• Tidak ada hasil yang ditemukan

M-BC-01_Pedoman K3,Lingkungan Dan Mutu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "M-BC-01_Pedoman K3,Lingkungan Dan Mutu"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

MITRA KERJA PT BC

(2)

A.

A. DAFTAR ISIDAFTAR ISI Halaman

Halaman A.

A. DAFTADAFTAR R ISI ISI 22

B.

B. LEMBALEMBAR R CATATAN CATATAN PERUBAHPERUBAHAN AN DOKUMEN DOKUMEN 33

C.

C. PROPROFIL FIL PERUPERUSSAHAAN AHAAN 44

D.

D. VISI, VISI, MISI MISI DAN DAN NILAI-NILAI NILAI-NILAI PERUSAHAPERUSAHAAN AN 55 E.

E. KEBIKEBIJAKAN JAKAN K3L K3L 66

F.

F. KEBIJKEBIJAKAAKAN N MUTMUTU U PT PT BERAU BERAU COAL COAL 77

I.

I. Tujuan Tujuan 88

II.

II. Ruang Ruang LiLingkup ngkup 88

III.

III. Proses Proses BisniBisnis s PePerusahaan rusahaan 88

IV.

IV. BeraBerau u Coal Coal Green Green MiMining ning System System (BeGeMS) (BeGeMS) 99 IV.1.

IV.1. Kebijakan Kebijakan 99

IV.2.

IV.2. Perencanaan Perencanaan 1010

IV.2.1.

IV.2.1. PePeninillaaiian an Risiko Risiko K3LM K3LM (HIRA(HIRA) ) 1010 IV.2.2.

IV.2.2. Identifikasi Peraturan, Perundangan-Undangan K3LM sertaIdentifikasi Peraturan, Perundangan-Undangan K3LM serta Pe

Persyaratan rsyaratan Lain Lain 1212

IV.2.3.

IV.2.3. PePenetapan netapan TujTujuan, uan, SasarSasaran an & & PrProgram ogram K3LM K3LM 1313 IV.2.4.

IV.2.4. RencaRencana Kerjna Kerja a dan Anggaran Keselamatan Pertambangdan Anggaran Keselamatan Pertambangan dalaman dalam Renc

Rencana ana Kerja Kerja AnggaraAnggaran n dan dan Biaya Biaya (RKAB) (RKAB) 1414 IV.3.

IV.3. ImplemImplementasi entasi & & Operasi Operasi 1414

IV.3.1.

IV.3.1. Sumber Daya, Peran, Tanggung Jawab,Sumber Daya, Peran, Tanggung Jawab, Akun

Akuntabtabiliilitas tas dan dan Wewenang Wewenang 1414 IV.3.2.

IV.3.2. KompKompetensetensi, i, PePellatihatihan an dan dan KepeduliKepedulian an 1717 IV.3.3.

IV.3.3. KomuKomunikasnikasii, , PaPartisipasi, rtisipasi, momottivasi ivasi dan dan Konsultasi Konsultasi 1818 IV.3.4.

IV.3.4. Dokumentasi Dokumentasi 1919

IV.3.5.

IV.3.5. PePengendngendalialian an Dokumen Dokumen 2020

IV.3.6.

IV.3.6. PePengendngendalialian an OperaOperasi si 2020

IV.3.7.

IV.3.7. KesKesiiagaaagaan n dan dan TangTanggap gap Darurat Darurat 3434 IV.4.

IV.4. Pemeriksaan Pemeriksaan 3535

IV.4.1.

IV.4.1. PePemantaumantauan an dan dan PePengungukuran kuran KinKinerja erja K3LM K3LM 3535 IV.4.2.

IV.4.2. PePelapolaporan ran K3LM K3LM 3737

IV.4.3.

IV.4.3. InvestigInvestigasas i Insiden, Ketidi Insiden, Ketidaksesaksesuaiuaianan, Tindakan, Tindakan Pe

Perbrbaikaikan an dan dan PePencegahan ncegahan 3838 IV.4.

IV.4.3.1 3.1 InvestigInvestigasi asi Insiden Insiden 3838 IV.4.

IV.4.3.2 3.2 KetiKetidaksesuaian, daksesuaian, TTiindakan ndakan PePerbaikrbaikan an dan dan PePenncegacegahan han 3939 IV.4.4.

IV.4.4. PePengendngendalialian an CataCatatan tan 4040

IV.4.5.

IV.4.5. AudiAudit t InternaInterna l l 4040

IV.5.

(3)

A.

A. DAFTAR ISIDAFTAR ISI Halaman

Halaman A.

A. DAFTADAFTAR R ISI ISI 22

B.

B. LEMBALEMBAR R CATATAN CATATAN PERUBAHPERUBAHAN AN DOKUMEN DOKUMEN 33

C.

C. PROPROFIL FIL PERUPERUSSAHAAN AHAAN 44

D.

D. VISI, VISI, MISI MISI DAN DAN NILAI-NILAI NILAI-NILAI PERUSAHAPERUSAHAAN AN 55 E.

E. KEBIKEBIJAKAN JAKAN K3L K3L 66

F.

F. KEBIJKEBIJAKAAKAN N MUTMUTU U PT PT BERAU BERAU COAL COAL 77

I.

I. Tujuan Tujuan 88

II.

II. Ruang Ruang LiLingkup ngkup 88

III.

III. Proses Proses BisniBisnis s PePerusahaan rusahaan 88

IV.

IV. BeraBerau u Coal Coal Green Green MiMining ning System System (BeGeMS) (BeGeMS) 99 IV.1.

IV.1. Kebijakan Kebijakan 99

IV.2.

IV.2. Perencanaan Perencanaan 1010

IV.2.1.

IV.2.1. PePeninillaaiian an Risiko Risiko K3LM K3LM (HIRA(HIRA) ) 1010 IV.2.2.

IV.2.2. Identifikasi Peraturan, Perundangan-Undangan K3LM sertaIdentifikasi Peraturan, Perundangan-Undangan K3LM serta Pe

Persyaratan rsyaratan Lain Lain 1212

IV.2.3.

IV.2.3. PePenetapan netapan TujTujuan, uan, SasarSasaran an & & PrProgram ogram K3LM K3LM 1313 IV.2.4.

IV.2.4. RencaRencana Kerjna Kerja a dan Anggaran Keselamatan Pertambangdan Anggaran Keselamatan Pertambangan dalaman dalam Renc

Rencana ana Kerja Kerja AnggaraAnggaran n dan dan Biaya Biaya (RKAB) (RKAB) 1414 IV.3.

IV.3. ImplemImplementasi entasi & & Operasi Operasi 1414

IV.3.1.

IV.3.1. Sumber Daya, Peran, Tanggung Jawab,Sumber Daya, Peran, Tanggung Jawab, Akun

Akuntabtabiliilitas tas dan dan Wewenang Wewenang 1414 IV.3.2.

IV.3.2. KompKompetensetensi, i, PePellatihatihan an dan dan KepeduliKepedulian an 1717 IV.3.3.

IV.3.3. KomuKomunikasnikasii, , PaPartisipasi, rtisipasi, momottivasi ivasi dan dan Konsultasi Konsultasi 1818 IV.3.4.

IV.3.4. Dokumentasi Dokumentasi 1919

IV.3.5.

IV.3.5. PePengendngendalialian an Dokumen Dokumen 2020

IV.3.6.

IV.3.6. PePengendngendalialian an OperaOperasi si 2020

IV.3.7.

IV.3.7. KesKesiiagaaagaan n dan dan TangTanggap gap Darurat Darurat 3434 IV.4.

IV.4. Pemeriksaan Pemeriksaan 3535

IV.4.1.

IV.4.1. PePemantaumantauan an dan dan PePengungukuran kuran KinKinerja erja K3LM K3LM 3535 IV.4.2.

IV.4.2. PePelapolaporan ran K3LM K3LM 3737

IV.4.3.

IV.4.3. InvestigInvestigasas i Insiden, Ketidi Insiden, Ketidaksesaksesuaiuaianan, Tindakan, Tindakan Pe

Perbrbaikaikan an dan dan PePencegahan ncegahan 3838 IV.4.

IV.4.3.1 3.1 InvestigInvestigasi asi Insiden Insiden 3838 IV.4.

IV.4.3.2 3.2 KetiKetidaksesuaian, daksesuaian, TTiindakan ndakan PePerbaikrbaikan an dan dan PePenncegacegahan han 3939 IV.4.4.

IV.4.4. PePengendngendalialian an CataCatatan tan 4040

IV.4.5.

IV.4.5. AudiAudit t InternaInterna l l 4040

IV.5.

(4)

B.

B. LEMBAR CATATAN PERUBAHAN DOKUMENLEMBAR CATATAN PERUBAHAN DOKUMEN No.

No. EdisEdisi/i/Revisi Revisi Ke Ke Tanggal Tanggal Terbit/TangTerbit/Tanggal gal RevisiRevisi

1. 1 1. 1 12 Oktober 200712 Oktober 2007 2. 2 2. 2 11 Mei 200911 Mei 2009 3. 3 3. 3 01 Desember 201001 Desember 2010 4. 4 4. 4 1 Ja1 Januari 20nuari 201212 5. 5 5. 5 1 Desember 20121 Desember 2012 6. 1/0 6. 1/0 28 September 201528 September 2015 7. 1/1 7. 1/1 12 Januari 201712 Januari 2017

(5)

C.

C. PROFIL PERUSAHAANPROFIL PERUSAHAAN Nama Perusahaan: Nama Perusahaan: PT Berau Coal PT Berau Coal Produk Produk Batubara Batubara

Surat Izin Usaha Penambangan Surat Izin Usaha Penambangan

PKP2B No kontrak PKP2B :J2/JI.DU/12/83 PKP2B No kontrak PKP2B :J2/JI.DU/12/83 Tahun Be

Tahun Berdirrdirii 1983

1983 Loka

Lokassi i PPeenamnambanbangangan Kabupaten Berau

Kabupaten Berau –  –  Kalimantan Timur Kalimantan Timur Alamat Perusahaan:

Alamat Perusahaan:  Head Offi

 Head Officece  Jl. Pem

 Jl. Pemuda Nouda No. 40. 40 Tanjung Redeb 77311 Tanjung Redeb 77311  Berau - K

 Berau - Kalimalimantan Timantan Timurur  Indonesi  Indonesiaa Telepon : 62-554-23400 Telepon : 62-554-23400  Faksimile  Faksimile : 62-5: 62-554-234654-234655  Jakart

 Jakarta Officea Office Men

Menara Suara Sun Life 17n Life 17thth –  –  18 18 thth Floor  Floor 

Jl. DR.Ide Anak Agung Gde Agung Blok 6.2

Jl. DR.Ide Anak Agung Gde Agung Blok 6.2

Kawasan Mega Kuni

Kawasan Mega Kuningan, Jangan, Jakarta karta 1291295050 Pimpinan Tertinggi :

Pimpinan Tertinggi :

Fuganto Widjaja (Presiden Direktur) Fuganto Widjaja (Presiden Direktur)

(6)

C. VISI, MISI DAN NILAI-NILAI PERUSAHAAN

VISI PERUSAHAAN

Menunjang perwujudan masa depan cemerlang melalui peran aktifnya sebagai pengalihragam energi

yang eksponensial

MISI PERUSAHAAN

Usaha kami adalah mengelola sumber daya alam menjadi sumber energi dengan standard operasional

yang mengutamakan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat

NILAI-NILAI PERUSAHAAN C Cerdas dan cermat dalam tindakan

E Efektif dan efisien dalam operasional

R   Responsible dan Reliable dalam setiap komitmen D Dedikasi untuk memberi kemajuan

A  Attitude positif memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan

(7)
(8)

E. KEBIJAKAN MUTU PT BERAU COAL

KEBIJAKAN MUTU PT BERAU COAL

Sebagai operator pertambangan batubara nasional, PT Be rau Coal berko mit men un tuk me mberikan p elayanan terbaik dalam penyediaan produk s esuai kebutu han pelanggan dengan selalu men jaga stand ar mutu. Untuk mencapai komitmen ini, ma ka PT Berau Coal s enantiasa melakukan up aya -upaya sebagai berikut:

1. Membangu n d an meningkatkan kepuasan pelanggan melalui upaya proaktif, akomo datif, fleksibilitas dan reliabilitas. 2. Meningkatkan d aya s aing perusahaan dalam ko mpetisi g lobal.

3. Komit men terhadap stan dar kualitas batu bara dan waktu p engiriman.

4. Fokus kepada persy aratan kebutuhan pelanggan dan berupaya meningkatkan kepercayaan pelanggan .

5. Konsisten dalam menjalankan siklus Plan-Do-Check-Action (PDCA) dan Be GeMS sebagai perbaikan yang  berkelanjutan (continual imp rovement) di setiap area kerja.

Tanjung Redeb, Agus tus 2015

Fuganto Wi djaja Gatot Budi Kuncahyo

(9)

I.

T

ujuan

Pedoman Manajemen ini memuat kebijakan-kebijakan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional perusahaan dalam pemenuhan kepuasan pelanggan, pencegahan kecelakaan, Penyakit Akibat Kerja serta upaya pelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam dengan menjalankan siklus  Plan-Do-Check-Action  (PDCA) secara konsisten melalui  Berau Coal Green Mining System, selanjutnya disingkat Be GeMS.

Pedoman ini dijadikan acuan dasar bagi seluruh perusahaan yang bekerja di daerah operasi PT. Berau Coal. Oleh karena itu, seluruh mitra kerja yang bekerja di daerah tersebut diwajibkan untuk mengadopsi atau mengambil seluruh persyaratan di dalam pedoman ini sebagai persyaratan minimal yang harus dilaksanakan di dalam kegiatan operasionalnya.

Hasil akhir yang diharapkan adalah peningkatan kinerja operasional perusahaan sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan mencapai kepuasan pelanggan, terwujudnya keselamatan, kesehatan kerja dan kelestarian lingkungan.

II.

uang

L

ingkup

Pedoman ini menjelaskan penerapan Be GeMS yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu, Keselamatan Kesehatan Kerja, Keselamatan Operasi Pertambangan dan Lingkungan di PT Berau Coal dengan mengacu pada:

1. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 dan 2. Permen ESDM No. 38 Tahun 2014

3. OHSAS 18001 4. ISO 14001 5. ISO 9001

Ruang Lingkup Be GeMS ini berlaku untuk seluruh kegiatan operasi PT. Berau Coal yang berada di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur, termasuk pihak lain yang bekerja untuk dan atas nama PT Berau Coal.

Be GeMS wajib dipatuhi oleh seluruh karyawan PT Berau Coal, mitra kerja dan karyawannya serta siapa saja yang berada di daerah operasi PT Berau Coal.

III.

P

roses

B

isnis

P

erusahaan

Perusahaan menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara seluruh persyaratan yang ada di dalam Sistem Manajemen K3LM secara terus menerus dan meningkatkan efektivitasnya sesuai dengan persyaratan antara lain:

1. Mengidentifikasi proses-proses, termasuk proses kontrak & sub-kontrak yang diperlukan oleh Perusahaan;

2. Menetapkan urutan dan interaksi dari proses-proses tersebut ;

3. Menetapkan kriteria dan metode yang diperlukan dalam pelaksanaan dan pengendalian terhadap  proses-proses tersebut ;

(10)

4. Memastikan ketersediaan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan dan  pemantauan terhadap proses-proses tersebut ;

5. Memantau, mengukur dan menganalisa proses-proses tersebut ;

6. Mengambil tindak lanjut yang diperlukan dan melakukan peningkatan berkelanjutkan terhadap  proses-proses tersebut.

IV.

B

erau

C

oal

G

reen

M

ining

S

ystem

(Be GeMS)

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lingkungan dan Mutu (SMK3LM) PT. Berau Coal yang disebut  Berau Coal Green Mining System (BeGeMS) merupakan “instrumen”

Manajemen untuk mengenda likan risiko K3LM dan diterapkan oleh seluruh leve l pekerja PT Berau Coal serta mitra kerjanya, termasuk tamu yang berkunjung ke wilayah operasi PT. Berau Coal.

BeGeMS terdiri dari berbagai elemen yang saling terkait dan sistematis yang mengatur pola kegiatan agar bersinergi dengan peningkatan perbaikan kinerja K3LM, yaitu sebagai berikut:

IV.1. Kebijakan

Perusahaan menetapkan kebijakan yang menjadi landasan dalam menetapkan tujuan dan sasaran mutu, keselamatan dan kesehatan kerja, keselamatan operasi pertambangan serta lingkungan yang berhubungan dengan sasaran organisasi perusahaan, masukan dari pekerja dan kebutuhan pelanggan maupun masyarakat.

Kebijakan mendefinisikan komitmen perusahaan terhadap upaya peningkatan mutu,  pencegahan kecelakaan, penyakit akibat kerja, pelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam, pemenuhan peraturan perundangan dan ketentuan/persyaratan perusahaan serta perbaikan  berkelanjutan. Selain itu, peninjauan kembali juga dilakukan terhadap kejadian yang

membahayakan serta kompensasi dan gangguan yang diakibatkannya.

Kebijakan K3LM harus disetujui oleh Manajemen Puncak dan menggambarkan ruang lingkup yang:

1. Sesuai dengan sifat, skala, resiko K3 dan dampak lingkungan perusahaan.

2. Mencakup suatu komitmen untuk pencegahan kecelakaan, Penyakit Akibat Kerja,  pelestarian lingkungan hidup dan sumber daya, serta peningkatan berkelanjutan dan kinerja

K3L yang lebih baik.

3. Mencakup suatu komitmen untuk mematuhi peraturan K3LM dan persyaratan lain yang relevan dan terkait dengan kegiatan operasi perusahaan.

4. Memberikan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau tujuan dan target K3, lingkungan dan mutu.

5. Mendorong keterlibatan seluruh pekerja.

Kebijakan K3LM didokumentasikan, diterapkan, dipelihara dan dikomunikasikan kepada seluruh karyawan, kontraktor maupun pengunjung serta tersedia untuk pihak-pihak terkait jika diperlukan.

Presiden Direktur sebagai Manajemen Puncak mendukung implementasi Kebijakan K3LM dalam menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dalam implementasi Be GeMS seperti sumber daya keuangan, keahlian dan sumber daya lain yang sesuai.

(11)

Manajemen Puncak menunjuk pejabat sebagai Wakil Manajemen ( Management Representative) dalam pengelolaan kegiatan operasional, yaitu Kepala Teknik Tambang (KTT) atau Penanggung Jawab Operasional (PJO).

Wakil Manajemen (KTT atau PJO) berkewajiban untuk memastikan tersosialisasikannya Kebijakan K3L kepada seluruh penanggung Jawab K3LM Area dan Kepala Departemen.

Kepala Departemen berkewajiban untuk memastikan tersosialisasikannya Kebijakan K3LM kepada semua karyawan dan kontraktor di dalam lingkup tanggung jawabnya.

Kebijakan K3LM ditetapkan dan diberlakukan untuk seluruh wilayah operasi PT. Berau Coal di area operasi Berau (Kaltim) dan mendasari implementasi Sistem Manajemen K3LM PT Berau Coal.

Kebijakan Manajemen dikaji secara periodik setiap tahun untuk memastikan kebijakan K3LM tetap relevan dan sesuai untuk perusahaan.

IV.2. Perencanaan

IV.2.1. Pe nilaian Ris iko K3LM (HIRA)

Penilaian Risiko harus dilakukan untuk setiap kegiatan operasi yang meliputi: 1. Kegiatan rutin dan tidak rutin.

2. Aktivitas personil yang mempunyai akses ke tempat kerja (termasuk tamu dan kontraktor). 3. Perilaku manusia, kemampuan serta faktor-faktor manusia lainnya.

4. Identifikasi bahaya pekerjaan yang dilakukan di luar tempat kerja yang memiliki implikasi K3LM pada personil yang di bawah kendali perusahaan di dalam lingkungan kerja.

5. Bahaya K3LM yang berakibat pada area sekitar yang terjadi karena proses pekerjaan di  bawah kendali perusahaan.

6. Prasarana, peralatan dan material ditempat kerja yang disediakan oleh perusahaan maupun  pihak lain.

7. Perubahan-perubahan atau usulan perubahan di dalam perusahaan, aktivitas-aktivitas atau material.

8. Modifikasi Sistem Manajemen K3LM, termasuk perubahan sementara dan dampaknya terhadap operasional, proses maupun aktivitas.

9. Adanya kewajiban perundangan yang terkait dengan penilaian risiko dan penerapan  pengendalian yang dibutuhkan.

10. Rancangan area-area kerja, proses-proses, instalasi-instalasi, mesin/peralatan, prosedur operasiona l dan organisasi kerja, termasuk adaptasinya kepada kemampuan manusia.

Metodologi dalam Penilaian Risiko K3LM:

1. Ditetapkan dengan memperhatikan ruang lingkup, sifat dan waktu untuk memastikan  penilaian risiko K3LM berjalan proaktif dan tidak reaktif.

2. Menyediakan identifikasi, penentuan prioritas dan pendokumentasian risiko-risiko serta  penerapan pengendalian sesuai keperluan.

(12)

Proses manajemen risiko dilakukan secara terintegrasi dan melibatkan semua bagian dari Perusahaan, termasuk mitra kerja. Secara garis besar, manajemen risiko meliputi 5 (lima) kegiatan:

1. Komunikasi dan konsultasi risiko 2. Penetapan konteks risiko

3. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko 4. Pengendalian risiko

5. Pemantauan dan peninjauan

Seluruh departemen di Perusahaan harus melakukan identifikasi dan pengendalian bahaya dari setiap pekerjaannya. Saat menetapkan pengendalian, termasuk perubahan atas pengendalian yang ada saat ini, pertimbangan diberikan untuk menurunkan risiko berdasarkan hirarki berikut: 1. Eliminasi

2. Substitusi

3. Pengendalian Teknik (Engineering) 4. Pengendalian Administrasi

5. Alat Pelindung Diri (APD)

Penilaian Risiko K3LM yang dibuat didokumentasikan dan dipelihara kemutakhirannya agar  penetapan pengendalian selalu relevan dan efektif.

Kegiatan penilaian risiko harus mencakup kegiatan:

1. Membuat daftar risiko yang mencatat semua risiko yang dapat mengakibatkan kerugian,  baik berupa finansial, cidera, penyakit akibat kerja atau kerusakan lingkungan.

2. Melakukan peninjauan dan/ atau pemutakhiran setidaknya satu tahun sekali. Peninjauan tambahan dapat dilakukan apabila terjadi ketidaksesuaian K3LM, termasuk kecelakaan, komplain yang berkaitan dengan K3LM, perubahan/modifikasi alat/unit, kegiatan, organisasi, material, kegiatan atau alat/unit baru, ketidaksesuaian hasil audit, perubahan Sistem Manajemen, perubahan Peraturan/regulasi, dan peraturan/regulasi baru.

Aktivitas K3L yang belum terdaftar dalam Daftar Risiko dan mendesak untuk dilakukan, maka Pengawas harus menyiapkan Job Safety Analysis (JSA) sebelum aktivitas tersebut dikerjakan. Daftar Risiko ( Risk Register / HIRA atau JSA) harus dikomunikasikan kepada  pekerja sebelum melakukan pekerjaan terkait.

3. Mengidentifikasi dan menggunakan perangkat/ metodologi yang tepat untuk menilai risiko operasional.

4. Menerapkan dan memelihara proses keselamatan berdasarkan pada perilaku pekerja secara terus menerus guna memperbaiki perilaku melalui pengamatan, pencatatan dan  pembimbingan.

Daftar Risiko harus meliputi: 1. Uraian tentang risiko

(13)

3. Perkiraan dampak (jumlah kematian, cedera yang mengakibatkan cacat dan atau kerugian waktu)

4. Pengendalian yang ada

5. Saran untuk tambahan atau perubahan pengendalian 6. Tanggal penyelesaian perbaikan

7. Pemilik risiko yang akan memantau risiko dan rencana perbaikannya

Risiko yang ada harus disetujui oleh Pejabat Berwenang di masing-masing perusahaan. Aktivitas dengan nilai risiko tinggi harus dijadikan masukan dalam penetapan Objektif, Target & Program (OTP) K3L.

IV.2.2. Identifikasi dan Evaluasi Peraturan, Pe rundang-Undangan K3LM serta Persyaratan Lain Seluruh peraturan, perundang-undangan serta persyaratan K3LM lain harus dipatuhi dan dipastikan terjaga kemutakhirannya. Pengelolaan pemenuhan peraturan, perundang-undangan serta persyaratan K3LM lain tersebut dilakukan melalui:

1. Identifikasi sumber peraturan dan persyaratan lain K3LM harus dilakukan minimal setahun sekali.

2. Identifikasi dan evaluasi secara berkala, minimal setahun sekali, terhadap peraturan  perundangan dan persyaratan lain K3LM yang terkait dengan kegiatan operasi Perusahaan. Setiap peraturan yang relevan kemudian didokumentasikan, disosialisasikan, diterapkan dan selalu dimutakhirkan.

Sosialisasi peraturan, perundang-undangan dan persyaratan K3LM yang relevan dilakukan kepada para pekerja, kontraktor dan pihak terkait. Dalam hal ini, Kepala Teknik Tambang atau Penanggung Jawab Operasional bertanggung jawab memastikan peraturan atau persyaratan K3LM tersebut dikomunikasikan kepada masing-masing personil atau bagian terkait yang  berada di bawah tanggung jawabnya.

Daftar peraturan dan perundang-undangan serta pemenuhan perizinan (termasuk lisensi dan sertifikat) dipantau secara berkala dan diperbaharui jika terdapat perubahan/ amandemen dan ditambahkan jika terdapat peraturan, perundang-undangan dan perizinan yang baru. Jika terdapat peraturan atau persyaratan lain yang belum terpenuhi, maka tindakan perbaikan harus dilakukan.

IV.2.3. Penetapan Tujuan, Sasaran & Program K3LM

Tujuan dan Sasaran K3LM harus dibuat untuk mengendalikan risiko, pemenuhan peraturan dan  perbaikan berkelanjutan.

Dalam menetapkan tujuan dan sasaran K3LM, termasuk Keselamatan Operasional (selanjutnya disingkat KO) dilakukan konsultasi dengan:

1. Wakil pekerja tambang;

2. Pengelola keselamatan pertambangan; 3. Komite K3; dan

(14)

Untuk mencapai tujuan dan sasaran di atas, program kerja disusun dengan sekurang-kurangnya mempertimbangkan:

1. Peraturan perundang-undangan, hasil kinerja, dan permasalahan; 2. Skala prioritas berdasarkan tingkat risiko;

3. Upaya pengendalian r isiko; 4. Tersedianya sumber daya; 5. Jangka waktu pelaksanaan;

6. Pengukuran dan indikator pencapaian

Dalam menetapkan indikator pencapaian, dilakukan pengukuran-pengukuran dengan menggunakan parameter tertentu sebagai dasar penilaian keberhasilan program K3LM dan KO;

7. Sistem Pertanggungjawaban, ditetapkan pada fungsi dan tingkat manajemen sedemikian sehingga mendukung pencapaian tujuan, sasaran, dan pelaksanaan program

Tujuan, Sasaran dan Program K3LM ditetapkan dengan memperhatikan pilihan teknologi, sumber daya finansial, sumber daya manusia, waktu, persyaratan operasional dan persyaratan  bisnis serta pandangan pihak terkait.

Ketika menetapkan dan meninjau ulang Tujuan dan Sasaran K3LM, perusahaan mengaitkannya dengan peraturan dan persyaratan lain yang berlaku dan risiko K3LM yang signifikan.

Program manajemen K3LM, secara periodik juga ditinjau dan dilakukan perbaikan jika perlu, misalnya jika terjadi perubahan persyaratan peraturan dan perundangan-undangan, perubahan  proses bisnis atau kegiatan operasi ataupun keadaan pasca kejadian tanggap darurat.

Tujuan, Sasaran dan Program K3LM harus dimonitor dan dilaporkan bukti pemenuhannya secara berkala. Efektivitas pelaksanaan Tujuan, Sasaran dan Program tersebut menjadi masukan dalam pemutakhiran nilai tingkat risiko.

IV.2.4. Rencana Kerja dan Anggaran Keselamatan Pertambangan dalam Rencana Kerja Anggaran dan Biaya (RKAB)

Atas persyaratan peraturan yang berlaku, Rencana Kerja dan Anggaran Keselamatan Pertambangan dituangkan dalam dokumen Rencana Kerja Anggaran dan Biaya (RKAB) dan mendapat mendapat persetujuan dari pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan.

Perusahaan merealisasikan dan mengevaluasi rencana kerja tahunan dan anggaran keselamatan  pertambangan yang telah ditetapkan dan disetujui oleh pemerintah.

Rencana kerja dan anggaran Keselamatan Pertambangan mempertimbangkan: 1. Skala prioritas sasaran dan program Keselamatan Pertambangan

2. Kebutuhan untuk perbaikan dan peningkatan Keselamatan Pertambangan yang berkelanjutan 3. Pemenuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang terkait

(15)

IV.3. Implementasi & Ope rasi

IV.3.1. Sumber Daya, Peran, Tanggung Jawab, Akuntabilitas dan Wewenang

Presiden Direktur merupakan penanggung jawab tertinggi pengelolaan Mutu, K3, Keselamatan Operasi Pertambangan dan Lingkungan.

Presiden Direktur memastikan bahwa:

1. Persyaratan Sumber Daya Internal memadai dan sesuai untuk menjamin bahwa persyaratan K3LM yang ditentukan dapat dipenuhi, dijalankan, dipertahankan dan ditingkatkan. Sumber daya yang dimaksud meliputi Sumber Daya Manusia dan Keahlian Khusus, Infrastruktur, Organisasi, Teknologi dan Sumber Daya Finansial.

2. Peran, tanggung jawab, akuntabilitas dan kewenangan Sistem Manajemen K3LM dalam struktur organisasi ditetapkan, didokumentasikan secara tertulis serta dikomunikasikan. Struktur organisasi Sistem Manajemen K3LM dibuat terintegrasi dalam struktur organisasi  perusahaan. Struktur Organisasi tersebut menggambarkan posisi Wakil Manajemen (Kepala

Teknik Tambang atau Penanggung Jawab Operasional), Pengawas Operasional, Pengawas Teknis, dan Pengelola K3 dan KO Pertambangan sesuai peraturan perundang-undangan. Dalam penyusunan struktur organisasi Sistem Manajemen K3LM pertambangan:

a) Perusahaan wajib menunjuk jajaran manajemen yang kompeten di bidangnya untuk  bertanggung jawab terhadap pengelolaan administrasi dan operasional K3LM sesuai

area tanggung jawabnya.

 b) Peran, tanggung jawab dan kewenangan jajaran manajemen yang ditunjuk ditetapkan secara tertulis, disahkan, dan didokumentasikan, serta dikomunikasikan kepada pihak- pihak terkait.

c) Dilakukan kaji ulang secara berkala terhadap struktur organisasi perusahaan, tugas dan tanggung jawab Sistem Manajemen K3LM.

3. Kepala Teknik Tambang (KTT) atau Penanggung Jawab Operasional ditunjuk sebagai  perwakilan Presiden Direktur yang bertanggung jawab dalam pengelolaan K 3LM di daerah

operasi PT. Berau Coal. Penunjukan KTT mendapatkan pengesahan dari Kepala Inspektur Tambang (KAIT).

Kegiatan eksplorasi dan eksploitas i hanya dapat dimulai dan dilakukan hanya jika KTT atau orang yang ditunjuk berada di lokasi usaha pertambangan. KTT memiliki sertifikat kompetensi yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan

Terhadap mitra kerja yang beroperasi di area kerja PT. Berau Coal, KTT memastikan Penanggung Jawab Operasional (PJO) telah ditunjuk oleh manajemen mitra kerja. KTT dapat menerima, menolak, atau meminta penggantian PJO berdasarkan pertimbangan kompetensi, komitmen, dan kinerja PJO terhadap pengelolaan K3 dan KO.

4. Wakil Manajemen juga ditunjuk untuk:

a) Menggerakkan budaya, organisasi, perencanaan dan pengelolaa n keselamatan.

 b) Melakukan analisis matriks keselamatan (Risk Register) untuk menemukan aspek yang dapat disempurnakan dan melaporkan temuan ini kepada Pejabat Berwenang di Perusahaan.

(16)

c) Memastikan Sistem Manajemen K3LM Perusahaan dibuat, dilaksanakan dan dipelihara.

d) Menetapkan dan memantau rencana sumber daya tahunan untuk perusahaan dan kontraktor yang mengacu pada komitmen rencana tahunan. Sumber daya tersebut meliputi tenaga kerja dan peralatan.

e) Memastikan kinerja Sistem Manajemen K3LM Perusahaan dilaporkan kepada Top  Management   untuk di review  dan digunakan sebagai dasar dalam perbaikan Sistem

Manajemen K3LM PT Berau Coal dan mitra kerja.

KTT/PJO dan Wakil Manajemen ditetapkan dari level manajerial dan dapat diisi oleh personil yang sama untuk kedua jabatan tersebut.

Dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan, Bagian K3 ditetapkan hanya untuk memantau dan memberi nasihat tentang hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan.

Perusahaan memastikan sumber daya manusia dikelola dengan baik guna mendukung proses realisasi baik yang menyangkut pengembangan maupun kepersonaliaan

Perusahaan membentuk Bagian K3 dan KO pertambangan berdasarkan pertimbangan jumlah  pekerja serta sifat atau luasnya pekerjaan. Bagian K3 dan KO pertambangan berada langsung di  bawah KTT atau Wakil Manajemen dalam struktur organisasi perusahaan:

1. Bagian K3

Tugas Bagian K3 pertambangan adalah sebagai berikut :

a) Mengumpulkan data dan mencatat rincian dari setiap kecelakaan atau kejadian yang  berbahaya, kejadian sebelum terjadinya kecelakaan, penyebab kecelakaan, menganalisis

kecelakaan dan pencegahan kecelakaan;

 b) Mengumpulkan data mengenai area dan kegiatan-kegiatan yang memerlukan  pengawasan yang lebih ketat dengan maksud untuk memberi saran kepada KTT atau

Wakil Manajemen tentang tatacara kerja dan penggunaan alat-alat deteksi serta alat-alat  pelindung diri;

c) Memberikan penerangan dan petunjuk-petunjuk mengenai keselamatan dan kesehatan kerja kepada semua pekerja tambang dengan jalan mengadakan pertemuan-pertemuan, ceramah-ceramah, diskusi-diskusi, pemutaran film, publikasi, dan lain sebagainya; d) Membentuk dan melatih anggota Tim Penyelamat Tambang;

e) Menyusun statistik kecelakaan; dan

f) Melakukan evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Bagian KO

Tugas Bagian KO pertambangan adalah sebagai berikut :

a) Mengumpulkan dan mengevaluasi rekaman hasil pemeriksaan dan pemeliharaan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;

 b) Mengumpulkan dan mengevaluasi rekaman hasil pengujian dan penyelidikan terhadap  pekerjaan permesinan, kelistrikan, instalasi, dan peralatan pertambangan;

c) Mengumpulkan rekaman hasil kajian teknis KO; d) Mengumpulkan data kompetensi tenaga teknis;

e) Mengumpulkan rekaman jadwal pemeliharaan permesinan, kelistrikan, sarana,  prasarana, instalas i, dan peralatan pertambangan; dan

f) Melakukan analisis data dari rekaman keselamatan operasi dan memberikan rekomendasi tindak lanjut.

(17)

3. Pengawas Operasional dan Teknik

KTT/PJO atau Wakil Manajemen dalam melakukan tugas dan fungsinya dibantu oleh  pengawas operasional dan pengawas teknik.Pengawas operasional dan pengawas teknik

memilki kompetensi yang disyaratkan dalam peraturan perundang-undangan. Tugas dan tanggung jawab pengawas operasional adalah:

a) Bertanggung jawab kepada KTT/PJO atau Wakil Manajemen untuk keselamatan semua  pekerja tambang yang menjadi bawahannya;

 b) Melaksanakan inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian;

c) Bertanggung jawab atas keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan dari semua orang yang ditugaskan kepadanya; dan

d) Membuat dan menandatangani laporan- laporan pemeriksaan, inspeksi dan pengujian. Sedangkan tugas dan tanggung jawab pengawas teknik adalah:

a) Bertanggung jawab kepada KTT/PJO atau Wakil Manajemen untuk keselamatan  pemasangan dan pekerjaan serta pemeliharaan yang benar dari semua peralatan yang

menjadi tugasnya;

 b) Mengawasi dan memeriksa semua permesinan dan kelistrikan dalam ruang lingkup yang menjadi tanggung jawabnya;

c) Menjamin bahwa selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian dari  pekerjaan permesinan dan kelistrikan serta peralatan;

d) Membuat dan menandatangani laporan dari penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian; e) Melaksanakan penyelidikan dan pengujian pada semua permesinan dan peralatan

sebelum digunakan, setelah dipasang kembali atau diperbaiki; dan

f) Merencanakan dan menekankan dilaksanakannya jadwal pemeliharaan yang telah direncanakan serta semua perbaikan permesinan tambang, pengangkutan, pembuat  jalan, dan semua mesin-mesin lainnya yang dipergunakan.

4. Personel Khusus Pertambangan

Sesuai dengan persyaratan dalam peraturan perundang-undangan, Perusahaan memastikan  bahwa personel khusus pertambangan wajib memiliki kompetensi khusus. Personel khusus

yang dimaksud antara lain, tetapi tidak terbatas pada : a) Juru Ledak

 b) Juru Ukur c) Juru Las d) Juru Derek

e) Juru Rawat (Paramedis) f) Petugas Proteksi Radiasi g) Ahli Listrik

h) Petugas P3K ( First Aider )

i) Petugas Pemadam Kebakaran dan Tim Tanggap Darurat  j) Petugas Industrial Hygiene

k)  Loading / Berthing Master  l) Petugas Bahan Kimia m)  Rigger 

n) Operator Pesawat Angkat Angkut o) Petugas Gudang Bahan Peledak

(18)

5. Komite K3 dan KO

Perusahaan membentuk komite K3 dan KO yang beranggotakan perwakilan dari setiap  bagian operasi perusahaan dan juga wakil dari pekerja. Struktur, anggota, peran, dan

tanggung jawab Komite K3 dan KO dilaporkan kepada KAIT.

Komite K3 dan KO melakukan pertemuan secara berkala yang dilakukan minimal 1 kali dalam sebulan dan risalah pertemuannya didistribusikan kepada pihak-pihak yang terkait dan didokumentasikan.

IV.3.2. Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian

Perusahaan memastikan bahwa setiap pekerja, kontraktor dan subkontraktor memiliki kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya berdasarkan keahlian, pendidikan maupun  pengalamannya yang tercatat.

Para pekerja yang pekerjaannya memiliki, berpotensi atau dapat menimbulkan terjadinya risiko K3LM harus mendapatkan pelatihan yang sesuai (termasuk pelatihan yang diharuskan secara hukum).

Kebutuhan pelatihan diidentifikasi dan dipetakan berdasarkan lingkup pekerjaan dan  Job  Description (level dan jabatan) dari tiap-tiap pekerja hingga membentuk sebuah program  pelatihan yang terencana, terevaluasi dan selalu dipantau serta direvisi, jika diperlukan.

Perusahaan membuat, melaksanakan dan mempertahankan prosedur untuk membuat personil yang bekerja di bawah kendalinya serta tamu memiliki pemahaman terhadap:

1. Konsekuensi K3LM baik potensial maupun aktual dari kegiatan, kebiasaannya dan keuntungan dari kinerja personil yang ditingkatkan.

2. Peran dan tanggung jawab dalam mencapai kesesuaian terhadap kebijakan K3LM,  prosedur-prosedur yang berlaku dan peryaratan-persyaratan K3LM, termasuk kesiapan dan

respon terhadap keadaan tanggap darurat.

3. Konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari prosedur-prosedur tertentu. 4. Prosedur pelatihan menjelaskan tingkatan yang berbeda dari:

a. Tanggung jawab, kemampuan, keahlian dan kepandaian.  b. Risiko K3LM.

Seluruh pekerja yang bekerja di daerah operasi PT. Berau Coal mendapatkan Pelatihan SIMAK K3L. Pelatihan SIMAK K3L disampaikan oleh Trainer dengan persyaratan sbb:

1. Telah mengikuti POP,

2. Telah mengikuti TOT (Training of Trainer) Eksternal atau Internal oleh PT Berau Coal , 3. Untuk Trainer Volunteer ada Surat Penunjukan dari Project Manager atau PJO Mitra Kerja, 4. Untuk materi yang membutuhkan keahlian khusus, maka Trainer wajib memiliki

kompetens i yang telah diakui oleh Lembaga yang berwenang.

Tes pendahuluan ( pre-test ) dan tes akhir (post-test) setelah pelatihan diberikan kepada setiap  peserta pelatihan K3L, termasuk ujian praktik, jika diperlukan.

Setiap bulan, kinerja Pelatihan K3L setiap bulan kepada HSE Training Admin PT. Berau Coal. Efektivitas pelatihan K3L dievaluasi secara berkala berdasarkan:

1) Trend hasil Pre-test  & Post-test  serta Uji Kompetensi. 2) Resume Hasil Observasi.

(19)

3) Temuan Berisiko.

4) Resume Pemenuhan Kompetensi K3L 5) Kinerja K3L ( HSE Performance)

Perusahaan meninjau metode penyampaian dan mutu pelatihan paling tidak setahun sekali.

IV.3.3. Komunikasi, Partisipasi, Motivasi dan Konsultasi

Perusahaan menetapkan rencana komunikasi untuk memastikan bahwa tenaga kerja menyadari tentang pentingnya mematuhi peraturan dan persyaratan K3L, kinerja K3LM saat ini dan memahami tindakan perbaikan yang akan diterapkan.

Bentuk komunikasi yang digunakan d ibagi menjadi:

1. Komunikasi Internal untuk antar berbagai level dan fungsi di perusahaan.

2. Komunikasi dengan mitra kerja (kontraktor) dan tamu yang mengunjungi tempat kerja. Isu yang dikomunikasian pada item di atas meliputi antara lain, tapi tidak terbatas pada  pengomunikasian: kebijakan perusahaan, rencana mutu, bahaya & risiko intenal & eksternal

K3L, tugas, wewenang dan tanggung jawab personil, prosedur operasi/ kerja, hasil  penyelidikan investigasi insiden, hasil tinjauan manajemen, dan lain-lain.

3. Komunikasi kepada pekerja dan kontraktor mengenai pentingnya kegiatan kepatuhan terhadap peraturan dan persyaratan perusahaan serta dokumen Sistem Manajemen K3LM. 4. Menerima, mendokumentasikan dan merespon komunikasi yang relevan dari pihak terkait

diluar perusahaan, termasuk komplain.

5. Melibatkan partisipasi pekerja dan/atau serikat pekerja dalam:

a) Penilaian risiko K3LM sesuai dengan fungsi, jabatan dan pekerjaannya.  b) Penyelidikan ketidaksesuaian, termasuk insiden dan komplain pelanggan

c) Pengembangan dan peninjauan kebijakan & tujuan K3LM

d) Konsultasi terhadap perubahan yang berdampak pada K3LM, termasuk perubahan  pada risiko internal dan risiko eksternal

e) Penghentian pekerjaan yang dianggap tidak aman. Tindakan untuk menghindari atau melindungi tenaga kerja dari keadaan yang tidak aman diterapkan sebelum pekerjaan dimulai kembali. Semua perintah dan tindakan penghentian pekerjaan harus dilaporkan kepada Bagian K3 Perusahaan.

6. Konsultas i dengan para pekerja, kontraktor dan subkontraktor atas perubahan-perubahan yang terjadi dan berdampak pada K3LM, termasuk dalam upaya menemukan langkah  perbaikannya.

7. Sesuai keperluan, pihak-pihak eksternal diluar perusahaaan dikonsultasikan terkait dengan hal-hal K3LM.

8. Keselamatan diluar pekerjaan dikomunikasikan kepada semua karyawan dan keluarganya,  baik secara formal maupun informal. Materi promosi dan kegiatan keselamatan diluar  pekerjaan didokumentasikan.

Direksi dan Wakil Manajemen memasukkan unsur K3LM di dalam rapat atau pertemuan - pertemuan.

Pelaporan K3LM dimasukkan dalam program pelaporan atau “whistle blowing ”. Perusahaan tidak akan mentolerir tindakan balasan untuk pelaporan terkait masalah keselamatan.

Selain itu, Perusahaan mengkomunikasikan kinerja K3L dalam bentuk laporan berkala kepada Pejabat Berwenang PT. Berau Coal. Kinerja K3L yang dilaporkan tersebut dirumuskan ke dalam 2 indikator kunci (key performance), yaitu sbb:

(20)

1. Indikator  Lagging , yaitu ukuran yang digunakan untuk menilai pencapaian kinerja K3L. Indikator ini menunjukkan parameter “output”, seperti tapi tidak terbatas pada:

a. Jumlah kasus: Loss Time Injury (LTI), Property Damage (PD),

 b.  Berupa indeks: LTI Frequency Rate (LTIFR), Severity Rate (SR), Loss Rate (LR), Fatal Environmental Incident, Major Environmental Incident, di mana pencapaiannya dinilai  berdasarkan kategori warna kinerja yang telah ditetapkan bersama oleh Manajemen PT. Berau Coal dan Mitra Kerja dan dapat ditinjau ulang sesuai dengan kondisi di lapangan dan kebijakan manajemen, atau

c. Kombinasi dari item a dan b di atas.

2. Indikator  Leading , yaitu tindakan yang dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan insiden atau kerugian, menunjukkan “input” atau proses yang dilakukan untuk mencapai “output”, seperti tapi tidak terbatas pada:

a. Pemenuhan Peraturan Perundangan K3L. Pencapaian tingkat pemenuhan ( Compliance  Index) tersebut direpresentasikan menggunakan kategori warna kinerja:

 b. Pemantauan kinerja melalui inspeksi, observasi dan audit. c. Pencapaian program K3L.

3. Periode pelaporan yang ditetapkan adalah harian, mingguan, bulanan, triwulan dan tahunan, sebagaimana arahan dari PT. Berau Coal. Jenis indikator dan periode pelaporannya terdapat pada lampiran Pedoman ini  –   Ringkasan Periode Pelaporan Indikator Kinerja Kunci ( Key Performance Indicator , KPI).

4. Penetapan KPI termasuk nilai parameternya harus mendapat persetujuan dari KTT PT. Berau Coal dan dapat direvisi sesuai dengan perkembangan dan perubahan Sistem Manajemen K3L Perusahaan.

IV.3.4. Dokumentasi

Dokumentasi Sistem Manajemen K3LM terdiri dari: 1. Kebijakan K3LM dan Sasaran-Sasarannya.

2. Penjelasan Ruang Lingkup dari Sistem Manajemen K3LM.

3. Penjelasan elemen-elemen inti Sistem Manejemen K3LM dan interaksinya serta rujukannya kepada dokumen-dokumen terkait.

4. Dokumen, termasuk catatan/rekaman, yang dipersyaratkan oleh standar ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001 serta PP No. 50/ 2012 dan PermenESDM No. 38/ 2014.

Informasi Terdokumen, termasuk catatan/rekaman, yang ditetapkan perusahaan dan dianggap penting untuk memastikan efektifitas perencanaan, kegiatan operasi dan  pengendalian proses yang terkait dengan penge lolaan risiko K3LM.

(21)

IV.3.5. Pe ngendalian Dokumen

Pengendalian dokumen Sistem Manajemen K3LM dilakukan me lalui:

1. Persetujuan kecukupan dokumen, dilakukan oleh Pejabat Terkait sebelum diterbitkan. Peninjauan kebutuhan dokumen dilakukan:

- Berdasarkan risiko K3LM departemen ybs., - Sesuai persyaratan legal Pemerintah Indonesia; - Sesuai kebijakan K3LM Perusahaan;

2. Pendokumentasian prosedur, khususnya untuk prosedur operasional yang mengatur  pekerjaan berisiko tinggi, yang jika tidak diatur dapat menyebabkan penyimpangan

terhadap Kebijakan dan Sasaran K3LM

3. Peninjauan dan perbaruan jika diperlukan serta melakukan persetujuan ulang dokumen. 4. Memastikan perubahan dan status revisi terakhir dokumen teridentifikasi melalui pemberian

kode pada dokumen.

5. Memastikan versi yang relevan dari dokumen yang didistribusikan dan dikomunikasikan kepada departemen/ area kerja terkait.

6. Memastikan dokumen-dokumen dapat terbaca dan dapat teridentifikasi dengan mudah. 7. Memastikan dokumen-dokumen yang berasal dari luar perusahaan dan dianggap penting

untuk perencanaan dan pelaksanaan Sistem Manajemen K3LM telah teridentifikasi dan distribusinya terkendali.

8. Mencegah penggunaan dokumen kadaluarsa dan menetapkan identifikasi pada dokumen kadaluarsa jika dipertahankan untuk tujuan tertentu.

Rentang peninjauan dokumen adalah setiap 4 tahun kecuali ditentukan lain di dalam dokumen tersebut, maka rentang peninjauannya adalah mengikut i rentang yang ditentukan.

Dokumen kadaluarsa segera disingkirkan atau ditarik dari peredaran, dimusnahkan atau dipastikan dengan cara lain untuk mencegah pemakaian yang tidak diinginkan. Masing-masing departemen terkait bertanggung jawab menarik dokumen kadarluarsa dan memastikan dokumen mutakhir digunakan oleh setiap personil terkait.

Masa retensi dokumen kadarluarsa adalah 2 tahun kecuali ditentukan lain oleh masing-masing dokumen, maka masa retensi adalah sesuai dengan masa yang ditetapkan pada dokumen tersebut.

IV.3.6. Pe ngendalian Operasi

Perusahaan melakukan pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan operasional melalui penetapan  persyaratan atau ketentuan umum yang harus dipenuhi pada kegiatan berbahaya dan memerlukan pengelolaan atau pada kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan.

Bilamana pengendalian dilakukan dengan penetapan prosedur terdokumentasi, maka prosedur tersebut harus ditinjau ulang secara berkala atau apabila terjadi kecelakaan, perubahan  peralatan, perubahan proses, dan/atau perubahan bahan.

IV.3.6.1. Ketentuan pe ngendalian k ontraktor

Perusahaan harus memastikan bahwa kontraktor yang bekerja untuk dan atas nama  perusahaan memiliki pengelolaan K3LM yang memadai.

1. Persyaratan, seleksi dan penetapan kontraktor,

(22)

a) Penanggung Jawab Operasi yang kompeten;

 b) Tenaga ahli yang sesuai dengan pekerjaan yang dikontrakkan; c) Pengelola keselamatan yang kompeten; dan

d) Program dan biaya K3 & KO

Setiap kontraktor yang akan bekerja di daerah operasi PT. Berau Coal diseleksi dan dinilai risiko pekerjaannya. Kontraktor dengan tingkat risiko sedang dan tinggi harus melalui tahap kualifikasi K3L.

PT. Berau Coal menetapkan daftar rekanan yang memuat daftar perusahaan yang dapat bekerja di PT. Berau Coal. Kontraktor yang tidak masuk daftar rekanan dapat bekerja setelah terdaftar di daftar rekanan PT. Berau Coal.

Kontrak kerja memuat komitmen kontraktor untuk mematuhi persyaratan K3LM dan sanksi atas ketidaksesuaian unjuk kerja kontraktor terhadap persyaratan tersebut.

Kontrak Kerja yang terbit antara perusahaan dan kontraktor tetap harus mengacu  pada Kontrak Kerja yang berlaku antara PT Berau Coal dengan perusahaan. 2. Tanggung jawab, pemantauan dan pelaporan kontraktor.

Setiap perusahaan dan kontraktor yang beroperasi di daerah operasi PT. Berau Coal harus memiliki Surat Izin Operasi (SIO) dari KTT PT. Berau Coal.

Perusahaan bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan yang dilakukan oleh kontraktornya, termasuk pencatatan jam kerja, jumlah pekerja serta insiden yang terjadi.

Perusahaan memastikan bahwa kontraktor yang terpilih akan:

a. Menjalankan program dan biaya K3 dan KO. Program K3 dan KO yang dimaksud sekurang-kurangnya mencakup:

1) Program pemenuhan peraturan perundang-undangan: 2) Identifikasi bahaya dan risiko;

3) Pertemuan K3 berkala;

4) Pemerikasaan kesehatan karyawan;

5) Penyedia APD dan alat keselamatan kerja memenuhi kriteria yang ditetapkan perusahaan; dan

6)  Industrial Hygiene/Kesehatan Kerja.

 b. Memiliki bukti-bukti kompetensi untuk seluruh karyawan kontraktor, sesuai dengan kebutuhan untuk menjalankan pekerjaan yang ada dalam kontrak.

c. Melaporkan kepada KTT atau Wakil Manajemen setiap sarana, prasarana, dan  peralatan pertambangan yang digunakan.

d. Memiliki bukti-bukti kelayakan untuk seluruh sarana, prasarana dan peralatan  pertambangan sesuai persyaratan K3 dan KO perusahaan.

e. Melaporkan secara berkala tentang pelaksanaan program K3 dan KO kepada  perusahaan.

f. Melakukan pemantauan secara berkala terhadap kinerja K3 dan KO-nya.

g. Segera melaporkan setiap nearmiss, kerusakan properti, kejadian berbahaya, cidera dan sakit akibat kerja kepada KTT atau Wakil Manajemen.

(23)

3. Evaluas i kontraktor.

Perusahaan melaksanakan evaluasi secara berkala terhadap kinerja K3LM kontraktor melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran dan audit. Evaluasi akhir  juga dilakukan untuk semua penyelesaian kontrak dalam bentuk laporan kinerja K3 dan KO, termasuk memberikan umpan balik untuk pengetahuan dan pembelajaran di masa yang akan datang, serta melakukan tindakan perbaikan untuk pekerjaan  berikutnya.

Perusahaan harus melakukan evaluasi Kinerja K3L untuk Kontraktornya. IV.3.6.2. Ketentuan izin bekerja di daerah operasi

Perusahaan harus memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan di daerah operasi mendapat izin dari pejabat berwenang, khususnya pekerjaan terkait:

1. Memasuki Daerah Operasi, bentuk izin berupa  ID Card  karyawan atau pengunjung atau Transshipment Access Card , TAC. Izin ini berlaku untuk karyawan dan  pengunjung,

2. Mengoperasikan unit/ kendaraan/peralatan, bentuk izin berupa SIMPER/KIMPER, 3. Pengawasan pekerjaan penimbunan, bentuk izin berupa Kartu Pengawas

Penimbunan,

4. Pengawasan pekerjaan pembersihan lahan, bentuk izin kerja berupa Kartu Pengawas  Land Clearing  dan

5. Penggunaan unit/ kendaraan/ alat, bentuk izin berupa Surat Ke layakan Operasi (SKO) untuk kendaraan/unit, mesin, peralatan atau infrastruktur.

Pemohon Izin wajib melengkapi dan lulus persyaratan administrasi dan jenis pelatihan atau induksi yang telah ditetapkan oleh PT. Berau Coal.

Dalam hal terdapat kendaraan/unit, mesin, peralatan atau infrastruktur akan dioperasikan di daerah operasi, maka kendaraan/unit, mesin, peralatan atau infrastruktur harus lulus uji kelayakan (commissioning/recommissioning ) untuk mendapatkan Surat Kelayakan Operasi (SKO) dan/atau Stiker Kendaraan/Unit.

PJO Mining Contractor   harus memastikan pemeriksaan dilakukan terhadap permohonan sampai dengan pencetakan izin bekerja di daerah operasi untuk personil, kendaraan/unit, mesin, peralatan atau infrastruktur yang berada di dalam tanggung jawabnya.

Permohonan kelima (5) Izin Kerja di Daerah Operasi di atas harus mendapat persetujuan dari KTT/WKTT/PJA/PFSO, sesuai dengan lokasi kerja pengajuan izin kerja.

Proses pengurusan izin kerja mining contractor   dan subkontraktornya menjadi tanggung  jawab mining contractor.

Izin kerja berlaku satu (1) tahun dan tidak boleh dipinjamkan atau dipergunakan di luar  peruntukan yang sudah ditetapkan. Izin kerja yang kadaluarsa dapat diperpanjang.

 Database personil atau kendaraan/ unit/ peralatan/infrastruktur harus dipelihara dan selalu dimutakhirkan.

(24)

IV.3.6.3. Ketentuan bekerja di dae rah terpe ncil

Semua personil yang bekerja di area terpencil harus terlebih dulu menerima pelatihan dan lulus materi SIMAK K3L, yaitu minimum pada Kelompok Materi Pelatihan Dasar (KMPD).

Briefing dan konsolidasi rencana-rencana kegiatan harus dilakukan sebelum bekerja di area terpencil, dengan memperhatikan faktor K3L, sbb:

1. Skenario/ rencana pekerjaan sehingga setiap personil mengerti tahapan kegiatan yang akan dilakukan secara aman.

2. Kesiapan alat komunikasi (Radio HT).

3. Kesiapan portable first aid kit sesuai Standar P3K (S-ERG-17) beserta isinya lengkap dan siap digunakan.

4. Kesiapan alat pelindung diri terkait dengan rencana pekerjaan yang akan dilakukan. 5. Kesiapan alat penunjuk arah (compass) dan alat navigasi.

6. Kesiapan peta evakuasi.

7. Kesiapan kondisi fisik personil. 8. Kesiapan peralatan.

9. Kesiapan perbekalan

Personil yang melakukan pekerjaan di daerah terpencil harus menggunakan alat pelindung diri wajib, yaitu:

1. Safety Helmet 2. Safety boots

3. Tambahan APD, seperti: pakaian lengan panjang, c lear safety glasses, sarung tangan, dll. disesuaikan dengan bahaya kerja atau yang ditentukan pada prosedur, IK atau JSA. IV.3.6.4. Ketentuan pembelian

Pengendalian terkait dengan pembelian material, peralatan serta jasa diatur dengan mekanisme berikut:

1. Perusahaan menetapkan prosedur pembelian yang terdokumentasi untuk menjamin  bahwa spesifikasi teknik, persyaratan K3LM perusahaan, serta persyaratan peraturan  perundang-undangan yang berlaku menjadi pertimbangan utama dalam setiap keputusan pembelian barang atau jasa. Prosedur pembelian tersebut sekurang-kurangya meliputi:

a. Penetapan spesifikasi pembelian mencakup persyaratan K3LM.  b. Proses seleksi vendor.

c. Proses verifikasi kesesuaian dengan spesifikasi pembelian.

2. Penetapan spesifikasi pembelian dikonsultasikan dengan tenaga kerja yang kompeten. 3. Kebutuhan pelatihan, pasokan alat pelindung diri, alat keselamatan, dan perubahan

terhadap prosedur operasi/kerja dipertimbangkan sebelum pembelian dan penggunaan sarana pertambangan, bahan kimia, dan/atau jasa.

4. Pada saat sarana pertambangan, bahan kimia, dan/atau jasa diterima ditempat kerja,  personil yang ditunjuk menjelaskan kepada semua pihak terkait yang akan menggunakan sarana pertambangan, bahan kimia, dan/atau jasa tersebut, yang terkait dengan identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko kecelakaan serta penyakit akibat kerja.

(25)

IV.3.6.5. Ketentuan perancangan, rekayasa dan perubahan K3L

Setiap perancangan dan rekayasa terhadap sarana, prasarana, instalasi, peralatan serta  proses kerja harus mempertimbangkan risiko K3LM yang mungkin muncul dan

kesesuaiannya terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Semua perancangan dan rekayasa harus disetujui oleh Pejabat Berwenang dan didokumentasikan.

Setiap desain awal atau modifikasi pada sarana dan prasarana harus mempertimbangkan aspek teknis dan K3L serta sesuai dengan persyaratan peraturan dan perundang-undangan yang terkait.

Setiap verifikasi desain atau modifikasi harus diperiksa oleh personil yang kompeten atau  badan pemeriksa yang telah tersertifikasi.

Rancangan atau perubahan yang terkait dengan regulasi ataupun membutuhkan penilaian risiko, harus melalui persetujuan Kepala Teknik Tambang.

Setiap perubahan rancangan dan rekayasa terhadap sarana, prasarana, instalasi, dan  peralatan dikomunikasikan kepada pekerja tambang.

IV.3.6.6. Ketentuan pelaporan bahaya

Setiap pekerja atau tamu perusahaan dapat melaporkan Kondisi Tidak Aman (KTA)/ Tindakan Tidak Aman (TTA) yang ditemukan saat berada di area kerja kepada  penanggung jawab area tersebut.

Penanggung jawab terkait harus menganalisis, menindaklanjuti dan memonitor  pelaksanaan perbaikan KTA/TTA.

IV.3.6.7. Ketentuan inspeksi & obse rvasi K3L

Perusahaan menetapkan bahwa setiap Pengawas melakukan observasi (pengamatan) dan inspeksi (pemeriksaan) terhadap Tindakan Tidak Aman (TTA) dan Kondisi Tidak Aman (KTA) di area kerja, baik dilakukan secara terencana atau pun tidak terencana.

Penentuan frekuensi Observasi atau Inspeksi K3L harus mempertimbangkan:

1. Kondisi objek observasi atau inspeksi, yaitu kendaraan/ unit/alat/ infrastruktur/ tempat kerja/ lingkungan dan pekerja. Semakin kurang baik kondisi objek atau semakin tinggi tingkat risiko, maka frekuensi inspeksi semakin tinggi.

2. Hasil penilaian risiko pekerjaan, fasilitas, lingkungan atau tempat kerja,

3. Kriteria kelayakan kendaraan/unit/alat/infrastruktur/ tempat kerja/ lingkungan. 4. Pengalaman insiden atau Penyakit Akibat Kerja,

5. Frekuensi pekerjaan, serta

6. Tingkat pengendalian yang telah dilakukan.

Kriteria kelayakan untuk setiap objek observasi/inspeksi (minimal) mengacu pada lembar  periksa yang memuat persyaratan kelayakan yang diterapkan oleh PTBC dan sesuai

(26)

Perusahaan menentukan tatacara dan peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan observasi dan inspeksi.

Catatan temuan Observasi dan Inspeksi K3L dipelihara, direkapitulasi, dianalisa, ditindaklanjuti. Efektivitas pelaksanaan tindak lanjut dieva luasi.

Penyelesaian tindak perbaikan atau tindak pencegahan mencantumkan batas waktu  penyelesaian. Penentuan durasi dan prioritas penyelesaian tindak perbaikan/ tindak  pencegahan harus memperhatikan potensi risiko. Temuan dengan potensi risiko tinggi

mendapat prioritas penyelesaian yang lebih tinggi. IV.3.6.8. Ketentuan Pengope rasian Mesin

Perusahaan harus mengidentifikasi mesin-mesin dan peralatan yang memerlukan  persetujuan khusus sebelum digunakan. Persetujuan tersebut dimaksudkan untuk memastikan kecukupan persyaratan kompetensi sebagai langkah pengendalian terhadap mesin dan peralatan yang berisiko tinggi.

Perusahaan mengeluarkan KIMPER (Kartu Izin Mengoperasikan Peralatan) sebagai bentuk  persetujuan.

Setiap mesin dengan tingkat risiko tersebut harus dilengkapi dengan Instruksi Kerja dan dilakukan pemeriksaan sebelum penggunaannya (P2H). Bahaya dari setiap mesin harus telah teridentifikasi dan dikendalikan.

Setiap Departemen yang bertanggung jawab terhadap suatu mesin harus menetapkan  program pemeliharaan mesin yang meliputi pemeriksaan, perawatan dan perbaikan. Dokumen mesin yang berasal dari pabrik pembuatnya harus disimpan dan terpelihara dengan baik, sebagai masukan dalam penentuan jadwal pemeliharaan tersebut.

IV.3.6.9. Ketentuan Penerapan Lock Out- Tag Out ( LOTO)

Peralatan yang memiliki atau menyimpan energi wajib dikunci atau dihilangkan energinya sebelum dilakukan pekerjaan pada alat tersebut melalui mekanisme penguncian energi (Lock Out Tag Out, LOTO) sehingga potensi paparan energi terhadap pekerja dapat dicegah. Penanggung Jawab Teknis bertanggung jawab menentukan peralatan/ unit/ instalasi yang diwajibkan penerapan LOTO.

Pekerjaan yang menerapkan LOTO harus dikomunikasikan kepada personil terkait, termasuk kepada personil shift pengganti, jika pekerjaan tersebut tidak selesai dikerjakan dalam satu shift.

Setiap personil pemilik perangkat personal lock bertanggung jawab terhadap penggunaan dan penyimpanan perangkat personal lock-nya di area kerja masing-masing.

IV.3.6.10. Ketentuan Inspeksi Alat Bantu Kerja (Tools & Equipme nt)

Setiap plant /workshop di seluruh area kerja PT. Berau Coal harus menunjuk seorang Tools  Inspector   yang bertanggung jawab utuk melakukan inspeksi kelayakan alat bantu dan

modifikasinya.

Seluruh tools, equipment dan peralatan listrik yang baru dibeli harus diperiksa secara visual dan diuji kinerjanya sebelum diinventarisasi.

(27)

Inspeksi tools harus dilakukan minimal 1 x sebulan. Hasil inspeksi dicatat, dilaporkan dan ditindaklanjuti dengan perbaikan jika ditemukan kerusakan pada peralatan.

IV.3.6.11. Ketentuan Tindakan Medis & Pelaporan Pasca Tindakan pada Kasus Kecelakaan Kerja

Perusahaan memastikan korban insiden ditangani. Eskalasi penanganan korban ke tingkat selanjutnya dilakukan jika korban tidak dapat ditangani. Urutan eskalasi penanganan korban adalah sbb:

1) ERG Station;

2) Klinik PT. Berau Coal; 3) Rumah sakit di Berau;

4) Evakuasi ke rumah sakit di luar Berau.

Dokter Perusahaan bertanggung jawab melakukan pemantauan kondisi korban kecelakaan hingga korban keluar dari rumah sakit dan melaporkannya kepada OHS Manager. Status akhir korban dilaporkan kepada KTT.

IV.3.6.12. Ketentuan Pe ngendalian Alkohol dan Narkotika di Tempat Kerja

Pekerja dengan sifat pekerjaannya yang memerlukan konsentrasi tinggi harus menjadi  prioritas pemeriksaan (screening) a lcohol dan narkotika, me liputi:

-

Operator Alat-Alat Berat (HD, dump truck, shovel, grader, wheel loader, dozer,

compactors, mesin drilling/pengeboran)

-

Pekerja yang menangani/mengoperasikan bahan peledak (blast ing)

-

Pengemudi kendaraan (mobil, bus), kapal laut, perahu, boat dan tugboat

-

Pekerja yang menangani bahan berbahaya dan beracun

-

Pekerjaan khusus (ambulans, emergency response)

-

Operator peralatan konstruksi, seperti namun tidak terbatas pada:

 Tower cranes, mobile cranes, loading cranes (alat angkat/angkut)

 Pekerja yang menggunakan peralatan untuk bekerja di ketinggian (scaffolders,

fixed atau mobile platforms)

 Mekanik dan elektrik

Pekerja di atas hanya diizinkan bekerja jika kadar alkohol dalam darah 0% dan dinyatakan fit untuk bekerja oleh Pejabat yang Berwenang.

Perusahaan harus menyusun Program Pencegahan dan Pengendalian Penyalahgunaan Alkohol dan Narkotika di tempat kerja, mencakup:

-

Promosi kesehatan (edukasi);

-

Pemeriksaan penyalahgunaan Alkohol dan Narkotika kepada pekerja, melalui

 pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemer iksaan kesehatan berkala ataupun  pemeriksaan secara acak (random)

IV.3.6.13. Izin kerja khusus

Perusahaan juga menetapkan jenis pekerjaan yang memerlukan ijin kerja khusus dan ketentuan pelaksanaannya. Jenis pekerjaan yang membutuhkan izin kerja khusus adalah  pekerjaan dengan nila i risiko tinggi atau dapat menyebabkan cidera fatal secara

(28)

Izin kerja khusus dimaksudkan untuk memastikan seluruh pengendalian pekerjaan tersebut telah disiapkan sebelum pekerjaan dimulai. Yang termasuk ke dalam pekerjaan khusus adalah:

a. Bekerja di Ketinggian

Setiap pekerjaan yang dilakukan pada ketinggian di atas 1,8 meter atau dengan kecuraman lereng 40o  dari dasar lantai kerja (platform) dan atau tempat kerja yang memiliki risiko terjatuh, wajib memiliki peralatan pencegah jatuh atau alat pelindung  jatuh.

Pekerjaan di ketinggian wajib mendapat izin dari pejabat berwenang dan diawasi oleh Pengawas yang kompeten.

Bekerja di ketinggian hanya dilakukan oleh personil yang kompeten.

Seluruh peralatan serta alat pelindung diri untuk bekerja di ketinggian harus layak untuk digunakan.

b. Bekerja dengan Panas

Pekerjaan panas adalah pekerjaan yang dapat menimbulkan percikan api, kebakaran,  bahkan ledakan, seperti: pengelasan, penggerindaan, pemotongan dengan

menggunakan gas elpiji+oksigen

Setiap aktivitas Bekerja dengan Panas wajib mendapat izin dari pejabat berwenang dan diawasi oleh Pengawas yang kompeten.

Pekerjaan panas hanya dilakukan oleh personil yang kompeten.

Seluruh peralatan serta alat pelindung diri untuk bekerja dengan panas harus layak untuk digunakan.

Alat pencegah kebakaran (APAR) harus tersedia pada saat melakukan pekerjaan  panas.

c. Bekerja di De kat Air

Setiap personil yang bekerja/ berada di tepi atau di atas air dengan kedalaman lebih dari 1 meter wajib menggunakan pelampung keselamatan (life jacket/ work vest ) atau dilengkapi alat pelindung jatuh.

Pekerjaan di dekat air wajib memiliki izin dari pejabat berwenang dan diawasi oleh Pengawas yang kompeten.

Bekerja di dekat air hanya dilakukan oleh personil yang kompeten. Peralatan kerja dan Alat Pelindung Diri (APD) harus layak digunakan. d. Pencucian Unit di Tambang

Setiap pekerjaan pencucian unit di area tambang wajib mendapat izin dari pejabat  berwenang. Izin tersebut dapat diajukan hanya jika pencucian unit tidak dapat

(29)

Area yang dijadikan tempat pencucian unit harus disetujui atau diizinkan oleh Pejabat Berwenang setelah melalui penilaian kelayakan.

Pencucian unit di area tambang hanya dilakukan oleh personil yang telah menerima  pelatihan terkait pencucian unit di area tambang dan harus dipastikan bahwa seluruh  peralatan kerja dan Alat Pelindung Diri (APD) layak digunakan.

e. Bekerja di Ruang Terbatas

Bekerja di ruang terbatas adalah pekerjaan yang dilakukan pada area yang memiliki akses terbatas dimana personel yang memasukinya memiliki resiko kekurangan oksigen atau terpapar gas beracun.

Setiap pekerja dilarang memasuki atau bekerja di ruang terbatas tanpa izin dari pejabat  berwenang.

Bekerja di ruang terbatas hanya dilakukan oleh personil yang kompeten dengan  pengawasan dilakukan minimal oleh 1 orang Pengawas.

Seluruh peralatan kerja dan Alat Pelindung Diri (APD) harus layak digunakan.

Alat ukur kadar gas, temperatur serta parameter lain yang diperlukan wajib terkalibrasi.

f. Bekerja di Luar Workshop

Setiap pekerjaan yang dilakukan di luar workshop wajib mendapat izin dari pejabat  berwenang dan diawasi oleh Pengawas yang kompeten.

Personil yang melakukan pekerjaan di luar workshop harus kompeten. Seluruh peralatan dan Alat Pelindung Diri (APD) harus layak digunakan.

Keenam (6) jenis izin kerja khusus tersebut harus disetujui oleh KTT/WKTT/OHS Manager/ PJA/PJO/Nakhoda/PFSO, sesuai dengan tempat dilakukan pekerjaan. Izin Kerja didokumentasikan, dipelihara dan dievaluasi.

Izin Kerja berlaku maksimal 1 minggu dan dapat diperpanjang kembali maksimal 1 minggu.

IV.3.6.14. Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Keselamatan

Perusahaan berkewajiban untuk menyediakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai bagi karyawan. Kesesuaian APD mempertimbangkan jenis bahaya yang melekat pada setiap  pekerjaan.

Jika diperlukan, perusahaan menyiapkan pelatihan penggunaan APD dan alat keselamatan  bagi pekerja.

Perusahaan membuat, menetapkan, menerapkan, mendokumentasikan, memelihara dan mengevaluasi prosedur untuk:

(30)

a. Penilaian kebutuhan APD dan alat keselamatan yang sesuai dengan jenis pekerjaan dan bahaya yang timbul;

 b. Penentuan alat keselamatan dan penyediaan APD dengan jumlah yang memadai secara cuma-cuma;

c. Pembuatan matriks APD untuk setiap pekerjaan dan area khusus;

d. Evaluasi kepatuhan terhadap penggunaan dan perawatan APD dan alat keselamatan; dan

e. Pelaksanaan pelatihan untuk karyawan yang terkait dengan fungsi, manfaat,  penggunaan, dan perawatan APD dan alat keselamatan.

IV.3.6.15. Pe ngelolaan Lingkungan Kerja

Perusahaan menetapkan prosedur pengelolaan lingkungan kerja pertambangan. Pengelolaan lingkungan kerja yang dimaksud sekurang-kurangnya meliputi pengendalian debu, kebisingan, getaran, pencahayaan, kualitas dan kuantitas udara kerja, radiasi, faktor kimia, faktor biologi, dan kebersihan lingkungan kerja.

Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja dilaksanakan dilakukan oleh Petugas  Industrial Hygiene secara berkala dan hasilnya didokumentasikan serta digunakan untuk  penilaian dan pengendalian risiko (Occupational Hygiene). Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja sekurang-kurangnya meliputi debu, kebisingan, getaran, pencahayaan, kualitas dan kuantitas udara kerja, radiasi, faktor kimia, faktor biologi, dan kebersihan lingkungan kerja.

Perusahaan memastikan terdapat prosedur yang terdokumentasi mengenai identifikasi, kalibrasi, pemeliharaan dan penyimpanan untuk alat pemeriksaan, ukur, dan uji lingkungan kerja, baik itu prosedur internal perusahaan atau prosedur pihak eksternal, jika alat dimiliki oleh pihak eksternal. Alat dipelihara dan dikalibrasi sesuai dengan  persyaratan peraturan perundang-undangan dan standar yang berlaku.

IV.3.6.16. Pe ngelolaan tata graha (housekeeping ) tempat kerja

Perusahaan menetapkan prosedur pengelolaan tata graha (housekeeping ) tempat kerja: a. Pengelolaan tata graha (housekeeping ) tempat kerja yang dimaksud

sekurang-kurangnya meliputi: - Kebersihan; - Kerapihan;

- Keteraturan tata letak; - Penataan; dan

- Sanitasi.

 b. Pemantauan pengelolaan tata graha (housekeeping ) dilaksanakan secara berkala dan hasilnya didokumentasikan.

IV.3.6.17. Pengelolaan aspek lingkungan pentingDalam rangka pengelolaan aspek lingkungan penting, Perusahaan menetapkan:

a. Ketentuan pengelolaan B3 dan limbah B3

- Penempatan dan penyimpanan B3 dan Limbah B3 harus memenuhi ketentuan  peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

(31)

- B3 dan Limbah B3 yang disimpan harus memiliki label yang sesuai.

- Tempat penyimpanan B3 dan Limbah B3 harus dilengkapi dengan fasilitas yang sesuai dengan persyaratan peraturan

 b. Ketentuan Pengelolaan Limbah, Pengendalian Pencemaran Udara & GRK

- Pengelolaan sampah harus dimulai dari sebelum terbentuknya sampah dan dengan menerapkan prinsip 3R ( Reduce, Reuse, Recycle).

- Perusahaan wajib melakukan pengukuran parameter emisi sumber bergerak dan udara ambien secara berkala sesuai dengan regulasi terkait

- Pengendalian pencemaran udara harus dilakukan terhadap sumber emisi bergerak dan sumber emisi tidak bergerak dan kualitas udara ambient.

IV.3.6.18. Pe ngelolaan Kesehatan Kerja

Perusahaan menetapkan prosedur pengelolaan kesehatan kerja dalam rangka mencegah terjadinya sakit dan penyakit akibat kerja serta menciptakan budaya hidup bersih dan sehat (hygiene dan sanitasi). Pengelolaan kesehatan kerja yang dimaksud sekurang-kurangnya meliputi pemeriksaan kesehatan pekerja yang terpapar bahaya kesehatan di tempat kerja (misalnya debu, uap, gas, asap, uap air, atau gangguan kebisingan), evaluasi efektivitas langkah-langkah pengendalian risiko kesehatan yang teridentifikasi, serta  penyediaan data diagnosa dasar untuk penentuan kategori sakit atau penyakit akibat kerja. Perusahaan mengelola dan mengembangkan program atau kegiatan kesehatan di tempat kerja dengan pendekatan empat pilar kesehatan kerja, yaitu: promosi, pencegahan, kuratif, dan rehabilitatif. Perusahaan menetapkan pengelolaan keselamatan makanan dan minuman ( Food Safety) untuk menjaga kesehatan pekerja, mencegah kasus keracunan makanan dan minuman, dan memastikan pekerja mendapat asupan gizi yang memadai ketika disediakan makanan dan minuman oleh perusahaan.

Perusahaan melakukan pengelolaan kesesuaian tempat kerja, peralatan, dan lingkungan tempat kerja dengan postur tubuh pekerja (ergonomic). Pemantauan pekerja tambang yang bekerja pada tempat yang memiliki risiko tinggi dan tingkat kelelahan (fatigue) juga harus dilakukan.

Catatan kesehatan tenaga kerja harus dibuat, didokumentasikan, dan dievaluasi sesuai dengan persyaratan peraturan perundang-undangan. Pelaporan Kesehatan Kerja Pertambangan & Pelaporan Lingkungan Kerja Pertambangan ( Occupational Hygiene) kepada pemangku kepentingan mematuhi ketentuan peraturan terkait.

IV.3.6.19. Pe ngelolaan Keselamatan Operasi Pe rtambangan

Perusahaan membuat, menetapkan, menerapkan, mendokumentasikan, memelihara dan mengevaluasi pengelolaan keselamatan operasi pertambangan. Pengelolaan keselamatan operasi pertambangan dilakukan oleh tenaga teknik yang kompeten.

Terkait Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan, setiap Pejabat Yang Ditunjuk bertanggung jawab memastikan

(32)

 peralatan/unit/instalasi berada dalam keadaan baik dan menjamin keselamatan operasional, serta memastikan ketersediaan sumber daya yang diperlukan dengan cara: 1. Membuat, menetapkan, menerapkan, mendokumentasikan, memelihara dan

mengevaluasi prosedur pelaksanaan pemeliharaan /perawatan sarana, prasarana, instalasi , dan peralatan pertambangan..

2. Menetapkan program dan jadwal pelaksanaan pemeliharaan/perawatan berkala terhadap sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan.

3. Melaksanakan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan  pertambangan sesuai dengan program dan jadwal yang te lah ditetapkan. Perubahan  pelaksanaan pekerjaan peralatan/ unit/ instalas i terhadap jadwal yang telah

direncanakan harus disetujui oleh Manajer terkait.

4. Menyediakan peralatan yang sesuai dan layak untuk pelaksanaan  pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan.

Peralatan pengaman peralatan/unit/instalasi harus dikalibrasi secara berkala.

5. Mengevaluasi dan mendokumentasikan secara berkala sistem dan pelaksanaan  pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan. Departemen Terkait dapat membuat program peningkatan berdasarkan data atau catatan hasil inspeksi dan pekerjaan peralatan/ unit/ instalasi.

a. Perusahaan melakukan pengamanan instalasi dengan cara:

1. Membuat, menetapkan, menerapkan, mendokumentasikan, memelihara dan mengevaluasi prosedur pengamanan instalasi.

2. Pengamanan instalasi yang dimaksud sekurang-kurangnya meliputi:

-

Instalasi kelistrikan;

-

Intalasi hydraulic;

-

Instalasi pneumatic;

-

Instalasi bahan bakar cair;

-

Instalasi gas;

-

Instalasi air;

-

Instalasi proteksi kebakaran; dan

-

Instalasi komunikasi.

3. Menetapkan program dan jadwal pemeriksaan pengamanan instalasi yang sudah ditetapkan.

4. Melaksanakan pemeriksaan berkala terhadap pengamanan instalasi.

5. Mengevaluasi dan mendokumentasikan has il pemeriksaan pengamanan insta lasi.

 b. Perusahaan juga melakukan uji kelayakan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan  pertambangan dengan cara:

1. Membuat, menetapkan, menerapkan, mendokumentasikan, dan mengevaluasi  prosedur pengujian kelayakan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan  pertambangan.

2. Menetapkan program dan jadwal pengujian kelayakan terhadap sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan.

Referensi

Dokumen terkait

beberapa pelari, maka software pada komputer akan terus bekerja hingga semua pelari melewati sensor. 5) Setelah semua pelari melewati sensor, software kemudian meminta

4.Masing-masing Pihak Berjanji sepakat bahwa operator pesawat terbang tersebut dapat diminta untuk mengamati ketentuan-ketentuan keamanan penerbangan dengan menunjuk kepada ayat di

Langsung saja buat file baru di Notepad anda dan ketik kode berikut, atau anda bisa COPAS (Copy Paste) aja dari file index.htm dan rubah bagian Content

Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Karena itu kemudian salah satu konsep sentral bagi Syiah adalah soal politik, yaitu tentang kedudukan imam, kedudukan wakil imam, yang mutlak tidak hanya dalam

TLOGOAGUNG NGRANDU JAMBEREJO SIDOMULYO DROKILO MOJOREJO.. 22 1 ABDULLAH SPd.I

paparan akut pada konsentrasi Cd yang tinggi menyebabkan perubahan histologi insang L. Histologi insang udang vaname yang terpapar logam Kadmium. Keterangan : 1a) Insang udang

emua peserta paham terhadap situasi da* k-*disi mas+arakat sehi*gga mampu melahirka* kader muahid +a*g mempu*+ai se*siti=tas terhadap ba*gsa*+a.. 4emiiki rasa ta*ggu*g