• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Kreatif Alat Permainan Edukatif (APE) Studi Deskriptif Kualitatif Di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Kreatif Alat Permainan Edukatif (APE) Studi Deskriptif Kualitatif Di"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang berjudul “Pola Kerja Magang Pada Industri Kreatif Alat Permainan Edukatif (APE) Studi Deskriptif Kualitatif Di Desa Jetiswetan Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten” dilakukan di Desa Jestiswetan Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. Di desa inilah terdapat industri kreatif Alat Permainan Edukatif (APE). Lokasi tersebut dipilih karena beberapa alasan, yaitu:

a. Desa Jetiswetan khususnya di pedukuhan Kunden, Nduri dan Dukuh sudah 17 tahun menjadi produsen Alat Permainan Edukatif (APE). Lokasinya juga strategis yakni Jl Pedan Cawas, sehingga tempat ini didukung oleh jalur transportasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat luas.

b. Kreativitas masyarakat Dukuh Kunden yang tidak pernah berhenti, karena pada awalnya Kunden adalah pengrajin gerabah kemudian banyak yang guling tikar dan beralih menjadi pengrajin Alat Permainan Edukatif (APE).

c. Beberapa tahun belakangan industri Alat Permainan Edukatif (APE) ini berkembang pesat dan produknya lebih variatif, yang awalnya hanya dikembangkan oleh beberapa keluarga, tetapi sekarang

(2)

commit to user

mayoritas masyarakat khususnya dukuh Kunden ikut mempelajari dan mengembangkan industri ini. Proses belajar inilah yang membuat industri Alat Permainan Edukatif (APE) lebih dinamis.

d. Industri Alat Permainan Edukatif (APE) ini menyerap banyak tenaga kerja, yang membutuhkan kreativitas, ketrampilan dan ketelitian. Tenaga kerjanya dimulai dari anak-anak sampai orang tua ikut terlibat.

e. Pola organisasi industri alat permainan edukatif masih sederhana, dan melibatkan orang-orang terdekat yaitu anggota keluarga, kerabat, teman dan tetangga. Perekruitan calon pekerja diawali dari orang terdekat melalui proses magang.

Desa Jetiswetan merupakan desa yang mempunyai gambaran sebagaimana halnya kebanyakan desa-desa lain. Selain di sektor agraris, sektor industri kecil berkembang di desa tersebut, pemasaran produk mainan dari Desa Jetiswetan sudah menyebar di seluruh pulau-pulau Indonesia.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 2 tahun yakni antara bulan Januari 2013 – Desember 2015.

B. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

(3)

kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 2011: 3). Jadi hasil dari penelitian ini nantinya berupa analisa data-data kualitatis yang akan penulis gunakan untuk mendeskripsikan tentang pola kerja magang pada industri kreatif Alat Permainan Edukatif (APE). Penelitian ini mendeskripsikan tentang makna kerja magang, ikatan-ikatan hubungan yang mendasara ikatan antara permagang dan pemagang, serta transfer aktivitas kerja magang pada bagian produksi maupun pemasaran.

C. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang utama dalam penelitian, sedangkan data sekunder adalah data berupa tambahan dalam penelitian. Data primer dalam penelitian pola hubungan kerja magang adalah informan atau subyek penelitian yaitu permgang dan pemagang. Permagang sebagai sumber belajar magang diperankan oleh pengusaha dan tenaga kerja terampil. Sedangkan pemagang sebagai tenaga kerja pemula yang sedang belajar untuk menjadi tenaga kerja teramppil dan mandiri. Data sekunder adanya Monografi Desa Jetiswetan, foto atau gambar hasil penelitian dan katalog jenis produk serta Alat Permainan Edukatif (APE).

Bahwa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber utama dalam pengumpulan data, sedangkan pengamatan dan dokumen merupakan data tambahan dan pendukung dalam

(4)

commit to user

penelitian pola hubungan kerja magang dalam industri kreatif Alat Permainan Edukatif (APE) Desa Jetiswetan Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.

D. Teknik Pengambilan Sampel/Sampling

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan criterion sampling. Criterion sampling (Slamet, 2008 : 68) digunakan untuk meninjau kembali dan mempelajari seluruh kasus yang telah memenuhi kriteria penting yang telah ditentukan. Informan yang ditunjuk adalah beberapa informan yang memenui kriteria sebagai permagang dan pemagang, dengan keterangan sebagai berikut:

1. Permagang (sumber belajar) yakni orang yang dimagangi / orang yang menyampaikan pengetahuan dan ketrampilan. Informan ini dilakukan oleh:

a. Pengusaha sebagai pemilik usaha dan yang memberi kesempatan untuk bekerja dan belajar sekaligus mentransfer pengetahuan dan ketrampilan. Berikut adalah informan sebagai permagang selaku pemiliki usaha, terdiri dari 5 orang yaitu: Ljr, Aj, Ys, Hrt dan Ash. 1) Aj, berusia 35 tahun, sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak

yang masih balita. Aj adalah pemilik UD Dadi Sempulur, awalnya seorang penjual keliling / sales mainan APE milik temannya. Setelah temannya pindah ke luar kota, akhirnya memutuskan untuk memproduksi APE dengan pertimbangan sudah memiliki pelanggan tetap baik di dalam kota maupun luar kota. Industri

(5)

kreatif APE yang dijalankannya sudah berjalan sekitar 5 tahun, dan sekarang kesuksesannya menjadi pengusaha pemula yang tidak kalah bersaing dengan pengusaha lama. Aj sekarang memperkerjakan sekitar 9 orang yang memproduksi di APE in-door dan out-in-door.

2) Ljr, berusia 40 tahun dan berasal dari Dukuh Dukuh Desa Jetiswetan. Pemilik UD Lancar dan memulai usahai ndustri Alat Permainan Edukatif (APE) sudah 6 tahun. Memiliki 9 tenaga kerja. Membangun usaha dari proses produksi sampai pemasaran.

3) Ys, berusia 29 tahun, sudah berkeluarga. Ys adalah anak pemilik dari UD Bangkit Jaya. Pada awalnya ikut membantu usaha yang dijalankan orang tua, memulai pengalamanan dari belajar menjual dan menawarkan APE hasil produksi keluarga di toko-toko mainan besar wilayah Yogyakarta dan Surakarta. Setelah menikah, memutuskan untuk membuka usaha sendiri baik dari produksi dan pemasaran dengan membuka cabang UD Bangkit Jaya 2 yang sudah berjalan selama 2 tahun dan memiliki 10 pekerja. Produk yang dibuat sendiri meliputi APE in-door dan APE out- door. 4) Hrt, laki-laki berusia 48 tahun. Pemilik UD Harta Jaya. Berasal

dari dukuh Kunden, Desa Jetiswetan. Hrt dapat dikatakan sebagai pemagang pertama dalam industri Alat Permainan Edukatif (APE) di Desa Jetiswetan. Hrt ini mengikuti proses perubahan dan ikut mengembangkan produk ini sampai dikenal ke Luar Jawa.

(6)

commit to user

Sampai sekarang usaha industri Alat Permainan Edukatif (APE) sudah berlangsung selama 17 tahun. Berawal dari magang untuk menjadi pekerja, kemudian merantau menjual produk ke Sumatera dan Kalimantan. Dan kembali ke desa Jetiswetan untuk mengembangkan produk Alat Permainan Edukatif (APE).

5) Ash, perempuan berusia 45 tahun. Pemilik UD Asih Jaya. Berasal dari Dukuh Kunden Desa Jetiswetan. Membangun usaha industri Alat Permainan Edukatif (APE) bersama suaminya sudah 13 tahun. Memiliki 17 tenaga kerja. Membangun usaha dari proses produksi sampai pemasaran.

Matriks 1

Karakteristik Informan Permagang (Pemilik Usaha) No Nama Jenis

Kelamin (L/P)

Umur (Tahun)

Asal Pekerjaan Tanggal wawancara

1. Ljr P 40 Kunden, Jetiswetan Pemilik Usaha Kamis, 7 Februari 2013 Pkl 11.00 WIB 2. Aj L 35 Petengan, Keden Pemilik Usaha Selasa, 29 Januari 2013 Pkl 08.00 WIB 3. Ys P 29 Nduri, Jetiswetan Pemilik Usaha Jumat, 22 Februari 2013 Pkl 13.00 WIB 4. Hrt L 48 Kunden, Jetiswetan Pemilik Usaha Selasa, 19 Februari 2013 Pkl 09.00 WIB 5. Ash L 45 Kunden, Jetiswetan Pemilik Usaha Rabu, 30 Januari 2013 Pkl 11.00 WIB

Sumber: Data Primer, diolah tanggal 26 Juni 2013

b. Pekerja terampil sebagai pekerja yang sudah memiliki pengetahuan dan ketrampilan lebih lama dari pekerja pemula / pemagang. Terdiri dari 4 orang, yaitu: Prn, Dng, Skr, dan Wdd.

(7)

1) Prn, berusia 40 tahun, sudah berkeluarga memiliki seorang anak yang masih SD dan pendidikan terakhir adalak SMK. Prn bekerja menjadi tukang corek (pekerja gambar) di UD Dedy Jaya sejak usaha dagang itu dirintis dan pernah bekerja di pertambangan, namun karena anak tunggal dan tidak diperbolehkan bekerja di tempat yang jauh akhirnya pulang ke rumah menjadi pekerja di industri APE. Istrinya juga menjadi pekerja bagian produksi di UD Dedy Jaya. Prn sudah memiliki ketrampilan menggambar sehingga selain sebagai pekerja harian di UD Dedy Jaya, juga sebagai tukang cat gambar dinding di PAUD dan sebagai guru gambar di PAUD yang mengajarnya seminggu sekali.

2) Dng, berusia 27 tahun, belum berkeluarga dan pendidikan terakhir adalah SMP. Dng ini bekerja di UD Dadi Sempulur selama 5 tahun dan memiliki keahlian di APE In-door di bagian produksi. Dng, bukan berasal dari Jetiswetan, tapi berasal dari desa tetangga yang tidak jauh dari Jetiswetan. Sudah terampil dalam membuat berbagai macam APE in-door.

3) Skr, berusia 38 tahun, sudah memiliki keluarga dan 2 anak. Skr ini bekerja di UD Dedy Jaya sudah 7 tahun. Skr sebagai pekerja terampil biasanya membagikan ilmunya kepada pemula yang sedang belajar di APE out-door.

4) Wdd, berusia 30 tahun, belum berkeluarga. Wdd bekerja di UD Teguh Karya sejak usaha dagang itu dirintis, dapat dikatakan sudah

(8)

commit to user

menjadi pekerja terampil di mainan APE in-door. Wdd adalah tetangga pemilik usaha dagang TK.

Matriks 2

Karakteristik Informan Permagang (Pekerja Terampil) No Nama Jenis

Kelamin (L/P)

Umur (Tahun)

Asal Pekerjaan Tanggal wawancara

1. Prn L 40 Kunden, Jetiswetan Pekerja Terampil Jumat, 8 Februari 2013 Pkl 13.00 WIB 2. Dng L 27 Ciro, Keden Pekerja Terampil Selasa, 29 Januari 2013 Pkl 10.00 WIB 3. Skr L 38 Kunden, Jetiswetan Pekerja Terampil Jumat, 15 Februari 2013 Pkl 13.00 WIB 4. Wdd L 30 Kunden, Jetiswetan Pekerja Terampil Sabtu, 30 Januari 2013 Pkl 09.00 WIB

Sumber: Data Primer, diolah tanggal 26 Juni 2013

2. Pemagang yakni tenaga kerja pemula yang sedang belajar ketrampilan dalam industri Alat Permainan Edukatif (APE) baik di bagian produksi ataupun pemasaran. Terdiri dari5 orang yaitu: Wwn, Nt, Gyh, Bd dan An.

a. Wwn, berusia 25 tahun, belum berkeluarga dan pendidikan terakhir SD. Bekerja sebagai pekerja pemula di UD TK baru selama 2 bulan, masih belajar tentang ketrampilan membuat Alat Permainan Edukatif (APE) in-door. Sebelumnya, bekerja sebagai buruh di Semarang dan kembali ke desa untuk mencari pekerjaan yang dekat dengan rumah. Wwn ini adalah warga asli Jetiswetan dan tetangga dekat pemilik UD Teguh Karya.

b. Nt, berusia 18 tahun, belum berkeluarga dan pendidikan terakhir SMK yang baru lulus. Bekerja sebagai pekerja pemula di UD Lancar selama 4 bulan. Memulai belajar di bagian pemasaran sebagai penjaga

(9)

commit to user

show room dan mempelajari ragam dari mainan Alat Permainan Edukatif (APE) in-door, terkadang juga membantu pekerjaan di bagian produksi. Mbak NT adalah sepupu dari pemilik UD Lancar. c. Gyh, berusia 17 tahun, masih duduk di bangku SMK kelas 2, sebagai

anak dari pemilik UD Asih Jaya. Untuk mengisi waktu bermain dan liburan digunakan sebaik mungkin membatu pekerjaan orang tuanya. Berawal dari membantu, mulai belajar mengenal industri Alat Permainan Edukatif (APE) baik di bagian industri maupun pemasaran, yang secara tidak langsung melalui proses magang dan orang tua sebagai sumber belajar.

d. Bd, berusia 30 tahun sudah berkeluarga memiliki seorang putra. Pendidikan terakhir STM. Mulai belajar Alat Permainan Edukatif (APE) out-door di UD Dedy Jaya, karena sudah mempunyai ketrampilan sedikit tentang las. Berasal dari Dukuh Kunden Desa Jetiswetan.

e. An, berusia 26 tahun. Belum berkeluarga dan pendidikan terakhir adalah SMK. Berasal dari Dukuh Kunden Desa Jetiswetan. Disini peran An sebagai pemagang belajar membuat Alat Permainan Edukatif (APE) in-door di UD Bangkit Jaya dan ikut membantu berjualan.

(10)

commit to user Matriks 3

Karakteristik Informan Pemagang No Nama Jenis

Kelamin (L/P)

Umur (Tahun)

Asal Pekerjaan Tanggal wawancara

1 Wwn L 25 Kunden,

Jetiswetan

Pemagang Selasa, 30 Januari 2013 Pkl 11.00 WIB

2 Nt P 18 Jembangan

, Jetiswetan

Pemagang Kamis, 7 Februari 2013 Pkl 09.00 WIB

3 Gyh L 17 Kunden,

Jetiswetan

Pemagang Selasa, 30 Januari 2013 Pkl 10.00 WIB

4 Bd L 30 Kunden,

Jetiswetan

Pemagang Selasa, 5 Maret 2013 Pkl 10.00 WIB

5 An P 26 Kunden,

Jetiswetan

Pemagang Selasa, 5 Maret 2013 Pkl 10.00 WIB Sumber: Data Primer, diolah tanggal 26 Juni 2013

Pengambilan sampel berkriteria dalam penelitian ini digunakan untuk mengambil informan yakni menentukan informan di industri kreatif Alat Permainan Edukatif (APE) yang dapat memberikan informasi tentang perkembangan industri Alat Permainan Edukatif (APE) di Desa Jetiswetan dan penyebaran pengetahuan dan ketrampilan melalui pola kerja magang sehingga industri ini menyebar sampai 3 dukuh yakni Kunden, Nduri dan Dukuh di Desa Jetiwetan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi (pengamatan) dan interview (wawancara). Adapun beberapa metode tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

(11)

1. Observasi (pengamatan)

Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi secara langsung. Moh. Nazir dalam bukunya Penelitian kualitatif (1988: 102) menerangkan bahwa pengumpulan data dengan observasi langsung atau pengamatan langsung adalah cara pegambilan data tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan pengamatan. Peneliti secara langsung mengamati bagaimana aktivitas dalam proses produksi di industri kreatif, serta untuk mengetahui siapa saja pelaku yang terlibat di dalamnya seperti pemilik usaha dan para pekerja.

2. Wawancara (interview)

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) (Nazir, 1988: 219). Melalui wawancara ini peneliti berusaha menggali data dari para permagang dan pemagang. Informan permagang didapatkan dari pengusaha yang menjadi pemilik rumah industri dan tenaga kerja terampil. Informan pemagang adalah para tenaga kerja pemula pada industri kreatif Alat Permainan Edukatif ( APE ) di Desa Jetiswetan Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.

(12)

commit to user

F. Validitas Data

Triangulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2011: 330). Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber yakni membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Moleong, 2011: 331).

Peneliti memeriksa keabsahan data dengan dengan cara mewawancarai dengan para pekerja yang melihat aktivitas hubungan antara pengusaha dan pemagang. Informasi yang dihasilkan dimungkinkan merupakan data yang sebenarnya, karena telah dikemukakan oleh lebih dari satu informan.

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini akan menggunakan alur analisis data model analisis interaktif. Dalam model analisis ini, peneliti mengumpulkan data di lapangan. Data tersebut ada yang langsung dapat disajikan dan diverifikasi, namun ada

(13)

commit to user

pula data yang masih perlu direduksi sebelum disajikan dan diverifikasi. Penarikan kesimpulan atau verifikasi, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses yang berlanjut, berulang, dan terus menerus hingga menjadi siklus. Seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (2007: 15-20), yaitu proses analisis yang dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Proses analisis data dalam penelitian ini dilaksanakan melalui 4 tahap, yaitu; tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap penyajian data, dan tahap penarikan kesimpulan. Keempat tahap analisis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Bagan 2

Analisis Data Model Interaktif

Teknik analisis data terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Pengumpulan data adalah data yang kita kumpulkan selama melakukan penelitian yang terdiri dari wawancara, observasi, dokumentasi, dan lain-lain. Pada tahap

Data Display Data Reduction Clonclusions: Drawing/veryfying Data Collection

(14)

commit to user

Observasi, kegiatan mengamati kegiatan yang dilakukan para pemilik usaha (permagang), tenaga terampil (permagang) dan tenaga pemula (pemagang) di lokasi industri Alat Permainan Edukatif (APE) Desa Jetiswetan. Langkah selanjutnya adalah dokumentasi, yang terdiri dari Monografi Desa, foto hasil penelitian, dan daftar harga dan jenis Alat Permainan Edukatif (APE). Data yang ada dikumpulkan dan dipilah yang sesuai dengan penelitian, kemudian direduksi. Pada hasil temuan pengumpulan data yang sesuai adalah yang dipakai untuk hasil penelitian dan ada juga data yang kita buang karena tidak sesuai. Selanjutnya dalam mereduksi data, maka yang harus digali adalah sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk dituangkan dalam hasil penelitian dan pembahasan. Setelah itu data-data yang penting juga dimasukkan dalam kutipan-kutipan wawancara yang sesuai dengan tema penelitian. Dalam mereduksi data juga ditemukan hal-hal yang baru, sehingga akan memperkaya data. Selain itu juga dibuat kategorisasi pola yang ditemukan dalam kerja magang pada hasil temuan yang diperoleh. Langkah selanjutnya adalah penyajian data dalam penulisan yang lebih lengkap yaitu semua data yang kita dapatkan disajikan dalam penyajian data.

Sajian data dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk tulisan atau uraian yang bersifat naratif disertai dengan bentuk tabel, gambar, dan matriks agar hasil penelitian dapat dengan mudah untuk dipahami. Pada tahap akhir dilakukannya proses verifikasi, yaitu kesimpulan tentang penelitian. Dari awal pengumpulan data, peneliti memahami dari berbagai hal yang

(15)

ditemuinya dengan melakukan pencatatan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat, dan berbagai preposisi untuk membuat kesimpulan akhir. Kesimpulan akhir tidak terjadi sampai waktu proses pengumpulan data berakhir. Kesimpulan diverifikasi agar bisa dipertanggungjawabkan. Untuk itu peneliti melakukan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali, melihat lagi catatan penelitian sehingga kesimpulan penelitian dapat dipercaya.

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan kurikulum subyek akademik dilakukan dengan cara menetapkan lebih dulu mata pelajaran/mata kuliah apa yang harus dipelajari peserta didik, yang

Hasil pengujian hipotesis kedua ini dapat menjadi pertimbangan bagi para investor dalam mengambil keputusan investasi atau para kreditur dalam mengambil keputusan kredit,

No Kursi

Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu telah dan sedang melakukan upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, antara lain membentuk badan promosi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka simpulan yang diperoleh sebagai berikut: 1) Fashion involvement memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

Selanjutnya jika nilai total akselerasi memenuhi dua kondisi yaitu kurang dari nilai threshold dan melebihi nilai threshold yang sudah di tentukan maka selanjutnya sistem

Bahwa dalam hal ini kurangnya fasilitas seperti kendaraan operasional yang dimilki dalam menunjang pelaksanaan pengawasan pemerintah terhadap usaha bidang perikanan

menggunakan penerapan algoritma ​ naïve bayes ​ untuk melakukan pengolahan ​ data ​ bencana gempa bumi di Kepulauan Maluku Pada BMKG, sehingga akan didapat hasil akurasi