• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN RUTE OPTIMUM DALAM SUPPLY CHAIN NETWORK DENGAN ALGORITMA ANT COLONY UNTUK KOTA DAN KABUPATEN BOGOR INDRI WIDYASTUTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENENTUAN RUTE OPTIMUM DALAM SUPPLY CHAIN NETWORK DENGAN ALGORITMA ANT COLONY UNTUK KOTA DAN KABUPATEN BOGOR INDRI WIDYASTUTI"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN RUTE OPTIMUM DALAM

SUPPLY CHAIN

NETWORK

DENGAN ALGORITMA

ANT COLONY

UNTUK

KOTA DAN KABUPATEN BOGOR

INDRI WIDYASTUTI

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

(2)

2

PENENTUAN RUTE OPTIMUM DALAM

SUPPLY CHAIN

NETWORK

DENGAN ALGORITMA

ANT COLONY

UNTUK

KOTA DAN KABUPATEN BOGOR

INDRI WIDYASTUTI

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komputer pada

(3)

ABSTRACT

INDRI WIDYASTUTI. Penentuan Rute Optimum dalam Supply Chain Network dengan Algoritma Ant Colony Untuk Kota dan Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh SONY HARTONO WIJAYA.

Persaingan antarperusahaan semakin marak terjadi seiring berkembangnya teknologi dan permintaan pasar. Agar produk suatu perusahaan dapat bertahan dipasaran, diperlukan suatu manajemen yang dapat mengatur informasi dari produsen ke konsumen dengan efektif dan efisien. Pada penelitian ini, menitikberatkan cara pendistribusian produk melalui jalur dengan jarak terpendek, yaitu memanfaatkan Algoritma Ant Colony untuk memperoleh rute pendistribusian dengan jarak terpendek. Algortima ini bekerja pada sebuah graf berbobot jarak dan berarah sesuai lajur lalu lintas. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sistem jalan Kota dan Kabupaten Bogor wilayah Barat. Sistem ini menggunakan Google Maps untuk merepresentasikan rute hasil dari Algoritma Ant Colony.

Penelitian ini berhasil mengimplementasikan Algoritma Ant Colony pada sebuah sistem untuk mencari rute optimum pendistribusian. Hasil dari sistem ini berupa rute optimum dengan akurasi sebesar 92%.

(4)

ABSTRACT

INDRI WIDYASTUTI. Determining Optimal Route in Supply Chain Network with Ant Colony Algorithm for Bogor City and Regency. Supervised by SONY HARTONO WIJAYA.

Competition among companies rises along with the development of technology and market demand. In order to keep a product resist in the market, a management which is able to manage information from manufacturer to consumer effectively and efficiently is needed. This research is emphasizing the manner of distributing the product through the shortest route, that is the use of Ant Colony Algorithm to obtain the shortest route of distribution. This algorithm operates on a weighted graph distance and directional appropriate traffic lane. Data which were used in this research were the data of system of Bogor City and Regency. This system uses Google Maps to represent the route as the result of Ant Colony Algorithm.

This research successfully implement a system using Ant Colony Algorithm to find the optimum route distribution. The result from this system is a optimum route with an accuracy of 92%.

(5)

Judul Skripsi : Penentuan Rute Optimum dalam Supply Chain Network dengan Algoritma Ant Colony Untuk Kota dan Kabupaten Bogor

Nama : Indri Widyastuti

NIM : G64080044

Menyetujui: Pembimbing,

Sony Hartono Wijaya, S.Kom, M.Kom NIP. 19810809 200812 1 002

Mengetahui: Ketua Departemen,

Dr. Ir. Agus Buono, M.Si, M.Kom NIP. 19660702 199302 1 001

(6)

Penguji :

1. Toto Haryanto, S.Kom, M.Si

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2012 dengan bidang kajian Penentuan Rute Optimum dalam Supply Chain Network dengan Algoritma Ant Colony Untuk Kota dan Kabupaten Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan dorongan kepada penulis selama menyelesaikan tugas akhir ini, antara lain: 1 Kedua orang tua tercinta, Bapak Sunardi, S.Pd dan Ibunda Anis Maryati, S.Pd yang selalu

memberikan kasih sayang, doa, dan dukungan moral.

2 Adik-adik tercinta, Taufik Rahmad Ramadhan, R. Bakhrun Adi Nugroho, dan Amin Probowati Mustikasari yang selalu menjadi motivasi penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir.

3 Bapak Sony Hartono Wijaya, S.Kom, M.Kom selaku pembimbing atas ilmu, waktu, bimbingan, arahan, dan nasihat yang selalu diberikan selama pengerjaan tugas akhir ini. 4 Bapak Hendra Rahmawan selaku pembimbing akademik yang telah meluangkan waktunya

untuk mendengarkan keluh kesah penulis.

5 Bapak Toto Haryanto, S.Kom, M.Si dan Bapak Dr. Wisnu Ananta Kusuma, S.T, M.T selaku dosen penguji yang telah memberikan ide dan saran kepada penulis.

6 Muhammad Ulul Albab dan rekan-rekan Ilkom 45 yang telah banyak membantu penulis selama menjalani waktu kuliah di departemen Ilmu Komputer IPB.

7 Departemen Ilmu Komputer, staf, dan dosen yang telah banyak membantu baik selama penelitian maupun pada masa perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Segala kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat, Amin.

Bogor, September 2012

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukoharjo pada tanggal 15 Januari 1990 sebagai putri pertama dari empat bersaudara, dari pasangan Sunardi, S.Pd dan Anis Maryati, S.Pd. Pada tahun 2008, penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Sragen. Pada tahun yang sama, penulis diterima menjadi mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Komputer. Pada tahun 2010-2011, penulis menjabat sebagai sekertaris divisi Marketing and Relationship di Himpunan Mahasiwa Ilmu Komputer (HIMALKOM). Pada tahun 2011, penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Divisi Pengembangan dan Pemeliharaan Aplikasi (PPA) Bank Indonesia dan berhasil menyelesaikan interface dari website kerjasama antara Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... vi DAFTAR GAMBAR ... vi DAFTAR LAMPIRAN ... vi PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 1 Ruang Lingkup ... 1 TINJAUAN PUSTAKA ... 1

SupplyChainManagement ... 1

Graf ... 2

Algoritma AntColony ... 2

METODE PENELITIAN Pendefinisian Masalah ... 4

Studi Pustaka ... 4

Pembentukan Data ... 4

Pengembangan Sistem ... 4

Pengujian dan Analisis Sistem ... 5

HASIL DAN PEMBAHASAN Pendefinisian Masalah ... 5

Pembentukan Data ... 5

Pengembangan Sistem ... 6

Pengujian dan Analisis Sistem ... 9

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan ... 10

Saran ... 10

DAFTAR PUSTAKA ... 10

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Representasi tingkah laku semut dalam Algoritma Ant Colony ... 2

2 Nilai parameter dengan rata-rata solusi jarak ... 7

3 Nilai parameter dengan rata-rata solusi jarak ... 7

4 Nilai parameter dengan rata-rata solusi jarak... 8

5 Nilai parameter dengan rata-rata solusi jarak... 8

6 Nilai parameter m dengan rata-rata solusi jarak ... 8

7 Nilai parameter dengan rata-rata solusi jarak ... 9

8 Akurasi hasil pengujian rute optimum ... 10

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Graf berarah. ... 2

2 Koloni semut. ... 2

3 Metode penelitian. ... 4

4 Pembentukan node dan edge. ... 5

5 Tampilan awal sistem pencarian rute ... 6

6 Hubungan parameter dengan rata-rata solusi jarak. ... 7

7 Hubungan parameter dengan rata-rata solusi jarak. ... 7

8 Hubungan parameter dengan rata-rata solusi jarak. ... 8

9 Hubungan parameter dengan rata-rata solusi jarak. ... 8

10 Hubungan parameter m dengan rata-rata solusi jarak. ... 8

11 Hubungan parameter m = 10, m = 25, m = 50, dan m= 100 dengan waktu eksekusi. ... 9

12 Hubungan parameter dengan rata-rata solusi jarak. ... 9

13 Hubungan antara waktu eksekusi program dengan nilai parameter . ... 9

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Diagram Alur Algoritma Ant Colony ... 12

2 Data node ... 13

3 Data edge ... 14

4 Alur pemanggilan fungsi ... 18

5 Hasil pengujian Nilai ... 20

6 Hasil pengujian Nilai ... 22

7 Hasil pengujian Nilai ... 24

8 Hasil pengujian nilai ... 25

9 Hasil pengujian nilai ... 26

10 Hasil pengujian nilai ... 29

11 Pengujian rute optimum ... 31

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Persaingan antarperusahaan semakin marak terjadi seiring berkembangnya teknologi dan permintaan pasar. Suatu perusahaan harus bisa bersaing agar produknya tetap bertahan dipasaran. Salah satu cara agar produk suatu perusahaan bisa bertahan di pasaran adalah dengan melakukan manajemen pemasaran dan pendistribusian dengan baik. Sehingga dibutuhkan manajemen perusahaan yang dapat menjalankan proses bisnis dari hulu hingga hilir secara efektif dan efisien. Perusahaan tersebut harus mengintegrasikan antara arus informasi barang dan jasa mulai dari pemasok sampai ke konsumen sehingga dapat menambah keuntungan dari perusahaan. Proses integrasi ini sering disebut dengan manajemen rantai pasok (supply chain management).

Salah satu faktor yang dalam supply chain management yang merupakan faktor utama dalam pemasaran produk adalah supply chain network. Supply chainnetwork dibagi menjadi dua bagian, yaitu lokasi dan jalur produksi. Penentuan lokasi produksi berpengaruh dalam pelayanan terhadap konsumen dan pemasaran produk. Untuk penentuan jalur produksi yang tepat dapat meminimalkan waktu distribusi dan jarak tempuh.

Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan pencarian rute optimum daerah Bogor menggunakan Algoritma Genetika (Marwantoni 2009). Penelitian ini mengoptimumkan waktu tempuh dari titik asal ke titik tujuan. Ada pula penelitian sebelumnya tentang penentuan lokasi dan jalur distribusi daerah Bogor menggunakan Algoritma Djikstra (Priasa 2008). Penelitian ini menentukan lokasi, dimana lokasi tersebut paling optimum untuk mejangkau setiap tujuan pada Kota Bogor. Perbedaan dari kedua Algoritma Genetika dan Algoritma Djikstra adalah Algoritma Genetika merupakan salah satu metode heuristik. Sedangkan Algoritma Dijkstra adalah salah satu metode konvensional. Metode konvensional dihitung dengan perhitungan matematis biasa, sedangkan metode heuristik dihitung dengan menggunakan sistem pendekatan. Algoritma

Ant Colony salah satu dari metode heuristik, dengan perhitungan pendekatan untuk mendapatkan nilai yang mendekati optimum. Kelebihan dari Algoritma Ant Colony antara lain: dapat memberikan alternatif jawaban, memberikan positive feedback dalam

menentukan solusi dengan cepat, yaitu meninggalkan feromon pada jalur yang dilalui, yang disebut dengan feromon adalah zat kimia yang berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh makhluk hidup untuk mengenali sesama jenis. Kekurangan dari Algoritma Ant Colony, yaitu analisis secara teoritik lebih sulit daripada eksperimen, waktu konvergensi tidak pasti, namun pasti konvergen, probabilitas dalam memilih suatu titik berubah-ubah sesuai siklus.

Penelitian ini merancang supply chain network yang berfokus pada penentuan jalur distribusi untuk mendapatkan rute optimum dengan jarak tempuh terpendek dan waktu tempuh tercepat. Penelitian ini menggunakan Algoritma Ant Colony. Hasil dari perancangan ini diimplementasikan dalam bentuk website

yang dapat memudahkan perusahaan dalam pengaksesannya.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang supply chain network untuk menentukan rute pendistribusian yang optimum dengan menggunakan Algoritma Ant Colony.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

 Data yang digunakan adalah data dari penelitian sebelumnya oleh Marwantoni, yaitu daerah Kota Bogor dan beberapa tambahan daerah Kabupaten Bogor wilayah Barat.

 Sistem dibuat untuk untuk memberikan rute distribusi dari tempat produksi ke satu tempat tujuan.

TINJAUAN PUSTAKA

SupplyChainManagement

Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta perusahaan pendukung seperti jasa logistik. Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain

yaitu:

1 Aliran barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke

(12)

2

distributor, pengecer, kemudian ke pemakai akhir.

2 Aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu.

3 Aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.

Sedangkan supply chain management atau manajemen rantai pasok adalah metode, alat atau pendekatan pengelolaan dari pasokan bahan baku, produksi barang, maupun pengiriman barang sampai ke konsumen untuk menciptakan pelayanan yang lebih baik dan efisien sehingga dapat memuaskan permintaan pasar (Ayers 2001). Supply chain management tidak hanya berorientasi pada urusan internal melainkan juga eksternal perusahaan yang menyangkut hubungan dengan perusahaan-perusahaan partner. Jadi, dengan kata lain supply chain management

(SCM) merupakan integrasi proses-proses bisnis kunci dari pengguna akhir sampai ke pemasok awal yang menyediakan produk, jasa, dan informasi yang memberikan nilai tambah untuk pelanggan dan pihak-pihak terkait lainnya.

Graf

Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Graf G merupakan pasangan himpunan tidak kosong dari V(G)

yang disebut dengan verteks atau node dan himpunan E(G) yang menghubungkan antara dua node yang disebut dengan himpunan

edge (Chartrand & Ollerman 1993). Graf G = (V, E), yang dalam hal ini:

V = himpunan tidak-kosong dari simpul-simpul (vertices)

= { v1 , v2 , ... , vn }

E = himpunan sisi (edges) yang menghubungkan sepasang simpul = {e1 , e2 , ... , en }

Berdasarkan orientasi arah pada sisi, maka secara umum graf dibedakan atas 2 jenis:

 Graf tak-berarah (undirectedgraph) Graf yang sisinya tidak mempunyai orientasi arah disebut graf tak-berarah.

 Graf berarah (directedgraph atau digraph) Graf yang setiap sisinya diberikan orientasi arah disebut sebagai graf berarah. Graf berarah dalat dilihat pada Gambar 1.

Algoritma AntColony

Algoritma Ant Colony adalah algoritma yang diadopsi dari perilaku koloni semut. Secara alamiah koloni semut mampu menemukan rute terpendek dalam perjalanan dari sarang ke tempat-tempat sumber makanan (Dorigo & Stutzle 2004). Sebagai ilustrasi koloni semut dalam pencarian rute terpendek dapat dilihat pada Gambar 2.

Tabel 1 merupakan representasi koloni semut dalam dunia nyata dan saat diimplemntasikan pada Algoritma Ant Colony. Tabel 1 Representasi tingkah laku semut

dalam Algoritma Ant Colony

Kenyataan Algoritma Ant

Colony

Habitat alami Graf

Sarang dan makanan Node pada graf; asal dan tujuan

Koloni semut Agents

Visibilitas

Feromon Feromon buatan; Perilaku mencari

makanan

Perjalanan secara acak melaui graf Gambar 1 Graf berarah.

(13)

Beberapa langkah untuk menentukan jalur terpendek, yaitu:

Langkah 1:

a Inisialisasi parameter-parameter algoritma. Parameter – parameter tersebut adalah:

 Intensitas jejak semut antarnode dan perub h nny ( ij).

 Banyaknya node (n) dan jarak antarnode (dij).

 Tetapan pengendali intensitas jejak semut (α).

 Tetapan pengendali visibilitas (β).

 Visibilitas antarnode =

atau ( ).

 Banyaknya semut (m).

 Tetapan penguapan jejak semut () .

 Jumlah siklus maksimum (Nmax). b Inisialisasi node pertama pada setiap

semut.

Langkah 2:

Inisialisasi kota pertama setiap semut dalam Langkah 1 harus diisikan sebagai elemen pertama tabulis. Hasil dari langkah ini adalah terisinya elemen pertama tabulissemut dengan indeks node tertentu, yang berarti bahwa setiap tabuk (1) bisa berisi indeks kota awal sebagaimana hasil inisialisasi pada Langkah 1.

Langkah 3

Penyusunan rute kunjungan setiap semut ke setiap node. Koloni semut yang sudah berada di sebuah kota, akan mulai melakukan perjalanan dari kota pertama sebagai node asal dan salah satu node-node lainnya sebagai

node tujuan. Kemudian dari node kedua masing-masing, koloni semut akan melanjutkan perjalanan dengan memilih salah satu dari node-node yang tidak terdapat pada

tabuk sebagai node tujuan selanjutnya. Perjalanan koloni semut berlangsung terus menerus sampai menemukan kota tujuan atau bila sudah terjadi kekonvergenan. Jika s

menyatakan indeks urutan kunjungan, node asal dinyatakan sebagai tabuk (s) dan node

-node lainnya dinyatakan sebagai { N- tabuk }, maka Persamaan 1 digunakan untuk menentukan node tujuan digunakan persamaan probabilitas node untuk dikunjungi sebagai berikut:

p α

β ∑ - α β

(1)

untuk j { N- tabuk } dan p = 0 untuk j lainnya. Dengan i sebagai indeks node asal dan j sebagai indeks node yang akan dituju. Indeks k adalah nomor dari semut.

Langkah 4:

1 Perhitungan panjang rute setiap semut. Perhitungan panjang rute tertutup (length closed tour) atau setiap semut dilakukan setelah satu siklus diselesaikan oleh semua semut. Perhitungan dilakukan berdasarkan

masing-masing dengan Persamaan 2 berikut:

∑n bu bu (2)

dengan dij adalah jarak antara nodei ke node j.

2 Pencarian rute terpendek.

Setelah setiap semut dihitung, maka didapat harga minimal panjang rute setiap siklus atau n .

Langkah 5

1 Perhitungan perubahan harga intensitas feromon semut antarkota.

Koloni semut akan meninggalkan jejak-jejak kaki pada lintasan antarkota yang dilaluinya. Adanya penguapan dan perbedaan jumlah semut yang lewat, menyebabkan kemungkinan terjadinya perubahan harga intensitas jejak kaki semut antar-node.

Persamaan 3 untuk penguapan feromon adalah:

ij = ( 1 -  ) ij (3) Persamaan 4 digunakan untuk menghitung perubahan feromon karena banyaknya semut yang melewati suatu edge adalah:

{

e e bu

nny (4)

dengan adalah perubahan harga

intensitas feromon semut antar-node setiap semut yang dihitung. adalah panjang rute tertutup dari semut k.

2 Perhitungan harga intensitas jejak kaki semut antar-node untuk siklus selanjutnya. Harga intensitas jejak kaki semut antar kota pada semua lintasan antar kota ada kemungkinan berubah karena adanya penguapan dan perbedaan jumlah semut yang melewati. Untuk siklus selanjutnya, semut yang melewati lintasan tersebut harga intensitasnya telah berubah. Harga intensitas

(14)

4

jejak kaki semut antar kota untuk siklus selanjutnya dihitung dengan Persamaan 5: ij ij(lama) +  ij (5)

Langkah 6

Pengosongan tabulis, dan ulangi langkah 2 jika diperlukan. Tabulis perlu dikosongkan untuk diisi lagi dengan urutan kota yang baru pada siklus selanjutnya, jika jumlah siklus maksimum belum tercapai atau belum terjadi konvergensi. Algoritma diulang lagi dari langkah 2 dengan harga parameter intensitas jejak kaki semut antar node yang sudah diperbaharui.

Alur dari Algoritma Ant Colony diatas dapat dilihat pada Lampiran 1.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahapan. Gambar 3 menunjukan metode yang digunakan dalam penelitian ini.

Mulai Studi Pustaka Pembentukan Data Dokumentasi Selesai Pendefinisian Masalah Pengujian dan Analisis Sistem Pengembangan Sistem Sistem Ant Colony Data

Gambar 3 Metode penelitian. Pendefinisian Masalah

Tahap ini menentukan permasalahan yang dapat dipecahkan melalui penelitian ini. Masalah yang diambil untuk penelitian ini

adalah penentuan rute optimum dalam supply chain network menggunakan Algoritma Ant Colony.

Studi Pustaka

Tahap studi pustaka, merupakan tahapan dimana pengumpulan informasi dan literatur yang berkaitan dengan penelitian terkait. Literatur yang didapat berupa jurnal, buku, dan artikel yang berkaitan dengan Algoritma

Ant Colony dalam pencarian rute optimum. Pembentukan Data

Penelitian kali ini menggunakan data peta jalan Kota dan beberapa persimpangan di Kabupaten Bogor Barat. Penggunaan data tersebut dalam penelitian ini dengan mengubahnya dalam bentuk graf. Komponen dalam graf berupa node, yang merepresentasikan persimpangan jalan atau tempat, dan edge yang merepresentasikan ruas jalan yang menghubungkan dua atau lebih persimpangan. Setelah graf terbentuk, data yang dibutuhkan selanjutnya adalah data jarak dan waktu antar-node. Semua data yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari penelitian Marwantoni (2009), dengan beberapa tambahan data node, yaitu tempat jual beli (pasar dan supermarket).

Sistem ini akan merepresentasikan graf yang telah dibentuk menggunakan Google Maps, sehingga membutuhkan data tambahan lainnya berupa latitude dan longitude dari setiap node, dan menambahkan encoded line

dan level. Data latitude dan longitude

diperoleh secara manual dengan bantuan

website http://itouchmap.com/latlong.html, sedangkan data encode line dan level didapatkan dengan bantuan website https://developers.google.com/maps/document ation/utilities/polylineutility.

Pengembangan Sistem

Tahap pengembangan sistem mengikuti alur dari Algoritma Ant Colony, yaitu initialisasi parameter, menentukan node

selanjutnya yang akan dituju dengan menggunakan probabilitas, menghitung jarak tempuh, dan memperbarui feromon.

1 Initialisasi parameter.

Parameter yang diinisialisasi adalah α β dan . Nilai awal untuk masing-masing parameter yang digunakan adalah 0 = 0.5, α 1, β 0.99, m = 100, dan Nmax. = 500 (Khan 2004).

(15)

2 Menentukan node selanjutnya yang akan dituju.

Pemilihan node selanjutnya yang dilakukan oleh semut berdasarkan bilangan random (0,1) kemudian dibandingkan dengan nilai probabilitas dari edge yang menghubungkan current node dengan node

yang akan dituju. Semut akan memilih edge

dengan nilai probabilitas yang lebih besar dibandingkan dengan bilangan random. Semut akan berhenti melakukan perjalanan jika telah sampai pada node tujuan.

3 Menghitung jarak tempuh.

Algoritma Ant Colony menggunakan

agents semut buatan yang memiliki memori untuk menyimpan node-node yang pernah dilaluinya, yang disebut dengan tabulis. Jarak akan dihitung jika semut telah menyelesaikan tur dari asal sampai ke tujuan. Jarak ini disebut dengan , untuk menghitung menggunakan Persamaan 2. Jika satu siklus telah diselesaikan oleh setiap semut, maka didapatkan n , merupakan rute minimum

dari setiap siklus. Rute yang paling pendek dari setiap siklus merupakan solusi yang akan diberikan kepada user.

4 Memperbarui feromon.

Proses ini dilakukan setiap satu siklus selesai dilakukan oleh semua semut. Memperbarui feromon dibagi menjadi dua proses, evaporasi dan deposit. Evaporasi merupakan penguapan feromon yang disebabkan oleh jarak yang ditempuh untuk melalui satu rute terlalu jauh sehingga feromon yang ditinggalkan intensitasnya berkurang. Sedangkan deposit adalah penambahan intensitas feromon pada suatu rute. Semakin pendek jarak tempuh suatu rute, maka semut akan semakin sering melewati rute tersebut, sehingga penambahan feromon pada rute tersebut akan lebih besar.

Penentuan Nilai Parameter

Penentuan nilai parameter dalam dilakukan dengan mengubah nilai parameter pada Algoritma Ant Colony yang digunakan, yaitu α β dan . Node yang digunakan untuk pengujian adalah Node 21 sebagai node awal dan node 24 sebagai node

tujuan.

Lingkungan Pengambangan Sistem

Implementasi dari sistem ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dan DBMS MySQL. Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

 Perangkat keras: Processor Intel Core 2 Duo P7350, DDRAM 2GB, Harddisk 320 GB.

 Perangkat lunak: Windows 7 Ultimate, XAMPP 1.7.7, PHP 5.3.8, Notepad++ Pengujian dan Analisis Sistem

Proses pengujian sistem terhadap rute distribuasi optimum yang dihasilkan oleh sistem. Input yang digunakan menggambil 5 buah sampel secara acak, yaitu 5 buah node

asal dan 5 buah node tujuan. Setiap input diulang sebanyak 10 kali. Perhitungan akurasi untuk setiap sampel dengan cara:

ur ∑ bern ben r y n u

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendefinisian Masalah

Penentuan rute optimum dalam Supply Chain Network dapat didapat dari penggunaan Algoritma Ant Colony, yang terintegrasi dalam Sistem Informasi Rute Optimum Kota Bogor dan Kabupaten Bogor wilayah Barat. Pembentukan Data

Pembentukan node dan edge dapat dilihat pada Gambar 4. Dari Gambar 4, node 1 merupakan titik persimpangan dua jalan, yaitu Jalan Mawar dan Jalan Doktor Semeru, sedangkan node 2 merupakan titik persimpangan Jalan Doktor Semeru dan Jalan Mawar. Edge merupakan penghubung

antar-node, dalam Gambar 4 edge yang menghubungkan node 1 dan node 2 adalah Jalan Doktor Semeru.

1

2

Gambar 4 Pembentukan node dan edge. (http://maps.google.com)

(16)

6

Untuk node pasar atau supermarket

dibentuk dengan meletakkan titik pasar atau

supermarket pada titik persimpangan terdekat. Setelah mendapatkan data node dan edge, data tambahan lainnya adalah latitude dan

longitude untuk setiap node, dan encoded line

dan levelnya untuk setiap edge. Contoh data lengkap yang digunakan untuk sistem ini adalah:

Node

Id node = 1 Nama node = Node 1

Keterangan node = Jalan Padjajaran – Jalan Otto Iskandardinata Latitude = -6.601411 Longitude = 106.805222  Edge Nama edge = E8

Keterangan edge = Jalan Pangrango

Node awal = 3

Node akhir = 34 Jarak (meter) = 79 Waktu (detik) = 5

Encodedline = ppfg@eh{jSUv@Nv @

Level = BBBBBB

Data node selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Sedangkan data edge dapat dilihat pada Lampiran 3.

Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem dilakukan sesuai dengan alur dari algoritma Ant Colony, kemudian dilanjutkan dengan pengintegrasian hasil sistem Algoritma Ant Colony pada Google Maps. Berdasarkan pada alur algoritma Ant Colony, pengembangan sistem dibagi menjadi 3 fungsi, yaitu:

 Fungsi Mencari Probabilitas

Fungsi cariProbability() ini dibuat untuk mencari peluang setiap node yang dipilih oleh semut. Fungsi ini mengimplementasikan Persamaan 1 dalam menghitung peluangnya. Hasil dari perhitungan peluang di simpan sebagai informasi tambahan pada edge yang menghubungkan antar-node.

 Fungsi Mencari Rute

Fungsi cariRute() ini memiliki subfungsi yang bertujuan untuk mencari node

-node selanjutnya yang dipilih oleh semut dalam menentukan rute terpendek, yaitu fungsi cariNextNode(), hasil dari subfungsi ini digunakan pada fungsi cariRute().

Tujuan dari pembuatan fungsi cariRute()

adalah menyimpan node yang dihasilkan dari subfungsi cariNextNode() ke dalam tabulis. Node-node yang berada dalam tabulis inilah yang menjadi rute dari perjalanan semut, dan sekaligus menyimpan jarak tempuh dari rute yang dihasilkan. Selanjutnya fungsi cariRute()mengecek apakah rute yang dihasilkan sampai ke tujuan atau tidak.

 Fungsi Perubahan Feromon

Fungsi UpdatePheromon() ini dibuat untuk melakukan update feromon yang terdiri dari evaporasi dan deposit. Perhitungan dari fungsi ini mengimplementasikan Persamaan 3 untuk evaporasi dan Persamaan 4 dan 5 untuk deposit feromon. Update feromon dilakukan jika setiap satu siklus selesai dilakukan.

Setelah semua fungsi terbentuk, dilakukan pemanggilan fungsi berdasarkan pada alur algoritma, sehingga menghasilkan sebuah rute dengan jarak tempuh yang optimum. Alur dari pemanggilan fungsi dapat dilihat pada Lampiran 4. Rute optimum dari hasil sistem Algeritma Ant Colony ini disimpan dalam sebuah array bernama ruteMin. Array inilah yang diimplementasikan pada Google Maps untuk divisualisasikan. Tampilan untuk halaman awal dari sistem ini dapat dilihat pada Gambar 5.

Penentuan Nilai Parameter

Proses penentuan nilai parameter dilakukan membandingkan rata-rata solusi jarak yang dihasilkan oleh sistem. Pengolahan dilakukan pada komputer dengan spesifikasi:

Processor AMD Phemon II X2 550

 DDRAM 4GB

Harddisk 250 GB

 Sistem Operasi Windows 7 Professional Proses ini bertujuan menentukan nilai parameter-parameter yang paling optimal,

Gambar 5 Tampilan awal sistem pencarian rute optimum.

(17)

yang terdiri atas pengujian parameter α dengan variasi nilai 0, 0.5, 1, 2, dan 5. Parameter dengan variasi nilai 0, 0.5, 1, 2, dan 5. Parameter dengan variasi nilai 0.000005, 0.5, 5. Parameter dengan variasi nilai 0.1, 0.5, 0.9. Parameter dengan variasi nilai 1, 2, 5, 10, 25, 50, 100, dan parameter

dengan nilai variasi 5, 10, 100, 500 (Doringo dan Stutzle 2004). Setiap nilai parameter diuji sebanyak 10 kali perulangan.

Dalam menentukan parameter optimal , nilai parameter Algoritma Ant Colony yang terdiri atas β dan nilainya tetap, secara berurut yaitu 0.5, 0.5, 0.1, 5, dan 10. Hasil Pengujian dapat dilihat pada Lampiran 5. Parameter yang optimal didapatkan dengan memilih nilai yang menghasilkan rata-rata solusi jarak yang paling kecil, karena semakin kecil rata-rata solusi jarak, menujukkan nilai tersebut sering menghasilkan solusi jarak yang minimum. Rata-rata solusi jarak yang dihasilkan oleh setiap parameter dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Nilai parameter dengan rata-rata solusi jarak

Nilai Rata-rata solusi jarak (meter) 0 4025.1 0.5 4003.8 1 3873 2 3988.4 5 4029

Pada Gambar 6 dapat dilihat grafik hubungan nilai parameter dengan rata-rata solusi jarak.

Gambar 6 Hubungan parameter dengan

rata-rata solusi jarak.

Dari Gambar 6 dapat dilihat nilai parameter = 1 memiliki rata-rata solusi jarak paling kecil. Dengan demikian, saat = 1 cenderung menghasilkan solusi yang mendekati optimum.

Nilai parameter yang diuji adalah 0. 0.5, 1, 2, dan 5. Sedangkan untuk nilai parameter yang lainnya seperti α dan dianggap tetap, secara berurutan yaitu 0.5, 0.5, 0.1, 5, dan 10. Sama seperti halnya pengujian , setiap nilai dalam parameter diulang sebanyak 10 kali. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 6. Nilai parameter dan rata-rata hasil uji masing-masing nilai dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Nilai parameter dengan rata-rata solusi jarak

Nilai Rata-rata solusi jarak (meter) 0 3916.5 0.5 3939 1 4306.6 2 4579.5 5 5346

Pada Gambar 7 menunjukkan hubungan parameter dengan nilai rata-rata solusi jarak. Dari Gambar 7 dapat dilihat semakin besar nilai , menghasilkan solusi jarak yang jauh dari minimum, bahkan mendekati solusi jarak yang maksimum. Nilai = 0 memiliki rata-rata yang kecil dibandingkan = 0.5, sehingga untuk nilai optimal parameter memilih nilai yang memiliki rata-rata jarak yang minimum, yaitu saat = 0. Karena pada saat 10 kali percobaan = 0 hanya melakukan kesalahan 1 kali dalam menghasilkan jarak minimum, sedangkan = 0.5 melakukan kesalahan sebanyak 4 kali dalam menghasilkan jarak minimum.

Nilai parameter yang diuji adalah 0.000005, 0.5, dan 5. Sedangkan nilai parameter yang lain seperti α β dan dianggap tetap, secara berurutan nilainya adalah 0.5, 0.5, 0.1, 5, 10. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada Lampiran 7. Nilai parameter dan rata-rata hasil uji dapat dilihat pada Tabel 4.

Gambar 7 Hubungan parameter β dengan rata-rata solusi jarak.

(18)

8

Tabel 4 Nilai parameter dengan rata-rata solusi jarak

Nilai Rata-rata solusi jarak (meter)

0.000005 3962.9

0.5 3946.5

5 3961.5

Pada Gambar 8 dapat dilihat hubungan antara nilai dengan rata-rata solusi jarak. Dari Gambar 8 dapat dilihat bahwa dari ketiga nilai yang diujikan, = 0.5 memiliki rata-rata solusi jarak yang paling kecil dibandingkan nilai yang lainnya.

Gambar 8 Hubungan parameter dengan rata-rata solusi jarak.

Nilai parameter yang diuji adalah 0.1, 0.5, dan 0.9. sedangkan nilai parameter yang α β dan dianggap tetap, secara terurut nilainya adalah 0.5, 0.5, 0.5, 5, dan 10. Hasil pengujian parameter dapat dilihat pada Lampiran 8. Nilai parameter dan rata-rata hasil uji dalat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Nilai parameter dengan rata-rata solusi jarak

Nilai Rata-rata solusi jarak (meter)

0.1 4058.8

0.5 4037.1

0.9 3947.2

Pada Gambar 9 menunjukkan hubungan parameter dengan rata-rata solusi jarak. Pada nilai = 0.9 memiliki rata-rata paling rendah, sebesar 3947.2 meter, karena pada saat pengujian nilai = 0.9 sering menghasilkan solusi jarak yang optimum dan mendekati optimum. Sehingga nilai untuk parameter yang optimal adalah saat = 0.9.

Selanjutnya pengujian terhadap parameter m dan Nmax. Parameter ini berpengaruh terhadap lamanya waktu pemrosesan dan kekonsistenan dalam mendapatkan solusi optimal. Nilai parameter m yang diujikan adalah 1, 2, 5, 10, 25, 50, 100, dengan nilai

parameter yang lain dianggap tetap, yaitu = 0.5, = 0.5, = 0.5, = 0.1, dan = 10.

Gambar 9 Hubungan parameter dengan rata-rata solusi jarak.

Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 9. Pada Tabel 6 menunjukkan nilai parameter mdan rata-rata solusi jarak. Tabel 6 Nilai parameter m dengan rata-rata

solusi jarak

Nilai m Rata-rata solusi jarak (meter) 1 5872.9 2 4725.3 5 4307.1 10 4061.1 25 3992.2 50 3924 100 3909

Pada Gambar 10 menunjukkan hubungan parameter m dengan rata-rata solusi jarak. Semakin besar jumlah semut, makan semakin sering mendapatkan nilai solusi yang optimum. Pada Gambar 10 juga menunjukkan hanya nilai m = 10, m = 25, m = 100, dan m = 500 yang memiliki selisih yang kecil antarrata-rata solusi jarak. Sehingga perlu melihat waktu eksekusi dari keempat nilai parameter mtersebut untuk menentukan nilai parameter mana yang paling optimal.

Gambar 10 Hubungan parameter m dengan rata-rata solusi jarak.

(19)

Waktu eksekusi dari keempat nilai parameter m terdapat pada Gambar 11. Dari Gambar 11 didapatkan nilai parameter myang paling optimal untuk sistem ini adalah saat m = 10.

Gambar 11 Hubungan parameter m = 10, m= 25, m= 50, dan m= 100 dengan waktu eksekusi.

Parameter terakhir yang diuji adalah

Nmax. Nilai parameter yang diujikan adalah 5, 10, 100, 500. Dan nilai parameter lainnya dianggap tetap, yaitu = 0.5, = 0.5, = 0.5, = 0.1, dan m = 5. Kriteria berhenti dari Algoritma Ant Colony apabila jumlah siklus dilakukan oleh koloni semut sama dengan . Hasil pengujian dapt dilihat pada Lampiran 10. Tabel 7 menunjukkan nilai parameter dan hasil rata-rata solusi jarak.

Tabel 7 Nilai parameter dengan rata-rata solusi jarak

Nilai Rata-rata solusi jarak (meter)

5 3909

10 3909

50 3909

100 3909

Hubungan parameter dengan nilai rata-rata solusi jumlah dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Hubungan parameter dengan rata-rata solusi jarak.

Dari Gambar 12 dapat dilihat bahwa semua nilai menghasilkan solusi jarak yang seragam. Oleh sebab itu, hubungan ini belum bisa digunakan untuk menentukan parameter optimum dan . Penentuan parameter optimum menggunakan waktu eksekusi program. Gambar 13 menunjukkan hubungan antara waktu eksekusi program dengan nilai parameter . Semakin besar nilai parameter maka membutuhkan waktu eksekusi yang lebih lama.

Hasil pengujian menujukkan bahwa parameter yang optimal adalah 5, karena hanya membutuhkan waktu 436 milidetik sistem ini dapat menghasilkan rute optimum.

Gambar 13 Hubungan antara waktu eksekusi program dengan nilai parameter .

Hasil pengujian parameter α β didapat nilai optimum sebagai berikut: 1,

, 5, dan 0.9. Sedangkan untuk parameter didapat nilai 10 semut, karena dengan 10 semut menghasilkan nilai optimum yang konsisten. Parameter didapat nilai 5 siklus, Karena dengan 5 siklus sudah menghasilkan nilai optimum yang konsisten dan waktu eksekusi program yang cukup cepat.

Pengujian dan Analisis Sistem

Pengujian rute optimum dilakukan dengan mengambil asal dan tujuan sebanyak 5 sampel secara acak, kemudian setiap sampel dilakukan perulangan sebanyak 10 kali. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada Lampiran 11. Tampilan hasil dari representasi rute optimum ke dalam Google Maps dapat dilihat pada Lampiran 12. Rata-rata akurasi pengujian rute optimum dapat dilihat pada Tabel 8.

(20)

10

Tabel 8 Akurasi hasil pengujian rute optimum

Sampel Akurasi Sampel 1 100% Sampel 2 100% Sampel 3 100% Sampel 4 60% Sampel 5 100%

Pada Tabel 8 dapat dilihat ada satu sampel yang berakurasi rendah, yaitu Sampel 4 dengan akurasi 60%. Hal ini disebabkan oleh saat penentuan parameter m lebih menitikberatkan pada aspek kecepatan pemrosesan algoritma daripada aspek kekonsistenan dalam menghasilkan solusi, yaitu dengan memilih nilai parameter myang memiliki waktu pemrosesan paling kecil, namun mendekati stabil dalam menghasilkan solusi rute optimum. Sehingga sistem masih menghasilkan dua solusi jarak, yaitu 2982 meter dan 3001 meter, dengan selisih jarak sebesar 19 meter. Jarak 19 meter ini bila dilihat dalam dunia nyata tidak begitu signifikan.

Namun, secara keseluruhan sistem ini dapat menentukan rute dengan jarak terpendek dengan akurasi 92%.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu:

 Perancangan supply chain network dalam menentukan rute optimum dapat dilakukan menggunakan Algoritma Ant Colony dan dapat direpresentasikan dalam Google Maps.

 Nilai parameter yang digunakan pada penelitian ini untuk mendapatkan jarak yang minimum adalah 1, ,

5, dan 0.9, m= 10, dan Nmax = 5.

 Pencarian rute optimum menggunakan Algoritma Ant Colony pada sistem ini memiliki akurasi sebesar 92%

Saran

Beberapa saran yang dapat dilakukan untuk penelitian selanjutnya antara lain:

 Mengembangkan sistem ini dengan mengakomodasikan masalah kepadatan lalu lintas dengan membedakan antara waktu sibuk dan waktu tidak sibuk.

 Mengembangkan sistem ini agar memiliki waktu komputasi yang lebih cepat dan akurasi solusi yang lebih baik menggunakan algoritma Multi Agents Ant Colony Optimization.

DAFTAR PUSTAKA

Ayers B. 2001. Handbook of Supply Chain Management. USA: St. Lucie Press. Chartrand G, Oellermann OR. 1993. Applied

and Algoritmic Graph Theory. New Jersey: McGraw-Hill.

Dorigo M, Stutzle T. 2004. Ant Colony Optimization. Massachusetts Institute of Technology: USA.

Khan Md M R. 2004. Ant System to Find the Shortest Path. Di dalam : 3rd International Conference on Electrical & Computer Engineering ICECE; Dhaka, 28-30 Desember 2004. Bangladesh.

Marwantoni D. 2009. Penentuan Rute Optimum Jalur Distribusi dalam Supply Chain Network Menggunakan Algoritme Genetika [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Priasa A. 2008. Perancangan supply chain network untuk penentuan lokasi produksi dan jalur distribusi [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

(21)
(22)

12

Lampiran 1 Diagram Alur Algoritma Ant Colony

mulai

Inisialisasi parameter

i < jumlahSemut

Menetukan titik selanjutnya dengan persamaan 1

Mengubah pheromon dengan persamaan 3, 4, dan 5

selesai Ya

Tidak i = 0

Menghitung jarak tempuh terbaik

Mencatat jarak tempuh terbaik

Menghitung jarak tempuh dengan persamaan 2

(23)

Lampiran 2 Data node

Id

Node Nama Node Keterangan Node Latitude Longitude Tipe

1 Node 1 Jalan Padjajaran - Jalan Otto Iskandardinata -6.601411 106.805222 1 2 Node 2 Jalan Padjajaran - Jalan Jalak Harupat -6.595422 106.804192 1 3 Node 3 Jalan Padjajaran - Jalan Pangrango - Jalan

Lodaya I -6.592246 106.804665 1

4 Node 4 Jalan Padjajaran - Jalan Salak - Jalan Lodaya II -6.588643 106.804962 1 5 Node 5 Jalan Salak - Jalan Jalak Harupat -6.592693 106.801849 1 6 Node 6 Jalan Padjajdran - Tol Jagorawi -6.604523 106.806961 1 7 Node 7 Jalan Otto Iskandardinata - Jalan Bangka -6.601689 106.804359 1 8 Node 8 Jalan Otto Iskandardinata - Jalan Roda -6.602776 106.799835 1 9 Node 9 Jalan Padjajaran - Jalan Sambu -6.606719 106.808479 1 10 Node 10 Jalan Bangka - Jalan Sambu -6.60527 106.805244 1

11 Node 11 Pasar Bogor -6.603181 106.798759 2

12 Node 12 Jalan Roda - Jalan Surya Kencana -6.609938 106.804443 1 13 Node 13 Jalan Ir. H. Juanda - Jalan Paledang -6.601369 106.795006 1 14 Node 14 Jalan Ir. H. Juanda - Jalan Kapten Muslihat -6.596765 106.79361 1 15 Node 15 Jalan Ir. H. Juanda - Jalan Gedong Sawah I -6.594548 106.79464 1 16 Node 16 Jalan Paledang - Jalan Kapten Muslihat -6.595891 106.789665 1 17 Node 17 Jalan Veteran - Jalan Merdeka - Jalan Kapten

Muslihat -6.595635 106.788437 1

18 Node 18 Plaza Jembatan Merah -6.59555 106.787605 3 19 Node 19 Jalan Perintis Kemerdekaan - Jalan Dr. Semeru -6.590967 106.786446 1 20 Node 20 Jalan Merdeka - Jalan Dr. Semeru -6.59231 106.787735 1 21 Node 21 Jalan Kapten Muslihat - Jalan Raja Permas -6.596104 106.79084 1

22 Node 22 Pasar Anyar -6.590796 106.79174 2

23 Node 23 Jalan M.A. Salamun - Jalan Merdeka -6.59044 106.787827 1 24 Node 24 Jalan Ahmad Yani - Jalan Padjajaran -6.568718 106.809113 1 25 Node 25 Jalan Mandalawangi - Jalan Pangrango -6.590967 106.802963 1 26 Node 26 Jalan Pangrango I - Jalan Jarak Harupat -6.59361 106.802856 1 27 Node 27 Jalan Ir. H. Juanda - Jalan Jalak Harupat - Jalan

Sudirman -6.593141 106.797112 1

28 Node 28 Jalan Pengadilan - Jalan Sudirman -6.591969 106.797112 1 29 Node 29 Jalan Ahmad Yani - Jalan Sudirman - Jalan RE

Martadinata -6.581146 106.79673 1

30 Node 30 Jalan RE Martadinata - Jalan Merdeka -6.582958 106.787743 1 31 Node 31 Jalan Raja Permas - Jalan Dewi Sartika -6.593802 106.792023 1 32 Node 32 Jalan Dewi Sartika - Jalan M.A. Salamun -6.590754 106.79258 1 33 Node 33 Jalan Pangrango - Jalan Salak -6.589374 106.801865 1 34 Node 34 Jalan Pangrango - Jalan Pangrango I -6.592224 106.804108 1 35 Node 35 Jalan Kapten Muslihat - Jalan Dewi Sartika -6.596296 106.791512 1 36 Node 36 Jalan Pengadilan - Jalan Dewi Sartika -6.592011 106.792496 1 37 Node 37 Jalan Raja Permas -6.593658 106.791222 1 38 Node 38 Jalan Perintis Kemerdekaan -6.593317 106.786652 1 39 Node 39 Jalan Perintis Kemerdekaan - Jalan Merdeka -6.593317 106.787849 1 40 Node 40 Jalan Mandalawangi - Jalan Padjajaran -6.591073 106.804466 1 41 Node 41 Jalan Gedong Sawah I - Jalan Dewi Sartika -6.5941 106.792023 1 42 Node 42 Jalan Sawo Jajar - Jalan Sudirman -6.588665 106.796875 1 43 Node 43 Jalan Merdeka - Jalan Mawar -6.589496 106.787605 1 44 Node 44 Jalan Ahmad Yani - Jalan Dadali -6.569017 106.805534 1 45 Node 45 Pasar Gunung Batu -6.584527 106.778053 2

46 Node 46 Bogor Trade Mall -6.604342 106.796700 3

47 Node 47 Pasar Ciampea -6550228 106.694016 2

(24)

14

(25)
(26)

16

(27)
(28)

18 Pencarian dengan Algoritma Ant Colony Mulai Inisialisasi parameter Menempatkan semua semut pada node awal

Memasukkan node awal pada tabulist

masing-masing semut

Pencarian rute semut

jarakMin = 10000000000 Rute=0 Rute!=0 Ya Ya UpdatePheromon Menghitung probabilitas Selesai i = 0 i < Nmax j = 0 j < jumlahSemut Ya Tidak Tidak jarakMin=semut[j].jarak rute=semut[j].tabulist Tidak Rute[jarak]<JarakMin Tidak Ya

(29)

a. Fungsi cariRute()

Pencarian Rute

Semut Mulai

Inisialisasi parameter (asal, tujuan, graf)

Tabulist = 0 totalJarak = 0 Stop = 0 Pencarian Node Selanjutnya nextNode==0 Stop = 1 Ya Tabulist= nextNode[node] totalJarak+=nextNode[jarak] asal=nextNode tidak end(tabulist)== tujuan ya Rute=0 tidak Return tujuan != end(tabulist) && stop==0 Ya Tidak Rute=(tabulist,totalJarak)

(30)

20

Lampiran 5 Hasil pengujian Nilai 1 Uji nilai = 0 Ulangan Solusi (meter) Runtime (milidetik) 1 0 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 841 2 0 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 873 3 0 0.5 0.5 0.1 5 10 4276 888 4 0 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 858 5 0 0.5 0.5 0.1 5 10 4276 870 6 0 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 872 7 0 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 863 8 0 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 882 9 0 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 868 10 0 0.5 0.5 0.1 5 10 4141 840 Rata-rata 4025.1 865.5 2 Uji nilai = 0.5 Ulangan Solusi (meter) Runtime (milidetik) 1 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 896 2 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 838 3 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 888 4 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 860 5 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 872 6 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 839 7 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 4141 866 8 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 4141 854 9 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 4276 844 10 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 881 Rata-rata 4003.8 863.8 3 Uji nilai = 1 Ulangan Solusi (meter) Runtime (milidetik) 1 1 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 877 2 1 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 878 3 1 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 837 4 1 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 892 5 1 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 871 6 1 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 861 7 1 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 821 8 1 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 828 9 1 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 834 10 1 0.5 0.5 0.1 5 10 4276 868 Rata-rata 3973 856.7

(31)

Lanjutan 4 Uji nilai = 2 Ulangan Solusi (meter) Runtime (milidetik) 1 2 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 852 2 2 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 865 3 2 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 843 4 2 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 835 5 2 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 838 6 2 0.5 0.5 0.1 5 10 4276 877 7 2 0.5 0.5 0.1 5 10 4141 881 8 2 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 870 9 2 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 865 10 2 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 844 Rata-rata 3988.4 857 5 Uji nilai = 5 Ulangan Solusi (meter) Runtime (milidetik) 1 5 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 855 2 5 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 871 3 5 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 880 4 5 0.5 0.5 0.1 5 10 4276 878 5 5 0.5 0.5 0.1 5 10 4141 888 6 5 0.5 0.5 0.1 5 10 4276 882 7 5 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 861 8 5 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 892 9 5 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 896 10 5 0.5 0.5 0.1 5 10 3948 900 Rata-rata 4029 880.3

(32)

22

Lampiran 6 Hasil pengujian Nilai Uji nilai = 0 Ulangan Solusi (meter) Runtime (milidetik) 1 0 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 924 2 0 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 952 3 0 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 888 4 0 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 912 5 0 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 884 6 0 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 923 7 0 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 910 8 0 0.5 0.5 0.1 5 10 3984 895 9 0 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 886 10 0 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 922 Rata-rata 3916.5 909.6 2 Uji nilai = 0.5 Ulangan Solusi (meter) Runtime (milidetik) 1 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 830 2 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 852 3 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3984 904 4 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 856 5 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 873 6 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3984 865 7 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 891 8 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3984 868 9 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 900 10 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3984 883 Rata-rata 3939 872.2 3 Uji nilai = 1 Ulangan Solusi (meter) Runtime (milidetik) 1 1 0.5 0.5 0.1 5 10 4493 807 2 1 0.5 0.5 0.1 5 10 3984 803 3 1 0.5 0.5 0.1 5 10 4276 867 4 1 0.5 0.5 0.1 5 10 4493 821 5 1 0.5 0.5 0.1 5 10 4141 832 6 1 0.5 0.5 0.1 5 10 4276 854 7 1 0.5 0.5 0.1 5 10 4276 844 8 1 0.5 0.5 0.1 5 10 4493 828 9 1 0.5 0.5 0.1 5 10 4141 846 10 1 0.5 0.5 0.1 5 10 4493 826 Rata-rata 4306.6 832.8

(33)

Lanjutan 4 Uji nilai = 2 Ulangan Solusi (meter) Runtime (milidetik) 1 2 0.5 0.5 0.1 5 10 4628 800 2 2 0.5 0.5 0.1 5 10 4628 773 3 2 0.5 0.5 0.1 5 10 4628 768 4 2 0.5 0.5 0.1 5 10 4493 776 5 2 0.5 0.5 0.1 5 10 4628 819 6 2 0.5 0.5 0.1 5 10 4628 762 7 2 0.5 0.5 0.1 5 10 4628 762 8 2 0.5 0.5 0.1 5 10 4628 776 9 2 0.5 0.5 0.1 5 10 4628 771 10 2 0.5 0.5 0.1 5 10 4278 796 Rata-rata 4579.5 780.3 5 Uji nilai = 5 Ulangan Solusi (meter) Runtime (milidetik) 1 5 0.5 0.5 0.1 5 10 5088 770 2 5 0.5 0.5 0.1 5 10 4628 720 3 5 0.5 0.5 0.1 5 10 5088 808 4 5 0.5 0.5 0.1 5 10 4628 710 5 5 0.5 0.5 0.1 5 10 5963 726 6 5 0.5 0.5 0.1 5 10 5963 708 7 5 0.5 0.5 0.1 5 10 5088 728 8 5 0.5 0.5 0.1 5 10 5963 706 9 5 0.5 0.5 0.1 5 10 5963 793 10 5 0.5 0.5 0.1 5 10 5088 675 Rata-rata 5346 734.4

(34)

24

Lampiran 7 Hasil pengujian Nilai 1 Uji nilai = 0.000005 Ulangan Solusi (meter) Runtime (milidetik) 1 0.000005 0.5 0.5 0.1 5 10 3984 1.11 2 0.000005 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 1.18 3 0.000005 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 1.2 4 0.000005 0.5 0.5 0.1 5 10 4141 1.17 5 0.000005 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 1.19 6 0.000005 0.5 0.5 0.1 5 10 4141 1.16 7 0.000005 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 1.11 8 0.000005 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 1.16 9 0.000005 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 1.22 10 0.000005 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 1.2 Rata-rata 3962.9 1.17 2 Uji nilai = 0.5 Ulangan Solusi (meter) Runtime (milidetik) 1 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 846 2 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 846 3 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3984 866 4 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 877 5 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3984 838 6 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 830 7 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 870 8 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3984 888 9 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3984 865 10 0.5 0.5 0.5 0.1 5 10 3984 864 Rata-rata 3946.5 859 3 Uji nilai = 5 Ulangan Solusi (meter) Runtime (milidetik) 1 5 0.5 0.5 0.1 5 10 3984 879 2 5 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 897 3 5 0.5 0.5 0.1 5 10 3984 854 4 5 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 852 5 5 0.5 0.5 0.1 5 10 3984 854 6 5 0.5 0.5 0.1 5 10 3984 878 7 5 0.5 0.5 0.1 5 10 3909 838 8 5 0.5 0.5 0.1 5 10 3984 888 9 5 0.5 0.5 0.1 5 10 3984 885 10 5 0.5 0.5 0.1 5 10 3984 880 Rata-rata 3961.5 870.5

(35)

Lampiran 8 Hasil pengujian nilai 1 Uji nilai = 0.1 Ulangan Solusi (meter) Runtime (milidetik) 1 0.1 0.5 0.5 0.5 5 10 4141 927 2 0.1 0.5 0.5 0.5 5 10 3984 887 3 0.1 0.5 0.5 0.5 5 10 3909 914 4 0.1 0.5 0.5 0.5 5 10 4141 889 5 0.1 0.5 0.5 0.5 5 10 3984 880 6 0.1 0.5 0.5 0.5 5 10 3984 883 7 0.1 0.5 0.5 0.5 5 10 4276 886 8 0.1 0.5 0.5 0.5 5 10 3909 876 9 0.1 0.5 0.5 0.5 5 10 3984 890 10 0.1 0.5 0.5 0.5 5 10 4276 883 Rata-rata 4058.8 891.5 2 Uji nilai = 0.5 Ulangan Solusi (meter) Runtime (milidetik) 1 0.5 0.5 0.5 0.5 5 10 3984 907 2 0.5 0.5 0.5 0.5 5 10 3984 903 3 0.5 0.5 0.5 0.5 5 10 4141 865 4 0.5 0.5 0.5 0.5 5 10 3984 837 5 0.5 0.5 0.5 0.5 5 10 4141 883 6 0.5 0.5 0.5 0.5 5 10 4276 870 7 0.5 0.5 0.5 0.5 5 10 3984 896 8 0.5 0.5 0.5 0.5 5 10 3984 881 9 0.5 0.5 0.5 0.5 5 10 3909 882 10 0.5 0.5 0.5 0.5 5 10 3984 873 Rata-rata 4037.1 879.7 3 Uji nilai = 0.9 Ulangan Solusi (meter) Runtime (milidetik) 1 0.9 0.5 0.5 0.5 5 10 3909 1.01 2 0.9 0.5 0.5 0.5 5 10 3984 1.07 3 0.9 0.5 0.5 0.5 5 10 3909 1.06 4 0.9 0.5 0.5 0.5 5 10 3909 1.09 5 0.9 0.5 0.5 0.5 5 10 3909 1.12 6 0.9 0.5 0.5 0.5 5 10 3909 1.11 7 0.9 0.5 0.5 0.5 5 10 3909 1.08 8 0.9 0.5 0.5 0.5 5 10 3909 1.11 9 0.9 0.5 0.5 0.5 5 10 3984 1.06 10 0.9 0.5 0.5 0.5 5 10 4141 1.12 Rata-rata 3947.2 1.083

(36)

26

Lampiran 9 Hasil pengujian nilai 1 Uji nilai m = 1

Ulangan Runtime (milidetik)

Jarak

(meter) Rute Optimum

1 103 4493 Node 24 - 4 - 33 - 5 - 27 - 15 - 41 - 31 - 35 - 21 2 96 5194 Node 24 - 4 - 3 - 40 - 25 - 33 - 5 - 27 - 15 - 41 - 31 - 35 - 21 3 108 10297 Node 24 - 4 - 33 - 25 - 40 - 3 - 2 - 26 - 5 - 27 - 28 - 42 - 29 - 30 - 43 - 19 - 38 - 39 - 20 - 23 - 22 - 37 - 31 - 41 - 15 - 14 - 35 - 21 4 106 5217 Node 24 - 4 - 3 - 2 - 26 - 5 - 27 - 15 - 14 - 35 - 21 5 121 4815 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 22 - 37 - 31 - 41 - 15 - 14 - 35 - 21 6 110 5013 Node 24 - 44 - 29 - 30 - 43 - 23 - 22 - 37 - 31 - 35 - 21 7 103 4636 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 15 - 14 - 35 - 21 8 124 5074 Node 24 - 4 - 33 - 25 - 40 - 3 - 34 - 26 - 5 - 27 - 15 - 41 - 31 - 35 - 21 9 114 7358 Node 24 - 4 - 40 - 3 - 2 - 1 - 6 - 9 - 10 - 7 - 8 - 11 - 13 - 14 - 15 - 41 - 31 - 35 - 21 10 111 6632 Node 24 - 4 - 3 - 34 - 25 - 33 - 5 - 27 - 28 - 42 - 32 - 36 - 411 - 15 - 14 - 35 - 21 Rata-rata 109.6 5872.9 2 Uji nilai m = 2 Ulangan Runtime (milidetik) Jarak

(meter) Rute Optimum

1 132 3984 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 22 - 37 - 31 - 35 - 21 2 103 4493 Node 24 - 4 - 33 - 5 - 27 - 17 - 41 - 31 - 35 - 21 3 123 4815 Node 24 - 44 -29 - 42 - 32 - 22 - 37 - 31 - 41 - 15 - 14 - 35 - 21 4 131 4763 Node 24 - 29 - 30 - 43 - 19 - 38 - 39 - 17 - 16 - 21 5 116 4763 Node 24 - 29 - 30 - 43 - 19 - 38 - 39 - 17 - 16 - 21 6 139 4763 Node 24 - 29 - 30 - 43 - 19 - 38 - 39 - 17 - 16 - 21 7 134 5968 Node 24 - 4 - 33 - 5 - 27 - 28 - 42 - 32 - 36 - 41 - 15 - 14 - 35 - 21 8 113 4781 Node 24 - 44 - 29 - 30 - 43 - 23 - 20 - 39 - 17 - 16 - 21 9 136 5014 Node 24 - 4 - 33 - 25 - 34 - 26 - 5 - 27 - 15 - 14 - 35 - 21 10 134 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 Rata-rata 126.1 4725.3 3 Uji m = 5 Ulangan Runtime (milidetik) Jarak

(meter) Rute Optimum

1 186 4763 Node 24 - 44 - 29 - 30 - 43 - 19 - 38 - 39 - 17 - 16 - 21 2 178 4276 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 28 - 27 - 15 - 14 - 35 - 21 3 165 4763 Node 24 - 44 - 29 - 30 - 43 - 19 - 38 - 39 - 17 - 16 - 21 4 185 3984 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 22 - 37 - 31 - 35 - 21 5 173 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 6 189 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 7 171 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 8 191 4636 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 15 - 14 - 35 - 21 9 177 4141 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 28 - 27 - 15 - 41 - 31 - 35 - 21 10 172 4781 Node 24 - 44 - 29 - 30 - 43 - 23 - 20 - 39 - 17 - 16 - 21 Rata-rata 178.7 4307.1

(37)

Lanjutan 4 Uji m = 10

Ulangan Runtime (milidetik)

Jarak

(meter) Rute Optimum

1 276 4276 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 28 - 27 - 15 - 14 - 35 - 21 2 246 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 3 242 4763 Node 24 - 44 - 29 - 30 - 43 - 19 - 38 - 39 - 17 - 16 - 21 4 240 3984 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 22 - 37 - 31 - 35 - 21 5 248 3984 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 22 - 37 - 31 - 35 - 21 6 267 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 7 242 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 8 261 3984 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 22 - 37 - 31 - 35 - 21 9 249 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 10 242 3984 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 22 - 37 - 31 - 35 - 21 Rata-rata 251.3 4061.1 5 Uji m = 25 Ulangan Runtime (milidetik) Jarak

(meter) Rute Optimum

1 507 3984 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 22 - 37 - 31 - 35 - 21 2 496 3984 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 22 - 37 - 31 - 35 - 21 3 548 3984 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 22 - 37 - 31 - 35 - 21 4 527 3984 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 22 - 37 - 31 - 35 - 21 5 500 3984 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 22 - 37 - 31 - 35 - 21 6 496 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 7 489 4141 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 28 - 27 - 15 - 41 - 31 - 35 - 21 8 509 3984 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 22 - 37 - 31 - 35 - 21 9 520 3984 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 22 - 37 - 31 - 35 - 21 10 495 3984 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 22 - 37 - 31 - 35 - 21 Rata-rata 508.7 3992.2 6 Uji m = 50 Ulangan Runtime (milidetik) Jarak

(meter) Rute Optimum

1 910 3984 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 22 - 37 - 31 - 35 - 21 2 914 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 3 949 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 4 886 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 5 888 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 6 913 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 7 915 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 8 948 3984 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 22 - 37 - 31 - 35 - 21 9 870 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 10 944 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 Rata-rata 913.7 3924

(38)

28 Lanjutan 7 Uji m = 100 Ulangan Runtime (milidetik) Jarak

(meter) Rute Optimum

1 1800 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 2 1740 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 3 1740 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 4 1770 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 5 1770 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 6 1760 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 7 1710 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 8 1750 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 9 1680 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 10 1830 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 Rata-rata 1755 3909

(39)

Lampiran 10 Hasil pengujian nilai 1 Uji jumlah siklus = 5

Ulangan Runtime (milidetik)

Jarak

(meter) Rute Optimum

1 444 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 2 413 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 3 459 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 4 427 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 5 417 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 6 432 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 7 450 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 8 433 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 9 447 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 10 438 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 Rata-rata 436 3909

2 Uji jumlah siklus = 10 Ulangan Runtime

(milidetik)

Jarak

(meter) Rute Optimum

1 832 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 2 833 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 3 854 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 4 827 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 5 777 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 6 820 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 7 830 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 8 832 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 9 858 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 10 801 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 Rata-rata 824.6 3909

3 Uji jumlah siklus = 100 Ulangan Runtime

(milidetik)

Jarak

(meter) Rute Optimum

1 7850 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 2 7970 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 3 7890 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 4 7860 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 5 8070 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 6 7810 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 7 7870 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 8 7770 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 9 7810 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 10 7820 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 Rata-rata 7928 3909

(40)

30

Lanjutan

4 Uji jumlah siklus = 500 Ulangan Runtime

(milidetik)

Jarak

(meter) Rute Optimum

1 39770 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 2 40300 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 3 39830 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 4 39700 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 5 40190 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 6 40020 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 7 40020 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 8 40740 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 9 40100 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 10 39960 3909 Node 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 Rata-rata 39958 3909

(41)

Lampiran 11 Pengujian rute optimum Sampel 1 node awal = 24, node akhir 21

Ulangan Jarak

(meter) Node yang dilalui

Runtime (milidetik) B/S 1 3909 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 982 Benar 2 3909 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 990 Benar 3 3909 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 1.01 Benar 4 3909 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 1.08 Benar 5 3909 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 1.01 Benar 6 3909 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 1.02 Benar 7 3909 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 1.01 Benar 8 3909 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 1.07 Benar 9 3909 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 1.03 Benar 10 3909 24 - 44 - 29 - 42 - 32 - 36 - 41 - 31 - 35 - 21 978 Benar Rata-rata 295.7

Sampel 2 Node awal = 1, Node akhir = 22 Ulangan Jarak

(meter) Node yang dilalui

Runtime (milidetik) B/S 1 2394 1 7-8-11-13-14-35-41-31-37-22 1.07 Benar 2 2394 1 7-8-11-13-14-35-41-31-37-22 926 Benar 3 2394 1 7-8-11-13-14-35-41-31-37-22 914 Benar 4 2394 1 7-8-11-13-14-35-41-31-37-22 1.03 Benar 5 2394 1 7-8-11-13-14-35-41-31-37-22 1.01 Benar 6 2394 1 7-8-11-13-14-35-41-31-37-22 1.06 Benar 7 2394 1 7-8-11-13-14-35-41-31-37-22 1.01 Benar 8 2394 1 7-8-11-13-14-35-41-31-37-22 878 Benar 9 2394 1 7-8-11-13-14-35-41-31-37-22 901 Benar 10 2394 1 7-8-11-13-14-35-41-31-37-22 929 Benar Rata-rata 455.3

Sampel 3 Node awal = 36, Node akhir = 8 Ulangan Jarak

(meter) Node yang dilalui

Runtime (milidetik) B/S 1 1579 36 - 41 - 31 - 35 - 14 - 13 - 11 - 8 992 Benar 2 1579 36 - 41 - 31 - 35 - 14 - 13 - 11 - 8 934 Benar 3 1579 36 - 41 - 31 - 35 - 14 - 13 - 11 - 8 971 Benar 4 1579 36 - 41 - 31 - 35 - 14 - 13 - 11 - 8 896 Benar 5 1579 36 - 41 - 31 - 35 - 14 - 13 - 11 - 8 865 Benar 6 1579 36 - 41 - 31 - 35 - 14 - 13 - 11 - 8 892 Benar 7 1579 36 - 41 - 31 - 35 - 14 - 13 - 11 - 8 922 Benar 8 1579 36 - 41 - 31 - 35 - 14 - 13 - 11 - 8 887 Benar 9 1579 36 - 41 - 31 - 35 - 14 - 13 - 11 - 8 880 Benar 10 1579 36 - 41 - 31 - 35 - 14 - 13 - 11 - 8 874 Benar Rata-rata 911.3

(42)

32

Lanjutan

Sampel 4 node awal= 19, node akhir =10 Ulangan Jarak

(meter) Node yang dilalui

Runtime (milidetik) B/S 1 3001 19-38-39-17-16-13-11-8-7-10 1.11 Salah 2 2982 19-38-39-17-16-21-35-14-13-11-8-7-10 1.16 Benar 3 3001 19-38-39-17-16-13-11-8-7-10 1.04 Salah 4 3001 19-38-39-17-16-13-11-8-7-10 1.01 Salah 5 2982 19-38-39-17-16-21-35-14-13-11-8-7-10 1.2 Benar 6 2982 19-38-39-17-16-21-35-14-13-11-8-7-10 1.02 Benar 7 3001 19-38-39-17-16-13-11-8-7-10 1.23 Salah 8 2982 19-38-39-17-16-21-35-14-13-11-8-7-10 1.07 Benar 9 2982 19-38-39-17-16-21-35-14-13-11-8-7-10 1.21 Benar 10 2982 19-38-39-17-16-21-35-14-13-11-8-7-10 1.02 Benar Rata-rata 1.107

Sampel 5 Node awal = 37 , node akhir = 11 Ulangan Jarak

(meter) Node yang dilalui

Runtime (milidetik) B/S 1 1283 37-31-35-14-13-11 755 Benar 2 1283 37-31-35-14-13-11 757 Benar 3 1283 37-31-35-14-13-11 813 Benar 4 1283 37-31-35-14-13-11 813 Benar 5 1283 37-31-35-14-13-11 752 Benar 6 1283 37-31-35-14-13-11 777 Benar 7 1283 37-31-35-14-13-11 783 Benar 8 1283 37-31-35-14-13-11 802 Benar 9 1283 37-31-35-14-13-11 753 Benar 10 1283 37-31-35-14-13-11 773 Benar Rata-rata 777.8

(43)

Gambar

Tabel  1  merupakan  representasi  koloni  semut  dalam  dunia  nyata  dan  saat  diimplemntasikan pada Algoritma Ant Colony
Gambar 3  Metode penelitian.
Gambar 4  Pembentukan node dan edge.
Gambar 5  Tampilan awal sistem pencarian rute   optimum.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang dicapai dalam penelitian ini menunjukkan bahwa, faktor penyebab terjadinya konflik antar warga di Kabupaten Luwu Utara yang terjadi di wilaya hukum

Proses pembelajaran bagaimana guru mengelola berarti jika di kelas IV A yang sudah peneliti amati hanya ada satu peserta didik dan dia memang sedikit merepotkan

Dalam cakupan pengertian sistem pendidikan termuat adanya berbagai komponen (unsur), berbagai kegiatan (menunjuk fungsi dari setiap komponen), adanya saling hubungan

Sehubungan dengan pengumuman Seleksi Terbuka Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Badan Ekonomi Kreatif Nomor ... , saya yang bertanda tangan di bawah ini:. Nama

Sedangkan gambar 4.c, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan warna yang terdapat pada berbagai perlakuan pada temperatur pemanasan 115°C, dari kiri kekanan adalah

Teori moderenisasi menjadi acuan yang dianut oleh Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan pembangunan dan pemberdayaan pada komunitas adat adat terpencil ( khususnya

Jumlah SD dan SMP yang dilakukan promosi Kesehatan penyakit berpotensi wabah yang dapat dicegah minimal 1 kali dalam

Menyatakan bahwa ”Skripsi” yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik