• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan

1. Pengertian Kelelahan

Kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat pada pengurangan kapasitas dan ketahanan tubuh. Kelelahan merupakan aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam bekerja. Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga akan terjadi pemulihan.4

Kelelahan adalah fenomena kompleks fisiologis maupun psikologis dimana ditandai dengan adanya gejala perasaan lelah dan perubahan fisiologis dalam tubuh (kelelahan). Perasaan lelah menyebabkan seseorang berhenti bekerja seperti halnya kelelahan fisiologis mengakibatkan rasa ingin tidur. Kelelahan mudah ditiadakan dengan istirahat, tetapi jika dipaksakan kelelahan akan bertambah dan sangat menganggu. Demikian banyak pengertian tentang kelelahan kerja yang apabila disimpulkan di dapat pengertian secara umum bahwa kelelahan kerja merupakan suatu keadaan yang dialami tenaga kerja yang dapat mengakibatkan penurunan vitalitas dan produktivitas kerja. 4

2. Jenis Kelelahan

1) Berdasarkan Penyebab

a. Kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang disebabkan oleh faktor lingkungan fisik di tempat kerja antara lain : kebisingan dan suhu.

b. Kelelahan psikologis adalah kelelahan yang disebabkan oleh faktor psikologis (konflik-konflik mental) antara lain monotoni pekerjaan, bekerja karena terpaksa, pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk.

(2)

a. Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri yang terdapat pada otot yang ditandai dengan menurunnya kekuatan dan kelambatan gerak.

b. Kelelahan umum yang ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan adanya persyarafan atau psikis.

3) Berdasarkan waktu terjadinya

a. Kelelahan akut yaitu kelelahan yang disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh tubuh secara berlebihan.

b. Kelelahan kronis yaitu kelelahan yang terjadi sepanjang hari, berkepanjangan dan kadang-kadang telah terjadi sebelum memulai pekerjaan.3

4) Kelelahan didefinisikan sebagai suatu proses yang merupakan suatu hasil perubahan secara fisiologis, psikologis dan mekanik yang terjadi karena melakukan pekerjaan dan kelelahan tersebut dikategorikan ke dalam dua kelompok yaitu kelelahan yang bersifat lokal dan kelelahan di seluruh bagian tubuh. 3

3. Faktor Yang Mempengaruhi Kelelahan

Terjadinya kelelahan tidak begitu saja, tetapi ada faktor yang menyebabkan kelelahan tersebut antara lain :

a. Faktor dari dalam individu 1) Usia

Kebutuhan zat tenaga terus meningkat sampai akhirnya menurun pada usia 40 tahun. Berkurangnya kebutuhan zat tenaga tersebut dikarenakan telah menurunnya kekuatan fisik sehingga kegiatan yang bisa dilakukan biasanya juga berkurang dan lebih lamban.

Usia atau umur merupakan waktu atau masa hidup seseorang selama masih hidup di dunia yang dihitung mulai dari manusia dilahirkan. Para ahli psikologi membagi umur menjadi beberapa kelompok-kelompok yang didasarkan pada pertumbuhan fisik dan pertumbuhan mental antara lain :

(3)

b. Masa dewasa madya : 41 tahun – 60 tahun

Usia berkaitan dengan kinerja karena pada usia yang meningkat akan diikuti dengan proses degenerasi dari organ sehingga dalam hal ini kemampuan organ akan menurun. Dengan adanya penurunan kemampuan organ, maka hal ini akan menyebabkan tenaga kerja akan semakin mudah mengalami kelelahan19.

2) Jenis Kelamin

Pada tenaga kerja wanita akan terjadi siklus biologis setiap bulan di dalam mekanisme tubuhnya sehingga akan mempengaruhi kondisi fisik maupun psikisnya dan hal ini akan menyebabkan tingkat kelelahan wanita akan lebih besar dari pada tingkat kelelahan pria.7

3) Status Gizi

Status gizi adalah salah satu faktor dari faktor kapasitas kerja, dimana keadaan gizi buruk dengan beban kerja yang berat akan menganggu kerja dan menurunkan efisiensi serta mengakibatkan kelelahan.

Dalam laporan FAO/WHO/UNU (1985) dinyatakan bahwa Indeks Masa Tubuh (IMT) merupakan indikator status gizi orang dewasa. Nilai IMT dihitung menurut ilmu berat badan (dalam kilogram) dibagi kuadrat tinggi badan (dalam meter).Status gizi umum spesifik zat gizi, melainkan lebih erat kaitannya dengan energi dan protein dapat diukur dengan antropometri. Dengan kata lain antropometri atau ukuran tubuh dapat memberi gambaran status energi dan protein seseorang, karenanya antropometri sering digunakan sebagai indikator status gizi yang berkaitan dengan masalah kurang energi protein.13

Standar IMT untuk orang Indonesia batas ambangnya telah dimodifikasi berdasarkan pengalaman klinis sebagai berikut :

Tabel 2.1 Standar Indeks Masa Tubuh (IMT) Kategori IMT (Kg/m2) Keterangan

<17,0 Kekurangan BB tingkat berat Kurus

(4)

Normal >18,5-25,0 Normal

>25,0-27,0 Kelebihan BB tingkat ringan Gemuk

<27,0 Kelebihan BB tingkat berat Sumber : 13

4) Status Kesehatan

Adanya beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi kelelahan, penyakit tersebut antara lain :

a. Penyakit Jantung

Seseorang yang mengalami nyeri jantung jika kekurangan darah, kebanyakan menyerang bilik kiri jantung sehingga paru-paru akan mengalami bendungan dan penderita akan mengalami sesak napas sehingga akan mengalami kelelahan.

b. Penyakit gangguan ginjal

Pada penderita gangguan ginjal, sistem pengeluaran sisa metabolisme akan terganggu sehingga tertimbun dalam darah (uremi). Penimbunan sisa metabolisme menyebabkan kelelahan. 7

c. Penyakit asma

Pada penderita penyakit asma terjadi gangguan saluran udara

bronkus kecil bronkiolus. Proses transportasi oksigen dan karbondioksida terganggu sehingga terjadi akumulasi karbondioksida dalam tubuh. Hal ini yang menyebabkan kelelahan. Terganggunya proses tersebut karena jaringan otot paru-paru terkena radang. Radang ini mengakibatkan produksi.7

d. Tekanan darah rendah

Pada penderita tekanan darah rendah kerja jantung untuk memompa darah ke bagian tubuh yang membutuhkan kurang maksimal dan lambat sehingga kebutuhan oksigennya tidak terpenuhi, akibatnya proses kerja yang membutuhkan oksigen terhambat. 7

(5)

Pada penderita penyakit paru-paru pertukaran O2 dan CO2 terganggu sehingga banyak tertimbun sisa metabolisme yang menjadi penyebab kelelahan.

f. Tekanan darah tinggi

Pada tenaga kerja yang mengalami tekanan darah tinggi akan menyebabkan kerja jantung menjadi lebih kuat sehingga jantung membesar. Pada saat jantung tidak mampu mendorong darah beredar ke seluruh tubuh dan sebagian akan menumpuk pada jaringan seperti tungkai dan paru. Selanjutnya terjadi sesak napas bila ada pergerakan sedikit karena tidak tercukupi kebutuhan oksigennya akibatnya pertukaran darah terhambat. Pada tungkai terjadi penumpukan sisa metabolisme yang menyebabkan kelelahan.

b. Faktor dari luar

1) Beban Kerja dan Masa Kerja

Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya dan masing-masing tenaga kerja mempunyai kemampuan sendiri untuk menangani beban kerjanya sebagai tambahan dari beban kerja langsung ini. Pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan atau situasi yang akan menjadi beban tambahan pada jasmani dan rohani tenaga kerja tersebut. Seperti faktor lingkungan fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi.

Beban kerja menentukan berapa lama seseorang dapat bekerja tanpa mengakibatkan kelelahan atau gangguan. Pada pekerjaan yang terlalu berat dan berlebihan akan mempercepat pula kelelahan kerja seseorang. Nadi kerja merupakan petunjuk besar kecilnya beban kerja.

Masa kerja dapat berpengaruh pada kelelahan kerja khususnya kelelahan kronis, semakin lama seseorang tenaga kerja bekerja pada lingkungan kerja yang kurang nyaman dan menyenangkan maka kelelahan pada orang tersebut akan menumpuk terus dari waktu ke waktu.

2) Lingkungan kerja fisik

Lingkungan kerja fisik yang mempengaruhi kelelahan antara lain; penerangan, kebisingan dan iklim kerja. 14

(6)

a) Penerangan atau pencahayaan

Penerangan yang kurang baik di lingkungan kerja bukan saja akan menambah beban kerja, karena menganggu pelaksanaan pekerjaan, tetapi menimbulkan kesan yang kotor.

Untuk mengurangi kelelahan fisik akibat dari penerangan yang tidak cukup dikaitkan dengan faktor obyek dan umur pekerja dapat dilakukan antara lain : Perbaikan kontras, meningkatkan penerangan dan pengaturan jam kerja yang sesuai dengan umur tenaga kerja. b) Iklim Kerja

Iklim kerja merupakan interaksi berbagai variabel seperti : temperatur, kelembaban udara, kecepatan gerak angin dan suhu radiasi, iklim kerja adalah keadaan udara di tempat kerja.3

c) Faktor Ergonomi

Ergonomi dapat mengurangi beban kerja dan kelelahan kerja. Ergonomi juga berperan dalam memaksimalkan kenyamanan, keamanan dan efisiensi pekerjaan.14

d) Kebisingan

Kebisingan merupakan salah satu masalah kesehatan kerja yang selalu timbul, baik pada industri besar maupun kecil. Apabila kebisingan melebihi NAB maka akan menimbulkan kelelahan yang bisa mengakibatkan kecelakaan kerja

4. Mekanisme lelah

Kelelahan diatur secara central oleh otak. Pada susunan syaraf pusat terdapat sistem penggiat dan sistem penghambat. Sistem penggiat bertanggung jawab mengenai kesadaran fisik persepsi, emosi serta pemrosesan gagasan melaksanakan kemauan. Sistem penggiat letaknya di dalam batang otak yaitu berbentuk formasi kantong. Sistem penggiat dirangsang oleh faktor ekstern seperti penginderaan, persepsi dan kesadaran, sedangkan penghambat digiatkan oleh berubahnya kondisi organ intern tubuh. (tenaga atau hilangnya cadangan energi).

Proses penerimaan rangsangan terjadi karena setiap rangsangan yang datang dari mata atau telinga dapat manaikkan level aktifitas retikularis dan

(7)

mengaktifkan sistem tersebut dan kemudian menyiagakan korteks celebri, tubuh dalam keadaan siap bereaksi atas rangsangan apapun yang terjadi dari luar tubuh. Dalam hal ini sistem aktifitasi retikulari berfungsi sebagai distributor dan amplifier signal-signal tersebut.

Pada keadaan lelah secara neuro fisiolgis, korteks celebri mengalami penrunan aktifitas, terjadi perubahan pengarahan pada sistem aktivasi dan inhibisi sehingga tubuh tidak secara cepat menjawab signal-signal tersebut.

Kedua sistem kerja yang berlawanan, meningkatkan dan menurunkan kesiagaan bertindak tergantung keseimbangan. Jika sistem penggiat lebih kuat, maka akan berada pada kondisi segar, jika sistem penghambat lebih besar maka akan timbul perasaan lelah.

5. Akibat Kelelahan

Kelelahan kerja merupakan komponen fisik dan psikis, kerja fisik yang melibatkan kecepatan tangan dan fungsi mata serta memerlukan konsentrasi terus menerus dapat menyebabkan kelelahan fisiologi yang disertai penurunan keinginan untuk bekerja yang disebabkan oleh faktor psikis atau kelelahan psikologi yang menyebabkan perasaan lelah.3

Kelelahan yang dialami terus menerus setiap hari berakibat kepada kelelahan kronis. Perasaan kelelahan tidak saja terjadi pada sore hari sesudah bekerja, tetapi selama bekerja, bahkan kadang-kadang sebelum bekerja. 3

Gejala kelelahan berikut ini merupakan gejala yang jelas terlihat dan dirasakan yaitu : menurunkan perhatian, lamban, gangguan persepsi, pikiran melemah, motivasi menurun, kinerja turun, ketelitian menurun, dan kesalahan meningkat.

Kelelahan kerja dapat dikurangi dengan penyediaan sarana istirahat, memberi waktu libur, dan rekreasi, penerapan ergonomi, organisasi proses produksi yang tepat dan pengadaan lingkungan kerja fisik yang sehat dan nyaman.3

(8)

B. Kebisingan

1. Pengertian Kebisingan

a. Kebisingan menurut keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No : KEP-48 / MENLH / II, 1996 tentang baku tingkat kebisingan yaitu : “Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan”. 5

b. Bising dapat diartikan sebagai suara yang timbul dari getaran-getaran yang teratur dan periodik, adapula yang mengartikan bahwa kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.8

2. Sumber Kebisingan

Sumber kebisingan yang utama dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Bising Interior

Berasal dari manusia seperti : pembicaraan, alat-alat rumah tangga (ember, panci dan lain-lain) dan mesin-mesin di dalam gedung (mesin tik, generator dll).

b. Bising Eksterior

Berasal dari lalu lintas, transportasi, industri dan perbaikan jalan-jalan.3 3. Jenis Kebisingan

Jenis kebisingan yang sering ditemukan adalah :

a. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas (steady state, wide band noise), misalnya mesin-mesin, kipas angin dan lain-lain.

b. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit (steady state, narrow band noise), misalnya gergaji sirkuler, katup gas, dan lain-lain.

c. Kebisingan terputus-putus (intermitten), misalnya lalu lintas, suara kapal terbang di lapangan udara.

d. Kebisingan impulsif (impact or impulsif noise), misalnya pukulan palu, tembakan bedil, dan lain-lain. 3

(9)

Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan kebisingan adalah : a. Intensitas bising

Nada dengan 100 hz dengan intensitas 85 dBA jika diperdengarkan selama 4 jam tidak akan membahayakan, intensitas menunjukkan derajat kebisingan. b. Frekuensi bising

Kebisingan dengan frekuensi tinggi akan lebih berbahaya daripada kebisingan dengan frekuensi rendah.

c. Lamanya berada dalam lingkungan bising

Semakin lama berada dalam lingkungan bising, semakin berbahaya untuk pendengaran.

d. Sifat bising

Sifat bising yang didengar terus menerus lebih berbahaya daripada bising terputus-putus.

e. Waktu di luar lingkungan bising

Dapat terjadi karena pemaparan bising yang mendadak sehingga menimbulkan reaksi fisiologis berupa meningkatnya denyut nadi.

f. Gangguan Psikologis

Yaitu gangguan terhadap stabilitas mental dan reaksi psikis berupa : rasa marah, mudah tersinggung, neurositas dan lain-lain. Kebisingan bukanlah penyebab sakit mental, secara langsung tetapi kebisingan dapat memperberat problem mental dan perilaku yang sudah ada.3

5. Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan

Nilai ambang batas kebisingan adalah standar faktor tempat kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam atau 40 jam.3 Nilai Ambang Batas Kebisingan di Tempat Kerja adalah sebesar 85 dB (A).3

Tabel 2.2 Intensitas dan jam kerja yang diperkenankan Waktu pemaparan Per Hari Intensitas Kebisingan Dalam dBA 8 jam

6 jam

85 92

(10)

4 jam 3 jam 2 jam 1 jam 0,5 jam 0,25 jam 95 97 100 105 110 115 Sumber : 3

6. Upaya Pengendalian Kebisingan

Berdasarkan teknik pelaksanaannya, pengendalian kebisingan dapat dibedakan dalam 3 cara pengendalian :

a. Pengendalian secara teknis

1. Mengurangi tingkat kebisingan pada sumbernya

a) Dengan pemeliharaan dan pelumasan mesin-mesin dengan teratur. b) Pemilihan dan pemasangan mesin dengan tingkat kebisingan rendah. 2. Menghilangkan transmisi kebisingan terhadap manusia

1) Menutup atau menyekat mesin atau alat mengeluarkan bising. 2) Mengadakan getaran yang merambat ke seluruh ruangan tersebut. 3) Mengurangi bunyi yang diterima pekerja.

Penggunaan alat pelindung telinga untuk menurunkan intensitas kebisingan yang mencapai alat pendengaran.

b. Pengendalian secara administratif

Pengendalian secara administratif merupakan prosedur yang bertujuan untuk mengurangi waktu paparan pekerja terhadap bising, dengan merotasi dan menyusun jadwal kerja berdasarkan perhitungan dosis paparan sesuai nilai Ambang Batas.

c. Pengendalian dengan Alat Pelindung Diri (APD)

Penggunaan APD adalah upaya terakhir apabila secara teknis dan administratif tidak dapat lagi mengurangi paparan alat pelindung telinga pada umumnya digolongkan menurut cara pemakaiannya.

(11)

7. Alat Pelindung Telinga

Alat pelindung telinga adalah alat yang berfungsi sebagai penghalang antar bising dan telinga dalam.

Alat pelindung telinga biasanya dibedakan menjadi 2 jenis :

a. Sumbat telinga (ear plug)

Sumbat telinga dapat dibuat dari kapas, malam, kater atau sintetik dan plastik. Menurut cara pemakainya dibedakan menjadi sumbat telinga yang hanya menyumbat lubang telinga luar atau (insert type). Menurut cara penggunaanya dibedakan dispossible ear plug, yaitu sumbat telinga yang digunakan untuk sekali pakai saja dan kemudian dibuang. Sumbat telinga dari kapas dan malam hanya mempunyai daya lindung 1 – 12 db non dispossible ear plug waktu yang digunakan untuk waktu yang lama, yang terbuat dari karet atau plastik yang dicetak mempunyai daya lindung antara 25 – 30 db. Keuntungan dan kerugiannya sebagai berikut :

1) Keuntungan

Mudah dibawa karena ukurannya kecil, relatif leboh nyaman di tempat yang panas, tidak membatasi gerakan kepala, dapat dipakai efektif tanpa dipengaruhi oleh pemakaian kacamata, tutup kepala dan anting-anting. 2) Kerugian

Memerlukan waktu yang lebih lama untuk pemasangan dari tutup kepala, tingkat proteksinya lebih kecil daripada tutup kepala, sulit untuk memonitor tenaga kerja, karena pemakaiannya sukar dilihat oleh petugas, hanya dapat dipakai oleh saluran telinga yang sehat. Bila tangan yang digunakan untuk memasang sumber telinga kotor, maka saluran telinga akan terkena infeksi karena iritasi.3

b. Tutup Telinga (ear muff)

Tutup telinga terdiri dari 2 buah tudung, untuk telinga dapat berisi cairan atau busa yang berfungsi untuk menyerap suara.

Keuntungan dan kerugian tutup telinga ear muff sebagai berikut : 1) Keuntungan :

(12)

Atenvasi suara oleh tutup telinga umumnya lebih besar daripada sumbat telinga, satu ukuran tutup telinga dapat digunakan oleh beberapa orang dengan ukuran telinga berbeda, mudah dimonitor pemakaiannya oleh petugas, dapat dipakai pada telinga yang infeksi ringan.3

2) Kerugian

Tidak nyaman dipakai di tempat kerja yang panas, efektifitas dan kerjasamanya dipengaruhi oleh pemakaian kacamata, tutup kepala dan anting-anting, tidak mudah dibawa atau disimpan, dapat membatasi gerakan pada ruang kerja yang agak sempit,harganya relatif lebih mahal dari sumbat telinga,pada penggunaan yang berlalu sering atau bilamana pita menghubungnya yang berpegas sering ditekuk oleh pemakainya daya atenuasinyaakan berkurang. 3

8. Pengukuran Intensitas Kebisingan

Pengukuran intensitas kebisingan ditujukan untuk membandingkan hasil pengukuran pada suatu saat dengan standar yang telah ditetapkan serta merupakan langkah awal untuk pengendalian. Alat yang dipergunakan untuk pengukuran intensitas kebisingan adalah sound level meter.

Maksud pengukuran adalah memperoleh data kebisingan di perusahaan atau dimana saja dan mengurangi tingkat kebisingan tersebut, sehingga tidak menimbulkan gangguan.3

Pemilihan alat-alat khusus ditentukan oleh type dan kebisingan yang diukur jika tujuan dari pengukuran kebisingan hanyalah untuk mengendalikan kegaduhan, seperti isolasi mesin atau pemilihan alat proteksi telinga, pengukuran tidak perlu selengkap sebagaimana diperlukan dalam rangka lokasisasi sumber-sumber kebisingan secara tepat dari suatu mesin dengan maksud modifikasi perencanaan dan kontruksi suatu bentuk dengan kebisingan yang kurang.3

Faktor yang menentukan lainnya dalam pemilihan alat-alat adalah sebagaimana sering-sering terdapat keadaan, bahwa lebih disenangi pengumpulan data secara “recording” yang kemudian dibawa ke laboratorium untuk analisa. 3 C. Tekanan Darah

(13)

1. Pengertian Tekanan Darah

Tekanan pada pembuluh darah arteri disebabkan oleh pemompaan untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh oleh jantung. Tekanan darah tinggi seringkali tidak memberikan tanda-tanda peringatan kepada kita sehingga bisa menjadi pembunuh diam-diam (silent killer), kecuali jika kita secara tetap tentu melakukan pemeriksaan dan pengobatan ke dokter. Karena itu kepada setiap orang dewasa dianjurkan untuk mengetahui tekanan darahnya sendiri, karena ini menyangkut kesehatannya sendiri. Jika tekanan darah tidak terkontrol, maka tekanan darah tinggi dapat membebani jantung dan pembuluh darah secara berlebihan sehingga mempercepat penyumbatan pembuluh artery yang disebut artherosclerosis. Ini dapat mengarah kepada serangan jantung, stroke, kegagalan jantung (heart failure) dan kegagalan ginjal (kidney failure)

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.9

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.6

2. Macam Tekanan Darah

(14)

a.Tekanan Sistolik yaitu tekanan yang berkisar antara 95-145 mm air raksa, dan tekanan ini data meningkat bertambahnya usia.11

b.Tekanan Diastolik yaitu tekanan yang berkisar antara 60-90 mm air raksa

3. Kriteria Tekanan Darah

Kriteria tekanan darah dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 2.3 Kriteria Tekanan Darah (Sistolik dan Diastolik)

Kriteria Sistolik Diastolik

Normal 120 – 139 mm Hg 80 – 89 mm Hg

Hipertensi Ringan 140 – 159 mm Hg 90 – 99 mm Hg Hipertensi Sedang 160 – 179 mm Hg 100 – 109 mm Hg

Hipertensi Berat ≥ 180 mm Hg ≥ 110 mm Hg

Sumber : WHO/ISH ( International society Hypertension ). 1999

Tekanan darah dianggap normal bila terbaca sekitar 120 mmHg sistolik, dan 80 mmHg diastolic yang berlaku untuk orang dewasa sehat berusia 18 tahun ke atas. Kita mengenalnya sebagai angka 120 / 80 (sistolik/diastolic). Sebenarnya tekanan darah normal itu bervariasi pada masing-masing individu, tergantung pada usia dan kegiatannya sehari-hari, misalnya pada saat seseorang sedang melakukan kegiatan olah raga tekanan darah akan naik dan ketika tidur tekanan darah akan turun”. Menurut WHO, batas normal seseorang adalah 120-140 mmHg sistolik dan 80-90 mmHg diastolic. Jadi seseorang disebut mengidap hipertensi bila tekanan darahnya selalu terbaca di atas 140/90 mmHg.12

4. Alat Pengukur Tekanan Darah

Alat pengukur tekanan darah disebut Sphygmomanometer. Tetapi pada umumnya orang menyebut dengan istilah Tensimeter. Ada tiga (3) tipe alat ini dengan variasi penggunaan air raksa (merkuri) aneroid, dan elektronik.12

a. Tipe air raksa, alat ini terdiri dari manset yang biasa digembungkan dengan cara memompanya dengan pompa tangan berbentuk bola karet, dan dihubungkan dengan tabung panjang berisi air raksa. Ukuran tekanan darah

(15)

akan diperlihatkan dalam millimeter air raksa (mmHg) pada tabung, yang akan bergerak ke atas jika dilakukan pemompaan

b. Sphygmomanometer aneroid, alat ini menyeimbangkan tekanan darah dengan tekanan dalam kapsul metal tipis yang menyimpan udara di dalamnya. Tekanan darah biasa dibaca pada meteran yang menyatu dengan karet pompanya

c. Sphygmomanometer elektronik,model digital ini mengukur tekanan darah melalui suatu peralatan dipompanya yang berupa mikrofon atau tranduser. Data atau informasi yang diperoleh melalui sensornya kemudian dikonversikan oleh mikroposesor menjadi bacaaan tekanan darah

5. Faktor-faktor yang mempengarui Tekanan darah13

Tekanan Darah banyak dipengaruhi beberapa factor diantaranya yaitu: a. Jenis Kelamin

Pada wanita umumnya tekanan darah 5-10 mmHg lebih rendah dari pada pria. Pada umumnya insidensi hipertensi pada pria lebih tinggi dari pada wanita, namun pada usia pertengahan insidensi pada wanita mulai meningkat sehingga pada usia di atas 65 tahun insidensi wanita lebih tinggi.

b. Usia

Pada sebagian besar populasi di negara barat, tekanan darah sistolik cenderung meningkat secara progresif pada masa kanak-kanak, remaja dan dewasa untuk mencapai nilai rata-rata 140 mmHg pada usia 70-an atau 80-an.Tekanan distolik juga cenderung meningkat dengan bertambahnya umur,tetapi dengan laju lebih rendah dari pada tekanan darah sistolik, dan nilai rata-rata cenderung tetap datar atau turun setelah usia 50-an, hal ini mengkibatkan peningkatan tekanan nadi, dan peningkatan tekanan darah sistolik menjadi hal yang biasa dengan bertambahnya umur

c. Pekerjaan

Orang yang bekerja berat mengalami kenaikan tekanan darah. Data epidemiology menunjukkan bahwa tekanan darah mempunyai tendensi lebih tinggi pada golongan penduduk dengan social ekonomi rendah.

(16)

Merokok dapat mempermudah penyakit pembuluh darah jantung dan otak, selain itu merokok dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, untuk sementara hal ini disebabkan pengaruh nikotin dalam peredaran darah.13 e. Minuman Alkohol

Peminum alcohol berat akan cenderung hipertensi, walaupun mekanisme timbulnya hipertensi secara pasti belum diketahui. Konsumsi alcohol berat diartikan mengkonsumsi 2 ons atau lebih alkohol tiap hari ( 1 ouns alkohol terdapat dalam 30 bir, 8 ouns anggur atau 2 ouns dari 100 proof whiskey). Jadi peminum berat mempunyai peluang lebih besar terkena hipertensi bahkan kematian dari pada orang yang mengkonsumsi lebih rendah

f. Emosi

Orang dalam keadaan emosional tekanan darah cenderung akan meningkat. Hubungan antara emosi dengan hipertensi diduga melalui aktifitas saraf simpatik yang dapat meningkatkan tekanan darah secara interminten. Apabila emosi atau strees menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menetap tinggi

g. Obesitas

Resiko terbesar bagi pengidap hipertensi adalah kegemukan/obesitas, semakin banyak kelebihan berat badan semakin besar pula resiko yang dihadapi. Berat badan yang berlebihan adalah factor penting dalam perkembangan hipertensi dan sekaligus menjadi factor satu-satunya yang diketahui dan yang paling mudah di hindari. Orang yang mempunyai berat badan 20% di atas normal mempunyai kemungkinan tiga kali lebih besar menderita hipertensi dari pada orang yang mempunyai berat badan normal.13

h. Olah Raga

Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi,karena olah raga isotonic dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer,yang akan menurunkan tekanan darah.Olah raga juga dapat dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi, dengan kurangnya olah raga kemungkinan timbulnya obesitas akan meningkat dan asupan garam bertambah akan mudah timbul hipertensi

(17)

6. Kelainan Tekanan darah a. Tekanan Darah Tinggi

Tekanan Darah Tinggi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 150-180 mmHg. Tekanan diastolic biasanya juga akan meningkat yaitu 90-120 mmHg atau lebih, akan berbahaya karena merupakan beban untuk jantung.12 b. Tekanan Darah Rendah

Tekanan Darah rendah adalah tekanan darah sistolik kurang atau sama dengan 100 mmHg. Kondisi ini terjadi pada perdarahan, syok dan kolaps.12

D. Kerangka Teori

Mengacu pada tinjauan pustaka yang telah dipaparkan, maka kerangka teori penelitian adalah sebagai berikut :

Faktor individu : 1. Usia/Umur 2. Jenis kelamin 3. Status gizi 4. Status kesehatan

Faktor dari luar : 1. Beban kerja 2. Masa kerja 3. Lingkungan kerja fisik Status Kesehatan : 1. Tekanan darah 2.Jantung 3.Ginjal 4.Asma 5.Gangguan Paru 1.Jenis Kelamin 2.Merokok 3.Emosi 4.Pekerjaan 5.Minuman Alkohol 6.Olah Raga

(18)

Gambar 2.1 Sumber 3 , 4 , 13 , 14 E. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat

Variabel Pengganggu Faktor fisik lingkungan kerja : 1. Pencahayaan 2. Iklim Kerja 3. Faktor ergonomi 4. Kebisingan Faktor kebisingan : 1. Intensitas bising 2. Frekuensi bising 3. Lama berada dalam lingkungan bising 4. Sifat bising 5. Waktu di luar lingkungan bising 6. Gangguan psikologis Tingkat Kelelahan Umur Tekanan Darah Status Gizi Tingkat kelelahan Penggunaan APD

Intensitas Kebisingan 1.Jenis Kelamin* 2.Penggunaan APD* 3.Status Kesehatan# 4.Faktor ergonomic# 5.Beban kerja # Masa Kerja

(19)

Keterangan : * = diukur # = tidak diteliti

F. Hipotesa

1. Ada hubungan antara umur dengan tingkat kelelahan pekerja di PT. Marcelindo Jaya Pratama

2. Ada hubungan antara masa kerja dengan tingkat kelelahan pekerja di PT. Marcelindo Jaya Pratama

3. Ada hubungan antara status gizi dengan tingkat kelelahan pekerja di PT. Marcelindo Jaya Pratama

4. Ada hubungan antara tekanan darah dengan tingkat kelelahan pekerja di PT. Marcelindo Jaya Pratama

5. Ada hubungan antara intensitas kebisingan ruang kerja dengan tingkat kelelahan pekerja di PT . Marcelindo Jaya Pratama

Gambar

Tabel 2.2  Intensitas dan jam kerja yang diperkenankan   Waktu pemaparan Per Hari  Intensitas Kebisingan Dalam dBA  8 jam
Tabel 2.3 Kriteria Tekanan Darah (Sistolik dan Diastolik)
Gambar 2.1  Sumber 3 , 4 , 13 , 14

Referensi

Dokumen terkait

Menjadi perusahaan terkemuka di industri asuransi umum Indonesia dengan pangsa pasar yang profitable dan menjadi pelopor dalam memberikan solusi bagi nasabah, mitra dan

aktiviti untuk merehatkan diri dan minda setelah penat bekerja. Untuk melancong mahupun pergi bercuti, anda perlulah melakukan pelbagai perancangan, termasuk persiapan belanjawan

(4) Untuk siswa yang diberikan asesmen projek, kemampuan kosakata siswa yang belajar dengan metode pembelajaran visual wordwall lebih tinggi daripada siswa yang

Asumsi beban tetap yang dipikul pondasi adalah 100 ton, dalam perhitungan daya dukung bahwa data sondir yang digunakan sama, terutama untuk pondasi sumuran dan tiang

Mohon kehadiran Pengurus Inti Pelkat PKP &amp; PKB serta Tim Kerja Perayaan Natal 2013 &amp; Tahun Baru 2014 Pelkat PKP &amp; PKB dalam pertemuan dengan Ketua III PHMJ yang akan

Web merupakan sarana promosi di dunia cyberspace atau Internet. Perkembangan Internet dewasa ini begitu pesat. Hingga saat ini pengguna Internet di indonesia hampir 1 juta. Jumlah

Negara-negara Peserta harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjamin bahwa seorang anak yang sedang mencari status pengungsi atau yang dianggap sebagai pengungsi, sesuai