• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Strategi Mengajar dan Kepemimpinan Guru dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Susukan T1 162008048 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Strategi Mengajar dan Kepemimpinan Guru dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Susukan T1 162008048 BAB IV"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

Bab IV ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan data

yang telah diperoleh penulis di lapangan.

4.1 Gambaran Umum Responden

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri I Susukan, yang berlokasi di Jalan

Sruwen - Karanggede. Sampel dalam penelitan ini adalah siswa kelas VII

yang terdiri dari 5 kelas.

Tabel 4.1 Daftar Populasi

No Kelas Jumlah Siswa

1. 2. 3. 4. 5. VII A VII B VII C VII D VII E 31 siswa 33 siswa 33 siswa 32 siswa 31 siswa

Jumlah 160 siswa

Sumber : Tata Usaha SMP Negeri I Susukan

Penarikan sampel diambil secara Stratified Proportionate Random

Sampling dengan rumus Taro Yamane atau Slovin dalam Riduwan (2010:71)

maka sampel yang diperoleh 62 siswa. Kuosioner yang disebarkan berjumlah

62 sesuai dengan sampel, kuosioner yang telah diisi akan diolah menjadi data

penelitian.

4.2. Uji Prasyarat Analisis Korelasi 4.2.1. Uji Normalitas

Menurut Priyatno (2010:71) uji normalitas digunakan untuk

mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini

(2)

2

pun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametik, maka

persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu data harus berasal dari

distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi normal maka metode

alternatif yang bisa digunakan adalah statistik non parametik. Dalam

pembahasan ini akan digunakan uji liliefors dengan melihat nilai pada

Kolmogorov-Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal jika

signifikansi lebih besar dari 0,05.

Tabel.4.1.Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Motivasibelajar .143 62 .003 .961 62 .045

Strategimengajar .139 62 .004 .953 62 .019

Kepemimpinanguru .092 62 .200* .971 62 .152

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber : data yang telah diolah tahun 2014 menggunakan SPSS 17.0

Tabel 4.1 output Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa nilai

signifikasi untuk variabel motivasi belajar siswa sebesar 0.003 variabel

kepemimpinan guru sebesar 0.200, dan variabel strategi mengajar

memiliki nilai signifikansi sebeasr 0.004 jadi dalam penelitian ini

variabel kepemimpinan guru berdistribusi normal karena memiliki nilai

signifikansi lebih dari 0,05 sedangkan motivasi belajar dan strategi

mengajar dapat dikatakan berdistribusi tidak normal karena memiliki

nilai signifikansi kurang dari 0,05.

4.2.2. Uji Liniearitas

Menurut Priyatno (2010:73) uji linieritas bertujuan untuk

(3)

3

tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat

dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan

menggunakan test for linearity pada taraf signifikansi 0,05.

Tabel 4.2. Uji Linieritas Hubungan Strategi Mengajar dengan Motivasi Belajar Siswa

ANOVA Table

Sum of Squares Df Mean Square F Sig. motivasibel

ajar * strategime ngajar

Between Groups (Combined) 1623.712 15 108.247 4.180 .000

Linearity 611.561 1 611.561 23.61

5

.000

Deviation from Linearity 1012.151 14 72.297 2.792 .004

Within Groups 1191.256 46 25.897

Total 2814.968 61

Sumber : data yang telah diolah tahun 2014 menggunakan SPSS 17.0

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada variabel

strategi mengajar sebesar 0.000 lebih kecil dari 0,05. yang berarti data

strategi mengajar dan motivasi belajar siswa dalam penelitian ini

berbentuk linier

Tabel 4.3. Uji Linieritas Hubungan Kepemimpinan Guru dengan Motivasi Belajar Siswa

ANOVA Table

Sum of Squares Df Mean Square F Sig. motivasibelajar *

kepemimpinanguru

Between Groups (Combined) 1137.168 21 54.151 1.291 .238

Linearity 7.973 1 7.973 .190 .665

Deviation from Linearity

1129.195 20 56.460 1.346 .207

Within Groups 1677.800 40 41.945

Total 2814.968 61

Sumber : data yang telah diolah tahun 2014 menggunakan SPSS 17.0

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada variabel

(4)

4

data kepemimpinan guru dan motivasi belajar siswa dalam penelitian ini

tidak berbentuk linier.

4.3.Hasil Penelitian

4.3.1. Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan atau analisis deskriptif ini bertujuan untuk

menganalisis hubungan strategi mengajar dan kepemimpinan guru dengan

motivasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Susukn. Penelitian ini

terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Berkaitan dengan

permasalahan yang diteliti, maka dalam penelitian ini dibutuhkan tiga

macam data, yaitu:

a. Data strategi mengajar sebagai variabel bebas (X1)

b. Data kepemimpinan guru sebagai variabel bebas (X2)

c. Data motivasi belajar siswa sebagai variabel terikat (Y)

Menurut Priyatno (2010:12) analisis deskriptif menggambarkan

tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasai,

varian. Modus dll, juga dilakukan pengukuran skewness dan kurtosis

untuk menggambarkan distribusi data normal atau tidak. Dalam

pembahasan ini akan dilakukan analisis deskriptif dengan memberikan

gambaran data tentang jumlah data, minimum, maksimum, mean dan

(5)

5 Tabel 4.4 Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Strategi mengajar 62 22 41 33.15 3.723

Kepemimpinan guru 62 21 44 33.52 5.583

Motivasi belajar 62 33 64 52.87 6.793

Valid N (listwise) 62

Sumber : data yang telah diolah tahun 2014 menggunakan SPSS 17.0

Tabel statistik 4.4 untuk variabel strategi mengajar menunjukan bahwa

jumlah data (N) sebanyak 62 mempunyai nilai rata-rata (mean) 33.15 dengan nilai

maksimum 41 dan nilai minimum 22 sedangkan standar deviasinya sebesar 3,723.

Variabel kepemimpinan guru dengan jumlah data (N) sebanyak 62 mempunyai

nilai rata-rata (mean) 33,52 dengan nilai maksimum 44 dan minimum 21

sedangkan standar deviasinya sebesar 5,583. Variabel motivasi belajar siswa

dengan jumlah data (N) sebanyak 62 mempunyai nilai rata-rata (mean) 52,87

dengan nilai maksimum 64 dan minimum 33 sedangkan standar deviasinya

sebesar 6,793.

Untuk memperjelas data-data penelitian di buat tabel distribusi frekuensi

(6)

6 a. Variabel Strategi Mengajar

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Srategi Mengajar

Interval

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 22-25 2 3.2 3.2 3.2

26-29 8 12.9 12.9 16.1

30-33 18 29.0 29.0 45.2

34-37 29 46.8 46.8 91.9

38-41 5 8.1 8.1 100.0

Total 62 100.0 100.0

Sumber : data yang telah diolah tahun 2014 menggunakan SPSS 17.0

Tabel 4.5 menunjukan bahwa 18 (45,2%) responden yang memperoleh

skor rata-rata antara 30-33. 10 (16,1%) responden memperoleh skor di bawah

rata-rata antara 26-29 dan respon yang lain yaitu 34 (91.9%) memperoleh skor

diatas rata-rata antara (35-37). Hasil tersebut diperjelas dengan diagram histogram

sebagai berikut:

Gambar 4.1. Histogram Strategi Mengajar di Kalangan Guru SMP Negeri I

Susukan

29

18

8

2 5

(7)

7 b. Variabel Kepemimpinan Guru

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Kepemimpinan Guru

Interval

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 21-25 6 9.7 9.7 9.7

26-30 10 16.1 16.1 25.8

31-35 25 40.3 40.3 66.1

36-40 14 22.6 22.6 88.7

41-45 7 11.3 11.3 100.0

Total 62 100.0 100.0

Sumber : data yang telah diolah tahun 2014 menggunakan SPSS 17.0

Tabel 4.6 menunjukan bahwa 25 (66.1%) responden yang memperoleh

skor rata-rata antara 31-35. 16 (25.8%) responden memperoleh skor di bawah

rata-rata antara 26-30 dan respon yang lain yaitu 21 (87.1%) memperoleh skor

(8)

8 Gambar 4.2. Histogram Kepemimpinan di Kalangan Guru SMP Negeri I

Susukan. c. Variabel Motivasi Belajar Siswa

Tabel 4.7 distribusi frekuensi motivasi belajar siswa

Interval

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 33-39 2 3.2 3.2 3.2

40-46 8 12.9 12.9 16.1

47-53 24 38.7 38.7 54.8

54-60 19 30.6 30.6 85.5

61-67 9 14.5 14.5 100.0

Total 62 100.0 100.0

Sumber : data yang telah diolah tahun 2014 menggunakan SPSS 17.0

25

14 10

(9)

9

Tabel 4.7 menunjukan bahwa 24 (54.8%) responden yang memperoleh

skor rata-rata antara 47-53. 10 (16.1%) responden memperoleh skor di bawah

rata-rata antara 40-46 dan respon yang lain yaitu 28 (85.5) memperoleh skor

diatas rata-rata antara (54-60). Hasil tersebut diperjelas dengan diagram histogram

sebagai berikut:

Gambar 4.3. Histogram Motivasi Belajar di Kalangan Siswa SMP Negeri I Susukan.

24 19

8 9

(10)

10 4.4.Analisis Lanjutan

4.4.1. Analisis Korelasi Ganda

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis korelasi

berganda untuk menghitungnya, maka harus dihitung terlebih dahulu

dengan korelasi product moment dari perarson.

a. Korelasi Antara Strategi Mengajar dengan Motivasi Belajar.

Perhitungan korelasi menggunakan pogram penghitungan data

statistik SPSS for windows versi 17.0. Sesuai dengan hipotesis yang

ditetapkan dan peneliti sudah mengetahui arah penelitian, maka signifikansi

yang digunakan adalah one-tailed atau uji satu sisi. Korelasi antara strategi

mengajar dengan motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini:

Tabel.4.9. Hasil Uji Korelasi antara strategi mengajar dengan motivasi belajar

Correlations

Strategimengajar Motivasibelajar

Strategimengajar Pearson Correlation 1 .466**

Sig. (2-tailed) .000

N 62 62

Motivasibelajar Pearson Correlation .466** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 62 62

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : data yang telah diolah tahun 2014 menggunakan SPSS 17.0

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa koofisien korelasi antara strategi

mengajar dengan motivasi belajar siswa sebanyak rxy= 0.466 pada taraf

(11)

11

hitung koofisien ini tergolong pada korelasi sedang. Jadi dapat dikatakan

bawa hubungan antara strategi mengajar dan motivasi belajar mempunyai

hubungan yang sedang. Koofisien korelasi tersebut + artinya terdapat

hubungan positif antara strategi mengajar dengan motivasi belajar.

Tabel.4.9 menunjukkan bahwa sig. (2-tailed) atau signifikansi dua

sisi menunjukkan angka sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa

signifikan antara strategi mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas VII

SMP Ngeri I Susukan, karena α < 0,05 (0,000 <0,05).

b. Korelasi Antara Kepemimpinan Guru dengan Motivasi Belajar.

Perhitungan korelasi menggunakan pogram penghitungan data

statistik SPSS for windows versi 17.0. Sesuai dengan hipotesis yang

ditetapkan dan peneliti sudah mengetahui arah penelitian, maka signifikansi

yang digunakan adalah one-tailed atau uji satu sisi. Korelasi antara

kepemimpinan guru dan motivasi belajar dapat dilihat pada tabel ini.

Tabel.4.10. Hasil Uji Korelasi Antara Kepemimpinan Guru dengan Motivasi Belajar

Correlations

Kepemimpinan

guru Motivasibelajar

Kepemimpinanguru Pearson Correlation 1 .053**

Sig. (2-tailed) .681

N 62 62

Motivasibelajar Pearson Correlation .053** 1

Sig. (2-tailed) .681

N 62 62

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(12)

12

Tabel 4.10 nampak bahwa koofisien korelasi antara kepemimpinan

guru dengan motivasi belajar siswa sebanyak rxy= 0.053 pada taraf

signifikansi 5%. Berdasarkan tabel 3.11 dapat disimpulkan bawa nilai

hitung koofisien ini tergolong pada korelasi rendah. Jadi dapat dikatakan

bawa hubungan antara kepemimpinan guru dengan motifasi belajar

mempunyai hubungan yang sangat rendah. Koofisien korelasi tersebut

positif artinya terdapat hubungan positif antara kepemimpinan guru dengan

motivasi belajar.

Tabel.4.10 menunjukkan bahwa sig. (2-tailed) atau signifikansi satu

sisi menunjukkan angka sebesar 0,681. Hal ini menunjukkan bahwa tidak

signifikan antara kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa kelas

VII SMP Negeri I Susukan, karena α > 0,05 (0,681>0,05).

c. Analisis Korelasi Berganda Strategi Mengajar dan Kepemimpinan Guru dengan Motivasi Belajar Siswa.

Uji korelasi berganda untuk mengetahui signifikan hubungan antara

strategi mengajar dan kepemimpinan guru dengan motivasi belajar secara

bersama – sama (sugiyono,2010). Adapun uji korelasi berganda dapat

(13)

13 Tabel 4.11. Uji Korelasi Berganda Strategi Mengajar dan Kepemimpinan

Guru dengan Motivasi Belajar Siswa. Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .467a .218 .191 6.109

a. Predictors:(Constant),kepemipinanguru, strategimengajar

Sumber : data yang telah diolah tahun 2014 menggunakan SPSS 17.0

Hasil uji korelasi ganda pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa koofisien

korelasi (r hitung) sebesar = 0,467 yang berarti terdapat hubungan antara strategi

mengajar dan kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa. Karena nilai

korelasi ganda berada di antara 0,40 – 0,599, maka dapat disimpulkan bahwa

terjadi hubungan yang sedang antara strategi mengajar dan kepemimpinan guru

dengan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri I Susukan

Tabel.4.12

Uji Koofisien Korelasi Berganda

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 613.050 2 306.525 8.213 .001a

Residual 2201.918 59 37.321

Total 2814.968 61

b. Predictors: (Constant), kepemipinanguru, strategimengajar c. Dependent Variable: motivasibelajar

Tabel 4.12 diperoleh nilai F hitung sebesar = 8,213 dengan α = 0,001 <

0,05. Dengan demikian dapat dikatakan strategi mengajar dan kepemimpinan guru

terdapat hubungan yang signifikan dengan motivasi belajar siswa kelas VII SMP

(14)

14

Besarnya sumbangan efektif kedua variabel adalah sebesar = 0,218. Hal ini

menunjukan bahwa prosentase sumbangan hubungan variabel strategi mengajar

dan kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa sebesar 21,8% atau

variasi variabel independent yang digunakan dalam model (strategi mengajar dan

kepemimpinan guru) mampu menjelaskan sebesar 21,8% variasi variabel

dependent (motivasi belajar siswa) sedangkan sisanya sebesar 78.2% (100% -

21,8%) berhubungan dengan variabel lain yang tidak dimasukan dalam model

penelitian ini.

4.5.Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Jika rxy ≤ dan nilai α > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak

2. Jikan rxy≥ dan nilai α < 0,05 Ha diterima dan Ho ditolak

Analisis data korelasi anatar strategi mengajar dengan motivasi belajar

diperoleh koofisien korelasi sebesar rxy = 0,466 maka Ha 1 diterima (koelasi

sedang), dan diperoleh angka signifikansi sebesar α = 0,000 < 0,05 maka Ho

ditolak (signifikan). Jadi hal tersebut dapat diartikan bahwa ada hubungan

positif dan signifikan antara strategi mengajar dengan motivasi belajar. Dengan

hasil korelasi yang positif dan signifikan ini dapat dinyatakan bahwa semakin

tinggi pula strategi mengajar semakin tinggi pula motivasi belajar. Begitu pula

sebaliknya semakin rendah strategi mengajar maka motivasi belajar akan

rendah pula.

Analisis data korelasi anatara kepemimpinan guru dengan motivasi

(15)

15

(sangat rendah), dan diperoleh angka signifikansi sebesar α = 0,681 > 0,05

maka Ho diterima (tidak signifikan). Jadi hal tersebut dapat diartikan bahwa

ada hubungan positif dan tidak signifikan antara kepemimpian guru dengan

motivasi belajar. Dengan hasil korelasi yang positif dan signifikan ini dapat

dinyatakan bahwa semakin tinggi pula kepemimpinan guru semakin tinggi pula

motivasi belajar. Begitu pula sebaliknya semakin rendah kepemimpinan guru

maka motivasi belajar akan rendah pula.

Analisis data korelasi anatara strategi mengajar dan kepemimpinan guru

dengan motivasi belajar diperoleh koofisien korelasi sebesar rxy = 0,467 maka

Ha diterima (korelasi sedang), dan diperoleh angka signifikansi sebesar α =

0,001 < 0,05 maka Ho ditolak (signifikan). Jadi hal tersebut dapat diartikan

bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara strategi mengajar dan

kepemimpinan guru dengan motivasi belajar. Dengan hasil korelasi yang

positif dan signifikan ini dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi strategi

mengajar dan kepemimpinan guru semakin tinggi pula motivasi belajar. Begitu

pula sebaliknya semakin rendah strategi mengajar dan kepemimpinan guru

maka motivasi belajar akan rendah pula.

4.6.Pembahasan Hasil Analisis

Pembahasan penelitian ini digunakan data dan informasi hasil temuan

yang diinteprestasikan dengan menggunakan landasan teori pada Bab II. Hasil

analisis yang telah dilakukan mengenai hubungan strategi mengajar dan

kepemimpinan guru dengan motivasi belajar pada Siswa SMP Negeri I

(16)

16

signifikan dengan motivasi belajar pada Siswa SMP Negeri I Susukan. Dapat

diketahui dari hasil perhiungan koefisien korelasi antara variabel (X1) strategi

mengajar dengan variabel (Y) motivasi belajar yang menunjukan koefisisen

korelasinya sebesar positif 0,466 dan signifikan. Sedangkan untuk tingkat

signifikansi dikatakan signifikan karena dari tabel nampak bahwa sig (2-tailed)

sebesar α = 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05)

Hal ini menunjukan bahwa strategi mengajar mempunyai korelasi

terhadap motivasi belajar Siswa SMP Negeri I Susukan, hal ini juga didukung

oleh teori Menurut Menurut Nana Sudjana dalam Sabri (2007:2) Strategi

mengajar pada dasarnya adalah tindakan guru dalam melaksanakan rencana

pembelajaran dengan menggunakan variabel pengajaran seperti tujuan, bahan,

metode dan alat serta evaluasi untuk mempengaruhi siswa mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

Hasil perhitungan diketahui kepemimpinan guru (X2) memiliki

hubungan yang positif dan tidak signifikan dengan variabel motivasi belajar

pada Siswa SMP Negeri I Susukan. Hasil yang diperoleh bahwa variabel

kepemimpinan guru (X2) memiliki koefisien korelasi 0,053 (positif) terhadap

variabel motivasi belajar pada Siswa SMP Negeri I Susukan Kristen Salatiga

(Y), dengan nilai signifikansi α = 0,05 > 0,681 sehingga tidak signifikan.

Sehingga kepemimpinan guru memiliki korelasi terhadap motivasi belajar

siswa, hal ini juga didukung oleh teori Menurut Robbins dalam sudarwan

(17)

17

kelompok ke arah pencapaian tujuan. Pengaruh itu menghasilkan dari interaksi

atas dasar posisi formal ataupun informal.

Hasil analisis korelasi diketahui bahwa ada hubungan positif dan

signifikan antara strategi mengajar dan kepemimpinan guru dengan motivasi

belajar siswa kelas VII SMP Negeri I Susukan sebesar rxy = 0,467.

Berdasarkan kriteria yang ada pada tabel 3.11, maka dapat diketahui bahwa

nilai hitung koofisien korelasinya termasuk dalam katagori sedang artinya

hubungan antara strategi mengajar dan kepemimpinan guru dengan motivasi

belajar siswa mempunyai hubungan sedang, sedangkan untuk tingkat

signifikansi dikatakan signifikan karena dari tabel.4.12 nampak bahwa sig atau

signifikansi α = 0,001 lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05). Hal ini berarti ada

hubungan yang positif dan signifikan antara strategi mengajar dan

kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri I

Susukan.

Prosentase sumbangan hubungan variabel strategi mengajar dan

kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa sebesar 21,8% atau variasi

variabel independent yang digunakan dalam model korelasi (strategi mengajar

dan kepemimpinan guru) mampu menjelaskan sebesar 21,8% variasi variabel

dependent (motivasi belajar siswa) sedangkan sisanya sebesar 78.2%

berhubungan atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam

Gambar

Tabel 4.1  Daftar Populasi  Kelas  Jumlah Siswa
Tabel.4.1.Tests of Normality
Tabel 4.2. Uji Linieritas Hubungan Strategi Mengajar dengan Motivasi Belajar Siswa
Tabel 4.4 Descriptive Statistics
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pertanyaan dalam kuesioner ini bertujuan untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap motivasi belajar di Kalangan Siswa

Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir strategi apa yang harus

menyelesaikan tesis dengan judul judul “ Hubungan antara Pengetahuan Bahan Ajar dan Motivasi Mengajar dengan Kinerja Mengajar Guru IPS SMP Negeri di Kabupaten

Hasil penelitian: menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi berprestasi, cara guru mengajar, dan dukungan keluarga terhadap disiplin

hubungan antara kemampuan mengajar dengan motivasi berprestasi guru. Mengetahui hubungan antara kemampuan guru mengajar

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara persepsi siswa terhadap gaya kepemimpinan guru dan motivasi belajar siswa kelas X SMK PGRI 2 Salatiga. Metode

Apabila hasil penelitian ini menemukan adanya hubungan signifikan antara pandangan siswa tentang keterampilan mengajar guru dengan motivasi belajar siswa,

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru dengan Motivasi Belajar Siswa kelas X