MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PHPU.D-XI/2013

(1)

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA

---

RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 20/PHPU.D-XI/2013

PERIHAL

PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM

KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PROVINSI JAWA BARAT

TAHUN 2013

ACARA

PEMBUKTIAN

(III)

J A K A R T A

RABU, 20 MARET 2013

(2)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

--- RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 20/PHPU.D-XI/2013 PERIHAL

Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

PEMOHON

1. Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki (Nomor Urut 5)

TERMOHON

KPU Provinsi Jawa Barat

ACARA

Pembuktian (III)

Rabu, 20 Maret 2013, Pukul 16.12 – 17.21 WIB

Ruang Sidang Panel Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) M. Akil Mochtar (Ketua)

2) Muhammad Alim (Anggota)

3) Hamdan Zoelva (Anggota)

Wiwik Budi Wasito Panitera Pengganti

(3)

Pihak yang Hadir:

A. Pemohon:

1. Rieke Diah Pitaloka

2. Teten Masduki

B. Kuasa Hukum Pemohon:

1. Arteria Dahlan 2. Adzah Luthan 3. Yodben Silitonga 4. Abdy Yuhana 5. Irma Anggesti 6. Ismayanti 7. Annisa 8. Vivi Ayunita 9. Rafael Situmoran 10. Iman Nurhaeman

C. Saksi dari Pemohon:

1. Dede Wawan Setiawan

2. Ujang Sunaryo 3. Muji Hartono 4. Iya Rohayat 5. Jejen Zaenal 6. Rachmawati 7. Supriyatno 8. Salamun 9. Asep Suryana

10. Robin Angga Gunawan

11. Sahat Farida Berlian

12. Waras

13. Nyumarno

14. Nuridin

15. Andi Lukman Hakim

16. Burhanuddin 17. E. Muchtar 18. Capa 19. Donni Situmorang D. Termohon:

1. Yayat Hidayat (Ketua KPU Provinsi Jawa Barat)

2. Teten Setiawan

(4)

4. Herry Suherman 5. Iin Endah S. 6. Teddy Darmawan 7. Muhammad Setiawan 8. Cecep Nurzaman 9. Riski Asris 10. Nanang Suryawibawa

E. Kuasa Hukum Termohon:

1. Memet A. Hakim

F. Kuasa Hukum Pihak Terkait:

1. Andi Muhammad Asrun

2. Sadar Muslihat 3. R. Hikmat Prihadi

(5)

1. KETUA: M. AKIL MOCHTAR

Sidang dalam Perkara Nomor 21/PHPU.D-XI/2013 … maaf, maaf. Sidang dalam Perkara Nomor 20/PHPU.D-XI/2013 Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat, saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait, hari ini kita melanjutkan pemeriksaan saksi yang diajukan oleh Pemohon, ya. Kemarin kita baru selesai memeriksa saksi sebanyak 9 … eh, 5 orang ya. Sekarang kita melanjutkan pemeriksaannya kepada nomor 6. Ibu Rachmawati, ada ya?

SAKSI DARI PEMOHON: RACHMAWATI

Siap.

Ibu tinggal di mana? Alamatnya, maksud saya.

3. SAKSI DARI PEMOHON: RACHMAWATI

Citra Indah, Bukit Alamanda, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.

Kabupaten … Jonggol ya, Bogor?

Ya, Desa Sukamaju.

Desa Sukamaju. Tim sukses?

Bukan.

SIDANG DIBUKA PUKUL 16.12WIB

(6)

Bukan. Sebagai apa?

Saya adalah warga biasa dan salah satu Ketua Komite SD Citra Berkat Sukamaju.

10. KETUA: M. AKIL MOCHTAR

SDI?

11. SAKSI DARI PEMOHON: RACHMAWATI

SD Citra Berkat Desa Sukamaju, Kecamatan Jonggol.

Baik. Terus Ibu mau menerangkan apa ini kaitannya dengan Pemilukada Jawa Barat?

Yang Mulia, yang ingin saya sampaikan, yaitu pada tanggal 20 … pada tanggal 17 Desember 2012, Bupati Bogor beserta aparat daerah mengadakan Boling. Boling itu adalah Rebo Keliling bagi Bupati Bogor. Dan di (…)

Bupati Bogornya, ya? Bupati Bogor.

Bupati Bogor, yaitu Bapak Rachmat Yasin.

He em, lalu?

Beliau didampingi oleh … didampingi oleh kecamatan, pemerintah desa (…)

(7)

Aparatur kecamatan maksudnya?

Ya, maaf. Dinas-dinas, terkait aparatur dinas di kecamatan, kepala desa, RT, RW, tokoh masyarakat, guru, majelis taklim.

Oke. Itu pada saat (suara tidak terdengar jelas) itu di mana ketemunya (…)

Itu di Citra ... di Lapangan Citra Berkat, Desa Sukamaju, Kecamatan Jonggol.

Ibu hadir di situ?

Saya hadir sebagai Ketua Komite SD Citra Berkat.

Oke. Lalu apa yang Ibu ingin sampaikan dalam (…)

Saya ingin sampaikan bahwa salah satu Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, yaitu Bapak Wasto, Bapak Wasto itu dari Fraksi PKS mengimbau supaya kita mendukung kembali (…)

Tunggu dulu! Dalam pertemuan itu ada seseorang yang namanya siapa tadi?

(8)

Wasto itu (…)

Wakil Ketua DPRD.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor (…)

Dari PKS.

Dari Fraksi PKS. Lalu dalam pertemuan itu dia menyampaikan sesuatu yang isinya seperti apa?

Dia menyampaikan, kita mendukung kembali Gubernur Jawa Barat sebagai gubernur.

Jadi intinya itu?

Intinya itu.

Oke, mendukung incumbent-lah ya?

Incumbent.

(9)

Itu di masa Bupati Rebo Keliling.

Ndak (…)

Disaksikan oleh tokoh-tokoh masyarakat.

Oke. Tanggal berapa, bulan berapa itu?

Itu tanggal 17, 17 Desember 2012.

Desember, ya?

Desember.

17 Desember 2012, oke. Lalu setelah itu?

Setelah itu, pada tanggal … pada tanggal 17 Februari, Kepala Desa Sukamaju Bapak Kholil mengadakan Maulid di balai desa.

(10)

Balai desa. Menyampaikan kepada masyarakat untuk datang ke TPS tanggal 24 Februari (…)

Tunggu dulu! Kepala desanya dalam rangka Maulid itu menyampaikan sambutan?

Menyampaikan.

Dalam acara Maulid itu menyampaikan pesan, ya?

Pesan.

Ya.

“Tanggal 24 Februari, jangan lupa datang ke TPS untuk mencoblos Pasangan Nomor 4!”

Begitu?

Ya, Yang Mulia.

(11)

Saya mendengar langsung dan saya melihat.

Terus kan peserta yang dalam acara Maulid itu kan banyak orang?

Ya, Yang Mulia.

Enggak ada yang protes? “Ini Maulid-Maulid kampanye juga!”

Kami tidak berani membe … kami tidak berani protes. Kami adalah warga biasa dan kepala desa itu sebagai pemerintah desa, Yang Mulia.

Ya, biar pemerintah juga kalau enggak benar, kan (…)

Termasuk salah satu pemerintah desa, kepala desa.

Yalah, tahu kita. Memang dia struktur pemerintahan paling bawah itu pemerintah desa, tapi kalau enggak benar kan, itu Maulid itu kan acara publik, acara umum, begitu.

Kami tidak berani karena kami adalah warga biasa.

(12)

Kami mendengar.

Oke, terus apa lagi?

Pada tanggal ... pada tanggal 24 Februari, di saat pemilihan ... pemilihan (...)

Hari pencoblosan?

Hari pencoblosan, tanggal 24 Februari, saya datang melihat ke TPS karena itu hari tanggal 24 adalah (...)

Ya, TPS berapa?

TPS itu daerah Cluster Bukit Menteng.

Ibu tidak tahu TPS-nya nomor berapa?

Saya tidak tahu, Yang Mulia.

Memilih di situ?

(13)

Cuma memantau ke situ?

Saya memantau ... saya melihat karena itu hari adalah ... apa ... apa ... apa ... pesta demokrasi, makanya saya datang melihat-lihat ke beberapa TPS.

Oke.

Saya melihat (...)

Apa yang Ibu lihat di sana?

Saya melihat, Yang Mulia, ada ... ada salah satu warga datang di tempat situ, memilih. Dalam satu keluarga itu ada 3 orang yang memilih, tapi 1 tidak mendapatkan kartu surat panggilan.

Ya.

Dari ... yang tidak mendapatkan panggilan itu adalah orang tua dari warga Bukit Menteng.

Oke, lalu?

Beliau meli ... dari warga itu menyampaikan ke panitia PPS, ”Kenapa kok saya yang dapat ... yang dapat surat panggilan, sedangkan

(14)

orang tua ... orang tua saya masih hidup, apa orang tua saya sudah dianggap sudah mati, tidak dapat surat panggilan?”

Nah, jawaban dari ... jawaban dari KPPS bahwa baru semalam tanggal ... jam 22.00 malam, baru kita mendapatkan surat pemberitahuan dari KPUD ... KPUD Jawa Barat, pemberitahuan. Jadi, tidak ada kesempatan lagi untuk mengurus ke KPPS.

Jadi, sudah terlambat gitu ya?

Sudah terlambat karena sebelumnya itu dari PPS sosialiasi ke masyarakat sampaikan bahwa walaupun kita tidak ... tidak mendapatkan surat panggilan, kalau ada memakai ada KTP atau KK, itu diharapkan bisa datang. Ternyata ada beberapa masyarakat yang datang ke tempat TPS, itu ditolak.

Ibu lihat itu?

Ya, saya lihat sendiri.

Tapi Ibu melihat yang di TPS perumahan itu?

Saya lihat sendiri, Yang Mulia.

Karena marah-marah itu ibu yang (…)

Marah-marah, Yang Mulia, itu. Karena dianggap bahwa orang tuanya masih hidup, tapi kenapa tidak dapat (...)

(15)

Tidak dipanggil?

Ada panggilan.

Biasanya yang mati juga dipanggil juga itu, ya biasa banyak begitu. Sudah mati, masih ada panggilannya, yang hidup enggak dipanggil, memang kelakukan begitu biasanya.

Enggak mengerti, Yang Mulia.

Ya oke, tapi intinya itu ya?

Ya, Yang Mulia.

Cukup ya?

Masih ada lagi, Yang Mulia. Pada ... sebelum pencoblosan itu, saya datang ke (...)

Sebelum itu maksudnya?

Tanggal ... tanggal 23 ... 20 Februari, hari Sabtu pagi, saya mau keluar dari pintu, saya mendapatkan satu buku yang saya dapatkan ini yang mengatakan bahwa Ibu Rieke adalah anak komunis.

(16)

Ya, seperti yang diterangkan saksi-saksi yang lalu ya?

Ya, gimana (…)

Di tempat Ibu juga ada itu? Maksudnya di tempat Ibu juga ada?

Ada … ada di tempat saya, Yang Mulia. Dan saya, Yang Mulia,

sangat prihatin dengan gimana perasaan seorang perempuan yang

disampaikan bahwa dia adalah anak komunis, sedangkan Ibu Rieke adalah kelahiran tahun 1974. Kalau saya mungkin bisa, Yang Mulia, karena saya kelahiran 1962.

1962 ya?

1962.

Masih muda dari saya, kan begitu. Saya lebih tua, kan gitu. Di atas 60, kan gitu.

Kalau saya baru … masih muda, Yang Mulia.

Ya, masih muda kelihatan Ibu masih muda.

(17)

Ya, okelah intinya bahwa faktanya Ibu menemukan buku itu yang berisi hal-hal yang menyudutkan Pemohon ya?

Bu Rieke.

Pemohon dengan kalimat-kalimat yang seperti itu?

Ya, Yang Mulia.

Kan begitu?

Ya, Yang Mulia.

Yang diterangkan juga oleh saksi-saksi?

Ya, Yang Mulia.

Oke.

Adapun yang terakhir, Yang Mulia. Pada hari Jumat, saya ke Pasar Citra Indah saya melihat langsung (…)

(18)

Ya, Yang Mulia.

Ini sebelum sampai di pasar, kan kalau sudah di pasar, belanja, lama lagi urusannya.

Gimana, Yang Mulia?

Ya, maksudnya ketika dapat buku itu (…)

Ya, Yang Mulia.

Yang terlintas tadi di pikiran Ibu itu kan perasaan toh?

Ya, Yang Mulia.

Ada enggak inisiatif itu melaporkan kepada yang berwajib, gitu lho?

Saya tidak punya kewenangan untuk melapor.

Maksudnya, kan ini enggak benar ini, kan Ibu tadi bilang enggak benar, (suara tidak terdengar jelas) enggak benar?

(19)

Enggak, Yang Mulia, enggak terpikir sampai ke situ. Yang tadinya saya … yang tadinya saya mau pilih Bu Rieke, ternyata dengan saya baca seperti ini, akhirnya saya jadi berubah pikiran saya, Yang Mulia.

Berubah pikiran, tapi tidak berubah pilihan kan?

Ya, saya berubah pikiran dan pilihan.

Oh, gitu?

Termasuk … termasuk ada beberapa … beberapa ibu-ibu yang dengan melihat seperti ini, yang tadinya dia melihat dengan Ibu Rieke adalah sosok seorang perempuan yang pintar, ternyata begitu dia melihat dengan melihat buku seperti ini, akhirnya yang tadinya akan memilih Bu Rieke, akhirnya berubah pikiran.

Berubah ya?

Ya.

Itu kata-kata ibu-ibu juga kepada Ibu kan?

(20)

Artinya ketika dia memilih, kan Ibu enggak lihat dia memilih siapa, cuma itu perasaan yang disampaikan kepada (…)

Tidak, Yang Mulia. Mereka pada sampaikan ke saya, “Neng, saya pilih yang ini,” dia menyampaikan ke saya bahwa saya pilih yang ini. ”Tadinya saya mau pilih ... kepengin pilih Ibu Rieke karena dia adalah seorang perempuan (...)”

Ya.

Ternyata dia berubah.

Itu Ibu mendengar dari keterangan ibu-ibu, kan?

Ya, Yang Mulia.

Tapi tidak melihat langsung, ibu itu mencoblos siapa, kan enggak?

Tidak, Yang Mulia.

Oke. Terus, sebelum sampai di … eh, sampai di pasar tadi?

Yang ke pasar itu, saya menuju ke pasar karena di ... kebetulan di perumahan saya, Citra Indah, Citra Indah, ada pasar. Saya datang. Begitu saya pulang, saya melihat ada orang memakai baju putih, dengan

(21)

memakai baju Nomor 4, membagi-bagi duit kepada tukang-tukang ojek. Saya ... begitu saya melihat, ”Apa ini?” ”Lumayan. Lumayan, Pak, ini dapat buat besok kita memilih Nomor 4.” Itu jawaban dari tukang-tukang ojek.

Oh, begitu ya?

Ya, Yang Mulia.

Ibu melihat orang membagikan itu?

Saya melihat, Yang Mulia.

Begitu, ya?

Ya.

Tidak juga melaporkan ke panwas atau (…)

Saya tidak melapor, Yang Mulia.

Itu kok ada orang bagi duit, begitu ya?

(22)

Tidak, ya? Oke. Ke soal buku tadi. Kira-kira, Ibu tahu enggak, siapa yang bikin itu?

Saya tidak tahu, Yang Mulia.

Oke, cukup ya?

Cukup.

Berikutnya, Saudara Supriyatno!

173. SAKSI DARI PEMOHON: SUPRIYATNO

Ya, Yang Mulia.

Supriyatno ini, guru honorer? Betul?

Ya, guru honorer.

Alamatnya di mana?

Jalan Raya Hankam Nomor 94, RT 06, RW 05, Kelurahan Jati Melati, Pondok Melati, Kota Bekasi.

(23)

Ya.

Pondok Melati, ya?

Ya.

Guru honorernya di mana? SMA, SMP? Aliyah? Madrasah?

Di SMP Negeri 35, Bekasi.

SMP Negeri 35, Bekasi. Apa yang mau disampaikan? Singkat, jelas!

Terima kasih, Yang Mulia. Mohon izin, kami menyampaikan beberapa hal, fakta yang kami temukan, yang kami rasakan. Pertama bahwa Kepala Sekolah SMP Negeri 35, Bapak Junaedi, S.Pd., memberikan arahan kepada saya untuk memilih Pasangan Nomor 4.

Memberikan arahan?

Arahan kepada saya untuk (...)

(24)

Sebelum tanggal 9 Januari.

Sebelum tanggal ... ha?

Ya, mohon maaf, Yang Mulia, kami lanjutkan dulu. Itu sebelum tanggal 9 Januari dan pada tanggal 9 Januari, kami dikumpulkan di aula sekolah, beserta 100 orang guru honorer.

Guru honorer sampai 100 orang untuk SMP (…)

Ya, untuk Kecamatan Pondok Melati, lebih dari 150, Yang Mulia.

Bukan. Itu berarti beberapa sekolah dong itu?

Ya, beberapa sekolah.

Tapi kumpulnya di SMP Bapak itu?

Di SMP Negeri 35, kami diberikan arahan oleh kepala sekolah untuk memberikan atau memberikan dukungan dan mencoblos Pasangan Nomor 4.

(25)

Ya, untuk memenangkan Pasangan Calon Nomor 4.

Ya, kan harus bisa … Bapak kan guru kan? Harus bisa meniru dan menggugu juga. Sebenarnya beginilah, “Saudara Supriyatno, ini kan, nanti tanggal 9 ini, jangan lupa, Saudara harus memilih nomor berapa,” gitu.

Ya, Nomor 4.

Begitu dia omong?

Ya.

Langsung kepada Saudara?

Ya, saya dengar. Nah, kemudian, saya (...)

Oke. Enggak, tunggu dulu, Pak, tunggu dulu! Bapak harus menjawab pertanyaan saya kan. Karena ini kan kalau Bapak omong saja, ada keterangan yang tidak bernilai juga.

Oh, ya. Siap, Yang Mulia.

(26)

Terima kasih.

Ketika memberi arahan itu, ada ancaman, enggak?

Tidak ada, hanya diimbau saja.

Imbau, ya?

Ya. Hanya memang pada kesempatan itu karena kami guru honorer, kami akan diangkat menjadi PNS.

Itu langsung dia katakan begitu?

Ya.

Artinya, itu kan menjanjikan sesuatu?

Menjanjikan sesuatu, Yang Mulia.

Walaupun, ya untuk diangkat menjadi pegawai negeri, itu hak juga. Karena kan Saudara guru honor, kan gitu?

(27)

Dia mengatakan bahwa apa korelasinya pengangkatan dengan pilkada? Dengan kemenangan salah satu pasangan calon, ada enggak, dia katakan begitu?

Tidak. Hanya mengatakan seperti itu bahwa jika Pasangan Nomor 4 menang, kita dijanjikan akan diangkat menjadi PNS.

Begitu?

Ya.

Oke. Tapi hari ini belum diangkat, kan?

Belum, Yang Mulia.

Ya. Oke. Lalu? Berikutnya?

Saya melaksanakan itu atau menyampaikan kepada orang tua murid dalam satu pertemuan pada tanggal 30 Januari.

Pertemuan di mana?

Di sekolah juga, kita untuk membahas perpisahan sekolah karena saya ditunjuk sebagai panitia sekolah. Saya minta tolong kepada para

(28)

orang tua murid, ”Bu, tolong saya. Kalau Pasangan Nomor 4 menang di Kota Bekasi, saya akan diangkat menjadi PNS.” Begitu.

Oke. Itu Saudara sampaikan?

Ya, saya sampaikan kepada (...)

Ada respons enggak, dari orang tua muridnya?

Tidak ada, karena kedekatan saya dengan para orang-orang tua murid.

Yalah. Maksud saya, respons (…)

Tidak, tidak, tidak ada.

“Oh, Pak Supriyatno, kalau demi Bapak, apa pun kita akan lakukan.”

Tidak.

“Biar kita kampanye siang-malam, ini.” Enggak? Enggak begitu? Enggak ada seperti itu?

(29)

Oke, lalu?

Yang ... fakta yang lain, yang ingin saya sampaikan adalah (...)

Itu bungkusan kantung plastik itu apa? Nasi bungkus atau apa?

Ya, ada kaitannya, Yang Mulia.

Taruh di bawah saja, Pak.

Ya.

Supaya tidak melindungi saya, kan gitu.

Terima kasih, Yang Mulia. Kemudian, pada tanggal 23 Februari 2013, pada saat saya (...)

Jangan menangis dulu! Miknya betulkan dulu! Ini guru kok suka menangis-nangis? Nanti muridnya menangis melulu di kelas!

(30)

Karena saya belum dengar cerita sedih, Saudara sudah menangis. Harusnya cerita dulu, baru menangis, kan gitu. Ini menangis duluan, baru cerita.

Karena hanya dijanjikan saja.

Oh. Terus?

Terima kasih, Yang Mulia. Kemudian, pada tanggal 23 Februari, hari Sabtu, sekitar jam (...)

He em. Satu hari sebelum pemilihan, ya?

Ya.

He em.

Saya mengunjungi teman saya yang bernama Manto.

Di mana itu?

(31)

Di Bekasi juga ya?

Ya, di Bekasi juga.

Oke, lalu?

Pada saat itu ada pembagian sembako.

He em.

Yang berisi uang Rp100.000,00, kemudian lima bungkus Supermi, dan satu toples sosis.

Itu tadi?

Ya.

Yang dalam bungkusan itu apa?

Supermi, Yang Mulia.

Supermi?

(32)

Ya.

Yang di dalam kaleng itu sosis?

Sosis.

Sosis apa itu?

So Nice.

Kan suka iklan di TV itu?

Ya, Yang Mulia, betul.

Walaupun saya belum pernah makannya.

Kami kasih nanti, Yang Mulia.

Karena sapi lagi kosong ini, jadi agak susah makannya.

(33)

Oh, jadi itu dibagikan?

Dibagikan.

Kok Saudara dapat?

Ya karena umum dibagikan, Yang Mulia. Siapa pun (…)

Oh, Saudara dapat juga?

Dapat juga, Yang Mulia.

Lima bungkus Indomie?

Lima bungkus Indomie, satu toples sosis, dan uang Rp100.000,00.

Uang Rp100.000,00. Yang bagikan siapa?

Tim sukses.

Tim sukses dari?

(34)

Dari Pasangan Calon Nomor 4.

Saudara tahu betul itu tim sukses?

Tidak karena kan itu saya sudah bertandang ke rumah teman, Yang Mulia.

He em. Ndak, itu punya teman atau punya Saudara itu?

Saya, saya juga dikasih karena siapa pun yang datang, kan dikasih saja.

Saya kira Saudara menangis karena dapat sosis So Nice, itu tadi?

Kebetulan agak pedas mata saya.

Terus, ha? Terus?

Ya, itu.

(35)

Ya, sambil diberikan tentu dengan arahan,” Jangan lupa coblos besok (...)”

Jangan tentu! Saudara ada mendengar langsung atau mendapat

(...)

Saya mendengar langsung, jadi pada saat diberikan itu (...)

He em.

Sambil diberikan arahan, ”Jangan lupa besok nyoblos Nomor 4.”

Nomor 4?

Ya.

Uang Rp100.000,00-nya mana?

Saya sudah serahkan ke ... masih ada.

Kenapa cuma uang? So Nice itu kasih sama dia, uangnya Bapak

simpan, kan gitu. Enggak pernah jadikan bukti sini kalau uang sama itu

(36)

Ya, baik.

Yang dia kasih ke sini itu, yang baju-baju, macam-macam, yang enggak bisa dipakai itu.

Terima kasih, Yang Mulia.

Oke, uang yang Rp100.000,00 itu tapi enggak dipakai ya?

Enggak, saya berikan ke tim pengacara.

Oke, terus berikutnya?

Kemudian, pada tanggal 20 Februari.

20?

Ya, 20 Februari pada saat saya mengantar Saudara saya Bakri ke berobat ke Kecamatan Jati Asih.

Berobat ke kecamatan?

(37)

Saudaranya?

Saudara saya.

Ya.

Saya mengantar Saudara saya yang bernama Bakri, berobat ke Kecamatan Jati Asih.

He em. Lalu?

Pada saat itu ada arahan di aula. Ada pertemuan.

Aula apa itu?

Di aula puskesmas, Yang Mulia.

Aula puskesmas, orang mau berobat (...)

Ya, ada aulanya di sana. Jadi, itu adalah pengarahan para kader posyandu.

(38)

Yang dilakukan oleh Ibu Yuni, beliau itu Ketua Kader Posyandu RW 12.

He em.

Kecamatan Jati Asih yang sekaligus merupakan Kader PKS.

He em.

Dalam arahan itu, beliau ya mengarahkan untuk mencoblos Pasangan Nomor 4, dan setelah acara, beliau membagikan dana Rp1.000.000,00 kepada para ketua kader posyandu.

Enak juga itu.

Ya.

Harusnya Bapak menyelusup juga dapat Rp1.000.000,00 di situ kan?

Saya bukan perempuan, Pak Yang Mulia.

(39)

Hanya kader posyandu dan untuk bukti video, sudah kami serahkan kepada (...)

Tapi, sempat Saudara videokan itu?

Ya.

Enggak curiga dia?

Dengan ini, Pak, dengan kamera biasa handphone.

Oh, divideokan dengan kamera Hp, ya?

Ya. Kemudian, buktinya sudah kami serahkan kepada tim pengacara.

Gitu?

Ya.

(40)

Saya menyaksikan karena pada saat saya mengantar teman ... Saudara saya yang bernama Bakri itu.

He em. Itu yang diarahkan itu hanya kader posyandu saja?

Kader posyandu.

Perawat-perawat di situ enggak?

Enggak, hanya kader posyandu.

Oke, cukup?

Satu lagi, Yang Mulia.

He em.

Pada tanggal 16 Februari, Saudara ... teman saya.

Saudara ini mundur, maju. Ya karena tadi tanggal 23, tanggal 24, 20, sekarang maju lagi ke 16.

(41)

He em.

Jadi, pada saat tanggal 16 Februari.

He em.

Saya diberikan buku tentang Rieke Diah Pitaloka oleh teman saya bernama Chandra. Dan ketika saya baca, isinya yang menyatakan bahwa Rieke adalah PKI. Faktanya adalah Yang Mulia bahwa masyarakat Jawa Barat adalah masyarakat agamis. Dengan demikian ... maka, banyak dengan beredarnya buku ini, banyak yang beralih ke pasangan yang lain.

Yalah, artinya kalau soal peralihan itu kan banyak faktor, maksud saya itu pendapat.

Ya, Yang Mulia.

Tapi, faktanya Saudara dapat buku itu di teman Saudara atau di tempat Saudara?

Di tempat saya, kebetulan (...)

Di tempat Saudara?

(42)

Tanggal 16?

Tanggal 16. Kami dengan kata-kata, ”Pak Pri, ini bagus bukunya,” gitu, menarik gitu.

Enggak dilaporkan ke panwas, enggak ya?

Enggak karena bukan kapasitas kami untuk melaporkan itu, Pak.

Enggak, harusnya temuan-temuan seperti itu dilaporkan.

Ya.

Kan masih cukup waktu itu tanggal 16. Berapa hari itu? Karena itu mencemarkan nama baik orang, memfitnah.

Saya tidak berpikir sampai sejauh itu, Yang Mulia.

Ya, mulai sekarang berpikirlah jauh-jauh, jangan sampai (...)

Terima kasih, Yang Mulia, atas segala nasihatnya.

(43)

Ya, terima kasih, Yang Mulia.

Saudara harus sebagai warga negara kalau ada yang begitu-begitu, jadi jangan semuanya ditimpakan di MK ini, pusing kita memikirkannya. Gimana menyelesaikan ini? Kan gitu.

Ya, Yang Mulia.

Karena itu akumulasi, sudah ada diatur oleh undang-undang ini penyelesaian ke sana, tapi ya pemilu itu memang tidak bisa di ... oleh penyelenggara dan peserta pemilu saja, masyarakat juga harus aktif peran serta.

Terima kasih, Yang Mulia.

He em, ya? Oke.

Saya pikir cukup, Yang Mulia.

Cukup.

Terima kasih.

(44)

397. SAKSI DARI PEMOHON: SALAMUN

Ya, Pak Hakim.

Saudara tinggal di?

Di Perumahan Mustika ... di Perumahan Mutiara Gading Blok G Nomor 26, Pak Hakim.

Mustika?

Mustika Jaya.

Kelurahan Mustika Jaya juga?

Kelurahan Mustika Jaya, Kecamatan Mustika Jaya.

Di Bekasi?

Bekasi Kota, Pak Hakim.

Yalah, Saudara enggak mau dibilang Bekasi Kampung, maunya kota saja terus kan?

(45)

Mana ada lebih Bekasi? Tetap saja Bekasi, enggak bisa jadi Jakarta kan? Saudara mau menerangkan apa? Saudara karyawan, ya? Karyawan di?

Saya salah satu karyawan biro jasa, Pak Hakim.

Jasa apa?

Transportasi.

Transportasi?

Ya.

Biro jasa transportasi?

Ya.

Blue Bird bukan Blue Bird?

Ya, sekelas itu, Pak Hakim.

(46)

Bismillahirrahmaanirrahiim. Pak Hakim, saya akan memberikan keterangan sebagai berikut. Pada tanggal 11 Februari, saya telah mendapatkan undangan dari salah satu pengurus RW 08 Kelurahan Mustika Sari.

Itu tempat tinggal Saudara?

Betul, Pak Hakim.

Lalu? Pokoknya singkatlah, enggak usah formal (...)

Saya (...)

Misalnya diundang oleh ketua RT, kan gitu?

Ya, saya diundang oleh salah seorang warga yang tinggal di RW 08, dalam acara pertemuan itu, kita akan membahas warga akan mendapatkan dana bantuan sebesar Rp100 juta.

Dari?

Dari Pihak Pemenangan Tim Sukses Pasangan Nomor 4.

Uang Rp100 juta dari tim pemenang, ya (...)

(47)

Sebentar, Pak Hakim, saya selesaikan dulu biar saya hafal.

Enggak, ini ... Saudara saja yang jadi Hakim, saya duduk di situ! Kan saya ... kan cerita ... anunya harus runut, gitu lho, Pak.

Ya.

Diundang acaranya apa?

Dalam acara pertemuan warga karena kita warga akan diberi keterangan bahwa akan mendapatkan sumbangan dari ... dibentuk BKM, Pak Hakim.

Apa BKM?

Bantuan Kemasyarakatan Mandiri, dengan nilai Rp100 juta.

He eh, dari ... tapi itu dari tim sukses?

Ya, Pak Hakim.

(48)

Calon Nomor Urut 4, Pak Hakim.

Nomor Urut 4?

Ya.

Oke. Lalu realisasi dari pertemuan itu dibentuklah kelompok, enggak?

Dibentuklah kelompok, Pak Hakim.

He eh.

Salah satunya adalah saya dilibatkan di situ, Pak Hakim.

Sebagai?

Sebagai untuk mencari massa.

He eh.

(49)

Tapi ... tunggu dulu, Pak! Janji Rp100 juta itu akan dicairkan kapan?

Dalam waktu pilgub kemarin, Pak Hakim.

Kan, kan ini pertemuan nih?

Ya.

Ini ada dana bantuan, cari massa, kan kalau sampai waktunya, dananya cair, gitu lho.

Ya, Pak Hakim.

Ada enggak dikatakan akan dicairkan kapan?

Secara simbolis sudah diserahkan, Pak Hakim.

Saudara melihat langsung?

Kebenaran saya melihat dan saya sudah menerima, Pak Hakim.

(50)

Ya, Pak Hakim.

Berapa?

Saya kebagian Rp200.000,00, Pak Hakim.

Dari dana yang itu tuh, yang Rp100 juta tuh?

Ya.

Oh, oke. Lalu Saudara mencari massa, Saudara mencari massa juga?

Saya juga mencari massa karena kan harapan saya mendapatkan dana, Pak Hakim.

Ya, he eh, oke. Berapa banyak massa yang Saudara cari?

Saya cuma mendapatkan delapan orang karena batas saya cuma delapan orang, Pak Hakim.

(51)

Saya serahkan kepada tim yang lain, Ketua.

Maksudnya tidak menerima pembagian dia, enggak?

Dapat, Pak Hakim.

Tapi bukan Saudara yang menyerahkan?

Saya (...)

Pembagiannya (...)

Saya yang menyerahkan, Pak Hakim.

Berapa per orang?

Sama, Pak Hakim.

Rp200.000,00?

(52)

Terus?

Yang menyerahkan secara simbolis adalah Pak Dedi Supriana, Pak Hakim.

Siapa itu?

Salah satu tokoh masyarakat setempat.

He eh, lalu?

Yang berikutnya, Pak Hakim, saya sebagai orang tua murid yang anak saya sudah kelas VI SD di SD Mustika Sari 2 ya kan, saya mendapatkan undangan dalam acara pertemuan. Di dalam pertemuan tersebut, sudah kumpul para guru honorer dan ada dua orang baju seragam dari kecamatan. Di dalam pertemuan itu (...)

Ada dua orang memakai baju seragamlah?

Seragam tingkat kecamatan, tapi saya tidak kenal, Pak Hakim.

Orang itu dari kecamatan?

(53)

Bukan seragamnya yang dari kecamatan.

Ya, orang dari kecamatan, Pak Hakim.

Memakai baju seragam?

Memakai baju seragam.

Seragam apa?

Seragam kecamatan, Pak Hakim. Seragam ... seragam tingkat kecamatan maksud saya, Pak Hakim.

Yalah.

Ya.

Bagaimana membedakan seragam kecamatan dengan seragam kabupaten itu?

Ada logonya, Pak Hakim.

(54)

Oh, itu kan logonya, maksudnya seragam. Kalau ini, kan merah itu

seragam PDI Perjuangan, jelas gitu lho, ini seragam pemerintah

maksudnya (...)

Seragam pemerintah, betul, Pak Hakim.

Dinas Kecamatan?

Dinas Kecamatan, Pak Hakim, mohon maaf.

Ya, ya, oke, oke.

Di dalam pertemuan tersebut, orang tua diharapkan dalam menyambut … apa itu ... pilgub tahun ... Jawa Barat itu, Pak Hakim, diharuskan memilih Pasangan Nomor 4.

Itu yang ngomong dari kecamatan itu?

Dari dua kepala sekolah, Pak Hakim.

Kepala sekolah?

Ya.

(55)

Karena saya sebagai orang tua murid, anak saya sudah kelas VI SD, orang tua merasa takut apabila kalau tidak mengikuti arahan kepala sekolah, anak saya tidak diluluskan, Pak Hakim.

Gitu, ya?

Ya.

Bapaknya takut, padahal anaknya enggak takut.

Ya, Pak.

Anaknya enggak takut, “Pasti lulus saya,” dia bilang, “Saya pintar!”

Terus di dalam acara tersebut, pihak sekolahan menganjurkan pada guru honorer supaya harus nyoblos Pasangan Nomor 4 (...)

Di dalam pertemuan itu juga?

Ya, Pak Hakim. Karena di situ lengkap, dijanjikan akan diangkat menjadi pegawai tetap.

(56)

Selanjutnya, Pak Hakim. Di lingkungan saya, saya telah menemukan orang pakai seragam dari PKS, celana pendek, ya kan (...)

PKS ada, ada seragam PKS, celana pendek ya?

Artinya pakai, pakai atribut apa itu ... kaus PKS (...)

Oh, tapi dia pakai celana pendek?

Celana pendek. Eh, lengan pendek, Pak Hakim.

Tadi (…)

Itu membagikan ... apa itu ... door prize, kantong plastik berlogo Pasangan Nomor 4.

He em.

Dan di dalam pelaksanaan tersebut, ada selebaran yang intinya adalah Rieke Diah Pitaloka adalah keturunan komunis.

(57)

Ya, betul.

Hanya itu saja isinya?

Ya.

He em, dia membagi-bagikan?

Ya, Pak Hakim.

Di lingkungan Saudara?

Di lingkungan saya, Pak Hakim.

Terus, tindakan Saudara apa?

Saya sebagai masyarakat atau warga biasa yang tadinya saya simpatik dengan Mbak Rieke, dengan adanya selebaran tersebut, sangat berpikir panjang melangkah ke depan ... eh, ke belakang saya, Pak Hakim.

(58)

Artinya, kami tidak akan memilih lagi Pasangan Nomor 5, Pak Hakim.

He em. Gitu ya?

Ya.

Cukup ya?

Masih ada lagi, Pak Hakim. Selanjutnya, pada tanggal 22, Pak Hakim.

He em.

Ada pembagian di lingkungan saya juga yang saya lihat adalah pakai sepeda motor, keliling kampung membagikan sosis.

Yang tadi, sosis?

Ya, Pak Hakim.

(59)

Sama Pak Usis.

Kok Pak Usis?

Mohon maaf, Pak Hakim.

Ya, makanya jangan Pak Hakim-Pak Hakim melulu! Jawab saja, gitu.

Ya.

Ada pembagian sosis?

Ada pembagian sosis.

Sosisnya sama seperti itu, yang itu kan?

Hampir sama.

Hampir sama, tapi?

(60)

Oh.

Karena saya mencomot hanya 4 biji.

Di dalam kantong plastik itu?

Ya.

He eh, tapi mereknya sama?

Mereknya sama setelah saya perhatikan.

Atas (suara tidak terdengar jelas) ya?

Ya.

Oke.

Berikutnya pada tanggal 22, istri saya menghadiri pengajian di (...)

(61)

Mohon maaf, Pak Hakim. Tanggal 23, jam 09.00 pagi, saya mengantarkan istri saya dalam rangka pengajian di Masjid Al-Furqon.

He em, lalu?

Dalam pengajian tersebut … setelah pulang dari pengajian, istri saya mendapatkan amplop berisi nilai Rp50.000,00 dan disertai dengan kerudung.

Kerudung.

Nah, saya sangat terkejut setelah dapat Rp50.000,00, Pak. Langsung saya bawa mampir ke pasar beli daging sama istri saya.

Gitu ya?

Ya, tapi dalam pengajian tersebut ada intimidasi yang bahwa ibu-ibu harus menganjurkan ke warganya, anak, istrinya yang sudah mempunyai hak pilih untuk memilih Pasangan Nomor 4.

Gitu ya?

Ya.

(62)

Kata istri saya, juga ikut penyampaian seorang guru pengajar atau guru ... apa ... ustazah tersebut di masjid, Pak.

Ya, yalah. Ya, kan gurunya … eh, istrinya pergi pengajian (…)

Ya.

Tadi mengantar, pulang-pulang bawa duit sama kerudung?

Ya.

Saudara terkejut. Saking dapat duitnya, beli saja daging.

Ya, Pak.

Rp40.000,00 kan gitu? Terus, istrinya bercerita bahwa dalam

pengajian itu ditekankan untuk memilih Nomor 4.

Betul, Pak Hakim.

Oleh si ustaz yang berceramah itu?

(63)

Oke.

He eh.

Cukup?

Cukup, Pak Hakim.

Ya.

Terima kasih.

Berikutnya Saudara Asep Suryana. Tinggal di?

603. SAKSI DARI PEMOHON: ASEP SURYANA

Nama saya Asep Suryana. Tinggal di Dusun Sirnagalih RT 01, RW 010, Desa Mekargalih, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

Jatinangor, Sumedang ya?

Ya.

(64)

Pekerjaan wiraswasta.

Wiraswasta. Tim sukses?

Bukan, warga biasa.

Warga biasa. Kok dari kemarin enggak ada tim suksesnya ini? Lalu, Saudara mau menerangkan apa?

Ya. Bismillahirrahmaanirrahiim. Assalamualaikum wr.wb.

Waalaikumsalam.

Saya hari ini akan menerangkan kejadian dan peristiwa di Pilgub Jawa Barat Tahun 2013.

Oke, langsung di mana? Peristiwanya apa?

Peristiwanya adalah pada tanggal 27 Januari 2013.

(65)

Dan bertepatan hari itu adalah hari Minggu. Kebiasaan saya itu hari Minggu pagi, itu sekitar jam 10.00 itu suka berangkat olahraga ke Unpad yang dekat BGG di sana di Jatinangor.

Ya.

Singkat cerita, waktu saya berangkat itu dari rumah di Desa Mekar Galih.

He em.

Ada tetangga sebelah desa saya itu, Desa Sayang.

He em.

Desa Sayang dan Mekar Galih ini kronologisnya adalah desa pemekaran.

Ya, lalu?

Di perjalanan saya naik motor, saya melihat ada segerombolan di Desa Sayang. Di Desa Sayang ada segerombolan kelompok orang yang memang di situ saya lihat dan saya kenal, di situ ada mantan Camat Jatinangor.

(66)

He em.

Mantan Camat Jatinangor yang bernama Pak Nandang Suparman, S.Sos.

He em.

Dan sekarang jabatannya adalah selaku Sekretaris Dinas Dispora Kabupaten Sumedang.

Oke. Lalu?

Itu bersama dengan … dengan Pak Ahmad Heryawan dengan Deddy Mizwar di lokasi itu.

Berada di lokasi itu?

Di lokasi itu.

Saudara lihat juga?