• Tidak ada hasil yang ditemukan

INVENTARISASI HAMA PADA TANAMAN MANGROVE DI AREA RESTORASI KAWASAN TAMAN NASIONAL SEMBILANG SUMATERA SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INVENTARISASI HAMA PADA TANAMAN MANGROVE DI AREA RESTORASI KAWASAN TAMAN NASIONAL SEMBILANG SUMATERA SELATAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

INVENTARISASI HAMA PADA TANAMAN MANGROVE

DI AREA RESTORASI KAWASAN TAMAN NASIONAL

SEMBILANG SUMATERA SELATAN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Sains Bidang Studi Biologi

RINDA APRILIANTI 08111004020

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

LEMBAR MOTTO & PERSEMBAHAN MOTTO :

“Kita mungkin mempunyai ribuan teman.

Namun, pasti akan tetap sunyi jika allah tidak

dihati”

“HIDUP ini bisa memberi kita seratus alasan buat menangis, tapi

TUHAN memberikan kita seribu alasan buat tersenyum ^_^“

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk :

o

Allah SWT

o

Kedua orang tuaku bapak Nazirin dan Ibu Helda Susanti terima kasih

atas kasih sayang, doa serta pengorbanannya selama ini

o

Keluarga besar Papa Dinata Edison

o

Adik-adikku tersayang

o

Teman-teman terbaikku

o

Almamaterku

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ini. Serta shalawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan nabi besar kita Muhammad SAW,Sahabat serta para pengikutnya.

Skripsi yang berjudul “Inventarisasi Hama pada Tanaman Mangrove

di Area Restorasi Kawasan Taman Nasional Sembilang Sumatera Selatan”

yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains bidang studi Biologi di jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya. Skripsi ini merupakan bagian dari kegiatan Hibah Bersaing, dibiayai dari Anggaran DIPA Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor: 023.04.1.673453/2015 tanggal 14 November 2014. Dipa Revisi 01 tanggal 03 Maret 2015 Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan

Pelaksanaan Pekerja Penelitian Hibah Bersaing Universitas Sriwijaya Nomor: 113/UN9.3.1/LT/2015 tanggal 5 Maret 2015.

Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih atas arahan, bimbingan, kesabaran, arahan, iklas meluangkan waktu, pikiran, tenaga serta saran-saran selama melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi ini kepada Dra. Syafrina Lamin M.Si dan Drs. Mustafa Kamal M.Si dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis dengan sepenuh hati menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Tanpa adanya bimbingan dan bantuan baik materil maupun moril dari semua pihak, maka skripsi ini tidak mudah terselesaikan. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Drs. Muhammad Irfan, M.T selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.

2. Bapak Drs. Hanifa Marisa, MS selaku Ketua Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.

3. Ibu Dra. Nina Tanzerina, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.

4. Dr. Yuanita Windusari M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik,

(8)

Dra. Muharni M.Si selaku dosen Pembahas II yang telah memberikan banyak masukan, arahan, petunjuk dan pertanyaanya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dra. Syafrina Lamin, M.Si dan Drs, Mustafa Kamal, M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi, yang telah memberikan saran-saran dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Pengajar Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.

7. Patner Lapangan Pak Sarno, Pak Alek, Buk Syafrina, Pak Taher, Jayansyah, Leni, Ranti, Neli, dll

8. Kedua orang tua, Bapak Nazirin dan Ibu Helda Susanti serta adik-adik tercinta Nidya Wahyuni, Rizki Lullah Abimanyu dan Jelita Fertylia Rahma, terima kasih atas dukungan, kasih sayang, doa, motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk Akas dan Ombay, Kajut dan Unggang dan buat keluarga Papa Dinata Edison, Mama Yati, Ayuk Sinta, Ayuk Debby & Om Dedy, Ayuk Siska & Om Eko, Kakak Shendy & yuk Een dan mangcik Tobri terima kasih untuk segalanya

10. Sahabat seperjuangan UKT 48 Mi Devie, Ayu ting-ting, Sinta alay, Adek fitria, Iyek mila, Mama susi, Nanay, Benu tika dan Rantong terima kasih atas segala semangat dan motivasi yang tiada henti diberikan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Mahasiswa FMIPA Jurusan Biologi angkatan 2011 khususnya terima kasih telah memberi warna selama masa perkuliahan.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak, khususnya bagi penulis dan pembaca umumnya.

Inderalaya, Januari 2016

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ……….. i

Halaman Pengesahan ……… ii

Halaman Persetujuan ……… iii

Halaman Pernyataan Integritas.………. iv

Halaman Persetujuan Publikasi ...……….. v

Motto .………..………. vi

Kata Pengantar ………... vii

Ringkasan ...……….. ix

Summary ………... x

Daftar Isi ………... xii

Daftar Tabel ……….. xiii

Daftar Gambar ……….. xv

Daftar Lampiran……… xvi

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.5. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taman Nasional Sembilang ... 4

2.2. Fungsi Mangrove ... 5

2.3. Upaya Konservasi Hutan Mangrove ... 6

2.4. Upaya Rehabilitas Hutan Mangrove ... 8

2.5. Kegiatan Restorasi oleh JICA-RECA ... 10

2.6. Hama-hama Pada Tanaman Mangrove ... 11

2.6.1. Scale Insect……… 11

2.6.2. Pteroma plagiophleps……… 12

2.6.3. Balanus Amphitrite……… 12

2.6.4. Pagodiella sp………. 13

2.6.5. Setora Nitens………. 13

2.6.6. Ulat bulu (Lepidoptera)………. 14

2.6.7. Sesarma sp……… 14

2.6.8. Clibanarius sp……….. 14

2.6.9. Gastropoda……… 15

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat ... …… 16

(10)

3.2. Alat dan Bahan ... …… 16

3.3. Deskripsi Area ... …… 16

3.4. Cara Kerja………... 18

3.4.1. Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel ………..….. 18

3.4.2. Metode Pengambilan Sampel ... ….. 19

3.4.3. Identifikasi Sampel ... ….. 19

3.5. Pengukuran Parameter Lingkungan………. 19

3.5.1. Pengukuran Suhu……… 19

3.5.2. Pengukuran pH……… 20

3.5.3. Pengukuran Salinitas……….. 20

3.6. Tabulasi Data……… 20

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hama yang ditemukan pada di Kawasan Mangrove Area Restorasi Taman Nasional Sembilang Sumatera Selatan. ... … 21

4.2 Karakteristik Hama yang ditemukan pada Tanaman Mangrove di Area Restorasi Kawasan TN Sembilang………. 23

4.3. Kelimpahan Famili hama mangrove di Area Kawasan Restorasi TN Sembilang………. 27

4.4. Tingkat Kerusakan Tanaman Mangrove di Area Restorasi Kawasan TN Sembilang………. 31

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 36

5.2. Saran ... 36

Daftar Pustaka ... 37

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Letak lokasi pengamatan... 17 Gambar 2. Hasil Hama yang di dapatkan pada Bulan

April dan September……… 25 Gambar 3. Persentase Kelimpahan Hama pada Lokasi Solok

Buntu... ... 28

Gambar 4. Persentase Kelimpahan Hama pada Lokasi Barong Kecil... 29 Gambar 5. Persentase Kelimpahan Hama pada Lokasi Barong Besar... 30

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.4. Lokasi titik pengamatan dan karakteristik lokasi………... 18 1. Jenis Hama yang didapatkan pada tiap lokasi……….. 21

2. Tingkat kerusakan pada tanaman mangrove

yang diserang hama………. 31

3. Hasil Pengukuran Parameter Lingkungan di bulan

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Lokasi Penelitian ... 41 Lampiran 2. Jenis-jenis hama……….. 42 Lampiran 3. Alat yang digunakan………... 43

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki mangrove yang terluas di dunia dan juga keanekaragaman hayati terbesar serta strukturnya paling bervariasi. Kawasan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut yang tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut dengan komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap garam (Kusmana et al., 2005). Tanaman mangrove mempunyai kemampuan khusus untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang ekstrim, seperti kondisi tanah yang tergenang, kadar garam yang tinggi serta kondisi tanah yang kurang stabil (Noor et al., 2006).

Taman Nasional Sembilang (TNS) di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan merupakan salah satu daerah yang memiliki habitat kawasan mangrove terluas di Indonesia bagian barat dengan luas sekitar 77.500 Ha. Kondisi mangrove di kawasan ini mengalami tekanan dan degradasi dari tahun ke tahun sejak tahun 1994. Kondisi hutan mangrove ini telah mengalami reduksi seluas 3.552 sejak tahun 2001-2009. Degradasi lahan sebahagian disebabkan oleh alih fungsi menjadi usaha tambak udang dan ikan. Luas area tambak di kawasan TNS sekitar 930 Ha, sedangkan luas tambak yang berada dalam kawasan “greenbelt” (sabuk hijau) adalah 238 Ha. JICA bekerja sama dengan TNS telah melakukan uji coba retorasi di wilayah bekas tambak udang dan ikan tersebut (Anonim, 2014).

Penghijauan lahan yang terdegradasi serta eksplorasi dan identifikasi hama yang menyerang tanaman mangrove pada kawasan restorasi sangat perlu dilakukan dengan melakukan analisis struktur dan komposisi mangrove, mengkaji keefektifan musuh alaminya sangat penting dilakukan, kemudian data dasar ini dikaitkan dengan strategi perlindungan tanaman dari serangan hama yang berhubungan dengan kondisi biologi, kimia dan fisik lingkungan. Eksploitasi yang berlebihan terhadap hutan mangrove yang dilakukan untuk keperluan kayu seperti digunakan untuk (kayu bakar, kertas, kayu lapis, tatal, bubur kayu, arang), maupun yang diperuntukkan sebagai lahan pertanian, pertambakan, penambangan

(15)

dan pemukiman pada akhirnya mempunyai dampak negatif terhadap sumber daya alam tersebut (Lewis, 2004).

Kendala yang dijumpai dalam kawasan restorasi mangrove adalah adanya serangan hama yang menimbulkan permasalahan serius dalam program JICA sejak tahun 2013. Hama yang menyerang tanaman mangrove terdiri dari golongan kepiting, siput dan ulat kantong. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama mencapai 70% khususnya apabila tanaman mangrove yang diserang pada saat pembibitan dan berumur di bawah 3-4 tahun. Gejala kerusakan tanaman biasanya tergantung kepada hama dan jenis tanaman. Seperti penggundulan daun dan menyebabkan daun berlubang oleh hama pemakan daun (ulat kantong), penggerek batang dan biji atau buah dan daun (Haneda, 2013).

Hama merupakan organisme pada tanaman. keberadaan dalam jumlah tertentu dapat menurunkan secara kualitas dan kuantitas pada tanaman tersebut. Tanaman yang berumur 1-4 tahun mempunyai masa kritis. Pada masa kritis ini biasanya yang menjadi faktor utama kegagalan pertumbuhan mangrove adalah hama. Karena hama menyerang tanaman mangrove yang berumur 4 tahun. Jenis hama ulat kantong yang dapat menyerang tanaman mangrove Rhizophora apiculata baik di persemaian maupun di lapangan, yaitu ulat kantong Pagodiella spp. Acanthopsyche spp. dan Cryptothelea spp. Jenis paling dominan yang ditemukan di lapangan baik populasi maupun kerusakannya adalah Pagodiella spp (Wibisono et al., 2006).

Beberapa jenis hama ulat kantong yang cukup potensial menyebabkan kerusakan pada tanaman mangrove adalah ulat kantong Acanthopsyche sp. pada

tanaman Bruguiera sp. di Tritih, Cilacap (Intari, 1982) dan Cryptothelea variegata (Lepidoptera; Psychidae) pada tanaman Avicennia sp. dan

Bruguiera sp. di Kuala Enok, Riau (Hardi dan Siringo-ringo, 2000). Sedangkan informasi mengenai hama yang terdapat pada tanaman mangrove di Taman Nasional Sembilang belum pernah dilaporkan. Informasi ini penting dengan harapan akan diperoleh data tentang potensi kekayaan hayati spesifik lokasi yang ada di Taman Nasional Sembilang khususnya hama.

(16)

1.2. Rumusan Masalah

Keberadaan hama sangat berhubungan dengan jenis tanaman di daerah restorasi taman nasional ditemukan adanya perbedaan dalam proses rehabilitasi lahan perbedaan jenis tanaman, pola tanam serta kondisi tanah lingkungan tempat tumbuh tanaman, dan dari ketiga lokasi pengambilan sampel bagaimanakah jenis-jenis hama yang ditemukan pada ketiga lokasi tersebut

1.3.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hama apa saja yang ditemukan pada ketiga lokasi di Area Restorasi Tanaman Mangrove di Kawasan Taman Nasional Sembilang, Sumatera Selatan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah

1. Memberikan informasi database hama yang menyerang tanaman mangrove di area restorasi kepada pihak berwenang dalam pengembangan kawasan konservasi mangrove di Taman Nasional Sembilang.

2. Database hama ini dapat dimanfaatkan oleh pihak wewenang tentang pengelolahan konservasi tanaman mangrove di Taman Nasional Sembilang.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Adidharma, D. 2004. Metode Pengendalian Hama Pemakan Daun, Setora nitens (Limacodidae = Lepidoptera) Menuju Perkebunan Kelapa Sawit Organik. Jurnal Simposium Nasional ISSAAS. Pertanian Organik. ISBN 979-964671-5 : 41-46.

Alwidakdo, A., Azham Z., Kamarubayana, L. 2014. Studi Pertumbuhan Mangrove Pada Kegiatan Rehabilitasi Hutan Mangrove di Desa Tanjung Limau. J. Agrifor 1: 11-18

Anonim. 2014. Taman Nasional Sembilang, Sumatera Selatan. (http://www.irawan.com/ Taman Nasional Sembilang), diakses pada tanggal 14 November2014).

Anwar, C., 2007. Sinthesis Hasil Penelitian Teknologi dan Kelembagaan Rehabilitasi Hutan Mangrove. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam, Bogor.

Arief, A. 2003. Hutan Mangrove Fungsi dan Manfaatnya. Penerbit Kanisius. Jakarta.

Barnes, R.D. 1987. Invertebrate Zoology. Fourth Edition . Saunders Collage. The Natural History of West Malaysian Mangrove Faunas. Malaysian National Journal (25).

Bengen, D.G. 2000. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. PKSPL - IPB. Bogor.

Eryanti. 1999. Identifikasi dan isolasi senyawa kimia dari Mangrove (hutan Bakau). Laporan Hasil Penelitian Pusat Penelitian Kawasan Pantai dan Perairan Universitas Riau. 18 hal.

Cheng, S. Ving, C, C. SU, P, O dan YEE, S, T. 2010. Pests Of Planted Mangroves in Peninsular Malaysia. Forest Research Institute Malaysia. Claridge D., and Burnett, J. 1993. Mangrove Ecology. Ashmare Qld, Wet Paper

Publications.

Danielsen, F. & Verheugt, W.J.M. 1990. Integrating conservation and land-use planning in the coastal region of South Sumatra. PHPA & AWB-Indonesia. Bogor.

Dharma, B. 1988. Siput Dan Kerang Indonesia I. PT. Sarana Graha, Jakarta. Davies, J. & G. Claridge. 1993. Wetland Benefits. The Potential for Wetlands to Support and Maintain Development. Asian Wetland Bureau, International

(18)

Waterfowl & Wetlands Research Bureau, Wetlands for the America’s, 45 hal.

Elzinga JA, Zwakhals K, Mappes J, Grapputo A: The parasitoid species complex associated with Naryciinae (Lepidoptera: Psychidae) in Central Finland: integrating ecological and molecular analyses. Eur J Entomol 2011, 108:635–650.

Elzinga JA, Chevasco V, Mappes J, Grapputo A: Low parasitism rates in parthenogenetic bagworm moths do not support the parasitoid hypothesis for sex. J Evol Biol 2012, 25:2547–2558.

Fachrul, M. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Cetakan Pertama. Bumi Aksara. Jakarta : viii+ 198 hlm.

Gothama, A.A.A dan Subiyakto. 1999. Upaya Peningkatan Efisiensi Pengendalian Hama dengan Insektisida Hayati dan Nabati pada Tembakau. Makalah dalam Lokakarya Model Peremajaan Karet Rakyat secara Swadaya dan Ekspose Teknologi Hasil Penelitian Perkebunan di Palembang 26-28 Oktober l999. 18 hal.

Handayani, E.A. 2006. Keanekaragaman Jenis Gastropoda di pantai Randusanga Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Skripsi. Jurusan Biologi. Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang. Dalam.

Haneda, Farikhah noor. 2013. Keanekaragaman Serangga di ekosistem Mangrove. Jurnal Silvikultur Tropika. Vol 04 No. 01 April 2013, Hal 42- 46.

Hoghart, P.J. 1999. The Biology of Mangrove. Oxford University Press Inc. New York, 218 pp.

Irawan, B.S, Friyetno, dan A. Supriyatna. Kelembagaan Konervasi Lahan Pertanian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Irwanto. 2006. Keanekaragaman Fauna pada Habitat Mangrove. Yogyakarta. Jayatissa, L.P, F. Dahdouh-Guebas, and N. Koedam. 2002. A review of the floral

composition and distribution of mangroves in Sri Lanka. Botanical Journal of the Linnean Society 138: 29-43.

Kalshoven, L. G. E. 1981. Pests of Crops in Indonesia. PT. Ichtiar Baru - Van Hoeve, Jakarta.

Kartawinata, K., S. Adisoemarno., S. Soemodihardjo dan Tantar, I.G.M. 1979. Status Pengetahuan Hutan Bakau di Indonesia. Prosiding Seminar Ekosistem Hutan Mangrove. Jakarta. 1-22 pp.

(19)

Kusmana C, Wilarso S, Hilwan I, Pamoengkas P, Wibowo C, Tiryana T, Triswanto A, Yunasfi, Hamzah. 2005. Teknik Rehabilitasi Mangrove. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Keena, M.A. and T.M. Odell. 1994. Effects of laboratory rearing on gypsy moth (Lepidoptera: Lymantriidae). General Technical Report NE-181. United States Department of Agriculture, Forest Service, Radnor, PA. Am. 89: 564-572.

Kilmaskossu,S.T.E.M and J.P. Nerokouw. 1993. Inventory of Forest Damage at Faperta Uncen Experiment Gardens in Manokwari Irian Jaya Indonesia. Proceedings of the Symphosium on Biotechnological and environmental Approaches to Forest and Disease Management. SEAMEO, Bogor.

Lewis, Roy R. III. 2004. Ecological Engineering for Successful Management and Restoration of Mangrove Forest. Ecological Engineering. 24:4, 403- 418. Moosa, Kasim, D. Rokhmin, M. Hutomo, S.S. Ismu, and S. Salim. 1996.

Indonesian Country Study on Integrated Coastal and Marine Biodiversity Management. Ministry of State for Environment Republic of Indonesia in coorporation with Directorate for Nature Management, Kingdom of Norway.

Meilin, A., and Sugihartono, M. 2009. Uji Preferensi Ulat Kantung (Pteroma sp.) Terhadap Beberapa Tanaman Mangrove. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Edisi Khusus Tahun 2009 : 57-60.

Noor YS, Khazali M, Suryadiputra INN. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Bogor: Wetlands International Indonesia Programme.

Plaziat, J.C., et al. (2001). "History and biogeography of the mangrove ecosystem, based on a critical reassessment of the paleontological record". Wetlands Ecology and Management 9 (3): hal: 161–179.

Pramudji dan Hermanto 1989. Kerusakan dan langkah-langkah penyelamatan hutan mangrove di wilayah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Perairan Maluku dan Sekitarnya. Balai Litbang Sumberdaya Laut, Puslitbang Oseanologi LIPI, Ambon. 89-92.

Rhainds M and Sadof C. (2009). Control of bagworms (Lepidoptera: Psychidae) Using contact and soil-applied systemic insecticides. Journal of Economic Entomology 102 (3): hal: 1164-1169.

Reid, D.G. 1986. Habitat and Zonation Patterns of Littoraria Species (Gastropoda : Littorinidae) in Indo- Pacific mangrove flores. Biological Journal of the Linnean Society 26 :39-68.

Ruwa, R. K. 1989. Growth of Crassostrea cucullata Born (Bivalvia) at Diverent levels in the Intertidal Zone. Kenya Marine and Fisheries Research Institute. Aquaculture, 88 (1990) : 303-312.

(20)

Saca, J. 2006. Taman Nasional Indonesia. Sulawesi Selatan. 23 hal.

Saenger, P., E. J. Hegeri. 1983. Status Of Mangrove Ecosystem. IUCN. Commision on Ecology.

Syafikri, D. 2008. Studi struktur komunitas bivalvia dan gastropoda Di perairan muara sungai kerian dan sungai simbat Kecamatan kaliwungu kabupaten Kendal.http://www.scribd.com/doc/7872478-Struktur-KomunitasBivalvia-Dan-Gastropod-A-Di-Perairan-Muara-Sungai-Kerian-Dan-Simbat.pdf. Tapilatu, Y., and Pelasula, D. 2012. Biota Penempel Yang Berasosiasi Dengan

Mangrove di Teluk Ambon Bagian Dalam. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK-IPB. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol 4. No 2 : 267-279.

Turner, R.E. 1977. Intertidal Vegetation and Commercial Yields of Penaeid Shrimp. Trans. Am. Fish. Soc. 106: 411-416.

Vannini, M., A. Oluoch & R.K. Ruwa. 1997. The tree-climbing crabs of Kenyan mangroves. In: Mangrove Ecosystems Studies in Latin America and Africa (B. Kjerfve, B.L. De Lacerda and E.S. Diop, eds.), pp. 325-338. UNESCO Technical Papers in Marine Sciences. New York: UNESCO

Wahid, A. 2000. Pengendalian Hama Kedelai (Spodoptera litura) dengan Beberapa Bioinsektisida dan Kombinasinya. Lembaga Penelitian Untad, Palu, 45 pp. Tidak dipublikasikan.

Wibisono, I.T.C, Eko B.W, I Nyoman S. 2006. Panduan Praktis Rehabilitasi Pantai; Suatu pengalaman merehabilitasi kawasan pesisir. Wetlands International Indonesia Programme. Bogor.

Wibisono, I.T.C., E.B. Priyanto & Suryadiputra, I.N.N. 2006. Panduan Praktis Rehabilitasi Pantai: Sebuah Pengalaman Merehabilitasi Kawasan Pesisir. Wetlands International - Indonesia Program, Bogor.

Yasman. 1998. Struktur Komunitas Gastropoda (Moluska) Hutan Mangrove di Pantai Barat Pulau Handeuleum, Taman Nasional Ujung Kulon dan di Pantai Utara Penjaliran Barat Teluk Jakarta Studi Perbandingan. Proseding Seminar VI Ekositem Mangrove. 243-253 pp.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hutan mangrove di Pantai Popongan Taman Nasional Baluran ditemukan 36 jenis Gastropoda dengan Indeks keanekaragaman

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dan perubahan luasan vegetasi mangrove di kawasan Taman Nasional Sembilang, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

Judul Skripsi : Identifikasi Jenis Burung dan Kondisi Cuaca pada Tenggeran Buatan di Kawasan Restorasi Resort Sei Betung Taman Nasional Gunung Leuser.. D

Kawasan restorasi di Resort Sei Betung, dahulunya merupakan lahan persengketaan antara perkebunan kelapa sawit dan pihak Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).Saat ini

Avicennia marina merupakan jenis mangrove yang tumbuh alami dan dominan pada lahan bekas tambak. Kondisi bekas tambak masih mampu mendukung pertumbuhan vegetasi mangrove

memiliki indeks nilai penting paling tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya sebesar 44,49% (Tabel 11) dan jenis Kandelia Candel merupakan mangrove yang memiliki

tutupan vegetasi pada Areal Restorasi Resort Sei Betung, Taman Nasional Gunung.

Dari hasil penelitian di beberapa stasiun, kegiatan restorasi yang di lakukan di TNK sebagian tidak sesui dengan jenis tempat tumbuh tanaman. Modul