• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke: Fakultas Program Studi

BUSINESS ETHIC

AND GOOD

GOVERNANCE

Ethical Decision Making: Employer Responsibilitis and Employee Rights (E-LEARNING)

Dr. Anik Tri Suwarni, MM. Pascasarjana

Manajemen

(2)

Ethical Decision Making:

Employer Responsibilitis and

Employee Rights

a. Introduction

b. Ethical Issues in Workplace : The Current Environment

c. Defining the Parameters of the Employment

Relationship

d. Global Applications : The Global Workforce and Global

Challenges

e. Rights and Responsibilities in Conflict: Discrimination,

Diversity, and Affirmative Action

(3)

Kasus Pembuka (1) American Apparel: Kesadaran Citra?

• Perusahaan pakaian American Apparel (AA) , dengan CEO Dov Charney. Untuk menjaga mutu produksi pakaian di Amerika AA dikenal memiliki pekerja dengan upah tinggi, asuransi kesehatan; 95% bahan baku impor; dan iklan dibuat dengan karyawan

perusahaan, difoto oleh Charney sendiri…. Perusahaan menghadapi berbagai tuduhan ilegal dan tidak etis teradap perusahaan:

• Tahun 2005-2006 tuntutan dari 4 pegawai wanita atas pelecehan seksual.

• 2008: Gugatan mantan pegawai yang merasa dipecat dengan tidak adil/ alasan yang salah.

• 2009: hasil investigasi imigrasi, ditemukan ampir separo pegawai illegal.

• 2009: menggunakan model iklan dibawah 16 tahun, dengan pakaian minim

Sumber: dicuplik sebagian dari Hartman & Desjardin (2014)

(4)

Kasus pembuka (2)

Mengenai tuntutan mantan pegawai di perusahaan pengecer pakaian A&F tahun 2003, atas tindakan diskriminasi ras dalam penerimaan pegawai.

Masalah pelanggaran etika di tempat kerja muncul diberbagai belahan dunia, hukum telah dibuat namun penyelesainnya tetap

rumit. Namun prakteknya, pengambilan keputusan yang etis mampu menghindarkan dari berbagai rintangan yang menghambat

kemajuan.

Tahun 1960 sekitar 1/3 TK di Amerika diwakili serikat pekerjaÆ sekarang turun tinggal 11 %, krn kecewa bahwa kepentingannya tidak di diakomodir. Æ lahir peraturan-peraturan baru dari

pemerintah seperti: UU anti deskrimininas, UU upah dan jam kerja, UU keselamatan kerja, kompensasi bagi mereka yg menganggur, kompensasi bagi pekerja dan jaminan sosial.

Di Indonesia Ketenagakerjaan diatur dalam UU no.13 Tahun 2003, dan Amandemen Undang-undang Ketenagakerjaan 2010

(5)

Copyright © 2002 South-Western. All rights reserved: Jeffrey A. Mello.

12–5

Keanggotaan Serikat

• Penurunan keanggotaan serikat

Pekerja telah kehilangan haknya dari serikat mereka

Banyak serikat perusahaan telah memindahkan

operasi mereka di luar Amerika Serikat.

Perubahan sifat pekerjaan dan teknologi telah

menghilangkan banyak pekerjaan tradisional serikat

kerja manual.

Serikat pekerja telah menolak untuk fleksibel agar

memungkinkan organisasi untuk tumbuh dan

beradaptasi dengan perubahan dalam industri

mereka

(6)

Copyright © 2002 South-Western. All rights reserved: Jeffrey A. Mello.

.

12–6

Kenapa Belajar HubunganTenaga

Kerja

?

Perserikatan adalah norma di banyak industri seperti

transportasi, perawatan konstruksi, perhotelan,

penerbitan, pendidikan, dan kesehatan.

Kontrak permukiman dengan pesaing serikat pekerja

dapat berdampak pada praktek SDM, program, dan

kebijakan yang diperlukan untuk tetap kompetitif.

Manajer non-serikat perusahaan perlu mengetahui

mengapa dan bagaimana karyawan membentuk serikat

dan persyaratan hukum dari representasi dan proses

perundingan bersama

(7)

2. Ethical Issues in Workplace : The

Current Environment

• Hasil penelitian (Walker information): persh.yg

menempatkan SDM dalam strategi inti mendapatkan

return saham jangka panjang lebih tinggi dibanding

persh yg tdk menempatkan SDM dalam strategi inti.

• <50% pekerja USA merasa loyal kepada perusahaan

mereka

Æ

hanya 1/3 bag.perush. Loyal

Æ

karyawan.

• Faktor yg berpengaruh paling besar dalam

pembentukan komitmen keadilan ditempat kerja,

perhatian dan kepedulian terhadap karyawan

menjadi komponen kunci lingkungan kerja etis.

• Pfeffer

Æ

perusahaan efektif memperlakukan SDM

secara manusiawi dan terhormat

(8)

• Contoh: manajer menciptakan emosi positif di tempat

kerja

Æ

penghargaan dan kompensasi atas semangat

kerja: produktivitas dan loyalitas, kejujuran, perhatian,

keperdulian (Neal &Chaterine Daus)

• Diciptakan sistem pelaporan kepada pemerintah atau

masyarakat, Serikat Pekerja atas berbagai pelanggaran

kemanusiaan.

• Employer dapat memperlakukan karyawan dengan baik

sesuai hak dan kewajiban mereka

Æ

deontologis (Kant)

dapat didukung oleh hukum, kode etik profesi, kode

perilaku perusahaan atau prinsip moral: kejujuran,

keadilan dan HAM dari para pemimpin. Konsekuensi

atas utilitarianisme terabaikan.

Ethical Issues in Workplace : The

Current Environment

(9)

3. Defining the Parameters of the Employment

Relationship

• Perbedaan istilah legal dan etis.

• Pekerjaan mengandung unsur etisÆ pemberi kerja dan pekerja saling tergantung mata pencahariannya pada hubungan kerja. • Publik setuju karyawan berhak atas tempat kerja yang aman dan

sehat (etis)Æ implementasi Æ pelanggaran wewenang yg mungkin dilakukan oleh employer diatur dalam perundang-undangan,

penyelesaiannya melibatkan polisi dan hakim.Æ diperlukan Due process (hak untuk mendapatkan pengadilan yang wajar)

• Employer dan employee diawal mulai pekerjaan dapat membuat kesepakatan tentang hak dan tangungjawab.

• Employer memiliki kekuasaan dan wewenangÆ dituntut u/ melaksanakan dengan adil.

• USA menyusun konteks doktrin legal mengenai EAW (employment at will) baik u/ employer maupun employeeÆ jika tidak ada kontrak tertentu employer bisa memecat employee dan sebaliknya.

• Diikuti UU hak Sipil: larangan memecat berdasar SARA, usia, jenis kelamin, disabilitas.-> tuntutan perlakuan adil

• Perampingan Æ PHK besar-besaran dihindari • K 3 (kesehatan dan keselamatan kerja) dijaga

(10)

Hubungan industrial (Noe)

Konsep dasar:Æmenjaga harmonisasi hub. antar stakeholders

Umum: pemilik, pekerja, pemerintah, masyarakat, pemasok, pembeli.

Khusus: management- employees relationship.

1. Perusahaan sebagai kepetingan bersama:

a) PengusahaÆ Menjaga dan mengembangkan asset, meningkatkan laba, membuka lapangan kerja, aktualisasi diri

b) KaryawanÆkesempatan kerja dan penghasilan, meningkatkan keahlian dan keterampilan, mengembangkan karir, aktualisasi diri

c) Pemerintah Æmembuka lapangan kerja/ menurunkan pengangguran, meningkatkan pendapan nasional, pertumbuhan ekonomi, tingkatkan devisa, ketersediaan barang dan jasa, tingkatkan penerimaan pajak

2. Prinsip HI:

a) semua pihak Æberkepentingan atas suksesnya usaha b) perusahaan Æ sumber penghasilan

c) pengusaha-pekerja Æmempunyai hubungan fungsional d) pengusaha-pekerjaÆ anggota keluarga perusahaan

e) HIÆtujuan ciptakan ketenangan berusaha dan bekerjaÆprduktifitas f) produktifitas naikÆ kesejahteraan bersama naik

(11)

PERKEMBANGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI INDONESIA

1. Masa Penjajahan Belanda

•1920-an Pengaruh perburuhan internasional

•1931 Berdiri IFTU (Federasi Serikat Buruh Internasional)

2. Masa Pendudukan Jepang

•Serikat buruh mengalami penekanan •Industri dialihkan utk mendukung perang

3. Masa Awal Kemerdekaan

•Pemerintah mendorong demokrasi serikat buruh •Dimuali disusun berbagai UU tentang HI

4. Masa Demokrasi Terpimpin

•NASAKOM

5. Masa Orde Baru

•1969: Sekber buruh bentuk Majelis Permusyawaratan Buruh Indonesia (MPBI)

•1974: Hubungan Perburuhan Pancasila (HPP)

6. Masa Reformasi

(12)

Interaksi perusahaan dengan serikat

pekerja

SP yang diakui National Labor Relations Board

Æ

punya

otoritas untuk negosiasi dengan perusahaan tentang

peningkatan upah dan berbagai tunjangan, kondisi/ iklim kerja

dan mengelola perjanjian yang disepakati.

Hub.keduanya bersifat kolektif, mencakup:

1) perundingan tentang kondisi kerja (persetujuan

kolektif dalam kontrak kerja),

2) menterjemahkan dan memberlakukan administrasi

kontrak kerja kepada karyawan serta memecahkan

konflik diantara pekerja dan manajemen.

(13)

Pengaruh faktor hukum dan lingkungan

dalam hubungan perburuhan (SP)

• Undang-Undang Nomor 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh;

• Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

• Undang-Undang Nomor 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial;

• Undang-Undang Nomor 39 tahun 2004 tentang Perlindungan dan Pembinaan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri

UU 21/ 2000 SP UU 2/2004 PPHI UU 13/2003 TK Ekonomi Politik Kebijakan

pemerintah Perusahaan Teknologi

UU 39/2004 PPTKILN

Industri Berbagai asosiai

Lap.Kerja & Psr.TK Pemasok

(14)

4. Global Applications : The Global

Workforce and Global Challenges

Tenaga kerja yang bekerja keluar dari negaranya bisa

terkena peraturan kerja yang berasal dari negaranya

maupun negara tujuan.

Æ

tergantung dari kontrak yang

disetujui kedua belah pihak.

Idealnya perlakuan terhadap tenaga kerja yang berasal

dari negara lain, mengacu pada pengambilan keputusan

etis

Æ

Teori Kant (deontologis)

Æ

menghormati dengan

tulus berdasar kemanusiaan; Arnold & Bowie: MNC harus

menjamin kesejahteraan karyawan; ILO: deklarasi prinsip

Tripartit.

Bagaimana pendapat anda tentang kondisi tenaga kerja

Indonesia yang berada di negara lain maupun dalam

negeri dengan mulai dibukanya Masyarakat Ekonomi

Asean (MEA)

(15)

Pengaruh globalisasi dalam perburuhan

• Globalisasi ekonomi Ækemakmuran menduniaÆtiga prinsip utama

neo-liberalisme, yakni: perdagangan bebas barang dan jasa (free trade in goods and services), sirkulasi bebas modal (free circulation of capital), dan

kebebasan berinvestasi (freedom of investment)(George, 1999).

• Pasar tenaga kerja (labor market)Æ salah satu saluran utama globalisasi ekonomi Æpengaruhi negara-negara berkembang.

• Nilai positifÆdelokalisasi produksi di sektor tekstil, garmen, dan pengolahan makanan dari negara maju ke negara berkembang Æ buka kesempatan kerja Æ pendapatan buruh meningkat, TK perempuan dari desa bisa

bekerja di industri-industri urban yang berorientasi eksporÆ Hidup mereka jauh lebih baik dari sebelumnya.

• Dampak negatifÆmelemahnya kekuatan buruh, turunnya pertumbuhan ekonomi negara peserta, semakin diabaikannya hak-hak buruh

• Strategi untuk mengantisipasi pengaruh globalisasi

1) Memasukkan standar perburuhan dalam kesepakatan perdagangan dan investasi,

(16)

5. Rights and Responsibilities in Conflict:

Discrimination, Diversity, and Affirmative Action

Sub bab ini memperjelas makna dan proses pengambilan keputusan etis dalam Undang-undang dan tanggunjawab konflik atas diskriminasi, keragaman dan tindakan afirmatif.

Larangan diskriminasi dengan EEOC( equal employee opportunity comission) Æ memberi arah dan petunjuk parameter hukum bagi

pekerja dan pemberi kerja.

Keragaman (sbg resiko larangan diskriminasi)Æbudaya, bahasa, etnis, ras, gender, agama, kelas sosial dll. Dapat: membawa manfaat, menimbulkan konflik-ketegangan, kekawatiran pihak tertentu utk sulit terintegrasi.

Tindakan afirmatifÆ adalah kebijakan yang diambil yang bertujuan agar kelompok/golongan tertentu (gender ataupun profesi) memperoleh peluang yang setara dengan kelompok/golongan lain dalam bidang

yang sama. Bisa juga diartikan sebagai kebijakan yang memberi

keistimewaan pada kelompok tertentu. Contoh yang terjadi dalam politik Indonesia, tindakan afirmatif dilakukan untuk mendorong agar jumlah perempuan di lembaga legislatif lebih representatif

(17)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait