• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servix-uterus suatu daerah pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servix-uterus suatu daerah pada"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit kanker telah dikenal orang-orang Mesir dan Yunani kuno sejak dulu. Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servix-uterus suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim dengan liang senggama (vagina). Kanker leher rahim merupakan penyakit keganasan yang menimbulkan masalah dalam kesehatan wanita. Program pencegahan kanker leher rahim merupakan bagian dari program komprehensif dalam penanggulangan kanker secara terpadu dan harus dilakukan secara berkesinambungan.

World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa di dunia setiap

tahunnya ada 6,25 juta penderita kanker dan dalam dekade terakhir ini ada 9 juta manusia meninggal karena kanker. Dan perlu dicatat bahwa 2/3 kejadian ini terjadi di negara yang sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan 100 penderita kanker dari 100.000 penduduk (Buston, 2000).

Kanker leher rahim merupakan masalah kesehatan yang penting bagi wanita di seluruh dunia. Kanker ini adalah jenis kanker ketiga yang paling umum pada wanita, dialami oleh lebih dari 1,4 juta wanita di seluruh dunia (Ferlay et al. 2001). Setiap tahun, lebih dari 460.000 kasus terjadi dan sekitar 231.000 wanita meninggal karena penyakit tersebut (Parkin, 2000; Sherris and Herdman, 2000).

(2)

Kanker leher rahim terbanyak kelima pada wanita di seluruh dunia dan diperkirakan terdapat 493.000 kasus baru dan 274.000 kematian per tahun pada tahun 2002. Penyakit ini banyak terdapat pada wanita Amerika Latin, Afrika, dan negara-negara berkembang lainnya di Asia, termasuk Indonesia. Di Indonesia kanker leher rahim merupakan kanker terbanyak pada wanita.

Di RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, kanker leher rahim mencapai 76,2% dari 1717 kanker ginekologi dari tahun 1989-1992 dengan angka survival secara keseluruhan pada 5 tahun berkisar antara 56,7%-72%. Dari data berdasarkan

pathological based registry kanker leher rahim menempati urutan pertama di antara

kanker wanita lainnya, diikuti kanker payudara di tempat kedua. Jenis kanker lain yang cukup banyak pada wanita adalah kanker ovarium dan kanker corpus uteri.

Kanker leher rahim cenderung muncul pada wanita berusia 35-55 tahun. Data yang didapat dari Yayasan Kanker Indonesia (2007) menyebutkan setiap tahunnya sekitar 500.000 wanita didiagnosa menderita kanker leher rahim dan lebih dari 250.000 meninggal dunia. Melihat data tersebut, maka tatalaksana yang komprehensif termasuk pencegahan dan deteksi dini harus dilaksanakan dengan baik (Female

Cancer Programme, et.al, 2007).

Masih tingginya angka penderita kanker leher rahim di Indonesia disebabkan oleh rendahnya kesadaran wanita untuk memeriksakan kesehatan dirinya. Padahal kini, penyakit apapun sudah dapat diobati dan ditangani secara cepat, dengan pendeteksian dini yang dilakukan secara berkala sehingga dapat mengurangi resiko angka kematian (Setiati, E, 2009).

(3)

Indonesia termasuk kelompok negara sedang berkembang dimana angka kejadian kanker leher rahim cukup tinggi. Pencegahan pada kejadian kanker leher rahim dapat dilakukan secara terencana, terstruktur, dan bertahap. Secara umum tahapan pencegahan tersebut adalah :

1. Pencegahan primer : mengenal dan mengeliminasi penyebab kanker leher rahim 2. Pencegahan sekunder : deteksi dini

3. Pencegahan tertier : komponen natural atau sintetik untuk menekan atau melawan proses terjadinya kanker leher rahim.

Kebijakan untuk menemukan secara dini lesi prakanker akan memberikan dampak yang cukup besar di dalam menurunkan insidensi, morbiditas, dan mortalitas penyakit kanker leher rahim. Berbagai cara untuk menemukan lesi prakanker leher rahim telah ada seperti pap test, IVA test, kolposcopi, cervicography, optical probe

devices dan HPV DNA testing.

Berbagai macam metode dan cara telah dilakukan upaya pengujian untuk menemukan metode yang cukup akurat dan efektif dalam penatalaksanaan dan penemuan dini lesi prakanker di negara-negara dengan sumber daya terbatas. Seperti Inspeksi Visual Langsung atau DVI (Direct Visual Inspection) telah dilakukan uji coba di Afrika dan ternyata menurunkan insidensi 26%. Upaya lain telah dilakukan dengan menggunakan IVA test (Inspeksi Visual Asetat) telah dilakukan di banyak negara-negara juga mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang cukup baik dalam menemukan lesi prakanker leher rahim (Female Cancer Programme, et.al, 2007).

(4)

Evaluasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat (khususnya wanita usia subur) untuk melakukan pemeriksaan dini masih rendah. Sebagian besar masyarakat datang berobat sesudah penderita ada pada stadium lanjut, akibatnya dibutuhkan pengobatan dengan biaya besar dan harapan hidup semakin kecil (Pemkab Serdang Bedagai, 2010).

Dalam pendeteksian dini kanker leher rahim yang dijalankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2009-2010, telah didapat 46 positif kanker leher rahim dari 3.319 wanita yang mengikuti tes IVA (1,4%) (Dinkes Kab. Serdang Bedagai, 2010).

Hasil pengolahan data kunjungan wanita usia subur dalam kegiatan deteksi dini kanker leher rahim menunjukkan tingkat kehadiran yang semakin menurun. Dari 7 kegiatan yang telah dilakukan diperoleh informasi bahwa kegiatan penyuluhan I dihadiri oleh 200 orang wanita usia subur yang jumlahnya sama 200 orang pada penyuluhan II, 170 orang pada penyuluhan III, 127 orang pada penyuluhan IV, 45 orang pada penyuluhan V, 78 orang pada penyuluhan VI dan 27 orang pada penyuluhan VII. Mencermati data ini penulis khawatir bila pada kegiatan penyuluhan selanjutnya tidak ada wanita usia subur yang akan hadir. Artinya pelaksanaan program ini terancam tidak mencapai sasaran karena bagaimanapun pemeriksaan IVA tidak akan terjadi selama wanita usia subur tidak hadir pada saat penyuluhan.

Data diatas menggambarkan adanya minat masyarakat yang semakin menurun yang mengindikasikan partisipasi kelompok wanita usia subur untuk menghadiri kegiatan deteksi dini penyakit kanker leher rahim condong negatif. Untuk

(5)

mengeksplorasi lebih dalam tentang perilaku kelompok wanita usia subur terhadap kegiatan tersebut, penulis melakukan survey pendahuluan berupa wawancara langsung dengan 30 orang wanita usia subur yang berada di wilayah Kecamatan Perbaungan. Wawancara penulis ini dimaksudkan untuk mendapatkan tanggapan masyarakat terhadap dukungan sosial wanita usia subur yang dikaitkan dengan keputusan mereka untuk menghadiri dan mengikuti kegiatan deteksi dini penyakit kanker leher rahim.

Dari data sebagaimana lampiran 1 menunjukkan bahwa : 1) Dukungan masyarakat terhadap upaya deteksi dini penyakit kanker leher rahim biasa saja, bahkan terdapat 5 dari 30 responden menyatakan tanggapan yang buruk tentang persepsi terhadap upaya deteksi dini penyakit kanker leher rahim. 2) Tanggapan wanita usia subur tentang sikap mereka terhadap upaya deteksi dini penyakit kanker leher rahim juga biasa saja dan kecenderungan sama antara sikap yang baik dan buruk. 3) Tanggapan wanita usia subur dominan biasa saja untuk membuat keputusan mengikuti kegiatan deteksi dini baik pada aspek penyuluhan maupun pemeriksaan

IVA. Sebagai kegiatan yang menyentuh kepentingan dan kebutuhan kesehatan

masyarakat banyak maka dukungan sosial dan keputusan menghadiri kegiatan deteksi dini penyakit kanker leher rahim mestinya baik.

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan dukungan sosial terhadap partisipasi menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan seperti penelitian Wahyuni yang menggambarkan pengaruh motivasi, persepsi, dan sikap terhadap keputusan keputusan (Wahyuni, 2008). Rachmawati (2007) meneliti tentang

(6)

pengaruh dukungan sosial dan pengetahuan tentang penyakit TB terhadap motivasi untuk sembuh penderita tuberculosis paru yang berobat di Puskesmas Sidoarjo, Lamongan, Jombang. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial dan pengetahuan terhadap motivasi seseorang. Berangkat dari pengalaman penelitian terdahulu maka penulis menduga ada pengaruh antara dukungan sosial (yang terdiri dari emosional, instrumental, informatif, penilaian/penghargaan, dan kelompok sosial) terhadap partisipasi wanita usia subur dalam upaya deteksi dini penyakit kanker leher rahim.

1.2. Permasalahan

Dari uraian pada latar belakang diatas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh dukungan sosial terhadap partisipasi wanita usia subur dalam upaya deteksi dini penyakit kanker leher rahim di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2011.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dukungan sosial terhadap partisipasi wanita usia subur dalam upaya deteksi dini penyakit kanker leher rahim di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

1.4. Hipotesis

Terdapat pengaruh dukungan sosial terhadap partisipasi wanita usia subur dalam upaya deteksi dini penyakit kanker leher rahim di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

(7)

1.5. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: a. Dinas Kesehatan

Sebagai informasi untuk mengambil kebijakan dalam upaya deteksi dini penyakit kanker leher rahim.

b. Masyarakat

Mengetahui dan memahami tentang penyakit kanker leher rahim yang pada akhirnya diharapkan agar masyarakat, khususnya wanita usia subur mempunyai kesadaran tentang pentingnya melakukan pemeriksaan dini terhadap penyakit kanker leher rahim.

c. Tenaga Kesehatan

Sebagai bahan masukan dan informasi dalam upaya melakukan pendekatan kepada wanita usia subur sehingga mereka ikut berpartisipasi aktif dalam upaya deteksi dini penyakit kanker leher rahim.

d. Ilmu Pengetahuan

Sebagai bahan referensi dan masukan bagi penelitian selanjutnya terkait dengan pengaruh dukungan sosial terhadap partisipasi wanita usia subur dalam upaya deteksi dini penyakit kanker leher rahim.

Referensi

Dokumen terkait

Kanker leher rahim (serviks) dalam bahasa latin disebut Carcinoma Cervicis Uteri, adalah kanker yang terjadi pada uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang

serviks disebut juga kanker leher rahim atau kanker mulut rahim dimulai pada

Simpulan dari hasil kegiatan pengabdian masyarakat tentang deteksi dini kanker leher rahim adalah terdapat hasil tes IVA positif dari pemeriksaan deteksi dini kanker leher

Mungkin banyak orang yang tidak mengira penyebab kanker leher rahim adalah satu genus dengan penyebab kutil yang hanya penyakit ringan.. Tapi jangan

Wanita yang berganti-ganti pasangan seksual dan melakukan hubungan seks pada usia kurang dari 20 tahun lebih berisiko untuk terjadi kanker leher rahim, karena memperbesar

Frekuensi responden baik kelompok penderita kanker leher rahim maupun bukan penderita kanker leher rahim jumlah frekuensi penggunaan kontrasepsi hormonal sama

Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.. ( Diananda,Rama,

Tabel disitribusi frekwensi Sikap WUS tentang Deteksi Dini Kanker Leher Rahim di Wilayah Kerja Pustu Timbangan Kelurahan Timbangan Kota Padangsidimpuan tahun 2016, dari 32 orang wanita