yang sedang diajarkan.
2. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi siswa bahwa betapa pentingnya motivasi belajar yang ada untuk dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan agar dapat menambah referensi kepustakaan, khususnya referensi mengenai pendidikan.
4. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi bekal pada penulis untuk terjun ke dunia pendidikan, mengingat program studi yang selama ini dijalani oleh penulis sengaja dipersiapkan untuk terjun ke dunia pendidikan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Teoretik
1. Prestasi Belajar Akuntansi
a. Belajar
Banyak orang yang beranggapan, bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. Ada lagi yang secara lebih khusus mengartikan belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah suatu aktivitas mental psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap, perubahan ini bersifat secara relatif konstan dan berbekas (Winkel, 2004:59).
Faktor-faktor penting yang sangat erat hubungannya dengan proses belajar ialah: kematangan, penyesuaian diri/adaptasi, menghafal/mengingat, pengertian, berpikir dan latihan.
b. Prestasi Belajar
berbagai faktor, baik yang berasal dari diri siswa itu sendiri (internal) maupun dari luar diri siswa (eksternal).
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu : (Dimyati dan Mudjiono, 1999:235-253)
1) Faktor Internal
a) Sikap terhadap belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar.
b) Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi ini dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi, atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus, agar siswa memiliki hasil belajar yang baik, yang pada akhirnya semakin meningkatkan motivasi berprestasi.
c) Konsentrasi belajar
pada pelajaran, guru perlu menggunakan bermacam- macam strategi belajar mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar serta selingan istirahat.
d) Mengolah bahan belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemeroleh ajaran yang dikembangkan di berbagai mata pelajaran, sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai kesusilaan, nilai agama, nilai kesenian, serta keterampilan mental dan jasmani. Cara pemerolehan ajaran berupa bagaimana menggunakan kamus, daftar logaritma, atau rumus matematika.
e) Menyimpan perolehan hasil belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Proses belajar terdiri dari proses penerimaan, pengolahan, penyimpanan, dan pengaktifan yang berupa penguatan serta pembangkitan kembali untuk dipergunakan. Dalam kehidupan sebenarnya tidak berarti semua proses tersebut berjalan lancar, akibatnya proses penggunaan hasil belajar terganggu.
f) Menggali hasil belajar yang tersimpan
maka siswa akan memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali atau mengaitkan dengan bahan lama. Dalam hal pesan lama, siswa akan memanggil atau membangkitkan pesan dan pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar. Proses menggali pesan lama tersebut dapat berwujud transfer belajar atau unjuk prestasi belajar. Gangguan dalam menggali pesan dan kesan lama dapat bersumber dari kesukaran penerimaan, pengolahan dan penyimpanan.
g) Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar
Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar yang membuktikan keberhasilan belajar dalam memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Kemampuan berprestasi terpengaruh oleh proses penerimaan, pengaktifan, prapengolahan, pengolahan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman.
h) Rasa percaya diri siswa
percaya diri guru mendorong keberanian terus menerus, memberikan berbagai macam penguat, dan pengakuan dan kepercayaan bila siswa telah berhasil.
i) Intelegensi dan keberhasilan belajar
Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari- hari. Faktor yang mempengaruhi intelegensi meliputi kurangnya fasilitas belajar, siswa makin dihadapkan oleh berbagai pilihan dan mereka merasa ragu dan takut gagal, kurangnya dorongan mental dari orang tua karena tidak memahami apa yang dipelajari oleh anaknya di sekolah, keadaan gizi yang rendah. j) Kebiasaan belajar
k) Cita-cita siswa
Cita-cita sebagai motivasi intrinsik perlu didikan yang harus dimulai sejak sekolah dasar. Cita-cita merupakan wujud eksplorasi dan emansipasi diri siswa.
2) Faktor Eksternal
a) Guru sebagai pembina siswa belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik, ia memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar yang merupakan wujud emansipasi diri siswa. Sebagai guru yang pengajar, ia bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah. Adapun tugas pengelolaan pembelajaran siswa meliputi : pembangunan hubungan baik dengan siswa; menggairahkan minat, perhatian, dan memperkuat motivasi belajar untuk berprestasi; mengorganisasi belajar; melaksanakan pendekatan pembelajaran secara tepat; mengevaluasi hasil belajar secara jujur dan obyektif; melaporkan hasil belajar siswa kepada orang tua siswa.
b) Prasarana dan sarana pembelajaran
berarti lengkapnya prasarana dan sarana menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar yang baik.
c) Faktor keluarga
Hubungan yang baik antara anggota keluarga dapat membantu dalam kegiatan belajar anak, sehingga dimungkinkan prestasi belajar dapat baik.
d) Faktor lingkungan
Lingkungan dimana siswa tinggal sangat berpengaruh pada kegiatan belajarnya.
e) Kurikulum sekolah
Program pembelajaran di sekolah mendasarkan diri pada suatu kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan oleh yayasan pendidikan dan disusun berdasarkan tuntutan kemajuan masyarakat. Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah, antara lain : tujuan yang akan dicapai mungkin berubah; isi pendidikan berubah; kegiatan belajar mengajar; dan evaluasi berubah. Perubahan kurikulum di sekolah tidak hanya masalah bagi guru dan siswa, tetapi juga petugas pendidikan dan orang tua siswa.
kurun waktu tertentu yang diberikan oleh guru akuntansi kepada siswa-siswanya.
2. Persepsi
Irwanto, dkk (1988: 55) menyatakan bahwa persepsi adalah proses diterimanya rangsang (obyek, kualitas hubungan antar gejala serta peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan diterima sehingga menghasilkan penafsiran pengalaman. Pengalaman dapat dipahami dengan melihatnya sebagai suatu proses individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan-kesan atau pengalaman-pengalaman sensorinya dalam usahanya memberikan suatu makna atau arti tertentu pada lingkungan (Siagian, 1989: 100). Hal yang senada juga diungkapkan Suharnan (2005: 23) yang menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses menginterpretasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui sistem alat indera manusia.
Dengan demikian, dalam proses persepsi seseorang dapat mengorganisasikan input yang kompleks dan bervariasi yang diterima oleh panca indera. Jadi dapat disimpulkan persepsi adalah cara pandang seseorang dalam menilai obyek yang ada di sekitarnya sehingga dapat memotivasi seseorang dalam bertindak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu: a. Perhatian yang Selektif
Setiap saat individu berinteraksi dengan lingkungan. Interaksi dengan lingkungan mempengaruhi individu untuk menerima rangsang dari dunia sekitar. Rangsang atau stimulus yang diterima individu sangatlah beragam. Hal ini mendorong individu hanya memusatkan perhatian pada rangsang-rangsang tertentu. Perhatian sebagai langkah persiapan dalam persepsi merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu terhadap suatu obyek atau sekumpulan obyek (Walgito, 1994: 98). Perhatian pada suatu obyek tergantung dari intensitas obyek tersebut. Perhatian memiliki intensitas yang secara intensif dan tidak intensif terhadap suatu obyek. Perhatian dapat intensif apabila dikuatkan oleh banyaknya rangsang yang diterima dan perhatian dapat tidak intensif apabila kurang dikuatkan oleh rangsang tersebut (soemanto, 1988: 100).
b. Ciri-ciri Rangsang
rangsang minimal dapat diterima oleh individu (Walgito, 1994: 46). Berkaitan dengan perhatian, individu lebih tertarik pada rangsang yang memiliki intensitas kuat karena dianggap dapat menarik perhatian. Rangsang dengan kontras atau warna yang lebih menarik perhatian akan lebih mudah untuk diterima individu. Rangsang dengan perubahan dari keadaan statis akan lebih mudah untuk diterima individu. Rangsang dengan ukuran besar dan diterima secara berulang-ulang, memudahkan individu untuk menerimanya (Irwanto,dkk, 1988: 76).
c. Nilai-nilai dan Kebutuhan Individu
Davidoff, 1981 (dalam Walgito, 2004: 89) mengemukakan bahwa persepsi bersifat individual sehingga persepsi individu yang satu berbeda dengan individu lain. Obyek yang diterima oleh individu dapat sama atau berbeda dengan individu lain. Perbedaan ini ditentukan oleh nilai dan kebutuhan individu itu sendiri. Nilai dan kebutuhan menjadi perhatian individu dalam menerima rangsang yang ada
merupakan subjek yang berkepentingan dalam kegiatan belajar mengajar, untuk itu diperlukan adanya hubungan timbal balik antara guru dan siswa. Siswa sebagai pihak yang berinteraksi langsung dalam proses belajar mengajar mempunyai persepsi terhadap variasi mengajar guru yang berbeda-beda. Perbedaan persepsi dari siswa terhadap variasi mengajar guru akan menimbulkan respon individu terhadap proses belajar mengajar dan hal ini akan berpengaruh pada siswa dalam memotivasi diri untuk berprestasi.
Guru harus membantu perkembangan siswa untuk dapat menerima, memahami, serta menguasai ilmu pengetahuan. Untuk itu guru hendaknya mampu memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan. Persepsi siswa terhadap variasi mengajar adalah proses pemahaman, menerima, mengorganisasikan dan menginterprestasikan apa yang didengar dan dilihat, sehingga siswa mampu memberikan penilaian.
3. Variasi Gaya Mengajar Guru
a. Gaya mengajar guru
dan pola interaksi dengan siswa (M. Entang, 1981:4). Selain itu menurut Soewarno (1976:7) gaya mengajar guru meliputi :
1) Variasi kontak suara, dengan mengatur suara supaya berirama yang menarik dan tidak membosankan serta dapat didengar oleh seluruh kelas.
2) Variasi kontak pandang, hendaknya guru memandang secara merata keseluruh kelas sehingga guru dapat mengetahui keseluruhan kegiatan dari murid-muridnya.
3) Variasi sikap berdiri, guru sebaiknya berdiri pada tempat yang dapat dilihat oleh seluruh kelas.
4) Variasi cara menulis, di dalam menulis di papan tulis dimulai dari sebelah kiri atas dan jelas terbaca oleh seluruh kelas.
5) Variasi mimik, menunjukan mimik yang ramah tetapi memberi kesan tegas dan berwibawa.
pelajaran yang sedang diajarkan. Menurut Gilarso (1986:84), variasi dalam mengajar mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) Verbal, yaitu dengan penggunaan suara dan kata-kata yang diucapkan guru, misalnya nada suara dan intonasi, mengarahkan perhatian siswa, mengadakan pause/diam sebentar dan isyarat-isyarat lainnya.
2) Non-verbal, yaitu dengan isyarat atau bahasa badan, misalnya kontak mata, ekspresi roman muka, gerak-gerik tangan/kepala/badan dan posisi guru di kelas.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi gaya mengajar guru
Menurut Gilarso (1986:82) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi guru untuk mengadakan variasi dalam gaya mengajar diantaranya :
1) Untuk mencegah timbulnya kebosanan dan kejenuhan pada siswa dalam mengikuti kegiatan belajar.
2) Untuk dapat melibatkan siswa ikut aktif dalam kegiatan belajar. c. Manfaat dari variasi mengajar guru
Adapun manfaat dari adanya variasi gaya mengajar menurut Gilarso (1986:82), yaitu :
2) Adanya variasi lebih melibatkan siswa dalam proses belajar-mengajar.
3) Adanya cukup variasi dalam cara guru membawakan pelajaran dan dalam pola interaksi guru- murid ikut membentuk sikap positif terhadap guru dan terhadap sekolah.
4) Adanya variasi juga dapat menanggapi rasa ingin tahu dan rasa menyelidiki dari siswa yang umumnya lekas bosan dengan sesuatu yang sudah pernah dialami.
5) Adanya variasi dalam cara mengajar dan pola interaksi guru- murid dapat juga melayani keinginan dan pola belajar siswa yang berbeda-beda, sehingga siswa mendapat pelajaran yang sesuai dengan keinginan dengan lebih disukainya, dan dengan demikian mempermudah proses belajar siswa.
4. Media Pembelajaran
a. Pengertian media pembelajaran
Dalam dunia pendidikan/pengajaran hal tersebut dinamakan alat peraga. Istilah ini akhirnya di dalam pendidikan disebut media pendidikan/pembelajaran. Adapula yang menyebut Audio Visual Aid
(AVA = alat bantu pandang dengar). Sesuai dengan namanya maka fungsinya membantu proses belajar mengajar melalui penglihatan dan pendengaran. Jadi dengan alat ini tujua n pembelajaran harus lebih berhasil. Jangan sampai AVA ini justru menggangu tercapainya tujuan pembelajaran (Roestiyah, 1982:67).
Pengertian media pembelajaran menurut John D. Latuheru (1998:14) ialah : Media pembelajaran adalah bahan, alat maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud agar proses interaksi komunikasi iducatif (proses belajar mengajar) antara guru dan anak didik/warga belajar dapat berlangsung secara tepatguna dan berdayaguna.
b. Fungsi media pembelajaran
Ada beberapa fungsi media pembelajaran (Roestiyah, 1982:69) yaitu : 1) Fungsi iducatif, artinya dengan media pembelajaran ini dapat
memberikan pengaruh baik yang mengandung nilai- nilai pendidikan. Pengaruh ini berguna bagi diri sendiri maupun masyarakat.
3) Fungsi ekonomis, artinya dengan satu macam alat media pembelajaran sudah dapat dinikmati oleh sejumlah anak didik dan bisa dipergunakan sepanjang waktu. Dapat mengurangi tenaga manusia, sebab pada pelajaran-pelajaran tertentu tidak perlu disajikan/diberikan oleh guru/manusia tetapi cukup dengan AVA. 4) Fungsi politis, artinya dengan media pembelajaran ini berarti
sumber pendidikan atau yang lain yang berasal dari pusat akan sama sampai daerah-daerah bahkan sama di tiap-tiap sekolah. Sehingga tidak terdapat penyimpangan-penyimpangan yang berarti antara pelaksanaan di daerah sama dengan di pusat.
5) Fungsi seni (budaya), artinya dengan adanya media pembelajaran ini berarti kita bisa mengenal macam- macam hasil budaya manusia sehingga pengetahuan anak tentang nilai- nilai budaya manusia makin lama makin bertambah. Sebab AVA inipun hasil budaya manusia.
c. Manfaat media pembelajaran
Manfaat media pembelajaran bagi anak didik menurut Latuheru (1988:23) yaitu:
1) Media pembelajaran menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pelajaran yang disajikan.
3) Media pembelajaran mengatasi perbedaan pengalaman belajar berdasarkan latar belakang sosial ekonomi dari anak didik.
4) Media pembelajaran membantu memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain.
5) Media pembelajaran dapat mengatasi batas-batas ruang dan waktu. Misalnya benda atau sesuatu yang diajarkan itu terlalu besar untuk dibawa ke dalam kelas, maka dapat saja dipergunakan model, foto atau slide ataupun gambar dari benda tersebut.
6) Media pembelajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami, misalnya film tentang suatu kejadian. Rangkaian dan urutan kejadian yang mereka lihat itu akan dapat mereka pelajari secara teratur dan kontinu.
7) Media pembelajaran dapat me mbantu anak didik dalam mengatasi hal- hal sulit nampak dengan mata, misalnya : bakteri, amuba, sel-sel yang semuanya hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop, atau dapat diperlihatkan gambar dari benda-benda tadi. 8) Media pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan berusaha
sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan.
10)Media pembelajaran memungkinkan terjadinya kontak langsung antara anak didik dengan gurunya, dengan masyarakat, maupun dengan lingkungan alam di sekitar mereka (dengan karyawisata, berkemah dan lain- lain).
Media pembelajaran yang digunakan dalam suatu kegiatan belajar mengajar tidak hanya terbatas pada yang disiapkan oleh guru kelas mereka sendiri, bahkan boleh disiapkan oleh suatu tim yang terdiri para ahli dalam bidang bersangkutan (ahli bidang studi, ahli sistem intruksional /pembelajaran, ahli media dan lainnya).
5. Motivasi Belajar Siswa
a. Pengertian
Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalasan dan motivasi : kata kerjanya adalah to motivate
yang berarti mendorong, menyebabkan dan merangsang. Motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan (Suryabrata, 1984:72). Secara serupa Winkel mengemukakan bahwa motif adalah adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu pula. b. Ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu :
Setiap manusia senantiasa mempunyai cita-cita atau aspirasi tertentu di dalam hidupnya, termasuk pembelajar. Cita-cita atau aspirasi ini senantiasa ia kejar dan ia perjuangkan. Bahkan tidak jarang, meskipun rintangan yang ditemui sangat banyak dalam mengejar cita-cita dan aspirasi tersebut, seseorang tetap berusaha semaksimal mungkin karena hal tersebut berkaitan dengan cita-cita dan aspirasinya. Oleh karena itu, cita-cita dan aspirasi sangat mempengaruhi terhadap motivasi belajar seseorang.
2) Kemampuan pembelajar
Kemampuan manusia satu dengan yang lainnya tidaklah sama. Menuntut seseorang sebagaimana orang lain dari bingkai penglihatan demikian tentulah tidak dibenarkan. Sebab, orang yang mempunyai kemampuan rendah akan sangat susah menyerupai orang yang mempunyai kemampuan tinggi; dan sebaliknya orang yang berkemampuan tinggi, akan menjadi malas jika dituntut sebagaimana mereka yang berkemampuan rendah.
3) Kondisi pembelajar
sehat, bisa berpengaruh juga terhadap ketahanan dan kesehatan fisiknya.
Sangatlah jelas dan sering dirasakan oleh siapapun, jika kondisi fisik dalam keadaan lelah, umumnya motivasi belajar seseorang akan menurun. Sebaliknya jika kondisi fisik berada dalam keadaan bugar dan segar, motivasi belajar bisa meningkat. Berarti, kondisi fisik seseorang mempengaruhi motivasi belajarnya. Orang yang sudah sangat lelah tidak baik kalau dipaksa belajar. Demikian juga kalau sedang sakit, tidak baik dipaksa untuk belajar. 4) Kondisi lingkungan belajar
Dalam lingkungan yang kompetitif untuk belajar, seseorang yang menghuni lingkungan tersebut akan terbawa serta untuk belajar sebagaimana orang lain. Ia, secara sadar ataukah tidak, terekayasa untuk belajar. Jika pada lingkungan tersebut belajar sudah menjadi budaya atau sebutlah ”menghabit”, maka para penghuni lingkungan tersebut bisa terbawa ke dalam budaya belajar. Jelaslah kiranya, bahwa lingkungan sosial berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang.
5) Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran
b) Bahan belajar dan upaya penyediaannya. c) Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya. d) Suasana belajar dan upaya pengembangannya.
e) Kondisi subjek belajar dan upaya penyiapan dan peneguhannya.
6) Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar
Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar juga berpengaruh terhadap motivasi belajar. Guru yang tinggi gairahnya dalam membelajarkan pembelajar, menjadikan pembelajar juga bergairah belajar. Guru yang sungguh-sungguh dalam membelajarkan pembelajar, menjadikan tingginya motivasi belajar pembelajar. Pada guru yang demikian, umumnya mempersiapkan diri dengan matang dan senantiasa memberikan yang terbaru dan terbaik kepada para pembelajar. Oleh karena yang diberikan tersebut menarik, terbaik dan mungkin terbaru, maka tingkat aktualitasnya sangat tinggi di mata pembelajar. Sebagai akibatnya, hal- hal yang disajikan oleh guru menjadi menarik di mata pembelajar. Menariknya hal-hal yang diberikan ini bisa menjadikan tingginya motivasi pembelajar.
c. Upaya meningkatkan motivasi belajar
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru guna meningkatkan motivasi belajar pembelajar, yaitu :
Ada dua cara dalam mengoptimalkan penerapan prinsip belajar tersebut. Pertama, menyusun strategi-strategi sehingga prinsip-prinsip tersebut (prinsip perhatian dan motivasi; prinsip keaktifan belajar; prinsip keterlibatan langsung pembelajar; prinsip pengulangan belajar; prinsip sifat perangsang dan menantang dari materi yang dipelajari; prinsip pemberian balikan dan penguatan dalam belajar; dan prinsip perbedaan individual antar pembelajar) dapat terterapkan secara optimal.
Kedua, menjauhk an konstrain-konstrain (kendala-kendala) yang ditemui dalam mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar. Kendala demikian ini patut dijauhkan, agar tidak mengganggu bagi penerapan prinsip-prinsip belajar.
2) Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran.
Kedua, memanfaatkan sumber-sumber di luar sekolah sehingga keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh sekolah dapat ditanggulangi. Hal demikian dapat dilakukan dengan banyak mengadakan kerja sama dengan sejumlah lembaga di luar sekolah bahkan di luar dunia pendidikan.
3) Mengoptimalkan pemanfaatkan pengalaman/kemampuan yang telah dimiliki dalam belajar.
Setiap pembelajar mempunyai kemampuan dan pengalaman-pengalaman tertentu yang berbeda antara satu dengan yang lain. Kemampuan dan pengalaman yang berbeda demikian ini hendaknya tidak justru menjadi kendala dalam aktivitas belajarnya. Kemampuan/pengalaman masa lalu ini bisa didapatkan oleh pembelajar melalui aktivitas belajar, dan bisa juga didapatkan oleh pembelajar melalui aktivitas lain atau aktivitas non belajar.
4) Mengembangkan cita-cita/aspirasi dalam belajar.
B.
Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Ika Liana Wati dalam penelitiannya yang berjudul ”Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru, Motivasi Berprestasi dan Variasi Gaya Mengajar Guru dengan Prestasi Belajar Siswa” menyatakan bahwa seorang guru dapat membuat siswa tidak menjadi bosan dalam berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan variasi gaya mengajar yang sesuai sehingga siswa dapat mudah untuk menerima pelajaran.
Dari hasil penelitian Widiyani dalam penelitiannya yang berjudul ”Hubungan Antara Kedisiplinan Belajar dan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Siswa” menyatakan bahwa dengan adanya media pembelajaran yang dikombinasikan maka siswa akan terdorong untuk lebih meningkatkan prestasi belajar mereka, karena siswa akan lebih memahami apa yang disampaikan guru.
C.
Kerangka Berpikir
1. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar
Guru dengan Prestasi Belajar Akuntansi
Seorang guru memegang peran yang penting dalam kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi di kelas tidak terlepas dari peran guru itu sendiri, bagaimana guru dapat mengajar dengan baik dan bagaimana caranya guru mencegah kebosanan pada diri siswa dalam mengikuti pelajaran. Oleh sebab itu perlu adanya variasi gaya mengajar guru akuntansi yang dapat mendukung proses belajar mengajar yang sedang berlangsung di kelas. Murid-murid di sekolah memerlukan (dan menginginkan) adanya variasi dalam proses belajar-mengajar, yaitu sesuatu yang baru, yang menggairahkan mereka, yang melibatkan diri mereka, sehingga belajar di sekolah tidaklah terasa sebagai beban berat, melainkan sebagai sesuatu yang menyenangkan (Gilarso, 1986:82).
2. Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Penggunaan Media
Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Akuntansi
Dalam proses belajar mengajar yang berorientasi pada media pembelajaran dapat memberikan gambaran umum bahwa pengadaan media pembelajaran akan sangat menunjang kegiatan belajar siswa, dimana siswa akan lebih mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh guru kepada muridnya yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Menurut Sanjaya dengan adanya media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik. Dengan media yang ada di sekolah, maka memungkinkan siswa akan memperoleh prestasi yang baik, oleh karena itu diharapkan agar dengan adanya media yang lebih memadai dan optimal, siswa mempunyai perasaan senang sebagai dasar untuk menciptakan motivasi belajar untuk mencapai prestasi belajar yang optimal.
3. Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar
Akuntansi
Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar secara intrinsik akan senang dengan semua pelajaran. Siswa tidak akan memilih pelajaran tertentu saja bila ingin berhasil dan mendapat nilai yang baik. Walaupun jurusan yang akan dipilihnya nanti tidak ada pelajaran akuntansi, namun ia tetap termotivasi untuk belajar akuntansi. Sebaliknya siswa yang akan memilih jurusan IPS juga mempunyai motivasi yang tinggi terhadap pelajaran akuntansi agar siswa mendapat nilai yang baik.
Motivasi sangat penting untuk keberhasilan belajar, karena dengan motivasi siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Siswa yang selalu belajar giat tentu prestasi belajarnya lebih baik. Hal ini menandakan adanya hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.
4.
Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya MengajarGuru, Penggunaan Media Pembelajaran, dan Motivasi Belajar Siswa
dengan Prestasi Belajar Akuntansi
akuntansi dan akan membawa dampak dalam meningkatkan prestasi belajar akuntansinya.
D.
Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan yang masih lemah, karenanya masih harus diuji kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi.
2. Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap penggunaan media pembelajaran akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi.
3. Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.
4. Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru akuntansi, penggunaan media pembelajaran akuntansi, dan motivasi belajar siswa secara bersama-sama dengan prestasi belajar akuntansi.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus mengenai hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, penggunaan media pembelajaran, dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi di SMA Pangudi Luhur Sedayu.
B.
Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Pangudi Luhur Sedayu Jl. Wates Km.12, Sedayu, Bantul, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2008.
C.
Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu. Menurut Suharsimi Arikunto (1993:107) apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian popula si. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dalam penelitian ini sampel penelitian ditetapkan seluruh siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Sedayu yang berjumlah 73 siswa. Siswa kelas XII IPS dipilih sebagai sampel dengan pertimbangan bahwa kelas X tidak ada mata pelajaran akuntansi dan kelas XI IPS baru akan memulai pelajaran akuntansi.
D.
Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. Variabel Penelitian
2. Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel penelitian persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, media pembelajaran akuntansi, dan motivasi belajar siswa akan diukur dengan menggunakan skala model Likert. Peneliti menggunakan skala Likert untuk memberikan skor pada kuesioner. Skala Likert ini merupakan salah satu skala yang digunakan untuk mengukur sikap. Ada dua kategori pernyataan yang digunakan, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif yang dinilai dengan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pernyataan positif adalah pernyataan yang mendukung gagasan sedangkan pernyataan negatif adalah pernyataan yang tidak mendukung gagasan.
Skor yang digunakan untuk menilai pernyataan-pernyataan tersebut adalah :
Tabel 1
Skor Pernyataan Sikap
Pernyataan sikap Skor SS Skor S Skor TS Skor STS
Pernyataan positif 4 3 2 1
Pernyataan negatif 1 2 3 4
E.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengump ulan data yang digunakan adalah:
1. Kuesioner
Melalui cara ini dimaksudkan penulis untuk memperoleh data primer yaitu persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, media pembelajaran akuntansi dengan motivasi belajar siswa. (Kuesioner dan kisi-kisi penyusunan kuesioner dapat dilihat pada lampiran 1).
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data sekunder, yaitu dokumen untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar siswa dan data-data monografi dari sekolah tentang keadaan sekolah.
F.
Uji Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas kuesioner
Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih apabila suatu alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat atau teliti. Pengujian kevalidan alat ukur dapat menggunakan metode analisis butir dengan menguji apakah item telah mengungkapkan faktor atau indikator yang ingin diselidiki. Suharsimi (1993:138) menyatakan perhitungan korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus
} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara x dan y
N = jumlah subyek X = skor butir
Y = skor total sample uji coba
Χ
∑ = jumlah harga dari skor butir
Υ
∑ = jumlah harga total
ΧΥ
2
Χ
∑ = jumlah hasil kuadrat dari hasil harga skor butir 2
Υ
∑ = jumlah hasil kuadrat dari harga total butir sampel uji coba
Untuk mengetahui validitas instrumen atau kuesioner, terlebih dahulu item instrumen ini diujicobakan pada 52 responden. Kemudian mencari r tabel yaitu dengan dk=n-2 dengan taraf signifikansi 5% (dk=52-2=50, 5%) sehingga diperoleh rtabel = 0,183. Pengujian item instrumen
dilakukan di SMA N 1 Ba nguntapan, Bantul. Dalam pelaksanaan perhitungan uji validitas item pada penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 12 (Statistical Product and Service Solution). Kriteria pengambilan keputusan yaitu apabila rhitung > rtabel pada n = 52 dengan taraf signifikansi 5% maka item instrumen tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka item instrumen tidak valid. Adapun rangkuman dari hasil pengujian validitas tersaji pada tabel berikut ini:
TABEL 2
Hasil Perhitungan Uji Validitas No. Item r hitung r tabel Keterangan
1 0,546 0,183 Valid
2 0,421 0,183 Valid
3 0,316 0,183 Valid
4 0,345 0,183 Valid
5 0,613 0,183 Valid
6 0,256 0,183 Valid
7 0,777 0,183 Valid
8 0,656 0,183 Valid
9 0,686 0,183 Valid
10 0,798 0,183 Valid
11 0,636 0,183 Valid
12 0,197 0,183 Valid
13 0,567 0,183 Valid
15 0,300 0,183 Valid
16 0,639 0,183 Valid
17 0,470 0,183 Valid
18 0,206 0,183 Valid
19 0,199 0,183 Valid
20 0,487 0,183 Valid
21 0,523 0,183 Valid
22 0,573 0,183 Valid
23 0,683 0,183 Valid
24 0,454 0,183 Valid
25 0,457 0,183 Valid
26 0,413 0,183 Valid
27 0,533 0,183 Valid
28 0,280 0,183 Valid
29 0,332 0,183 Valid
30 0,65 0,183 Valid
31 0,647 0,183 Valid
32 0,379 0,183 Valid
33 0,716 0,183 Valid
34 0,579 0,183 Valid
35 0,582 0,183 Valid
36 0,437 0,183 Valid
37 0,509 0,183 Valid
38 0,368 0,183 Valid
39 0,539 0,183 Valid
40 0,531 0,183 Valid
2. Pengujian Reliabilitas kuesioner
Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat dijadikan sebagai alat pengumpulan data. Untuk menguji reliabilitas instrumen pada penelitian ini rumus yang dipakai yaitu koefisien alpha cronbach (Suharsimi Arikunto, 1998: 193).
(
)
− −=
∑
22 11 1 1 t b k k r σ σ Keterangan: 11
∑
2 bσ = Jumlah varians butir 2
t
σ = Varians total
Untuk menginterpretasikan tinggi rendahnya reliabilitas pedoman yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel. 3.1
Instrumen Interpretasi Reliabilitas
No. Tingkat Penguasaan Kriteria Penilaian
1. 0,80-1,00 Sangat Tinggi
2. 0,60-0,79 Tinggi
3. 0,40-0,59 Cukup
4. 0,20-0,39 Rendah
5. 0,00-0,19 Sangat Rendah
Hasil ana lisis uji reliabilitas dihitung dengan bantuan program SPSS 12. Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil uji reliabilitas seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel Penelitian r11 rtabel
1. Persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru 0,882 0,183 2. Persepsi siswa tentang penggunaan Media
pembelajaran
0,759 0,183
3. Motivasi belajar siswa 0,853 0,183
Semua variabel bebas dapat dikatakan reliabel pada taraf signifikansi 5% karena rhitung > rtabel. Berdasarkan instrumen interprestasi reliabilitas di
G.
Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis harus dilakukan karena akan digunakan sebagai langkah selanjutnya dalam melakukan analisis data, selain itu uji prasyarat analisis juga dimaksudkan sebagai dasar dalam mengambil keputusan agar tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya ditarik. a. Uji normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut digunakan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 1999:255) yaitu :
( )
−( )
Χ=MaksimumF Sn
D 0 χ
Keterangan:
D = Deviasi maksimum
F0 (?) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan Sn (X) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi b. Uji linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linear tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk melakukan linearitas ini digunakan rumus persamaan regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Menurut Sudjana (1996) uji linearitas dilakukan dengan menggunakan rumus F sebagai berikut:
e
S S
F 2TC
2
Keterangan :
F : Harga pembilang F untuk garis regresi S2T C : Rerata kuadrat garis regresi
S2e : Rerata kuadrat garis residu
2. Pengujian Hipotesis
a. Untuk pengujian hipotesis pertama, kedua dan ketiga, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment dari pearson sebagai berikut:
{
2 2}{
2 2}
) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N rXY Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = Keterangan :
rXY = Koefisien korelasi X dan Y
N = Banyak subyek
∑X = Jumlah skor dari variabel bebas.
∑Y = Jumlah skor dari variabel terikat.
∑XY = Jumlah hasil perkalian dari total skor variabel bebas dan variabel terikat.
Untuk selanjutnya pengujian hipotesis pertama, kedua dan ketiga menggunakan bantuan komputer program SPSS 12. Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi. Semakin kecil koefisien korelasi, maka akan semakin besar kesalahan untuk membuat prediksi. Ketentuan untuk pedoman penafsiran koefisien korelasi adalah sebagai berikut (Sugiyono, 1999:216).
Tabel 4
Pedoman Penilaian Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199
0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sedangkan untuk menguji signifikan dari koefisien korelasi rxy peneliti akan membandingkan nilai probabilitas dengan taraf signifikansinya.
Kriteria pengujian adalah :
Jika probabilitas > 0,05 berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan.
Jika probabilitas < 0,05 berarti terdapat hubungan yang signifikan. b. Untuk pengujian hipotesis keempat tentang hubungan antara persepsi
siswa tentang variasi gaya mengajar guru akuntansi (X1), penggunaan media pembelajaran akuntans i (X2), dan motivasi belajar siswa (X3) secara bersama-sama terhadap prestasi belajar akuntansi (Y) akan digunakan analisis korelasi ganda dengan rumus sebagai berikut :
( ) 2
3 3 2 2 1 1 3 , 2 , 1 y y a y a y a RXY Σ + + =
∑
χ∑
χ∑
χ Keterangan :RXY(1,2,3) = Koefisien korelasi antara variabel Y dengan X1, X2, dan X3
a1 = Koefisien regresi variabel bebas X1
a2 = Koefisien regresi variabel bebas X2
a3 = Koefisien regresi variabel bebas X3
? ?1y =
∑
−(
∑
)( )
∑
n Y X
Y
X1 1
? ?2y =
(
)( )
∑
−∑
∑
n Y X YX2 2
? ?3y =
(
)( )
∑
−∑
∑
n Y X YX3 3
? y2 =
∑
−( )
∑
n Y Y
Selanjutnya untuk menguji hipotesis keempat menggunakan bantuan komputer program SPSS 12. Untuk menguji signifikan dari koefisien korelasi rxy peneliti akan membandingkannilai probabilitas dengan taraf signifikansinya.
Kriteria pengujian adalah :
45
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A.
Sejarah Sekolah
SMA Pangudi Luhur Sedayu didirikan dengan nama SPG Pangudi Luhur Sedayu. SPG ini didirikan pada tanggal 1 Januari 1967 dan terdaftar pada Insp. Daerah Pendidikan Guru/Tenaga No. A. 60/Set/SPG Swt, 30 Juni 1969. Semula SPG Pangudi Luhur Sedayu didirikan dengan maksud untuk menampung anak-anak tamatan SMP yang tidak mampu melanjutkan sekolah ke kota karena kesulitan transportasi dan biaya sekolah, serta untuk mengentaskan anak-anak sekitar dari keadaan buruh tani yang tradisional.
Pada tahun pelajaran 1988/1989 melalui SK Menteri Mendikbud RI No. 034/I 13/H/Kpts/Tanggal 28 Februari/1989, SPG Pangudi Luhur Sedayu beralih fungsi menjadi SMA Pangudi Luhur Sedayu.
1. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu
Alamat : Jl. Wates Km. 12, Argosari, Sedayu,Bantul, Yogyakarta 55752
Telp. : (0274) 7494179
Fax. : (0274) 7482229
Nomor Data Sekolah : 3004010011
NSS : 302040104005 Jenjang Akreditasi : Disamakan
No. Keputusan AK : 273/C.c7/Kep/MN/99 Tanggal Keputusan : 17 September 1999 Waktu Sekolah : Pagi
2. Yayasan Penyelenggara
Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Pangudi Luhur Alamat : Jl. Dr. Sutomo No. 4 Semarang 50244 Telp. : (024) 314004, (024)317806
Akta Notaris : No. 16 Tanggal 6 Oktober 1954 Ketua Yayasan : Bruder Frans Sugi, FIC
Bendahara Yayasan : Bruder Drs. Ignasius Ngadiso, FIC
Kepala Kantor : Bruder Theodorus Suwariyanto, FIC, MM.
B.
Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur Sedayu
1. Visi
2. Misi
Misi merupakan penjabaran dari visi seperti pada butir-butir berikut: a Melakukan pembelajaran yang efektif, berkualitas dan profesional. b Mengembangkan keterampilan komputer, akuntansi dan bahasa
Inggris.
c Menciptakan suasana kondusif untuk menciptakan peserta didik yang berbudi pekerti luhur.
d Menyelenggarakan pelayanan prima, transparan dan akuntabel dengan semangat melayani yang miskin dan kekurangan.
e Mengembangkan sekolah sebagai pusat budaya.
C.
Sumber Daya Manusia SMA Pangudi Luhur Sedayu
Berikut ini data mengenai keadaan guru dan karyawan SMA Pangudi Luhur Sedayu:
Tabel 4.1 Majelis Sekolah
No Nama N/Y/GTT Jabatan
1. Drs. Markoes Padmonegoro Y Kepala Sekolah Guru Biologi Guru FIC-an
2. Drs. Paena Andreas N Wakasek Urusan
Kurikulum Guru Matematika 3. Drs. Y. Ujang Sukasna Y Wakasek Urusan
Kesiswaan Guru Penjaskes Guru Sejarah
4. Drs. Agustinus Sahid N Wakasek Ur. Humas Guru Ekonomi 5. Ag. Budi Susanto, S.Pd. Y Wali Kelas X A
6. F.X. Purwonggo, S.Pd. Y Wali kelas X B Guru Fisika Guru Ketr. Elektro 7. Y. Eni Purwaningsih, S.Si. Y Wali kelas X C
Guru Biologi Guru Ketrampilan Guru PPKn 8. C. Ratna Siwi W., S.Pd. Y Wali kelas XI IPA
Guru Kimia Guru Ketrampilan Guru PPKn
9. Drs. Alex Sutaryo Dwidoso N Wali kelas XI IPS 1 Guru Sejarah 10. Drs. P. Samsuhari N Wali kelas XI IPS 2
Guru Sejarah Guru PPKn
11. Y. Bambang Suharya, S.Pd. Y Wali kelas XII IPA Guru B. Inggris 12. Dra. Ch. Sri Purwaningsih Y Wali kelas XII IPS 1
Guru B. Indonesia 13. Drs. A. Candra Wid yantara Y Wali kelas XII IPS 2
Guru Akuntansi Guru Ekonomi 14. Drs. Br. Yohanes Wariso, FIC GTT Koordinator Guru
Agama
15. Sr. Elisa, H. K., S.Pd. GTT Kepala Asrama BK – Agama Ketr. Menjahit 16. Agn. Erna Setyorini, S.Pd. Y Guru B. Inggris
Eks. B. Inggris 17. Drs. Y. Purwoko Agus S. Y Guru Matematika
Guru Teknik Informatika 18. Dra. Agustina Mawarti GTT Guru Seni Musik
19. Alb. Juni Ashadi GTT Guru Teknik
Informatika Eks. PMR
22. An. Krismastuti Y Tata Usaha
23. FX. Suradiyo Y Tata Usaha
24. Kristina Septiasih Y Pustakawan
25. P. Wawan Setiadi Y Laboran
26. Ig. Suharjanto Y Satpam/ Karyawan
27. Petrus Sumarji Y Satpam/ Karyawan
D.
Data Peserta Didik SMA Pangudi Luhur Sedayu
SMA Pangudi Luhur Sedayu memiliki 293 siswa yang terdiri dari 3 kelas untuk setiap angkatannya, yaitu kelas XA, XB, XC, XI IPA, XI IPS1, XI IPS2, XII IPA, XII IPS1, XII IPS2 dengan rincian jumlah siswa sebagai berik ut:
Tabel 4.2 Data Paserta Didik
Kelas Laki- laki Perempuan Jumlah
XA 11 21 32
XB 11 21 32
XC 11 21 32
XI IPS 1 16 19 35
XI IPS 2 14 22 36
XI IPA 12 14 26
XII IPS 1 18 19 37
XII IPS 2 13 23 36
XII IPA 12 15 27
E.
Fasilitas Pendidikan
Berikut ini rincian fasilitas sekolah yang dimiliki SMA Pangudi Luhur Sedayu:
Tabel 4.3
Data Fasilitas SMA Pangudi Luhur Sedayu
No Fasilitas Jumlah
1. Ruang Kepala Sekolah 1
2. Ruang Guru 1
3. Ruang Belajar
- Kelas 1 3
- Kelas 2 3
- Kelas 3 3
4. Ruang TU 2
5. Ruang BK 1
6. Perpustakaan 1
7. Kapel/Ruang Doa 1
8. Aula 1
9. Kantin 1
11. Lab. Kimia 1
12. Lab. Biologi 1
13. Ruang Multimedia 1
14. Ruang Komputer 1
15. Ruang Dapur 1
16. UKS 2
17. Toilet Siswa 7
18. Toilet Guru 2
19. Tempat Parkir Guru 2
20. Tempat Parkir Siswa 1
21. Rumah Dinas Jaga Sekolah 1
22. Gudang 2
Selain fasilitas di atas masih dilengkapi sarana dan prasarana fisik, seperti lapangan olahraga dan lapangan upacara. Secara umum fasilitas SMA Pangudi Luhur Sedayu cukup memadai untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar.
F.
Struktur Organisasi
1. Struktur Dasar Organisasi Sekolah
STRUKTUR DASAR ORGANISASI SEKOLAH SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU
Gambar 1: Struktur Dasar Organisasi Sekolah
BP3 KEPALA SEKOLAH
KEPALA TATA USAHA
WAKASEK URUSAN KURIKULUM
WAKASEK URUSAN KURIKULUM
WAKASEK URUSAN KURIKULUM
WAKASEK URUSAN KURIKULUM
KOORDINATOR
BP/BK GURU-GURU
2. Struktur Organisasi Yayasan Pangudi Luhur
STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN PANGUDI LUHUR
Gambar 2: Struktur Organisasi Yayasan Pangudi Luhur Pengurus
Yayasan Pangudi Luhur
Kepala Kantor
Staf Tenaga Administrasi
Pembina Sekolah
Yayasan Pangudi Luhur Cabang / Ranting
• Kepegawaian
• Finansial
• Sarana prasarana / IPTEK
• Kesekretariatan / informasi
• Umum / Unit
• Personalia / Kepegawaian
• Sekolah / Kurikulum
• Spiritualitas (ke-Katolikan / ke FIC-an
§ Semarang § Surakarta § Jogjakarta
3. Struktur Komite Sekolah SMA PL Sedayu
STRUKTUR KOMITE SEKOLAH SMA PL SEDAYU
Gambar 3: Struktur Komite Sekolah SMA PL Sedayu
Kepala Sekolah
Komite Sekolah Asrama Puteri
Wakil Kepala Sekolah
Pengelola Perpustakaan
Pengelola Lab / Media Pembelajaran
Lab. Fisika Lab. Biologi Lab. Kimia
Bahasa Lab. Komputer Ruang Media
Tata Usaha
Ur. Kurikulum Ur. Kesiswaan Ur. Sarana Prasarana
Wali Kelas XI
Wali Kelas XII Wali Kelas
X
Guru Mata Pelajaran
Siswa
G.
Uraian Tugas Masing-Masing Komponen Sekolah:
1. Tugas Dan Fungsi Kepala Sekolah :
Selaku Pimpinan bertugas :
Menyusun perencanaan, mengorganisasikan kegiatan, mengarahkan kegiatan, mengkoordinasikan kegiatan, melaksanakan pengawasan, melakukan evaluasi terhadap kegiatan, menentukan kebijakan, mengadakan rapat, mengambil keputusan, mengatur proses belajar mengajar, mengatur administrasi (kantor, siswa, pegawai, perle ngkapan, keuangan), mengatur OSIS dan mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat.
Selaku Supervisor bertugas menyelenggarakan supervise mengenai:
Kegiatan belajar mengajar, kegiatan bimbingan/ penyuluhan, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan ketata usahaan, kegiatan hubungan masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Sekolah dapat mendelegasikan kepada Wakil Kepala Sekolah. Jumlah wakil Kepala Sekolah minimal 1 orang dan sebanyak-banyaknya 4 orang, disesuaikan dengan jumlah kelas dan kebutuhan.
2. Tugas Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum :
f Menyusun pelaksanaan EBTA/ NAS. g Menerapkan kriteria kenaikan kelas.
h Menerapkan jadwal penerimaan Buku Rapor dan STTB.
i Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan satuan pelajaran. j Menyediakan buku kemajuan kelas.
k Menyusun laporan pelaksanaan pelajaran.
l Mengatur pelaksanaan program kurikuler dan ekstrakurikuler. m Mengatur inservice training guru.
n Mengatur kegiatan penilaian.
o Mengatur pelaksanaan kenaikan kelas. p Mengatur usaha perbaikan dan pengayaan.
q Membantu Kepala Sekolah dalam pelaksanaan supervisi Kepala Sekolah.
3. Tugas Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan :
a Menyusun program pembinaan kesiswaan (OSIS).
b Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan siswa/ OSIS dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah. c Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan,
ketertiban, keindahan, kerindangan, dan kekeluargaan (5K). d Memberikan pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS. e Melakukan pembinaan pengurus OSIS dalam berorganisasi.
g Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan di luar sekolah.
h Mengadakan pemilihan calon siswa teladan dan calon penerima beasiswa.
i Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan siswa secara berkala. j Mengatur mutasi siswa.
k Pengaturan Penerimaan Siswa Baru (PSB). l Program Bimbingan dan Konseling.
m Penasihatan pemilihan program pengajaran khusus (penjurusan dan paket-paket ekstrakurikuleryang dapat dipilih siswa).
n Pengelompokan belajar siswa. o Presensi/ kehadiran siswa. p Papan statistik.
q Buku induk siswa. r Mengatur kegiatan OSIS. s Pengabdian masyarakat.
4. Tugas Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas:
a Mengatur kegiatan informasi sekolah kepada masyarakat. b Kerjasama sekolah dengan POMG/BP3.
c Hubungan dengan instansi pemerintah/ swasta.
d Kegiatan sekolah ke alam bebas (kemah, studi tour, bakti sosial, dll).
5. Tugas Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana:
b Mengkoordinasikan pendayagunaan sarana/ dan prasarana. c Mengelola pembiayaan alat-alat pelajaran.
6. Tugas Wali Kelas:
Wali Kelas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a Pengelolaan kelas baik teknis administratif maupun edukatif. b Penyelenggaraan administrasi kelas, yang meliputi:
1.) Denah tempat duduk. 2.) Papan absensi siswa. 3.) Daftar pelajaran kelas. 4.) Daftar piket kelas. 5.) Buku absensi siswa.
6.) Buku kegiatan belajar mengajar/kemajuan. 7.) Tata tertib kelas.
c Penyusunan/ pembuatan statistik bulanan siswa. d pengisian legger.
e Pembuatan catatan khusus siswa. f Pencatatan mutasi siswa.