BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
I.1
I.1 Latar Latar BelakangBelakang Ked
Kedoktokteran eran kelkeluaruarga ga adaadalah lah upayupaya a pelpelayayanan anan kesekesehathatan an yanyang g menymenyelueluruh ruh yanyangg mem
memusatusatkan kan pelapelayayanannannya nya kepkepada ada kelkeluaruarga ga sebasebagai gai suasuatu tu uniunit, t, dimdimana ana tantangguggung ng jajaabab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tub
pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja. -'ar 'rul, )uh atau jenis penyakit tertentu saja. -'ar 'rul, )//01//01 Pelayanan dokter keluarga melibatkan dokter keluarga sebagai penyaring di tingkat Pelayanan dokter keluarga melibatkan dokter keluarga sebagai penyaring di tingkat primer
primer sebagai sebagai bagian bagian suatu suatu jaringan jaringan pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan terpadu terpadu yang yang melibatkan melibatkan dokter dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan spesialis di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan raat inap, diselenggarakan seara komprehensi2, kontinu, integrati2, holistik, koordinati2 raat inap, diselenggarakan seara komprehensi2, kontinu, integrati2, holistik, koordinati2 dengan mengutamakan penegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta dengan mengutamakan penegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta pekerjaannya.
pekerjaannya. Pelayanan Pelayanan diberikan diberikan kepada kepada semua semua pasien pasien tanpa tanpa memilah memilah jenis jenis kelamin, kelamin, usiausia serta 2aktor+2aktor lainnya. -#epkes, )//01
serta 2aktor+2aktor lainnya. -#epkes, )//01
Kusta3 Lepra 3 Morbus Hansen adalah penyakit menular yang dapat disembuhkan Kusta3 Lepra 3 Morbus Hansen adalah penyakit menular yang dapat disembuhkan teta
tetapi pi angangka ka mormorbidbiditaitasnysnya a tintinggi ggi karkarena ena berberkaikaitan tan dendengan gan kekeaataatan an atau atau disdisabiabilitalitas.s. Meskip
Meskipun pre4alensi kusta un pre4alensi kusta telah menurun seara telah menurun seara bermabermakna kna selama (& selama (& tahun terakhirtahun terakhir, , tetapitetapi kusta masih merupakan masalah yang ukup serius di masyarakat karena pandangan negati2 kusta masih merupakan masalah yang ukup serius di masyarakat karena pandangan negati2 terhadap penderita kusta dan keaatan permanen yang dapat terjadi pada penderita kusta. terhadap penderita kusta dan keaatan permanen yang dapat terjadi pada penderita kusta. Menurut laporan dari )&% negara, pre4alensi kusta pada akhir bulan ketiga tahun (&)5 yaitu Menurut laporan dari )&% negara, pre4alensi kusta pada akhir bulan ketiga tahun (&)5 yaitu terdap
terdapat at )6&.)6&.505 kasus, dengan jumlah kasus 505 kasus, dengan jumlah kasus baru yang terdeteksi selama baru yang terdeteksi selama tahun (&)% yaitutahun (&)% yaitu ()
()*.*.****7 7 -ti-tidadak k tetermarmasusuk k kakasusus s yayang ng jujumlmlahahnynya a sasangngat at kekeiil l di di 8r8ropopa1. a1. SeSedadangngkakann berdasarkan
berdasarkan data data epidemiologi epidemiologi jumlah jumlah kasus kasus baru baru pada pada penyakit penyakit kusta kusta tahun tahun (&)( (&)( didi $nd
$ndoneonesia sia yaiyaitu tu sebsebanyanyak ak )7.)7./6/6& & oraorangng, , angangka ka ini ini turturun un dardari i (&)(&)) ) yayaitu itu (&.(&.&(% &(% oraorang.ng. Sedangkan
Sedangkan prevalensi prevalensi (&)(&)( ( yaiyaitu tu (%.(%.(*( (*( oraorang ng -&,-&,/03/03)&.)&.&&&&&&1, 1, dendengan gan krikriteriteria a elimeliminainasisi adalah 9 ) 3 )&.&&& penduduk, karena itu $ndonesia sudah masuk dalam kriteria negara yang adalah 9 ) 3 )&.&&& penduduk, karena itu $ndonesia sudah masuk dalam kriteria negara yang sudah mengeliminasi kusta. :ntuk aat tingkat ( -aat yang terlihat1 tahun (&)( sebesar sudah mengeliminasi kusta. :ntuk aat tingkat ( -aat yang terlihat1 tahun (&)( sebesar &,6* 3 )&&.&&& penduduk. Kini lebih banyak ditemukan
&,6* 3 )&&.&&& penduduk. Kini lebih banyak ditemukan hihidddden caseen casess antara lain karenaantara lain karena penarian
penarian kasus kasus meningkat meningkat dengan dengan dana dana "antuan "antuan ;perasional ;perasional Kesehatan,Kesehatan, actactive ive cascasee
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
P
finding
finding dan lain+lain serta jumlah kasus baru anak 9 )* tahun pada (&)( adalah sebesar )./*/ dan lain+lain serta jumlah kasus baru anak 9 )* tahun pada (&)( adalah sebesar )./*/ atau )&,/< dari total kasus baru. -Kemenkes, (&)*1
atau )&,/< dari total kasus baru. -Kemenkes, (&)*1
Alasan dilakukannya kun$ungan rumah adalah karena Tn% & datang
Alasan dilakukannya kun$ungan rumah adalah karena Tn% & datang
ke Pusk
ke Puskesmas 'rengseng dengan keluhan (er)ak putih
esmas 'rengseng dengan keluhan (er)ak putih di pipi
di pipi kirinya* dari
kirinya* dari
anamnesa diketahui (ah+a pasien sudah mengalami (er)ak putih se$ak ,
anamnesa diketahui (ah+a pasien sudah mengalami (er)ak putih se$ak ,
(ulan se(elumnya dan (elum pernah (ero(at% Tn% & masih sangat akti-
(ulan se(elumnya dan (elum pernah (ero(at% Tn% & masih sangat akti-
(eker$a dan melakukan aktivitas (aik dirumah maupun lingkungannya dan
(eker$a dan melakukan aktivitas (aik dirumah maupun lingkungannya dan
tidak menyadari penularan dari penyakit kusta yang dideritanya% Aki(at
tidak menyadari penularan dari penyakit kusta yang dideritanya% Aki(at
yang dapat ditim(ulkan (ila pasien tidak dikun$ungi adalah dalam $angka
yang dapat ditim(ulkan (ila pasien tidak dikun$ungi adalah dalam $angka
pe
pend
ndek
ek ak
akan
an te
ter$
r$ad
adi
i pe
penu
nula
lara
ran
n k
ke
e or
oran
ang"
g"or
oran
ang
g se
seki
kita
tar
r d
dan
an $a
$ang
ngk
ka
a
pan$angnya akan ter$adi ke)a)atan% Untuk men)egah hal terse(ut maka
pan$angnya akan ter$adi ke)a)atan% Untuk men)egah hal terse(ut maka
dil
dilak
akuk
ukan
an ku
kun$u
n$unga
ngan
n rum
rumah
ah aga
agar
r pas
pasien
ien me
menge
ngetah
tahui
ui )ar
)ara
a pen
penula
ularan
ran
penyakitnya dan aki(at yang
penyakitnya dan aki(at yang dapat ditim(ulkan $ika tidak teratur (ero(at%
dapat ditim(ulkan $ika tidak teratur (ero(at%
I.2
I.2 Perumusan Perumusan masalahmasalah 1.2.1
1.2.1 Pernyataan Pernyataan masalahmasalah
Tidak teratasinya penyakit Morbus Hansen pada Tn. N Tidak teratasinya penyakit Morbus Hansen pada Tn. N 1.2.2
1.2.2 Pertanyaan Pertanyaan masalahmasalah ).
). 'pa ya'pa yang menyng menyebabkebabkan munan munulnyulnya penya penyakit Morbakit Morbus Hanseus Hansen pada Tn pada Tn. N=n. N= (.
(. 'pa 2akt'pa 2aktor internor internal al yayang menyng menyebabebabkan tidak terakan tidak teratasitasinynya a penpenyayakit Morbkit Morbusus Hansen pada Tn. N=
Hansen pada Tn. N= %.
%. 'pa 2akt'pa 2aktor eksteror eksternal yang menynal yang menyebaebabkabkan n tidtidak terataak teratasinysinya a penpenyakyakit Morbuit Morbuss Hansen pada Tn. N=
Hansen pada Tn. N= 5.
5. 'pa a'pa alternatilternati2 jalan 2 jalan keluakeluar dari r dari masalah masalah yang yang dihadadihadapi Tpi Tn. N=n. N=
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
P
I.3 Tujuan I.3 Tujuan 1.3.1
1.3.1 TuTujuan juan umumumum Te
Teratasinya penyakit ratasinya penyakit Morbus Hansen pada Tn. Morbus Hansen pada Tn. NN 1.3.2
1.3.2 TuTujuan juan khususkhusus ).
). #iketa#iketahuinyhuinya sumbea sumber penur penularan plaran penyakenyakit Morbit Morbus Hanus Hansen pasen pada Tnda Tn. N. N (.
(. #ik#iketahetahuinuinya ya 2ak2aktor interntor internal al yayang ng menymenyebaebabkabkan n tidtidak ak terateratasitasinynya a penpenyakyakitit Morbus Hansen pada Tn. N
Morbus Hansen pada Tn. N %.
%. #ik#iketahetahuinuinya ya 2ak2aktor ekstetor eksternal yang menyrnal yang menyebaebabkabkan n tidtidak ak terteratasatasinyinya a penypenyakiakitt Morbus Hansen pada Tn. N
Morbus Hansen pada Tn. N 5.
5. #iketa#iketahuinyhuinya alternata alternati2 jalan i2 jalan keluakeluar dari mr dari masalah yasalah yang diang dihadaphadapi Tn. i Tn. NN
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
P
BAB II
BAB II
KEAN!KA TE"I
KEAN!KA TE"I
II.1. De#$n$s$ II.1. De#$n$s$ MoMorbrbus us HaHansnsen en adadalaalah h pepenynyakakit it inin2e2eksksi i krkrononik ik yayang ng didisebsebababkakan n ololeh eh babaktkterieri Mycobacterium
Mycobacterium lepraeleprae yanyang g memmemiliiliki ki si2asi2at t oblobligaigat t intintraseraselullulerer. . MasMasa a inkinkubaubasisi M. M. lepraeleprae sangat ber4ari
sangat ber4ariasi mulai dari asi mulai dari 5& hari sampai 5& 5& hari sampai 5& tahuntahun, dengan aktu rata+rata %+* , dengan aktu rata+rata %+* tahuntahun. Hal. Hal ini disebabkan karena multiplikasi dari kuman tersebut bersi2at sangat lambat. "akteri ini ini disebabkan karena multiplikasi dari kuman tersebut bersi2at sangat lambat. "akteri ini aalnya menyerang sistem sara2 peri2er, selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa, saluran aalnya menyerang sistem sara2 peri2er, selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa, saluran pernapasan
pernapasan bagian bagian atas, atas, sistemsistem retikulo-endothelial retikulo-endothelial , mata, otot, tulang, hingga testis. Lesi, mata, otot, tulang, hingga testis. Lesi pada
pada sistem sistem sara2 sara2 peri2er peri2er dapat dapat menyebabkan menyebabkan kehilangan kehilangan 2ungsi 2ungsi sara2 sara2 meliputi meliputi sensorik,sensorik, motorik, dan otonom. Lesi pada kulit menyebabkan gangguan integritas dan estetika kulit. motorik, dan otonom. Lesi pada kulit menyebabkan gangguan integritas dan estetika kulit. -#juanda et al. (&)&1
-#juanda et al. (&)&1
II.2. Et$%l%g$ II.2. Et$%l%g$
"akteri penyebab panyakit ini adalah
"akteri penyebab panyakit ini adalah Mycobaterium leprae Mycobaterium leprae yang ditemukan oleh >.'.yang ditemukan oleh >.'. H'NS8N pada tahun )675 di Noregia. M leprae berbentuk basil dengan ukuran %+6 ?m @ H'NS8N pada tahun )675 di Noregia. M leprae berbentuk basil dengan ukuran %+6 ?m @ &,6 ?m. "akteri ini tergolong dalam kelompok gram positi2, bersi2at tahan asam dan belum &,6 ?m. "akteri ini tergolong dalam kelompok gram positi2, bersi2at tahan asam dan belum dapat dibiakkan dalam media arti2isial. Seara mikroskopis, kuman ini memiliki bentuk khas dapat dibiakkan dalam media arti2isial. Seara mikroskopis, kuman ini memiliki bentuk khas yaitu terlihat seperti basil yang bergerombol seperti ikatan erutu. Pada pemeriksaan dengan yaitu terlihat seperti basil yang bergerombol seperti ikatan erutu. Pada pemeriksaan dengan menggunakan miskroskop elektron, basil ini dapat terlihat dalam berbagai bentuk. Aang menggunakan miskroskop elektron, basil ini dapat terlihat dalam berbagai bentuk. Aang paling
paling sering sering terlihat terlihat yaitu yaitu berbentukberbentuk filament filament yang agak sedikit bengkok. -#juanda et al. yang agak sedikit bengkok. -#juanda et al. (&)&B WH;, (&)(1
(&)&B WH;, (&)(1
II.3. E&$'em$%l%g$ II.3. E&$'em$%l%g$
Penularan
Penularan Morbus Hansen diduga dapat terjadi melalui dua ara, pertama yaitu kontak Morbus Hansen diduga dapat terjadi melalui dua ara, pertama yaitu kontak langsung dalam jangka aktu yang lama dan erat. Kedua yaitu dapat menular melalui droplet langsung dalam jangka aktu yang lama dan erat. Kedua yaitu dapat menular melalui droplet yang keluar dari mulut dan hidung dengan jarak
yang keluar dari mulut dan hidung dengan jarak yang dekat dan 2rekuensi yang sering denganyang dekat dan 2rekuensi yang sering dengan penderita yang belum mendapat pengob
penderita yang belum mendapat pengobatan. -#juanda et al. (&)&1atan. -#juanda et al. (&)&1
8liminasi Morbus Hansen seara global telah terapai pada tahun (&&&. Hampir )0 8liminasi Morbus Hansen seara global telah terapai pada tahun (&&&. Hampir )0 juta
juta pasien pasien Morbus Morbus Hansen Hansen telah telah sembuh sembuh dengan dengan pengobatan pengobatan M#T -M#T - Multi Multi Drug Drug TrTreatment eatment 11
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
P
dalam (&
dalam (& tahun terakhirtahun terakhir. Menurut laporan dari . Menurut laporan dari )&% negara, pre4alensi Morbus Hansen )&% negara, pre4alensi Morbus Hansen padapada akhir bulan ketiga tahun (&)5 yaitu terdapat )6&.505 kasus, dengan jumlah kasus baru yang akhir bulan ketiga tahun (&)5 yaitu terdapat )6&.505 kasus, dengan jumlah kasus baru yang terdeteksi selama tahun (&)% yaitu ()*.**7 -tidak termasuk kasus yang jumlahnya sangat terdeteksi selama tahun (&)% yaitu ()*.**7 -tidak termasuk kasus yang jumlahnya sangat keil di 8ropa1. !umlah kasus baru menunjukkan transmisi in2eksi yang masih terjadi di suatu keil di 8ropa1. !umlah kasus baru menunjukkan transmisi in2eksi yang masih terjadi di suatu komunitas. Sejumlah )% negara melaporkan tidak ada kasus baru sama sekali pada tahun komunitas. Sejumlah )% negara melaporkan tidak ada kasus baru sama sekali pada tahun (&)%. Statistik global memperlihatkan ada (&0.)&7 -/0<1 kasus baru dari )5 negara dan (&)%. Statistik global memperlihatkan ada (&0.)&7 -/0<1 kasus baru dari )5 negara dan hanya 5< sisanya merupakan jumlah kasus baru dari negara lain selain )5 negara tersebut. hanya 5< sisanya merupakan jumlah kasus baru dari negara lain selain )5 negara tersebut. Negara
Negara yang yang termasuk termasuk daerah daerah endemis endemis yaituC yaituC 'ngola, 'ngola, "angladesh, "angladesh, "rail, "rail, Depublik Depublik DakyatDakyat Eina, Depublik #emokratik Kongo, 8thiopia, $ndia, $ndonesia, Madagaskar, MoambiFue, Eina, Depublik #emokratik Kongo, 8thiopia, $ndia, $ndonesia, Madagaskar, MoambiFue, Myanmar, Nepal, Nigeria, Gilipina, Sudan Selatan, Sri Lanka, Sudan and Depublik Serikat Myanmar, Nepal, Nigeria, Gilipina, Sudan Selatan, Sri Lanka, Sudan and Depublik Serikat Tanania.
Tanania.
$ndonesia merupakan salah satu negara endemis Morbus Hansen, dimana negara ini $ndonesia merupakan salah satu negara endemis Morbus Hansen, dimana negara ini menduduki peringkat ketiga jumlah penderita Morbus Hansen terbanyak pada tahun (&&/ menduduki peringkat ketiga jumlah penderita Morbus Hansen terbanyak pada tahun (&&/ setelah $ndia dan "rail dengan pre4alensi ),7 per )&.&&& penduduk. Pada akhir tahun (&)(, setelah $ndia dan "rail dengan pre4alensi ),7 per )&.&&& penduduk. Pada akhir tahun (&)(, telah dilaporka
telah dilaporkan n terdapterdapat at sebanysebanyak ak (&.&(&.&(% (% kasus Morbus Hansen kasus Morbus Hansen baru di baru di $ndon$ndonesia. Sekitar esia. Sekitar 6&< dari kasus Morbus Hansen baru merupakan Morbus Hansen tipe Multibasilar, bentuk 6&< dari kasus Morbus Hansen baru merupakan Morbus Hansen tipe Multibasilar, bentuk in2eksius dari Morbus Hansen yang belum diterapiB )&< dari kasus Morbus Hansen baru in2eksius dari Morbus Hansen yang belum diterapiB )&< dari kasus Morbus Hansen baru terjadi pada anak+anak yang menunjukkan baha penyakit tersebut masih memiliki transmisi terjadi pada anak+anak yang menunjukkan baha penyakit tersebut masih memiliki transmisi tin
tinggi ggi di di masymasyarakarakatB atB dan dan hamhampir pir 6< 6< penpenderiderita ta kaskasus us MorMorbus bus HanHansen sen barbaru u menmengalgalamiami keaatan yang signi2ikan. Morbus Hansen dapat mengenai semua usia, tetapi anak+anak keaatan yang signi2ikan. Morbus Hansen dapat mengenai semua usia, tetapi anak+anak lebih rentan daripada orang deasa. Grekuensi tertinggi didapatkan pada usia (*+%* tahun. lebih rentan daripada orang deasa. Grekuensi tertinggi didapatkan pada usia (*+%* tahun. -#juanda et al.
-#juanda et al. (&)&B WH;, (&)(B #epkes D$, (&)%1(&)&B WH;, (&)(B #epkes D$, (&)%1
II.(. Pat%genes$s II.(. Pat%genes$s
M.
M. lepraeleprae memmempunpunyayai i patpatogeogenesnesitaitas s dan dan daydaya a in4in4asi asi yanyang g renrendahdah, , karkarena ena padpadaa penderita
penderita Morbus Hansen Morbus Hansen yang mengandung kuman yang mengandung kuman lebih banyak lebih banyak belum tentu belum tentu menunjukkanmenunjukkan gejala yang lebih berat, bahkan dapat terjadi sebaliknya. Hal tersebut dapat terjadi karena gejala yang lebih berat, bahkan dapat terjadi sebaliknya. Hal tersebut dapat terjadi karena te
terdardapapat t resrespopon n imimun un yayang ng beberbrbededa+a+bebeda da papada da setsetiap iap pependnderierita ta yayang ng memempmpenengagaruruhihi timbulnya reaksi granuloma yang dapat sembuh sendiri atau progresi2. -#juanda et al. (&)&1 timbulnya reaksi granuloma yang dapat sembuh sendiri atau progresi2. -#juanda et al. (&)&1
Lip
Lipoproproteotein in yanyang g berberhubhubungungan an dendengan gan dindindinding g sel, sel, ligligan an untuntuk uk menmengengenali ali polpolaa reseptor seperti TLD(
-reseptor seperti TLD( -ToToll-like ll-like Receptor 2Receptor 21 dan N;#( -1 dan N;#( - Nucleotide-binding Oligomeriation Nucleotide-binding Oligomeriation Domain
Domain !ontaining !ontaining (1 pada sistem imun alami, mungkin berperan dalam memulai respon (1 pada sistem imun alami, mungkin berperan dalam memulai respon
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
P
aal host terhadap M. leprae. Despon ini penting dalam menentukan gejala klinis yang akan timbul kemudian. "henolic glycolipid # merupakan konstituen imunogenik yang spesi2ik pada lapisan luar dinding sel kuman yang bersi2at sangat nonpolar. Kuman ini masuk ke dalam sara2 di mediasi oleh ikatan antara trisakarida yang terdapat dalam phenolic glycolipid # dengan laminin+( di lamina basalis unit akson sel Shann, yang merupakan alasan mengapa M. leprae merupakan satu+satunya bakteri yang dapat mengin4asi sistem sara2 peri2er. -Wol22
et al. (&)(1
Masuknya M. leprae dalam tubuh ditangkap oleh 'PE - $ntigen "resenting !ell 1 dan melalui dua signal yaitu signal pertama serta kedua. Signal pertama adalah tergantung pada TED+ terkait antigen -T cell Receptor 1 yang dipresentasikan oleh molekul MHE - Ma%or &istocompatibility !omple'1 pada permukaan 'PE - $ntigen-presenting !ell 1, sedangkan
signal kedua adalah produksi sitokin dan ekspresinya pada permukaan dari molekul kostimulator 'PE yang berinteraksi dengan ligan sel T melalui E#(6 -!luster of Differentiation (61. Kedua signal ini akan mengakti4asi To sehingga To akan berdi2erensiasi
menjadi Th) -T helper +)1 dan Th( -T helper +(1. 'danya TNG α -Tumor Necrosis (actor alpha1 dan $L+)( - #nterleukin-)(1 akan membantu di2erensiasi To menjadi Th). -Walker dan Lokood, (&&0B Wol22 et al. (&)(1
Th) akan menghasilkan $L+( dan $GN+γ - #nterferon-gamma1 yang akan meningkatkan 2agositosis makro2ag - fenolat glikolipid $ yang menrupakan lemak dari M. leprae akan berikatan melalui reseptor ED) -!omplement Receptor type )1, ED%, ED5 pada permukaannya lalu di2agositosis1 dan proli2erasi sel ". Selain itu, $L+( juga akan mengakti2kan ETL -!ytoto'ic T-)ymphocyte1 lalu E#6. #alam 2agosit, fenolat glikolipid akan melindungi bakteri dan penghanuran oksidati2 oleh anion superoksida dan radikal hidroksil yang dapat menghanurkan seara kimiai. Kegagalan membunuh antigen tersebut membuat sitokin dan gro*th factor terus dihasilkan dan akan merusak jaringan, akibatnya makro2ag akan terus diakti2kan dan lama kelamaan sitoplasma dan organel makro2ag akan membesar menjadi sel epiteloid yang akan bersatu membentuk granuloma yang penuh kuman. >ranuloma dapat ditemukan terutama pada area tubuh yang suhunya lebih dingin, seperti uping telinga, hidung, penonjolan tulang pipi, alis mata, dan kaki. -Walker dan Lokood, (&)(1
Th( akan menghasilkan $L5, $L+)&, $L+*, $L+)% dimana $L+* akan mengakti4asi eosino2il, $L+5 dan $L&+)& mengakti4asi makro2ag, $L+5 sendiri akan mengakti4asi sel "
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! /
untuk menghasilkan $g> - #mmunoglobulin >1 dan $g8, selain itu $L+5, $L+)&, dan $L+)% akan mengakti4asi sel mast. -Walker dan Lokood, (&&0B Wol22 et al. (&)(1
Sinyal $ tanpa adanya sinyal $$ akan menginduksi sel T anergi dan membuat tidak terakti4asinya 'PE seara lengkap sehingga menyebabkan respon ke arah Th(. Pada Leprosi Tuberkuloid Th) akan lebih tinggi dibandingkan Th(, sedangkan pada Leprosi Lepromatous Th( akan lebih tinggi dibandingkan Th). -Walker dan Lokood, (&&0B Wol22 et al. (&&61
II.). D$agn%s$s
#iagnosis Morbus Hansen biasanya sering ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinis, tetapi dapat juga berdasarkan pemeriksaan bakterioskopis, histopatologis dan serologis. Hal ini dikarenakan gambaran klinis merupakan hal yang terpenting dan sederhana dibandingkan dengan pemeriksaan lain. Seperti hal nya pemeriksaan bakterioskopis memerlukan aktu paling sedikit )*+%& menit, histologik )&+)5 hari dan tes lepromin untuk membantu menentukan tipe Morbus Hansen yang hasilnya baru dapat diketahui setelah % minggu. -#juanda et al. (&)&1
Pada negara atau daerah endemis, seorang indi4idu dapat dikatakan menderita Morbus Hansen apabila ia memiliki satu dari tanda khas -cardinal sign1 diantaranyaC -WH;, (&)(1
• Lesi kulit yang bersi2at tetap dan dengan kehilangan sensasi yang pasti, dengan atau tanpa penebalan sara2
• Kerokan kulit positi2
Lesi kulit dapat berjumlah satu atau banyak dan biasanya lebih puat dari kulit sekitarnya, tetapi dapat juga berarna kemerahan. #apat berbentuk makula, papul atau nodul. Hilang sensasi merupakan tanda yang khas pada Morbus Hansen, yang dapat terjadi pada lesi kulit apabila diberikan sentuhan ringan atau tusukan jarum. Penebalan sara2 tepi juga merupakan tanda yang khas pada Morbus Hansen, biasanya diikuti tanda lain sebagai akibat dari kerusakan pada sara2 tersebut. #iantaranya yaitu kehilangan sensasi di kulit dan kelemahan otot yang dipersara2i oleh sara2 tersebut. 'pabila tidak terdapat tanda+tanda tersebut, penebalan sara2 saja tanpa kehilangan sensasi dan3atau kelemahan otot sering merupakan tanda yang harus dipertimbangkan untuk Morbus Hansen. -WH;, (&)(1
Pemeriksaan bakterioskopik dapat dilakukan untuk membantu dalam menegakkan diagnosis dan mengamati perkembangan pengobatan. Sediaan biasanya diambil dari kerokan
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! 7
jaringan kulit atau usapan dan kerokan mukosa hidung yang diarnai dengan pearnaan terhadap kuman basil tahan asam -"T'1 yaitu dengan pearnaan Iiehl+Neelsen. Kerokan kulit untuk pemeriksaan rutin biasanya diambil dari minimal 5+0 tempat, yaitu kedua uping telinga bagian baah dan (+5 lesi lain yang paling akti2, artinya lesi yang paling eritematosa dan infiltrative. Sediaan tersebut diperiksa dibaah mikroskop ahaya dengan pembesaran lensa obyekti2 )&&@. Hasil pemeriksaan "T' ini dinyatakan dengan $ndeks "akteri -$"1 dengan nilai & sampai 0C -#juanda et al. (&)&1
• & bila tidak ada "T' dalam )&& lapang pandang -LP1 • ) bila )+)& "T' dalam )&& LP
• ( bila )+)& "T' dalam )& LP
• % bila )+)& "T' rata+rata dalam ) LP • 5 bila ))+)&& "T' rata+rata dalam ) LP • * bila )&)+)&&& "T' rata+rata dalam ) LP • 0 bila J)&&& "T' rata+rata dalam ) LP
Pemeriksaan histopatologik pada Morbus Hansen ditujukan untuk menari adanya sel 4irho atau sel lepra atau sel busa yang sebenarnya adalah histiosit -makro2ag pada jaringan kulit1 yang tidak dapat menghanurkan M. leprae yang masuk ke dalam tubuh karena sistem imun seluler -S$S1 yang rendah dari host , sehingga dijadikan tempat berkembang biak oleh bakteri tersebut. >ambaran histopatologik tipe tuberkuloid adalah tuberkel dan kerusakan sara2 yang lebih nyata, tidak ada kuman atau hanya sedikit. Pada tipe lepromatosa terdapat kelim sunyi subepidermal - subepidermal clear one1, yaitu suatu daerah langsung dibaah epidermis yang jaringannya tidak patologik. Pada tipe borderline, terdapat ampuran unsur+ unsur tersebut. -#juanda et al. (&)&1
Pemeriksaan serologik dilakukan apabila diagnosis Morbus Hansen masih meragukan akibat tanda klinis dan hasil pemeriksaan bakteriologik yang tidak jelas. Pemeriksaan ini berdasar pada antibodi yang terbentuk pada tubuh seseorang yang terin2eksi M. leprae.
Terdapat dua jenis antibodi yang dapat terbentuk, yaitu antibodi spesi2ik dan non+spesi2ik. 'ntibodi spesi2ik diantaranya anti phenolic glycolipid-+ -P>L+)1 dan antibodi antiprotein )0 k# serta %* k#. Sedangkan antibodi yang non+spesi2ik antara lain antibodi anti+ lipoarabinomanan -L'M1, yang juga dihasilkan oleh kuman M. tuberculosis. Pemeriksaan serologik yang dapat dilakukan yaituC -#juanda et al. (&)&1
• :ji MLP'- Mycobacterium )eprae "article $glutination1 • :ji 8L$S' - ,nyme )inked #mmuno-sorbent $ssay1
• M) dipstick test - Mycobacterium leprae dipstick test 1
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20!
• M) flo* test - Mycobacterium leprae flo* test 1
II.*. Klas$#$kas$
Penyakit Morbus Hansen memiliki banyak klasi2ikasi dan hal ini berdasarkan pada sistem imun seluler -S$S1 penderita. Klasi2ikasi tersebut diantaranya adalah klasi2ikasi Didley+!opling, klasi2ikasi $ndia, klasi2ikasi Madrid, dan klasi2ikasi WH;. -#juanda et al. (&)&1
Pada klasi2ikasi Didley+!opling -)/001, Morbus Hansen dianggap sebagai suatu spektrum determinate klinis mulai dari daya kekebalan tubuh yang rendah pada suatu sisi sampai mereka yang memiliki kekebalan tubuh yang tinggi terhadap M.leprae di sisi yang lainnya. Kekebalan seluler -cell mediated imunity EM$1 seseorang yang akan menentukan apakah dia akan menderita Morbus Hansen apabila indi4idu tersebut mendapat in2eksi M.leprae dan tipe Morbus Hansen yang akan dideritanya pada spektrum penyakit Morbus Hansen. Kelima tipe Morbus Hansen menurut Didley+!opling adalah tipe )epromatous -LL1, tipe orderline )epromatous -"L1, tipe Mid + orderline -""1, tipe orderline Tuberculoid -"T1, dan tipe Tuberculoid -TT1. -#juanda et al. (&)&B Wol22 et al. (&&61
Tuberculoid polar -TT1 merupakan tipe tuberkuloid )&&< dan lepromatous polar -LL1 merupakan tipe lepromatosa )&&<. Keduanya merupakan tipe yang stabil dan tidak mungkin berubah tipe. Sedangkan tipe diantara tuberkuloid indefinite -Ti1 dan lepromatosa indefinite -Li1 yaitu borderline tuberculoid -"T1, mid borderline -""1, dan borderline lepramatous -"L1 merupakan bentuk yang tidak stabil sehingga dapat berubah tipe sesuai derajat imunitas. Tipe tuberkuloid indefinite -Ti1 dan lepromatosa indefinite -Li1 merupakan tipe borderline atau ampuran antara tuberkuloid dan lepromatosa. "" adalah tipe ampuran yang terdiri atas *&< tuberkuloid dan *&< lepromatosa. "T dan Ti lebih banyak tuberkuloidnya, sedangkan "L dan Li lebih banyak lepromatosanya. Tipe indeterminate -$1 tidak dimasukkan ke dalam spektrum. Pada 2ase ini, kemungkinan untuk kembali sembuh sebesar 7&<. Sementara %&< sisanya kemungkinan dapat berkembang menjadi tipe+tipe di dalam spektrum diatas. -#juanda et al. (&)&1
Pada klasi2ikasi Madrid -)/*%1, penyakit Morbus Hansen dibagi atas #ndeterminate -$1, Tuberculoid -T1, orderline+ Dimorphous -"1, )epromatous -L1. Klasi2ikasi ini merupakan klasi2ikasi paling sederhana berdasarkan mani2estasi klinis, pemeriksaan
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! 1
bakteriologis, dan pemeriksaan histopatologi, sesuai rekomendasi dari #nternational )eprosy $ssociation. -#juanda et al. (&)&1
WH; mulai mengembangkan klasi2ikasi Morbus Hansen pada tahun )/6), yaitu membagi Morbus Hansen menjadi multibasilar dan pausibasilar. Aang termasuk multibasilar yaitu tipe LL, "L dan "" pada klasi2ikasi Didley+!opling dengan indeks bakteri -$"1 lebih dari ( dan pausibasilar adalah tipe $, TT dan "T dengan $" kurang dari (. Pada tahun )/67 WH; mengembangkan klasi2ikasi untuk kepentingan pengobatan yaitu Morbus Hansen P" adalah Morbus Hansen dengan "T' negati2 pada pemeriksaan kerokan jaringan kulit, yaitu $, TT dan "T menurut klasi2ikasi Didley+!opling. "ila pada tipe tersebut disertai "T' positi2, makan akan dimasukkan ke dalam Morbus Hansen M". #an Morbus Hansen M" yaitu tipe "", "L dan LL atau tipe apapun dengan hasil "T' positi2. Karena pemeriksaan kerokan jaringan kulit tidak selalu tersedia, maka pada tahun )//* WH; menyederhanakan klasi2ikasi
untuk memudahkan pengobatan di lapangan yaitu berdasarkan hitung lesi dan jumlah sara2 yang terkena. Sampai saat ini #epartemen Kesehatan $ndonesia menerapkan klasi2ikasi menurut WH; sebagai pedoman pengobatan penderita Morbus Hansen. Klasi2ikasi tersebut bertujuan untuk menentukan regimen pengobatan, prognosis, dan komplikasi, menentukan operasional, misalnya menemukan pasien+pasien yang menular yang mempunyai nilai epidemiologis tinggi sebagai target utama pengobatan dan untuk identi2ikasi pasien yang kemungkinan besar akan menderita aat. -#juanda et al. (&)&B WH;, (&)(1
Tabel ). Klasi2ikasi Morbus Hansen menurut WH;
Pausibasilar -P"1 Multibasilar -M"1 Lesi Kulit
-makula datar, papul yang meninggi, nodus+ • !umlahC )+* lesi • WarnaC Hipopigmentasi3 eritema • #istribusiC asimetris • 'nestesiaC jelas • !umlahC J* lesi • #istribusiC simetris • 'nestesiaC kurang jelas
Kerusakan Sara2 Hanya satu abang sara2 "anyak abang sara2
Sumber C Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta Kemenkes D$ (&)(
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! 0
Tabel (. >ambaran klinis, bakteriologik, dan imunologik Morbus Hansen multibasilar -M"1
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20!
lepromatosa -"L1 -""1 Lesi "entuk Makula $n2iltrat di2us Papul Nodus Makula Plakat Papul Plakat Dome-shaped -kubah1 "unched-out
!umlah Tidak terhitung,
praktis tidak ada kulit sehat
Sukar dihitung, masih ada kulit sehat
#apat dihitung, kulit sehat jelas ada
#istribusi Simetris Hampir simetris 'simetris
Permukaan Halus berkilat Halus berkilat 'gak kasar, agak berkilat
"atas Tidak jelas 'gak jelas 'gak jelas
'nesthesia Tidak ada sampai tidak jelas
Tak jelas Lebih jelas
"T'
Lesi kulit "anyak -ada globus1
"anyak 'gak banyak
Sekret hidung "anyak -ada globus1
"iasanya negati2 Negati2
Sumber C Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta Kemenkes D$ (&)(
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! 2
Tabel %. >ambaran klinis, bakteriologik, dan imunologik Morbus Hansen pausibasilar -P"1
Si2at Tuberkuloid -TT1 orderline
Tuberkuloid -"T1
#ndeterminate -$1
Lesi
"entuk Makula sajaB makula dibatasi in2iltrat
Makula dibatasi in2iltratB in2iltrat saja
Hanya makula
!umlah Satu, dapat beberapa "eberapa atau satu dengan satelit
Satu atau beberapa
#istribusi 'simetris Masih asimetris ariasi
Permukaan Kering bersisik Kering bersisik Halus, agak berkilat
"atas !elas !elas #apat jelas atau
dapat tidak jelas
'nesthesia !elas !elas Tak ada sampai tidak
jelas "T'
Lesi kulit Hampir selalu negati2 Negati2 atau hanya )
"iasanya negati2
Tes lepromin Positi2 kuat -%1 Positi2 lemah #apat positi2 lemah atau negati2
Sumber C Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta Kemenkes D$ (&)( II.,. Penatalaksanaan
Pengobatan Morbus Hansen sejak tahun )/7) menggunakan multi drug treatment -M#T1 sesuai dengan rekomendasi WH;. Tujuan penggunaan M#T pada terapi Morbus Hansen yaitu sebagai usaha untuk menegah dan mengobati resistensi, memperpendek masa pengobatan dan memperepat pemutusan mata rantai penularan. Eara pemberian M#T sesuai
dengan rekomendasi WH; yang digunakan di $ndonesia terbagi menjadiC -#juanda et al. (&)&1
). Degimen M#T untuk M" -"", "L, LL, atau semua tipe dengan "T' positi21 yaituC • Di2ampisin 0&& mg setiap bulan, dalam pengaasan
• ##S )&& mg setiap hari
• Klo2aiminC %&& mg setiap bulan, dalam pengaasan, diteruskan *& mg sehari atau )&& mg selama sehari atau % kali )&& mg setiap minggu
Mula+mula kombinasi obat ini diberikan )( dosis dalam )( sampai )6 bulan dengan syarat bakterioskopis harus negati2. 'pabila masih positi2, pengobatan dilanjutkan sampai bakterioskopis negati2. Selama pengobatan dilakukan pemeriksaan klinis
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! ,
setiap bulan dan bakterioskopis minimal setiap % bulan. Data+rata lama pengobatan Morbus Hansen M" ini selama ( sampai % tahun. Penghentian pemberian obat disebut Release (rom Treatment -DGT1. Setelah DGT dilakukan tindak lanjut seara klinis dan bakterioskopis minimal setiap tahun selama * tahun. !ika bakterioskopis tetap negati2
dan klinis tidak terdapat lesi baru, maka dinyatakan bebas dari pengamatan atau disebut Release (rom !ontrol -DGE1.
(. Degimen M#T untuk P" -$, TT, "T, dengan "T' negati21 yaituC • Di2ampisin 0&& mg setiap bulan, dalam pengaasan • ##S )&& mg setiap hari
Kedua obat ini diberikan dalam 0 dosis selama 0 sampai / bulan. DGT dapat dilakukan setelah 0+/ bulan. Selama pengobatan, harus dilakukan pemeriksaan klinis setiap bulan dan bakterioskopis setelah 0 bulan pada akhir pengobatan. Setelah DGT, pemeriksaan minimal dilakukan setiap tahun selama ( tahun seara klinis dan bakterioskopis. !ika tidak ada keakti2an baru, maka dapat dinyatakan DGE.
%. Pengobatan Lesi TunggalC Kasus P" dengan lesi tunggal ditatalaksana dengan Di2ampisin 0&& mg ;2loksasin 5&& mg Minosiklin )&& mg -dosis tunggal1.
5. Pengobatan Situasi Khusus
)1 Pasien yang tidak dapat mengonsumsi ri2ampisin -karena e2ek samping atau resisten ri2ampisin1.
#ilakukan pengobatan selama (5 bulanC
+ 0 bulan pertamaC Setiap hari mengkonsumsi *& mg Klo2aimin ditambah dengan dua dari antara -)1 ;2loksasin 5&& mg, -(1 Minosiklin )&& mg, dan -%1 Klaritromisin *&& mg
+ )6 bulan berikutnyaC Setiap hari konsumsi *& mg Klo2aimin, ditambah dengan )&& mg Minosiklin 'T': ;2loksasin 5&& mg. 'pabila tersedia, ;2loksasin dapat diganti dengan Moksi2loksasin 5&& mg.
(1 Pasien yang tidak dapat mengonsumsi Klo2aimin -e2ek samping1
#apat diganti dengan o2loksasin 5&& mg, atau monisiklin )&& mg, atau moksi2loksasin 5&& mg dalam regiemen M" )( bulan. #apat juga diganti regimen M#T )( bulan dengan konsumsi ri2ampisin 0&& mg o2loksasin 5&& mg minosiklin )&& mg setiap bulan selama (5 bulan.
%1 Pasien yang tidak dapat konsumsi dapson3##S
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! .
Pada regimen pengobatan M", ##S distop segera. Pada regimen pengobatan P", klo2aimin dapat digunakan untuk menggantikan ##S, dengan dosis yang sama dengan dosis pada regimen pengobatan M".
II.-. eaks$ %r/us Hansen
Deaksi Morbus Hansen merupakan suatu reaksi pada penyakit Morbus Hansen yang bersi2at akut pada perjalanan penyakit yang kronis. Mekanisme reaksi ini belum jelas, tetapi diduga karena reaksi imun pada penderita saat dilakukan pengobatan. Terdapat dua reaksi kusta yaituC
). 8NL -8ritema Nodosum Leprosum1
8NL biasanya terjadi pada tipe Morbus Hansen M", terutama LL dan "L. Deaksi ini diduga terjadi karena respon imun humoral yang membentuk kompleks imun antigen antibodi. 8NL banyak terjadi pada saat pengobatan karena banyak kuman Morbus Hansen yang mati, sehingga banyak antigen yang dilepaskan dan bereaksi dengan antibodi, serta mengakti2kan sistem komplemen. >ejala klinis yang timbul pada reaksi ini berupa nodus eritema yang nyeri dengan tempat predileksi di lengan dan tungkai. 'pabila sudah mengenai organ lain, bisa menimbulkan gejala seperti iridosiklitis, neuritis akut, lim2adenitis, artritis, orkitis dan ne2ritis akut.
(. Deaksi re4ersal
Deaksi re4ersal hanya dapat terjadi pada tipe borderline -Li, "L, "", "T, Ti1. Aang berperan dalam terjadinya reaksi ini yaitu sistem imunitas seluler -S$S1, dimana terjadi peningkatan seara mendadak pada S$S tersebut, sehingga biasanya tipe kusta akan bergerak kearah TT. Mekanisme terjadinya reaksi ini juga diperkirakan berhubungan dengan reaksi hipersensiti4itas tipe lambat. >ejala klinis reaksi re4ersal ialah umumnya sebagian atau seluruh lesi akan bertambah akti2 dan bisa juga timbul lesi baru.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! !
II.0 Kerangka te%r$
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! /
>ambar ). Kerangka teori Sumber C Trias
'um(er penularan
Faktor lingkungan3
Mor(us 4ansen
5aya tahan tu(uh
Host 3
Bakteri
Mycobacterium
leprae
Agent 3
BAB III
DATA KLINI
III.1. I'ent$tas
Nama Pasien C Tn. N :mur Pasien C 50 tahun !enis Kelamin C Laki+laki
'lamat C Srengseng DT * DW (
'gama C $slam
Suku C "etai
Suku bangsa C $ndonesia
Pekerjaan C 'sisten Dumah Tangga
III.2. Anamnes$s
'utoanamnesis dan alloanamnesis -istri1 pada tanggal / Mei (&)* di rumah pasien. Keluhan utama
"erak putih di pipi kiri Keluhan tam/ahan
Tangan dan kaki terasa baal $ayat &erjalanan &enyak$t
Pasien datang ke Puskesmas Kelurahan Srengseng dengan keluhan berak putih di pipi kiri sejak % bulan yang lalu. "erak putih tersebut berbentuk bulat dengan tepi kemerahan dan berdiameter 5+* m. Pasien merasa berak tersebut tidak menimbulkan rasa gatal. "erak di pipi kiri mulai menyebar ke dada, punggung, paha, sekitar selangkangan, tungkai atas, tungkai baah dan kaki sejak ( bulan yang lalu. "erak aalnya rata dengan permukaan kulit, tetapi kemudian meninggi sejak ) bulan yang lalu. Pasien juga merasa baal pada tempat yang terdapat berak putih tersebut, disertai rasa baal pada kedua tangan dan kedua kaki yang semakin bertambah parah sejak ) bulan terakhir. Keluhan ini beraal munul sejak % bulan yang lalu, tetapi pasien tidak menghiraukannya dan mengganggap berak tersebut akan hilang dengan sendirinya, sehingga pasien tidak pergi berobat ke 2asilitas kesehatan terdekat. Sampai keluhan+keluhan tambahan yang lain munul, sehingga mulai mengganggu pasien dan akhirnya pasien pergi berobat ke Puskesmas. Satu tahun yang
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! 7
lalu pasien pernah mengalami keluhan yang serupa, tetapi pasien tidak pergi berobat dan pasien mengatakan keluhan tersebut hilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu.
Keluhan yang dirasakan pasien tidak mengganggu akti4itas sehari+hari nya, sehingga pasien tetap berakti4itas seperti biasa dan pergi bekerja setiap hari. Sebelumnya pasien bekerja sebagai sopir pribadi, sekarang pasien tetap bekerja tetapi hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga dirumah majikannya. Hal tersebut karena majikan pasien takut pasien menularkan penyakitnya kepada anak+anaknya, sehingga untuk sementara pasien tidak diperbolehkan mengendarai kendaraannya. Pasien sudah bekerja selama ( tahun sebagai sopir pribadi, tetapi pasien mengaku baha di lingkungan tempat ia bekerja tidak ada orang yang
mengalami keluhan yang serupa. Sebelumnya pasien pernah bekerja sebagai pegaai bank bagian keuangan selama * tahun dan mandor proyek bangunan selama )& tahun. #an pasien juga menyangkal baha terdapat orang yang mengalami keluhan serupa dengan dirinya di lingkungan tempat ia bekerja dahulu. Pasien tergabung dalam kegiatan Majelis Taklim di masjid dekat rumahnya dan tidak ada anggota Majelis Taklim yang mengalami keluhan yang sama. Diayat buang air besar normal, lanar, teratur satu kali sehari, arna oklat, konsistensi normal, tidak ada lendir, tidak ada darah, tidak nyeri. Diayat buang air keil lanar dengan 2rekuensi 5+*@ sehari, arna kuning jernih, tidak nyeri, tidak ada darah.
$ayat &enyak$t 'ahulu
Diayat darah tinggi C #isangkal Diayat kening manis C #isangkal Diayat asam urat C #iakui Diayat alergi C #isangkal Diayat penyakit kulit lain C #isangkal $ayat &enyak$t keluarga
Diayat darah tinggi C #isangkal Diayat kening manis C $bu pasien Diayat asam urat C #isangkal Diayat alergi C #isangkal Diayat penyakit kulit lain C #isangkal Diayat penyakit serupa C #isangkal $ayat $mun$sas$
Pasien mengatakan pasien tidak mendapat imunisasi apapun sejak keil. $ayat makan
Makan pagi C Nasi putih, telur eplok, nugget
Makan siang C Nasi putih, ikan baal balado, tempe goreng, sayur bayam Makan malam C Nasi putih, ayam goreng, sayur lodeh
Selingan C Pisang goreng tepung, teh manis
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20!
Kesan C Kualitas C >ii ukup
Kuantitas C Porsi yang dimakan ukup $ayat %lahraga
Pasien tidak pernah berolahraga. $ayat &eng%/atan
Pasien pertama kali pergi berobat ke Puskesmas, kemudian pasien dirujuk ke DS. Sitanala. Pasien rutin berobat setiap bulan. Pasien berobat dengan menggunakan kartu "P!S.
III.3. Pemer$ksaan #$s$k
Tanggal C / Mei (&)* Pukul C )&.&& W$" TempatC Dumah Tn. N Pemer$ksaan umum
Keadaan umum C "aik
Kesadaran C Eompos mentis, >ES )* 85M0*
tatus general$s C Nadi C /& @3menit, regular, kuat angkat Perna2asan C (&@3menit Suhu C %0,7
6
E T# C ))&37& mmHg Data antr%&%metr$ "erat badan C 7* kg Tinggi badan C )06 m $MT C (*.07 kg3m(Kesan "/es$tas t$ngkat 1 4As$a Pas$#$k+ Pemer$ksaan #$s$k
• Kepala
"entuk dan ukuran C Normoephali, bagian anteroposterior mendatar, tidak terdapat benjolan.
Dambut dan kulit C Dambut berarna hitam, terdistribusi merata, dan tidak mudah diabut.
• Wajah C Simetris
• Mata C Palpebra superior et in2erior tidak edema, konjungti4a anemis +3+, sklera ikterik +3+, pupil bulat, isokor, diameter %mm, re2lek ahaya 3, jarak antar mata normal
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! 1
• Hidung C "entuk normal, de4iasi septum nasi +, sekret +3+, na2as uping hidung +, polip +
• Telinga C "entuk normal, sekret +3+, serumen +3+, tidak ada nyeri tekan dan nyeri tarik
• Mulut dan bibir C "ibir sianosis +, lidah tidak kotor, u4ula di tengah, T)+T) tenang, 2aring tenang, mukosa mulut tidak ada kelainan, stomatitis +, karies gigi +
• Kelenjar getah beningC Tidak teraba membesar -submental, suprakla4ikular, ser4ikal, aksila, regio olli, dan inguinal
• Leher C Trakea ditengah, kelenjar tiroid tidak membesar. • Thora@
Paru
$nspeksi C Simetris dalam diam dan pergerakan na2as , retraksi dinding dada -+1 Palpasi C Stem 2remitus kanan dan kiri sama kuat
Perkusi C Sonor di kedua lapang paru
'uskultasi C esikuler, ronkhi -+3+1, *heeing -+3+1 5antung
$nspeksi C Tidak tampak pulsasi ictus cordis
Palpasi C Teraba pulsasi ictus cordis di $ES MELS Perkusi C Pekak, dalam batas normal
'uskultasi C "unyi !antung $ dan $$ regular, Murmur -+1, >allop -+1
• A/'%men
$nspeksi C Tampak datar 'uskulatsi C "ising usus normal
Perkusi C Timpani di empat kuadran abdomen
Palpasi C Supel, nyeri tekan di ke+empat kuadran -+1, hepar dan lien tidak teraba membesar
• 8kstremitas C 'kral hangat, edema -+3+1, hipotro2i otot -+3+1
• Kulit C
Status dermatologikusC
+ Degio C Seluruh tubuh
+ #istribusi C >eneralisata
+ Warna C Putih dengan tepi kemerahan
+ :kuran C Plakat
+ !umlah C Multipel
+ 82loresensi primer C Plak
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! 20
+ 82lorensensi sekunder C + + Kon2igurasi C + + "atas C Tegas
• Kuku C !aringan sekitar kuku tidak ditemukan kelainan • Pemeriksaan sara2 C
+ Keadaan umum C compos mentis
+ >ES C )*, 85M0* + Dangsang meningeal C + Kaku kuduk -+1 + Kernig sign -+1 + "rudinski $ -+1 + "rudinski $$ -+1 + LaseF -+1
+ Sara2 kranial C #alam batas normal
+ Motorik C
+ >erak in4olunter -+1
+ Kekuatan ekstremitas atas *3*3*3* e@tremitas baah *3*3*3* +De2leks 2isiologisC "iseps -31
Trisep, -31 Patella -31 'hilles -31 + De2leks patologisC "abinski -+3+1
Ehaddok -+3+1 ;ppenheim -+3+1 >ordon -+3+1 Shue22ner -+3+1 Ho22man+tromner -+3+1 • Pemeriksaan sensibilitas #i daerah lesiC
+ Halus kasar C Hipo+estesi di ajah, dada, punggung, selangkangan, paha, kaki
+ Panas dingin C Tidak dilakukan
+ Tajam+tumpul C Hipo+estesi di ajah, dada, punggung, selangkangan, paha, kaki
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! 2
• >enitalia C Tidak dilakukan pemeriksaan
III.(. Pemer$ksaan PenunjangC -"akterioskopis, tanggal (0 Gebruari (&)*1
Lokasi "$ M$ S G >
Euping telinga kanan ) & & )&& & Euping telinga kiri )
#ahi )
#agu )
!ari tengah tangan kanan ) !ari tengah tangan kiri )
Tabel 5. Hasil pemeriksaan penunjang bakterioskopis Tn. N Sumber C Dumah Sakit Kusta Sitanala
III.). D$agn%sa
#iagnosa Kerja C Morbus Hansen tipe multibasilar #iagnosa tambahan C ;besitas tingkat ) -'sia Pasi2ik1 #iagnosa banding C Ptyriasis 4ersikolor
III.*. Tera&$ yang telah '$/er$kan %leh umah ak$t $tanala Garmakologis C Paket obat Kusta tipe M" yang berisiC
Di2ampisin 0&& mg )@3bulan ##S )&& mg )@)
Klo2aiminC %&& mg )@3bulan, diteruskan *& mg )@) Non+2armakologis C Kontrol ke Dumah Sakit
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! 22
BAB I6
DATA KELUA!A DAN LIN!KUN!AN
I6.1. truktur keluarga
Pasien adalah laki+laki berusia 50 tahun, anak ketiga dari sepuluh bersaudara. Kedua orang tua pasien sudah meninggal dunia. Pasien memiliki tiga orang anak, dua orang laki+laki dan satu orang perempuan. Saat ini pasien tinggal serumah bersama istri dan ketiga anaknya.
No. Nama L3 P :mur -thn1 Pekerjaan pokok Pendidikan terakhir Hub. #engan pasien Ket.
). Tn. N L 50 'sisten DT SM' Pasien Pasien
(. Ny. A P 5) $bu DT SM' $stri
%. Tn.GD L () + S) 'nak "elum menikah 5. Nn. DD P )* + SMP 'nak "elum menikah *. 'n.'' L * + TKK 'nak "elum menikah Tabel *. #a2tar anggota keluarga Tn. N menurut jenis kelamin, umur, pekerjaan pokok,
pendidikan terakhir dan hubungan keluarga SumberC Modi2ikasi penulis
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! 2,
I6.2. !en%gram keluarga KeteranganC Laki+laki C Perempuan C 'lm. Laki+laki C 'lm. Perempuan C Tinggal ) rumah C Menikah C m Lahir C b Meninggal C #
I6.3. $ayat $mun$sas$ keluarga
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! 2.
'' bC (&)& DD bC (&&& G' bC )//5 m11 Ny. A bC )/75 Tn. N bC )/0/ m m Tn. 8 bC= #C)//) Ny. $ bC= Tn. D bC= #C(&)) Ny. S bC= #C(&))
#a2tar Keluarga
!K :mur
-tahun1
aksinasi
Eampak "E> #PT Polio H"
Tn. N L 50 + + + + +
Ny. A P 5) + + + + +
Tn. GD L ()
Nn. DD P )*
'n. '' L *
Sumber C Modi2ikasi penulis KeteranganC
!K C !enis kelamin H" C Hepatitis "
"E> C "aille+Ealmette >uerin L C Laki+laki #PT C #iphteri Pertussis Tetanus P C Perempuan
KesimpulanC Tn. N dan Ny. A tidak mendapat imunisasi sama sekali, sedangkan anak+anak Tn. N mendapat imunisasi lengkap.
I6.(. K%n'$s$ ek%n%m$
Penghasilan keluarga berasal dari pasien sendiri yang bekerja sebagai sopir pribadi dengan penghasilan Dp %.&&&.&&&,+ per bulan dan kos+kosan yang berada dirumah pasien dengan jumlah pendapatan Dp *.*&&.&&&,+ per bulan. !adi, total penghasilan yang pasien dapatkan dalam sebulan yaitu sekitar Dp 6.*&&.&&&,+. :ang yang didapat pasien digunakan untuk biaya pendidikan anak+anaknya dan untuk keperluan sehari+hari.
Perinian pengeluaran rutin tiap bulanC
Makanan dan minuman -Dp *&.&&&,+3hari1 C Dp ).*&&.&&&,+ "iaya pendidikan anak+anak C Dp 7.&&&.&&&,+ "iaya rekening listrik dan air C Dp 0&&.&&&,+ "iaya lain+lain C Dp 5&&.&&&,+
Total C Dp /.*&&.&&&,+
Tidak terdapat sisa uang untuk ditabung, tetapi setiap bulan pasien kekurangan Dp ).&&&.&&&,+ dan untuk kekurangan nya itu biasanya pasien meminjam ke ibu mertuanya.
I6.). P%la /er%/at
Pasien pergi berobat ke Puskesmas Kelurahan Srengseng, Keamatan Kembangan yang berada dekat rumah pasien menggunakan kartu "P!S.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! 2!
I6.*. P%la makan sehar$7har$
"ahan makanan sehari+hari dibeli oleh istri pasien di pasar. Pasien seringkali makan masakan rumah yang dimasak oleh istrinya, tetapi terkadang pasien juga membeli makanan diluar.
enu makan keluarga 'an 8ar$as$ makanan
Makan pagiC Nasi putih, telur eplok, nugget , teh manis 3energen
Makan siang dan malamC Nasi putih, ikan baal balado, tempe goreng, sayur bayam, teh manis 3nasi putih, ayam goreng, mie goreng, sayur lodeh
Makan selinganC Pisang goreng tepung3melon3apel3pisang3pempek, teh manis
"ahan makanan dibeli di pasar yang kemudian diolah sendiri oleh istri pasien. Pasien mengatakan jarang membeli makanan diluar, hanya sesekali saja.
• P%la makan Tn. N sehar$7har$
Makan pagiC Nasi putih, telur eplok, nugget , teh manis "ahan "erat
-g1
8nergi -kkal1 Protein -g1 Lemak -g1 Karbohidrat -g1
"eras )&& %5/ 0,6 &,7 76,/
Telor *& 7/ 0,5 *,7* &,%*
Nugget )*& )/( /,/0 )(,&5 )&,55
Minyak (& )6& & (& &
>ula )& %7,0 & & /,5
Subtotal 6%7,0 (%,)0 %6,5/ //,&/
Makan siangC Nasi putih, ikan baal balado, tempe goreng, sayur bayam, teh manis "ahan "erat
-g1
8nergi -kkal1 Protein -g1 Lemak -g1 Karbohidrat -g1
"eras )&& %5/ 0,6 &,7 76,/
$kan baal )&& 6*,%) )7,6) ),*/ &
Tempe *& 6& /,)* ( 0,%*
"ayam )&& 5* %,* &,* 0,*
Minyak )* )%* & )* &
>ula )& %7,0 & & /,5
Subtotal 7%),/) %7,(0 )/,7/ )&),)*
Selingan soreC Pisang goreng tepung, teh manis "erat "erat
-g1
8nergi -kkal1 Protein -g1 Lemak -g1 Karbohidrat -g1 Pisang raja )&& )%% ),( &,( %),0
Tepung )& %*,7 &,6/ &,)% 7,7%
Minyak )* )%* & )* &
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! 2/
>ula )& %7,0 & & /,5
Subtotal (/0,% (,&/ )*,%% 56,7%
Makan malamC Nasi putih, ayam goreng, sayur lodeh, teh manis "ahan "era
t -g1
8nergi -kkal1 Protein -g1 Lemak -g1 Karbohidrat -g1
"eras )&& %5/ 0,6 &,7 76,/
'yam )&& /* )6,( (,* &
Labu siam *& )5,* &,% &,&* %,(*
Tempe (* 5& 5,*7* ) %,)7*
Kaang belinjo
(* 5%,* ),* &,)67* 6,/%7*
!agung *& )/,* ),) &,&* %,7
Kaang panjang
*& ((,* ),%* &,)* (,7
Santan *& 05 ),& *,& %,6
Minyak )& /& & )& &
>ula )& %7,0 & & /,5
Subtotal 77*,0 %5,6(* )/,0%7* )))%,60 T;T'L (05),5) kkal /7,%%* g /%,(5 g %0(,6% g "erat "adanC 7* kg Tinggi "adanC )06 m :siaC 50 tahun $MTC (*.07 kg3m(
tatus g$9$ "/es$tas t$ngkat 1 4As$a Pas$#$k+
"MD -tabel1C (%,* @ 7* kg ).770(,* kkal3hari 7%,5% kkal3jam "MD -Harris "ennedit1 00 -)%,7 @ ""1 -* @ T"1 -0,6 @ :1
00 -)%,7 @ 7*1 -* @ )061 -0,6 @ 501 ).0(&,7 kkal3hari 07,*( kkal3jam Perh$tungan Energy E:&en'$ture
'kti4itas Lama -jam1 Perhitungan Total -kkal1
Tidur 7 7 @ ) @ 7%,5% *)5,&) "ekerja 5 5 @ ),7 @ 7%,5% 5//,%( 5 5 @ ),* @ 7%,5% 55&,*6 "erjalan ) ) @ %,( @ 7%,5% (%5,/7 #uduk 5 5 @ ),5 @ 7%,5% 5)),(& "erdiri ) ) @ ),5 @ 7%,5% )&(,6& Pekerjann DT ) ) @ ),6 @ 7%,5% )%(,)7 Lain+lain ( ( @ ),5 @ 7%,5% (&*,0& (5 (.*5&,0*
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! 27
Kebutuhan per jamC (.*5&,0* kkal3(5 )&*,60 kkal3jam 'kti4itasC )&*,6037%,5% ),55
:
'kti4itas ringanProteinC ),( g3kg""3hari
:
),(g @ 7* /& g3hari:
/&g @ 5 kkal %0& kkal3hari P38 DatioC O-/&g @ 5 kkal13 (.*5&,0* kkal @ )&&< )5,)0<LemakC (*<
:
(*3)&& @ (.*5&,0* kkal 0%*,)0 kkal3hari:
7&,*7 g3hariKarbohidratC )&&<+-(*<)5,)0<1 0&,65<
:
0&,653)&& @ (.*5&,0* kal )*5*,7% kkal3hari:
%60,5% g3hariSelisih
8nergi -kkal1 Protein -g1 Lemak -g1 Karbohidrat -g1
'supan (05),5) /7,%% /%,(5 %0(,6%
Kebutuhan (.*5&,0* /& 7&,*7 %60,5% Selisih )&&,70 7,%% ((,07 + (%,0 Ke/$asaan m$num keluarga
Keperluan air sehari+hari untuk minum didapat dari air tanah yang memiliki kedalaman (& meter. 'ir dimasak terlebih dahulu sebelum diminum. Kriteria air seara 2isikC jernih, tidak berarna, tidak berbau, tidak berasa.
I6.,. K%n'$s$ rumah Perumahan
a. Status rumah C Milik sendiri
b. Lokasi rumah C Dumah pasien terletak sekitar **&m dari Puskesmas Kelurahan Srengseng dan 6&m dari !alan Daya Srengseng. !alan menuju rumah dapat ditempuh menggunakan mobil, tetapi setelah memasuki gang harus ditempuh dengan berjalan kaki. Letak rumah pasien berdempetan dengan tetangga sebelah kanan dan kiri.
. Kondisi bangunan
o Luas bangunan C )&m @ )5m )5& m( o Luas tanah C )&m @ )0m )0& m(
o Dumah terdiri dari C ( lantai -lantai baah adalah rumah pasien, sedangkan
lantai atas merupakan kos+kosan yang diseakan1
o !umlah ruangan C / ruangan -) ruang tamu, ) ruang keluarga, % kamar
tidur, ) ruang shalat, ) kamar mandi, ) dapur, ) ruang penyimpanan1
o Kebersihan rumah C Kebersihan rumah terjaga dengan baik o #inding rumah C Terbuat dari batu bata yang dilapisi semen o 'tap rumah C Terbuat dari genteng
o Langit+langit C Terbuat dari triplek
o Lantai rumah C Terbuat dari keramik di seluruh ruangan
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! 2
!umlah orang dalam rumah C * orang !umlah keluarga dalam rumah C ) keluarga Alat kesejahteraan 'alam keluarga
#i dalam rumah terdapat ) buah tele4isi lcd berukuran %( inch, ) buah tele4isi tabung dengan ukuran () inch, ) buah !D player , ) buah kulkas, ) buah kipas angin, ) buah rice cooker , ) dispenser, ) buah kompor gas, ) buah mesin ui, ( buah sepeda motor, 5 buah handphone, ) buah laptop.
6ent$las$ $nsidentilC
Pintu depan C ) @ ( @ ) ( m( PermanenC
!endela persegi panjang non 2ungsional C ( @ ).* @ ).6 *.5 m( !endela persegi panjang 2ungsional C ) @ ).* @ ).6 (.7 m(
Total )&. )m(
Persentase 4entilasi total C)&.) 3 )5& @ )&&< 7,() < Persentase 4entilase insidentil C ( 3 )5& @ )&&< ).5( < Persentase 4entilasi permanen C 6.) 3 )5& @ )&&< *.76 <
Dumah yang ideal memilili 4entilasi ideal )*< dari luas lantai, maka 4entilasi rumah pasien sebesar 7,()< belum memenuhi kriteria 4entilasi rumah yang ideal dan seara 2ungsional sangat kurang, karena jendela 2ungsional yang selalu terbuka hanya ). entilasi permanen memenuhi kriteria, karena jumlah minimal 4entilasi permanen adalah *<, sedangkan 4entilasi permanen di rumah Tn. N yaitu *,76<. entilasi insidentil tidak memenuhi kriteria, karena jumlahnya kurang dari )&<. Saat kami berkunjung kerumah pasien, udara yang kami rasakan sangat pengap, karena sangat
sedikit 4entilasi yang dibuka dirumah pasien. Pen;ahayaan
Penahayaan dirumah pasien kurang baik, karena semua jendela dan gorden nya ditutup sepanjang hari dan jarang sekali dibuka, sehingga hanya bagian ruang tamu yang dekat dengan pintu masuk yang mendapat ahaya matahari. Sedangkan penahayaan di ruangan lainnya menggunakan lampu. Terdapat 6 buah lampu TL -tubular lamp1 dengan daya masing+masing )* *att . Listrik dinyalakan sepanjang hari.
A$r /ers$h
Keperluan air untuk kebutuhan sehari+hari didapat dari air tanah yang memiliki kedalaman (& meter yang digunakan untuk minum, mandi, memasak menui motor dan menui pakaian. Kriteria air seara 2isik yaitu jernih, tidak berarna, tidak berbau dan tidak berasa.
Kamar man'$
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! 21
Kamar mandi berada di dalam rumah, berjumlah ) buah yang terletak disebelah dapur. Terdiri dari bak mandi berisi air untuk mandi dan jamban jongkok. Lantai kamar mandi terbuat dari keramik. Kebersihan kamar mandi ukup terjaga dengan baik. Luas kamar mandi (m @ (m.
5am/an
!amban berukuran sekitar %* m @ *&m, berjenis leher angsa dan berada dalam kamar mandi.
Septic tank
!arak septic tank ke sumur bor adalah )& m. Pem/uangan sam&ah
Sampah rumah tangga dikumpulkan di bak sampah di depan rumah dan diambil oleh petugas kebersihan. Sampah di lingkungan rumah dan dirumah pasien tidak berserakan, sehingga rumah pasien selalu terlihat bersih setiap harinya.
Pem/uangan l$m/ah
'ir limbah yang berasal dari kamar mandi dan dapur pasien dialirkan melalui pipa yang berada di dalam tanah dan mengalir sampai ke selokan di samping depan
rumah. Selokan mengalir lanar, bersih, dan tidak ada sampah yang menumpuk.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! ,0
I6.-. Denah l%kas$
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! ,
Tanah koson
;umah
#alan #alan 4% Mandor n ' r e n g s e n g ; a y a 'MP ABATA 'MA ABATA Kantor Kelurahan 'rengseng a l t e Puskesmas Kel% 'rengseng <arung Makan>ambar %. #enah lokasi rumah pasien Sumber C >oogle maps
I6.0. Denah rumah
Skala )C)&&
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! ,2
0 .*! ,*! 2 *!
5apu
,Kamar
Kamar
, *!;%
;uang
Kamar
2 .*! , .;uang
;uang
Kamar
, /*! *! ,*! !*!>ambar 5. #enah rumah Sumber C Modi2ikasi penulis
I6.1<. an'ala %# health ody
• Tn. N laki+laki berusia 50 tahun dengan Morbus Hansen tipe Multi "asiler dan ;besitas tingkat $
Mind
• Tn. N menganggap baha penyakitnya tidak perlu diobati dan akan hilang dengan sendirinya
• Tn. N menganggap baha penyakitnya tidak menular • Tn. N merasa malu akan penyakit yang dideritanya • Tn. N merasa tidak ada masalah dengan berat badannya /pirit
• Tn. N memiliki kemauan untuk sembuh dari penyakitnya dan tidak ada kemauan untuk menurunkan berat badan
Le4el pertama • &uman biology
o Tidak terdapat 2aktor genetik pada penyakit Tn. N
• (amily
o Tn. N tinggal bersama istri dan ketiga orang anaknya
• "ersonal behavior
o Tn. N tidak pernah berolahraga o Tn. N tidak teratur minum obat
• "sycho-socio-economic environment
o Tn. N tidak tahu dan tidak mengerti tentang penyakit yang ia derita yaitu
Morbus Hansen
o Tn. N merasa malu akan penyakit yang dideritanya
o Pekerjaan Tn. N menjadi terganggu akibat penyakit yang dideritanya o Tn. N mengkhaatirkan biaya pengeluaran yang lebih besar daripada
pemasukan
o Tn. N tidak tahu baha berat badannya sekarang terlalu gemuk
• "hysical environment
o Dumah Tn. N berhimpitan dengan rumah tetangga sebelahn ya sehingga
ahaya matahari yang masuk kedalam rumah sangat kurang
o entilasi di rumah Tn. N kurang
Le4el kedua
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! ,,
• /ick care system
o Kurangnya edukasi tentang penyakit Morbus Hansen terutama tentang ara
penularan dan menegah komplikasi yang dapat terjadi
o Kurangnya edukasi tentang status gii
• 0ork
o Tn. N bekerja sebagai asisten Dumah Tangga selama ( tahun terakhir o Semenjak sakit, Tn. N tidak diiinkan untuk menyetir tetapi hanya bekerja
membantu pekerjaan Dumah Tangga dirumah majikannya
o Tn. N dahulu bekerja sebagai mandor proyek bangunan selama )& tahun
kemudian berpindah pekerjaan menjadi pegaai bank bagian keuangan selama * tahun
• )ifestyle
o +
Le4el ketiga
• !ommunity
o Tn. N ikut serta dalam Majelis Taklim di masjid dekat rumahnya selama )&
tahun. Tidak ada anggota yang mengalami keluhan serupa dengan Tn. N pada Majelis Taklim tersebut.
• &uman made environment
o Sirkulasi udara dalam rumah kurang baik karena rumah pasien berdempetan
dengan rumah sekitarnya
• !ulture
o Masyarakat menggangap penyakit kusta merupakan penyakit yang memalukan o Masyarakat menggangap orang yang menderita penyakit kusta harus
diasingkan karena dapat menular
• iosphere
o 1lobal *arming
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 20! " 20 #uni 20! ,.
• Mandala of health Tn. N