TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Putri Brikke Sukma Hartati
Putri Brikke Sukma Hartati
3308.100.079
3308.100.079
PERENCANAAN BANGUNAN INTAKE
PERENCANAAN BANGUNAN INTAKE
Intake adalah bangunan yang berfungsi sebagai pengambilan dimana air sungai dapat Intake adalah bangunan yang berfungsi sebagai pengambilan dimana air sungai dapat dialirkan menuju bangunan pengolahan dengan suspended solid (SS) seminimal mungkin. dialirkan menuju bangunan pengolahan dengan suspended solid (SS) seminimal mungkin. Intake harus dapat mengumpulkan air yang cukup untuk diolah dan didistribusikan sesuai Intake harus dapat mengumpulkan air yang cukup untuk diolah dan didistribusikan sesuai dengan kebutuhan. Intake yang letaknya di pinggir sungai harus mampu mengatasi masalah dengan kebutuhan. Intake yang letaknya di pinggir sungai harus mampu mengatasi masalah fluktuasi debi
fluktuasi debit dan t dan kualitas dari badan akualitas dari badan a ir yang digunakan sebagai sumber.ir yang digunakan sebagai sumber. Pengambilan air di sungai pada dasarnya dapat
Pengambilan air di sungai pada dasarnya dapat dilakukan dengan 2 cara:dilakukan dengan 2 cara: -- pengambilan bebas (tanpa bendung) pengambilan bebas (tanpa bendung)
-- pengambilan dengan bendung pengambilan dengan bendung Sungai mempuny
Sungai mempunyai paraai parameter yang sangat kompleks yang menjadi dasar dari desainmeter yang sangat kompleks yang menjadi dasar dari desain intake. Adapun parameter t
intake. Adapun parameter tersebut yaituersebut yaitu:: -- fluktuasi debit dan besar debitfluktuasi debit dan besar debit
-- kecepatan aliran, arah aliran dan sifat alirankecepatan aliran, arah aliran dan sifat aliran -- sedimen transportsedimen transport
Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam perencanaan
Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam perencanaan intake :intake : 1.
1. Intake sebaiknya terletak di tempat yang tidak deras alirannya sebab dapatIntake sebaiknya terletak di tempat yang tidak deras alirannya sebab dapat membahayakan intake, sehingga berakibat pada
membahayakan intake, sehingga berakibat pada terbatasnya air baku air minumterbatasnya air baku air minum.. 2.
2. Tanah disekitar intake harusnya cukup stabil, dan tidak mudah terkena erosi.Tanah disekitar intake harusnya cukup stabil, dan tidak mudah terkena erosi. 3.
3. Aliran air yang menuju intake seharusnya bebas dari hambatan dan gangguanAliran air yang menuju intake seharusnya bebas dari hambatan dan gangguan 4.
4. Intake sebaiknya berada di bawah permukaan sungai untuk menjamin air yang freshIntake sebaiknya berada di bawah permukaan sungai untuk menjamin air yang fresh dan mencegah masuknya benda-benda terapung.
dan mencegah masuknya benda-benda terapung. 5.
5. Untuk mencegah masuknya suspended solid yang ada pada dasar, sebaiknya inletUntuk mencegah masuknya suspended solid yang ada pada dasar, sebaiknya inlet diletakkan cukup di atas badan air.
diletakkan cukup di atas badan air. 6.
6. Untuk menghindari kontaminasi, intake seharusnya terletak cukup jauh dari sumber Untuk menghindari kontaminasi, intake seharusnya terletak cukup jauh dari sumber kontaminan.
kontaminan. 7.
7. Intake sebaiknya terletak di Intake sebaiknya terletak di hulu sungai.hulu sungai. 8.
8. Intake sebaiknya dilengkapi dengan saringan (screen). Ujung pipa pengambilan yangIntake sebaiknya dilengkapi dengan saringan (screen). Ujung pipa pengambilan yang berhubun
berhubungan dengan pompa sebaiknya juga gan dengan pompa sebaiknya juga diberi saringan (strainer).diberi saringan (strainer). 9.
9. Untuk muka air yang berfluktuasi, inlet yang ke sumur pengumpul (sum-Untuk muka air yang berfluktuasi, inlet yang ke sumur pengumpul (sum-well)sebaikny
10. Jika fluktuasi muka air musim kemarau dan musim penghujan terlalu besar dan sungai menjadi hampir kering di musim kemarau. Air dapat ditampung dengan membuat weir kecil yang memotong sungai.
11. Jika permukaan air sungai konstan dan tebing terendam, maka intake dapat dibuat di dekat sungai. Dalam keadaan ini air dialirkan ke pipa yang dilewatkan horizontal. Dalam hal ini inlet juga sebaiknya dilindungi dengan saringan kasar (overscreen) atau strainer.
J
enis-
Jenis Intake
Jenis-jenis intake yang sering digunakan untuk menampung air adalah: 1. R iver Intake
Biasanya berbentuk sumur pengumpul dengan pipa penyadap. Lebih ekonomis untuk air sungai yang memiliki level permukaan air musim hujan dan kemarau yang cukup tinggi.
2. Direct Intake
Biasanya digunakan untuk sungai atau danau yang dalam, dimana kemungkinan terjadi erosi pada dinding dan terjadi endapan pada bagian dasar.
3. Canal Intake
Digunakan untuk air yang berasal dari canal. Dinding chamber sebagian terbuka ke arah canal dan dilengkapi dengan saringan kasar. Dari chamber, air dialirkan dengan pipa yang ujungnya terdiri dari mouth berbentuk setengah bola yang berlubang-lubang. Karena konstruksi dari chamber di canal, lebar canal berkurang yang menyebabkan bertambahnya kecepatan yang mungkin menggerus tanah, dan untuk mencegahnya maka pada upstream dan down stream dilengkapi dengan
rip-rap.
4. R eservoir (Dam) Intake
Digunakan untuk mengambil air dari dam. Menara intake dibuat terpisah dengan dam pada bagian upstream.
5. Spring intake
Digunakan untuk mengambil air dari mata air. Dalam pengumpulan air dari mata air, harus dijaga agar kondisi tanah asli tidak terganggu. Air permukaan dekat mata air sebaiknya tidak meresap ke tanah dan bercampur dengan mata air. Untuk itu perlu
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Putri Brikke Sukma Hartati
3308.100.079
dibuatkan saluran untuk mengalirkan air permukaan secepat mungkin. Dinding pemotong hendaknya dibuat cukup dalam di lapisan yang mengandung air. Chamber
sebaiknya dilengkapi dengan perpipaan, value, manhole, dan overflow weir. 6. Intake Tower
Digunakan untuk air permukaan dimana kedalaman air di atas level tertentu 7. Intake Gate
Berfungsi sebagai screen, pintu air prasedimentasi.
Bagian-bagian Intake
Intake mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
1. Bell mouth strainer . Kecepatan melalui lubang strainer 0,15±0,3 m / dt.
Disarankan untuk kecepatan mendekati nilai terendah untuk mencegah masuknya kotoran.
o Diameter Strainer 6 ± 12 mm.
o Luas total permukaan strainer = 2 kali luas efektif (Luas total dari lubang ± lubang)
2. Cylindrical strainer
 Kriteria perencanaan sama dengan Bell mouth strainer.
 Sebaiknya digunakan pada saat gead air cukup tinggi di atas strainer.
 Sebaiknya berjarak 0,6 ± 1,0 m di bawah muka air terendah. Jika tidak mempunyai
lubang di bagian atas, strainer yang mempunyai lubang sebelah atas sebaiknya lebih dari 1 m di bawah muka air terendah.
3. Strainer struktur yang dibuat untuk melindunginya. 4. Pipa Gravitasi air baku.
 Untuk mencegah erosi dan sedimentasi, kecepatan air sebaiknya 0,6 ± 1,5 m/ dt.
 Ukuran pipa disesuaikan agar kecepatan pada LWL lebih besar dari 0,6 m/ dt dan pada HWL kecepatan lebih kecil dari 1,5 m/ dt. Dengan mengetahui head dan
kecepatan maka diameter pipa dapat dipilih. 5. I ntake Well (Sumuran)
 Untuk memudahkan pemeliharaan (maintenance) sebaiknya dibuat 2 sumuran atau
lebih.
 Waktu detensi sebaiknya 20 menit atau sumuran harus cukup besar untuk menjaga
Dasar dari sumuran sebaiknya 1 m dibawah dasar sungai atau 1,5 m di bawah muka air terendah.
 Ketinggian foot valve sebaiknya kurang dari 0,6 m dari dasar sumuran.
Sumuran sebaiknya rapat air dan terbuat dari beton. Tebal dinding sebaiknya 20 cm atau lebih kecil.
 Sumuran sebaiknya cukup kuat untuk melawan uplift pressure.
6. S uction pipe dari Low Lift Pump ( S uction pipe untuk pemompaan )
 Kecepatan dari pipa sebaiknya 1 ± 1,5 m / dt.
 Perbedaan ketinggian antara muka air terendah dengan pusat pompa sebaiknya tidak lebih dari 3,7 m.
 Jika permukaan pompa lebih tinggi dari LWL, maka jarak suction sebaiknya kurang dari 4 m.
 Lokasi pompa yang terletak dibawah LWL dengan ³floaded suction line³ lebih disukai dan kadang ± kadang cukup ekonomis.
7. Pipa Backwashing ( untuk membersihkan foot valve atau strainer )
 Kecepatan pipa sebaiknya tidak leboh dari 3 m/ dt.
 Dipakai air yang telah diolah.
 Kuantitas air untuk backwash sebaiknya 1/3 dari aliran dalam suction pipe.
POMPA INTAKE
Dalam perencanaan pompa intake, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
 Fluktuasi level air sungai
 Kandungan padatan air sungai
 Besar arus sungai
 Kondisi fisik sungai
Dalam pemilihan jenis pompa intake, ada beberapa alternatif pemilihan antara lain : 1. Pompa Sentrifugal (Tidak terendam air)
 Biasa digunakan untuk sistem direct intake maupun intake tidak langsung.
 Ujung pipa suction diletakkan sampai di bawah level a ir terendah.
 Dapat digunakan apabila fluktuasi level sungai kecil.
 NPSH yang tersedia pada sistem sangat berhubungan dengan level air sungai. Pada saat level air maksimum maka NPSH sistem yang tersedia cukup besar daripada
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Putri Brikke Sukma Hartati
3308.100.079
saat level air minimum. Hal ini mempengaruhi penempatan pompa, dimana pompa harus diletakkan sedemikian rupa agar terpenuhi walau level muka airnya rendah.
 Sering terjadi perubahan static suction head akibat adanya perubahan level muka air sungai, dimana akan mempengaruhi karakteristik sistem yang ada sehingga mempengaruhi kapasitas yang dialirkan. Pada saat level air sungai minimum, kapasitas aliran lebih kecil daripada level air sungai maksimum. Karena itu untuk sistem ini sering diperlukan beberapa kara kteristik pompa yang berbeda.
 R umah pompa yang dibutuhkan harus kedap air terutama pada daerah yang rawan
banjir, karena motor akan terbakar bila terendam air.
 Harga pompa ini lebih murah dan mudah ditemukan di pasaran.
2. Pompa Sentrifugal Submersible.
 Biasa digunakan untuk sistem intake tidak langsung, karena pompa dilindungi dengan bangunan permanent.
 Aliran stabil sehingga pengaruh aliran relatif kecil.
 NPSH tidak terlalu menjadi masalah karena pompa terendam air.
 Pompa submersible harus terendam air sampai ketinggian tertentu dari level air sungai terendah. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat mencegah terjadinya pusaran air jika ketinggiannya melebihi batas yang disyaratkan. Pusaran air dapat menyebabkan masuknya udara ke dalam pompa dan terjadi kavitasi. Pompa ini sebaiknya dilengkapi dengan switch level pada level tertentu, sehingga bila pompa tidak terendam air maka pompa akan mati secara otomatis.
 Penempatan pompa harus pada tempat permanen agar tidak dipengaruhi oleh atus
sungai bahkan sampai terbawa arus sungai dan peletakannya di bawah level air terendah.
 Level air yang berubah ± ubah menyebabkan perubahan pada karakteristik pompa.
 Pompa sistem ini agak sukar dalam pemeliharaan dan harganya cukup mahal.
3. Pompa Non Clogging.
Digunakan jika kandungan padatan tersuspensi air sungai sangat tinggi. Harga pompa ini sangat mahal.
PERHITUNGAN INTAKE
DESAIN INTAKE
Misal ada 10 intake, dengan kapasitas total 7900 L/det, jadi tiap intake berkapasitas 790 L/det.
» Intake berupa river intake (intake well)
» Kapasitas intake = ( No. NR P Terakhir x 100) L/det = (79 x 100) L/det
= 7900 L/det ; dibuat 10 intake = 790 det L = 0,79 det 3 
» Kekeruhan : ( No. NR P terakhir x 10) NTU = (79 x 10) NTU
= 790 NTU
» Zat Organik : ( No. NR P terakhir x 1,50) mg/l = (79 x 1,50) mg/l
= 118,5 mg/l
a. Bar Screen
Sebelum air melalui pipa sadap air baku terlebih dahulu air yang berasal dari sungai harus melewati bar screen yang berfungsi agar kotoran, sampah tida k ikut masuk ke pipa sadap air baku, data perencanaan untuk bar screen adalah :
Q = 790 l/dt
Tebal bar (w) = 10 mm
Jarak antar bar (b) = 30 mm
Bentuk bar shape edge rectangular dengan faktor bentuk 2,43 Kemiringan bar terhadap dasar saluran = 75o
Tinggi bar = 0,75 m = 75 cm
Kecepatan air antar bar = 0,45 m/s Perhitungan :
Luas Bukaan screen (A) = 2
3 7556 , 1 / 45 , 0 / 79 , 0 m s m s m v Q ! !
Luas Bukaan screen saat bersih (a) = m
s m m h A 63 , 2 / 75 , 0 98 , 1 2 ! !
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Putri Brikke Sukma Hartati
3308.100.079
Jumlah space antar bar = 88space
30mm 1000mm/m x 2,63m bar antar jarak ! ! a
Jumlah bar = jumlah space antar bar ± 1 = 88 ± 1 = 87 bar
Lebar total bar screen=(jumlah space antar barx30mm)+(jumlah barx10mm) = ( 88 x 30 ) + ( 87 x 10 )
= 3510 mm = 3,51 m
Kecepatan di saluran menuju bar screen dengan h saluran = 1 m adalah :
V saluran = Q 0,658m/ s m 1,2 x 1m /s m 0,79 saluran lebar saluran x h 3 ! !
Headloss yang melalui bar screen saat kondisi bersih adalah :
=
x o xg Vantarbar x ¡ x sin75 2 b 2 3 4¹
º
¸
©
ª
¨
F
=
x m s m x s m x x sin75o 0,0054 / 81 , 9 2 / 45 , 0 30 10 43 , 2 2 2 3 4!
¹
º
¸
©
ª
¨
Pembersihan bar screen dilakukan secara manual dengan menggunakan garpu penggaruk, pembersihan dilakukan jika luas bukaan screen sudah 50 % tertutupi (clogging)
Luas bukaan screen saat clogging (A50) = 50 % x A
= 50 % x 1,7556 = 0,8778 m2
Kecepatan antar bar screen saat clogging = m s
m s m A Q / 676 , 0 8778 , 0 / 79 , 0 2 3 50
!
!
Headloss yang melalui bar screen saat clogging adalah :
=
x m s m x s m x x sin75o 0,013 / 81 , 9 2 / 676 , 0 30 10 43 , 2 2 2 3 4!
¹
º
¸
©
ª
¨
b. Pipa sadap air baku
Karena pada sungai sumber air baku digunakan bendung karet sehingga level air tetap dan tidak berubah. Dengan adanya bendung karet ini maka pemakaian pipa sa dap air baku menjadi berkurang.
Direncanakan : V = 1
det m
Q tiap pipa = 4 det 79 , 0 m3 = 0,1975 det 3 m A tiap pipa = V Q = det 1 det 0,1975 3 m m = 0,1975 m2 A tiap pipa = 4 1  D2 D pipa =
T
A 4 =T
0,1975 4 x = 0,501 m = 501 mm D pipa yang dipakai = 550 mm.Check V : A pipa = V Q V pipa = A Q = 2 4 1 D Q
T
= 2 ) 55 , 0 ( 4 1 0,1975T
= 0,83 m/det V asumsi § V check ( OK ! ) - Perhitungan Headloss : L direncanakan 3 m Hf = 85 , 1 63 , 2 ) 2785 , 0 (¼
½
»
¬
«
xC x D Q x L = 85 , 1 63 , 2 ) ) 55 , 0 ( 120 2785 , 0 ( 0,1975¼
½
»
¬
«
x x x 3 = 0,001382 m = 1,382 x10-3 m» Sumuran berbentuk persegi panjang dengan panjang = lebar A = P x L ««.  P = L A = P2 A = H total volume = m m 25 , 4 474 3 = 111,53 m2 111,53 m2 = P2 P = 111,53 = 10,56 m2 L = P = 10,56 m2 » Check td : A = P x L A = ( 10,56 m )2 = 111,53 m2 Volume = A x H total = 111,53 m2 x 4,25 m V = 474 m3 td = Q V = menit x m m det 60 det 0,395 474 3 3 td = 20 menit td asumsi § td check ( OK ! )
d. Strainer
» Direncanakan : Bell mouth strainer yang dipasang pada ujung pipa suction V = 1,5
det m
Strainer adalah semacam pelapis halus (saringan halus) yang diletakkan pada pipa-pipa suction yang ada pada sumuran intake, dimana terdapat 2 pipa suction untuk tiap sumuran (intake well). Jadi total terdapat 4 buah pipa suction.
» Q = 4 det 395 , 0 m3 Q = 0,09875 det 3 m
» Aef ( luas lubang / luas penampang efektif ) =
" Q = det 5 , 1 det 0,09875 3 m m
T U P& ' & NC N N B N UN N P& N ) H N 0 ' 1 0 NU1
Putri
2rikk
3Sukma
4artati
5 5 6 7 81
6 6 867
9 Pompa Bar Screen Pi pa Sadap Intake Well Strainer Pi pa Gate valve Check valve Aef = 0,0 58 det @ m » Luas total permukaan stainer ( Agross) = 2 x Aef= 2 x 0,0 58 m2 = 0,1 1 m2
» A gross = 1  D2 (Luas Permukaan strainer)
D strainer = T xAgross 4 = T 4 x = 0,409 m § 450 mm » Check : Agross = 4  D 2 Agross = 0, 3 m2 Aef = 2 Agross = 2 3 , 0 m2 = 0,0 58 m2 = Aef Q = 2 3 0,0 58 e 0,098 5 m m = ,5 e m  asumsi § check ( OK ! ) e.
Pompa
 Pompa yang digunakan pada persamaan ini adalah pompa sentrifugal submersible.
 Pompa yang digunakan adalah 3 pompa intake dimana seluruhnya beroperasi dan apabila dilakukan perawatan 2 pompa beroperasi dan satu dibersihkan/ istirahat.
Pengoperasian pompa ini diatur dengan gate valve.
 Suction diletakkan 0,5 m dari dasar sumuran.
 Pompa diletakkan diatas sumuran (intake well)
 Debit pompa yang digunakan adalah debit tahap I = 500
det L Debit total = 790 det L Debit tahap I = 450 det L Debit tahap II = 340 det L
Untuk menghitung pompa digunakan debit tahap I, sehingga saat ada tahapan kedua tinggal menambah pompa.  Q tahap I = 450 det L = 0,45 det 3 m  Q pompa = 2 det 450 L = 225 det L = 0,225 det 3 m
 Jumlah pipa suction 2 untuk tiap intake, sehingga 2 sumuran intake menggunakan 4 pipa suction.  Pipa Suction Q pipa = 4 det 450 L = 112,5 det L = 0,1125 det 3 m A = A Qpipa = det 5 , 1 det 1125 , 0 3 m m = 0,075 m2 A = 4 1  D2 D =
T
A 4 =T
075 , 0 4 x = 0,309 m § 350 mmTUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Putri Brikke Sukma Hartati
3308.100.079
 Check V : V = A Q = 2 4 1 D QT
= 2 3 ) 35 , 0 ( 4 1 det 1125 , 0T
m = 1,2 det m Vasumsi § Vcheck ( OK ! ) Kehilangan tekanan pada pipa :
¾ Mayor Losses :
Pipa Sucti
on
Hf = 85 , 1 63 , 2 ) xCxD 2785 , 0 ( Q x L L = ( 0,5 + 1,5 + 0,7 ) m L = 2,7 m D = 350 mm C = 130 Hf = 85 , 1 63 , 2 ) ) 35 , 0 ( 120 2785 , 0 ( 125 , 0¼
½
»
¬
«
x x x 2,7 = 0,0144 mPipa Discharge :
Hf = 85 , 1 63 , 2 ) xCxD 2785 , 0 ( Q x LDirencanakan air dipompa ke atas sehingga pada proses selanjutnya sistem gravitasi yang berjalan. Ketinggian jalan raya +7.00, reservoir akhir direncanakan 1 m dibawah elevasi
jalan, jadi elevasi reservoir +6.00. Kehilangan tekan selama pengolahan direncanakan 5 m (Berdasar kenyataan bahwa kehilangan tekan difilter 1±2 m ).
Jadi elevasi pipa discharge +10.00
L discharge = 10,00 ± 3,5 = 6,5 m Hf = 85 , 1 63 , 2 ) ) 35 , 0 ( 120 2785 , 0 ( 125 , 0
¼
½
»
¬
«
x x x 6,5 = 0,034 mHf mayor losses = Hf suction + Hf discharge = ( 0,0144 + 0,034 ) m
= 0,0484 m ¾ Minor Losses :
Direncanakan ada 6 belokan :
Hf = 6 K
¹¹
º
¸
©©
ª
¨
g B 2 2V yang digunakan yaitu V check.
K = 6,5 Hf = 6 (6,5)
¹¹
º
¸
©©
ª
¨
) 8 , 9 ( 2 ) 3 , 1 ( 2 = 3,36 m Akibat fitting tee aliran cabang (1buah) :K = 14 Hf = K
¹¹
º
¸
©©
ª
¨
g C 2 2 Hf = 14¹¹
º
¸
©©
ª
¨
) 8 , 9 ( 2 ) 3 , 1 ( 2 = 1,21 mAkibat fitting tee aliran lurus (2 buah) : K = 4,0 Hf = 2 K
¹¹
º
¸
©©
ª
¨
g D 2 2 Hf = 2 (4,0)¹¹
º
¸
©©
ª
¨
) 8 , 9 ( 2 ) 2 , 1 ( 2 = 0,59 m Akibat valve (1 buah) :TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Putri Brikke Sukma Hartati
3308.100.079
Hf = K¹¹
º
¸
©©
ª
¨
g E 2 2 Hf = 1,4¹¹
º
¸
©©
ª
¨
) 8 , 9 ( 2 ) 2 , 1 ( 2 = 0,103 m Hstatis = Lsuction+ Ldischarge= 2,7 + 6,5 = 9,2 m
Hf total = Hf mayor losses + Hf minor losses + H static = 0,0484 + ( 3,36 + 1,21 + 0,59 + 0,103 ) + 9,2 = 14,51 m
C
heck V dengan Q tahap II :
Q = 340 det L = 0,34 det 3 m Q pipa = 4 det 34 , 0 m3 = 0,085 det 3 m
Digunakan Ø 350 mm ( hasil perhitungan dengan Q tahap I ) : A pipa = 4 1  D2 = 4 1  (0,35)2 = 0,096 m2 V pipa = Apipa Qpipa = 2 3 096 , 0 det 085 , 0 m m = 0,885 det m V < 2,5 det m ( dianggap memenuhi )
Jadi diameter suction yang digunakan tetap diameter dari hasil perhitungan dengan Q tahap I yaitu 350 mm, namun dengan head tahap II. Berikut adalah perhitungan headloss tahap II.
¾ Mayor Losses :
Pipa Sucti
on :
Hf = 85 , 1 63 , 2 ) 2785 , 0 (¼
½
»
¬
«
xC x D Q x L L = 2,7 mD = 350 mm C = 120 Hf = 85 , 1 63 , 2 ) ) 35 , 0 ( 120 2785 , 0 ( 085 , 0
¼
½
»
¬
«
x x x 2,7 = 0,00707 mPipa Discharge :
Hf = 85 , 1 63 , 2 ) 2785 , 0 (¼
½
»
¬
«
xCxD Q x L L = 6,5 m D = 250 mm C = 120 Hf = 85 , 1 63 , 2 ) ) 35 , 0 ( 120 2785 , 0 ( 085 , 0¼
½
»
¬
«
x x x 6,5 = 0,017 mHf mayor losses = Hf pipa suction + Hf pipa discharge = (0,00707 + 0,017) m
= 0,02407 m
¾ Minor Losses :
- Direncanakan terdapat 6 belokan, headnya ialah :
Hf = 6 K
¹¹
º
¸
©©
ª
¨
g F 2 2 K = 6,5 Hf = 6 (6,5)¹¹
º
¸
©©
ª
¨
) 8 , 9 ( 2 ) 02 , 1 ( 2 = 2,07 m- Akibat fitting tee aliran cabang (1 buah) : K = 14 Hf = K
¹¹
º
¸
©©
ª
¨
g G 2 2TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Putri Brikke Sukma Hartati
3308.100.079
= 14¹¹
º
¸
©©
ª
¨
) 8 , 9 ( 2 ) 02 , 1 ( 2 = 0,743 m- Akibat fitting tee aliran lurus (2 buah) : K = 4,0 Hf = 2 K
¹¹
º
¸
©©
ª
¨
g H 2 2 = 2 (4,0)¹¹
º
¸
©©
ª
¨
) 8 , 9 ( 2 ) 02 , 1 ( 2 = 0,425 m- Akibat valve (1 buah) :
K = 1,4 Hf = K
¹¹
º
¸
©©
ª
¨
g I 2 2 = 1,4¹¹
º
¸
©©
ª
¨
) 8 , 9 ( 2 ) 02 , 1 ( 2 = 0,074 m Hf minor losses = (2,07 + 0,743 + 0,425 + 0,074) m = 3,312 mH statis = L suction + L discharge = (2,7 + 6,5) m
= 9,2 m
Hf total = Hf mayor losses + Hf minor losses + H statis = (0,02407 + 3,312 + 9,2) m = 12,54 m Dengan Q = 450 det L (Q tahap I) Hf = 27,781 m n = 1750 L/ men
Didapat karakteristik pompa sbb :
 Type pompa ETA ± N
 Ukuran 200 x 150 ± 315
 Daya pompa 90 KW