• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah drainase

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah drainase"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota merupakan tempat bagi banyak orang untuk melakukan berbagai aktivitas, maka untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan penduduknya harus ada sanitasi yang memadai, misalnya drainase. Dengan adanya drainase tersebut genangan air hujan dapat disalurkan sehingga banjir dapat dihindari dan tidak akan menimbulkan dampak ganguan kesehatan pada masyarakat serta aktivitas masyarakat tidak akan terganggu.

Drainase merupakan suatu sistem untuk menyalurkan air hujan. Sistem ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat, apalagi di daerah yang berpenduduk padat seperti di perkotaan.Drainase juga merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya).

Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permkaantanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.

Oleh karena itu, penulis mengambil tema drainase agar penulis dan pembaca dapat lebih mendalami lagi segala hal yang berkaitan dengan konstruksi drainase.

1.2. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan :

1. Agar penulis dan pembaca lebih mengetahui dan memahami segala hal yang berkaitan dengan drainase

2. Agar penulis dan pembaca lebih memahami dan dapat merencanakan saluran drainase

3. Agar penulis dan pembaca dapat menghitung kebutuhan alat, bahan tenaga kerja, serta biaya pelaksanaan drainase

(2)

BAB II

DRAINASE

2.1. Pengertian Drainase

Kata drainase berasal dari kata drainage yang artinya mengeringkan atau mengalirkan. Drainase merupakan sebuah sistem yang dibuat untuk menangani persoalan kelebihan air baik kelebihan air yang berada di atas permukaan tanah, maupun air yang berada di bawah permukaan tanah. Kelebihan air dapat disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi atau akibat dari durasi hujan yang lama. Secara umum drainase didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan pada suatu kawasan.

2.2. Fungsi Drainase

1. Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehigga lahan dapat difungsikan secara optimal.

2. Sebagai pengendali air kepermukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air/banjir.

3. Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.

4. Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.

5. Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehinga tidak terjadi bencana banjir.

2.3. Macam-Macam Drainase

2.3.1. Menurut Sejarah Terbentuknya 1. Drainase Alamiah ( Natural Drainase )

Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-bangunan penunjang seperti bangunan-bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang permanen seperti sungai.

(3)

2. Drainase Buatan ( Arficial Drainage )

Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan bangunan – bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.

2.3.2. Menurut Letak Bangunan

1. Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)

Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open chanel flow.

2. Drainase Bawah Permukaan Tanah ( Subsurface Drainage )

Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media dibawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan itu antara lain Tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman dan lain-lain.

2.3.3. Menurut Fungsi 1. Single Purpose

Adalah saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya seperti limbah domestik, air limbah industri dan lain – lain.

2. Multi Purpose

Adalah saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan baik secara bercampur maupun bergantian.

2.3.4. Menurut Konstruksi 1. Saluran Terbuka

Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.

(4)

2. Saluran Tertutup

Yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di kota/permukiman.

Gambar 2.1. Bentuk Saluran

2.4. Pola Jaringan Drainase

1. Siku

Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari pada sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada akhir berada di tengah kota.

Gambar 2.2. Pola Jaringan Drainase Siku

2. Pararel

Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.

(5)

3. Grid Iron

Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran-saluran pengumpulan.

Gambar 2.4. Pola Jaringan Drainase Grid Iron

4. Alamiah

Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar

Gambar 2.5. Pola Jaringan Drainase Alamiah

5. Radial

Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.

(6)

2.5. Prinsip-prinsip Umum Perencanaan Drainase

1. Daya guna dan hasil guna (efektif dan efisien)

Perencanaan drainase haruslah sedemikian rupa sehingga fungsi fasilitas drainase sebagai enampung, pembagi dan pembuang air dapat sepenuhnya berdaya guna dan berhasil guna.

2. Ekonomis dan aman

Pemilihan dimensi dari fasilitas drainase haruslah mempertimbangkan faktor ekonomis dan faktor keamanan.

3. Pemeliharan

Perencanaan drainase haruslah mempertimbangkan pula segi kemudahan dan nilai ekonomis dari pemilihan sistem drainase tersebut.

2.6. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Merencanakan Drainase

Permukaan

2.6.1. Kemiringan Melintang Perkerasan dan Bahu Jalan 1. Pada daerah jalan yang datar dan lurus

Penanganan pengendalian air untuk daerah ini biasanya dengan membuat kemiringan perkerasan dan bahu jalan mulai dari tengah perkerasan menurun/melandai kearah selokan samping.Besarnya kemiringan bahu jalan biasanya diambil 2% lebih besar daripada kemiringan permukaan jalan.

2. Daerah jalan yang lurus pada tanjakan/penurunan

Penanganan pengendalian air pada daerah ini perlu mempertimbangkan pula besarnya kemiringan alinyemen vertikal jalan yang berupa tanjakan dan turunan agar supaya aliran air secepatnya bisa mengalir ke selokan samping.

3. Pada daerah tikungan

Kemiringan melintang perkerasan jalan pada daerah ini biasnya harus mempertimbangkan pula kebutuhan kemiringan jalan menurut persyaratan alinyemen horizontal jalan. Karena itu kemiringan perkerasan jalan harus dimulai dari sisi luar tikungan menurun/meland ai kesisi dalam tikungan.

(7)

Besarnya kemiringan pada daerah ini ditentukan oleh nilai maksimum dari kebutuhan kemiringan alinyemen horizontal atau kebutuhan kemiringan menurut keperluan drainase.

2.6.2. Selokan Samping

Selokan samping adalah selokan yang dibuat disisi kiri dan kanan badan jalan. Fungsi selokan samping antara lain sebagai berikut :

1. Menampung dan membuang air yang berasal dari permukaan jalan.

2. Menampung dan membuang air yang berasal dari daerah pengaliran sekitar jalan.

3. Dalam hal daerah pengaliran luas sekali atau terdapat air limbah maka untuk itu harus di buat sistem drainase terpisah atau tersendiri.

Dalam pemilihan jenis material untuk seokan samping pada umumnya ditentukan oleh besarnya kecepatan rencana aliran air yang akan melewati selokan samping tersebut. Kecepatan aliran air ditentukan oleh sifat hidrolis penampang saluran, salah satunya adalah kemiringan saluran.

2.6.3. Plot rute jalan pada peta topografi

Plot rute ini untuk mengetahui gambaran/kondisi topografi sepanjang trase jalan yang akan direncakanan sehingga dapat membantu dalam menentukan bentuk dan kemiringan yang akan mempengaruhi pola aliran.

2.6.4. Inventarisasi data bangunan drainase

Data ini digunakan untuk perencanaan sistem drainase jalan tidak menggangu sistem drainase yang sudah ada.

2.6.5. Panjang segmen saluran

Dalam menentukan panjang segmen saluran berdasarkan pada kemiringan rute jalan dan ada tidaknya tempat buangan air seperti sungai, waduk dan lain-lain.

2.6.6. Luas daerah layanan

Digunakan untuk memperkirakan daya tampung terhadap curah hujan atau untuk memperkirakan volume limpasan permukaan yang akan ditampung saluran. Luasan ini meliputi luas setengah badan jalan, luas bahu jalan dan luas daerah

(8)

disekitarnya untuk daerah perkotaan kurang lebih 10 m sedang untuk luar kota tergantung topografi daerah tersebut.

2.6.7. Koefisien pengaliran

Angka ini dipengaruhi oleh kondisi tata guna lahan pada daerah layanan. Koefisien pengaliran akan mempengaruhi debit yang mengalir sehingga dapat diperkirakan daya tampung saluran. Oleh karena itu diperlukan peta topografi dan survey lapangan.

2.6.8. Faktor limpasan

Merupakan faktor/angka yang dikalikan dengan koefisien runoff, biasanya dengan tujuan supaya kinerja saluran tidak melebihi kapasitasnya akibat daerah pengaliran yang terlalu luas.

2.6.9. Waktu konsentrasi

Yaitu waktu terpanjang yang diperlukan untuk seluruh daerah layanan dalam menyalurkan aliran air secara simultan (runoff) setelah melewati titik-titik tertentu.

2.6.10. Analisa hidrologi dan debit aliran air

Menganalisa data curah hujan harian maksimum dalam satu tahun (diperoleh dari BMG) dengan periode ulang sesuai dengan peruntukannya (saluran drainase diambil 5 tahun) untuk mengetahui intensitas curah hujan supaya dapat menghitung debit aliran air.

(9)

BAB III

PERHITUNGAN PERENCANAAN

3.1. Dasar Teori Perencanaan

Pengendalian banjir pada dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun yang lebih penting adalah pertimbangan secara keseluruhan dan dicari sistem yang paling optimal. Kegiatan pengendalian banjir menurut lokasi atau daerah pengedaliannya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Bagian Hulu dan Bagian Hilir.

3.1.1. Tinggi Jagaan Saluran

Menurut SNI 03-3424-1994 : 24 besarnya tinggi jagaan bervariasi mulai dari 20 cm sampai 1,5 meter.

3.1.2. Data Curah Hujan

Curah hujan pada suatu daerah Catchment area akan menentukan besarnya debit banjir yang terjadi pada daerah studi. Karakteristik hujan pada suatu daerah akan berbeda dengan daerah lainnya, dengan diketahuinya besar curah hujan pada suatu daerah maka akan dapat diperkirakan intensitas hujan pada daerah tersebut dan nantinya akan digunakan untuk menghitung besarnya debit rencana.

3.1.3. Frekuensi Curah Hujan

Tiga parameter penting dalam Log-Person III yaitu harga rata-rata, simpangan baku dan koefisien kemencengan.

1. Hitung harga rata-rata curah hujan

(10)

3. Hitung koefisien kemencengan

4. Hitung logaritma hujan/banjir periode ulang T

Dimana K adalah variabel standar untuk X yang besarnya tergantung koefisien kemencengan G.

3.1.4. Intensitas Curah Hujan

Dalam perencanaan ini penulis menggunakan metode mononobe, karena metode ini lebih terarah dengan adanya ketersediaan bahan. Adapun rumusnya adalah:

Dimana:

R24 = tinggi hujan maksimum dalam 24 jam dalam mm

t = lama waktu konsentrasi dalam jam I = intensitas hujan dalam mm/jam

3.1.5. Koefisien Pengaliran

Berdasarkan tata cara perencanaan drainase SNI-03- 3424-1994, luas daerah pengaliran atas-batasnya tergantung dari daerah pembebasan dan daerah sekelilingnya ditetapkan seperti pada Gambar 1 berikut :

Gambar 1 Daerah pengaliran sumber: SNI – 1994

(11)

Keterangan:

L : batas daerah pengaliran (L1+L2+L3)

L1 : ditetapkan dari as jalan sampai tepi perkerasan L2 : ditetapkan dari tepi perkerasan sampai tepi bahu L3 : tergantung dari keadaan setempat, maksimum 100 m

Rumus untuk menghitung koefisien pengaliran adalah:

dimana :

C = Koefisien pengaliran gabungan

C1,C2,C3 = Koefisien pengaliran yang sesuai dengan tipe kondisi permukaan A1,A2,A3 = Luas daerah pengaliran yang diperhitungkan dengan kondisi permukaan

3.1.6. Debit Air Buangan Rumah Tangga

Untuk menghitung air untuk jumlah penduduk sama air yang dibuang kebutuhan air rata-rata tiap orang 150 liter/hari sedangkan faktor maksimum air bersih 1,75 faktor buangan maksimum dipakai 0,90.

3.1.7. Debit Banjir Rencana

Untuk Menghitung debit banjir rencana penulis menggunakan metode rasional, dengan rumus sebagai berikut:

Dimana :

Qr = Debit rencana dengan masa ulang T tahun (m3/detik) C = Koefisien pengaliran

I = Intensitas curah hujan (mm/jam) A = Luas daerah aliran dalam (km²)

(12)

3.1.8. Perencanaan Penampang

Dimensi yang ekonomis adalah saluran yang dapat melewatkan debit maksimum untuk luas penampang basah, kekasaran, dan kemiringan dasar tertentu. Dalam perencanaan ini penulis merencanakan penampang berbentuk trapesium.

3.1.9. Kecepatan Pengaliran

Untuk mendapatkan kecepatan air pada saluran dihitung dengan persamaan rumus kecepatan aliran seragam, yaitu:

Keterangan :

V : Kecepatan Aliran (m/dtk) R : jari – jari hidrolik (m) n : koefisien kekasaran manning S : kemiringan dasar saluran (%)

3.2. Perhitungan Rencana

Saluran untuk Dusun Kumu

3.2.1. Analisa Frekuensi Curah Hujan

(13)

1. Harga rata – rata curah hujan LOG Ẋ =

2. Harga simpangan baku

3. Koefisien kemencengan

Dengan nilai G 0,005 , selanjutnya menentukan koefisien kemencengan (K) maka nilai G dibulatkan menjadi 0,0. seperti dibawah ini:

(14)

3.2.2. Periode Ulang

Dengan menggunakan rumus LOG XT = LOG Ẋ +K . s maka didapat

hasilnya sebagai berikut: Log X 2 = 2,645 X 2 = 441,570

Nilai selanjutnya dapat dilihat pada tabel 3.

3.2.3 Intensitas Curah Hujan

1. Dengan menggunakan nilai R dengan priode 2 tahun

2. Dengan menggunakan nilai R dengan priode 5 tahun

3. Dengan menggunakan nilai R dengan priode 10 tahun

(15)

3.2.4. Koefisien Pengaliran

Prosedur untuk menghitung koefisien pengaliran adalah sebagai berikut: 1. Menentukan Luas Daerah Pengaliran

Luas daerah pengaliran ini didapat dari hasil perkalian batas daerah pengaliran yang diperhitungkan (L1, L2, L3) dengan panjang saluran drainase rencana. Hasil dari perkalian tersebut penulis tuangkan dalam tabel seperti dibawah ini:

2. Menentukan Nilai Koefisien Pengaliran ( C )

Nilai koefisien pengaliran ini diketahui berdasarkan pengamatan dilapangan, nilai koefisien ini ditentukan berdasarkan keadaan daerah/ tipe kondisi permukaan tanah pada daerah yang di amati. Kondisi yang diperhatikan sebagai berikut:

a. Kondisi jalan ( C1 ) b. Kondisi bahu jalan ( C2 )

c. Kondisi tata guna lahan disekitar daerah perencanaan ( C3 ) Nilai dari C1, C2, dan C3 bersumber pada SNI 03-3424-1994.

(16)

3.2.5. Debit Air Buangan Rumah Tangga

Setelah kami mengupulkan data penduduk sekitar aliran drainase rencana, maka penulis memperoleh data penduduk berdasarkan data yang diperoleh dari pengurus desa setempat, data yang penulis dapat bersumber dari ketua RT sekitar perencanaan. Adapun data yang kami peroleh sebagai berikut:

3.2.6. Debit Banjir Rencana

Pada perencanaan drainase ini penulis menggunakan priode ulang yang sesuai dengan daerah perencanaan. Metode yang digunakan untuk menghitung debit banjir rencana adalah metode rasional.

Untuk perhitungan selanjutnya lihat tabel dibawah ini:

3.2.7. Perencanaan Penampang Di ketahui data sebagai berikut : Qr = 3,655 m³/dtk

(17)

Kemiringan dasar saluran rencana = 0,01%

Bentuk trapesium paling ekonomis adalah setengah heksegonal, dengan persamaan sebagai berikut:

Untuk dimensi saluran selanjutnya dicantumkan dalam bentuk tabel.

Berikut ini gambar penampang drainase beserta dimensi nya.

3.2.8. Kecepatan Aliran

Untuk mentukan kecepatan aliran yang mengalir di saluran drainase di gunakan rumus manning :

(18)

Dimana rumus menentukan debit adalah : Q = A x V atau

V = Q/A. Maka:

V = 3,655/3,897 = 0,938 m/det

Untuk hasil perhitungan selanjutnya dicantumkan dalam tabel dibawah ini.

Berdasarkan hasil dari perhitungan dan pembahasan pada perhitungan dimensi saluran drainase dengan menggunakan metode yang sesuai dengan aturan-aturan yang dipakai dalm merencanakan drainase, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa besar dimensi saluran di dusun Kumu adalah lebar atas 3,5 m, lebar bawah 1,7 m dan tinggi saluran 1,4 m, dengan bentuk saluran trapesium.

(19)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.Kesimpulan

Tingkat curah hujan merupakan faktor alami yang tidak mungkin diatur oleh tangan manusia. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi atau menghindari kerusakan jalan perlu dilakukan pembenahan-pembenahan pada variabel atau faktor lain, diantaranya yaitu pada faktor sistem drainase. Drainase merupakan salah satu faktor terpenting dalam perencanaan jalan raya. Curah hujan dan tingkat kerusakan jalan memiliki hubungan yang bertolak belakang. Dalam hal ini, semakin tinggi curah hujan yang terjadi maka umur jalan akan semakin pendek, dan sebaliknya semakin rendah curah hujan maka umur jalan pun akan semakin panjang.

Sistem drainase memiliki kontribusi yang paling besar terhadap tingkat kerusakan jalan. Semakin baik sistem drainase tersebut, maka umur jalan akan semakin panjang. Untuk mencapai sistem drainase yang baik, maka diperlukan perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang baik.

4.2.Saran

Sebagai mahasiswa Teknik Sipil kita harus lebih memperhatikan segala aspek yang berhubungan dengan pembangunan. Namun tak hanya pembangunannya saja yang harus diperhatikan, pemeliharaan juga tak kalah pentingnya.

Pembenahan sistem drainase perlu dilakukan karena terbukti sistem drainase ini memiliki kontribusi yang paling besar terhadap kerusakan jalan dan bangunan lainnya. Pembenahan sistem drainase ini dapat dilakukan dengan cara memperhatikan tingkat kebersihan saluran drainase tersebut sehingga tidak mengganggu aliran air ataupun dengan merencanakan dengan matang saluran drainase tersebut.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Perencanaan Sistem Drainase Jalan (Pd-T-02-2006-B). Departemen Pekerjaan Umum Lubis Hamdani. Jurnal Perencanaan Saluran Drainase (Studi Kasus Desa Rambah). 2013 https://tsipilunikom.wordpress.com/2012/06/19/sistem-drainase/

http://architulistiwa.blogspot.co.id/2014/11/definisi-fungsi-dan-macam-macam-drainase_27.html

(21)

DAFTAR REFERENSI

A. Harga Semen Terbaru 2015

SEMEN

1. Semen Tiga Roda(Indocement) Rp. 61,000,-/sak 2. Semen Baturaja Rp. 62,000,-/sak 3. Semen Padang Rp. 60,000,-/sak 4. Semen Holcim Rp. 61,000,-/sak

Nama Produk Jenis Harga

Semen Tiga Roda 50kg PC Rp.

63.000,- Semen Tiga Roda 40kg Portland

Cement

Rp. 52.000,-

Nama Produk Jenis Harga

Semen Holcim 50kg PC Rp.

62.000,-

Semen Holcim 40kg Portland

Cement

Rp. 51.000,-

Nama Produk Jenis Harga

Semen Gresik 50kg PC Rp. 61.000,-

Semen Gresik 40kg Portland Cement Rp. 50.000,-

Nama Produk Jenis Harga

Semen Padang 50kg PC Rp.

60.000,-

Semen Padang 40kg Portland

Cement

Rp. 49.000,-

Nama Produk Jenis Harga

Semen Putih Tiga Roda Semen Putih Rp. 80.000,-

(22)

B. Harga Pasir Dan Batu Terbaru 2015 :

Harga Pasir Merapi

Spek Barang Satuan Harga

Pasir Merapi per m3 165.000

Pasir Batu/Sirtu per m3 125.000

Split per m3 175.000

Padas 4-5m3 155.000

Batu Split pick up 250.000,-

Batu Split truk 1.250.000,-

PASIR

Spesifikasi Barang satuan Harga (Rp.)

Pasir Putih Bangka m3 250.000,-

Pasir Putih Bangka pick up 550.000,-

Pasir Putih Bangka truk 1.330.000,-

Pasir Mundu m3 225.000,-

Pasir Mundu pick up 575.000,-

Pasir Mundu ton 3.750.000,-

Pasir Cileungsi truk 1.150.000,-

Pasir Cileungsi m3 185.000,-

BATU – MATERIAL STRUKTUR RUMAH

Spesifikasi Barang satuan Harga (Rp.)

Batako Semen Besar buah 2.500,-

Batu Bata Merah (biasa) buah 425,-

Batu Bata Merah (oven) buah 600,-

Batu Kali Belah m3 175.000,-

Batu Split pick up 250.000,-

Batu Split truk 1.250.000,-

Batu Knecker m3 200.000,-

http://hargabahanbangunan.co/harga-pasir-dan-batu-terbaru.html#sthash.42WAAQCN.dpuf

C.

Upah Harian Kerja Wilayah JABOTABEK(Agustus 2015)

Mandor / Kepala Tukang : Rp 150.000,-/hari Tukang batu : Rp 125.000 /hari Pekerja : Rp. 95.000,-/hari Cost and Free : 10% x Upah Keseluruan

(23)

D.

Material Pipa Galvanis

1. Pipa galvanis medium B ø ½" 59.333,33 M' 2. Pipa galvanis medium B ø ¾" 87.000,00 M' 3. Pipa galvanis medium B ø 1" 38.300,00 M' 4. Pipa galvanis medium B ø 1½" 60.300,00 M' 5. Pipa galvanis medium B ø 2" 123.333,33 M' 6. Pipa galvanis medium B ø 3" 145.833,33 M' 7. Pipa galvanis medium B ø 4" 116.830,00 M' 8. Pipa galvanis medium B ø 6" 235.600,00 M' 9. Pipa galvanis medium B ø 8" 333.380,00 M'

E. Material Pipa Pvc

1. Pipa PVC tipe AW dia 1" 10.041,67 M' 2. Pipa PVC tipe AW dia 11/2" 9.036,67 M' 3. Pipa PVC tipe AW dia 2" 12.853,33 M' 4. Pipa PVC tipe AW dia 3" 12.853,33 M' 5. Pipa PVC tipe AW dia 4" 18.476,67 M'

F. Material Buis Beton

1. Buis Beton Ø 20 cm 60.250,00 Bh

2. Buis Beton Ø 30 cm 84.350,00 Bh

3. Buis Beton Ø 40 cm 96.400,00 Bh

4. Buis Beton Ø 60 cm 140.000,00 Bh

5. Buis Beton Ø 80 cm 190.000,00 Bh

6. Got Normal U-20 36.150,00 Bh

7. Got Normal U-30 42.000,00 Bh

8. Got Normal U-40 50.000,00 Bh

9. Got Normal U-60 70.000,00 Bh

(24)

Gambar

Gambar 2.1.  Bentuk Saluran
Gambar 2.5.  Pola Jaringan Drainase Alamiah
Gambar 1 Daerah pengaliran  sumber: SNI – 1994

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendapatkan data curah hujan rerata harian maksimum daerah rata Aljabar (Indarto, ungan dapat dilihat menunjukkan bahwa dari 2 (dua) data stasiun curah hujan yang ada

Faktor-faktor hidrologi yang sangat berpengaruh dalam pengendalian banjir pada wilayah Semarang Timur ini adalah curah hujan dan intensitasnya. Curah hujan pada suatu daerah

Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area).Pada umumnya sistem drainase mayor

Parameter statistik data curah hujan yang perlu diperkirakan untuk pemilihan distribusi yang sesuai dengan sebaran data adalah sebagai berikut (suripin, 2004).. Selanjutnya

Curah hujan yang dipergunakan untuk penyusupan suatu rancangan pemanfaatan air dan pengendalian banjir adalah curah hujan harian maksimum yang terjadi pada daerah yang akan di

Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area).Pada umumnya sistem drainase mayor

Analisis data dilakukan dengan menganalisis analisis data curah hujan agar dapat menentukan urah hujan rencana, menentukan daerah tangkapan hujan, menentukan debit limpasan dan

Data Primer yang digunakan adalah Data curah hujan 20 tahun serta peta jaringan drainase, dan Data Sekunder yaitu Menghitung curah hujan rerata, curah hujan rancangan, intensitas hujan,