Sekretariat Badan Litbang Pertanian ABSTRACT
The reformation of law should be followed by the development of Law Information Systems and Documentation of Regulations in order to accelerate the need of socialization and promulgation of laws. Background and legal aspects included the codification of law and developping a database as a preparation and leading development of IAARD Law Information Systems is described briefly in this paper. In line with the Presidential this systems will be integrated with the National Network for Law Information and Documentation. Decree No. 91, 1999.
Keywords : Law Information Systems, Documentation of Regulations, National Network
PENDAHULUAN
Gerakan reformasi yang dicanangkan pada tahun 1998 perlu ditindaklanjuti langkah yang simultan, meliputi reformasi politik, ekonomi, dan hukum. Bahkan dalam kenyataannya, reformasi hukum itulah yang bersifat instrumental dalam rangka perwujudan gagasan reformasi politik dan ekonomi secara sekaligus. Langkah-langkah dan upaya reformasi yang dilakukan di bidang politik dan ekonomi pada pokoknya diwujudkan dalam bentuk norma aturan hukum yang baru, sehingga gagasan perbaikan yang dicita-citakan dituangkan secara resmi dalam bentuk hukum yang dapat dijadikan pegangan normatif di masa depan.
Pemasyarakatan hukum (the socialization and promulgation of law),
yang menyangkut kegiatan penyebarluasan dan pemasyarakatan informasi peraturan perundang-undangan diperlukan meskipun dalam
ilmu hukum dikenal adanya teori fiktie yang menentukan bahwa pada
saat suatu peraturan diundangkan, maka pada waktu yang bersamaan semua orang sudah dianggap mengetahui hukum. Dalam kenyataannya, untuk kasus di lingkungan negara sebesar dan seberagam dengan tingkat perkembangan yang tidak merata seperti
Indonesia, teori fiktie itu hanyalah teori khayalan. Untuk mengatasi
kelemahannya itulah diperlukan langkah-langkah memasyarakatkan segala peraturan perundang-undangan dengan sungguh-sungguh.
Dalam tulisan ini diuraikan secara singkat beberapa hal menyangkut latar belakang yang mendasari pentingnya pengembangan Sistem Informasi Hukum dan dan Dokumentasi Peraturan Perundang-undangan Litbang Pertanian mendukung tugas pelayanan bidang hukum. Rintisan pengembangan Sistem Informasi Hukum Litbang Pertanian ini juga sejalan dengan pembangunan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional sebagaimana diamanatkan dalam Keputusan Presiden No. 91 Tahun 1999, yang dalam hal ini Departemen Pertanian berperan selaku Anggota Jaringan.
Manfaat Dokumentasi Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan Salah satu aspek pembangunan bidang pertanian adalah adalah aspek legalitas berupa tersedianya peraturan perundang-undangan dan sistem informasi hukum yang harus dirancang mudah untuk dipelajari
dan dipahami sebagai landasan legal pembangunan pertanian. Dengan
melakukan benchmark terhadap informasi hukum pada beberapa
universitas di luar negeri antara lain Cornell University di Amerika
Serikat, sepatutnya kita dapat mengambil pelajaran tentang bagaimana membuat sistematika informasi hukum menjadi lebih mudah untuk dipelajari oleh masyarakat. Indonesia yang berdasarkan sejarah
karena tidak pernah dijahitkan kembali pada suatu sistem buku besar hukum. Padahal, dari waktu ke waktu semua Kitab Undang-Undang tersebut dianggap berlaku.
Dalam perkembangannya, perbedaaan antara common law dan civil
law sudah semakin memudar. Negara yang menganut common law
juga melakukan pembenahan hukum positif dan demikian pula
sebaliknya. Amerika yang mewarisi sistem common law dari Inggris
ternyata membuat sistem kodifikasi hukum bagi bangsanya agar dapat dengan mudah dipelajari oleh bangsanya. Uniknya, Indonesia akibat
perkembangan zaman sebenarnya telah mengalami konvergensi
hukum yang lebih jauh lagi karena Indonesia juga mengabsorbsi sistem
hukum islam dan memberlakukan hukum adat dalam keberlakuan sistem hukum nasionalnya. Oleh karenanya, kodifikasi hukum Indonesia tentunya akan bersifat sangat unik.
Peraturan perundang-undangan sebagai piranti kebijakan merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan pertanian. Peraturan perundang-undangan mempunyai fungsi sebagai landasan dan arah untuk mewujudkan visi yaitu terwujud dan berfungsinya hukum pertanian yang lengkap dan berazas desentralisasi, berkerakyatan untuk terciptanya citra positif pembangunan pertanian.
Kodifikasi (himpunan) peraturan perundang-undangan bidang pertanian selain menjadi landasan hukum terhadap pelaksanaan pembangunan pertanian juga akan meningkatkan pembinaan
dokumentasi dan informasi hukum bidang pertanian. Kodifikasi
peraturan ini diharapkan dapat membantu pelayanan pemenuhan kebutuhan bahan dokumentasi dan informasi hukum khususnya bidang pertanian, baik unit tingkat pusat maupun daerah. Pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan atau dengan kata lain
pemasyarakatan hukum (the socialization and promulgation of law),
yaitu menyangkut kegiatan penyebarluasan dan pemasyarakatan infomasi peraturan perundang-undangan. Padahal dalam kenyataannya, bagi suatu unit instansi pemerintah yang membawahi banyak unit pelaksana teknis termasuk Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, dapat dikatakan bahwa teori fiktie itu
hanyalah teori khayalan. Untuk mengatasi kelemahannya itulah diperlukan langkah-langkah memasyarakatkan segala peraturan perundang-undangan dengan sungguh-sungguh agar tercipta pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan khususnya bidang penelitian dan pengembangan. Sebagai contoh dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diatur semua kegiatan yang mendukung litbang sebagai landasan peraturan perundang-undangan yang memberikan kepastian hukum yang dapat mendorong dan mengikat semua pihak kedalam kesatuan tujuan dan gerak.
Manfaat dari keberadaan landasan hukum berupa peraturan perundang-undangan tersebut antara lain untuk :
1. Memberikan landasan hukum bagi pertumbuhan semua unsur kelembagaan yang berkaitan dengan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Mendorong pertumbuhan dan pendayagunaan sumberdaya ilmu pengetahuan dan teknologi secara lebih efektif.
3. Menggalakkan pembentukan jaringan yang menjalin hubungan interaktif semua unsur kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga kapasitas dan kemampuannnya dapat bersinergi secara optimal.
4. Mengikat semua pihak, pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat untuk berperan secara aktif.
Peraturan perundang-undangan dalam bentuk Undang-undang memegang peran strategis dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan memberikan arah pengaturan guna mewujudkan tujuan memperkuat daya dukung ilmu pengetahuan dan teknologi bidang pertanian. Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang dalam bentuk Peraturan Pemerintah ini berdasarkan pemikiran bahwa pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kerangka sistem nasional penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang pertanian.
Dalam kaitan ini terhadap berbagai produk hukum pertanian, khususnya penelitian dan pengembangan pertanian perlu dilakukan pula dokumentasi dan sosialisasi yang kemudian untuk dapat dikembangkan menjadi sistem informasi hukum yang handal dengan dukungan aplikasi komputer dan teknologi informasi.
JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM Dokumentasi dan informasi hukum yang tertata dan terselenggara dengan baik dalam suatu jaringan nasional sangat penting perannya dalam upaya peningkatan pemahaman hukum pada khususnya, dan pembangunan bidang hukum pada umumnya. Untuk itu telah ditetapkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 1999 tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional, yang merupakan suatu sistem pendayagunaan bersama peraturan
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional, seperti yang disebutkan pada Pasal 2 Keppres No. 91/Tahun 1999, memiliki fungsi : 1. Sebagai salah satu upaya penyediaan sarana pembangunan bidang
hukum.
2. Untuk meningkatkan penyebarluasan dan pemahaman pengetahuan hukum.
3. Untuk memudahkan pencarian dan penelusuran peraturan
perundang-undangan dan bahan dokumentasi hukum lainnya. Pada Pasal 3 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 1999 disebutkan pula bahwa Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional terdiri dari Pusat Jaringan dan Anggota Jaringan. Dalam hal ini Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman adalah bertindak selaku Pusat Jaringan. Sedangkan yang bertindak selaku Anggota Jaringan adalah Biro Hukum dan Perundang-undangan Departemen.
Fungsi Anggota Jaringan, sebagaimana disebutkan pada Pasal 5 Keppres 91/Tahun 1999 adalah menyelenggarakan :
1. Penyimpanan dan pengolahan dokumentasi peraturan perundang-undangan dan dokumentasi hukum lainnya yang ditetapkan atau dimiliki instansi sebagai Anggota Jaringan, atau diterima dan Pusat Jaringan.
2. Penyampaian salinan peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan dan atau disahkan oleh Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota atau Pimpinan Instansi Lembaga Pemerintah lainnya kepada Pusat Jaringan, dalam bentuk dan jumlah yang disepakati bersama.
3. Penyediaan dan penyebarluasan informasi segala peraturan, perundang-undangan yang tersedia dan dokumentasi hukum lainnya di lingkungan instansinya, dan masyarakat yang memerlukannya. 4. Pengembangan tenaga pengelola dan sarana dokumentasi dan
informasi hukum di lingkungan instansinya, dan
5.
Evaluasi secara berkala terhadap pengelolaan JaringanDokumentasi dan Informasi Hukum di lingkungannya dan menyampaikan hasil-hasilnya kepada Pusat Jaringan.
Penyelenggaraan fungsi di atas tentunya akan lebih optimal dengan dukungan sistem informasi. Sistem informasi hukum dan
undangan merupakan instrumen dalam rangka reformasi hukum yang
menyediakan pusat data (legal data center) dan perlu untuk
menerapkan knowledge management dalam bidang hukum itu sendiri.
Dalam kaitan ini, Badan Litbang Pertanian sebagai pelaksana kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian, banyak menggunakan sekaligus menghasilkan informasi hukum dan perundang-undangan. Produk hukum dapat berupa peraturan dan keputusan yang disajikan dalam bentuk kompilasi/himpungan peraturan litbang pertanian. Saat ini penyajian informasi hukum dan perundang-undangan masih terbatas dalam bentuk buku, sehingga perlu dibangun instrumen yang menyediakan informasi hokum dan perundang-undangan secara komputerisasi.
Sistem informasi hukum dan dokumentasi peraturan perundang-undangan litbang pertanian dapat dikembangkan dengan mengintegrasikan database yang dibangun dari data dasar yang berasal dari dokumen himpunan peraturan, keputusan, panduan, dan produk perundang-undangan bidang litbang pertanian yang ditetapkan pada tingkat Kepala Badan Litbang Pertanian maupun Menteri Pertanian. Keberadaan sistem ini akan memungkinkan kemudahan akses terhadap berbagai peraturan perundang-undangan dan bantuan
hokum. Disamping itu akan mendukung perwujudan good governance
dan akuntabilitas kinerja. Selain itu sistem yang dibangun diharapkan
menunjang pemberian pelayanan dan fungsi Biro Hukum dan
Perundang-undangan, ataupun unit kerja yang melaksanakan tugas dalam bidang hukum dan peraturan perundang-undangan di lingkungan
Departemen Pertanian.
ANALISIS SISTEM INFORMASI HUKUM LITBANG PERTANIAN Untuk maksud pengembangan aplikasi Sistem Informasi (Sisfo) Hukum Litbang Pertanian, pada tahap awal perlu dikukan analisis sistem untuk maksud pengembangan dan perancangan lebih lanjut. Sebagai landasan teori, menurut Alan L Eliason terdapat lima bagian analisis sistem, yaitu : (1) pendefinisian proyek pengembangan sistem,
(2) analisis kebutuhan (requirement analysis), mempelajari cara
pemrosesan data dan informasi yang berlangsung saat ini sampai pendefinisian lojik persyaratan pemrosesan, (3) spesifikasi data, mengatur data terkoleksi secara sistimatis, (4) evaluasi dan validasi
rancangan lojik (logical design) apakah cara proses perlu diubah dan
bagaimana caranya, dan (5) perancangan lojik, membuat rancangan lojik, mendefinisikan sistem, dan mengindikasikan bagian mana yang perlu dimodifikasi.
Untuk melakukan analisis kebutuhan/ persyaratan sistem, pemrosesan data yang sedang berlangsung saat ini sepenuhnya masih
Jenderal Departemen Pertanian maupun Badan Litbang Pertanian. Dari himpunan dokumen tersebut, terdapat beberapa elemen data
yang dapat digunakan sebagai data dasar untuk membangun database
hukum dan perundang-undangan litbang pertanian. Beberapa elemen data dimaksud meliputi : nomor, tanggal, dan perihal dari peraturan perundang-undangan mulai tingkat Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan/Keputusan Presiden, Peraturan/Keputusan Menteri, sampai Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian yang telah disahkan dan diterbitkan. Elemen data masih dapat diperluas lagi meliputi data yang diperoleh dari dokumen kasus pemberian bantuan dan pertimbangan hukum di lingkungan Departemen Pertanian. Hanya perlu diingat bahwa terhadap data dan informasi menyangkut masalah pemberian bantuan dan pertimbangan hukum yang biasanya bersifat rahasia, dalam sistem perlu difasilitasi dengan pengamanan untuk akses data dan informasi secara terbatas guna menghindari dampak berupa penuntutan oleh pihak yang merasa dirugikan. Dengan demikian, sistem informasi yang akan dikembangkan adalah suatu sistem yang mendokumentasikan informasi terkait perundangan dan hukum litbang pertanian. Sistem harus dapat diakses dengan cepat dan mudah. Sistem juga akan difasilitasi dengan pengaturan hak akses.
Pihak pengguna yang akan memanfaatkan sistem informasi hukum dan dokumen peraturan perundang-undangan meliputi pejabat yang terkait dengan penetapan keputusan, pelaksana yang terkait dengan penyusunan peraturan perundang-undangan dan yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian kuasa hukum, serta pihak masyarakat luas selaku
stakeholders maupun beneficiaries yang merasakan dampak dari berbagai keputusan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah.
Untuk mendukung implementasi Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional sebagaimana diamanatkan dalam Keppres No. 91 Tahun 1999 tersebut, Sisfo Hukum Litbang Pertanian perlu dirancang dapat terhubungkan dan diintegrasikan dengan Sisfo Hukum di tingkat Biro Hukum Deptan sebagai Anggota Jaringan Nasional.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Pengembangan Sistem Informasi Hukum Litbang Pertanian perlu dilakukan mengantisipasi pengembangan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional yang diamanatkan Keputusan Presiden Nomor 91 Tahun 1999.
2. Dalam rangka membangun database Sistem Informasi dan Dokumentasi Hukum Badan Litbang Pertanian, beberapa elemen data yang diperoleh dari dokumen dan himpunan Undang-Undang/ Perpu, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Presiden, dan berbagai peraturan/keputusan yang ditetapkan mulai tingkat Eselon I Badan Litbang Pertanian sampai tingkat Departemen, dapat digunakan sebagai data dasar untuk dilakukan
entry dan updating dengan dukungan sistem aplikasi berbasis komputer.
3. Terwujudnya sistem ini diharapkan mendukung perwujudan good
governance dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, serta keterbukaan manajemen yang semakin dituntut oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Eliason L. Alan. System Development: Analysys, Design, and Implementation. lIbrary of Congress Cataloging-in Publication. 1990.
Fakultas Hukum UI, Pengantar SIKHDH : Sistem Informasi Kajian Hukum dan Dokumentasi Hukum.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 91 tahun 1999 tentang Jaringan Dokumentasi Dan Informasi Hukum Nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2006 tentang Perizinan
melakukan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Bagi
Perguruan Tinggi Asing, Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Asing, Badan Usaha Asing, dan Orang Asing Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi