• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga T1 162009041 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga T1 162009041 BAB IV"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Deskripsi subyek penelitian

Subyek penelitian yang dilakukan di lakukan di tiga SMK Negeri 1

Salatiga, SMK Negeri 2 Salatiga, dan SMK Negeri 3 Salatiga yang berjumlah

tujuh puluh lima orang, baik guru PNS dan GTT. Ditinjau dari jenis kelamin,

jumlah responden laki-laki mempunyai prosentase sebesar 50,67% ( 37 guru ),

sedangkan perempuan 49,33 ( 38 guru ). Ditinjau dari jenis kelamin dapat

disimpulkan bahwa baik SMK Negeri 1 Salatiga, SMK Negeri 2 salatiga, SMK

Negeri 3 salatiga mempunyai guru yang hampir sama antara laki-laki dan

perempuan.

Deskripsi guru berdasarkan umur dilihat pada tebel 4.1 ( lampiran 3 ),

berdasarkan pada Tabel 4.1 diketahui bahwa prosentase tertinggi berada pada

kelompok umur 40-47 tahun yaitu sebesar 32%. Kelompok umur 24-31 tahun

berada pada prosentase 25,33% dengan frekuensi sebanyak 19 guru, kelompok

umur 32-39 tahun berada pada prosentase 29,33% dengan frekuensi sebanyak 22

guru. Kelompok umur 48-55 tahun berada pada prosentase 8% dengan frekuensi

guru sebanyak 6 guru dan kelompok umur 56-59 tahun berada pada prosentase

5,33% dengan frekuensi guru sebanyak 4 guru.

Berdasarkan Tabel 4.2 ( Lampiran 3 ) terlihat bahwa sebagian besar

responden memiliki masa kerja 8-15 tahun yaitu sebesar 41,33% dengan

(2)

prosentase 28% dengan frekuensi guru sebanyak 24 guru. Kelompok masa kerja

16-23 tahun dengan prosentase 20% dengan frekuensi guru sebanyak 15 orang.

Kelompok masa kerja 24-31 dengan prosentase sebesar 8% dengan frekuensi

sebanyak 6 guru. Kelompok masa kerja 32-35 dengan prosentase 2,67% dengan

frekuensi guru sebanyak 2 guru.

Berdasarkan Tabel 4.3 ( Lampiran 3 ) terlihat bahwa sebagian besar

responden adalah PNS yaitu sebesar 84% dengan frekuensi sebanyak 53 guru,

sedangkan GTT sebesar 16% dengan frekuensi sebanyak 12 guru.

1.2 Pengujian validitas dan reliabilitas

1.2.1 Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sejauh mana ketepatan alat

pengukur dapat mengungkap konsep gejala atau kejadian yang diukur. Untuk

menentukan uji validitas digunakan acuan Sugiono, dinyatakan bahwa suatu item

dikatakan valid jika koefisien korelasi item totalnya lebih dari atau sama dengan

0,30. Jadi jika korelasi tersebut kurang dari 0,30 maka instrumen dinyatakan tidak

valid.

Tabel 4.1

Rekapitulasi 30 Item Uji Validitas Kinerja Guru dari 75 Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga Tahun 2013

Variabel Corrected Item-Total Correlation

Keputusan

Variabel 1

Variabel 2

Variabel 3

Variabel 4

0.265

0.526

0.416

0.314

Tidak Valid

Valid

Valid

(3)

Variabel 5

Tabel 4.1 dapat dilihat dari 30 item intrumen variabel kinerja guru, 26 item

(4)

valid. Sesuai ketentuan uji validitas diatas, dijelaskan bahwa instrumen dapat

dinyatakan valid jika instrumen memiliki koefisien korelasi diatas 0,30,

sedangkan item instrumen yang memliki koefisien korelasi dibawah 0,30, maka

item dinyatakan tidak valid.

Tabel 4.2

Rekapitulasi 30 Item Uji Validitas Kompetensi Pedagogik Guru dari 75 Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga Tahun 2013

(5)

Variabel 20

variabel kompetensi pedagogik, 28 item instrumen variabel kompetensi pedagogik

dinyatakan valid dan 2 item dinyatakan tidak valid. Sesuai ketentuan uji validitas

diatas, dijelaskan bahwa instrumen dapat dinyatakan valid jika memiliki koefisien

korelasi diatas 0,30, sedangkan item instrumen yang memliki koefisien korelasi

dibawah 0,30, maka item dinyatakan tidak valid.

Tabel 4.3

(6)

Variabel 6

Tabel 4.3 dapat dilihat dari 15 item intrumen motivasi kerja guru, 13 item

instrumen variabel motivasi kerja gurudinyatakan valid dan 2 item dinyatakan

tidak valid. Sesuai ketentuan uji validitas diatas, dijelaskan bahwa instrumen

dapat dinyatakan valid jika instrumen memiliki koefisien korelasi diatas 0,30,

sedangkan item instrumen yang memliki koefisien korelasi dibawah 0,30, maka

item dinyatakan tidak valid

1.2.2 Uji reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana keandalan suatu

alat dapat digunakan lagi dalam penelitian yang sama. Hasil uji reliabilitas dapat

(7)

Tabel 4.4

Hasil Perhitungan 30 Item Uji Reliabilitas Kinerja Guru dari 75 Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga Tahun 2013

Cronbach’s Alpha Cronbach Alpha Based on Standardized Items

n of Item

0.884 0.885 30

Sumber: Hasil olah data berdasarkan angket, 2013

Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas pada Tabel 4.4 diatas menunjukkan

bahwa koefisien korelasi dari 26 instrumen variabel kinerja guru (Y) sebesar

0,884. Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas, dapat dinyatakan bahwa intrumen

variabel kinerja guru adalah reliabel. Berdasarkan interpretasi yang ditentukan

pada tabel 3.12 dapat diukur tingkat reliabilitasnya bahwa hasil uji variabel

kinerja guru ( Y ) berada pada kategori sangat kuat.. Hal ini telihat dari koefisien

korelasi sebesar 0,884 berada pada interval koefisien antara 0,8000-1,000 artinya

sangat kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian.

Tabel 4.5

Hasil Perhitungan 30 Item Uji Reliabilitas Kompetensi Pedagogik Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga Tahun 2013

Cronbach’s Alpha

Cronbach Alpha Based on Standardized Items

n of Item

0.900 0.904 30

Sumber: Hasil olah data berdasarkan angket, 2013

Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas pada Tabel 4.5 diatas

menunjukkan bahwa koefisien korelasi dari 28 instrumen kompetensi pedagogik

guru ( X1 ) sebesar 0,900. Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas, dapat

dinyatakan bahwa intrumen variabel kompetensi pedagogik guru adalah reliabel.

(8)

reliabilitasnya bahwa hasil uji variabel kompetensi pedagogik guru ( X1 ) berada

pada kategori sangat kuat. Hal ini telihat dari koefisien korelasi sebesar 0,900

berada pada interval koefisien antara 0,8000-1,000 artinya sangat kuat dan dapat

digunakan untuk pengumpulan data penelitian.

Tabel 4.6

Hasil Perhitungan 15 Item Uji Reliabilitas Motivasi Kerja Guru dari 75 Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga Tahun 2013

Cronbach’s Alpha

Cronbach Alpha Based on Standardized Items

n of Item

0.841 0.846 15

Sumber: Hasil olah data berdasarkan angket, 2013

Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas pada Tabel 3.1.1 diatas

menunjukkan bahwa koefisien korelasi dari 13 instrumen variabel motivasi kerja

guru ( X2 ) sebesar 0,841. Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas, dapat

dinyatakan bahwa intrumen variabel motivasi kerja guru adalah reliabel.

Berdasarkan interpretasi yang ditentukan pada tabel 3.12 dapat diukur tingkat

reliabilitasnya bahwa hasil uji variabel motivasi kerja guru ( X2 ) berada pada

kategori sangat kuat.. Hal ini telihat dari koefisien korelasi sebesar 0,846 berada

pada interval koefisien antara 0,8000-1,000 artinya sangat kuat dan dapat

digunakan untuk pengumpulan data penelitian.

1.3 Analisis pendahuluan

Analisis pendahuluan berupa analisis deskriftif yang merupakan cara

menganalisa data dengan mendeskripsikan data yang telah terkumpul

(9)

generalisasi, dengan menggunakan statistik deskriptif. Alat analisis yang dipakai

pada penelitian ini adalah mean, median, standar deviasi, varians dan estimasi.

1.3.1 Kinerja guru ( Y )

Kinerja guru adalah suatu hasil kerja yang yang memiliki kuantitas dan

kualitas dengan beban mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai dan mengevaluasi peserta didik dalam kurun waktu tertentu agar tercipta

pembentukan manusia yang potensial. Dalam menentukan kinerja guru digunakan

lima indikator untuk mengetahui bagaimana kinerja guru SMK Negeri se-Kota

Salatiga. Penentuan indikator kinerja guru yaitu kualitas kerja guru, kecepatan

kerja, inisiatif, kemampuan guru, dan komunikasi. Jumlah variabel kinerja guru

yang valid sebanyak 26 item dengan 30 alternatif jawaban.

Dalam penelitian ini yang didasarkan pada distribusi kinerja guru SMK

Negeri se-Kota Salatiga, memusat pada kelas interval ke-5 dan ke 6 dengan

frekuensi masing – masing 19 guru, diikuti kelas interval ke-7 dengan frekuensi

14 guru, kelas interval ke-4 dengan frekuensi 9 guru, kelas interval ke-2 dengan

frekuensi 8 guru, kelas interval ke-1 dengan frekuensi 4 guru.

Perhitungan tendensi pusat menunjukkan skor rat-rata 106,15. Perhitungan

dispersi dalam hal ini standar deviasi sebesar 11,8. Nilai tertinggi sebesar 126 dan

terendah 76. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tingkat keragaman skor

kinerja guru berada dalam kategori tinggi.

Pendugaan variabel kinerja guru dengan estimasi interval pada tingkat

(10)

SMK Negeri se-Kota Salatiga bergerak dari 101,4878 ke 110,8122 dengan tingkat

kesalahan 5% ( Lampiran 5 ).

1.3.2 Kompetensi pedagogik ( X1)

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran

mulai dari merencanakan program belajar mengajar sampai dengan menilai hasil

pembelajaran. Dalam menentukan kompetensi pedagogik guru digunakan

sepeuluh indikator untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru SMK Negeri

se-Kota Salatiga Jumlah kompetensi pedagogik yang valid sebanyak 28 item dengan

30 alternatif jawaban.

Dalam penelitian ini yang didasarkan pada distribusi kompetensi

pedagogik guru SMK Negeri se-Kota Salatiga, memusat pada kelas interval ke-5

dengan frekuensi 21 guru, diikuti kelas interval ke-4 dengan frekuensi 16 guru,

kelas interval ke-3 dengan frekuensi 14 guru, kelas interval ke-6 dengan frekuensi

11 guru, kelas iterval 2 dengan frekuensi 5 guru dan kelas interval 1 dan

ke-7 dengan frekuensi masing-masing 4 guru.

Perhitungan tendensi pusat menunjukkan skor rat-rata 104,79. Perhitungan

dispersi dalam hal ini standar deviasi sebesar 13,687. Nilai tertinggi sebesar 133

dan terendah 70. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tingkat keragaman

skor kompetensi pedagogik guru berada dalam kategori tinggi.

Pendugaan variabel kompetensi pedagogik guru dengan estimasi interval

pada tingkat keyakinan 95%. Ini berarti pada umumnya nilai rata-rata kompetensi

pedagogik guru pada 299 guru SMK Negeri se-Kota Salatiga bergerak dari

(11)

1.3.3 Motivasi kerja ( X2 )

Motivasi kerja guru adalah suatu aktifitas yang mendorong seseorang

untuk meningkatkan upaya yang tinggi yang terlihat dari dimensi internal dan

eksternal untuk melakukan kegiatan fisik dan mental agar tercapai tujaun yang

diharapkan secara positif dan secara negatif. Dalam menentukan motivasi kerja

guru digunakan tiga indikator untuk mengetahui motivasi kerja guru SMK Negeri

se-Kota Salatiga. Ketiga indikator menggunakan acuan dari David Mc. Clelland

yaitu kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan afiliasi dan kebutuhan akan

kekuasaan. Jumlah motivasi kerja guru yang valid sebanyak 13 item dengan 15

alternatif jawaban.

Dalam Dalam penelitian ini yang didasarkan pada distribusi motivasi kerja

guru SMK Negeri se-Kota Salatiga, memusat pada kelas interval ke-5 dengan

frekuensi 24 guru, diikuti kelas interval ke-4 dengan frekuensi 23 guru, kelas

interval ke-6 dengan frekuensi 11 guru, kelas interval ke-3 dengan frekuensi 8

guru, kelas interval ke-7 dengan frekuensi 7 guru dan kelas interval ke-1 dan ke-2

dengan frekuensi masing-masing 1 guru.

Perhitungan tendensi pusat menunjukkan skor rat-rata 55,47. Perhitungan

dispersi dalam hal ini standar deviasi sebesar 6,935. Nilai tertinggi sebesar 69 dan

terendah 30. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tingkat keragaman skor

motivasi kerja guru berada dalam kategori tinggi.

Pendugaan variabel motivasi kerja guru dengan estimasi interval pada

(12)

pedagogik guru pada 299 guru SMK Negeri se-Kota Salatiga bergerak dari

52,7373 ke 58,2027 dengan tingkat kesalahan 5% ( Lampiran 5 ).

1.4 Analisis lanjut

Pada bagian ini akan disajikan hasil analisis korelasi sederhana dan

korelasi berganda antara variabel kompetensi pedagogik dengan kinerja guru (

X1-Y), variabel motivasi kerja dengan kinerja guru ( X2-Y), dan variabel

kompetensi pedagodik dan motivasi kerja guru dengan kinerja guru ( Y-X1,X2)

yang disajikan pada Tabel berikut:

Tabel 4.7

Hasil Analisis Korelasi antara Kompetensi P

e

dagogik dan Motivasi Kerja Guru

dengan Kinerja Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga Tahun 2013

No. Variabel N Koefisien

Sumber : Hasil Olah Data Berdasarkan Angket, 2013

1.4.1 Hasil uji korelasi antara kompetensi pedagogik dengan kinerja guru

Berdasarkan hasil uji korelasi pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa

koefisien korelasi antara kompetensi pedagogik dan kinerja mengajar guru sebesar

0,691 dengan signifikan 0,000. Berpedoman pada taraf signifikansi 5% maka

diperoleh signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1

diterima. Hal ini menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara

(13)

tingkat kompetensi pedagogik guru, maka akan semakin tinggi pula kinerja guru,

sebaliknya semakin semakin rendah tingkat penguasaan kompetensi pedagogik

guru, maka akan semakin rendah kinerja guru. Besarnya nilai koefiien korelasi

sebesar 0,722 menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tergolong kuat.

1.4.2 Hasil uji korelasi antara motivasi kerja dengan kinerja guru

Berdasarkan hasil uji korelasi pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa

koefisien korelasi antara motivasi dan kinerja mengajar guru sebesar 0,768 dengan

signifikan 0,000. Berpedoman pada taraf signifikansi 5% maka diperoleh

signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal

ini menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja guru

dengan kinerja guru, semakin tinggi tingkat penguasaan tingkat motivasi kerja

guru, maka akan semakin tinggi pula kinerja guru, sebaliknya semakin semakin

rendah tingkat motivasi kerja guru, maka akan semakin rendah kinerja guru.

Besarnya nilai koefiien korelasi sebesar 0,757 menunjukkan bahwa hubungan

kedua variabel tergolong kuat.

1.4.3 Hasil uji korelasi berganda antara kompetensi pedagogik guru dan motivasi kerja guru dengan kinerja mengajar guru

Hasil uji korelasi berganda pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa koefisien

korelasi antara kompetensi pedagogik dan motivasi kerja dengan kinerja mengajar

guru diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,699 dengan signifikansi 0,000.

Berpedoman pada taraf signifkansi 5% maka diperoleh signifikansi 0,000 kurang

dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan secara

bersama-sama kedua variabel bebas yang digunakan memiliki hubungan positif dan

(14)

kategori kuat. Hasil ini menunjukkan bahwa bahwa jika penguasaan kompetensi

pedagogik dan motivasi kerja ada secara bersama-sama berdampak baik kepada

kinerja mengajar guru.

Nilai ρ menunjukkan koefisien korelasi, yaitu kemampuan variabel bebas

menjelaskan perubahan variabel terikat. Hasil uji tabel diatas menunjukkan

besarnya nilai ρ sebesar 0,699, hal ini berarti 69,9% perubahan kinerja guru

ditentukan oleh perubahan komptensi pedagogik dan motivasi kerja. Selebihnya

30,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

1.5 Uji hipotesis

Analisis uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui seberapa jauah hipotesis

penelitian yang telah disusun semula dapat diterima berdasarkan data yang telah

dikumpulkan untuk maksud itu.

1.5.1 Uji Hipotesis Kinerja Guru

Hipotesis Statistik

H0 : µ = 3

H1 : µ < 3

Setelah dilakukan perhitungan uji hipotesis dengan tekhnik satu mean,

diperoleh nilai Z sebesar 0,72 sedang Z0,05 : 1,96. Berdasarkan hasil

tersebut, maka diputuskan H0 ditolak dan H1 diterima. Perhitungan ini

mempunyai arti bahwa hipotesis yang menyatakan kinerja guru SMK

Negeri se-Kota Salatiga rendah ditolak pada tingkat signifikansi 0,05.

1.5.2 Uji hipotesis kompetensi pedagogik dengan kinerja guru

(15)

H0 : ρ = 0

H1 : ρ > 0

Setelah dilakukan uji hipotesis, didapat korelasi sebesar = 0,691. Hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel

kompetensi pedagogik dengan kinerja guru dengan tingkat hubungan tinggi

karena angka korelasinya berkisar antara ( 0,600-0,699 ). Berdasarkan hasil

tersebut maka diputuskan untuk menolak H0 dan menerima H1. Perhitungan ini

bermakna bahwa ada hubungan positif signifikan antara kompetensi pedagogik

dengan kinerja guru dapat diterima pada tingkat signifikan ρ = 0,05.

1.5.3 Uji hipotesis motivasi kerja guru dengan kinerja guru

Hipotesis statistik

H0 : ρ = 0

H1 : ρ > 0

Setelah dilakukan uji hipotesis, didapat korelasi sebesar = 0,768. Hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel

motivasi kerja guru dengan kinerja guru dengan tingkat hubungan tinggi karena

angka korelasinya berkisar antara ( 0,600-0,699 ). Berdasarkan hasil tersebut

maka diputuskan untuk menolak H0 dan menerima H1. Perhitungan ini bermakna

bahwa ada hubungan positif signifikan antara motivasi kerja guru dengan kinerja

guru dapat diterima pada tingkat signifikan ρ = 0,05.

1.5.4 Uji hipotesis kompetensi pedagogik dan motivasi kerja dengan kinerja

guru

(16)

H0 : ρ = 0

H1 : ρ > 0

Setelah dilakukan uji hipotesis, didapat korelasi sebesar = 0,699. Hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel

kompetensi pedagogik dan motivasi kerja guru secara bersama-sama dengan

kinerja guru dengan tingkat hubungan tinggi karena angka korelasinya berkisar

antara ( 0,600-0,699 ). Berdasarkan hasil tersebut maka diputuskan untuk menolak

H0 dan menerima H1. Perhitungan ini bermakna bahwa ada hubungan positif

signifikan antara kompetensi pedagogik dan motivasi kerja guru secara

bersama-sama dengan kinerja guru dapat diterima pada tingkat signifikan ρ = 0,05.

1.6 Pembahasan

1.6.1 Kinerja guru SMK Negeri se-Kota Salatiga

Berdasarkan hasil analisis pendahuluan terhadap 90 sampel guru SMK

Negeri se-Kota Salatiga, ternyata didapatkan hasil analisa bahwa kinerja guru

tinggi. Hasil analisis pendahuluan juga diperkuat dengan uji hipotesis yang

menyatakan bahwa kinerja guru rendah ditolak dengan tingkat signifikansi 0,05.

Tingginya kinerja guru tersebut berkaitan dengan kemampuan guru dalam

proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar guru mampu

menguasai materi dan mampu menggunakan metode pembelajaran yang membuat

siswa mampu menerima materi yang disampaikan oleh guru. Tingginya kinerja

guru juga dipengaruhi karena guru mempunya inisiatif, guru selalu berfikir positif

(17)

selalu berusaha untuk membuat kreatifitas dalam kegiatan belajar mengajar, dan

berusaha mencapai target yang diberikan oleh kepala sekolah.

Kinerja guru juga sangat dipengaruhi oleh guru dalam mengelola waktu.

Guru selalu berusaha untuk datang awal, dan berusaha untuk tidak telat ketika

akan memulai kegiatan belajar mengajar. Guru juga memanfaatkan waktu luang

sebaik mungkin untuk mengevaluasi kegiatan belajar mengajar. Tingginya kinerja

guru juga dipengaruhi oleh kualitas hasil kerja yang diperoleh guru dalam

kegiatan belajar mengajar. Hal ini dibuktikan dengan pemahaman siswa dalam

menerima materi yang diberikan oleh guru, dan pencapaian prestasi yang

diharapkan oleh guru. Komunikasi juga merupakan hal yang menentukan kinerja

guru. Dengan baiknya komunikasi yang dimiliki oleh guru, maka mutu

penyampaian matei yang diberikan dapat sampai kepada siswa, dan dengan

komunikasi yang baik maka guru dapat menguasai keadaan kelas.

Selain hal tersebut diatas, tingginya kinerja guru juga dapat dipengaruhi

oleh adanaya motivasi yang tinggi dari guru. Menurut Herzberg cara terbaik untuk

memotivasi seseorang adalah dengan cara memenuhi kebutuhan tingkat

tinnginya1. Guru di SMK Negeri merasa termotivasi ssehingga hasil kerja yang

didapat juga tinggi. Selain motivasi kerja guru mempengaruhi tingginya kinerja

guru, penguasaan kompetensi pedagogik guru jugan mempengaruhi kinerja guru.

Karena dengan mampu menguasai kompetensi pedagogik mulai dari

merencanakan pembelajaran sampai mengevaluasi pembelajaran maka guru dalam

(18)

melakukakn kegiatan belajar mengajar akan baik. Semakin baik penguasaan

kompetensi pedagogik guru maka akan semakin tinggi pula kinerja guru.

1.6.2 Hubungan kompetensi pedagogik dengan kinerja guru SMK Negeri se-Kota Salatiga

Dari hasil uji statistik yang ditunjukkan pada Tabel 4.7 dapat diketahui

bahwa koefisien korelasi antara kompetensi pedagogik dan kinerja guru sebesar

0.6912 pada signifikan 0,000. Hal ini mengandung arti bahwa ada hubungan

positif signifikan antara kompetensi pedagogik dengan kinerja guru. Hasil uji

juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang tinggi antara kompetensi pedagogik

guru dengan kinerja mengajar guru. Tingginya kompetensi pedagogik guru

ditentukan oleh guru mampu mengelola pembelajaran mulai dari merencakanan

program belajar mengajar sampai dengan menilai hasil pembelajaran dengan baik.

Kompetensi pedagogik memiliki hubungan yang tinggi terhadap kinerja

guru di SMK Negeri 1 Salatiga, SMK Negeri 2 Salatiga, SMK Negeri 3 Salatiga.

Hasil analisa ini sama dengan di lapangan bahwa guru telah melaksanakan

kompetensi pedagogik dengan baik, mulai dari merancang dan merencanakan

program pembelajaran, mengembangkan program pembelajaran, menilai proses

dan hasil pembelajaran. Guru selalu melakukan persiapan sebelum melakukan

kegiatan belajar sehingga guru mampu menguasai materi dan mampu

menyampaikan materi secara baik. Dari hasil pengamatan di lapangan pula untuk

mengembangkan kompetensi pedagogik guru, sebagian guru melakukan

penelitian dan mengikuti seminar-seminar pendidikan untuk mengembangkan

(19)

Berdasarkan deskripsi data, rata-rata guru memiliki skor kompetensi

pedagogik pada kategori sedang. Hal ini berarti sebagian guru telah mampu

menguasai kompetensi pedagogik guru, sehingga sebagian guru harus mampu

untuk mengembangkan kompetensi pedagogik yang dimilikinya. Jika kompetensi

pedagogik guru tinggi maka sejalan dengan Undang Undang No. 14 Tahun 2005

bahwa guru harus mampu menguasai empat kompetensi pedagogik guru salah

satunya kompetensi pedagogik agar dapat dikatakan sebagai guru profesioanal.

1.6.3 Hubungan motivasi kerja guru dengan kinerja guru SMK Negeri

se-Kota Salatiga

Dari hasil uji statistik sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.7 diketahui

koefisien korelasi antara motivasi kerja dan kinerja guru sebesar 0.768 pada

signifikan 0,000.. Hal ini mengandung arti bahwa ada hubungan positif signifikan

antara motivasi kerja dengan kinerja guru. Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin

tinggi motivasi kerja, maka meningkat pula kinerja guru. Meningkatnya motivasi

guru diakibatkan terpenuhinya kebutuhan guru akan kebutuhan prestasi, hal ini

dikarenakan adanya pengakuan dari kepala sekolah dan sesama guru akan prestasi

yang dimiliki guru, sehingga guru memiliki motivasi yang tinggi untuk

mengembangkan potensi yang dimiliki, motivasi yang tinggi juga dikarenakan

adanya kemajuan untuk meningkatkan karir dan tanggung jawab guru untuk

melaksanakan bidang yang ditangani.

Berdasarkan deskripsi data, rata-rata motivasi kerja guru berada pada

kategori tinggi. Tingginya motivasi guru dikarenakan guru merasa terpenuhi

(20)

keyakinan yang kuat bahwa guru mampu melaksanakan tugasnya sebagai

pengajar. Guru mempunyai perasaan mampu untuk menyelesaikan tugas-tugas

dan berusaha mengatasi hambatan-hambatan tanpa harus menunggu perintah dari

atasan.

Sejalan dengan pendapat winardi bahwa motivasi kerja adalah suatu

kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat

dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar

imbalan moneter dan imbalan non moneter yang berpengaruh pada kinerjanya

secara positif atau negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang

dihadapi orang yang bersangkutan.2 Guru yang melakukan pekerjaan dengan

memiliki motivasi yang tinggi maka guru akan memberikan kinerja yang tinggi

pula. Guru akan termotivasi jika guru diberi kesempatan untuk selalu

mengembangkan prestasi yang di milikinya. Guru juga akan memiliki motivasi

yang tinggi apabila di dalam lingkungan kerja di akui oleh sesama rekannya. Hal

ini terjadi karena guru merasa diakui oleh guru lain dan selain itu guru merasa

pekerjaannya dihargai oleh orang lain.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh puspitasari

terhadap guru di SMK 1 Magelang, yang menyatakan adanya hubungan positif

dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru dengan koefisien korelasi

sebesar rxy= 0, 721 pada taraf signifikansi 1%.

(21)

1.6.4 Hubungan antara kompetensi pedagogik dan motivasi kerja dengan kinerja guru SMK Negeri se-Kota Salatiga

Dari hasil uji statistik sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.7 diketahui

koefisien korelasi antara kompetensi pedagogik dan motivasi kerja dengan kinerja

guru sebesar 0.699 pada probabilitas 0,000. Hal ini mengandung arti bahwa ada

hubungan positif signifikan antara kompetensi pedagogik dan motivasi secara

bersama – sama dengan kinerja guru. Kompetensi pedagogik dan motivasi kerja

dengan kinerja guru berada pada kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan bahwa guru

mampu menguasai kompetensi pedagogik yang tinggi serta memiliki motivasi

yang tinggi pula untuk meningkatkan kinerjanya.

Sejalan dengan pendapat Silberman bahwa kinerja guru dapat diukur

dengan lima sub konsep yaitu tanggung jawab guru dalam mencapai tujuan

bersama, percaya diri yang menyangkut tumbuh dan berkembangnya motivasi

internal dalam melaksanakan pekerjaan, kompetensi dalam melaksanakan

tugasnya, kondisi yang menyangkut situasi dan kondisi di sekolah yang

memungkinkan guru dapat meningkatkan prestasi, dan komunikasi mengenai

adanya hubungan yang harmonis antara sesama warga di sekolah3. Pendapat lain

dikemukakan oleh Mitchell Terence bahwa kinerja guru mencakup lima aspek

dominan yaitu kualitas kerja, kecepatan kerja, inisiatif, kemampuan, dam

motivasi4.

Sesuai dengan pendapat diatas maka dapat dijelaskan banyak faktor yang

mempengaruhi kinerja guru. Variabel kompetensi pedagogik dan motivasi kerja

(22)

guru merupakan bagian dari faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Kedua

veriabel tersebut dapat menjelaskan bahwa 69,9% perubahan kinerja guru,

sedangkan hubungan lain masih dominan memmpengaruhi kinerja guru yaitu

Gambar

Tabel 4.1 Rekapitulasi 30 Item Uji Validitas Kinerja Guru dari 75 Guru SMK Negeri se-
Tabel 4.1 dapat dilihat dari 30 item intrumen variabel kinerja guru, 26 item
Tabel 4.2 Rekapitulasi 30 Item Uji Validitas Kompetensi Pedagogik Guru dari 75 Guru
Tabel 4.3 Rekapitulasi 30 Item Uji Validitas Motivasi Kerja Guru dari 75 Guru SMK Negeri
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi pedagogik guru dan motivasi kerja memiliki peranan penting bagi kinerja guru khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

Penelitian yang dilakukan oleh penulis memfokuskan kinerja guru dengan pada satu variabel yaitu motivasi berprestasi, dari hasil analisis penelitian menunjukkan

Hasil penelitian adalah ada pengaruh antara kompetensi pedagogik guru, kompetensi profesional guru, dan lingkungan belajar siswa terhadap motivasi belajar siswa

Seorang guru dituntut perannya untuk menjadi seorang yang profesional karena guru yang profesional pasti memiliki keempat kompetensi guru yaitu kompetensi

26 Saya dapat mengendalikan siswa dalam kelas 27 Siswa mengerti apa yang disampaikan oleh guru 28 Saya kurang mampu menguasai kelas, karena hasil. belajarnya

Potert atau gambaran dari kompetensi pedagogik dan profesional dilihat dari hasil observasi dan angket guru menunjukan bahwa kompetensi guru di SMP N 1 Salatiga adalah

Bedasarkan pada tabel 2 terlihat bahwa koefisien regresi kompetensi pedagogik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru karena nilai signifikan 0,001 &lt; 0,05

Adanya pengaruh antara kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru, ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Beni Habibi (2013) bahwa kompetensi