Pertemuan ke-8
PERUBAHAN SIFAT
DAN STRUKTUR MIKRO
PADA PADUAN BESI – KARBON
Nurun Nayiroh, M.Si
MK:TRANSFORMASI FASA
PEARLITE
• Pada reaksi eutektoid, austenite dengan
kandungan karbon sedang akan berubah
menjadi ferit dengan kadar karbon kecil dan
sementit dengan kadar karbon tinggi.
• Pada saat pembentukan pearlite, gerakan
atom C bergerak dari ferit ke sementit.
PEARLITE
• Selama transformasi terjadi,pendinginan harus di bawah 727°C
• TransformasiEutectoid(sistem Fe-Fe3C): γ⇒α+Fe3C 0.76 wt% C 0.022 wt% C6.7 wt% C F e3 C ( c e m e n ti te ) 1600 1400 1200 1000 800 600 400 0 1 2 3 4 5 6 6.7 L γ (austenite) γ +L γ+Fe3C α +Fe3C L+Fe3C δ (Fe) C, wt% C 1148°C T(°C) α ferrite 727°C Eutectoid:
Equil. Cooling: Ttransf.= 727ºC
∆T Undercooling by Ttransf. < 727°C 0 .7 6 0 .0 2 2
Diagram Transformasi Isotermal (Austenit ke Pearlite)
• The Fe-Fe3C system, for Co= 0.76 wt% C
• A transformation temperature of 675°C. 100 50 0 1 10 2 10 4 T = 675°C % t ra n sf o rm e d time (s) 400 500 600 700 1 10 102 103 104 105 Austenite (stable) T E(727°C) Austenite (unstable) Pearlite T(°C) time (s) isothermal transformation at 675°C
Consider:
TE=Temperatur Eutectoid Transformasi terjadi dibawah garis eutectoid atau supercooling (TE=727°C). Transformasi terjadi pada temperatur tetap atau isothermal.Disebut juga kurva TTT (Time Temperature Transformation).
Coarse pearlite formed at higher temperatures – relatively soft Fine pearlite formed at lower temperatures – relatively hard
• Transformation of austenite to pearlite:
γ α α α α α α pearlite growth direction Austenite (γ) grain boundary cementite (Fe3C) Ferrite (α) γ
•
For this transformation, rate increases with ( ∆T) [Teutectoid– T ]. 675°C (∆T smaller) 0 50 % p e a rl it e (∆T larger)600°C 650°C 100 Diffusion of C during transformation α α γ γ α Carbon diffusionLaju Transformasi Eutectoid ~ ∆T
• Eutectoid iron-carbon alloy; composition, Co= 0.76 wt% C
• Begin at T > 727˚C
• Rapidly cool to 625˚C (titik A-B) and hold isothermally (titik B-C-D).
Diagram Transformasi Isothermal
Austenite-to-Pearlite
• Gambar di atas memperlihatkan transformasi
fasa austenit ke pearlit.
• Austenit didinginkan secara cepat dari A ke B,
kemudian temperatur ditahan pada proses BCD .
• Jika temperatur ditahan pada sedikit di bawah
temperatur eutectoid maka akan terbentuk
lapisan ferit sementit yang tebal dan disebut juga
“ coarse pearlite” (pearlite kasar)
, kebalikannya
jika temperatur transformasinya lebih rendah
disekitar 540
oC maka lapisan-lapisan perlite yang
terbentuk akan tipis dan disebut juga
“fine
pearlite” (pearlite halus).
(a) Coarse pearlite (high diffusion rate) and (b) fine pearlite
- Smaller ∆T: colonies are larger - Larger ∆T: colonies are smaller
Pembentukan Diagram Transformasi Isothermal
2 Kurva padat diplot:
Satu merepresentasikan waktu yang diperlukan pada setiap temperatur selama awal transformasi, yang lain selama transformasi selesai.
Kurva yang sesuai ditarik garis sampai penyelesaian 50%.
The austenite to pearlite transformation will occur only if the alloy is supercooledto below the eutectoid temperature (727˚C).
Time for process to complete depends on the temperature.
10
Hyper
eutectoid composition – proeutectoid cementite
α TE(727°C) T(°C) time (s) A A A + C P 1 10 102 103 104 500 700 900 600 800 A+ PAdapted from Fig. 11.16,
Callister & Rethwisch 3e.
Adapted from Fig. 10.28,
Callister & Rethwisch 3e.
F e3 C ( c e m e n ti te ) 1600 1400 1200 1000 800 600 400 0 1 2 3 4 5 6 6.7 L γ (austenite) γ +L γ+Fe3C α+Fe3C L+Fe3C δ (Fe) C, wt%C T(°C) 727°C ∆T 0 .7 6 0 .0 2 2 1 .1 3
Jika pada reaksi eutectoid terbentuk fasa proeutectoid bersama-sama pearlite maka pada kurva TTT perlu ditambahkan kurva lain yang menggambarkan transformasi proeutectoid.
Untuk besi dengan kandungan 1,13 wt % C grafik TTT diberikan pada gambar berikut:
Kurva TTT fasa proeutectoid
S tr e n g th D u ct ili ty Martensite T Martensite bainite fine pearlite coarse pearlite spheroidite General Trends
Possible Transformations
BAINITE
• Bainite adalah struktur ferit dan sementit yang
berbentuk lidi atau plat tergantung temperatur
transformasi.
• Struktur mikro bainit adalah sangat halus
sehingga resolusinya hanya bisa dilihat dengan
mikroskop elektron .
• Temperatur pembentukan bainit terjadi dibawah
temperatur pembentukan pearlite yaitu diantara
temperatur 215
oC-540
oC.
• Laju pembentukan bainit akan naik dengan
naiknya temperatur.
10 103 105 time (s) 10-1 400 600 800 T(°C) Austenite (stable) 200 P B TE A ABainite
: Hasil transformasi yang
Non-Equil
elongated Fe3C particles in α-ferrite matrix diffusion controlled
α lathes (strips) with long rods of Fe3C
100% bainite 100% pearlite
Martensite
Cementite
Ferrite
Foto mokroskop untuk bainit
Kurva TTT Bainite
Mikrostruktur Bainite
• Bainite terdiri dari ferit lancip
(seperti jarum) dengan
partikel sementit sangat kecil
yang tersebar di seluruh ferit.
• kandungan karbon > 0.1%.
• Bainite bertransformasi
menjadi
iron and cementite
dengan waktu dan
temperatur yang cukup
(anggap semi-stable di
bawah 150°C).
SPHEROIDITE
• Jika paduan baja mempunyai struktur mikro
pearlit atau bainit dipanaskan pada temperatur di
bawah temperatur eutectiod dan ditahan untuk
waktu yang lama katakanlah T=700
oC selama 18
s/d 24 jam, maka akan terbentuk struktur mikro
yang lain dan disebut spheroidite.
• Struktur spheroidite mempunyai bentuk dimana
fasa Fe
3C muncul dalam bentuk lingkaran/bulat
pada bahan ferit.
• Transformasi ini terjadi karena difusi atom karbon
tanpa perubahan komposisi ferit dan sementit.
10
Fe3C particles within an α-ferrite matrix
diffusion dependent
heat bainite or pearlite at temperature just below eutectoid for long times
driving force – reduction of α-ferrite/Fe3C interfacial area
Spheroidite
:
Nonequilibrium Transformation
10 103 105time (s) 10-1 400 600 800 T(°C) Austenite (stable) 200 P B TE 0 % 10 0 % 5 0% A A Spheroidite 100% spheroidite 100% spheroidite
Kurva TTT Spheroidite
Pearlitic Steel partially transformed to Spheroidite
MARTENSITE
• Martensit terbentuk apabila besi austenit didinginkan
dengan sangat cepat ke temperatur rendah, sekitar
temperatur ambien.
• Martensit adalah fasa tunggal yang tidak seimbang yang
terjadi karena transformasi tanpa difusi dari austenit.
• Pada transformasi membentuk martensite, hanya terjadi
sedikit perubahan posisi atom relatif terhadap yang lainnya.
• Struktur FCC austensit akan berubah menjadi struktur BCT
(body centered tetragonal) martensit, pada transformasi ini.
• Karena transformasi martensit tidak melewati proses difusi,
maka ia terjadi seketika sehingga laju transformasi martensit
adalah tidak bergantung waktu.
• Butiran martensit berbentuk seperti lidi/jarum atau plat .
Pada struktur martensit masih didapati struktur austenit
yang tidak sempat bertransformasi.
single phase
body centered tetragonal (BCT) crystal structure BCT if C0> 0.15 wt% C
Diffusionless transformation
BCT few slip planes hard, brittle % transformation depends only on T of rapid cooling
Martensite Formation
• Isothermal Transformation Diagram
10 103 105time (s) 10-1 400 600 800 T(°C) Austenite (stable) 200 P B TE A A M + A M + A M 0% 50% 90% Martensite needles Austenite
Struktur BCT dari Martensit
An micrograph of austenite that was polished flat and then allowed to transform into martensite.
The different colors indicate the displacements caused when martensite forms.
Diagram Transformasi Isothermal
Iron-carbon alloy
with
eutectoid
composition.
A: Austenite
P: Pearlite
B: Bainite
M: Martensite
Elemen lain (Cr, Ni, Mo, Si and W) dapat menyebabkan perubahan yang signifikan pada posisi dan bentuk kurva TTT:
Perubahan temperatur transisi; Bentuk kerucut/hidung dari
austenit ke transformasi pearlite waktunya menjadi lebih lama;
Bentuk kerucut pearlite dan bainite menjadi waktunya lebih lama (laju pendinginan kritis menurut);
Membentuk kerucut bainite menjadi terpisah;
Pengaruh Penambahan
Elemen Lain
4340 Steel
plain
carbon
steel
nose
Plain carbon steel: primary alloying
element is carbon.
Contoh:
Dengan menggunakan diagram transformasi untuk paduan besi-karbon komposisi eutektik , tentukanlah kondisi alami struktur mikro akhir (dalam kondisi mikro yang ada dan persentanse perkiraan) dari spesimen yang mengalami perlakuan
berikut:
Dalam setiap kasus diasumsikan bahwa perlakuan spesimen dimulai pada temperatur 7600 C dan ditahan
cukup lama pada temperatur ini untuk mendapatkan struktur austenit yang homogen dan sempurna.
Treatment (a) Rapidly cool to 350 ˚C
Hold for 104seconds
Quench to room temperature
Bainite, 100%
Penyelesaian:
Pada setiap kasus, pendinginan awal cukup cepat untuk
mencegah transformasi terjadi.
Pada 350
0C austenit secara isotermal akan bertransformasi ke
bainit; reaksi ini dimulai setelah kira-kira 10 detik dan
berlangsung sampai waktu 500 detik. Karena itu setelah 10
4detik 100% spesimen adalah bainit dan tidak terjadi
transformasi yang lain, walaupun pendinginan akhir melewati
daerah martensit pada diagram.
Martensite, 100% Treatment (b)
Rapidly cool to 250 ˚C
Hold for 100 seconds
Quench to room temperature
Austenite, 100%
Penyelesaian:
Dalam hal ini, perlu waktu 150 detik pada 250
0C untuk mulai
bertransformasi menjadi bainit. Sehingga untuk waktu 100 detik
spesimen masih dalam keadaan 100% austenit. Ketika spesimen
didinginkan meleati daerah martensite, dimulai pada 215
0C,
secara progresif austenite berubah menjadi martensite. Reaksi
ini selesai ketika temperatur ruang tercapai. Sehingga struktur
mikro akhirnya adalah 100% martensite.
Bainite, 50% Treatment (c)
Rapidly cool to 650˚C
Hold for 20 seconds
Rapidly cool to 400˚C
Hold for 103seconds
Quench to room temperature
Austenite, 100% Almost 50% Pearlite, 50% Austenite Final: 50% Bainite, 50% Pearlite
Penyelesaian:
Untuk garis isotermal pada 6500C, pearlite mulai terbentuk setelah kira-kira 7 detik; ketika waktu penahanan sampai 20 detik, baru kira-kira 50% dari spesimen yang berubah menjadi pearlite. Pendinginan cepat ke 4000 C ditunjukkan oleh garis vertikal; selama pendinginan ini, sangat sedikit, jika ada, austenite sisa akan bertransformasi baik ke pearlite atau bainit, walaupun garis pendinginan melewati daerah pearlite dan bainit pada diagram. Pada 4000C,
kita mulai waktunya dari nol kembali, sehingga dengan waktu 103 detik, semua 50% austenite tersisa akan berubah menjadi bainit. Pada pendinginan secarfa cepat ke temperatur ruang, tidak lagi terjadi perubahan fasa karena tidak ada lagi austenit tersisa. Sehingga sturktur mikro spesimen pada temperatur ruang adalah 50% pearlite dan 50% bainit.
TRANSFORMASI PENDINGINAN KONTINYU
• Perlakuan panas isotermal pengerjaannya tidak
praktis karena temperatur mesti dijaga di sekitar
temperatur eutectoid.
• Sebagian besar perlakuan panas untuk baja
mencakup pendinginan secara kontinyu sampai
temperatur ruangan. Oleh sebab itu, diagram TTT
harus disesuaikan untuk pendinginan kontinyu
tersebut.
• Diagram yang dipakai disebut diagram
transformasi pendinginan continyu (Diagram
CCT).
Continuous Cooling
Transformation Diagrams
Isothermalheat treatments are not the most practical due to rapidly cooling and constant maintenance at an elevated temperature.
Most heat treatments for steels involve the continuous cooling of a specimen to room temperature.
TTT diagram (dashed curve) is modified for a CCT diagram (solid curve).
For continuous cooling, the time required for a reaction to begin and end is delayed.
The isothermal curves are shifted to longer times and
lower temperatures.
Pada gambar di samping diperlihatkan kurva pendinginan cepat dan lambat yang masing-masingnya menghasilkan pearlite halus dan pearlit kasar. Pada diagram CCT tidak terbentuk bainit karena austenit akan membentuk pearlit pada saat seharusnya terbentuk bainit.
Pada pendinginan melewati A-B Austenit yang belum membentuk pearlit akan menjadi martensit ketika melewati garis M (start).
Untuk pendingin kontinyu baja
panduan dikenal “laju quenching kritis” yaitu laju minimum quencning (pencelupan) yang akan menghasilkan struktur martensit total (laju quencning kritis = laju pendinginan kritis).
Continuous cooling diagram for a 4340 steel
alloy and several cooling curves superimposed. This demonstrates the dependence of the final microstructureon the transformations that occur during cooling. Alloying elements used to
modify the critical cooling rate for martensite are
chromium, nickel, molybdenum, manganese, silicon and tungsten.