• Tidak ada hasil yang ditemukan

TC125 Indonesia TAMPILAN THUNDER 125 Tampak Kiri Tampak Kanan BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TC125 Indonesia TAMPILAN THUNDER 125 Tampak Kiri Tampak Kanan BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

TAMPILAN THUNDER 125

Tampak Kiri

(2)

2

DATA SPESFIFIKASI

DIMENSI DAN BERAT KERING

Panjang keseluruhan 1945 mm

Lebar keseluruhan 735 mm

Tinggi keseluruhan 1070 mm

Jarak sumbu roda 1265 mm

Jarak terendah ke lantai 160 mm

Jarak ketinggian tempat duduk 750 mm

Berat kering 122 kg

MESIN

Jenis 4-Langkah, pendingin udara,

OHC Cylinder 1 (Tunggal) Diameter 57.0 mm Langkah piston 48.8 mm Isi cylinder 124 cm3 Perbandingan kompresi 9.2 : 1 Karburator MIKUNI BS26SS

Saringan udara Elemen Busa Polyurethane

Sistem starter Listrik

Sistem pelumasan Terendam (wet sump)

TRANSMISI

Kopling Basah, manual, plat majemuk

Transmisi 5 Percepatan

Pola pemindah gigi 1 – Ke bawah, 4 – Ke atas

Reduksi awal 3.470 (59/17)

Reduksi akhir 3.214 (45/14)

Perbandingan gigi, rendah 3.000 (33/11) Ke 2 1.857 (26/14) Ke 3 1.368 (26/19) Ke 4 1.143 (24/21) Top 0.957 (22/23)

Rantai penggerak KMC 428H 118 mata

(3)

KELISTRIKAN

Jenis pengapian Pengapian elektronik (Transistor)

Saat pengapian 13 o TMB sebelum 1950 r/min

32 o TMB diantara 4000-5000 r/min 29.9 o TMB diantara 6000-7500 r/min 34.1o TMB diatas 9000 r/min

Busi NGK CR8E, NIPPON DENSO U24ESR-N

Battery 12V 28.8 kc 7Ah 10HR

Sekering 10A, 15A

Lampu utama 12V 35W/35W

Lampu rem/belakang 12V 5W/21W

Lampu sein 12V 21W

Lampu indikator sein 12V 2W X 2

Lampu indikator netral 12V 2W

Lampu speedometer 12V 3W

Lampu Tachometer 12V 3W

Lampu kapasitas bensin 12V 3W

Lampu indikator dim 12V 2W

Lampu posisi 12V 5W

Indikator posisi gigi 12V 2W

SASIS

Suspensi depan Teleckopic, pegas spiral, bantalan oli Suspensi belakang Lengan ayun, bantalan oli,

5 tingkat penyetelan pegas

Sudut kemudi 42 o (kanan dan kiri)

Caster 64 o 30’

Trail 90 mm

Radius Putar 2.1 m

Rem depan Disc

Rem belakang Tromol

Ban depan 80/100-18 4PR

Ban belakang 90/90-18 4PR

KAPASITAS

Tangki bensin, termasuk cadangan 14 L Cadangan 2.0 L

Oli mesin 1100 ml

Oli suspensi depan 150 ml

Catatan : Spesifikasi dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dahulu

(4)

4

KONSEP DESAIN

Suzuki Thunder 125 adalah model sepeda motor sport touring 4 langkah (4 stroke light touring sport) dengan kapasitas mesin 125 CC. Model ini diciptakan untuk memenuhi selera laki-laki sejati yang mengutamakan style dalam bermotor. Umur antara 20 – 40 tahun. Pekerjaan karyawan dan mahasiswa dengan personal style modern dan dynamic.

Desain yang sporty, mesin sport 4 langkah dangan kapasitas 125 CC dilengkapi

Real Electric Starter, Real Double Piston Disk Brake, Real Casting Wheel, Real Multi Reflektor Head Lamp, Real Aluminum Trail Grip dan daya tahan yang tinggi serta harga yang kompetitif merupakan gaya sejati

bagi Thunder 125.

It’s The Real Style

(5)

PENAMPILAN

1. Sepeda Motor Sport Touring dengan Penampilan Kekar.

Thunder 125 dikonsepkan sebagai sepeda motor sport touring yang simple, ekonomis/irit dan tangguh. Produk ini memang dikeluarkan karena keinginan konsumen terhadap produk Suzuki yang berkonsep sport touring dengan harga kompetitif.

2. Stylish Panel Instrument

Panel instrument berkesan stylish, sporty dan mudah dibaca saat berkendara. Panel instrument terdiri dari Speedometer dan Tachometer dengan warna dasar putih dan hitam, angka berwarna putih sedangkan jarum penunjuk berwarna oranye menyala. Juga terdapat indikator Gear position, indikator lampu sein, indikator lampu jauh dan fuel meter.

3. Head Lamp Diamond - Eye Type

Head lamp berbentuk bulat dengan desain multi reflector diamond – eye memberikan cahaya terang dan dilengkapi dengan lampu senja.

4. Aluminum Die Casting Wheel

Roda belakang dan akan menggunakan Aluminum Die Casting yang menarik,

ringan dan kuat untuk kestabilan pengndalian dan kenyamanan berkenadara.

5. Tail Grip

Tail Grip Aluminum yang fungsional dipasang di bagian belakang menambah sporty tampilan keseluruhan.

(6)

6

MESIN

Mesin Thunder 125 memiliki desain yang maju yang memberikan keuntungan pada kecepatan akselerasi, peningkatan tenaga dan pengendalian yang mantap. Disamping itu juga mesin Thunder 125 menawarakan ketahanan yang tinggi, perawatan mudah dan sangant ekonomis.

1. Mesin 4 Langkah

2. Kapasitas mesin 125 Cm

3

3. Karburator Mikuni BS 26 SS

4. Torsi didapat pada rpm rendah dan menengah

5. Alumunium Cylinder

6. Silent Cam Chain

7. Oil filter yang mudah diganti

8. Saringan Bensin

9. Oil Filter

10. Oli Sump Filter

11. Pengapian transistor

(7)
(8)

8

PENGENDALIAN, KENYAMANAN DAN PEMAKIAN YANG

PRAKTIS

Thunder 125 didesain sebagai kombinasi kenyamanan dan kemudahan dengan kemampuan manuver dan pengendalian yang baik pada setiap situasi jalan.

1. Electric Starter

Dilengkapi electric starter untuk memudahkan dalam menghidupkan mesin.

2. Transmisi Dengan Lima Tingkat Kecepatan Dengan Pola

Pemindahan Return

Penggunaan sistem ini bertujuan untuk menyesuaikan kecepatan dan torsi. 3. Tangki Bahan Bakar

Tangki bahan bakar berkapasitas 14 liter termasuk cadangan sebanyak 2 liter yang memungkinkan perjalanan jarak jauh.

4. Rangka Pipa Tubular Dengan Konstruksi Diamond

Kunci dari pengedalian yang baik adalah rangka yang ulet tetapi ringan dan konstruksi diamond dirancang untuk mendapatkan kemampuan diatas yakni ringan dan ulet.

5. Suspensi Dengan Lima Tingkat Penyetelan

Pagas suspensi belakang dapat disetel (lima posisi penyetelan) sesuai dengan keinginan pengendara, beban muatan, cara pengendaraan dan kondisi permukaan jalan. Posisi pertama menghasilkan pegas yang lebih lunak dari pada posisi ke lima. Pegas disetel pada posisi ke dua saat dikirim dari pabrik. 6. Foot Rest Depan

Dipasang rubber Mount untuk kenyamanan pengendara

(9)

7. Dimmer Switch

Saklar dimmer yang terletak di sebelah kiri kemudi pada Thunder 125 menjadi satu dengan saklar lampu sein, sehingga dalam satu saklar mempunyai dua fungsi, yang pertama berfungsi untuk mengoperasikan lampu jauh/dekat sedangkan yang kedua berfungsi untuk mengoperasikan lampu sein kiri/kanan.

(10)

10 F - 4 1 4 32 50 68 86 10 4 20W /50

TE M P

10W C - 20 - 10 10W /30 20W 10W /50

S A E

40 30 20 10 0 30 40

INFORMASI UMUM

1. Lokasi Nomor Seri

Nomor rangka terletak dibagian pipa kemudi sebelah kiri sedangkan nomor mesin terletak di bagian cranckcase sebelah kiri.

2. Bahan Bakar Dan Oli Yang Disarankan a. Bahan Bakar

Pergunakanlah bensin yang berkadar oktan 90 atau lebih ( Metoda Riset ), dan yang lebih baik lagi bensin tanpa timbal dan kadar timbalnya rendah. b. Oli Mesin

Pergunakan oli mesin dengan klasifikasi API service SF atau SG dengan tingkat kekentalan SAE 10W - 40. Bila SAE 10W - 40 tidak tersedia, pilihlah alernatif lain sesuai tabel dibawah ini :

(11)

3. Prosedur Pemakaian Awal

Saat dibuat, sepedamotor ini menggunakan bahan/material pilihan dan semua parts dibuat dengan standar kualitas yang tinggi namun bagian-bagian yang bergerak dan saling berhubungan masih memerlukan proses penyesuaian sebelum mesin tersebut dapat dioperasikan secara maksimum. Kemampuan dan daya tahan mesin tergantung dari penanganan dan perawatan pada pemakaian awal.

Berikut adalah penjelasan secara umum :

Perhatikan batas kecepatan pada masa pemakaian awal

800 km pertama Kurang dari 4.500 Rpm

Sampai dengan 1.600 km Kurang dari 5.500 Rpm Lebih dari 1.600 km Kurang dari 10.000 Rpm

• Setelah menempuh jarak 1.600 km, sepedamotor sudah dapat dipergunakan dengan tarikan gas sepenuhnya, tetapi jangan melewati 10.000 Rpm.

• Jangan menggunakan kecepatan konstan pada masa pemakaian awal. Gunakan kecepatan yang beragam / bervariasi.

(12)

12

CYLINDER HEAD

TDCC (Twin Dome Combustion Chamber)

Cylinder Head Thunder 125 terbentuk dari alumunium tuang yang memiliki disipasi panas sempurna. Karakter bentuk dua kubah bola ini dapat meningkatkan efek kecepatan tinggi pada campuran gas segar yang masuk dan sisa pembakaran (gas buang).

(13)

VALVE TIMING

Timing katup (Valve Timing) adalah saat membuka dan menutupnya katup pemasukkan dan pembuangan. Membuka dan menutupnya katup digerakkan oleh camshaft. Seperti port timing pada mesin 2 langkah, valve timing pada mesin 4 langkah sangat menetukan hasil kerja mesin karena ha ini sebagai pengatur saat pemasukkan dan pembuangan

Pemasukan Buka : 35º sebelum T.M.A Tutup : 57º setelah T.M.B Pembuangan Buka : 56º sebelum T.M.B Tutup : 24º setelah T.M.A Sudut Overlap Katup : 59º

Keausan pada cam sering disebabkan oleh kinerja katup yang lemah sehingga mengakibatkan berkurangnya tenaga mesin. Batas pemakaian cam ditentukan oleh ketinggian cam intake dan exhaust, yang diukur dengan menggunakan mikrometer. Bila ketinggian cam sudah tidak sesuai spesifikasi, ganti camshaft dengan yang baru.

Ketinggian cam

Tinggi cam Batas pemakaian Intake cam 33.350 mm Exhaust cam 33.000 mm

(14)

14

PEGAS KATUP

Pegas yang digunakan berpasangan, biasanya permukaan lebih renggang terpasang di bagian atas. Untuk menjaga agar pegas tidak bertautan, penempatan pegas dengan arah ulir. Valve spring berfungsi untuk menutup katup. Pada Thunder 125 digunakan valve spring ganda untuk mencegah timbulnya valve floating dan mengurangi valve surging.

Panjang pegas katup ( saat bebas ) Pegas Batas pemakaian

INNER 31.2 mm

OUTER 33.6 mm

Tegangan pegas katup

Pegas Standar

INNER 3.77 – 4.43 kg/26.78 mm

OUTER 8.86 – 10.4 kg/29.78 mm

(15)

TOP KOMPRESI

Posisi top kompresi pada sepeda motor sangat diperlukan terutama bila akan melakukan penyetalan atau ingin melakukan pembongkaran mesin. Pada Thunder 125 posisi Top kompresi di dapat dengan cara-cara sebagai berikut : Posisi top

Lepaskan cap bagian kiri penutup cylinder head.

Lepaskan cap bagian kanan penutup cylinder head.

• Lepaskan busi, cap lubang pemeriksa katup dan penutup lubang pemeriksaan timing.

• Lepaskan cap magneto cover dan putarlah rotor magneto dengan menggunakan kunci sock 14 mm untuk menyetel piston agar berada pada posisi TMA ( Titik Mati Atas ) pada langkah kompresi. ( Putarlah rotornya sampai garis “ I “ berada di tengah lubang cover cranckcase ).

(16)

16

KERENGGANGAN KATUP

Kerenggangan katup terdapat di antara ujung tangkai katup dan sekrup penyetel pada rocker arm. Bila kerenggangannya melebihi batas, akan mengakibatkan timbulnya bunyi. Bila kerenggangan katup terlalu kecil, katup tidak dapat duduk dengan tepat dan mengakibatkan gas bocor sehingga tenaga yang dihasilkan tidak maksimum. Hal yang paling buruk dengan kerenggangan katup terlalu kecil adalah katup akan menyentuh kepala piston dan dapat mengakibatkan kerusakan pada keduanya yakni katup dan piston.

Pada penyetelan katup IN, lakukan seperti biasa. Pada katup EX terdapat pegas pengembali (return spring) pada bagian rocker arm, sehingga saat melakukan penyetelan, rocker arm harus diungkit dengan obeng sambil memasukkan thickness gauge antara adjusting screw dan tangkai katup.

Kerenggangan katup : Intake : 0.04 – 0.07

Exhaust : 0.13 – 0.18

Catatan : Ketika mengukur atau menyetel kerenggangan katup, laksanakan ketika mesin dingin.

(17)

TOP Side rail 45° 45° 45° 45° I N 2nd E X Spacer Side rail

PISTON DAN RING PISTON

1. Piston

Ukur diameter luar piston dengan mikrometer pada posisi 10 mm dari tepi bawah piston. Bila diameternya kurang dari batas yang diijinkan, ganti piston. Batas pemakaian piston adalah 56.880 mm

2. Ring-Ring Piston

Mesin ini dilengkapi dengan tiga ring yang di tempatkan pada piston untuk menahan piston pada tempatnya dan mencegah oli masuk ke ruang pembakaran dan menyebarkan panas ke dinding silinder ketika menerima panas, disamping tugas utama sebagai penyekat kompresi (sealing effect). Celah ring piston saat bebas

Celah ring piston didalam silinder

Ring Standard Batasan

Ke-1 0.20 mm – 0.32 mm 0.50 mm Ke-2 0.20 mm – 0.32 mm 0.50 mm

Ring pertama dan ring kedua, bentuk permukaannya berbeda. Ring pertama permukaannya dilapisi chrome, sedangkan ring kedua tidak dilapisi chrome. Warna ring kedua terlihat lebih gelap daripada ring pertama

Ring Standard Batasan

Ke-1 7.2 mm 5.6 mm

(18)

18 SILENT TYPE

ROLLER TYPE

TEKANAN KOMPRESI

Tekanan kompresi Standard : 1000 – 1400 KPa / 10.0 – 14.0 Kg/Cm2 Batas : 800 Kpa / 8.0 Kg/Cm2

Mengukur tekanan kompresi dengan menggunakan Compression Gauge pada putaran mesin kira-kira menapai 600 – 650 r/min. Hal tersebut menunjukkan kondisi mesin.

RANTAI CAM DAN SPROCKET CAM

Camshaft digerakkan oleh putaran crankshaft diteruskan oleh cam drive chain dan sprocket yang terdapat pada masing-masing shaft. Rantai yang digunakan jenis silent type.

Gigi Camshaft : 34 gigi Gigi Crankshaft : 17 gigi

(19)

PENGATUR TEGANGAN RANTAI OTOMATIS

Mekanisme pengatur tegangan rantai otomatis adalah semacam rachet. Pada tipe ini menjamin tegangan rantai tidak berubah/tetap dan berfungsi untuk meredam kekenduran pada rantai (menghilangakan bunyi).

(20)

20

KOPLING

Thunder 125 menggunakan kopling manual jenis inner push plat majemuk. Spring menekan pressure plate sehingga drive plate dan driven plate saling berhubungan dan memindahkan gaya dari poros engkol ke transmisi (lihat hal 23 mengenai Power Train).

Yang perlu di perhatikan adalah pada saat pemasangan push rod jangan sampai terbalik, lihat gambar.

(21)

PERPINDAHAN TENAGA

CRANKSHAFT PRIMARY DRIVE GEAR PRIMARY DRIVEN GEAR

CLUTCH HOUSING CLUTCH DRIVE PLATE CLUTCH DIRVEN PLATE

CLUTCH SLEEVE HUB COUNTER SHAFT DRIVE GEAR DRIVEN GEAR DRIVE SHAFT ENGINE SPROCKET DRIVE CHAIN REAR WHEEL

(22)

22

KARBURATOR

Thunder 125 menggunakan karburator Constan velocity Mikuni tipe BS. Pada karburator tipe ini kecepatan aliran udara dipertahankan tetap. Berdasarkan sistem katup/throttle, karburator dibagi menjadi dua tipe yaitu : tipe VM dan BS. Secara konstruksi umum tipe VM dan BS sama kecuali dalam hal throttle valve dan piston valve. Perbedaan kedua tipe karburator tersebut adalah :

Tipe VM : Respon cepat pada saat awal (0.2 – 0.3 detik) dengan pengendalian yang tepat oleh pengendara.

Tipe BS : Pada awal akselerasi, respon tidak secepat tipe VM namun demikian akselerasi yang halus dapat dicapai walau pengoperasian throttle valve kasar. Hal ini dikareanakan kontrol vakum piston valve. Cara kerja karburator tipe BS sama seperti yang terdapat pada Thunder 250, FXR 150, FU 125 dan FU 150 SC.

(23)

KONSTRUKSI KARBURATOR

B E D C A

ITEM SPECIFICATION ITEM SPECIFICATION

Carburetor Type MIKUNI BS26SS Jet Needle (J.N) B 4DH41-2nd

Bore Size 26 Needle Jet (N.J) C P-0 (390) I.D.No. 26-183 Pilot Jet (P.J) D #12.5 Idle r/min 1450 ± 50 R/min Starter Jet (S.J) #37.5

Flat Height 29 ± 0.5 Pilot Screw (P.S) PRE-SET (2.5/8 turn out) Main Jet (M.J) A # 110 Pilot Air Jet (P.A.J) E Ø 1.25

(24)

24

KERJA DIAPHRAGMA DAN PISTON

Venturi pada daerah melintang pada karburator tipe BS membesar dan mengecil secara otomatis karena gerakan katup piston 1 . katup piston bergerak menurut tekanan negative di bawah aliran venturi A . Tekanan negative terjadi di dalam ruang diafragma 2 . memalui lubang kecil (orifice) 3 yang berada di katup piston 1 . Tekanan negative lebih besar dari gaya pegas 4 yang menyebabkan katup piston 1 terangkat ke ruang diafragma dan mempertahankan aliran udara dalam venturi. Dengan demikian aliran udara pada saluran venturi dapat pertahankan tetap konstan untuk memperbaiki pengabutan bahan bakar. Perbandingan bahan bakar – udara tetap sesuai dengan putaran mesin.

(25)
(26)

26 CLUTCH PLATES PRIMARY DRIVEN GAER SPACER

OIL PAN

COUNTERSHAFT AND GEARS COUNTERSHAFT BEARING DRIVESHAFT AND GEARS DRIVESHAFT BEARING ROCKER ARM SHAFT CLUTCH RELEASE CAM CAMSHAFT JOURNAL AND CAM FACE

CAM CHAIN

SUMP OIL OIL PUMP CONROD SMALL END

OIL FILTER END BEARING CONROD WALL CYLINDER WALL

DENAH SISTEM PELUMASAN

(27)

SISTEM PENGAPIAN

Pada sistem pengapian full transistor, saat kunci kontak “ON” arus listrik dari accu mengalir ke ignitor unit , saat rotor tidak berputar (mesin tidak hidup) potensial listrik pada basis transistor tinggi sehingga transistor aktif dan arus mengalir dari accu ke kumparan primer ignition coil.

Saat mesin hidup (rotor berputar), timbul arus bolak-balik pada pick-up coil yang brupa gelombang sinyal yang berubah dari (+) ke (–) seperti ditunjukkan pada gambar.

(28)

28 Apabila sinyal arus bolak-balik (+) , potensial listrik pada basis juga (+) sehingga transistor tetap dalam kondisi “ON” yang juga berarti arus listrik dari kolektor mengalir ke emitor melalui kumparan primer ignition coil.

Tetapi sebaliknya apabila sinyal arus bolak-balik (-) , potensial listrik pada basis juga (-) , sehingga transistor dalam kondisi OFF yang berarti arus diputus secara mendadak (dari kolektor ke emitor atau kumparan primer ignition coil) yang menibulkan indukso pada kumparan sekunder ignition coil . Hal inilah yang menciptakan bunga api.

(29)

Sistem Pengapian Elektronik Transistor

• Sistem pengapian Thunder 125 menggunakan sistem pengapian Elektronik Transistor.

• Pengapian elektronik ini meminimalkan ketidakteraturan waktu pengapian dan memperbaiki performa pengapian pada putaran tinggi.

Beberapa fungsi ignitor :

(1). Mengontrol pemajuan (advance) waktu pengapian

Mengontrol waktu pengapian dalam merespon putaran mesin (lihat Fig.1).

(2). mengontrol “Closing Angle”

Saat mesin berputar pada kecepatan rendah, periode conducting (closing angle) transistor berkurang sehingga pemakaian energi berkurang. Saat putaran mesin tinggi, periode conducting (closing angle) meningkat untuk mencegah voltase ignition coil turun (lihat Fig. 2 dan 3).

(30)

30 PICK-UP Coil

Gunakan pocket tester (skala R x 10 Ω), ukur tahanan diantara kabel-kabelnya sesuai tabel berikut.

Tahanan Pick-up coil B – H Kira-kira 120 – 250 Ω Tahanan Charging coil K – K Kira-kira 0,5 – 2,0 Ω

(31)

Ignitor

Dengan pocket tester (skala R x 1kΩ) ukur nilai tahanan diantara terminal-terminalnya sesuai tabel berikut

Ignition coil

Periksa ignition coil dengan elektro tester.

• Periksa performa pengapian ignition coil. Untuk kondisi pengetesan lihat gambar.

Pastikan ketiga jarum penunjuk berjarak minimal 8 mm.

Periksa ignition coil dengan pocket tester. Nilai tahanan Ignition Coil

Primer O/P – P

Kira-kira 3.5 – 4.5 Ω Sekunder Cap busi – O/P

Kira-kira TG – 30 KΩ KATUB TESTER ( + ) 1 2 3 4 1 Kira-kira 3.6 Kira-kira 5.0 6.5 2 Kira-kira 3.0 Kira-kira 2.0 3.0 3 Kira-kira 5.0 Kira-kira 2.0 4.0 K A T U B T E S T E R (-) 4 ~ ~ ~

(32)

32

SISTEM PENGISIAN

Sirkuit sistem pengisian terdiri dari generator AC, Regulator / Rectifier dan batere. Arus AC yang dihasilkan generator AC dikonversikan oleh rectifier dan dirubah menjadi arus DC kemudian mengisi battery.

Saat putaran mesin rendah dan tegangan yang dihasilkan oleh generator AC lebih rendah daripada teagangan yang diatur oleh regulator, regulator tidak berfungsi, arus yang dihasilkan mengisi battery secara langsung.

(33)

Bila putaran mesin bertambah, tegangan yang dihasilkan oleh generator AC juga meningkat dan tegangan antara titik A dan B pada regulator menjadi tinggi dan ketika mencapai nilai tegangan yang sesuai unit control, unit control berada pada kondisi “ON”. Kemudian SCR mengatur arah titik A ke titik C . Pada kondisi seperti ini arus dari generator AC mengalir melalui SCR tanpa mengisi batere dan kembali ke generator AC lagi. Akhirnya, ketika arus AC dari generator AC mengalir ke titik B , arus balik mengalir ke SCR, sehingga sirkuit SCR berubah ke posisi OFF dan mulai mengisi batere kembali. Jadi dengan demikian tegangan pengisian ke batere terjaga konstan / stabil dan mencegah terjadinya kelebihan pengisian / overcharging.

(34)

34 Pemeriksaan Hasil Pengisian

Hidupkan mesin dan tahan pada putaran 5.000 rpm.

Dengan pocket tester, ukur tegangan DC antara kutub batere + dan - Bila nilai tegangan dibawah 13.5 V atau diatas 16.0 V, periksa unjuk kerja generator AC tanpa beban dan regulator / rectifier.

Standar hasil pengisian 13.5 V – 16.0 V pada 5.000 rpm

Unjuk Kerja Generator AC Tanpa Beban

Lepaskan sambungan ketiga buah kabel dari terminal generator AC.

Hidupkan mesin dan tahan pada putaran 5.000 rpm. Dengan pocket tester, ukur tegangan AC diantara ketiga kabel.

Bila tegangannya dibawah 70V, artinya generator rusak. Standar unjuk kerja tanpa beban

Lebih dari 70 V (AC) pada 5.000 rpm Regulator / Rectifier

Gunakan pocket tester ( skala x 1k Ω ), ukur nilai tahanan diantara kabel-kabel sesuai tabel berikut.

Bila tahanannya tidak sesuai, ganti regulator / rectifier. KATUB TESTER ( + ) M H H H H/P M 40 40 40 32 H 3 50 50 40 H 3 50 50 40 H 3 50 50 40 K A T U B T E S T E R (-) H/P 5 3 3 3

(35)

Starter Motor

S. Button Starter Relay

Fuse Engine Kill Switch

RUN

Ig. Switch ON

SISTEM STARTER

Gambar dibawah ini adalah diagram sistem starter yang terdiri dari motor starter, relay, sakelar pemutus arus, kunci kontak, tombol starter dan batere. Dengan menekan tombol starter ( terletak dikemudi bagian kanan ) relay bekerja sehingga motor starter terhubung dengan batere. Motor starter membutuhkan arus 80 ampere untuk menghidupkan mesin

(36)

36

WIRING HARNESS DIAGRAM

(37)

SPECIAL TOOLS

ITEM PART NO. PART NAME

1 09900-06107 Snap ring pliers (opening type) 2 09900-06108 Snap ring pliers (closing type) 3 09900-09003 Impact driver set

4 09900-20101 Verniers calipers (150 mm) 09900-20202 Micrometer (25-50mm) 09900-20303 Micrometer (50-75mm) 5

09900-20505 Micrometer (0-25mm) 6 09900-20508 Cylinder gauge set 7 09900-20606 Dial gauge 1/100 8 09900-20701 Magnetic stand 9 09900-20803 Thickness gauge 10 09900-21304 V-block 11 09900-25002 Pocket tester 12 09900-28106 Electro tester 13 09900-28403 Hydro tester 14 09910-20116 Conrod holder 15 09910-32812 Crankshaft installer 16 09910-34510 Piston pin puller

17 09911-73730 "T" Type Hexagon wrench (5 mm) 18 09913-50121 Oil seal remover

19 09913-75820 Bearing installer 20 09913-80112 Bearing installer

21 09915-63310 Compression pressure adaptor 22 09915-64510 Compression gauge

23 09915-74510 Oil pressure gauge 24 09916-14510 Valve spring compressor 25 09916-21113 Valve seat cutter set 26 09916-24311 Solid pilot (N-100-5.0)

27 09916-24610 Valve seat cutter 15º(N-121) 09916-20620 Valve seat cutter 45º (N-122) 28

09916-20630 Valve seat cutter 30º (N-126) 29 09916-34542 Reamer handle

30 09916-34570 Reamer 5.0 mm 31 09916-34580 Reamer 10.8 mm 32 09916-44310 Valve guide installer 33 09916-84510 Tweezers

(38)

38

ITEM PART NO. PART NAME

34 09917-13210 Tappet adjust driver

35 09920-13120 Crankcase separating tool/crankshaft remover 36 09920-53710 Clutch sleeve hub holder

37 09923-73210 Bearing puller 38 09924-84510 Bearing installer set 39 09930-30102 Rotor remover slide shaftf 40 09930-30180 Attachment

41 09930-40113 Rotor and sprocket holder 42 09930-44511 Rotor holder

43 09940-14911 Steering stem nut socket wrench 44 09940-34520 "T" handle

45 09940-34561 Attachment "D" 46 09940-50112 Fork oil seal installer 47 09940-53311 Bearing Installer 48 09941-34513 Steering race installer 49 09943-74111 Fork oil level gauge

(39)
(40)

40 BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!

(41)
(42)

42

JALUR KABEL LISTRIK, KABEL DAN SELANG

(43)

MOMEN PENGENCANGAN MESIN

Bagian Kg.m N.m

Baut tutup cylinder head 0.9 – 1.0 9 – 10

Baut camshaft sprocket 1.0 – 1.3 10 – 13

Mur cylinder head ø 8 mm 2.5 – 3.5 25 – 35

Mur cylinder head ø 6 mm 0.7 – 1.1 7 – 11

Mur cylinder ø 6 mm 0.7 – 1.1 7 – 11

Mur Magneto rotor 3.0 – 4.0 30 – 40

Mur primary drive gear/oil pump drive

gear 4.0 – 6.0 40 – 60

Mur clutch sleeve hub 3.0 – 5.0 30 – 50

Baut pembuangan oli mesin 1.8 – 2.0 18 – 20

Mur engine sprocket 8.0 – 10.0 80 – 100

Baut engine mounting ø 8 mm

(A 80 mm length) 3.7 – 4.5 37 – 45

Baut engine mounting ø 8 mm

(B yang lainnya) 2.8 – 3.4 28 – 34

Mur pipa exhaust 0.9 – 1.2 9 – 12

Baut pemegang knalpot 0.9 – 1.2 9 – 12

(44)

44 SASIS

Bagian Kg.m N.m

Mur as roda depan 3.6 – 5.2 36 – 52

Baut batang peredam garpu 2.0 – 2.6 20 – 26

Baut pemegang garpu depan atas 2.5 – 3.5 25 – 35

Baut pemegang garpu depan bawah 2.0 – 3.0 20 – 30

Baut kepala batang kemudi 3.5 – 5.5 35 – 55

Baut clamp handlebar 1.2 – 2.0 12 – 20

Baut pemegang master cylinder rem

depan 0.5 – 0.8 5 – 8

Baut pemegang caliper rem depan 2.5 – 4.0 25 – 40

Baut selang rem depan 2.5 – 3.5 25 – 35

Katup pembuangan udara caliper rem

depan 0.7 – 0.9 7 – 9

Baut cakram rem 1.5 – 2.5 15 – 25

Mur as lengan ayun 5.0 – 8.0 50 – 80

Baut pijakan kaki depan 3.6 – 5.2 36 – 52

Mur batang pemegang panel rem

belakang (depan & belakang) 1.0 – 1.5 10 – 15 Mur pemegang shock absorber

belakang (atas & bawah) 2.0 – 3.0 20 – 30

Mur as roda belakang 5.0 – 8.0 50 – 80

Mur sprocket belakang 1.8 – 2.8 18 – 28

Mur tuas cam rem belakang 0.5 – 0.8 5 – 8

Baut tutup garpu depan 1.5 – 3.0 15 – 30

(45)

TABEL MOMEN PENGENCANGAN

Baut dengan tanda “4” atau

konvensional Baut dengan tanda “7” Diameter baut (mm) Kg.m N.m Kg.m N.m 4 0.1 – 0.2 1.0 – 2.0 0.15 – 0.3 1.5 – 3.0 5 0.2 – 0.4 2.0 – 4.0 0.3 – 0.6 3.0 – 6.0 6 0.4 – 0.7 4.0 – 7.0 0.8 – 1.2 8.0 – 12.0 8 1.0 – 1.6 10.0 – 16.0 1.8 – 2.8 18.0 – 28.0 10 2.2 – 3.5 22.0 – 35.0 4.0 – 6.0 40.0 – 60.0 12 3.5 – 5.5 35.0 – 55.0 7.0 – 10.0 70.0 – 100.0 14 5.0 – 8.0 50.0 – 80.0 11.0 – 16.0 110.0 – 160.0 16 8.0 – 13.0 80.0 – 130.0 17.0 – 25.0 170.0 – 250.0 18 13.0 – 19.0 130.0 – 190.0 20.0 – 28.0 200.0 – 280.0

(46)

46 DATA SERVIS

KATUP DAN BOS KATUP unit : mm

BAGIAN STANDARD BATASAN

Diameter katup IN 25.5 -

EX 22.5 -

Kerenggangan katup IN 0.04 - 0.07 -

(saat dingin) EX 0.13 - 0.18 -

Diameter dalam pengarah katup IN & EX 5.000 - 5.012 -

IN 4.975 - 4.990 -

Diameter luar tangkai katup

EX 4.995 - 4.970 -

Penyimpangan tangkai katup IN & EX - 0.05

Ketebalan kepala katup IN & EX - 0.5

Panjang ujung tangkai katup IN & EX - 2

Lebar dudukan katup IN & EX 0.9 - 1.1

Penyimpangan kepala katup IN & EX - 0.03

INNER - 31.2

Panjang pegas katup saat bebas

OUTER - 33.6

3.77 - 4.43 Kg INNER

pada panjang 26.78 mm - 8.86 - 10.4 Kg

Tegangan pegas katup

OUTER pada panjang 29.78 mm - KEPALA SILINDER + CAMSHAFT

BAGIAN STANDARD BATASAN

IN - 33.35

Ketinggian cam

EX - 33

Diameter journal camshaft IN & EX 21.959 - 21.980 -

Penyimpangan camshaft IN & EX - 0.1

Jarak 20 mata rantai cam - 129.9

Diameter dalam rocker arm IN & EX 12.000 - 12.980 - Diameter luar as rocker arm IN & EX 11.966 - 11.984 -

Kelengkungan kepala silinder - 0.05

Kelengkungan tutup kepala silinder - 0.05

(47)

SILINDER + PISTON unit : mm

BAGIAN STANDARD BATASAN

1000 - 1400 kpa 800 kpa

Tekanan kompresi

(10.0 - 14.0 kg/cm²) (8.0 kg/cm²)

Kerenggangan piston ke silinder 0.045 - 0.022 0.12

Diameter silinder 57.000 - 57.015 57.085

56.950 - 56.965 Diameter piston

Diukur 10 mm dari bawah 56.88

Penyimpangan silinder - 0.05

PISTON + RING PISTON

BAGIAN STANDARD BATASAN

Jarak ujung ring piston 1st N Kira-kira 7.2 5.6

2nd N Kira-kira 5.8 4.8

1st 0.20 - 0.32 0.5

Jarak ujung ring piston

2nd 0.20 - 0.32 0.5

Kerenggangan ring piston 1st - 0.18

dengan alurnya 2nd - 0.15

1st 1.01 - 1.03 -

2nd 1.01 - 1.03 -

Lebar alur ring piston

Oli 2.01 - 2.03 -

1st 0.97 - 0.99 -

Ketebalan ring piston

2nd 0.97 - 0.99 -

Diameter lubang pin piston 14.002 - 14.008 14.03

Diameter luar pin piston 13.994 - 14.002 13.98

CONROD + CRANKSHAFT

BAGIAN STANDARD BATASAN

Diameter lubang conrod ujung kecil 14.004 - 14.012 14.04

Kelengkungan ujung kecil - 3

Celah sisi ujung besar conrod 0.10 - 0.45 1

Lebar ujung besar conrod 15.95 - 16.00 -

Lebar crankshaft 53.0 ± 0.1 -

Penyimpangan crankshaft - 0.05

POMPA OLI

BAGIAN STANDARD BATASAN

Perbandingan reduksi pompa oli 2.000 (30/15) -

Diatas 10 kpa (0.1 kg/cm²)

Dibawah 30 kpa (0.3 kg/cm²) - Tekanan oli

(48)

48

KOPLING unit : mm

BAGIAN STANDARD BATASAN

Jarak main kabel kopling 4 -

Sekrup pembebas kopling 1/4 - 1/2 putaran balik -

Ketebalan kampas kopling 2.9 - 3.1 2.6

Lebar kuku kampas kopling 11.8 - 12.0 11

Ketebalan plat kopling 1.60 ± 0.05 -

Distorsi plat kopling - 0.1

Panjang pegas kopling saat bebas - 29.5

TRANSMISI + RANTAI PENGGERAK

BAGIAN STANDARD BATASAN

Perbandingan reduksi awal 3.470 (59/17) -

Perbandingan reduksi akhir 3.214 (45/14) -

Rendah 3.0000 (33/11) - 2nd 1.857 (26/14) - 3rd 1.368 (26/19) - 4th 1.143 (24/21) - Perbandingan gigi Top 0.957 (22/23) -

Celah antara garpu pemindah

dengan alurnya 0.10 - 0.30 0.5

No.1 &

No.2 5.0 - 5.1 -

Lebar celah garpu pemindah

No. 3 5.5 - 5.6

No.1 &

No.2 4.8 - 4.9 -

Ketebalan garpu pemindah

No. 3 5.3 - 5.4 Panjang countershaft 88.0 ± 0.2 - Tipe KMC 428 H - Panjang 118 - Rantai penggerak Panjang 20 pitch 259 Ketegangan rantai 10 - 20 -

(49)

KARBURATOR unit : mm

BAGIAN SPESIFIKASI

Jenis Karburator MIKUNI BC26SS

Diameter Karburator 26

No. ID 26 - 183

Stasioner 1450 ± 50 r/min

Tinggi pelampung 29 ± 0.5

Main jet (M.J.) # 110 Main air jet (M.A.J.) 0.6 Jet needle (J.N.) 4DH41-2nd Needle jet (N.J.) P - 0 (390) Pilot jet (P.J.) # 12.5 Stater jet (S.J.) # 37.5

Pilot screw (P.S.) PRE - SET 2 ⅝ Putaran balik Pilot air jet (P.A.J.) ø 1.25

Jarak main kabel gas 0.5 - 1.0

KELISTRIKAN

BAGIAN SPESIFIKASI CATATAN

13˚ TMB dibawah1950 r/min 32˚ TMB diantara 4000 - 5000 r/min 29.9˚ TMB diantara 6000 - 750r/min Waktu Pengapian 34.1˚ TMB diatas 9000 r/min Type NGK CR8E N.D U24ESR-N Busi Gap 0.7 - 0.8

Daya pengapian Diatas 8 pada 1 atm

Primer P - O/P

Kira-kira 3.5 - 4.5 Ω Sekunder Tutup busi - O/P Tahanan kumparan pengapian

Kira-kira 16 - 30 Ω

Pick up B - H

Kira-kira 120 - 200 Ω

Pengisian K - K

Tahanan kumparan magnet

Kira-kira 0.5 - 2.0 Ω

Generator tegangan rendah Lebih dari 70 V (AC) pada 5000 r/min

Tegangan regulator 13.5 - 16.0 pada 5000 r/min

Tahanan starter relay Kira-kira 3 - 4 Ω

Tipe GM7Z-A Kapasitas 12 V 28.8 kC (7 Ah)/10 HR Berat Battery jenis 1280 pada 20˚C (68˚F) Sekring 10 A, 15 A

(50)

50

REM + RODA unit : mm

BAGIAN STANDARD BATASAN

Jarak main pedal rem belakang 20 - 30 -

Tinggi pedal rem 10 -

Ketebalan rem cakram Front 4.0 ± 0.2 3

Penyimpangan rem cakram Front - 0.3

Diameter rem cakram Front 12.700 - 12.743 -

Diameter piston master cylinder Front 12.657 - 12.684 - Diameter cylinder caliper rem Front 33.960 - 34.036 - Diameter piston caliper rem Front 33.884 - 33.934 -

Diameter dalam teromol rem Rear - 130.7

Ketebalan lining rem Rear - 1.5

Front - 0.25 Kelengkungan as roda Rear - 0.25 Front 80/100 - 18 4PR - Ukuran ban Rear 90/90 - 18 4PR - Front - 1.6

Kedalaman gurat ban

Rear - 1.6

SUSPENSI

BAGIAN STANDARD BATASAN

Langkah garpu depan 110 -

Panjang bebas pegas garpu depan - 485

Ketinggian oli garpu depan 142 -

Pergerakan suspensi depan 75 -

Penyimpanagan as lengan ayun - 0.5

BAHAN BAKAR + OLI

BAGIAN SPESIFIKASI CATATAN

Pergunakan bensin yanmempunyai Jenis bahan bakar

nilai oktan 90 – 97 atau lebih Kapasitas tangki bensin +

cadangan 14 L

Cadangan 2.0 L

Tipe dan tingkat kekentalan oli

mesin SAE 10 W/40 SF atau SG

Penggantian 1100 ml Ganti saringan 1150 ml Kapasitas oli mesin

Pembongkaran 1350 ml

Jenis oli garpu depan oli garpu # 10

Kapasitas oli garpu depan 150 ml

(51)

TEKANAN BAN

PEMAKAIAN NORMAL

SENDIRI BONCENGAN

TEKANAN BAN SAAT DINGIN

Kpa Kg/cm2 Psi Kpa Kg/cm2 Psi

Depan 175 1.75 24 175 1.75 24

Gambar

Gambar dibawah ini adalah diagram sistem starter yang terdiri dari motor starter,  relay,  sakelar  pemutus  arus,  kunci  kontak,  tombol  starter  dan  batere
TABEL MOMEN PENGENCANGAN

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa informasi tentang Meily Rahmi sebagai mantan Calon Anggota Legislatif dari Partai Perindo dalam daftar Panwas Kecamatan yang lulus di kecamatan Nan Sabaris, pihak

Jelaskan faktor apa saja yang harus saudara lakukan bila saudara ingin mengelas material baja yang cukup tebal (lebih dari 1 inchi) dengan posisi mendatar. Serta

115 Pulau Pinang Menengah SMJK Convent Datuk Keramat PEN10 PENB10. 116 Pulau Pinang Menengah SMK Saint Mark

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pola komunikasi yang terjadi antara orangtua SDLB Negeri Boyolali terhadap anak penderita autisme terdapat dua macam pola

Penelitian Payung ini terdiri dari septy nora dengan judul pengaruh PMT-AS terhadap peningkatan status gizi dan prestasi belajar siswa sekolah dasar di Kota Solok tahun

Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah,serta anak dapat dilatih menulis,menggambar dapat membantu seseorang anak menjadi

Kedisiplinan yang diterapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler di MI MiftahulUlum Pancur-1Mayong Jepara masih menerapkan disiplin yang berangkat dari keterpaksaan. Hal

Pada saat sensor kanan tidak terdapat halangan, sensor kiri dan depan ada halangan maka akan belok kanan yaitu dengan motor kemudi berputar ke kiri. Pada saat sensor