Makalah Pasang Surut Air Laut
A. Pengertian Pasang Surut Air Laut
Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut
secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari
benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa
lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil. Pasang surut
laut adalah gelombang yang dibangkitkan oleh adanya interaksi antara bumi, matahari dan
bulan. Puncak gelombang disebut pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang
rendah. Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut rentang pasang
surut (tidal range). Periode pasang surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang
ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Harga periode pasang surut bervariasi antara
12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.
Pasang surut air laut di bedakan menjadi dua yaitu:
1.
Pasang Laut Purnama (spring tide)
Pasang laut purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu
garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang sangat tinggi dan pasang surut
yang sangat rendah. Pasang laut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.
2.Pasang Laut Perbani (neap tide)
Pasang laut perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut
tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang rendah dan pasang surut yang
tinggi. Pasang laut perbani ini terjadi pada saat bulan seperempat dan tigaperempat.
B. Teori dan Faktor Penyebab Pasang Surut
1) Teori kesetimbangan( Equilibrium Theory)
Teori kesetimbangan pertama kali diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton (1642-1727). Teori
ini menerangkan sifat-sifat pasut secara kualitatif. Teori terjadi pada bumi ideal yang seluruh
permukaannya ditutupi oleh air dan pengaruh kelembaman (Inertia) diabaikan. Teori ini
menyatakan bahwa naik-turunnya permukaan laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang
surut (King, 1966). Untuk memahami gaya pembangkit passng surut dilakukan dengan
memisahkan pergerakan sistem bumi-bulan-matahari menjadi 2 yaitu, sistem bumi-bulan dan
sistem bumi matahari.
Pada teori kesetimbangan bumi diasumsikan tertutup air dengan kedalaman dan densitas yang
sama dan naik turun muka laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut atau GPP
(Tide Generating Force) yaitu Resultante gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal, teori ini
berkaitan dengan hubungan antara laut, massa air yang naik, bulan, dan matahari. Gaya
pembangkit pasut ini akan menimbulkan air tinggi pada dua lokasi dan air rendah pada dua
lokasi (Gross, 1987).
2) Teori Pasut Dinamik (Dynamical Theory)
Pond dan Pickard (1978) menyatakan bahwa dalam teori ini lautan yang homogen masih
diasumsikan menutupi seluruh bumi pada kedalaman yang konstan, tetapi gaya-gaya tarik
periodik dapat membangkitkan gelombang dengan periode sesuai dengan
konstitue-konstituennya. Gelombang pasut yang terbentuk dipengaruhi oleh GPP, kedalaman dan luas
perairan, pengaruh rotasi bumi, dan pengaruh gesekan dasar. Teori ini pertama kali
dikembangkan oleh Laplace (1796-1825). Teori ini melengkapi teori kesetimbangan sehingga
sifat-sifat pasut dapat diketahui secara kuantitatif. Menurut teori dinamis, gaya pembangkit
pasut menghasilkan gelombang pasut (tide wive) yang periodenya sebanding dengan gaya
pembangkit pasut. Karena terbentuknya gelombang, maka terdapat faktor lain yang perlu
diperhitungkan selain GPP.
Menurut Defant(1958), faktor-faktor tersebut adalah :
a) Kedalaman perairan dan luas perairan
b) Pengaruh rotasi bumi (gaya Coriolis)
c) Gesekan dasar
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori kesetimbangan
adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, revolusi bumi terhadap
matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan luas perairan,
pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu juga terdapat beberapa
faktor lokal yang dapat mempengaruhi pasut disuatu perairan seperti, topogafi dasar laut,
lebar selat, bentuk teluk, dan sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut
yang berlainan (Wyrtki, 1961).
C. Tipe-Tipe Pasang Surut
Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama. Tipe pasut ditentukan oleh frekuensi air
pasang dengan surut setiap harinya. Hal ini disebabkan karena perbedaan respon setiap lokasi
terhadap gaya pembangkit pasang surut. Menurut Romimohtarto dan Juwana (2007), dilihat
dari pola gerakan muka lautnya, pasang surut di Indonesia dapat di bagi menjadi empat yaitu
:
1. Pasut semi diurnal atau pasut harian ganda (dua kali pasang dan dua kali surut dalam 24
jam), Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. misalnya di perairan selat
Malaka
2. Pasut diurnal atau pasut harian tunggal (satu kali pasang dan satu kali surut dalam 24 jam),
Periode pasangsurut adalah 24 jam 50 menit, misalnya di sekitar selat Karimata;
3. Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal)
merupakan pasut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi
terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam tinggi dan
waktu, ini terdapat di Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat.
4. Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal)
merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi
terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang
berbeda, ini terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia Bagian Timur
Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh
beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan
burung pantai. Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah
ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan
karnivora,kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam
terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan
serta rumput laut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai
berikut:
1. Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah yang
tahan terhadap hempasan gelombang dan angin;tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal.
Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan
Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus
tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan)
2. Formasi baringtonia.
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia,
Thespesia,Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur,
maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan
adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk
mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut
gelombang. Yang termasuk tumbuhan dihutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora,
dan Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah
Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
D. Pengaruh Pasang Surut terhadap Organisme
1. Biota pada zona intertidal
Menurut Prajitno, 2009. Biota pada ekosistem pantai berbatu adalah salah satu daerah ekologi
yang paling familiar, habitat dan interaksinya sudah diketahui oleh ilmuan, penelitian
diadakan di pulau cruger yang pantai utaranya merupakan (freshwater) air tawar dan berbatu.
Fauna pada pantai berbatu pulau cruger berkarakteristik dominan pada binatang air tawar.
Pantai yang terdiri dari batu-batuan (rocky shore) merupakan tempat yang sangat baik bagi
hewan-hewan atau tumbuhan-tumbuhan yang dapat menempelkan diri pada lapisan ini.
Golongan ini termasuk banyak jenis gastropoda, moluska dan tumbuh-tumbuhan yang
berukuran besar. Dua spesies Uttorina undulata dan tectarius malaccensis, tinggal dan hidup
di bagian batas atas dari pantai di bawahnya berturut-turut ditempati oleh jenis spesies lain
monodonta labio dan Nerita undata. Kemudian oleh cerithium morus dan turbo intercostalis.
Akhirnya pada batas yang paling bawah terdapat lambis-lambis dan trochus gibberula
(Hutabarat, 2008).
2. Pola adaptasi organism intertidal
Bentuk adaptasi adalah mncakup adaptasi structural, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah
laku. Adaptasi structural merupakan cara hidup untuk menyesuaikan dirinya dengan
mengembangkan struktur tubuh atau alat-alat tubuh kearah yang lebih sesuai dengan keadaan
lingkungan hidup.Adaptasi fisiologi adalah cara makhluk hidup untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan dengan cara penyesaian proses-proses fisiologis dalam tubuhnya.
Adaptasi tingkah laku adalah respon-respon hewan terhadap kondisi lingkungan dalam
bentuk perubahan tingkah laku.
Organisme intertidal memilki kemampuan untuk beradaptasi dngan kondisi lingkungan yang
dapat berubah secara signifikan, pola tersebut meliputi:
a) Daya Tahan terhadap Kehilangan air
Organisme laut berpindah dari air ke udara terbuka, mereka mulai kehilangan air. Mekanisme
yang sederhana untuk menghindari kehilangan air terlihat pada hewan-hewan yang bergerak
seperti kepiting dan anemon. Hewan-hewan tersebut memiliki bentuk morfologi seperti
memiliki alat gerak yang baik untuk melakukan pergerakan yang cepat, serta struktur tubuh
yang ditutupi oleh zat kapur yang cukup kuat.
b) Pemeliharaan Keseimbangan Panas
Organisme intertidal juga mengalami keterbukaan terhadap suhu panas dan dingin yang
ekstrim dan memperlihatkan adaptasi tingkah laku dan struktur tubuh untuk menjaga
keseimbangan panas internal. Contoh pada siput dan kerang-kerangan ketika pasang maka
siput tersebut akan mengeluarkan badannya dari cangkang untuk melakukan aktivitas,
sedangkan ketika keadaan surut yang mengakibatkan keberadaan siput tersebut terdedah
dengan mendapatkan suhu lingkungan yang ekstrim, maka tubuhnya akan dimasukkan ke
dalam cangkang, untuk tetap mempertahankan suhu tubuhnya yang stabil.
c) Tekanan mekanik
Gerakan ombak mempunyai pengaruh yang berbeda, pada pantai berbatu dan pada pantai
berpasir. Untuk mempertahankan posisi menghadapi gerakan ombak, organism intertidal
telah membentuk beberapa adaptasi.
d) Pernapasan
Diantara hewan intertidal terdapat kecenderungan organ pernapasan yang mempunyai
tonjolan kedalam rongga perlindungan untuk mencegah kekeringan. Hal ini dapat terlihat
jelas pada berbagai moluska dimana insang terdapat pada rongga mantel yang dilindungi
cangkang. Contoh hewan ini adalah Bivalvia.
e) Cara Makan
Pada waktu makan, seluruh hewan intertidal harusmengeluarkan bagian-bagian berdaging
dari tubuhnya. Karena ituseluruh hewan intertidal hanya aktif jika pasang naik dan
tubuhnyaterendam air. Hal ini berlaku bagi seluruh hewan baik pemakan tumbuhan, pemakan
bahan-bahan tersaring, pemakan detritus maupun predator.
f) Reproduksi
Kebanyakan organisme intertidal hidup menetap atau bahkan melekat, sehingga dalam
penyebarannya mereka mmenghasilkan telur atau larva yang terapung bebas sebagai
plankton. Hampir semua organisme mempunyai daur perkembangbiakan yang seirama
dengan munculnya arus pasang surut tertentu, seperti misalnya pada waktu pasang purnama.
E. Manfaat Pasang Surut Air Laut
Peristiwa pasang surut air laut bermanfaat untuk hal – hal sebagai berikut Pembuatan garam,
1.
Persawahan Pasang Surut,
2.
Berlayar atau berlabuhnya kapal di dermaga yang dangkal,
3.
Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut (PLTPs)
4.
Penggerak Generator Listrik, dsb
BAB II
PEMBAHASAN
BULAN SEBAGAI SATELIT BUMI
1. PENGERTIAN BULAN
Bulan moon dalam bahasa inggris luna dalam bahasa romawiartemis dalam bahasa
yunani adalah satu-satunya satelit alami yang dimiliki bumi. Jika dilihat dari posisinya bulan
adalah benda angkasa yang paling dekat dengan bumi. Bulan juga menjadi benda yang kedua
yang paling terang setelah matahari dan satu-satunya permukaan benda langit yang diamati
dengan mudah.
Bulan adalah bola batu raksasa yang mengitari bumi. Permukaannya gersang,
dipenuhi kawah yang berasal dari ledakan meteorit miliaran tahun yang lalu. Bulan mungkin
terbentuk saat planet lain bertubrukan dengan bumi muda. Pecahan batuan dari peristiwa itu
muncul bersama dan membentuk bulan.
Jarak rata-rata Bumi-Bulan dari pusat ke pusat adalah 384.403 km, sekitar 30 kali
diameter Bumi. Diameter Bulan adalah 3.474 km, sedikit lebih kecil dari seperempat
diameter Bumi. Ini berarti volume Bulan hanya sekitar 2% volume Bumi dan tarikan gravitasi
di permukaannya sekitar 17% daripada tarikan gravitasi Bumi. Bulan beredar mengelilingi
Bumi sekali setiap 27,3 hari (periode orbit), dan variasi periodik dalam sistem Bumi – Bulan
- Matahari bertanggungjawab atas terjadinya fase-fase Bulan yang berulang setiap 29,5 hari
(periode sinodik).Massa jenis Bulan (3,4 g/cm³) adalah lebih ringan dibanding massa jenis
Bumi (5,5 g/cm³), sedangkan massa Bulan hanya 0,012 massa Bumi.
1. GERAK BULAN
Bulan mempunyai dua gerakan yang penting yaitu rotasi bulan dan revolusi bulan.
2.1 Rotasi Bulan
Adalah perputaran bulan pada porosnya dari arah barat ke timur. dalam satu kali rotasi
bulan memerlukan waktu sama dengan satu kali revolusinya mengelilingi bumi. Saat ini
bulan berotasi setiap 27,3 hari sekali.
2.2 Revolusi Bulan
Adalah peredaran bulan mengelilingi bumi dari arah barat ke timur. Satu kali penuh
revolusi bulan memerlukan waktu rata-rata 27,3 hari.
· Revolusi Terhadap Planet Bumi
Bulan sebagai satelit alami bumi juga berputar mengelilingi bumi dalam jangka waktu 27,3
hari. Karena waktu rotasi dan revolusi bulan adalah sama, maka permukaan bulan yang
terlihat dari bumi tidak berubah dari waktu ke waktu.
· Revolusi Terhadap Matahari Bersama Bumi
Bulan bersama-sama dengan planet bumi juga mengelilingi matahari. Seperti yang kita
ketahui bahwa waktu yang dibutuhkan oleh bumi untuk beredar mengelilingi matahari adalah
365.25 hari. Begitupun revolusi bulan terhadap matahari bersama bumi juga 365,25 hari.
Setiap empat tahun sekali kelebihan hari dibulatkan menjadi 366 hari atau disebut juga
sebagai tahun kabisat.
Dalam sistem Matahari – Bumi – Bulan, revolusi Bumi mengelilingi Matahari, Bulan
mengelilingi Bumi, dan rotasi ketiga benda tersebut berputar pada sumbu-sumbunya
mempunyai arah yang sama. Revolusi Bulan mengelilingi Bumi dan keduanya bersama-sama
mengelilingi Matahari menyebabkan peristiwa gerhana dan pasang surut air laut.
1. BAGIAN – BAGIAN BULAN
Menurut Dirdjosoemarto,S.,dkk. (1991: 405) permukaan Bulan terdiri dari
bagian-bagian yang disebut:
· Terra, yaitu daerah terlihat terang, ditaburi kawah.
· Marta, yaitu daerah gurun batuan gelap yang diselubungi lava basah, hanya sedikit
terdapat kawah.
· Lembah, terdapat banyak lembah sempit (riil) ada yang memanjang hingga 100 km.
· Gunung, ada yang mencapai ketinggian 8.000 m.
· Kawah, diduga jumlahnya mencapai 40.000 dengan diameternya antara 2 – 200km. Kawah
ini kemungkinan berasal dari kegiatan vulkanis dan tumbukkan meteorit.
1. FASE DAN ASPEK BULAN
Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah dilihat dari bumi karena
bagian bulan yang mendapat cahaya matahari berubah secara teratur. Pada suatu malam bulan
tampak seperti sabit kecil, pada keesokan harinya sabit itu tampak lebih tebal dan terus
bertambah tebal, sehingga sehingga setelah enam hari bentuknya menjadi setengah
lingkaran. Pada malam-malam berikutnya bulan tampak menjadi lebih besar dan pada
akhirnya menjadi bulan penuh/bulan purnama. Tetapi setelah tampak sebagai bulan penuh,
akan tampak mengecil lagi sampai berbentuk sabit.
Perubahan bentuk semu bulan berlangsung dalam satu bulan sinodik atau 29.5
hari. Fase-fase bulan adalah:
a) Fase Bulan Baru (bulan tidak nampak).
b) Kuatrir Pertama 7 3/8 hari (bulan sabit).
c) Bulan Purnama 14 3/4 hari (bulan penuh).
d) Kuartir Ketiga 22 1/8 hari (bulan sabit).
Sedangkan urut-urutan fase bulan dalam satu bulan sinodik adalah:
Bulan baru → sabit → bulan paruh ( perbani awal ) → bulan cembung ( benjol ) →
bulan penuh ( purnama ) → benjol → perbani akhir → sabit → bulan baru lagi.
Aspek bulan adalah kedudukan bulan terhadap matahari dilihat dari bumi. Beberapa
aspek bulan yang mudah dilihat:
a) Aspek konjungsi
Konjungsi bulan yaitu kedudukan bulan searah dengan matahari. Pada saat itu bagian
bulan yang menghadap ke bumi ialah bagian yang sedang gelap, sehingga tampak bulan tidak
tampak dari bumi. Peristiwa ini berlangsung siang hari di bumi, saat aspek konjungsi terjadi
gerhana matahari, karena cahaya matahari yang menuju bumi terhalang oleh bulan.
b) Aspek oposisi
Oposisi bulan adalah kedudukan bulan berlawanan arah dengan kedudukan matahari
dilihat dari bumi. Saat itu bulan terlihat sebagai bulan purnama. Peristiwa ini terjadi saat
bulan terbit bersamaan dengan saat matahari terbenam. Pada aspek oposisi akan terjadi
gerhana bulan, karena cahaya matahari yang menuju bulan terhalang bumi.
c) Aspek Kuarter
Aspek kuarter yaitu pada saat bulan menempati kedudukan tegak lurus terhadap garis
penghubung bumi-matahari, pada fase ini bulan menujukan fase perbani yaitu bulan yang
terang hanya setengahnya. Dalam sebulan terjadi 2 kali kuartir bulan yaitu kuartir pertama
(perbani awal) ketika bulan tambah besar. Sedangkan kuartir kedua (perbani akhir) ketika
bulan tambah kecil dan terjadi 6 hari setelah purnama. Perbedaan kuartir pertama dan akhir
adalah tempat yang terang, kuartir pertama bagian yang terang adalah barat sedangkan kuartir
akhir adalah bagian bulan sebelah timur.
1. KALENDER BULAN
Kalender Hijriah ditentukan berdasarkan kala revolusi Bulan terhadap Bumi. Sekali
berevolusi terhadap bumi, bulan membutuhkan waktu selama 29 hari 12 jam 44 menit 3
detik. Kala revolusi bulan terhadap bumi ini dimanfaatkan oleh umat Islam untuk
menentukan tahun Hijriah atau Komariah. Jumlah hari pada setiap bulan di kalender Hijriah
berselang-seling 30 dan 29 hari. Dengan demikian, satu bulan dibulatkan menjadi 29,5 hari.
Akibat pembulatan ini, maka pada tahun Hijriah pun ada tahun kabisat yang jumlah harinya
355 hari. Dalam 30 tahun, terdapat 11 tahun kabisat. Satu tahun Hijriah lamanya 354 hari.
Sedangkan satu tahun Masehi lamanya 365 hari. Oleh karena itu, tahun Hijriah lebih cepat 11
hari daripada tahun Masehi. Hal ini menyebabkan hari-hari besar bagi umat Islam selalu
berubah-ubah lebih cepat 11 hari dari pada tahun sebelumnya pada kalender Masehi.
1. GERHANA
Faktor Penyebab Terjadinya Gerhana adalah lintasan bulan saat revolusi mengelilingi
bumi. Lintasan bulan mengelilingi bumi membentuk bidang yang tidak sebidang dengan
ekliptika (bidang lintasan bumi mengelilingi matahari). Ada kalanya bulan bumi dan matahari
terletak pada satu garis lurus, pada saat itulah terjadi gerhana.
1. Gerhana Bulan
Bulan berada di dalam bayangan Bumi, yaitu pada kedudukan Matahari → Bumi →
Bulan terletak pada garis lurus.
Perhatikan gambar di bawah ini :
Gerhana bulan terjadi apabila bulan masuk ke dalam bayangan bumi inti (umbra) sehingga
bulan tidak menerima cahaya matahari. Dari bumi kenampakan bulan mula-mula seluruhnya
terang, kemudian pelan-pelan agak gelap, gelap semua. Pelan-pelan tampak kembali sampai
kelihatan seluruhnya.
2. Gerhana Matahari
Gerhana matahari terjadi apabila posisi bulan berada di antara bumi dan matahari sehingga
sebagian bumi tidak mendapatkan cahaya matahari (Matahari → Bulan → Bumi ).
Perhatikan gambar di bawah ini :
Bumi yang terkena umbra mengalami gerhana matahari total, sedangkan yang terkena
penumbra mengalami gerhana matahari sebagian. Gerhana matahari dibagi menjadi tiga jenis
:
· Gerhana matahari total Gerhana Matahari Total terjadi pada saat jarak Bulan – Matahari
yang paling jauh (563.319 km), sehingga bayangan inti Bulan dapat jatuh di Bumi.
· Gerhana Matahari Partial terjadi pada saat Bulan berada pada daerah
bayanganpenumbra sehingga ada bagian Matahari yang terlihat normal.
· Gerhana Matahari Cincin terjadi kalau jarak Bulan mencapai jarak terjauh
dari Bumi (405.530 km).
1. Pengaruh Rotasi dan Revolusi Bulan
Rotasi bulan dan revolusi bulan mengakibatkan terjadinya pasang naik dan pasang
surut air laut. Ketika pasang naik, permukaan air laut akan naik. Sebaliknya jika pasang surut,
permukaan air laut akan turun. Pada saat bulan berevolusi terhadap bumi, air laut di bagian
bumi yang menghadap bulan akan tertarik gravitasi bulan sehingga terjadi pasang naik.
Sebaliknya, air laut di bagian bumi yang tidak menghadap bulan akan pasang surut.
Pasang surut umumnya terjadi dua kali dalam sehari yang di tengah laut juga dapat
menyebabkan mengalirnya arus laut , yaitu dari daerah dimana sedang mengalami pasang (air
laut naik) dan akan mengalir ke segala jurusan, sehingga air laut di sepanjang pantai itu
terdesak dan naik maka terjadilah pasang. Kejadian pasang surut umumnya di pantai lepas
(samudra), sehingga semalam itu terjadi dua kali pasang surut. Pasang mulai kira-kira pukul
12.00 siang dan pukul 24.00 malam, sedangkan surut mulai pukul 06.00 pagi dan pukul 18.00
sore.
Selain dari pasang surut yang biasa dan terjadi dua kali sehari, dapat terjadi pula
pasang surut yang istimewa tinggi dan rendahnya.
1. Pasang Purnama
Terjadi pada kedudukan bulan baru dan pada bulan purnama.
· Bulan baru : Pada kedudukan ini Bulan dan Matahari berada pada kedudukan
konjungsi (searah), sehingga gaya tariknya saling membantu dan saling memperkuat.
· Bulan Purnama : Pada kedudukan ini, Bulan dan Matahari berada pada kedudukan oposisi
(berlawanan/berhadap-hadapan).
2. Pasang Mati
Terjadi
pada
kedudukan
bulan
pada
perempatan
awal
(PA)
dan
perempatan akhir (PP),
Peristiwa pasang surut air laut bermanfaat untuk hal – hal sebagai berikut:
· Pembuatan garam,
· Persawahan Pasang Surut,
· Berlayar atau berlabuhnya kapal di dermaga yang dangkal,
· Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut (PLTPs)
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa bumi bisaa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Gempa bumi terjadi setiap hari di bumi, namun kebanyakan kecil dan tidak menyebabkan kerusakan apa-apa. Gempa bumi kecil juga dapat mengiringi gempa bumi besar, dan dapat terjadi sesudah, sebelum, atau selepas gempa bumi besar tersebut.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan Pengukur Richter. Gempa bumi dibagi ke dalam skala dari satu hingga sembilan berdasarkan ukurannya (skala Richter). Gempa bumi juga dapat diukur dengan menggunakan ukuran Skala Mercalli.
B. Jenis-Jenis Gempa Bumi
Ada 5 (lima) jenis gempa bumi yang dapat dibedakan menurut penyebab terjadinya, yaitu:
1.
Gempa Tektonik
Gempa bumi Tektonik adalah bergeraknya lempeng-lempeng atau kerak bumi. Tiap tiap lapisan memiliki kekerasan dan massa jenis yang berbeda satu sama lain. Lapisan kulit bumi tersebut mengalami pergeseran akibat arus konveksi yang terjadi di dalam bumi. Karena gesekan antar lempengan ini menyebabkan gempa, ini yang paling sering terjadi selama ini.
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Tentusaja ini perlu dijelaskan lebih lanjut, karena gempa ini paling sering terjadi dan merupakan salah satu jenis gempa yang dinilai paling merusak.
2.
Gempa Vulkanik
Sesuai dengan namanya gempa vulkanik atau gempa gunung api merupakan peristiwa gempa bumi yang disebabkan oleh gerakan atau aktifitas magma dalam gunung berapi. Gempa
ini dapat terjadi sebelum dan saat letusan gunung api. Getarannya kadang-kadang dapat dirasakan oleh manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu berada. Perkiraaan meletusnya gunung berapi salah satunya ditandai dengan sering terjadinya getaran-getaran gempa vulkanik.
Gempa bumi gunung berapi terjadi berdekatan dengan gunung berapi dan mempunyai bentuk keretakan memanjang yang sama dengan gempa bumi tektonik. Gempa bumi gunung berapi disebabkan oleh pergerakan magma ke atas dalam gunung berapi, di mana geseran pada batu-batuan menghasilkan gempa bumi. Ketika magma bergerak ke permukaan gunung berapi, ia bergerak dan memecahkan batu-batuan serta mengakibatkan getaran berkepanjangan yang dapat bertahan dari beberapa jam hingga beberapa hari. Gempa bumi gunung berapi terjadi di kawasan yang berdekatan dengan gunung berapi, seperti Pegunungan Cascade di barat Laut Pasifik, Jepang, Dataran Tinggi Islandia, and titik merah gunung berapi seperti Hawaii.
3.
Gempa Runtuhan
Gempa runtuhan atau terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya runtuhan tanah atau batuan. Lereng gunung atau pantai yang curam memiliki energi potensial yang besar untuk runtuh, juga terjadi di kawasan tambang akibat runtuhnya dinding atau terowongan pada tambang-tambang bawah tanah sehingga dapat menimbulkan getaran di sekitar daerah runtuhan, namun dampaknya tidak begitu membahayakan. Justru dampak yang berbahaya adalah akibat timbunan batuan atau tanah longsor itu sendiri.
4.
Gempa Jatuhan
Kawah akibat jatuhan meteor
Bumi merupakan salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya. Dalam tata surya kita terdapat ribuan meteor atau batuan yang bertebaran mengelilingi orbit bumi. Sewaktu-waktu meteor tersebut jatuh ke atmosfir bumi dan kadang-kadang sampai ke permukaan bumi. Meteor yang jatuh ini akan menimbulkan getaran bumi jika massa meteor cukup besar. Getaran ini disebut gempa jatuhan, namun gempa ini jarang sekali terjadi. kawah terletak dekat Flagstaff, Arizona, sepanjang 1,13 km akibat kejatuhan meteorite 50.000 tahun yang lalu dengan diameter 50 m.
5.
Gempa Buatan
Suatu percobaan peledakan nuklir bawah tanah atau laut dapat menimbulkan getaran bumi yang dapat tercatat oleh seismograph seluruh permukaan bumi tergantung dengan kekuatan ledakan, sedangkan ledakan dinamit di bawah permukaan bumi juga dapat menimbulkan getaran namun efek getarannya sangat lokal.
alah satu manfaat getaran gempa buatan ini adalah pemanfaatannya dalam eksplorasi minyak dengan teknik yang disebut seismik eksplorasi.
Berdasarkan kedalaman episenter
Berdasarkan kedalamannya (h), gempabumi digolongkan atas : 1. Gempa bumi dangkal antara 0-70 km;2. Gempa menengah, 70-300 km, dan
3. Gempa bumi dalam, 300-700 km.
Secara umum, istilah pusat gempa dalam (deep-focus earthquakes) dipakai untuk gempa bumi yang pusatnya lebih dari 70 km. Semua gempa bumi yang kedalamannya lebih dari 70 km sering terjadi dalam mantel bumi, tidak hanya dalam kerakbumi saja.
*Ingat kerak bumi memiliki kedalaman hanya sekitar 60 Km saja.
C. Skala Gempa
Dalam penentuan besarnya kekuatan gempa bumi, ada 2 skala yang digunakan 1. Skala Mercalli
Skala Mercalli diambil dari nama seorang pakar sains gunung berapi berbangsa Itali bernama Giuseppe Mercalli, untuk mengukur kekuatan gempa bumi, pada tahun 1902. Skala Mercalli terbagi dalam 12 skala dengan mengidentifikasi mereka yang selamat dan juga dengan melihat dan membandingkan tahap kerusakan yang ditimbulkan gempa bumi tersebut.
Oleh itu skala Mercalli dianggap sangat subjektif dan kurang tepat dibandingkan dengan skala Richter. Oleh karena itu, pada masa sekarang skala Richter lebih meluas
digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Tetapi skala Mercalli yang sudah disesuaikan, masih boleh digunakan jika tidak terdapat peralatan mesin seismograf untuk mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.
Skala Intensitas Mercalli mengukur kekuatan gempa bumi melalui tahap
kerusakan yang terjadi yang disebabkan oleh gempa bumi itu. Skala Intensitas Mercalli adalah seperti di bawah :
a. Tidak terasa
b. Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi
c. Getaran dirasakan seperti ada kereta api yang melintas.
d. Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding rumah, benda yang
e. Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di atas rak dapat jatuh.
f. Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.
g. Dinding pagar jatuh/rusak, orang tidak dapat berjalan/berdiri.
h. Bangunan mengalami kerosakan ringan.
i. Bangunan mengalami kerosakan berat.
j. Jembatan, dan sarana umum lainnya rusak, terjadi tanah runtuh.
k. Rel kereta api hancur.
l. Seluruh bangunan hancur/luluh lantak.
2. Skala Richter
Skala Richter diambil dari nama Charles F. Richter. Charles F. Richter merupakan seorang pakar seismologi yang terkenal. Charles F. Richter dilahirkan di Ohio, Amerika Serikat pada 26 April 1900.
Charles F. Richter mempelajari bidang seismologi di "University of Southern California" dan Universitas Stanford. Pada tahun 1927, Charles F. Richter mulai bekerja di laboratorium seismologi di Pasadena California dan setahun kemudian Charles F. Richter telah berhasil mendapat ijazah doktor dalam bidang theori fisika di Universitas CalTech pada tahun 1928.
Pada tahun 1935, Charles F. Richter telah mengembangkan satu sistem untuk mengukur kekuatan gempa bumi yang dikenali sebagai skala Richter dan pada mulanya hanyalah digunakan di California. Skala Richter yang dikembangkannya merupakan turunan matematika untuk membesarkan suatu kekuatan gempa bumi dan diterima pakai secara meluas setelah disesuaikan. Kekuatan gempa bumi ditetapkan dengan
penggunaan logaritma turunan (amplitude) gelombang yang direkam oleh mesin seismograf.
Tahap angka skala Richter meliputi variasi jarak antara seismograf yang berbagai dengan pusat gempa (episentrum). Menurut skala Richter, kekuatan gempa bumi
digambarkan dengan angka desimal. Sebagai contoh, gempa dengan kekuatan 2.0 atau lebih kecil dianggap gempa mikro, biasanya tidak dapat dirasakan oleh manusia dan hanya direkam di mesin seismograf setempat. Gempa bumi dengan kekuatan 4.5 mampu direkam di mesin seismograf di seluruh dunia. Kekuatan 5.3 digolongkan sebagai gempa bumi menengah dan kekuatan 6.3 digolongkan sebagai gempa bumi yang besar. Oleh karena skala Richter menggunakan turunan logaritma, setiap angka mewakili kekuatan yang 10 kali lebih kuat berbanding angka sebelumnya.
Gempa bumi besar seperti yang terjadi di Alaska tahun 1964, memiliki magnitude 8,0 atau lebih. Rata-rata satu gempa bumi yang berukuran seperti itu terjadi setiap tahun.
D. Alat Pencatat Gempa Bumi (Seismometer/seismograf)
Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero: mengukur) atau lebih dikenal dengan nama “seismograf” adalah alat atau sensor getaran, yang bisaanya
dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram (rekaman gerakan tanah, atau grafik aktifitas gempa bumi sebagai fungsi waktu yang dihasilkan oleh seismometer).
Prototip dari alat ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 132 SM oleh matematikawan dari Dinasti Han yang bernama Chang Heng. Dengan alat ini orang pada masa tersebut bisa menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi. Dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka kemampuan seismometer dapat ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar. Alat seperti ini disebutseismometer broadband. Seismograf yaitu alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk
mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram. Ada dua macam yaitu seismograf vertikal dan horizontal.
Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang seismikyang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik yang terjadi selama gempa tergambar sebagai garis bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran gempa.
Dahulu, seismograf hanya dapat mendeteksi gerakan horizontal, tetapi saat ini seismograf sudah dapat merekam gerakan-gerakan vertikal dan lateral. Seismograf
menggunakan dua gerakan mekanik dan elektromagnetik seismographer. Kedua jenis gerakan mekanikal tersebut dapat mendeteksi baik gerakan vertikal maupun gerakan horizontal
tergantung dari pendular yang digunakan apakah vertikal atau horizontal. Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk
memindahkanvolatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetis. Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan getaran kemudian dideteksi melalui spejlgalvanometer seismograf
E.
Kalisifikasi Besarnya Kekuatan Gempa,
Berdasarkan kekuatannya atau magnitude (M), USGS membedakan gempabumi dapat dibedakan atas :
F. Perambatan Gempa Bumi
Dengan seismograf, ahli geologi telah mengidentifikasi tiga jenis utama gelombang gempa. Getaran pertama yang mencapai seismograf adalah gelombang kompresi atau gelombang primer (P). Gelombang P bergerak melalui batuan dengan memampatkan dan memuaikan batu. Gelombang berikut yang sampai, atau gelombang sekunder (S), berupa gelombang geser. Gelombang S merambat menembus batuan dengan gerakan naik-turun. Kalau gelombang P dan S mencapai permukaan, sebagian berubah menjadi gelombang seismik jenis ketiga, yaitu gelombang permukaan Love dan Rayleigt.
Gelombang Love atau gelombang permukaan bergerak paling lamban dengan pola gerakan menghentak bolak balik tetapi paling merusak. Gelombang Love bahkan dapat
mengelilingi bumi sebelum mereda. Gelombang Rayleigh bergerak naik-turun seperti gelombang samudra.
Gelombang P merambat lewat zat padat dan cair tetapi gelombang S hanya dapat merambat lewat zat padat saja. Pada umumnya makin rapat dan keras batunya makin cepat
perambatannya. Gelombang P dengan kecepatan rambat 6 km/detik memerlukan kira-kira 19 menit untuk mencapai sisi sebalik bumi dan gelombang S dengan kecepatan rambat sekitar 3 km/detik terhenti pada batas luar yang cair, yang selanjutnya energinya berubah menjadi panas. Garis yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan bumi yang menderita
kerusakan yang sama akibat gempa disebut isoseista. Jika dihubungkan isoseista berbentuk lingkaran atau elips sekitar episentrum, di beri tanda angka romawi dimulai dari episentrum di beri angka terbesar.
Garis pada peta yang menghubungkan tempat di permukaan bumi yang mencatat gelombang primer pada waktu yang sama disebut homoseista. Jika terdapat tiga titik homoseista, maka dapat digunakan untuk menentukan letak episentrum.
Getaran gempa dari hiposentrum merambat dan menyebar ke segala arah. Getaran itu berupa gelombang primer dan gelombang sekunder. Dari episentrum, juga terjadi rambatan getaran di permukaan bumi dalam bentuk gelombang panjang. Jadi, gelombang gempa dapat dibedakan atas:
1. Gelombang primer (P): merupakan gelombang longitudinal yang merambat di permukaan bumi dengan kecepatan 4-7 km per detik.
2. Gelombang sekunder (S): berupa gelombang transversal yang merambat di permukaan bumi dengan kecepatan 2-6 km per detik.
3. Gelombang panjang (L): merupakan gelombang permukaan dengan kecepatan lebih lambat.
G.
Akibat Gempa Bumi
Bangunan roboh
Kebakaran
Jatuhnya korban jiwa
Permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
Tanah longsor akibat guncangan
Banjir akibat rusaknya tanggul
Gempa di dasar laut yang menyebabkan tsunami
Dll.
H. Persiapan Menghadapi Gempa Bumi
Persiapan untuk Keadaan Darurat
1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi. Tempat berlindung
yang aman adalah tempat yang dapat melindungi anda dari benda-benda yang jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di kolong meja
2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mineral dapat digunakan untuk
3. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di
tempat pengungsian. Barang-barang yang sangat diperlukan dalam keadaan darurat misalnya: a. Lampu senter berikut baterai cadangannya
b. Air minum
c. Kotak P3K berisi obat penghilang rasa sakit, plester, pembalut dan sebagainya
d. Makanan yang tahan lama seperti biskuit
e. Sejumlah uang tunai
f. Buku tabungan
g. Korek api
h. Lilin
i. Helm
j. Pakaian dalam
k. Barang-barang berharga yang harus dibawa di saat keadaan darurat
4. Mengencangkan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari pakaian) dengan langit-langit atau
dinding dengan menggunakan logam berbentuk siku atau sekrup agar tidak mudah rubuh di saat terjadi gempa bumi.
5. Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar tidak pecah berantakan di saat gempa
bumi dengan memilih kaca yang kalau pecah tidak berserakan dan melukai orang (Safety Glass) atau dengan menempelkan kaca film
6. Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit yang terdekat. Jika pemerintah setempat
tidak mempunyai tempat evakuasi, pastikan anda tidak pergi ke tempat yang lebih rendah atau tempat yang dekat dengan pinggir laut/sungai untuk menghindari Tsunami.
Ketika Terjadi Gempa Bumi
1. Matikan api kompor jika anda sedang memasak. Matikan juga alat-alat elektronik yang dapat
menyebabkan timbulnya api. Jika terjadi kebakaran di dapur, segera padamkan api dengan menggunakan alat pemadam api. Jika tidak mempunyai pemadam api gunakan pasir atau karung basah
2. Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung
4. Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat Anda berada,
segeralah mengungsi ke tempat pengungsian terdekat
5. Tetap tenang dan tidak terburu-buru keluar dari rumah atau gedung. Tunggu sampai gempa
mereda, dan sesudah agak tenang, ambil tas ransel berisi barang-barang keperluan darurat dan keluar dari rumah/gedung menuju ke tanah kosong sambil melindungi kepala dengan helm atau barang-barang yang dapat digunakan untuk melindungi kepala
6. Jika anda harus berjalan di tengah jalan raya, berhati-hatilah terhadap papan reklame yang
jatuh, tiang listrik yang tiba-tiba rubuh, kabel listrik, pecahan kaca, dan benda-benda yang berjatuhan dari atas gedung
7. Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi. Jika
bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama
8. Jika gempa bumi terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, jangan sekali-kali
mengerem dengan mendadak atau menggunakan rem darurat. Kurangilah kecepatan secara bertahap dan hentikan kendaraan Anda di bahu jalan. Jangan berhenti di dekat pompa bensin, di bawah kabel tegangan tinggi, atau di bawah jembatan penyeberangan.
I.
Istilah-Istilah Dalam Gempa
Foreshocks
Adalah getaran atau gempa-gempa yang lebih kecil yang terjadi sebelum terjadinya gempa besar.
Main shock
Gempa utama yaitu sebuah gempa yang sering dilaporkan ketika terjadinya.
Aftershocks
Gempa ini dikenal sebagai gempa susulan. gempa utama (Main shock) yang memiliki kekuatan diatas 6M bisaanya memiliki gempa susulan.
Earthquake Swarm
Gerumbulan gempa adalah gempa-gempa yang terjadi pada satu lokasi tertentu. Sering berasosiasi dengan vulkanisme.
Primary and Secondary Quake
Gempa primer adalah goyangan gempa yang datang duluan karena getaran ini memiliki kecepatan rambat paling besar. Sedangkan gempa sekunder adalah goyangan atau getaran yang datang setelahnya karena memiliki kecepatan rambat lebih rendah.
Gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan karena adanya
gangguan di dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan atau adanya ledakan. Energi ini akan merambat ke seluruh bagian bumi dan dapat terekam oleh seismograf.
GEMPA BUMI
A.PENGERTIAN
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari
dalam secara tiba-tiba yang
menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi
biasa disebabkan oleh pergerakankerak
bumi (lempeng bumi). Frekuensi suatu wilayah,
mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi
yang di alami selama periode waktu. Gempa
bumi diukur dengan menggunakan
alat Seismometer. momentmagnitudo adalah skala yang paling umum di
mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia.skala rickter adalah skala
yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur
pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama
rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian
besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi
menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada
kedalaman gempa. Gempa bumi terbesar bersejarah besarnya
telahvlebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa bumi
besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo
gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah
gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran
diukur pada modifikasi Skala Mercalli .
B.TIPE GEMPA BUMI
1.
Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat
adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api
meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan
timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi.
Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
2.
Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya
aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara
mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga
yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan
atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu
menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh
perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan plat
tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan
tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal
sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik)
menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian
besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan
seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga
berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan
menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng
tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi),
kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk
menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir
seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng
tektonik. Contoh gempa vulkanik ialah seperti yang terjadi
diYogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54
WIB,
1.
Gempa bumi tumbukan ; Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan
meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang
terjadi
2.
Gempa bumi runtuhan ; Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah
kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi
dan bersifat lokal.
3.
Gempa bumi buatan ; Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang
disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir
atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
C.PENYEBAB TERJADINYA GEMPA BUMI
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang
dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak.
Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada
keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh
pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan
tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan
lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus
dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosferyang
terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600
km.
pergerakanmagma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu
dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa
gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa
air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam
Karibia diZambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi
karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada
beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain
Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan
peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes
rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas
terinduksi
D.AKIBAT
Bangunan roboh
Kebakaran
Jatuhnya korban jiwa
Permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
Tanah longsor akibat guncangan
Banjir akibat rusaknya tanggul
Gempa di dasar laut yang menyebabkan tsunami
E.PENANGGULANGAN
Bila berada didalam rumah:
Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah dibawah
meja atau tempat tidur.
Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda
lainnya.
Jauhi rak buku, lemari dan jendela kaca.
Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda
yang tergantung di dinding dsb.
Bila berada di luar ruangan:
Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang
listrik, papan reklame, pohon yang tinggi, dsb.
Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka.
Bila berada di dalam ruangan umum:
Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan
dipenuhi orang.
Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, lemari dan
jendela kaca dsb.
Bila sedang mengendarai kendaraan:
Segera hentikan di tempat yang terbuka.
Jangan berhenti di atas jembatan atau dibawah jembatan
layang/jembatan penyeberangan.
Bila sedang berada di pusat perbelanjaan, bioskop, dan lantai dasar
mall:
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan
Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam
Bila sedang berada di dalam lift:
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran.
Lebih baik menggunakan tangga darurat
Jika anda merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam
lift, maka tekanlah semua tombol
Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan
mengungsilah
Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan
menggunakan interphone jika tersedia
Bila sedang berada di dalam kereta api:
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan
terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak
Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta
Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun
akan mengakibatkan kepanikan
Bila sedang berada di gunung/pantai:
Ada kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung.Menjauhlah
langsung ke tempat aman.
Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda
merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah
mengungsi ke dataran yang tinggi.
Beri pertolongan:
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat
terjadi gempabumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah
sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian maka
bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang
berada di sekitar anda.
Evakuasi:
Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh
pemerintah daerah. Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran meluas
akibat gempabumi. Pada prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan
berjalan kaki dibawah kawalan petugas polisi atau instansi pemerintah. *
* * Bawalah barang-barang secukupnya.
Dengarkan informasi:
Saat gempabumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya.
Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap
tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda
dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi,
atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak
jelas.
Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi
Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa
khususnya di daerah rawan gempa.
Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas
bangunan.
Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat
kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi.
Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan
lahan.
Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya
gempa bumi dan cara – cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan,
kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam
kebakaran dan pertolongan pertama.
Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan
Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga
dalam menghadapi gempa bumi.
Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan
pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.
Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan
peralatan perlindungan masyarakat lainnya.