• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. PERANCANGAN BANGUNAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. PERANCANGAN BANGUNAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

3. PERANCANGAN BANGUNAN

3.1. Program dan Besaran Ruang 3.1.1. Program ruang

Dalam Bangunan ini dibagi menjadi dua macam fasilitas, yaitu: 1. Daerah publik

Merupakan daerah dimana fasilitas-fasilitas penunjang yang ditujukan bagi penumpang dan bersifat umum, meliputi fasilitas pelayanan stasiun dan fasilitas penunjang pelayanan, diantaranya adalah:

• Loket Karcis • Ticket Hall • Hall Kedatangan • Peron

• Ruang Tunggu VIP • Kantor Ekspedisi • Kantor Biro Perjalanan • Kios

• Restaurant dan Kafetaria • Fasilitas Toko Souvenir • Halte dan Pool Taxi • Poliklinik

• Musholla

• Fasilitas Penunjang Eksklusif

2. Daerah non publik

Merupakan daerah yang hanya boleh dimasuki oleh orang tertentu saja, seperti pengelola, operasional atau juga staf administrasi yang meliputi kantor pengelola, serta bagian service dan penunjangnya.

(2)

3.1.2. Besaran Ruang

Berdasarkan program ruang serta kebutuhan luasan ruang, maka luas ruang hasil rekapitulasi yang terjadi adalah sebagai berikut :

1. Fasilitas Pelayanan Stasiun = 1.491 m2

2. Fasilitas Pemberi Layanan Stasiun = 730 m2

3. Fasilitas Penunjang = 1.776 m2

4. Fasilitas Pelengkap = 8.558 m2

5. Service = 516 m2

TOTAL = 13.071 m2

Sedangkan untuk perincian program kebutuhan ruang serta luasannya dapat dilihat pada lampiran 5.

3.2. Pengolahan Bentuk 3.2.1. Lahan

Lahan tapak yang digunakan merupakan lahan datar yang berbentuk segiempat . Sedangkan bentuk massa bangunan didesain memanjang mengikuti tapak dan jalur-jalur rel kereta api yang ada. Bentuk lahan dibiarkan seperti apa adanya dengan pemanfaatan bagian depan lahan yang luas untuk area parkir, mengingat banyaknya penumpang yang ditargetkan yang harus diimbangi dengan adanya fasilitas parkir yang memadai untuk jumlah penumpang tersebut.

3.2.2. Massa Bangunan

Penataan massa bangunan berkaitan erat dengan konsep sirkulasi yaitu stasiun kereta api merupakan titik utama dari awal perjalanan (starting point) dan akhir perjalanan (ending point) dimana awal perjalanan bisa dilakukan dari manapun juga, namun akhir perjalanannya menuju pada suatu titik. Dalam hal ini, stasiun yang dianggap sebagai ending point akan menjadi suatu starting point baru yang akan menuju ending point yang lain.

Dalam hal ini, sistem sirkulasi juga dipengaruhi oleh adanya fakta bahwa manusia selalu melakukan perjalanan dua arah, dimana ada kecenderungan untuk

(3)

21

kembali lagi ke tempat asalnya. Oleh karena itu, jumlah penumpang yang berangkat diasumsikan sebanyak jumlah penumpang yang datang. Dan untuk membatasi keruwetan yang dapat terjadi, maka sirkulasi penumpang dibagi menjadi dua hingga tidak terjadi tumpang tindih sirkulasi, melainkan menciptakan sirkulasi linier yang mengalir.

Pengaplikasian dalam bangunan adalah dengan memfokuskan sirkulasi penumpang yang berangkat ke lantai dua, sedangkan sirkulasi penumpang yang datang berada di lantai satu. Demikian juga dengan sirkulasi pengantar dan penjemput, dimana pengantar akan berpisah di lantai dua dengan penumpang, sedangkan penjemput akan bertemu dengan penumpang di lantai satu.

Awal perjalanan sirkulasi diaplikasikan pada adanya dua titik masuk yaitu titik masuk bagi penumpang yang berkendaraan dan penumpang yang tidak membawa kendaraan masuk ke area stasiun (dengan menggunakan angkutan publik). Perlunya pemisahan pintu masuk ini juga terkait dengan adanya kemudahan akses masuk sesuai dengan akses pencapaian penumpang ke stasiun.

(4)

Oleh karena itu penataan massa bangunan ini berbentuk massa tunggal yang menyesuaian dengan konsep sirkulasi yang menghendaki hubungan linear yang mengalir serta keterkaitan hubungan ruang antar fasilitas-fasilitas yang ada, dimana hubungannya terkait satu sama lain, kurang memungkinkan penataan secara massa banyak. Selain itu bentuk massa yang terkait dengan bentuk site, dimana stasiun kereta api Pasar Turi merupakan stasiun bentuk paralel dengan akses masuk pada satu sisi bangunan saja, yang sejajar dengan rel-rel kereta api, menyebabkan bentukan massa stasiun memanjang mengikuti site dan rel-rel kereta api.

Bentukan memanjang dikombinasikan dengan bentukan kotak yang memotong dengan pola grid yang berbeda. Bentukan ini menjadi suatu titik kuat, sebagai suatu vocal point dari keseluruhan bangunan dan difungsikan sebagai akses utama penumpang yang akan berangkat.

Bentuk massa tersebut dikombinasikan tinggi rendahnya hingga membentuk alur yang mengalir dan membentuk suatu sky line dalam kawasan tersebut, dimana saat ini kawasan disekitar tapak merupakan kawasan yang datar dengan dominasi ruko tiga hingga empat lantai, dan rumah tinggal 2 lantai sehingga sky line yang terbentuk sangat datar. Dengan adanya pemberian ketinggian bangunan yang mencolok, diharapkan memberikan suatu kesan penanda yang menonjol pada nodes kawasan tersebut.

Skyline yang terbentuk tidak lagi monoton, sehingga batas edge terlihat pada kawasan ini

Gambar 3.2. Tampilan Bangunan Terhadap Lingkungan Sekitar

3.2.3. Tampilan Bangunan

Konsep tampilan bangunan didasarkan pada dua hal utama, yaitu kecenderungan perkembangan style asitektur yang berada di kawasan tersebut, serta

(5)

23

membentuk suatu kenangan terhadap keberadaan stasiun kereta api Pasar Turi yang lama.

Stasiun kereta api Pasar Turi menjadi suatu vocal point bagi kawasan tersebut yang mencerminkan perkembangan style arsitektur di kawasan tersebut. Dimana kawasan perdagangan yang didominasi dengan keberadaan ruko-ruko, bercirikan arsitektur modern dengan penggunaan material-material yang utama adalah kaca dan konstruksi beton bertulang. Oleh karena itu style modern merupakan pilihan bagi tampilan bangunan. Namun style modern yang dihadirkan dalam stasiun ini dihadirkan dengan ciri khas tertentu dimana struktur dan konstruksi bangunan dijadikan elemen estetika.

Konsep membentuk suatu kenangan terhadap keberadaan stasiun kereta api Pasar Turi yang lama pada penampilan bangunan dicapai dengan dua cara, yaitu :

1. Menampilkan bentukan yang sama sekali baru sehingga apabila diamati, akan dibandingkan dengan bentukan yang lama sehingga kenangan lama akan teringat kembali.

2. Mempertahankan suatu bentukan yang lama, yang seketika dapat membangkitkan kenangan lama.

Pemanfaatan bentukan lama dari stasiun ini adalah dengan :

1. Mempertahankan atap peron utama sebagai elemen dekoratif interior peron baru dengan menempatkannya pada posisi didepan hall kedatangan, sehingga dapat membangkitkan kenangan akan keberadaan stasiun Pasar Turi yang lama bagi penumpang yang datang.

2. Memanfaatkan bentuk kolom peron lama, yang berupa kolom baja dengan bracing-bracing pendukungnya yang terbuat dari bahan yang sama, untuk dijadikan model dari kolom struktur bangunan stasiun yang baru.

Penampilan bangunan memakai style post modern dengan kombinasi kolom, dinding, dan kaca, dimana konstruksi bangunan ditampilkan sebagai elemen estetika. Keseragaman tampilan bangunan muncul dari ketidakseragaman muncul dari suatu konsep bahwa kereta api dengan rangkaian gerbongnya terlihat sama saja dari luar,

(6)

tetapi ada ketidaksamaan pelayanan yaitu ada kelas eksekutif yang berbeda dengan kelas bisnis dalam satu rangkaian yang sama.

3.3. Penataan Ruang Dalam

Pola penataan ruang dalam bangunan didasarkan pada fungsi ruang tersebut dengan pertimbangan konsep sirkulasi linier yang terkait, akses pencapaian dan hubungan antara fasilitas-fasilitas yang ada, dimana :

- Lantai satu digunakan sebagai fasilitas umum yang dapat menunjang kegiatan serta menarik perhatian penumpang yang datang. Antara lain :

1. Loket karcis.

Merupakan tempat pembelian karcis kereta api. Dalam desain dibagi menjadi dua macam, yaitu loket dalam ruangan di lantai pertama dan loket diluar ruangan, yang ditujukan khusus untuk melayani pembelian tiket untuk perjalanan pada hari berikutnya.

2. Hall.

Dalam program ruangnya dibagi menjadi dua yaitu untuk mengantri karcis dan hall untuk menyambut kedatangan penumpang.

3. Peron.

Dilantai pertama merupakan tempat menunggu kedatangan penumpang. 4. Kantor ekspedisi.

Merupakan faslitas pelayanan pengiriman barang berupa paket-paket, dimana sistem penawarannya seperti kios-kios yang dapat membenkan kebebasan bagi pengguna jasa untuk memilih biro ekspedisi yang diinginkan.

5. Kantor biro perjalanan.

Pelayanan yang bersifat komersil ini ditujukan kepada penumpang yang baru datang ke Surabaya.

6. Penunjang eksklusif.

Merupakan fasilitas eksklusif yang ditawarkan bagi pengunjung yang tiba dan hanya melakukan perjalanan dalam waktu yang sangat singkat. Fasilitas ini berupa fasilitas penitipan barang pada locker, restaurant, ruang tunggu eksklusif serta

(7)

2S

kamar mandi. Diharapkan penumpang yang datang dapat bersantai sejenak menunggu penjemput ataupun sebelum melakukan perjalanan bisnis.

7. Pool Taxi. 8. Poliklinik. 9. Kios.

Fasilitas ini merupakan fasilitas komersil yang ditujukan lebih banyak bagi penumpang yang akan berangkat, namun tetap disediakan untuk penumpang yang datang.

10. Fasilitas pengawas.

Fasilitas pengawas ini merupakan bagian dari staf operasional yang berkitan dengan pengoperasian kereta api di stasiun, seperti sinyal, pengawas perjalanan kereta api, pengawas peron dan keamanan peron.

- Lantai dua digunakan sebagai fasilitas umum yang menunjang kegiatan penumpang berangkat dan banyak yang bersifat komersil. Antara lain :

1. Ruang tunggu VTP.

Merupakan fasilitas layanan yang dikhususkan bagi penumpang kereta api eksekutif didalamnya disediakan ruang duduk serta kedai kopi.

2. Restaurant dan kafetaria.

Pengunjung yang akan berangkat dapat menikmati makanan dan minuman sambil menunggu kereta yang akan berangkat.

3. Toko souvenir.

Merupakan fasilitas komersil yang ditujukan bagi penumpang yang akan berangkat.

4. Kios.

Fasilitas ini merupakan fasilitas komersil yang ditujukan lebih banyak bagi penumpang yang akan berangkat.

5. Pengelola.

Fasilitas pengelola yang sifatnya non publik ini menempati bagian tertentu di lantai dua.

(8)

Pola penataan ruang mengikuti bentuk massa yang ada dengan bagian peron yang panjang menghubungkan antara lantai dua dengan lantai satu, serta pusat kegiatan menunggu kedatangan maupun keberangkatan kereta api.

3.4. Struktur Bangunan

3.4.1. Pemilihan Sistem Struktur

Pemilihan sistem struktur didasarkan pada pertimbangan beberapa hal, yaitu:

• Estetika.

• Mengikuti konstruksi bangunan stasiun lama yang dipertahankan. • Sesuai untuk bentang-bentang lebar.

Oleh karena dipilih sistem struktur kolom balok kerangka baja, dengan kombinasi space frame sebagai rangka atap. Konstruksi baja dipilih karena selain memiliki nilai estetika tersendiri yang terbentuk dari rangkaiatinya dan lebih mudah dikombinasikan sehingga membentuk kerangka kolom balok yang inovatif, konstruksi baja juga sudah digunakan sbagai kolom pada kerangka atap peron stasiun kereta api Pasar Turi yang lama.

Penutup atap -berbahan seng Konstruksi atap kayu Kabel baja -Kolom baja

Dinding pemikul

(9)

27

Semua kolom terbentuk dari rangkaian empat buah kolom pipa baja, yang dirangkai sehingga bekerja sebagai suatu kolom, yang dikombinasikan dengan bracing-bracing dari pipa baja sebagai pendukung balok baja. Seperti pada gambar 3.4.

Sedangkan semua dinding hanya merupakan dinding non struktural yang tidak terkait dengan struktur utama.

Untuk kerangka atap, digunakan space frame dengan sistem batang dan ball join sebagai pendukung atap metal galvanis, dengan gording baja IWF, dan bahan

insulasi bagi atap agar mengurangi kebisingan akibat kereta api yang lewat dibawahnya.

^i€t

SKUUR BAJA HOLLOW STEEL BALOK ANAK IWF 40/20

MEMBER HOLLOW STEEL NODE CONE BEARING PLATE KOLOM BAJA HOLLOW STEEL 20/20 ANKER BEARING PLATE

m$$mm

SEALANT INSULASI

PAVING TILE BETON

(10)

3.4.2. Penentuan Modul

Dalam perencanaan modul bangunan, didasarkan pada penyesuaian dengan modul atap peron stasiun yang lama.

Selain itu penentuan modul disesuaikan agar terjadi suatu keteraturan dan keselarasan sistem struktur yang bekerja. Modul struktur yang digunakan adalah modul 12 x 10 m dan 12 x 20 m, sedangkan untuk space frame atap yang menutupi peron lama dan ruang tunggu di lantai dua serta rel-rel kereta api adalah 12 x 48 m.

Ketinggian lantai ke lantai dibagi menjadi 2 macam yaitu untuk ketinggian lantai peron lantai satu dengan peron lantai dua adalah 10 m, dengan pertimbangan adanya konstruksi atap peron lama yang dimanfaatkan sebagai elemen estetika, sedangkan ketinggian lantai ke lantai dari ruangan-ruangan diluar peron setinggi 6 meter.

3.4.3. Dimensi Kolom dan Balok

Dimensi kolom untuk struktur utama adalah lxl m, dimana dalam satu kolom terdapat 4 pipa baja yang berdiameter 30 cm untuk mendukung konstruksi atap serta lantai peron, sedangkan untuk struktur fasilitas lainnya, kolom struktur 80 x 80 cm dengan 4 pipa baja yang berdiameter 20 cm.

Untuk balok, semua balok utama adalah baja W berdimensi 60 x 20 cm yang berfungsi sebagai balok induk, sedangkan untuk balok anak digunakan baja IWF berdimensi 40 x 20 cm.

Untuk space frame digunakan pipa baja berdiameter 15 cm dengan ball join berukuran 40 cm.

3.5. Perlengkapan Pelayanan dan Utilitas Bangunan 3.5.1. Sistem Pengkondisian Udara

Sistem penghawaan yang dipakai adalah sistem penghawaan buatan, yaitu dengan Air Conditioner (AC) dan penghawaan alami. Untuk fasilitas pengelola dan ruang tunggu VIP dipergunakan sistem penghawaan buatan sedangkan untuk fasilitas lainnya dipergunakan penghawaan alami dengan pertimbangan space ruangan yang

(11)

29

dilayani cukup besar dan berhubungan langsung dengan udara luar serta peron yang terbuka ke luar sehingga apabila digunakan penghawaan buatan akan sangat boros dan cenderung tidak berguna.

Sistem penghawaan buatan yang digunakan dibagi menjadi dua yaitu :

1. Sistem split yang terdiri dari outdoor dan indoor unit pada fasilitas ruang tunggu VIP. Alasan penggunaan sistem ini adalah luas ruangan yang dilayani relatif lebih kecil, sehingga dengan sistem split sudah dapat memenuhi kebutuhan kenyamanan suhu.

2. Sistem variable refrigerant volume pada kantor pengelola. Alasan pemilihan sistem ini adalah luas ruang yang dilayani cukup besar dengan penggunaan indoor unit cukup banyak, sehingga lebih efisien apabila menggunakan sistem ini.

Illilitas

Gambar 3.5. Diagram Sistem Pengkondisian Udara

3.5.2. Sistem Ditribusi Air Bersih

Suplay air bersih digunakan untuk kebutuhan sehari-hari (WC, wastafel, urinoar, dan dapur restaurant) dan juga untuk kebutuhan persediaan air untuk pemadaman kebakaran. Suplay air bersih ini didapat dari air PDAM yang disimpan dalam tandon sebelum didistnbusikan. Sedangkan untuk supplay air untuk pemadam kebakaran, berasal dari PDAM ditambah air sumur dalam (arthesis). Untuk lebih efektifhya, persediaan untuk pcmadaman kebakaran digabung dengan persediaan air

(12)

dalam tandon sebelum didistribusikan. Sedangkan untuk supplay air untuk pemadam kebakaran, berasal dari PDAM ditambah air sumur dalam (arthesis). Untuk lebih efektifnya, persediaan untuk pemadaman kebakaran digabung dengan persediaan air sehari-hari sehingga terjadi sirkulasi yang baik sekaligus untuk mengatasi kebutuhan peak time.

Tandon dipisahkan menjadi dua, dengan pelayanan yang berbeda seperti yang terlihat pada lampiran 13. Hal ini digunakan sebagai pertimbangan bahwa bangunan ini cukup panjang, sehingga untuk menghemat perpipaan air bersih, maka dilakukan pemisahan tandon, selain itu adanya fasilitas penunjang eksklusif yaitu berupa kamar mandi yang cukup banyak menyebabakan akan lebih efektif apabila ada sebuah tandon yang menyuplai cukup air bagi kamar mandi itu sendiri.

Sistem distribusi air bersih dalam bangunan menggunakan sistem up feet dengan pertimbangan bangunan stasiun hanya dua lantai dengan kebutuhan air yang tidak terlalu besar (hanya untuk WC dan dapur restaurant).

Untuk pompa, digunakan dua pompa untuk masing-masing tandon untuk kebutuhan sehari-hari, satu pompa cadangan, serta dua pompa diesel untuk kebakaran, di masing-masing tandon air.

Perhitungan ukuran tandon bawah :

Bangunan penumpang = jumlah penumpang x jam kerja x lt/orang Untuk fasilitas biasa : Kebutuhan air = 1250 orang x 15 jam x 3 It

= 56.250 It

Fasilitas kamar mandi : Kebutuhan air = 250 orang x 3 jam x 11 It = 8.250 It

Kantor = (60 - 70%) jumlah pegawai x jam kerja x lt/orang = 70% x 250 orang x 15 jam x 5 lt/orang

= 13.125 It.

Ukuran tandon i = penggunaan air penumpang + kantor + cadangan kebakaran = 56.250 + 13.125 + 30.000 =99.375 It (±100m3)

Ukuran tandon 2 = penggunaan air fasilitas kamar mandi + cadangan kebakaran = 8.250 + 30.000 =38.250 It (± 40m3)

(13)

31

3.5.3. Sistem Pembuangan • Kotoran dan air kotor

Sistem pembuangan kotoran dan air kotor bangunan ini menggunakan septictcmk dan bidang resapan dengan pertimbangan sebagai alternatif pembuangan yang murah untuk fasilitas umum serta memanfaatkan luas lahan yang dapat digunakan sebagai bidang resapan.

Ada dua septictank yang dipergunakan untuk melayani seluruh bangunan stasiun seperti yang terlihat pada lampiran 14. Hal ini didasari oleh beberapa pertimbangan, antara lain :

1. Bangunan stasiun yang panjang dengan dua posisi toilet yang sangat berjauhan letaknya.

2. Posisi septic tank disesuaikan dengan pendeknya perpipaan kotoran dan air kotor yang mungkin dicapainya, serta mudahnya perawatan yang nanti akan dibutuhkannya antara lain adalah pengurasan dalam jangka waktu tertentu.

• Sampah

Sistem pembuangan sampah dilakukan secara manual pada lantai 1 yang dikumpulkan pada suatu tempat di area service untuk kemudian diangkut truk sampah untuk dibawa pergi. Sedangkan dari lantai dua pembuangan dilakukan melalui shaft sampah yang terletak pada jalur servis tersendiri.

Gambar

Gambar 3.1. Pola Bentukan Massa
Gambar 3.2. Tampilan Bangunan Terhadap Lingkungan Sekitar
Gambar 3.3. Tampilan Rangka Atap Peron Lama
Gambar 3.4. Detail Kolom Utama
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Permasalahan yang ingin diangkat pada penelitian ini adalah (1) Bagaimana menerapkan sistem pemilihan kepala desa berbasis elektronik yang dapat memberikan

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karuniaNYa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Sistem Pemasaran Kelapa

Dalam the Universal Declaration of Human Right tahun 1948 hak asasi manusia untuk menikah dan membangun keluarga diatur dalam pasal 16.Pasal ini dijadiakan

Dari urai di atas, untuk menyelesaikan masalah pada kantor tersebut, maka dilakukan penelitian yang berjudul “ Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan &

Successful Cambridge IGCSE Geography candidates develop lifelong skills, including: • an understanding of the processes which affect physical and human environments • an

Jam’u wa al-Taufiq adalah taufiq (kompromi), dari yang al- ‘Imrānī membicarakan perihal perceraiannya namun dasar al- Maūṣilī menggunakan dasar kewajiban dari

Wacana prestasi akademik tidak mengenal nilai-nilai belajar yang hakiki: siswa belajar demi persiapan masa depan.. Masa depan yang paling dekat bagi siswa SMA dan yang sederajat