• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diri reaksi cepat yang mempelajari dan melatih tekhnik-taktik, dan strategi pergerakan kaki,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. diri reaksi cepat yang mempelajari dan melatih tekhnik-taktik, dan strategi pergerakan kaki,"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Hakikat Olahraga Tarung Derajat

Menurut Dradjat. A (2007:5) Olahraga Tarung Derajat adalah suatu seni keperkasaan diri reaksi cepat yang mempelajari dan melatih tekhnik-taktik, dan strategi pergerakan kaki, tangan, kepala serta anggota tubuh lainya secara praktis dan efektif dalam pola dan bentuk latihan bertahan menyerang, dengan kemampuan otot-otak dan jiwa dalam rangka menguasai suatu ilmu pertahanan diri yang mengandung 5 (lima) unsur daya gerak khas, yaitu : Kekuatan - Kecepatan – Ketepatan – Keberanian dan Keuletan.

Alnedral (2010:12)tarung derajat itu adalah ilmu olahraga seni pembelaan diri yang memanfaatkan senyawa daya gerak otot, otak serta nurani secara realistis dan rasional, didalam proses pembelajaran dan pemberlatihan gerakan-gerakan seluruh anggota dan organ tubuh serta bagian-bagian penting lainnnya, dalam rangka memiliki dan menerapkan 5 (lima) unsur daya moral, antara lain yaitu : Kekuatan – kecepatan – ketepatan – keberanian dan keuletan, yang melekat dengan dinamis dan agresif dalam suatu sistem ketahanan / pertahanan diri serta pola teknik, taktik dan strategi bertahan menyerang yang praktis dan efektif bagi suatu pembelaan diri. Untuk digunakan terutama pada upaya pemeliharaan keselamatan, kesehatan dan kesempatan hidup sebagai manusia yang berhakekat, seperti mampu menghindari dan menjauhkan sikap hidup permusuhan dan kesombongan, pencegahan dan pemulihan penyakit fisik dan mental, serta mampu mensyukuri kehidupan dan berbuat amal kebaikan bermanfaat bagi kemanusiaan.

Deklarasi Federasi Internasional (2011:33) mendefinisikan tarung derajat adalah ilmu, tindakan moral dan sikap hidup yang bermanfaat kemampuan daya gerak otot, otak dan nurani secara realistis dan rasional, terutama pada upaya penguasaan dan penerapan 5 (lima)

(2)

daya gerak moral, yaitu: kekuatan – kecepatan – ketepatan – keberanian – keuletan pada sistem ketahanan dan pertahanan diri yang agresif dan dinamis pada bentuk-bentuk gerakan pukulan, tendangan, tangkisan, bantingan, kuncian, hindaran dan gerakkan anggota tubuh penting lainnya yang terpola pada teknik, taktik dan strategi bertahan dan menyerang yang praktis dan efektif bagi suatu ilmu olahraga seni beladiri.

Sedangkan pengertian lain tarung derajat yang didapat melalui blog tarung derajat menurut KONI, Tarung Derajat adalah ilmu olahraga seni pembelaan diri yang memanfaatkan senyawa daya gerak otot otak serta nurani. Di dalam proses pembelajaran dan pemberlatihan gerak seluruh anggota tubuh beserta bagian-bagian penting lainnya untuk memiliki dan menerapkan 5 unsur daya gerak yaitu: kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian dan keuletan pada sistem tehnik-tehnik dan strategi ketahanan dan pertahanan diri yang dinamis dan agresif dalam bentuk pukulan, tendangan, bantingan dan kuncian, serta mampu digunakan secara praktis dan efektif terutama pada upaya pembelaan diri. http//indonesiamatialart.blogsport.com/2015/11/apaitutarungderajat.html/=1. Diakses pada tanggal 19 November 2019).

Prinsip olahraga Tarung Derajat adalah “Menyerang untuk menang”, falsafah latihannya adalah: “Aku belajar dan berlatih bela diri adalah untuk menaklukkan diri sendiri, tapi bukan untuk ditaklukkan orang lain”, dan motto Pengama-lannya ialah: “Aku Ramah Bukan Berarti Takut, Aku Tunduk Bukan Berarti Takluk”, Serta Komando Penguasaannya yaitu : “Jadikanlah dirimu oleh diri sendiri”. Kemudian Pengabdiannya adalah untuk : Menegakkan Kehormatan Hidup, dan Meninggikan Derajat Kehidupan”.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat kita ketahui bahwa Tarung Derajat adalah seni beladiri yang memanfaatkan kemampuan daya gerak otot, otak dan nurani secara realistis dan rasional dengan melatih tehnik, taktik dan strategi bertahan dan menyerang secara praktis dan efektif dengan tangan, kaki, kepala serta anggota tubuh lainnya yang memiliki ketahanan dan

(3)

pertahanan diri yang dinamis dan agresif dalam bentuk pukulan, tendangan, tangkisan, bantingan, hindaran dan kuncian.

2.2.Tendangan Lingkar Dalam

Tendangan lingkar dalam merupakan bentuk seranganyang sering kali menghasilkan poin atau angkayang lebih jelas dan telak dibandingkan denganserangan lainnya (Fani, 2017:3)

Tendangan lingkar dalam adalah tendangan yang lintasannyasetengah lingkaran ke dalam, dengan sasaran seluruhtubuh, dengan punggung kaki atau jari-jari telapak kaki (Johansyah, 2004:27)

Tendangan lingkar merupakan tendangan yang boleh digunakan disaat pertandingan. Tendangan ini berfungsi untuk menyerang target yang ada di depan. Pada dasarnya tendangan lingkar hampir sama dengan tendangan samping, posisi badan saat melakukan tendangan sama sama sedikit menyerong. Namun yang membedakan tendangan lingkar dan tendangan samping adalah pengenaan kaki kearah target, dan cara menendangkannya. Tendangan lingkar dilakukan dengan cara melecutkan kaki kearah target dan bagian punggung kaki yang mengenai target (Dradjat. A, 2007:5).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tendangan lingkar atau busur adalah sikap tubuh tegak, salah satu tungkaidiangkat, bersamaan dengan sikap tubuh condong serong ke depan, kemudian tungkai diluruskan dengan lintasan membusur atau memotong dan perkenaannya pada punggung kaki atau kura-kura penuh.

Tujuan melakukan tendangan lingkar dalam Dradjat. A, (2007: 7) untuk melumpuhkan lawan dengan melakukan tendangan samping yang mengarah target. Sedangkan menurut (Johansyah, 2004: 29) tendangan lingkar dalam bertujuan melumpuhkan lawan dengan tendangan menggunakan punggung kaki.

(4)

Manfaat tendangan lingkar dalam memberikan hasil tendangan yang memiliki power yang kuat sehingga target yang di tendang dapat di lakukan dengan cepat dan kuat disbanding tendangan lainnya (Dradjat. A, (2007: 7).

2.2.1 Cara melakukan tendangan lingkar dalam

Tendangan lingkar dalam atau busur adalah sikap tubuh tegak, salah satu tungkai diangkat, bersamaan dengan sikap tubuh condong serong ke depan, kemudian tungkai diluruskan dengan lintasan membusur atau memotong dan perkenaannya pada punggung kaki atau kura-kura penuh. Untuk tendangan samping dilakukan jika lawanada di posisi sisi kanan atau sisi kiri, di mana pesilat mengangkat salah satu tungkai dandiluruskan ke arah samping serta posisi badan menjaga keseimbangan dengan condongke sisi sebaliknya, perkenaannya pada sisi tumit kaki, gerakan dimulai dari sikappasang, angkat lutut setinggi sasaran. Putar pinggang mengikuti arah lintasan tendangandan serentak diikuti oleh lecutan tungkai bawah, berpusat pada lutut ( Agung Nugroho, 2004: 15)

Pada saat melakukan tendangan lingkar ini posisi kaki harus point untuk mempermudah melakuakan tendangan. Tahap-tahap melakukan tendangan lingkar, yaitu: 1.Posisi awal kaki kiri didepan dan kaki kanan dibelakang. Posisi badan menyilang dengan

kaki dan posisi kepalan kedua tangan disamping rahang.

2.Lutut diangkat dengan posisi badan sedikit serong, dan kaki harus point. 3.Lecutkan kaki kearah target hingga lutut lurus, menggunakan punggung kaki. 4.Kembali ke posisi awal

(5)

Gambar 2.1 Tendangan Lingkar dalam Sumber: Dokumentasi Pribadi

2.3 Hakekat Fleksibilitas

Fleksibilitas adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan mudah, tanpa keterbatasan serta bebas dari rasa nyeri dalam range of motion. Fleksibilitas berkaitan dengan pemanjangan musculotendinous unit yang baik (Kisner & Colby, 2007: 53). Menurut Nala (2011: 67) fleksibilitas adalah kemampuan tubuh untuk mengulur diri seluas luasnya berhubungan erat dengan kemampuan gerak kelompok otot besar dan kapasitas kinerjanya yang ditunjang oleh luasnya gerakan pada sendi.

Fleksibilitas adalah kemampuan jaringan atau otot untuk mengulur secara maksimal sehingga tubuh dapat bergerak dengan full range of motion tanpa disertai nyeri atau hambatan (Wismanto, 2011: 76). Fleksibilitas hamstring muscle yang baik adalah dapat berkontraksi secara concentric maupun eccentric dengan maksimal range of motion tanpa adanya nyeri atau gangguan. Pada kondisi otot hamstring yang mengalami pemendekan akan menyebabkan mudah untuk cidera dan berpengaruh pada kekuatan keseimbangan dari otot sehingga kerja dan fungsi otot tidak dapat maksimal (Gago, Lesmana, & Muliarta, 2013: 82). Fleksibilitas terbagi menjadi dua yaitu fleksibilitas dinamis dan fleksibilitas pasif. Fleksibilitas dinamis adalah mobilitas aktif range of motion dimana otot berkontraksi secara aktif untuk menggerakkan sendi, segmen, dan selutuh tubuh. Sedangkan fleksibilitas pasif

(6)

adalah mobilitas pasif rangeof motion yang diukur secara pasif sehingga dapat digunakan untuk penujungan fleksibilitas dinamis (Kisner & Colby, 2007: 59).

Fleksibilitas otot adalah aspek penting dari fungsional manusia secara normal. Fleksibilitas yang terbatas telah dibuktikan mempengaruhi cedera musculoskeletal dan secara signifikan mempengaruhi fungsional seseorang (Nagarwal, 2010: 27). Muscle tightness diakui sebagai faktor resiko intrinsic terhadap kejadian cedera otot.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fleksibiltas yaitu kemampuan melakukan gerakan dengan mudah, tanpa keterbatasan serta bebas dari rasa nyeri, kemampuan tubuh untuk mengulur diri seluas luasnya berhubungan erat dengan kemampuan gerak kelompok otot besar dan kapasitas kinerjanya yang ditunjang oleh luasnya gerakan pada sendi.

Tujuan fleksibilitas dalam buku Imanudin Iman (2014:80) adalah: (1) Meregangkan persendian, (2) Mengulur sekelompok otot. Kelentukan ini sangat diperlukan oleh setiap atlet agar mereka mudah untuk mempelajari berbagai gerak, meningkatkan keterampilan, dan mengoptimalkan kekuatan, kecepatan, daan koordinasi. Menurut Santoso dan Dikdik (2012:181) Terdapat empat tujuan pelatihan untuk latihan fleksibilitas yaitu metode: (1) Dinamis, (2) Statis, (3) Pasif, (4) PNF.

Manfaat fleksibiltas yaitu memberikan untuk menggerakkan sendi, segmen, dan selutuh tubuh. Sedangkan fleksibilitas pasif adalah mobilitas pasif rangeof motion yang diukur secara pasif sehingga dapat digunakan untuk penujungan fleksibilitas dinamis (Kisner & Colby, 2007: 63).

2.3.1Faktor yang Mempengaruhi Fleksibitas

Faktor-faktor yang mempengaruhi fleksibilitas diantaranya adalah faktor internal dan eksternal. Yang menjadi faktor internal diantaranya anatomi, usia (fleksibilitas meningkat pada masa anak-anak dan berkurang bersamaan dengan bertambahnya usia), jenis kelamin

(7)

(perempuan lebih umumnya lebih fleksibel dari pada laki-laki karena struktur anatomi), berat badan, dan psikologi. Sedangkan untuk faktor eksternal yang mempengaruhi diantaranya suhu lingkungan (suhu yang hangat atau diatas suhu tubuh lebih kondusif utnuk meningkatkan fleksibilitas), waktu (mayoritas lebih fleksibel disore hari di banding pagi hari), kemampuan individu untuk melakukan latihan, serta pembatasan pakaian atau peralatan yang dipakai (Kisner & Colby, 2007: 78).

2.4. Hakekat Variasi Latihan Tendangan dan Fleksibilitas 2.4.1. Pengertian Latihan

Latihan/training adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya” (Harsono, 1988: 101). Sementara yang dimaksud dengan latihan (exercise/vbung) adalah suatu proses pengolahan atau penerapan materi latihan seperti keterampilan–keterampilan gerakan dalam bentuk pelaksanaan yang berulang-ulang dan melalui tuntunan yang bervariasi Rothigat al dalam Syafruddin (2011:21)

Menuru http/latihandanprinsip_latihan/blogspot/skripsi.com (diakses tanggal 21 Desember 2019), latihan adalah proses mempersiapkan organisme atlet secara sistematis untuk mencapai prestasi maksimal dengan diberikan beban fisik dan mental secara teratur terarah, meningkat dan berulang-ulang waktunya.

Berdasarkan pendapat diatas maka latihan adalah suatu proses yang sistematik dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dan kontinyu untuk memperoleh suatu kecakapan melakukan permainan tenis meja. Latihan dilaksanakan oleh atlet bertujuan untuk meningkatkan teknik tendangan lingkar dalam yang dimiliki atlet tersebut.

(8)

Menurut Manfred Letzelter dalam Syafruddin (2011:22), dalam bukunya yang berjudul “Trainingssgrundlagen” mengemukakan bahwa ada tiga tujuan training olahraga yaitu:

a. Training olahraga dapat memperbaiki kemampuan di bidang fisik, psikis dan sosial

b. Training olahraga bertujuan untuk menstabilkan kemampuan di bidang fisik, psikis dan sosial

c. Training olahraga berusaha menghindari terjadinya penurunan kemampuan fisik, psikis dan kualitas sosial.

Tujuan training, tujuan serta sasaran utama dari latihan atau training adalah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal itu, ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet yaitu (a) latihan fisik, (b) latihan teknik, (c) latihan takti, (d) latihan mental.

a. Latihan Fisik (physical training). Perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh amatlah penting, oleh karena tanpa kondisi fisik yang biak atlet tidak akan dapat mengikuti latihan-latihan dengan sempurna.

b. Latihan teknik (technical training). Yang dimaksud dengan latihan teknik di sini adalah latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk mampu melakukan cabang olahraga yang dilakukan atlet.

c. Latihan taktik (tacyical training). Tujuan latihan taktik adalah untuk menumbuhkan perkembangan interpretive atau daya tafsir pada atlet. Teknik-teknik gerakan yang telah dikuasai dengan baik, kini haruslah dituangkan dan diorganisir dalam pola-pola permainan, bentuk- bentuk dan formasi –formasi

(9)

permainan serta strategi- strategi dan taktik-taktik pertahanan dan penyerang sehingga berkembang menjadi suatu kesatuan gerak yang sempurna.

d. Latihan mental (Psychological training). Perkembangan mental atlet tidak kurang pentingnya dari perkembangan ketiga factor tersebut di atas, sebab, betapa sempurna pun perkembangan fisik, teknik dan atktik atlet, apabila mentalnya tidak turut berkembang, prestasi tinggi tidak mungkin akan dicapai.

2.4.2. Peran penting prinsip latihan

Prinsip latihan merupakan hal-hal yang harus ditaati, dilakukan atau dihindari agar tujuan latihan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Prinsip-prinsip latihan memiliki peranan penting terhadap aspek psiologis dan psikologis olahragawan. Dengan memahami prinsip-prinsip latihan, akan mendukung upaya dalam meningkatkan kualitas latihan. Selain itu, akan dapat menghindarkan olahragawan dari rasa sakit dan timbulnya cidera selama dalam proses latihan. (Sukadiyanto & Dangsina, 2011:13).

Menurut Tohar, (2002:4) prinsip-prinsip latihan yang paling penting untuk dijadikan pedoman dalam meningkatkan prestasi dan performa dalam olahraga adalah: a) Pemanasan tubuh (Warming Up),b) Metode latihan, c) Berfikir positif, d) Prinsip beban lebih, e) Intensitas latihan.

2.5.Latihan Fleksibilitas

Tingkat kelentukan seseorang merupakan komponen komponen yangdapat diukur dari kemampuaanya dalam melakukan gerakan tubuh baiksecara keseluruhan maupun bagian bagian anatomy dalam melakukanvariasi gerakan. Kelentukan statis dapat dilatih dengan latihanperenggangan yang sering dilakukan sebelum dan sesudah melakukanaktifitas olahraga. Perenggangan statis bukanlah warming up.Perenggangan statis biasanya banyak

(10)

dilakukan pada pagi hari karenasistem anatomy tubuh manusia sangat exhausting to nervous systemmenjelang latihan atau pertandingan, Waktu perenggangan 10-15 menit.

Peregangan statis dapat dilakukan dengan cara mengambil sikapsedemikian rupa sehingga meregangkan suatu kelompok otot tertentuPelaku melakukan kontraksi terhadap suatu tahanan yang diberikan olehtemannya pada sekelompok otot selama enam detik, penguatan yang digunakan dalam suatu latihan yang berdasarkan anatomidan neurofisiologi. Latihan PNF digunakan untuk meningkatkankekuatan, kelentukan dan ROM latihan PNF adalah reflek meregang yang distimulasikan dari golgitendon dan kumpulan serat otot. Stimulasi ini menyebabkan pengirimanrangsangan/impuls ke otak, sehingga mengakibatkan kontraksi danrelaksasi ke otot. Ketika suatu bagian tubuh mengalami cidera,menyebabkan golgi tendon dan kumpulan serat otot, sehinggamengakibatkan kelemahan pada otot. Latihan PNF membantumengenalkan kembali terkena cidera terhadap rangsangan/stimulasi.

Pelaksanaannya yaitu melakukan penguluran dengan bantuan orang lain,atlet yang sedang melakukan peregangan statis. Selanjutnya temannyamendorong secara perlahan-lahan dan atlet yang sedang melakukanperegangan menahannya sampai terjadi kontraksi isometrik, beberapadetik kemudian atlet yang sedang melakukan peregangan, melakukanrileksasi dan temannya terus mendorong hingga titik optimum.

Bentuk-bentuk latihan fleksibilitas sebagai berikut: 1. Duduk berhadapan dengan telapak tangan saling bertemu Cara melakukan:

a. Meluruskan kedua kaki sambil duduk dan saling menarik handuk. b. Dilakukan secara bersama dengan teman.

(11)

Gambar 2.2 Duduk berhadapan dengan telapak tangan saling bertemu Sumber: Masrozk.com.latihanfleksibilitas

2. Duduk berrhadapan kedua kaki di buka lebar ke samping dengan telapak kaki saling memegang.

Cara melakukan:

a. Berpegangan tangan kemudian gerak sambil menarik. b. Secara bergantian berulang-ulang

c. Dilakukan berulang-ulang dilakukan dengan 8x hitungan.

Gambar 2.3 Duduk berrhadapan kedua kaki di buka lebar ke samping dengan telapak kaki saling memegang

(12)

3. Posisi tidur terlentang kedua tangan di pinggang Cara melakukan:

a. Tangan menompang pinggul

b. pinggul ke atas dan kembali keposisi tidur telentang c. Menggunakan kedua tangan hingga pinggang melenting d. Lakukan berulang-ulang turun naik.

4. Posisi tidur terlentang kedua tangan disamping kepala Cara melakukan:

a. Lentingkan pingang ke atas dengan bertumpu pada kedua kaki dan tangan b. Lakukan berulang-ulang

Gambar 2.4 Posisi tidur terlentang kedua tangan di pinggang Sumber: Masrozk.com.latihanfleksibilitas

(13)

Gambar 2.5 Posisi tidur terlentang kedua tangan disamping kepala Sumber: Masrozk.com.latihanfleksibilitas

2.6 Latihan Tendangan

Adapun latihan tendangan yang dilakukan sebabgi berikut: 1. Tendangan Lingkar dalam kombinasi dengan cone

Gambar 2.6 Tendangan Lingkar dalam kombinasi dengan cone Sumber: http//yotube.com.pengembanganspotdetrajat1sampai8 Pelaksanaan:

a. Atlet melakukan gerakan melewati cone yang sudah disiapkan b. Lalu melakukan tendangan lingkar dalam s

(14)

2. Latihan tendangan lingkar dalam menggunakan sanksak yang di batasi kursi

Gambar 2.7Latihan tendangan lingkar dalam menggunakan sanksak yang di batasi kursi Sumber:http//yotube.com.pengembanganspotdetrajat1sampai8

Pelaksanaan:

a. Atlet melakukan tendangan lingkar dalam ke samsak melewati kursi yang di sediakan, b. kursi sebagai media untuk melatih tendangan atlet tersebut

3. Latihan tendangan Pengembangan Sport Derajat 1,2.

Gambar 2.8. Latihan tendangan Pengembangan Sport Derajat 1,2. Sumber: http//yotube.com.pengembanganspotdetrajat1sampai8

Pelaksanaan:

(15)

b. Atlet bersiap dari siaga silang melakukan tendangan lingkar dalam kaki kiri di sambung kaki kanan

c. Lalu atlet melakukan squad sambil memukul cepat sekali lalu berdiri dan melakukan pukulan cepat dua kali sebagai gerakan tambahan

4. Latihan tendangan Pengembangan Sport Derajat 5 dan 6

Gambar 2.9 Latihan tendangan Pengembangan Sport Derajat 5 dan 6 Sumber:http//yotube.com.pengembanganspotdetrajat1sampai8 Pelaksanaan:

a. Pengembangan Sport Derajat nomor 5 dan 6 ,

b. Atlet melakukan tendangan lingkar dalam kaki kiri lalu melakukan moving di sambung pukukan cepat dua kali dan di variasi kan tendangan samping sebagai gerakan tambahan

(16)

Gambar 2.10 Latihan tendangan Pengembangan Sport Derajat 8. Sumber: http//yotube.com.pengembanganspotdetrajat1sampai8 Pelaksanaan:

a. Pengembangan Sport Derajat nomor 8,

b. Atlet melakukan gerakan tendangan lingkar dalam menggunakan kaki kiri di sambung pukulan cepat dua kali ,

c. Lalu squad dan saat berdiri di sambung tendangan lingkar dalam kaki belakang (kanan) lalu di tutup dengan tendangan lingkar belakang sebagai gerakan tambahan

2.7Kerangka Berfikir

Berdasarkan perumusan masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dikembangakan kerangka berfikir, dimana latihan tendangan dan fleksibilitas berpengaruh pada kemampuan tendangan lingkar dalam pada anggota tarung derajat. Karena latihan fleksibilitas mampu meningkat kan kelenturan otot tungkai, maka akan meningkatkan saat mengangkat lutut dan saat melakukan lecutan tendangan.Oleh karena itu, latihan ini dapat meningkatkan tendangan yang berupa meningkatnya kemampuan tendangan lingkar dalam anggota Satuan Latihan Indo Kota Batamtersebut.

Gambar 2.11Bagan Kerangka Pemikiran. Tendagan lingkar dalam kurang Latihan tendangan dan Fleksibilitas Tendagan lingkar dalam baik

(17)

2.8Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:284) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diuraikan diatas maka “Terdapat pengaruh variasi latihan tendangan dan fleksibilitas terhadap hasil tendangan lingkar dalam pada Atlet Tarung Derajat Satuan Latihan Indo Kota Batam.

Gambar

Gambar 2.1 Tendangan Lingkar dalam  Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 2.2 Duduk berhadapan dengan telapak tangan saling bertemu  Sumber: Masrozk.com.latihanfleksibilitas
Gambar 2.4 Posisi tidur terlentang kedua tangan di pinggang  Sumber: Masrozk.com.latihanfleksibilitas
Gambar 2.5 Posisi tidur terlentang kedua tangan disamping kepala  Sumber: Masrozk.com.latihanfleksibilitas
+3

Referensi

Dokumen terkait