• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Buku

Pedoman, Panduan, Modul

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Bagi Pengawas Olahraga Sekolah Dasar

Mata Pelajaran :

Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

2017

(2)
(3)

Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Perangkat (Pedoman, Panduan, Modul beserata perangkat pendukung lainnya) Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Perangkat ini merupakan dokumen wajib dalam rangka pelatihan guru PJOK di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat untuk memahami Kurikulum 2013 dan kemudian mengiimplementasikannya dalam proses pembelajaran di sekolah.

Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013/2014. Pada tahun 2013 telah dilakukan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk Kelas I, IV, Pada Tahun ajaran 2014 telah dilaksanakan pelatihan untuk kelas I, II, IV, V, Selanjutnya pada tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas I sampai dengan Kelas VI jenjang SD pada tahun ajaran 2015/2016 pada kelas III, VI, penyiapan tenaga guru dan tenaga kependidikan lainnya sebagai pelaksana kurikulum perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu, pemerintah Kabupaten Bandung Barat melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat akan melaksanakan dan menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi guru PJOK, dan pengawas Olahraga

Pada pelatihan Kurikulum 2013 ini di tahun 2017 fokus materi pada kelas III dan VI SD dan untuk penyegaran akan dibahas pula materi dari kelas 1, II, IV dan V. Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 sesuai dengan kelas, mata pelajaran, dan jenjang pendidikan. Modul ini diharapkan dapat membantu semua pihak menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi aktif kepada pejabat pemerintah Kabupaten Bandung Barat dan staf terutama di jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat yang terlibat di dalam kegiatan tersebut di atas.

(4)

ii Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN STRUKTUR MATERI PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 & MATERI PELATIHAN 1 KONSEP KURIKULUM 2013 ... 1

1.1 STRUKTUR MATERI PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM ... 1

1.2 MATERI PELATIHAN 1 KONSEP KURIKULUM 2013 ... 1

1.2.1 RASIONAL DAN ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013 ... 2

1.2.2 PERMENDIKBUD PERANGKAT KURIKULUM 2013 ... 7

1.2.3 PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU, PENDEKATAN SAINTIFIK, MODEL-MODEL PEMBELAJARAN, DAN PENILAIAN AUTENTIK . 12 1.2.4 SKL, KI, KD, DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI DALAM PERANCANGAN PEMBELAJARAN ... 16

BAB II MATERI PELATIHAN 2 PENGGUNAAN BUKU ... 21

2.1 PENGGUNAAN BUKU SISWA DAN BUKU GURU ... 22

2.1.1 Buku Siswa ... 23

2.1.2 Buku Guru ... 23

BAB III MATERI PELATIHAN PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 27 3.1 PENYUSUNAN PROGRAM TAHUNAN DAN PROGRAM SEMESTER ... 28

3.2 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN ... 32

3.3 PERANCANGAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ... 33

3.4 PENYUSUNAN RPP ... 33

3.4.1 Hakikat RPP ... 33

3.4.2 Prinsip-prinsip Pengembangan RPP ... 34

3.4.3 Komponen dan Sistematika RPP ... 35

3.5 PELAPORAN HASIL BELAJAR ... 38

BAB IV MATERI PELATIHAN PRAKTIK PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TERBIMBING ... 41

4.1 Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran ... 41

4.2 Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran ... 41

(5)

Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD iii 4.2.2 Kegiatan Inti ... 42 4.2.3 Kegiatan Penutup ... 42 BAB V KEGIATAN TINDAK LANJUT PELATIHAN ... 43

(6)
(7)

Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD 1

BAB I

PENDAHULUAN

STRUKTUR MATERI PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 &

MATERI PELATIHAN 1 KONSEP KURIKULUM 2013

1.1 STRUKTUR MATERI PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM Materi Pelatihan 1: Konsep Kurikulum 2013

1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum

1.2 Permendikbud Perangkat Kurikulum2013

1.3 Pembelajaran Tematik Terpadu, Pendekatan Saintifik, Model-model Pembelajaran

dan Penilaian Autentik

1.4 SKL, KI, KD, dan Indikator Pencapaian Kompetensi dalam Perancangan

Pembelajaran

Materi Pelatihan 2: Penggunaan Buku Penggunaan Buku Siswa dan Buku Guru

Materi Pelatihan 3 : Perancangan Pembelajaran dan Penilaian

3.1 Penyusunan Program Tahunan dan Program Semester

3.2 Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran

3.3 Perancangan Penilaian Autentik dalam Pembelajaran

3.4 Penyusunan RPP

3.5 Pelaporan Hasil Pembelajaran

Materi Pelatihan 4: Praktik Pelaksanaan Pembelajaran Terbimbing

4.1 Praktik Pelaksanaan Pembelajaran

4.2 Tahapan Pelaksanaan pembelkajaran

1.2

MATERI

PELATIHAN 1 KONSEP KURIKULUM 2013

Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab. Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari konsep Kurikulum 2013 yang meliputi Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum; Permendikbud Perangkat Kurikulum 2013; Konsep Pendekatan Saintifik, Model-model Pembelajaran, dan Penilaian Autentik; Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi dalam Perancangan Pembelajaran.

Kompetensi yang Ingin Dicapai

1. Memahami secara utuh rasional dan elemen perubahan Kurikulum 2013.

(8)

2 Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD

3. Memahami konsep pembelajaran tematik terpadu, pendekatan saintifik,

model-model pembelajaran, dan penilaian autentik.

4. Memahami standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, kompetensi dasar dan

indikator pencapaian kompetensi dalam perancangan pembelajaran. Indikator

1. Menjelaskan rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan masa depan.

2. Menjelaskan Permendikbud yang berkaitan dengan implementasi kurikulum

dalam pembelajaran.

3. Menjelaskan konsep pendekatan saintifik, model-model pembelajaran, dan penilain autentik pada pembelajaran.

4. Menjelaskan keterkaitan antara SKL, KI, dan KD.

5. Menjabarkannya KI dan KD ke dalam indikator pencapaian kompetesi.

1.2.1 Rasional Dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut ada dua dimensi kurikulum. Pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, serta bahan pelajaran. Kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.

A. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor berikut ini. 1. Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi: Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.

Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu, tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

(9)

Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD 3 2. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA).

Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum Jenjang Sekolah Dasar Tahun 2015 kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji dalam TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

3. Penyempurnaan Pola Pikir

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir berikut ini. a. Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.Peserta didik

harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari dan gaya belajarnya (learning style) untuk memiliki kompetensi yang sama.

b. Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya).

c. Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba

ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet).

d. Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik).

e. Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim). f. Penguatan pembelajaran berbasis multimedia.

g. Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap

memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik.

h. Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines). i. Penguatan pola pembelajaran kritis.

4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut. a. Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif.

b. Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen

kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader).

c. Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses

(10)

4 Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD

5. Penguatan Materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

6. Karakteristik Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut.

a. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial,

pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.

b. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.

c. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.

d. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti

kelas yang dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar mata pelajaran. a. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum Jenjang Sekolah Dasar Tahun 2015

e. Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi

(organizing elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam Kompetensi Inti.

f. Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling

memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

B. Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas: Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pembiayaan, Standar Penilaian Pendidikan (UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Di dalam kerangka pengembangan kurikulum 2013, dari 8 Standar Nasional Pendidikan seperti yang tertuang di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, hanya 4 standar yang mengalami perubahan yang signifikan, yaitu:

1. Standar Kompetens Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian Pendidikan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, dan Standar Pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya disatuan pendidikan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

(11)

Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD 5 2. Standar Isi

Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Tingkat kompetensi merupakan batas minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pencapaian kompetensi sikap dinyatakan dalam deskripsi kualitas tertentu. Pencapaian kompetensi pengetahuan dinyatakan dalam skor tertentu untuk kemampuan berpikir dan dimensi pengetahuannya. Pencapaian kompetensi keterampilan dinyatakan dalam deskripsi kemahiran dan/ atau skor tertentu. Pencapaian tingkat kompetensi dinyatakan dalam bentuk deskripsi kemampuan dan/atau skor yang dipersyaratkan pada tingkat tertentu.

Tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi berjenjang. Tingkat kompetensi terdiri atas delapan (8) jenjang yang harus dicapai oleh peserta didik secara bertahap dan berkesinambungan.Tingkat pencapaian KI dan KD berbeda untuk setiap satuan tingkat pendidikan mulai dari SD Tingkat pencapaian kompetensi

3. Standar Proses

Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang ,memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas ,dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan:

1. dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;

2. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar;

3. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan

pendekatan ilmiah;

4. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; 5. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;

6. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;

7. dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

8. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills);

9. mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai

(12)

6 Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD

10.menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sungtulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);

11.berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

12.menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan dimana saja adalah kelas;

13.pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan

14.pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar proses yang mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan proses psikologis yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas: mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.

Tabel 1. Rincian Gradasi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

Menerima Mengingat Mengamati

Menjalankan Memahami Menanya

Menghargai Menerapkan Mencoba

Menghayati, Menganalisis Menalar

Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji

Mencipta 4. Standar Penilaian

Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Penilaian dalam proses pendidikan merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lainnya khususnya pembelajaran.

Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar

(13)

Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD 7 peserta didik secara berkesinambungan. Penegasan tersebut termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penilaian hasil belajaroleh pendidik memiliki peran antara lain untuk membantu peserta didik mengetahui capaian pembelajaran (learning outcomes). Berdasarkan penilaian hasil belajar oleh pendidik, pendidik dan peserta didik dapat memperoleh informasi tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan belajar.

Dengan mengetahui kelemahan dan kekuatannya, pendidik dan peserta didik memiliki arah yang jelas mengenai apa yang harus diperbaiki dan dapat melakukan refleksi mengenai apa yang dilakukannya dalam pembelajaran dan belajar. Selain itu bagi peserta didik memungkinkan melakukan proses transfer cara belajar tadi untuk mengatasi kelemahannya (transfer oflearning). Bagi guru, hasil penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan alat untuk mewujudkan akuntabilitas profesionalnya, dan dapat juga digunakan sebagai dasar dan arah pengembangan pembelajaran remedial atau program pengayaan bagi peserta didik yang membutuhkan, serta memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Pelaksanaan penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan wujud pelaksanaan tugas profesional pendidik sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Nomor 14tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Penilaian hasil belajar oleh pendidik tidak terlepas dari proses pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian hasil belajar oleh pendidik menunjukkan kemampuan guru sebagai pendidik profesional.

Dalam konteks pendidikan berdasarkan standar (standard-based education),

kurikulum berdasarkan kompetensi (competency-based curriculum),dan

pendekatan belajar tuntas (mastery learning) penilaian proses dan hasil belajar merupakan parameter tingkat pencapaian kompetensi minimal. Untuk itu, berbagai pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran perlu dikembangkan untuk memfasilitasi peserta didik agar mudah dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar secara optimal.

Kurikulum 2013 mempersyaratkan penggunaan penilaian autentik (authentic assesment). Secara paradigmatik penilaian autentik memerlukan perwujudan pembelajaran autentik (authentic instruction) dan belajar autentik (authentic learning). Hal ini diyakini bahwa penilaian autentik lebih mampu memberikan informasi kemampuan peserta didik secara

1.2.2 Permendikbud Perangkat Kurikulum 2013

Suatu kebijakan yang digulirkan pemerintah, khsususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentu harus dilandasi oleh peraturan perundangan-undangan yang merupakan landasan hukum pelaksanaan kebijakan tersebut. Landasan hukum ini merupakan peraturan baku sebagai tempat berpijak atau titik tolak dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam bidang pendidikan. Kurikulum 2013 juga dilaksanakan berdasarkan landasan hukum yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Salah satu bentuk landasan hukum tersebut adalah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud). Berbagai Permendikbud telah diterbitkan untuk menunjang pelaksanaan Kurikulum 2013.

(14)

8 Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD

Berikut ini adalah Permendikbud tentang Kurikulum 2013.

1. Permendikbud No. 34 Tahun 2014 tentang Pembelian Buku Kurikulum 2013 oleh Sekolah.

2. Permendikbud No. 38 Tahun 2014 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk Sekolah Dasar.

3. Permendikbud No. 40 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum Sekolah Menengah Atas Luar Biasa.

4. Permendikbud No. 51 Tahun 2014 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa.

5. Permendikbud No. 53 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan No. 34 Tahun 2014 tentang Pembelian Buku Kurikulum 2013 oleh Sekolah.

6. Permendikbud No. 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

7. Permendikbud No. 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah

Pertama/ Madrasah Tsanawiyah.

8. Permendikbud No. 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah.

9. Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.

10.Permendikbud No. 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

11.Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

12.Permendikbud No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

13.Permendikbud No. 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan

Menengah.

14.Permendikbud No. 65 Tahun 2014 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru Kurikulum 2013 Kelompok Peminatan Pendidikan Menengah yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan dalam Pembelajaran.

15.Permendikbud No. 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan

Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dalam Implementasi Kurikulum 2013.

16.Permendikbud No. 78 Tahun 2014 tentang Tatacara Pembayaran Buku

Kurikulum 2013 oleh Sekolah yang Dibiayai Dana Bantuan Operasional Sekolah dan Bantuan Sosial Buku.

17.Permendikbud No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013.

18.Permendikbud No. 98 Tahun 2014 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Penilik.

19.Permendikbud No. 100 Tahun 2014 tentang Penyediaan Buku Kurikulum 2013

Semester II Tahun Ajaran 2014/2015.

20.Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

(15)

Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD 9 21.Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh

Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

22.Permendikbud No. 105 Tahun 2014 tentang Pendampingan Pelaksanaan

Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

23.Permendikbud No. 107 Tahun 2014 tentang Konversi Nilai Hasil Belajar dan Matrikulasi Mata Pelajaran Bagi Peserta Didik dari Sistem Pendidikan Negara Lain atau Sistem Pendidikan Internasional ke dalam Sistem Pendidikan Nasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

24.Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan pada Pendidikan Dasar

dan Pendidikan Menengah.

25.Permendikbud No. 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.

Keterkaitan antara Perubahan Kurrikulum 2013 dengan Peraturan Menteri yang terkait dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 dapat dilihat pada Gambar di bawah ini. A. Beban Belajar

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran.

1. Beban belajar di SD/MI dinyatakan dalam jumlah jam pelajaran per minggu. a. Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pelajaran.

b. Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pelajaran. c. Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pelajaran.

d. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam pelajaran.

2. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit 18 minggu minggu efektif.

3. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu minggu efektif.

4. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu minggu efektif.

B. Muatan Pembelajaran

Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas VI. Mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dikecualikan untuk tidak menggunakan pembelajaran tematik-terpadu. Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.

Tabel 2. Daftar Tema Kelas I, II, dan III

KELAS I KELAS II KELAS III

1. Diriku 1. Hidup Rukun 1. Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan

2. Kegemaranku 2. Bermain di Lingkunganku 2. Perkembangan Teknologi 3. Kegiatanku 3. Tugasku Sehari-hari 3. Perubahan di Alam

(16)

10 Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD

KELAS I KELAS II KELAS III

4. Keluargaku 4. Aku dan Sekolahku 4. Peduli Lingkungan Sosial 5. Pengalamanku 5. Hidup Bersih dan Sehat 5. Permainan Tradisional 6. Lingkungan Bersih, Sehat,

dan Asri 6. Air, Bumi, dan Matahari 6. Indahnya Persahabatan 7. Benda, Hewan, dan

Tanaman di Sekitarku 7. Merawat Hewan dan Tumbuhan 7. Energi dan Perubahannya 8. Peristiwa Alam 8. Keselamatan di Rumah dan

Perjalanan 8. Bumi dan Alam Semesta

Tabel 3. Daftar Tema Kelas IV, V, dan VI

KELAS IV KELAS V KELAS VI

1. Indahnya Kebersamaan 1. Benda-benda di

Lingkungan Sekitar 1. Selamatkan Makhluk Hidup 2. Selalu Berhemat Energi 2. Peristiwa dalam

Kehidupan 2. Persatuan dalam Perbedaan

3. Peduli terhadap

Lingkungan Hidup 3. Kerukunan dalam Bermasyarakat 3. Tokoh dan Penemuan

4. Berbagai Pekerjaan 4. Sehat itu Penting 4. Globalisasi

5. Pahlawanku 5. Bangga sebagai Bangsa

Indonesia 5. Wirausaha

6. Indahnya Negeriku 6. Organ Tubuh Manusia

dan Hewan 6. Menuju Masyarakat Sehat

7. Cita-citaku 7. Sejarah Peradaban

Indonesia 7. Kepemimpinan

8. Tempat Tinggalku 8. Ekosistem 8. Bumiku

9. Makananku Sehat dan

Bergizi 9. Lingkungan Sahabat Kita 9. Menjelajah Angkasa Luar

Pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan Kompetensi Dasar dari berbagai mata pelajaran yaitu intradisipliner, interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner. Integrasi intradisipliner dilakukan dengan cara mengintegrasikan dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi satu kesatuan yang utuh di setiap mata pelajaran.

Integrasi interdisipliner dilakukan dengan menggabungkan Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar beberapa mata pelajaran agar terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat saling memperkuat, menghindari terjadinya tumpang tindih, dan menjaga keselarasan pembelajaran. Integrasi multidisipliner dilakukan tanpa menggabungkan Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran sehingga tiap mata pelajaran masih memiliki Kompetensi Dasarnya sendiri.

Integrasi transdisipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran yang ada dengan permasalahan permasalahan yang dijumpai di sekitarnya sehingga pembelajaran menjadi kontekstual. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian, pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin

(17)

Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD 11 pada berbagai tema yang tersedia. Tematik terpadu disusun berdasarkan gabungan proses integrasi seperti dijelaskan di atas sehingga berbeda dengan pengertian tematik seperti yang diperkenalkan pada kurikulum sebelumnya.

Selain itu, pembelajaran tematik terpadu ini juga diperkaya dengan penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I, II, dan III sebagai penghela mata pelajaran lain. Melalui perumusan Kompetensi Inti sebagai pengikat berbagai mata pelajaran dalam satu kelas dan tema sebagai pokok bahasannya, sehingga penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain menjadi sangat memungkinkan.

Penguatan peran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara utuh melalui penggabungan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial ke dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Kedua ilmu pengetahuan tersebut menyebabkan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia menjadi kontekstual, sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik.

Pendekatan sains seperti itu terutama di Kelas I, II, dan III menyebabkan semua mata pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Untuk kemudahan pengorganisasiannya, Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar kedua mata pelajaran ini diintegrasikan ke mata pelajaran lain (integrasi interdisipliner).

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diintegrasikan ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diintegrasikan ke Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia, ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika.

Untuk kelas IV, V, dan VI, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial masing-masing berdiri sendiri, sehingga pendekatan integrasinya adalah multidisipliner, walaupun pembelajarannya tetap menggunakan tematik terpadu.

Prinsip pengintegrasian interdisipliner untuk Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial seperti diuraikan di atas dapat juga diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal.

Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya, keterampilan, dan bahasa daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

C. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan peserta didik, dan kekhasan masing masing mata pelajaran. Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan Kompetensi Inti sebagai berikut:

1. kelompok 1 : kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI1;

2. kelompok 2 : kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka

(18)

12 Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD

3. kelompok 3 : kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka

menjabarkan KI3;

4. kelompok 4 : kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka

menjabarkan KI4.

1.2.3 Pembelajaran Tematik Terpadu, Pendekatan Saintifik, Model-Model

Pembelajaran, dan Penilaian Autentik

A. Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran Tematik Terpadu (PTP) atau integrated thematic instruction (ITI) dikembangkan pertama kali pada awal tahun 1970-an. Belakangan PTP diyakini sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif (highly effective teachingmodel) karena mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik peserta didik di dalam kelas atau di lingkungan sekolah. PTP pada awalnya dikembangkan untuk anak-anak berbakat dan bertalenta (gifted and talented), anak-anak yang cerdas, program perluasan belajar, dan peserta didik yang belajar cepat.

PTP ini pun sudah terbukti secara empirik berhasil memacu percepatan dan meningkatkan kapasitas memori peserta didik (enhance learning and increase long-term memory capabilities of learners) untuk waktu yang panjang. Premis utama PTP adalah bahwa peserta didik memerlukan peluang-peluang tambahan (additional opportunities) untuk menggunakan talentanya, menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi dan mensintesis.

Pada sisi lain, PTP relevan untuk mengakomodasi perbedaan-perbedaan kualitatif lingkungan belajar.PTP diharapkan mampu menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar.PTP memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively different) dengan model pembelajaran lain. PTP sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher levels of thinking) atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan ganda (multiple thinking skills), sebuah proses inovatif bagi pengembangnan dimensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Implemementasi PTP menuntut kemampuan guru dalam mentransformasikan materi pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, guru harus memahami materi apa yang diajarkan dan bagaimana mengaplikasikannya dalam lingkungan belajar di kelas. Oleh karena PTP ini bersifat ramah otak, guru harus mampu mengidentifikasi elemen-elemen lingkungan yang mungkin relevan dan dapat dioptimalkan ketika berinteraksi dengan peserta didik selama proses pembelajaran.

B. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik terpadu merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran terpadu didefinisikan sebagai pembelajaran yang menghubungkan berbagai gagasan, konsep, keterampilan, sikap, dan nilai, baik antar mata pelajaran maupun dalam satu mata pelajaran. Pembelajaran tematik memberi penekanan pada pemilihan suatu tema yang spesifik yang sesuai dengan materi pelajaran, untuk mengajar satu atau beberapa konsep yang memadukan berbagai informasi.

(19)

Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD 13 Pembelajaran tematik terpadu berdasar pada filsafat konstruktivisme yang berpandangan bahwa pengetahuan yang dimiliki peserta didik merupakan hasil bentukan peserta didik sendiri. Peserta didik membentuk pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan, bukan hasil bentukan orang lain. Proses pembentukan pengetahuan tersebut berlangsung secara terus menerus. Peserta didik membentuk pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan, bukan hasil bentukan orang lain. Proses pembentukan pengetahuan tersebut berlangsung secara terus menerus sehingga pengetahuan yang dimiliki peserta didik menjadi semakin lengkap.

Pembelajaran tematik terpadu menekankan pada keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

Pembelajaran tematik terpadu lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu peserta didik dalam membentuk pengetahuannya, karena sesuai dengan tahap perkembangannya peserta didik yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).

C. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik terpadu memiliki ciri-ciri khas, antara lain di bawah ini. a. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan

kebutuhan anak usia sekolah dasar.

b. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik.

c. Kegiatan belajar dipilih yang bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.

d. Memberi penekanan pada keterampilan berpikir peserta didik.

e. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya.

f. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

D. Ruang Lingkup Pembelajaran Tematik Terpadu

Ruang lingkup pembelajaran tematik meliputi semua KD dari semua mata pelajaran kecuali agama. Mata pelajaran yang dimaksud adalah: PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Penjasorkes serta Seni Budaya dan Prakarya

Ada sepuluh elemen yang terkait dengan hal ini dan perlu ditingkatkan oleh guru. a. Mereduksi tingkat kealpaan atau bernilai tambah berpikir reflektif.

(20)

14 Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD

b. Memberkaya sensori pengalaman di bidang sikap, keterampilan, dan

pengetahuan.

c. Menyajikan isi atau substansi pembelajaran yang bermakna.

d. Lingkungan yang memperkaya pembelajaran.

e. Bergerak memacu pembelajaran (Movement to Enhance Learning).

f. Membuka pilihan-pilihan. g. Optimasi waktu secara tepat. h. Kolaborasi.

i. Umpan balik segera.

E. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu

a. Fungsi

Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik.

b. Tujuan

Secara umum tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah:

1) menghilangkan atau mengurangi terjadinya tumpah tindih materi;

2) memudahkan peserta didik untuk melihat hubungan-hubungan yang bermakna;

dan

3) memudahkan peserta didik untuk memahami materi/konsep secara utuh

sehingga penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat. Secara khusus tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah:

1) mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu;

2) mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi muatan

pelajaran dalam tema yang sama;

3) memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;

4) mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai

muatan pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik;

5) lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain; 6) lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam

konteks tema yang jelas;

7) guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan; dan

8) budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.

F. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Terpadu 1) Berpusat pada anak.

(21)

Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD 15 3) Pemisahan antarmuatan pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu

pemahaman dalam kegiatan).

4) Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajaran (saling terkait antar muatan pelajaran yang satu dengan lainnya).

5) Bersifat luwes (keterpaduan berbagai muatan pelajaran).

6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak

(melalui penilaian proses dan hasil belajarnya).

G. Tahapan pembelajaran tematik terpadu

1) Memilih/Menetapkan Tema

Dibawah ini adalah tema-tema yang telah disiapkan untuk peserta didik Sekolah Dasar kelas III dan VI pada Kurikulum 2013.

Tabel 4. Tema-Tema di Sekolah Dasar Kelas III dan VI

KELAS III KELAS VI

1. Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan 2. Perkembangan Teknologi

3. Perubahan di Alam 4. Peduli Lingkungan 5. Permainan Tradisional 6. Indahnya Persahabatan 7. Energi dan Perubahannya 8. Bumi dan Alam Semesta

1. Selamatkan Makhluk Hidup 2. Persatuan dalam Perbedaan 3. Tokoh dan Penemuan 4. Globalisasi

5. Wirausaha

6. Menuju Masyarakat Sehat 7. Kepemimpinan

8. Bumiku

9. Menjelajah Angkasa Luar

2) Melakukan Analisis SKL, KI, Kompetensi Dasar dan Membuat Indikator

Analisis Kurikulum (SKL, KI dan KD serta membuat indikator) dilakukan dengan cara membaca semua Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, serta Kompetensi Dasar dari semua muatan pelajaran. Setelah memiliki sejumlah tema untuk satu tahun, barulah dapat dilanjutkan dengan menganalisis Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti serta Kompetensi Dasar (SKL, KI dan KD) yang ada dari berbagai muatan pelajaran (PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, SBdP, dan PJOK). Masing-masing Kompetensi Dasar setiap muatan pelajaran dibuatkan indikatornya dengan mengikuti kriteria pembuatan indikator.

3) Membuat Hubungan Pemetaan antara Kompetensi Dasar dan Indikator dengan

Tema

Kompetensi Dasar dari semua muatan pelajaran telah disediakan dalam Kurikulum 2013. Demikian juga sejumlah tema untuk proses pembelajaran selama satu tahun untuk Kelas Isampai dengan Kelas VI telah disediakan. Namun demikian guru masih perlu membuat indikator dan melakukan pemetaan Kompetensi Dasar dan indikator tersebut berdasarkantema yang tersedia. Hasil pemetaan dimasukkan ke dalam format pemetaan agar lebih mudahproses penyajian pembelajaran. Indikator mana saja yang dapat disajikan secara terpadu diberikan tanda cek (√).

(22)

16 Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD

4) Membuat Jaringan Kompetensi Dasar

Kegiatan berikutnya adalah membuat Jaringan KD dan indikator dengan cara menurunkan hasil cek dari pemetaan ke dalam format Jaringan KD dan indikator.

5) Menyusun Silabus Tematik Terpadu

Setelah dibuat Jaringan KD dan Indikator, langkah selanjutnya adalah menyusun silabus tematik untuk lebih memudahkan guru melihat seluruh desain pembelajaran untuk setiap tema sampai tuntas tersajikan di dalam proses pembelajaran. Silabus tematik memberikan gambaran secara menyeluruh tema yang telah dipilih akan disajikan berapa minggu dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam penyajian tema tersebut.

Silabus tematik terpadu memuat komponen sebagaimana panduan dari Standar Proses yang meliputi berikut ini.

a) Kompetensi Dasar mana saja yang sudah terpilih (dari Jaringan KD). b) Indikator (dibuat oleh guru, juga diturunkan dari Jaringan.

c) Kegiatan Pembelajaran yang memuat perencanaan penyajian untuk berapa minggu tema tersebut akan dibelajarkan.

d) Penilaian proses dan hasil belajar (diwajibkan memuat penilaian dari aspek sikap, pegetahuan, dan keterampilan) selama proses pembelajaran berlangsung.

e) Alokasi waktu ditulis secara utuh kumulatif satu minggu berapa jam pertemuan (misalnya 36 JP x 35 menit) x 4 minggu.

f)Sumber dan Media.

6) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu

Langkah terakhir dari sebuah perencanaan adalah dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu. Dalam RPP Tematik Terpadu ini diharapkan dapat tergambar proses penyajian secara utuh dengan memuat berbagai konsep mata pelajaran yang disatukan dalam tema. Di dalam RPP Tematik Terpadu ini peserta didik diajak belajar memahami konsep kehidupan secara utuh. Penulisan identitas tidak mengemukakan mata pelajaran, melainkan langsung ditulis tema apa yang akan dibelajarkan.

Tahapan pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum 2013 langkah nomor 1 sampai dengan 5 sudah dibuatkan oleh pemerintah. Sementara guru tinggal melaksanakan langkah ke-6 yaitu menyusun RPP tematik terpadu.

1.2.4 SKL, KI, KD, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Dalam Perancangan

Pembelajaran

A. Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan salah satu dari delapan Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

(23)

Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD 17 1. Cakupan Kompetensi Lulusan

Penetapan pendekatan kompetensi lulusan didahului dengan mengidentifikasi apa yang hendak dibentuk, dibangun, dan diberdayakan dalam diri peserta didik sebagai jaminan yang akan mereka capai setelah menyelesaikan pendidikannya pada satuan pendidikan tertentu. Pendekatan kompetensi lulusan menekankan pada kemampuan holistik yang harus dimiliki setiap peserta didik. Hal itu akan membawa implikasi terhadap apa yang seharusnya dipelajari oleh setiap individu peserta didik, bagaimana cara mengajarkan, dan kapan diajarkannya. Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan berdasarkan elemen-elemen yang harus dicapai dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 5. Kompetensi Lulusan Berdasarkan Elemen-Elemen yang Harus Dicapai

Domain Elemen SD

SIKAP

Proses Menerima + Menjalankan + Menghargai Individu beriman, berakhlak mulia (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,

santun)

Sosial toleransi, kerjasama gotong royong, Alam pola hidup sehat, ramah lingkungan

PENGETAHUAN

Proses Mengetahui + Memahami + Menerapkan Objek ilmu pengetahuan, seni, dan budaya Subyek manusia, bangsa, negara,

KETERAMPILAN

Proses Mengamati + Menanya + Mencoba Abstrak membaca, menulis, menghitung, menggambar,mengarang Konkret menggunakan, merangkai, membuat Tabel 6. Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas VI

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1.Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

1.1 Menghargai tubuh dengan seluruh perangkat gerak dan kemampuannya sebagai anugrah Tuhan.

1.2 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus dipelihara dan

dibina, sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta. 2.Menunjukkan

perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi

2.1 Berperilaku sportif dalam bermain.

2.2 Bertanggung jawab terhadap keselamatan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar, serta dalam penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran.

2.3 Menghargai perbedaan karakteristik individual dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.

(24)

18 Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.

2.4 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan

berbagai aktivitas fisik dalam bentuk permainan. 2.5 Toleransi dan mau berbagi dengan teman lain dalam

penggunaan peralatan dan kesempatan.

2.6 Disiplin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.

2.7 Menerima kekalahan dan kemenangan dalam permainan.

3.Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.

3.1 Memahami konsep variasi dan kombinasi pola gerak

dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif dengan kontrol yang baik dalam berbagai permainan dan atau olahraga tradisional bola besar.

3.2 Memahami konsep variasi dan kombinasi pola gerak

dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif dengan kontrol yang baik dalam berbagai permainan dan atau olahraga tradisional bola kecil.

3.3 Memahami konsep variasi dan kombinasi gerak dasar

atletik jalan, lari, lompat, dan lempar dengan kontrol yang baik melalui permainan dan atau olahraga tradisional.

3.4 Memahami konsep variasi dan kombinasi pola gerak

dasar lokomotor dan non lokomotor untuk membentuk gerakan dasar (langkah, serangan, dan belaan (dengan tangan dan kaki) olahraga beladiri.

3.5 Memahami konsep latihan kebugaran jasmani, dan

pengukuran status kebugaran jasmani pribadi secara sederhana (contoh: menghitung denyut nadi, menghitung kemampuan melakukan push up, menghitung kelentukan tungkai).

3.6 Memahami konsep rangkaian tiga gerak dasar senam

lantai dengan konsisten, tepat dan kontrol yang baik dalam aktivitas senam.

3.7 Memahami konsep penyusunan rangkaian langkah dan

ayunan lengan secara sederhana bertema budaya daerah dan nasional mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik dalam aktivitas gerak ritmik.

3.8 Memahami konsep keterampilan satu gaya renang

dengan koordinasi yang baik dan dasar penyelamatan terhadap orang lain.

3.9 Memahami konsep pemeliharaan diri dari penyakit

menular dan tidak menular.

3.10 Memahami jenis dan cara menghindarkan diri dari bahaya narkotika, psikotropika, dan zat aditif terhadap tubuh.

3.11 Memahami dan cara mengukur kebugaran jasmani

(25)

Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD 19

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

4.Menyajikan

pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mu

4.1 Mempraktikkan variasi dan kombinasi pola gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif dengan kontrol yang baik dalam berbagai permainan dan atau olahraga tradisional bola besar.

4.2 Mempraktikkan variasi dan kombinasi pola gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif dengan kontrol yang baik dalam berbagai permainan dan atau olahraga tradisional bola kecil.

4.3 Mempraktikkan variasi dan kombinasi gerak dasar atletik jalan, lari, lompat, dan lempar dengan kontrol yang baik melalui permainan dan atau olahraga tradisional.

4.4 Mempraktikkan variasi dan kombinasi pola gerak dasar lokomotor dan nonlokomotor untuk membentuk gerakan dasar (langkah, serangan, dan belaan (dengan tangan dan kaki) olahraga beladiri.

4.5 Mempraktikkan latihan kebugaran jasmani, dan pengukuran status kebugaran jasmani pribadi secara sederhana (contoh: menghitung denyut nadi, menghitung kemampuan melakukan push up, menghitung kelentukan tungkai).

4.6 Mempraktikkan rangkaian tiga gerak dasar senam lantai dengan konsisten, tepat dan kontrol yang baik dalam aktivitas senam.

4.7 Mempraktikkan penyusunan rangkaian langkah dan ayunan

lengan secara sederhana bertema budaya daerah dan nasional mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik dalam aktivitas gerak ritmik.

4.8 Mempraktikkan keterampilan satu gaya renang dengan

koordinasi yang baik dan dasar penyelamatan terhadap orang lain.

4.9 Menyajikan konsep pemeliharaan diri dari penyakit menular dan tidak menular.

4.10Menyajikan jenis dan cara menghindarkan diri dari bahaya narkotika, psikotropika, dan zat aditif terhadap tubuh.

4.11Menyajikan cara mengukur kebugaran jasmani dengan

salah satu jenis tes kebugaran. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Pengertian

Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

(26)

20 Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD

Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini.

a. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD.

b. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah.

c. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/daerah.

Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator.

a. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator yang terdapat dalam RPP

b. Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang dikenal sebagai indikator soal.

2. Fungsi Indikator

Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi dasar. Indikator berfungsi sebagai berikut.

a. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.

Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan.

b. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran.

Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan indikator yang dikembangkan, karena indikator dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry.

c. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar.

Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal.

d. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.

Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil

3. Mekanisme Pengembangan Indikator

Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi yang tercantum dalam KD. Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi. Dalam pembelajaran sekarang sudah diperkenalkan Taksonomi Bloom revisi, contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam menuliskan indikator tertera pada tabel berikut.

(27)

Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD 21

BAB II

MATERI PELATIHAN 2 PENGGUNAAN BUKU

Buku guru dan buku siswa merupakan salah satu sarana implementasi Kurikulum Tahun 2013 dalam pembelajaran. Buku guru dan buku siswa telah disiapkan Pemerintah sesuai dengan Permendikbud Nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran (Buku Siswa) dan Buku Panduan Guru (Buku Guru). Buku Guru merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan penilaian serta pedoman penggunaan buku siswa. Buku guru terdiri dari dua bagian, yaitu petunjuk umum pembelajaran dan petunjuk khusus pelaksanaan pembelajaran pada setiap bab sesuai dengan buku siswa.

Buku siswa merupakan buku sumber belajar bagi siswa/peserta didik.Pada setiap bab dilengkapi dengan peta konsep, pengantar, bagian kegiatan siswa baik ekperimen maupun non eksperimen atau diskusi, latihan soal, rangkuman, evaluasi, dan tugas bagi peserta didik. Pada materi pelatihan ini Anda melakukan analisis penggunaan buku siswa dan buku guru.

Kompetensi yang Ingin Dicapai

2. Memahami isi materi, struktur, dan sistematika keilmuan materi pelajaran dan penilaian pada buku siswa dan buku guru.

3. Menganalisis kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.

4. Menganalisis isi buku agar sesuai dengan KD (kedalaman dan keluasan) yang ada pada Permendikbud.

5. Menganalis isi buku sesuai dengan konteks lokal.

6. Mendeskripsikan kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan pendekatan saintifik dan penilaian autentik.

7. Memahami strategi penggunaan buku guru dan buku siswa pada perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran. Indikator

1. Menjelaskan isi materi, struktur, dan sistematika keilmuan materi pelajaran

dan penilaian yang terdapat dalam buku siswa

2. Mengidentifikasi kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan tuntutan

SKL, KI, dan KD.

3. Menjelaskan kecukupan dan kedalaman materi pada buku guru dan buku

siswa sesuai dengan pasangan KD.

4. Mengidentifikasi konteks lokal yang dapat dimasukkan ke dalam bahan ajar. 5. Menjelaskan kesesuaian isi buku guru dengan pendekatan saintifik dan

penilaian autentik.

(28)

22 Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD

2.1 PENGGUNAAN BUKU SISWA DAN BUKU GURU

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 Ayat 23 dijelaskan bahwa buku teks pelajaran adalah sumber pembelajaran utama untuk mencapai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti. Lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 71 Tahun 2014 dijelaskan bahwa buku teks pelajaran pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi yang selanjutnya disebut buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.

Salah satu perubahan mendasar pada Kurikulum 2013 adalah buku, adapun konsep umum buku kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

1. mengacu pada kompetensi inti yang telah dirumuskan untuk kelas (dan kompetensi

generik untuk kelompok peminatan);

2. menjelaskan pengetahuan sebagai input kepada siswa untuk menghasilkan output berupa keterampilan siswa dan bermuara pada pembentukan sikap siswa sebagai outcome pembelajaran;

3. menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengomunikasikan; 4. menekankan pentingnya data dalam melakukan analisis dan evaluasi;

5. mengajak siswa untuk menemukan konsep yang sedang dipelajari melalui deduksi [discovery learning], siswa sebisa mungkin diajak untuk mencari tahu, bukan langsung diberi tahu;

6. memuat penilaian capaian pembelajaran secara bertahap mulai review [ulasan], exercise [latihan], problem solving [pemecahan masalah], challenge [tantangan yang

membutuhkan pemikiran mendalam], dan project [kegiatan bersama dalam

memecahkan permasalahan yang membutuhkan dukungan sumber lainnya];

7. perlunya didahului dengan menuliskan rumusan masalah dengan jelas sebelum mencari cara dan penyelesaiannya;

8. menekankan pentingnya proses bukan hasil melalui perumusan prosedur dalam pemecahan masalah (untuk matematika, sampai menekankan pentingnya algoritma pemecahan masalah);

9. menekankan penggunaan bahasa yang jelas, logis, sistematis, dan santun;

10.keterampilan tidak selalu dalam ranah abstrak, tetapi juga harus karya konkret dan dalam bentuk tindakan nyata; dan

11.menekankan pada high order thinking (melalui rekonstruksi permasalahan), dibiasakan membuat asumsi (terkait dengan permasalahan dengan informasi yang tidak lengkap).

Pada kurikulum 2013, buku yang digunakan dalam pembelajaran terdiri atas buku siswa dan buku guru.

(29)

Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD 23

2.1.1 Buku Siswa

1. Buku Siswa merupakan buku panduan sekaligus buku aktivitas yang akan

memudahkan para siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

2. Buku Siswa dilengkapi dengan penjelasan lebih rinci tentang isi dan penggunaan buku sebagaimana dituangkan dalam Buku Panduan Guru.

3. Kegiatan pembelajaran yang ada di buku siswa lebih merupakan contoh yang dapat

dipilih guru dalam melaksanakan pembelajaran. Guru diharapkan mampu mengembangkan ide-ide kreatif lebih lanjut dengan memanfaatkan alternatif-alternatif kegiatan yang ditawarkan di dalam Buku Panduan Guru atau mengembangkan ide-ide pembelajaran sendiri.

4. Buku Siswa berbasis kegiatan (activity based) sehingga memungkinkan bagi para siswa dan guru untuk melengkapi materi dari berbagai sumber.

5. Guru dan siswa dapat mengembangkan dan atau menambah kegiatan sesuai kondisi

dan kemampuan sekolah, guru, dan siswa. Pengembangan dan atau penambahan kegiatan dimaksudkan untuk memberikan pemahaman lebih kepada siswa terhadap pengetahuan yang dipelajari, keterampilan yang dilatih, dan sikap yang dikembangkan.

6. Kegiatan-kegiatan dalam buku siswa sebisa mungkin memaksimalkan potensi semua

sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar. Setiap kegiatan dapat disesuaikan dengan kondisi siswa, guru, sekolah, dan lingkungan.

7. Pada beberapa bagian dalam buku siswa ini diberikan ruang bagi siswa untuk menuliskan laporan, kesimpulan, penyelesaian soal, atau tugas lainnya. Namun, sebaiknya dalam menuliskan berbagai tugas tersebut siswa tidak terpancang pada ruang yang diberikan. Apabila dirasa kurang, siswa dapat menuliskannya pada buku tugas.

2.1.2 Buku Guru

Buku guru disusun agar guru mendapat gambaran yang jelas dan rinci dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Buku guru berisi:

1. pengalaman belajar yang bermakna untuk membangun sikap dan perilaku positif, penguasaan konsep, keterampilan berpikir saintifik, berpikir tingkat tinggi, kemampuan menyelesaikan masalah, inkuiri, kreaktvitas dan pribadi reflektif; 2. berbagai teknik penilaian peserta didik;

3. informasi yang menjadi acuan kegiatan remedial dan pengayaan;

4. kegiatan interaksi guru dan orang tua, yang memberikan kesempatan kepada orang

tua untuk ikut berpartisipasi aktif melalui kegiatan belajar peserta didik di rumah; dan

5. petunjuk penggunaan buku peserta didik.

Buku guru digunakan guru sebagai acuan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran dan penilaian di kelas, secara khusus untuk:

1. membantu guru mengembangkan kegiatan pembelajaran dan penilaian;

2. memberikan gagasan dalam rangka mengembangkan pemahaman, keterampilan,

dan sikap serta perilaku dalam berbagai kegiatan belajar mengajar;

3. memberikan gagasan contoh pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik melalui

(30)

24 Pedoman, Panduan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas Olahraga SD

4. mengembangkan metode yang dapat memotivasi peserta didik untuk selalu

menerapkan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.

Kegiatan pembelajaran dalam buku didesain untuk mengembangkan kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) peserta didik melalui aktivitas yang bervariasi. Aktivitas tersebut meliputi:

1. membuka pelajaran yang menarik perhatian peserta didik, seperti membacakan cerita, bertanya jawab, bernyanyi, permainan, demonstrasi, memberikan masalah dan sebagainya;

2. menginformasikan tujuan pembelajaran sehingga peserta didik dapat mengorganisasi informasi yang disampaikan (apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dikerjakan); 3. memantik pengetahuan peserta didik yang diperoleh sebelumnya agar peserta didik

bisa mengaitkan pengetahuan terdahulu dan yang akan dipelajari;

4. memberikan tugas secara bertahap guna membantu peserta didik memahami

konsep;

5. memberikan tugas yang membutuhkan keterampilan tingkat tinggi;

6. memberikan kesempatan untuk melatih keterampilan atau konsep yang telah dipelajari, dan

7. memberikan umpan balik yang akan menguatkan pemahaman peserta didik.

Kegiatan pembelajaran menggunakan prinsip-prinsip dalam buku diharapkan: 1. berpusat pada peserta didik;

2. mengembangkan kreativitas peserta didik;

3. menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang;

4. bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan

5. menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.

Proses Pembelajaran Langsung dan Pembelajaran Tidak Langsung

1. Proses pembelajaran langsung: peserta didik mengembangkan pengetahuan,

kemampuan berpikir, dan keterampilan melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran.

2. Proses pembelajaran tidak langsung: proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus.

3. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang

dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2.

4. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD

yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.

Gambar

Tabel 1. Rincian Gradasi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan
Tabel 2. Daftar Tema Kelas I, II, dan III
Tabel 4. Tema-Tema di Sekolah Dasar Kelas III dan VI
Tabel 6.  Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas VI

Referensi

Dokumen terkait

pengetahuan dan keterampilan berfikir saja tetapi juga kesadaran akan moral yang sangat penting bagi kehidupan. Hendaknya penanaman moral ini mulai dilakukan

Data yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu data yang berupa angka- angka dan analisis menggunakan statistik yang diambil dari hasil pengamatan mengenai

Upaya dan langkah yang telah dilakukan melalui peran Camat Ciledug yang dilaksanakan melalui pendekatan peran sebagai kebijakan, alat komunikasi dan strategi dapat

Strategi yang dilakukan oleh rental TARETI adalah marketing mix yang terdiri dari strategi produk, distribusi, promosi dan harga, yaitu dengan memperhatikan kualitas alat

Selain itu, mahasiswa juga mendapat pengarahan yang berkaitan dengan kedisiplinan, baik untuk kepentingan mahasiswa PPL maupun yang menyangkut siswa sehingga semua diharapkan

4.1 Pengujian Database format Paradox (*.db) Untuk pengujian database dengan format Paradox (*.db), file yang digunakan sebagai contoh pengujian adalah file Coba1.db,

Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Alumni, 1994, Bandung... Mariam Darus Badrulzaman, Hukum Perdata Buku III Dengan

Dari keenam rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur data di. atas