• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 1 SUNGAILANGKA KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 1 SUNGAILANGKA KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING PADA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 1 SUNGAILANGKA KECAMATAN GEDONGTATAAN pelajaran matematika belum menggunakan metode yang menarik dan tidak melibatkan siswa secara aktif sehingga pembelajaran tidak menarik serta membosankan siswa. Dengan menggunaka metode Problem Solving (pemecahan masalah) dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa khususnya untuk materi Penjumlahan dan Pengurangan dalam Pecahan siswa kelas IV SDN 1 Sungailangka.

Hasil penelitian berdasarkan analisis dapat disimpulkan: (a) dengan menggunakan metode Problem Solving (pemecahan masalah) anak dapat berpikir dan bernalar untuk memecahkan suatu masalah khususnya dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan dalam pecahan, (b) menggunakan metode problem solving dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Sungailangka.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran peneliti kepada seluruh guru khususnya guru yang mengajar mata pelajaran matematika untuk menggunakan metode-metode yang menarik seperti metode problem solving salah satunya dengan memberikan kartu kerja siswa (KK).

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, sebagian besar guru kurang interaktif di dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga ketuntasan belajar tidak seperti yang diharapkan di bawah KKM yang telah ditentukan. Bertitik tolak dari uraian tersebut maka penulis ingin mengetahui melalui penelitian ini tentang belajar adalah suatu kegiatan untuk mencari tahu sesuatu yang diinginkan baik itu secara formal maupun non formal, guru merupakan kunci utama berhasil tidaknya proses pembelajaran pendidikan di sekolah, kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan guru dan bagaimana yang dialami siswa. Guru yang profesional akan selalu berusaha melaksanakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya.

(3)

Dalam rangka penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas IV (empat) semester genap SD Negeri 1 Sungailangka Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran. Jumlah murid 27 orang yang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Dalam proses pengajarannya diketahui bahwa nilai tes formatif sebagai gambaran hasil belajar masih rendah, hal ini diduga dalam pembelajaran yang dilaksanakan kurang komunikatif serta tidak menggunakan alat peraga maka siswa kurang termotivasi sehingga hasil belajarnya rendah, penelitian ini akan

Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan MetodeProblem Solving pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDN 1 Sungailangka .

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam melaksanakan proses pembelajaran Matematika di kelas IV semester genap SD Negeri 1 Sungailangka dan telah dilaksanakan tes formatif diketahui bahwa tingkat penguasaan dan pemahaman materi masih sangat rendah, yaitu 17 orang (55,5%) dari 27 siswa, dengan bantuan teman sejawat yang diminta untuk mengidentifikasi kelemahan atau kekurangan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan dan hasilnya didiskusikan bersama teridentifikasi masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu:

1. Rendahnya penguasaan materi / konsep pelajaran siswa. 2. Rendahnya hasil belajar siswa.

3. Motivasi dan aktivitas belajar siswa cenderung menurun.

4. Guru dalam proses pembelajaran masih menggunakan metode yang kurang menarik, seperti hanya ceramah dan pemberian tugas.

(4)

Berdasarkan identifikasi masalah dapat dirumuskan masalahnya adalah;

rendahnya penguasaan konsep dan rendahnya hasil belajar pelajaran Matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Sungailangka. Atas dasar hal tersebut maka

permasalahan yang diajukan adalah:

1. Apakah dengan penerapan metode problem solving dapat meningkatkan aktivitas belajar Matematika khususnya menghitung penjumlahan dan pengurangan dalam pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sungailangka? 2. Apakah dengan metodeproblem solvingdapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Sungailangka?

1.4 Tujuan Penelitian

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui efektivitas balajar siswa dalam pelajaran matematika dengan menggunakan metode problem Solving khususnya untuk materi Penjumlahan dan Pengurangan dalam pecahan siswa kelas IV di SDN 1 Sungailangka. 2. Mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan

menggunakan metode problem solving pada siswa kelas IV SDN 1 Sungailangka.

1.5 Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Siswa

(5)

2. Guru

a. Dapat memberikan masukan bagi guru SD tentang pembelajaran matematika SD khususnya penyelesaian soal penjumlahan dan pengurangan dalam bentuk pecahan serta penyederhanaannya.

b. Sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa, untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas, serta memberi gambaran kepada para guru sebagai upaya pemecahan masalah-masalah yang dijumpai dalam pembelajaran yang dilaksanakan.

3. Sekolah

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Belajar dan Pembelajaran

1.1.1 Pengertian Belajar

Seseorang dapat dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati relatif lama. Belajar itu harus dengan pengaitan maksudnya, pengaitan antara pelajaran yang akan dipelajari anak didik dengan pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya, makin kuat kaitannya makin baik ia belajar, penekaannya dari teori Thorndike bahwa setiap pelajaran harus dilatih dengan nilai baik atau pertanyaan yang diajarkan pada anak didik, pendidikan juga memberi jawaban (Drs. Karso, 1998:6).

Pada umumnya belajar seringkali diartikan sebagai perolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Forrest W. Parkay (1992) menyebut belajar sebagai kegiatan pemrosesan informasi, membuat penalaran, mengembangkan pemahaman dan meningkatkan penguasaan keterampilan dalam proses pembelajaran.

B. F. Skinner (dalam Ruminiati 2007:5) belajar merupakan suatu proses atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. Pengertian belajar ialah suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respon.

(7)

1.1.2 Aktivitas Belajar

Aktivitas sangat diperlukan dalam belajar. Hal ini dikarenakan pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku. Menurut Slameto (1991:83),

siswa dalam berpikir maupun bertindak. Aktivitas yang dilakukan oleh siswa sendiri, diharapkan dapat menjadikan pelajaran menjadi berkesan .

Menurut Brunner kegiatan belajar atau aktivitas belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu. Dalam hal ini Brunner ( dalam Ruminiati 2007) menyimpulkan ada tiga tahap proses belajar yaitu:

1. Tahap Informasi, artinya tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru,

2. Tahap Transformasi, artinya tahap memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan baru serta ditransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain, dan

3. Evaluasi, artinya untuk mengetahui apakah hasil transformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak.

(8)

1.1.3 Hasil Belajar

Proses pembelajaran mengandung dua unsur, yaitu proses dan hasil belajar. Proses adalah kegiatan yang dilaksanakan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah upaya kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.

Menurut Robert M. Gagne (dalam Ruminiati, 2007:8), kondisi internal belajar ini berinteraksi dengan kondisi eksternal belajar, dan dari interaksi tersebut tampaklah hasil belajar. Dan Gagne mengemukakan lima kategori tipe hasil belajar, yakni (1) verbal information, (2) intelektual skill, (3) cognitive strategy, (4) attitude, dan (5) motor skill. Jadi hasil belajar merupakan hasil interaksi stimulus dari luar dengan pengetahuan internal siswa.

Sedangkan menurut Ausubel kunci keberhasilan belajar terletak pada kebermaknaan bahan ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa.

Menurut Benyamin Bloom (dalam Nana Sudjana, 1999:22 31), klasifikasi hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu:

1. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam macam aspek, yakni: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai, beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ranah ini terdiri dari lima aspek, yakni: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

(9)

1.1.4 Pengertian Matematika

Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani mathein atau manthenein yang artinya mempelajari, namun diduga kata itu erat pula hubungannya dengan kata Sansekertamedha atauwidyayang artinya kepandaian, ketahuan, atau intelegensi (Andi Hakim Nasution, 1980:12).

Matematika adalah ilmu deduktif, ilmu-ilmu tentang pola keteraturan, seni, bahasa, ilmu tentang struktur yang terorganisasi, matematika adalah ilmu yang teratur sistematis dan eksak, matematika adalah ide-ide, konsep-konsep abstrak dan bersifat deduktif.

Matematika adalah cara/metode berfikir dan bernalar. Matematika dapat digunakan untuk memutuskan apakah suatu ide itu benar atau salah, atau paling sedikit ada kemungkinan benar. Matematika adalah suatu medan eksplorasi dan penemuan, setiap hari ide-ide baru ditemukan.

Pada hakikatnya matematika itu adalah ilmu deduktif yang abstrak, sedangkan anak usia SD relatif berada pada pemikiran konkrit dengan kemampuan yang bervariasi, sehingga strategi dan pendekatan psikolog sebagai jembatan sementara adalah salah satu alternatifnya.

Dienes (dalam Karso,dkk 2007:17) memandang matematika adalah sebagai pelajaran struktur, klasifikasi struktur. Dan menurut Dienes konsep matematika adalah struktur matematika yang mencakup konsep murni, konsep notasi, dan konsep terapan.

(10)

menggunakan informasi, manggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung.

Jhonson dan Rising dalam E.T. Ruseffendi (1994:43) menyatakan matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, Matematika adalah mendefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasikan sifat-sifat atau teori-teori yang telah dibuktikan kebenarannya.

Matematika adalah suatu medan eksplorasi dalam pola fikir yang digunakan untuk memecahkan jenis persoalan dalam ilmu pengetahuan dan menentukan kebenaran dalam ide-ide yang mungkin bersifat kabur.

(11)

1.1.5 MetodeProblem Solving(Pemecahan masalah)

Metodeproblem solving adalah suatu metode berpikir dan memecahkan masalah. Dalam hal ini siswa dihadapkan pada suatu masalah, kemudian diminta untuk memecahkannya.

(objektif) dengan kondisi yang diharapkan. Dalam pembelajaran matematika di sekolah, suatu masalah (soal) menjadi tantangan yang tidak dapat segera diselesaikan dengan prosedur rutin yang diketahui oleh siswa.

Menurut Herman Hudoyo (1979:26), dalam pengajaran Matematika, masalah (soal) Matematika dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Latihan yang diberikan pada waktu belajar Matematika yang bersifat latihan agar terampil atau sebagai aplikasi dari pengertian yang baru diajarkan.

2. Masalah yang tidak seperti halnya latihan melainkan menghendaki siswa untuk menggunakan sintesa atau analisa. Untuk menyelesaikan suatu masalah, siswa tersebut harus menguasai hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya, yaitu mengenai pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman, tetapi dalam hal ini ia menggunakannya didalam situasi baru.

Polya (1973:27) memberi empat langkah pokok cara pemecahan masalah, yaitu: 1. Memahami masalahnya,

2. Menyusun rencana penyelesaian,

3. Melaksanakan rencana penyelesaian itu,

(12)

Langkah-langkah dalam penyelesaian masalah sebagai berikut: 1. Memahami masalah.

2. Masalah biasanya disajikan dalam bentuk pernyataan tertulis.

3. Menentukan hubungan yang ada dengan masalah yang pernah diselesaikan, juga dengan beberapa pengertian yang dimiliki.

4. Menentukan strategi dengan mengidentifikasi fakta-fakta, syarat-syarat dan variabel-variabel yang ada, mencari metode pembuktian yang sesuai, induktif atau deduktif, langsung atau tak langsung.

5. Menggunakan model yang telah ditentukan untuk memperoleh jawaban. 6. Menafsirkan hasil yang diperoleh.

7. Menganalisis metode penyelesaian.

Dalam penelitian ini, soal cerita atau soal objektif untuk pemecahan masalah berikut ini diberikan khususnya pada siswa sekolah dasar. Salah satu model pembelajaran pemecahan masalah diuraikan berikut ini:

Soal cerita disajikan dalam kartu kerja (KK) yang memuat keterampilan penjumlahan dan pengurangan dalam pecahan. Penyajian soal dapat dilakukan sebagai bagian dari pembelajaran topik penjumlahan dalam pecahan yang dapat dipandang sebagai materi prasyaratnya. Setelah siswa terampil dalam topik tersebut, selanjutnya mereka bisa dihadapkan dengan masalah/soal yang termuat dalam tiap kartu.

Prosedur pembelajarannya adalah sebagai berikut:

(13)

2. Tiap kelompok diberi satu set KK yang terdiri atas 4 KK yang sama, yaitu KK-1, KK-2, KK-3, dan KK-4. KK tersebut dibagikan kepada tiap anggota kelompok.

3. Siswa yang memegang KK-1 pada masing-masing kelompok dikumpulkan menjadi kelompok baru, demikian juga untuk siswa yang memegang KK-2, KK-3, maupun KK-4. Siswa-siswa dalam kelompok baru ini yang disebut dengan kelompok ahli, yaitu nantinya ahli pada soal yang tertulis pada KK-1, KK-2, KK-3, maupun KK-4.

4. Dalam kelompok baru ini siswa-siswa bekerja untuk menjawab pertanyaan yang disediakan pada masing-masing KK.

5. Siswa-siswa yang dikenal dengan ahli soal pada KK-1, KK-2, KK-3, maupun KK-4 kembali kekelompok semula. Masing-masing bertugas untuk menjelaskan jawab soal pada KK kepada teman sekelompoknya. Dengan demikian setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk menjelaskan hasil kerja mereka sewaktu di kelompok ahli.

6. Akhir kegiatan ini adalah guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan langkah pengerjaan soal pada KK-1 sampai dengan KK-4.

Setting kelas yang dikemukakan di atas dikenal dengan istilah pembelajaran kooperatif model Jigsaw.

Kelebihan metodeproblem solving(pemecahan masalah) antara lain adalah: 1. Dapat membuat siswa menjadi lebih menghayati kehidupan sehari-hari,

2. Dapat melatih dan membiasakan para siswa untuk menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil,

(14)

4. Siswa sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya.

Kekurangan metodeproblem solvingantara lain adalah: 1. Memerlukan cukup banyak waktu,

2. Melibatkan lebih banyak orang,

3. Dapat mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru,

4. Dapat diterapkan secara langsung yaitu untuk memecahkan masalah.

1.1.6 Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw

Jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kelompok yang terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli. Anggota kelompok terdiri atas beberapa siswa dengan tingkat heterogenitas yang tinggi. Siswa yang memiliki topik sama bertemu pada kelompok ahli, kelompok ahli mempelajari satu topik. Dan setelah topik tersebut tuntas dibahas, maka siswa dari kelompok ahli kembali pada kelompok asal dan berbagi pengetahuan dengan teman-teman pada kelompok asal.

Masing-masing anggota kelompok siswa dalam teknik jigsaw memperoleh subpokok bahasan yang berbeda, kemudian siswa yang mendapat pokok bahasan sama berkumpul dalam kelompok ahli untuk membahas permasalahan, setelah memperoleh jawaban, kelompok ahli kembali kepada kelompok asal.

Langkah-langkah membentuk teknik jigsaw, yaitu membagi siswa kedalam kelompok jigsaw, yang terdiri dari 5-6 anggota dan masing-masing siswa mendapat subtopik yang berbeda. Teknik jigsaw terdiri dari lima langkah, yaitu: 1. Siswa membaca dan mengkaji bahan ajar

(15)

3. Diskusi kelompok siswa (heterogen) 4. Tes atau ujian

5. Penguatan oleh guru.

1.2 Kerangka Pikir Penelitian

Faktor yang diduga memengaruhi rendahnya pencapaian nilai akhir siswa, menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan selama ini belum efektif, nilai akhir dari evaluasi belajar belum mencakup penampilan dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Penggunaan metode problem solving dengan media kartu kerja siswa dapat memecahkan soal dalam matematika dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

1.3 Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dari kerangka berpikir tersebut di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut:

(16)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

1.1 Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Sungailangka Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester genap dengan jumlah siswa 27 orang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 10 orang perempuan untuk mata pelajaran Matematika.

1.2 Tempat Penelitian

Tempat diadakannya penelitian ini adalah di Sekolah Dasar Negeri 1 Sungailangka Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.

1.3 Waktu Penelitian

(17)

1.4 Prosedur Penelitian (Siklus Pertama)

1.4.1 Perencanaan

Dalam melaksanakan pembelajaran tentang penjumlahan dan pengurangan dalam bentuk pecahan direncanakan beberapa kegiatan, yaitu:

1. Pembuatan persiapan pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan dalam pecahan dan menyederhanakannya.

2. Membuat lembar observasi siswa, observasi kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal tentang pembelajaran Matematika dengan menggunakan metodeproblem solving(pemecahan masalah).

3. Identifikasi permasalahan dalam pembelajaran Matematika, kegiatan dilakukan untuk dapat menentukan cara menyelesaikan masalah tersebut. 4. Membuat lembar kerja siswa.

5. Merancang alat evaluasi untuk melihat apakah hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika terdapat perubahan.

1.4.2 Pelaksanaan

Pembelajaran ini dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan pada tindakan pertama melalui upaya yang telah direncanakan pada diskusi tindakan yang kedua ini direncanakan satu kali pertemuan, dengan kegiatan sebagai berikut:

1. Memberikan informasi tentang materi yang akan dilaksanakan.

2. Menjelaskan tentang materi pelajaran penjumlahan dan pengurangan dalam bentuk pecahan serta penyederhanaannya.

(18)

4. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang.

1.4.3 Pengamatan/Observasi

Selama tindakan guru mengamati observasi yang sedang dilaksanakan untuk melihat kemajuan yang didapat maupun hambatan-hambatan ini adalah dengan metodeproblem solvingyang telah disiapkan, antara lain :

1. Situasi kegiatan belajar mengajar.

2. Keaktifan siswa dalam mengerjakan soal-soal yang ada pada kartu kerja. 3. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam sehari-hari.

1.4.4 Refleksi

(19)

1.5 Siklus Kedua

3.5.1 Perencanaan

1. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran. 2. Menyiapkan atau menyusun lembar observasi.

3. Merancang perbaikan dua berdasarkan refleksi siklus satu.

3.5.2 Pelaksanaan

Pembelajaran dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan pada tindakan pertama melalui upaya yang telah direncanakan pada diskusi tindakan yang kedua ini direncanakan satu kali pertemuan, dengan kegiatan sebagai berikut:

1. Penyajian materi penjumlahan dan pengurangan bentuk pecahan dilanjutkan dengan bentuk menyederhanakan hasilnya.

2. Pengembangan dari tindakan pertama dimaksudkan untuk meningkatkan pencapaian hasil dari tindakan sebelumnya.

3.5.3 Pengamatan/Observasi

Selama tindakan guru mengamati tindakan yang sedang dilaksanakan untuk melihat kemajuan yang didapat maupun hambatan-hambatan baik dari siswa, guru maupun dari proses pembelajaran.

3.5.4 Refleksi

(20)

1.6 Desain Penelitian

Model penelitian pada penelitian ini merujuk ada proses pelaksanaan penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart, dalam IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2009), yang meliputi:

1. Rancangan tindakan(planning) 2. Pelaksanaan tindakan(acting) 3. Pengamatan(observing) 4. dan Refleksi(reflecting).

1.7 Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang dipakai yaitu metode problem solving (pemecahan masalah) dengan media kartu kerja (KK) dengan langkah-langkah:

1. Siswa dibagi 4 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang. 2. Tiap kelompok mendapatkan satu set Kartu Kerja (KK) yang terdiri atas 4 KK

yang sama, yaitu : KK-1, KK-2, KK-3, dan KK-4.

(21)

1.8 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

1.8.1 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis menggunakan berupa instrumen, yaitu:

1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur kemampuan, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

2. Observasi

Observasi digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung kegiatan belajar di kelas IV SD Negeri 1 Sungailangka, termasuk di dalamnya ketika tes berlangsung.

1.8.2 Teknik Analisis Data

1. Jenis data

Data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan kualitatif yang terdiri dari hasil tugas, rencana pembelajaran, hasil observasi, soal-soal tes terhadap pelaksanaan pembelajaran.

2. Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data adalah : a. Lembar observasi

(22)

Data dikumpulkan sejak awal penelitian dengan memperhatikan semua proses yang dilihat, dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecendrungan yang terjadi pada saat kegiatan pembelajaran. Berikut ini adalah data yang akan diperoleh untuk proses analisis penapsiran data:

a. Hasil belajar diperoleh dari nilai tes hasil belajar siswa.

b. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar diperoleh dengan tingkat keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar melalui lembar pengamatan kemudian dikategorikan dalam klasifikasi sangat baik, baik, cukup, dan kurang.

1.8.3 Indikator keberhasilan

Keberhasilan dari penelitian ini ditentukan dengan indikator:

Pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan dengan menggunakan metode problem solving akan menghasilkan perubahan hasil balajar matematika siswa jika diukur dengan tes hasil belajar. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan metode ini maka aktivitas belajar siswa meningkat. Siswa

tuntas jika nilai hasil belajar siswa mencapai nilai sama atau lebih dari KKM

Kriteria keberhasilan Siswa yaitu: a. Peningkatan aktivitas:

(23)

b. Peningkatan prestasi siswa yaitu: Baik

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan pada kegiatan perbaikan pembelajaran Matematika menggunakan metode problem solving (pemecahan masalah) dengan materi penjumlahan dan pengurangan dalam pecahan siswa kelas IV SDN 1 Sungailangka Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pembelajaran 2012/2013, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terjadinya peningkatan terhadap aktivitas belajar Matematika dengan menggunakan metode problem solving (pemecahan masalah) dalam materi penjumlahan dan pengurangan dalam pecahan pada siswa kelas IV SDN 1 Sungailangka Kecamatan Gedongtatan Kabupaten pesawaran.

2. Penguasaan materi penjumlahan dan pengurangan dalam pecahan dapat ditingkatkan dengan memberi tes kepada siswa sehingga konsepnya tertanam pada diri siswa.

(25)

24 5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran dari peneliti, antara lain:

1. Kepada seluruh guru khususnya guru yang mengajar mata pelajaran matematika untuk menggunakan alat peraga, diharapkan guru dapat memberikan rangsangan atau motivasi dalam proses pembelajaran di sekolah. 2. Siswa harus sering mempelajari materi pelajaran yang telah dipelajari serta

banyak mengerjakan soal-soal di dalam buku latihan, baik di sekolah maupun di luar sekolah secara kelompok.

(26)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

DENGAN MENGGUNAKAN METODEPROBLEM SOLVINGPADA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 1 SUNGAILANGKA KECAMATAN GEDONGTATAAN

KABUPATEN PESAWARAN (Skripsi)

Oleh AIDAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(27)
(28)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

DENGAN MENGGUNAKAN METODEPROBLEM SOLVINGPADA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 1 SUNGAILANGKA KECAMATAN GEDONGTATAAN

KABUPATEN PESAWARAN

Oleh AIDAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(29)
(30)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN... vi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Perumusan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Hasil Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Belajar dan Pembelajaran ... 5

2.1.1 Pengertian Belajar ... 5

2.1.2 Aktivitas Belajar ... 6

2.1.3 Hasil Belajar ... 7

2.1.4 Pengertian Matematika ... 8

2.1.5 MetodeProblem Solving(Pemecahan Masalah)... 10

2.1.6 Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw ... 13

2.2 Kerangka Pikir Penelitian ... 14

2.3 Hipotesis ... 14

BAB III. PROSEDUR PENELITIAN ... 15

3.1 Subjek Penelitian ... 15

3.2 Tempat Penelitian ... 15

3.3 Waktu Penelitian ... 15

3.4 Prosedur Penelitian (Siklus Pertama) ... 16

3.4.1 Perencanaan ... 16

3.4.2 Pelaksanaan ... 16

3.4.3 Pengamatan/Observasi ... 17

(31)

ii

3.5 Siklus Kedua ... 18

3.5.1 Perencanaan ... 18

3.5.2 Pelaksanaan ... 18

3.5.3 Pengamatan/Observasi ... 18

3.5.4 Refleksi ... 18

3.6 Desain Penelitian ... 19

3.7 Metode Pembelajaran ... 19

3.8 Teknik Pengumpulan Data dan Analisi Data ... 20

3.8.1 Teknik Pengumpulan Data ... 20

3.8.2 Teknik Analisis Data ... 20

3.8.3 Indikator Keberhasilan ... 21

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 23

4.1 Hasil Penelitian ... 23

4.1.1 Penjelasan Tentang Kegiatan Penelitian... 23

4.1.2 Data Aktivitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika ... 23

4.1.3 Data Hasil Penelitian Siklus 1 ... 28

4.1.4 Hasil Pengamatan Siklus 1 ... 29

4.1.5 Hasil Pengamatan Siklus 2 ... 30

4.2 Pembahasan ... 31

4.2.1 Pembahasan Siklus 1 ... 31

4.2.2 Pembahasan Siklus 2 ... 32

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 33

5.1 Kesimpulan ... 33

5.2 Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 35

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Solichan. 2004. Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika SD. Fasilitator. Edisi IV. Jakarta. 70 hlm.

FKIP. 2010.Belajar dan Pembelajaran. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Hudoyo, Herman. 1979. Pengajaran Matematika SD. Fasilitator. Edisi IV.

Jakarta. 70 hlm.

Inzalmi. 2012. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Sifat Operasi Hitung Bilangan Cacah dengan menggunkan Alat Peraga Kartu Bilangan. Bandar Lampung. 30 hlm.

Karim. Muchtar A., dkk. 2006. Materi Pokok Pendidikan Matematika II, Universitas Terbuka. Jakarta. 9.48 hlm.

Karso. dkk. 2006.Materi Pokok Pendidikan Matematika 1. Universitas Terbuka. Jakarta. 9.31 hlm.

Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 6.44 hlm.

Ruseffendi, E. T. 1994. Pendidikan Matematika 3. Universitas Terbuka. Jakarta. 9.30 hlm.

Slameto. 1995. Pendidikan Matematika. Pusat Penerbit Universitas Terbuka. Jakarta. 188 hlm.

Sudjana, Nana. 2001.Psikologi Kependidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung. 302 hlm.

Sudwiyanto. dkk. 2006.Terampil Berhitung Matematika SD Kelas IV. Erlangga. Jakarta. 272 hlm.

Tim. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiyah Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 60 hlm.

(33)

Halaman Pernyataan

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : AIDAH

NPM : 1013109079 Program Studi : S1 PGSD

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Perguruan Tinggi : Universitas Lampung

Judul Penelitian : UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODEPROBLEM SOLVINGPADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 1 SUNGAILANGKA KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

Menyatakan bahwa penelitian ini hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepengetahuan Saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau Dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada

Universitas atau Institut lain.

Bandar Lampung, 12 juni 2012 Yang Membuat Pernyataan

(34)

Judul : UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODEPROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 1 SUNGAILANGKA KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

Nama Mahsiswa : AIDAH Nomor Pokok Mahasiswa : 1013109079 Program Studi : PGSD

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI: Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin R., M.Pd NIP. 195105071981031002

Dosen Pembimbing

Dr. Ngadimun Hd., M.Pd. NIP 195001071977101001

(35)

1. Tim Penguji

Penguji : Dr. Ngadimun Hd., M.Pd. ________________

Penguji

Bukan pembimbing : Drs.Ikhsan Syueb, M.H. ________________

2. Dekan Fakultas keguruan dan ilmu Pendidikan

Dr.H. Bujang Rahman, M.Si. NIP.196003151985031003

(36)

MOTTO

Bermurah Hati untuk Menyebarkan Ilmu Pengetahuan yang Tidak Dimiliki Orang

(37)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, ku persembahkan skripsi ini kepada:

1. Suami tercinta, Sukadir yang telah ikut memberi dorongan dan semangat. 2. Anak-anakku, Dimas Ramadhan, Intan Khairunnisa, M. Rofka Romadhon

yang saya cintai dan banggakan.

3. Kepada Bapak Kepala Sekolah SD Negeri 1 Sungailangka, Ruswandi Ngadimun.

(38)

PRAKATA

Dengan segala limpahan rasa syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini, yang merupakan puncak program dari S1 PGSD Dalam Jabatan.

Laporan ini disusun dengan menerapkan prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk menemukan, menganalisis, dan merumuskan masalah pembelajaran yang dihadapi, menemukan dan merancang pemecahan masalah melalui rencana perbaikan pembelajaran, menemukan kekuatan dan kelemahan kinerja dalam perbaikan pembelajaran.

Selanjutnya saya sebagai peneliti Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan MetodeProblem Solving pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDN 1 Sungailangka Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran .

Sudah selayaknya penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan yang amat berharga terutama kepada :

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

(39)

3. Dr. Ngadimun Hd., M.Pd., selaku pembimbing dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas;

4. Drs. Ikhsan Syueb, M.H., selaku pembahas dalam Penelitian Tindakan Kelas; 5. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf Universitas Lampung;

6. Bapak Ruswandi Ngadimun, selaku kepala SD Negeri 1 Sungailangka yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

Semoga bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis, mendapat imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa, dan semoga laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Pesawaran, Juni 2012 Penulis,

(40)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Tanjungkarang tanggal 2 Juni 1977 anak ketiga dari 8 bersaudara dari pasangan suami istri Bapak Abdul Gafar dan Ibu Jumirah.

Pendidikan yang ditempuh penulis:

1. SD Negeri 6 Sukajawa Bandar Lampung 2. SMP Negeri Segalamider Bandar Lampung 3. SMEA PGRI 2 Palapa Bandar Lampung

4. D2 PGSD Universitas Terbuka Bandar Lampung

Referensi

Dokumen terkait

Apabila di wakilkan diharuskan membawa Surat Kuasa dan diminta kepada Saudara hadir tepat waktu serta membawa seluruh berkas dokumen Administrasi dan Teknis yang sudah

Makna hidup wanita lansia tanpa anak yang tinggal di Panti Werdha (Doctoral dissertation, Widya Mandala Catholic

Kita akan mencoba melihat peranan Soeharto yang sangat dominan dalam setiap perumusan kebijakan luar negeri Indonesia serta membahas seberapa besar pengaruh militer dan tujuan

Sekadar contoh, di antara nilai budi pekerti dalam agama Hindu dikenal dengan Tri Marga ( bakti kepada Tuhan, orang tua, dan guru; karma, bekerja sebaik- baiknya

diharapkan, tingkat penguasaan yang diharapkan serta waktu yang ditargetkan. c) Kerjakanlah tugas dan latihan yang terdapat di dalamnya dengan jujur tanpa melihat kunci

Hasil belajar yang dicapai peserta didik menurut Sudjana (1999), melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut.. 1) Kepuasan dan

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Konversi biomassa makroalga menjadi biogas dapat dilakukan dengan bantuan inokulum bakteri yang berasal dari kotoran sapi menggunakan alat digester pada kondisi anaerobik..