• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI FUNGSI DAN PERAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CIRC. Endah Wigati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI FUNGSI DAN PERAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CIRC. Endah Wigati"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI FUNGSI DAN PERAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CIRC

Endah Wigati 41

Dinamika

Vol. 5, No. 4, April 2015

ISSN 0854-2172

PENINGKATAN HASIL BELAJAR

MATERI FUNGSI DAN PERAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CIRC

Endah Wigati

SMP Negeri 3 Comal - Pemalang

Abstrak

Pencapaian target dari penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan minat belajar, partisipasi aktif peserta didik dalam diskusi kelompok, dan hasil belajar materi peran penduduk dalam pembangunan. Subjek penelitian berjumlah 35 peserta didik dengan metode pengumpulan datanya menggunakan angket, pengamatan, dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran melalui model CIRC dapat meningkatkan minat belajar peserta didik, partisipasi aktif peserta didik dalam diskusi kelompok, dan hasil belajar materi peran penduduk dalam pembangunan.

© 2015 Dinamika

Kata Kunci:model CIRC, minat, partisipasi aktif, penduduk.

PENDAHULUAN

IPS merupakan penyederhanaan dari berbagai ilmu sosial dengan tujuan utama untuk membentuk warga negara yang baik. IPS merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, seperti geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi. Karena terdiri dari berbagai ilmu sosial, maka dalam pengorganisasian materi digunakan pendekatan interdisipliner atau pendekatan terpadu

(integrated approach).

Di dalam program persekolahan IPS dikoordinasikan sebagai bahan sistematis dan dibangun di atas beberapa disiplin ilmu antara lain Antropologi, Ilmu politik, Arkeologi, Ekonomi, Geografi, Sejarah, Hukum, Filsafat Psikologi, Agama, Sosiologi, dan juga mencakup materi yang sesuai dari humaniora, IPS, dan ilmu-ilmu alam.

Berdasarkan perspektif di atas dapat bahwa IPS merupakan kajian ilmu-ilmu sosial secara terpadu yang disederhanakan untuk pembelajaran di sekolah dan mempunyai tujuan agar peserta didik dapat mengamalkan nilai-nilai sehingga dapat menjadi warga negara yang baik berdasarkan pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang.

Tujuan utama dari pembelajaran IPS adalah membentuk warga negara yang baik. Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh Sapriya dalam http://eprints.uny.ac.id sebagai berikut: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap

(2)

42 Dinamika Vol. 5. No. 4. (2015)

nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; dan (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Secara umum bahwa dengan pembelajaran IPS diharapkan peserta didik peka terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat dan menjadi warga negara yang baik dengan memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Kemudian, Memiliki kesa-daran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terha-dap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

Belajar adalah suatu perbuatan yang dilakukan secara terus menerus sepanjang hidup manusia dan sesuatu yang harus dilakukan oleh manusia. Beberapa ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang belajar. Muhibin Syah (1995: 91) menyatakan belajar adalah perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Ngalim Purwanto dalam Suci Budiarti (2014) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik. Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana (1989) mengemukakan bahwa hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal ini sejalan dengan pendapat Moh. Uzer Usman dalam Etit Susongkowati (2014) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat terlihat dari tingkah laku peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar mengajar.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil pengertian umum bahwa belajar adalah suatu proses dimana proses tersebut menghasilkan suatu perubahan dan perubahan tersebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang dicapai peserta didik setelah terjadi proses belajar mengajar. Belajar akan mengubah diri seseorang yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dan dari tidak biasa menjadi biasa.

Untuk dapat disebut hasil belajar, maka perolehan sesuatu yang baru pada tingkah laku itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (1) hasil belajar sebagai pencapaian tujuan belajar; (2) asil belajar harus sebagai buah dari proses kegiatan yang disadari; (3) hasil belajar harus sebagai produk dari proses latihan; (4) hasil belajar harus merupakan tindak tanduk yang berfungsi efektif dalam kurun waktu tertentu; (5) hasil belajar harus berfungsi operasional dan potensial. (Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1989)

Pemilihan metode pembelajaran tergantung pada strategi pembelajaran yang dipilih. Metode yang efektif merupakan syarat bagi terjadinya pengajaran efektif. Suatu proses pembelajaran dikatakan efektif bila menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan yang diha-rapkan. Sedangkan metode pembelajaran dikatakan efisien bila penerapannya menghasilkan sesuatu yang diharapkan dengan menggunakan tenaga, usaha, biaya, dan waktu belajar yang relative kecil. Pemilihan metode pembelajaran tergantung pada strategi pembelajaran yang dipilih. Metode yang efektif merupakan syarat bagi terjadinya pengajaran efektif. Suatu proses pembelajaran dikatakan efektif bila menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan metode pembelajaran dikatakan efisien bila penerapannya menghasil-kan sesuatu yang diharapkan dengan menggunakan tenaga, usaha, biaya, dan waktu belajar yang relatif kecil.

Tujuan kerja kelompok adalah agar peserta didik mampu bekerjasama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama. Keberhasilan kerja kelompok ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu tersebut. Metode kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mendorong peserta didik aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui keterampilan proses.

(3)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI FUNGSI DAN PERAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CIRC

Endah Wigati 43

Agar peserta didik dapat bekerjasama dengan baikdi dalam kelompoknya, maka perlu diajarkan keterampilan-keterampilan kooperatif sebagai berikut: (1) berada dalam tugas, yaitu tetap berada dalam kerja kelompok dan menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya; (2) mengambil giliran dan mengambil tugas, yaitu bersedia menerima tugas dan membantu menyelesaikan tugas; (3) mendorong partisipasi, yaitu memotivasi teman sekelompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok. Hal ini akan menumbuhkan rasa percayadiri; (4) mendengarkan dengan aktif, yaitu mendengar dengan menyerap informasi yang disampaikan oleh teman dan menghargai pendapat teman; dan (5) bertanya, yaitu terampil menanyakan informasi atau penjelasan lebih lanjut dari teman sekelompok.

Hal yang perlu diperhatikan guru untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam bertanya antara lain: (a) meninjau pelajaran yang lalu, agar peserta didik memusatkan lagi perhatian tentang jumlah kemajuan yang dicapai; (b) menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerjasama peserta didik; (c) menangkap perhatian peserta didik; (d) memimpin pengamatan dan pemikiran peserta didik.

Dalam model CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) peserta didik ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiridari 4 – 5 peserta didik. Dengan pembelajaran kelompok, diharapkan para peserta didik dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Salah satu cirri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan peserta didik untuk bekerjasama dalam kelompok kecil yang heterogen. Masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara. Karena pada pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka peserta didik yang pandai ikut bertanggung jawab untuk membantu temannya yang lemah.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh guru dalam pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah sebagai berikut: (1) guru menerangkan kompetensi dasar mendeskripsikan fungsi dan peran penduduk dalam pembangunan dengan menghadirkan model; (2) guru membentuk kelompok-kelompok belajar yang heterogen (terdiridari 4 – 5 peserta didik); (3) guru mempersiapkan 1 – 2 soal dan membagikannya kepada setiap peserta didik dalam kelompok yang sudah terbentuk; (4) guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi kegiatan spesifik sebagai berikut: (a) salah satu atau beberapa anggota kelompok saling membaca soal; (b) membuat prediksi atau penafsiran atas isi soal; (c) saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal; (d) menuliskan penyelesaian soal secara urut; (e) saling merevis; (f) menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru; (5) setiap kelompok bekerja berdasarkan serangkaian kegiatan pola CIRC. Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok; (6) ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan yang dialami kelompoknya. Jika diperlukan guru dapat memberikan bantuan kepada kelompok secara proporsional; (7) ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami dan dapat mengerjakan soal; (8) guru meminta kepada perwakilan kelompok tertentu untuk menyajikan temuannya di depan kelas; (9) guru bertindak sebagai narasumber atau fasilitator jika diperlukan; (10) guru member tugas terstruktur secara individual; (11) guru bias membubarkan kelompok yang dibentuk dan para peserta didik kembali ke tempat duduknya masing-masing; (12) menjelang akhir waktu pembelajaran, guru dapat mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal; (13) guru memberikantes formatif.

(4)

44 Dinamika Vol. 5. No. 4. (2015)

METODE PENELITIAN

Prosedur penelitian yang digunakan terdiri dari 2 (dua) siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Suharsimi Arikunto, 2006). Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VIII H SMP Negeri 3 Comal semester 1 tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru mitra/pengamat untuk mendukung kelancaran penelitian dan pengambilan data secara objektif. Penelitian berjalan sesuai dengan kurikulum sekolah.

Aspek yang akan diteliti meliputi minat belajar, partisipasi aktif dalam diskusi kelompok,dan kemampuan mendeskripsikan fungsi dan peran penduduk dalam pembangunandengan instrumen pengambilan data sebagai berikut: (1) angket, untuk mengetahui minat belajar; (2) lembar pengamatan, untuk mengetahuipartisipasi aktif peserta didik dalam diskusi kelompok; dan (3) tes formatif, untuk mengetahui hasil belajar materi fungsi dan peran penduduk dalam pembangunan

Penelitian dikatakan berhasil apabila dalam pembelajaran IPS materi uang dan lemba-ga keuangan melalui model pembelajaran CIRC:

1. Minimal 80% peserta didik menyatakan berminat terhadap pembelajaran. 2. Minimal skor partisipasi aktif dalam diskusi kelompok 75%

3. Minimal 75% hasil tes formatif peserta didik mencapai KKM.

Pada siklus 1, perencanaan disusun bersama dengan guru mitra secara cermat. Pada tahap pelaksanaan, guru mitra mengamati secara detail segala sesuatu yang dilakukan guru dan peserta didik. Pengamatan dimaksudkan untuk mengetahui hal-hal yang masih dirasa kurang dan digunakan sebagai bahan perbaikan pada tahap refleksi. Akhir dari pembelajaran dilakukan tes formatif untuk mengetahui hasil belajar peserta didik materi fungsi dan peran penduduk dalam pembangunan yang disampaikan melalui model pembelajaran CIRC. Semua data yang diperoleh pada siklus 1, dikonfrontasikan dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan. Apabila belum mencapai indikator yang ditetapkan, penelitian dilanjutkan pada siklus 2 dengan beberapa perbaikan yang direkomendasikan pada tahap refleksi.

Pada siklus 2, perencanaan disusun dengan memperhatikan beberapa perbaikan yang direkomendasikan dan dilaksanakan secara cermat. Guru mitra melakukan pengawasan secara detail terutama untuk mengetahui apakah perbaikan-perbaikan yang direkomendasikan dilaksanakan. Akhir siklus 2 diberi tes formatif, dan semua data yang diperoleh dikonfronta-sikan dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan. Apabila belum mencapai indikator yang ditetapkan, penelitian dilanjutkan pada siklus 3. Namun apabila indikator keberhasilan yang ditetapkan telah terlampaui, maka penelitian dianggap cukup.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Hasil rekap pengamatan peneliti dan guru mitra terhadap minat belajar peserta didik melalui model pembelajaran CIRC dapat dilihat pada tabel 1

(5)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI FUNGSI DAN PERAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CIRC

Endah Wigati 45

Tabel 1: Rekap Minat Belajar Melalui Model Pembelajaran CIRC

SIKLUS 1

SIKLUS 2

No.

Skor

Kategori

Frek. Prosent.

Frek. rosent.

1.

0 - 10

Tidak Berminat

-

-

-

-

2.

11 – 20

Kurang Berminat

-

-

-

-

3.

21 – 30

Cukup Berminat

8

22,86%

6 17,14%

4.

31 – 40

Berminat

16

45,71%

16 45,71%

5.

41 – 50

Sangat Berminat

11

31,43%

13 37,14%

Jumlah

35

100,00%

35 100,00%

Pada tabel 1 terlihat bahwa prosentase yang menyatakan berminat dan sangat berminat model pembelajaran CIRC pada siklus 1 berjumlah 77,14% (belum mencapai indikator keberhasilan), sedang pada siklus 2 berjumlah 82,85%(sudah melampaui indikator keberhasilan)

Hasil rekap pengamatan peneliti dan guru mitra terhadap partisipasi aktif peserta didik dalam diskusi kelompok dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 2: Rekap Partisipasi Aktif Siswa dalam Diskusi Kelompok

No. Aspek yang Diamati Siklus 1 Siklus 2

1 Perhatian peserta didik terhadap penjelasan guru 90,00% 93,57% 2 Aktivitas peserta didik dalam diskusi kelompok 72,86% 76,43% 3 Kemampuan peserta didik mengemukakan pendapat 72,86% 76,43% 4 Kemampuan peserta didik mengaitkan materi 70,71% 76,43%

dengan kehidupan sehari-hari

5 Kemampuan peserta didik memanfaatkan waktu 71,43% 75,71% 6 Kemampuan peserta didik membangun ide 70.71% 75,71% 7 Kemampuan peserta didik menarik kesimpulan 70,71% 75,71%

Rata-rata Prosentase 74,89% 79,11%

Pada tabel 2 terlihat bahwa skor partisipasi aktif peserta didik dalam diskusi kelompok siklus 1 mencapai 74,89% dan belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu sekurang-kurangnya skor partisipasi aktif peserta didik dalam diskusi kelompok adalah 75%. Pada siklus 2 mencapai 79,11%

Rekap hasil dua kali tes formatif untuk mengetahui hasil belajar peserta didikpada materi fungsi dan peran penduduk dalam pembangunan dapat dilihat pada tabel 4.3 .

(6)

46 Dinamika Vol. 5. No. 4. (2015)

Tabel 3. Rekap Hasil Tes Formatif

Sik lus 1 Nilai (x) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Jumlah Frekuensi (f) 0 0 0 1 1 6 2 22 3 0 35 fx 0 0 0 40 50 360 140 1760 270 0 2.620 Pencapaian KKM 71,43% Sik lus 2 Nilai (x) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Jumlah Frekuensi (f) 0 0 0 0 1 5 2 23 3 1 35 fx 0 0 0 0 50 300 140 1840 270 100 2.700 Pencapaian KKM 77,14%

Dari tabel 3 terlihat bahwa pencapaian KKM siklus 1 sebesar 71,43% dan siklus 2 sebesar 77,14% (mengalami kenaikan 5,71%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi fungsi dan peran penduduk dalam pembangunan.

2. Pembahasan

Minat belajar mengalami peningkatan 5,71% (dari 77,14% menjadi 82,86%). Adanya kenaikan tersebut karena:

1. Peneliti memberi pengertian kepada peserta didik bahwa dalam proses pembela-jaran dapat dipergunkan berbagai strategi, pendekatan, metode, dan model pem-belajaran. Pemilihan model pembelajaran sudah diperhitungkan dengan matang dengan tujuan utama agar materi lebih mudah dipahami peserta didik. Untuk itu peserta didik tidak perlu ragu-ragu apalagi gagap dan gugup dengan model pembelajaran yang dipilih.

2. Peneliti mengingatkan kembali langkah-langkah model pembelajaran tipe CIRC.

Melalui model pembelajaran tope CIRC dalam pembelajaran IPS materi fungsi dan peran penduduk dalam pembangunan terbukti bahwa peserta didik menyatakan berminat/menyukai dan menikmati (merasa senang) mengikuti pembe-lajaran. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang berlang-sung dalam suasana yang menyenangkan (joyfull learning). Apabila peserta didik sudah merasa senang maka peserta didik ingin selalu hadir, memiliki rasa ingin tahu, bersemangat, untuk selalu bisa dan selalu ingin mendapatkan nilai yang bagus (hasil belajar tinggi).

Kenaikan minat belajar peserta didik terhadap model pembelajaran tipe CIRC dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut:

(7)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI FUNGSI DAN PERAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CIRC

Endah Wigati 47

Skor partisipasi aktif peserta didik dalam diskusi kelompok mengalami peningkatan sebesar 4,22% (dari 74,89% menjadi 79,11%). Perbandingan skor partisi-pasi aktif peserta didik dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 2: Perbandingan Partisipasi Aktif Peserta didik dalam Diskusi

Partisipasi aktif dalam diskusi kelompok mengalami kenaikan karena diadakan perbaikan pada:

1. Perbaikan desain pembelajaran sehingga peserta didik lebih berminat mengikuti pembelajaran. Partisipasi aktif peserta didik meningkat karena minat belajar yang semakin baik.

2. Penjelasan kembali langkah-langkah model pembelajaran tipe CIRC, sehingga peserta didik semakin antusias mengikuti pembelajaran dan berdampak terhadap tingginya partisipasi aktif dalam pembelajaran.

Melalui model pembelajaran tipe CIRC terbukti berpartisipasi aktif peserta didik dalam diskusi kelompok meningkat. Hal ini sejalan dengan pendapat Muchlas Susenodalam Dasim Budimansyah, dkk. (2010: 41) bahwa agar metode diskusi dapat digunakan lebih banyak, sehingga proses dan hasil belajar menjadi lebih cepat, lebih baik, dan lebih mudah.

Pencapaian hasil belajar yang ditunjukkan dengan pencapaian KKM pada tes formatif mengalami kenaikan 5,71% (dari 71,43% menjadi 77,14%), karena adanya perbaikan pada:

1. Penjelasan kembali langkah-langkah model pembelajaran tipe CIRC sehingga peserta didik tidak ragu dan bingung dalam mengikuti pembelajaran.

2. Upaya peningkatan minat belajar sehingga peserta didik semakin antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

3. Desain pembelajaran sehingga peserta didik lebih mudah dalam mengikuti pembelajaran. Instrumen tes formatif disusun berdasarkan SK dan KD tentang fungsi dan peran penduduk dalam pembangunan, maka dari peningkatan hasil tes formatif juga dapat disimpulkan adanya peningkatan hasil belajar IPS materi fungsi dan peran penduduk dalam pembangunan.

PENUTUP

Simpulan pembelajaran mata pelajaran IPS materi fungsi dan peran penduduk dalam pembangunan melalui model pembelajaran CIRC adalah dapat meningkatkan minat belajar, partisipasi aktif dalam diskusi kelompok, dan belajar materi fungsi dan peran penduduk dalam pembangunan.

(8)

48 Dinamika Vol. 5. No. 4. (2015)

DAFTAR PUSTAKA

Dasim Budimansyah, Suparlan, Danny Meirawan. 2010. PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan). Genesindo: Bandung.

Endah Wigati, 2014. Peningkatan Hasil Belajar Materi Fungsi dan Peran Penduduk dalam Pembangunan Melalui

Model Pembelajaran CIRC Kelas VIII H SMP Negeri 3 Comal Tahun Pelajaran 2014/2015. Laporan PTK

SMP Negeri 3 Comal: Pemalang. (Tidak Dipublikasikan)

Etit Susongkowati, 2014. Peningkatan Kemampuan dan Aktivitas Belajar Peserta didik Kelas IX A SMP Negeri 2 Pemalang Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013 untuk Menemukan Tema, Latar, dan Penokohan dalam Kumpulan Cerpen Melalui Model Pembelajaran STAD. Jurnal Kependidikan

Edu-Indonesia. Vol III. Tahun 2. HPBI-ISPI: Semarang.

Muhibin Syah, 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendidikan Baru. Remaja Rosda Karya: Bandung. Nana Sudjana, 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru: Bandung.

Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang. 1989. Psikologi Belajar. IKIP Semarang Press: Semarang.

..., 2010. Karakteristik-Mata-Pelajaran-IPS. Bab II. Kajian Teori. Diunduh tanggal 5 September 2014 darihttp:// eprints.uny.ac.id.

Gambar

Tabel 2: Rekap Partisipasi Aktif Siswa dalam Diskusi Kelompok
Grafik 1: Perbandingan Minat Belajar Peserta didik
Grafik 2: Perbandingan Partisipasi Aktif Peserta didik dalam Diskusi

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan pesat komunikasi massa terjadi dalam teknologi informasi dan komunikasi, yang menyebabkan lahirnya media baru, baik media cetak maupun media elektronik.. •

Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin,

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pengadaan Langsung nomor : 10/PPBJ/PL/03/APBD.INSPEKTORAT/2012 tanggal 30 Oktober 2012 dan Berita Acara Hasil Pelelangan Pengadaan Langsung

280.. front-line employees from an emphasis on providing customer service to selling financial products. New remuneration practices mandated that employee performance was to be

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rakhmat Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS

Sistematika pembahasan pada paper ini adalah diawali dengan 1) pendahuluan yang menjelaskan ide pemanfaatan ITIL serta beberapa perbandingan kajian pustaka; dan metoda

Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba yang diukur dengan akrual diskresioner (discretionary accrual), sedangkan variabel bebas dalam penelitian

Pembuatan Peta Perencanaan Jalur Jalan Area Kelompok Hutan Cirumput Kabupaten Sukabumi. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu