• Tidak ada hasil yang ditemukan

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa SWARA PRIORITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa SWARA PRIORITAS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

08

Juli - Sept 2014

Edisi

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

Pada 2014 ini, USAID PRIORITAS Jatim menambah

4 kabupaten/kota baru. Empat kabupaten/kota tersebut

adalah Kab. Banyuwangi, Kab. Jombang, Kab. Lamongan,

dan Kota Batu. Penambahan wilayah baru ini untuk

meme-nuhi kuota nasional di kabupaten/kota mitra USAID

PRIORI-TAS. Sementara pemilihan kabupaten/kota didasarkan pada

komitmen pemerintah daerah untuk memajukan pendidikan

di wilayahnya, indeks mutu pendidikan, dan indeks prestasi

manusia (IPM) dalam bidang pendidikan.

www.prioritaspendidikan.org

SWARA PRIORITAS

Media Informasi Pendidikan Jawa Timur

Perluas Wilayah Mitra ke Empat Kabupaten

Halaman 4

Halaman 6

Mengatasi kekurangan guru di Kab. Blitar, bupati Blitar menerbitkan Per-bup Pembelajaran Kelas Rangkap (multigrade teaching). Pelaksanaannya di lapangan dengan metode ini ter-nyata mampu mengatasi kekurangan guru terutama di daerah terpencil.

Blitar Terbitkan Perbup Kelas Ragkap Pertemuan Wali Murid ala Pembelajaran Aktif

SMPN 4 Lumajang punya cara yang unik dalam mengenalkan pembelajaran aktif pada orang tua murid. Yakni, mengadakan pertemuan orang tua murid ala pembelajaran aktif. Orang tua murid yang datang diajak berdiskusi, memetakan kebutuhan siswa, dan memecahkan masalah melalui kerja

ke-lompok.

Menurut Silvana Erlina, koordinator USAID PRIORI-TAS Jatim, empat kabupaten/kota telah menyatakan kesedi-aannya untuk menjadi mitra USAID PRIORITAS hingga 2017. “Mereka juga telah menyediakan dana diseminasi khusus un-tuk mengembangkan program USAID PRIORITAS di wila-yahnya masing-masing,” terangnya.

Nanti empat kabupaten/kota baru ini, akan mendapatkan perlakuan yang sama dengan kabupaten/kota mitra sebelumnya. Yaitu, bantuan teknis berupa pelatihan (ToT) di tingkat provinsi bagi fasilitator daerah terpilih, pelati-han di tingkat kabupaten bagi sekolah-sekolah mitra serta pendam-pingan implementasi kurikulum dan manajemen kepala sekolah sesuai tujuan Program USAID PRIORITAS. Yaitu, meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah melalui pelatihan guru pra dan dalam jabatan; meningkatkan tata

ke-lola dan manajemen pendidikan serta meningkatkan koordinasi antarinstitusi pendidikan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten, dan sekolah. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Batu Dra. Mistin, MM menyambut baik dengan terpilihnya Kota Batu sebagai mitra USAID PRIORITAS. “Saya senang bahwa Kota Batu terpilih menjadi salah satu mitra USAID PRIORITAS kohor 3 dan kami siap menganggarkan dana untuk diseminasi pada tahun per-tama kerja sama sesuai komitmen dengan USAID PRIORITAS,” terangnya. (Bersambung ke hal 2)

Pendataan siswa pada kegiatan Early Grade Reading Assesment (EGRA) yang sudah dilaksanakan di MI Thoriqul Huda Kota Batu pada 17 November 2014. Kota Batu adalah salah satu wilayah mitra Kohor 3.

(2)

Berkunjung ke Blitar, Sulsel Tertarik dengan Inovasi Kepala Sekolah

Perluas Wilayah Mitra ke Empat Kabupaten

(Sambungan dari hal 1)

Surat penetapan kabu-paten/kota untuk Kohor 3 dari Pemerintah Provinsi Jatim yang menyebutkan 4 kabupaten/kota mitra telah disetujui.

Untuk tahap awal, empat kabupaten/kota telah bersama-sama dengan USAID PRIORITAS menyusun kerangka acuan kerja sama (KAK). Saat ini empat kabu-paten/kota juga telah memilih kecamatan dan calon sekolah yang akan dijadikan mitra. Empat kabupaten/kota tersebut juga telah mengadakan pertemuan antara calon sekolah mitra dan USAID PRIORITAS. “Tujuan pertemuan ini ada-lah memberikan gambaran kepada calon sekoada-lah mitra, apa saja yang akan mereka lakukan selama bermitra dengan USAID PRIORITAS dan manfaat apa saja yang akan mereka peroleh dari bantuan tersebut,” terang Silvana. (Mab)

Sebanyak 80 peserta kunjun-gan belajar (study visit) yang terdiri atas guru, kasek, pengawas, dan pemangku pendidikan yang terpilih dari Kabupat-en Wajo, Maros, dan BantaKabupat-eng mKabupat-en- men-imba ilmu ke Jatim. Rombongan juga diikuti kepala Dinas Pendidikan Maros, Kabid Mapenda Kemenag Bantaeng, dan beberapa pejabat lainnya.

Mereka memulai study visit di beberapa sekolah mitra USAID PRI-ORITAS di Blitar, yaitu di SDN Kali-pang 1, SDN Kebonduren 1, MTsN Jambewangi, dan SMPN 1 Sanankulon (10/9). Keesokan hari rombongan melanjutkan kunjungan ke Sidoarjo. Di kabupaten ini rombongan mengunjungi SD Hangtuah X, SDN Sedatigede 2, MTs Nurul Huda, dan SMPN 5

Si-doarjo. Para peserta yang mengikuti study visit merasakan manfaat yang luar biasa setelah mereka mengamati sekolah-sekolah di Blitar dan Sidoarjo.

Bahkan, beberapa di antaranya berjanji akan mengadopsinya untuk sekolah mereka

Peserta study visit dari Makassar saat mengamati pembelajaran yang dilakukan di perpustakaan di SD Hangtuah X Juanda Sidoarjo pada 11 September 2014

sendiri. Menurut mereka, semua sekolah yang dikunjungi rata-rata telah menerapkan kurikulum 2013. SDN Kalipang 1 Blitar sudah menerapkan kurikulum 2013 jauh sebelum sekolah-sekolah lain. Kepala Bidang Kurikulum Maros, Anshar Salam, yang ikut dalam rombongan study visit juga memberikan apresiasi besar terhadap inovasi kepala sekolah dengan konsep kepemimpinan kolektif yang diterapkan di SD Kebon-duren 1. Untuk memberi rasa tanggung jawab dan rasa memiliki ter-hadap sekolah, kasek menerapkan prinsip bahwa semua guru adalah kepala sekolah. “Hal ini agak sulit dit-erapkan di Sulsel, tetapi praktik terbaik ini akan kami coba share sebagai pen-galaman terbaik nanti di tempat kami,” katanya. (Jib/Dkd)

Terkesan Pajangan Kelas yang Semarak

“Saya terkesan saat berkunjung ke SD Hangtuah X, Sidoarjo. Selain pem-belajarannya yang sudah menerapkan PAKEM seratus persen, kelas-kelasnya semarak dengan pajangan. Siswa begitu kreatif memajang hasil karya di dinding kelas sehingga menarik untuk dilihat. Sekolah ini juga memiliki satu ruangan galeri yang menyimpan hasil karya terbaik siswa di setiap kelas. Luar biasa.”

“Berkunjung ke MTsN Jambewangi, saya mendapatkan manfaat yang luar biasa. Sekolah ini memiliki prestasi akademik yang sangat banyak, baik itu di tingkat kabupaten maupun provinsi. Selain itu, pembelajaran CTL sudah diterapkan dengan baik. Hal ini terlihat dari media pembelajaran yang dihasilkan oleh guru di setiap kelas beragam. Sekolah ini juga tidak membolehkan siswanya membawa kendaraan bermotor.”

Sarmadan, SPdi Guru MIN Maros Baru

Maros, Sulsel

Amiruddin, SPd Guru MTs Muhammadiyah Bantaeng, Sulsel

Media Pembelajaran Beragam

(3)

Bupati Blitar Terbitkan Perbup Pembelajaran Kelas Rangkap

Blitar sebagai salah satu kabupaten mitra USAID PRIORITAS saat ini menjadi kabupaten percontohan pena-taan dan pemerapena-taan guru (PPG) secara nasional. Dinas Pendidikan Kab. Blitar bersama-sama dengan badan kepega-waian daerah (BKD) dan lembaga pendidikan terkait beru-paya melakukan penataan dan pemerataan guru di wila-yahnya. Menurut Bupati Blitar Herry Noegroho, kondisi saat ini di wilayah utara/perkotaan terjadi penumpukan tenaga pengajar. Sementara di wilayah selatan yang merupa-kan wilayah perdesaan, banyak terdapat sekolah yang keku-rangan tenaga pengajar. Untuk mengantisipasinya, Kab. Blitar menerapkan kelas rangkap (multigrade teaching) untuk sekolah-sekolah yang kekurangan tenaga pengajar. “Komitmen Kabupaten Blitar untuk menata guru dengan lebih baik sehingga hak siswa untuk belajar tetap terpenuhi tertuang dalam Peraturan Bupati tanggal 8 Oktober 2014 tentang kelas rangkap. Kami juga telah melaksanakan pelati-han kelas rangkap untuk 4 SD pilot,” ungkapnya.

Dalam praktik kelas rangkap yang diterapkan, pembelajaran dapat digabung menjadi satu kelas untuk dua kelas yang berbeda. Syaratnya, mata pelajaran yang sedang diajarkan sama dan rencana pelaksanaan pembelajarannya (RPP) dapat digabungkan. Misalnya, pembelajaran kelas 3 dan 4 yang digabung menjadi satu dan membahas pelajaran IPA tentang tumbuhan.

Suprih Siswanti, kepala SDN Suuhwadang 2 Blitar yang sekolahnya menerapkan kelas rangkap, mengungkap-kan banyak manfaat yang diperoleh dengan penerapan kelas rangkap. “Implementasi pembelajaran kelas rangkap di SDN Suruh Wadang 2 sangat memuaskan. Kakak kelas sangat membantu guru karena dapat menjadi tutor bagi adik ke-lasnya saat pembelajaran kelas rangkap diterapkan.”

Karena dianggap telah menerapkan implementasi

PPG, Kab. Blitar ditunjuk oleh USAID PRIORITAS menjadi kabu-paten percontohan nasional. Dalam presentasinya di Jakarta (14/10), Wakil Bupati Blitar Riyanto mengungkapkan, Blitar ber-hasil karena adanya komitmen bersama untuk menata tenaga pen-didik dengan lebih baik sehingga hak siswa untuk belajar dapat terpenuhi dan merata. (Tdm)

(Atas) Peraturan Bupati Blitar tanggal 8 Oktober 2014 tentang kelas rangkap. (Bawah) Penerapan kelas rangkap di SDN Suruh Wadang 2 Blitar. Tampak Kelas 4 yang digabung dengan Kelas 5.

Herry Noegroho Bupati Kab. Blitar

Suprih Siswanti Kepala SDN Suruh

Wadang 2 Blitar

Dukung Hasil PPG

Hasilnya Memuaskan

“Melalui Peraturan Bupati saya memberikan dukungan penuh pada pelaksanaan pemerataan dan penataan guru (PPG) di Kab. Blitar hasil kerja sama dengan USAID PRI-ORITAS. Kami siap me-nyediakan anggaran untuk

diseminasi PKR.”

“Implementasi pem-belajaran kelas rangkap di SDN Suruh Wadang 2 sangat memuaskan.

Kakak kelas sangat membantu guru karena

dapat menjadi tutor bagi adik kelasnya saat

pembelajaran kelas rangkap diterapkan.”

(4)

Belajar Kosakata

Bahasa Inggris

di Sudut-Sudut Sekolah

Bila kita berkunjung ke SDN Kalipang 1 Kabupaten Blitar, kita akan menjumpai suasana sekolah yang semarak dengan papan-papan kecil berwarna biru yang dipajang di sudut-sudut sekolah. Sekolah ini punya cara tersendiri membiasakan anak mengenal kosakata dalam bahasa Inggris, yakni menulis minimal 3 kosakata dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia setiap hari di papan-papan tersebut.

Ide ini muncul setelah SDN Kalipang 1 memiliki kegiatan pengembangan diri untuk kelas tinggi (kelas 4,5, dan 6). Dari kegiatan tersebut, Witarti Prasiwi, S.Pd bersama dengan orang tua siswa melalui kegiatan peran serta masyarakat (PSM) berupaya agar siswa aktif belajar bahasa Inggris meskipun bahasa Inggris saat ini tidak lagi menjadi mata pelajaran pokok di sekolah. “Saya berharap kemampuan siswa dalam bahasa Inggris meningkat meskipun saat ini bahasa Inggris bukan lagi menjadi pelajaran pokok. Caranya, membuat kegiatan pengembangan diri dan mengajak siswa terus aktif belajar bahasa Inggris seperti me-masang papan English Corner ini di sudut-sudut sekolah yang kosong,” terangnya.

Total ada 8 papan English Corner yang terpasang di sekolah. Setiap hari siswa yang ikut dalam kegiatan pengem-bangan diri bahasa Inggris bergiliran mengisi minimal 3 kosakata dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Sekolah ini seminggu 2x juga mengundang 1 tutor bahasa Inggris dari luar sekolah. Adanya English Corner ini memberikan dam-pak positif kepada siswa. Bahkan, siswa kelas awal juga mulai ter-biasa menghapal kosakata dalam bahasa Inggris. (Dkd)

Glory (kanan) salah satu siswa yang tergabung dalam English Club di SDN Kalipang 1 bersama temannya sedang menulis kosakata Bahasa Inggris di English Corner. Setiap hari, setiap siswa yang tergabung dalam English Corner secara bergiliran mengisi empat kosakata Ba-hasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam BaBa-hasa Indonesia. Kegiatan ini mulai aktif sejak Agustus 2014 lalu.

Pujasera Sehat Bersama Puskesmas

Pujasera SDN Kalipang 1 Kab. Blitar menyediakan makanan sehat untuk siswa. Untuk memantau kadar gizi dan kesehatan mamin, sekolah ini bekerjasama dengan Puskesmas dan dokter setempat.

Untuk memantau kesehatan makanan dan minuman (mamin) yang dijual di sekolah, SDN Kalipang 1 bekerja sama dengan dokter dan pus-kesmas setempat secara rutin memantau mamin yang dijual di pujasera sekolah. Kegiatan ini menurut Kepala SDN Kalipang 1 Kab. Blitar Witarti Prasiwi bertujuan untuk menjaga kualitas mamin yang dijual dan menghindarkan siswanya dari jajanan sekolah yang berbahaya.

Para penjual mamin di pujasera sekolah juga tidak bisa menjual makanan secara sembarangan. Mamin yang akan dijual harus melalui uji tes dari puskesmas dan menjamin tidak ada kandungan bahan berbahaya di dalamnya. “Sehingga orang tua murid tidak perlu khawatir putra-putrinya akan mengonsumsi makanan tidak sehat karena seluruh mamin yang dijual disini aman dan sudah lolos uji tes,” ungkapnya. (Dkd)

(5)

Matematika Untuk Kelas VI SD

/ MI

Mengidentifikasi Mean, Median, dan Modus dengan Stik Es Krim

Pada pelajaran matematika yang mengulas tentang mean, median, dan modus, Erna mencoba mengajak siswa mengidentifi-kasi bersama. Caranya, Erna menyiapkan stik es krim dan me-nyuruh 8 siswa maju ke depan kelas. Selanjutnya 7 siswa dibagi stik es krim masing-masing anak A=3 stik, anak B=6 stik, anak C=6 stik, anak D=5 stik, anak E=5 stik, anak F=6 stik, dan anak G=6 stik. Sedangkan anak ke-8 bertugas menulis hasilnya di pa-pan tulis. “Dengan cara ini, ternyata anak-anak bisa langsung mengidentifikasi apa yang dimaksud dengan mean, median, dan modus. Saya yakin apa yang saya lakukan bersama anak-anak ini juga akan lebih bermakna untuk mereka,” ungkap Erna.

Modus Untuk menemukan modus, 7 anak yang memegang stik tadi diminta berjajar. Ibu guru kemudian memanggil anak A dengan jumlah stik 3 batang, maka anak A maju ke depan sambil berteriak menunjukkan jumlah stiknya. Erna kemudian memanggil lagi anak B dengan jumlah stik 4 batang, maka anak B maju ke depan dan melakukan hal yang sama. Begitu seterusnya hingga anak G. Anak-anak yang lain diberikan lembar kerja dan mencari jawaban dari pertanyaan yang disampaikan di lembar jawaban. Dari pertanyaan tersebut muncul pertanyaan, ada berapa stik yang paling sering muncul yang dibawa oleh anak-anak? Jawa-bannya adalah 6 batang stik. Sebab, ada tiga anak yang dipanggil berteriak menyebutkan 6 batang stik yang dibawanya, yakni anak B, C, dan F. Dari peragaan tersebut anak-anak berhasil

menyim-Di tangan Erna Budi Widiatsih, S.Pd, guru SDN

Mo-jokarang, Kab. Mojokerto, pelajaran matematika menjadi

per-mainan yang menyenangkan. Salah satunya saat

mengidentifi-kasi tentang mean, median, dan modus. Dengan

menggunakan stik es krim, Erna bersama-sama siswa kelas VI

berhasil mengidentifikasi mean, median, dan modus.

pulkan bahwa modus adalah angka yang sering muncul dalam sebuah kelompok bilangan.

Median Untuk menemukan median, anak-anak berjajar berurutan dari batang stik yang paling sedikit dibawa di sebelah kiri hingga angka yang paling besar di kanan. Hasilnya, yang berada di sisi paling kiri adalah anak A dengan 3 batang stik dan yang paling kanan adalah anak F dengan 6 batang stik. Nah, Erna kemudian bertanya kepada anak-anak, siapakah yang be-rada ditengah-tengah dari jajaran anak tersebut? “Anak-anak spontan menjawab “Anak E” yang membawa 5 batang stik. Dari kegiatan tersebut, anak-anak dapat menyimpulkan bahwa median adalah angka di tengah yang sudah diurutkan dari ang-ka yang paling kecil hingga yang paling besar.

Mean Untuk menemukan mean, anak-anak bersama-sama menghitung jumlah batang stik yang dibawa oleh anak A-G, yakni: 3+6+6+5+5+6+4 = 35. Hasil penjumlahan seluruh ba-tang stik tadi kemudian dibagi dengan jumlah anak yang mem-bawa stik, yakni 35 dibagi 7 anak, hasilnya 5. Dari kegiatan tersebut, anak-anak berhasil mengidentifikasi bahwa mean adalah rata-rata jumlah bilangan yang dibagi dengan jumlah anak yakni 5. (Aph)

Tujuh siswa Kelas VI diminta berjajar di depan kelas sambil membawa stik es krim. Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi Mean, Medi-an, dan Modus melalui permainan dengan memanfaatkan stik es krim. Dan satu siswa bertugas menulis hasilnya di papan tulis.

Matematika Bukan Momok Lagi

“Saya senang dengan cara mengajar Bu Erna karena kami bersama-sama diajak me-ngidentifikasi apa itu mean, median, dan modus. Tidak sekadar teori, kami diajak ber-main tapi menghasilkan pelaja-ran yang menyenangkan. Ma-tematika di tangan Bu Erna tidak lagi jadi momok buat saya.”

Mega Putri Pertiwi Siswi Kelas VI SDN Mojokarang

(6)

Pertemuan Wali Murid ala Pembelajaran Aktif

SMPN 4 Lumajang punya cara unik untuk menyosialisasikan penerapan program sekolah kepada wali murid. Caranya, mengajak mereka merasakan pembelajaran aktif yang dipandu oleh Kepala SMPN 4 Lumajang Dra. Ghoniyyul Khusnah, M. Si.

Menurut Ibu Ghoniyyul, kegiatan ini bertujuan me-nanamkan empati wali murid kepada warga sekolah dalam hal ini siswa dan guru. Para wali murid tersebut diharapkan berperan aktif dalam memajukan kualitas pendidikan di sekolah itu.

Sebanyak 574 wali murid dari kelas VII hingga IX secara bertahap diundang ke sekolah untuk mengikuti sosialisasi. “Setiap hari rata-rata sekitar 30-60 wali murid dari 2 kelas secara berganti-an kami undberganti-ang dalam mengikuti sosialisasi ini,” terberganti-angnya. Kegiatberganti-an ini rutin dilakukan setiap awal semester. Sekolah melakukan so-sialiasi program-program yang akan dijalankan selama 1 semester, termasuk sosialisasi kebijakan dan tata tertib yang akan dilaksanakan oleh warga sekolah. Bedanya, kali ini seluruh wali murid berkesem-patan merasakan model kegiatan diskusi aktif seperti pelatihan pem-belajaran aktif.

Layaknya sedang mengikuti kegiatan pelatihan, mereka diminta duduk berkelompok 5-6 orang dalam satu meja. Di atas meja juga telah tersedia alat tulis lengkap seperti yang biasa digunakan dalam pelatihan. Di antaranya, kertas plano, spidol, gunting, kertas warna, lem, dan gunting. Tentu saja kondisi yang tidak biasa ini membuat para wali murid kebingungan. “Kami mau diapakan ini?” tanya salah seorang wali murid. Bu Ghoniyyul yang juga merupakan guru bahasa Indonesia di sekolah itu kemudian me-maparkan penjelasannya. Di awal pertemuan, persis seperti pelati-han Bu Ghoniyyul menyampaikan kesepakatan kontrak belajar kepa-da wali murid. Misalnya, larangan merokok, harus mengikuti kegiatan hingga selesai, larangan membunyikan telepon selular (ponsel) dan sebagainya. Wali murid kemudian paham bahwa hari

itu mereka berperan layaknya siswa di dalam kelas.

Selanjutnya Bu Ghoniyyul membagikan Buku Tata Tertib Siswa kepada setiap wali murid. Setiap kelompok diminta berdiskusi untuk menelaah isi buku tersebut, apakah sudah sesuai atau perlu penambahan atau revisi. Suasana ruangan pun jadi lebih hidup. Sebab, biasanya dalam per-temuan dengan wali murid, mereka hanya mendengarkan saja. Hari itu mereka berperan aktif mengemukakan pen-dapatnya masing-masing dalam kelompok. Hasil diskusi ke-lompok lantas dipresentasikan di depan ruangan oleh ketua kelompok, sementara kelompok lain menanggapi atau mengajukan pertanyaan. Hasilnya kemudian disepakati ber-sama oleh seluruh kelompok. Kesepakatan ini merupakan penguatan dan komitmen wali murid yang dibuat dan ditetapkan bersama dan harus dipatuhi oleh seluruh warga sekolah. Dalam pertemuan itu, juga dibentuk paguyuban kelas. Model sosialisasi tersebut terinspirasi oleh USAID PRIORITAS. Bu Ghoniyyul menyampaikan, seperti itulah model pembelajaran aktif di kelas. Wali murid pun kini men-jadi lebih paham bahwa pembelajaran aktif membuat anak-anak belajar dengan lebih bermakna.

Dari pertemuan tersebut, muncul ide-ide kreatif dari wali murid. Padahal, sebelumnya mereka lebih bersikap pasif dan hanya mengikuti arahan kepala sekolah saja. “Dengan model pertemuan seperti ini, wali murid merasa memiliki sekolah. Mereka juga tidak malu lagi mengeluarkan ide-idenya demi kemajuan sekolah,” ungkap Bu Ghoniyyul. Pembentukan paguyuban kelas juga menjadi lebih berarti untuk siswa karena dapat memenuhi kebutuhan siswa apabi-la kebutuhan tersebut belum bisa dipenuhi pihak sekoapabi-lah.

(Dkd)

(Kiri): Bu Ghoniyyul Kepala SMPN 4 Lumajang (paling kanan) saat menjadi moderator dalam diskusi kelompok wali murid ala pembelajaran aktif di SMPN 4. (Kanan): Kelompok wali murid sedang memetakan kebutuhan setiap kelas melalui diskusi kelompok. Pertemuan wali murid di SMPN 4 Lumajang dibuat berbeda ala pembelajaran aktif agar wali murid memiliki gambaran yang jelas tentang pembelajaran aktif di sekolah tersebut.

(7)

Sekolah Lab Mitra UM

Mendapatkan Pelatihan

Pembelajaran dan Manajemen

Seuntai Kata

Salam Pendidikan!

Selamat berjumpa kembali di Swara PRIORITAS Jatim Edisi ke-8. Menginjak akhir tahun 2014, kami akan mengembangkan wilayah mitra kohor 3 ke empat kabupaten/kota. Empat kabupaten/kota tersebut meliputi Kab. Jombang, Kab. Lamongan, Kab. Banyu-wangi, dan Kota Batu. Perluasan wila-yah mitra ini bertujuan agar semakin banyak jangkauan program kami di kabupaten/kota di Jawa Timur teruta-ma di wilayah yang indeks prestasi

manusianya (IPM) masih rendah, namun memiliki komitmen tinggi dalam bidang peningkatan kualitas pendidikan. Kami telah bertemu dengan para pemangku kepentingan di tingkat kabu-paten/kota kohor 3 terpilih dan menyatakan kesanggupannya untuk menjalankan program dengan baik dan menyediakan dana diseminasi guna perluasan program di kabupaten/kota masing-masing. Hal ini tentu saja kami sambut baik. Calon kabupaten/kota mitra sejak awal sudah menyatakan komitmen yang tinggi untuk memajukan pendidikan di wilayahnya masing-masing.

Selain itu, selama kurun waktu Oktober–Desember, serangkaian kegiatan akan dilaksanakan. Mulai pelatihan pelatih tingkat provinsi untuk modul 2 bagi seluruh mitra kohor 1, kohor 2, dan DBE, hingga pelatihan tingkat sekolah. Selama bulan ini kabupaten mitra USAID PRIORITAS juga sudah mulai melakukan diseminasi dengan dana mandiri. Di antaranya, Kab. Lumajang dan Blitar. Praktik yang baik telah mulai muncul di sekolah-sekolah mitra. Hal ini tentu saja kami sambut dengan baik. Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan yang besar dari semua pihak sehingga sejauh ini program dapat ber-jalan dengan baik sesuai yang diinginkan. *

Pada Agustus 2014, sebanyak 6 SD dan 3 SMP sekolah lab mitra Universitas Negeri Malang (UM) mendapatkan pelatihan mana-jemen sekolah dan pembelajaran PAKEM dan CTL. Kegiatan yang ber-langsung di Malang ini dilaksanakan dalam 2 tahap, yakni pelatihan ma-najemen sekolah untuk SD dan SMP (5-7 Agustus 2014) dan pelatihan PAKEM untuk SD dan CTL untuk SMP (19-21 Agustus 2014). Kegiatan ini difasilitasi langsung oleh para dosen UM yang sudah mengikuti pelatihan USAID PRIORITAS. Pelatihan ini diikuti oleh pen-didik dari unsur kepala sekolah, guru, dan komite sekolah.

Menurut Kepala SDN Pisang Candi 1 Malang Dra. Sulistyawa-ti, pihaknya melihat banyak manfaat yang bisa dipetik dari pelatihan ini, terutama terkait implementasi kurikulum 2013. “Saya melihat pelati-han ini kedepan akan sangat membantu para guru di SDN Pisang Can-di 1 dalam mengimplementasi kurikulum 2013 yang sebelumnya kami mendapat gambaran yang kurang jelas. Namun, pelatihan ini semakin memberikan gambaran nyata pada guru.” (Dkd)

Kegiatan USAID PRIORITAS Jatim

Bulan Oktober - Desember 2014

 Pemilihan wilayah mitra kohor 3, pertemuan dengan pemangku kepentingan, dan penyusunan kerangka acuan kerja sama.

 Pelatihan pelatih tingkat provinsi untuk modul 2 (kohor 1, kohor 2, dan DBE).

Early grade reading assessment untuk kohor 1 dan

3.

 Monitoring dan evaluasi untuk kohor 1 dan 2.

 Pelatihan tingkat sekolah tentang pembelajaran SD/ MI dan SMP/MTs untuk kohor 1 dan 2.

 Pelatihan tingkat sekolah tentang manajemen sekolah SD/MI dan SMP/MTs untuk kohor 1 dan 2.

District review & planning meeting untuk kohor 1.

Silvana Erlina

Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Jatim

Seorang guru dari SDN Percobaan 2 Malang sedang memberikan pendapat pada hasil kerja kelompok yang dipajang di dinding. Kegiatan ini dilakukan pada Pelatihan PAKEM untuk sekolah lab mitra UM Malang 19-21 Agustus 2014 lalu.

Pelatihan Manajemen Bermanfaat

Sudoro Rukmi, S. Pd Guru SDN Bareng 3

Malang

“Saya banyak mendapatkan pelatihan

namun terkait pembelajaran. Baru

kali ini saya mengikuti pelatihan

ten-tang manajemen sekolah dan hal ini

membuka wawasan saya mengenai

implementasi manajemen sekolah

yang baik itu seperti apa.”

(8)

Newsletter ini diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak dan diskusi online forum sekolah. Untuk pengiriman artikel, kritik dan saran silakan kirim ke:

Pondok Mutiara Blok A No. 2 Sidoarjo Jawa Timur. Telp. (031) 8921000, Fax. (031) 8078525, Email: ddewi@prioritas.or.id

“Hore, hasil karyaku sudah jadi!” Kelompok mata pela-jaran Bahasa Indonesia memamerkan kalender cerita buatan mereka.

Kelompok mata pelajaran IPA usai melakukan praktik, menuliskan hasil kerjanya di lembar kerja plano.

Ayu Wulandari dan Fitri Rahmaningrum dari SDN Segunung Kab. Mojokerto mem-peragakan alat pendeteksi perubahan suhu. Peserta dari Sampang sedang mempresentasikan

hasil kerja kelompoknya.

Seluruh peserta asyik membaca buku dalam sesi membaca senyap.

Peserta melakukan aksi plester mulut sebagai bentuk kesadaran diri untuk fokus membaca dan tidak berbicara.

Kelompok Kab. Lumajang mempresentasi-kan rencana tindak lanjutnya.

Pelatihan Pelatih Tingkat Provinsi Jatim

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran SD/MI (Modul 2) bagi Mitra DBE (Gel 2) dan Kohor 2

Hotel Santika Premiere Surabaya, 18 - 22 Oktober 2014

Pelatihan Pelatih Tingkat Provinsi Jatim

Praktik yang Baik dalam Manajemen SD/MI (Modul 2) bagi Mitra DBE (Gel 2) dan Kohor 2

Hotel Bumi Surabaya, 3 - 5 November 2014

Diskusi kelompok yang seru membahas rencana tindak lanjut (RTL) di wilayah kerjanya masing-masing.

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian setelah mekanik sistem pengukur kedalaman selesai dibuat, maka dilakukan proses kalibrasi sensor rotary encoder, untuk mengetahui respon rotary encoder terhadap

Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan (SIMWAS) adalah terciptanya suatu Sistem Informasi Pengawasan yang terintegrasi antara sistem perencanaan,

Bank Kustodian akan menerbitkan dan mengirimkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah Unit Penyertaan yang dijual kembali dan dimiliki

Secara lebih khusus, mengenai pembatasan ekspor energy dan raw materials oleh Indonesia dianggap berdampak negative terhadap pasar raw material dan energy domestik

Peserta mampu membuat Rencana Usaha yang realistis dengan mengukur Kemampuan Diri dan Kemampuan Usaha.. Peserta memahami Visi, Misi, & Goal

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsep diri dan pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku seksual pada remaja yang pada dasarnya

Penelitian ini masuk kedalam studi kepustakaan (Library Research). Hasil dari penelitian ini adalah, 1) Wakaf konten youtube ini sebagai salah satu instrumen

banyak permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan karakter di Indonesia. Permasalahan tersebut tidak akan terjadi jika setiap guru mampu menghayati kompetensi